Anda di halaman 1dari 19

PERAN BUMDES DESA PAGERWANGI KABUPATEN BANDUNG

BARAT DALAM OPTIMALISASI PENDAPATAN ASLI DESA

Untuk memenuhi tugas kelompok pada Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Aswin Palls S.Ap, M.Ap

Disusun Oleh :

Qomari Thariq – 192010137 (Ketua Kelompok)

Gilang Thaufik F. - 192010121

Fathul Lauhul Mahfudz - 192010133

Deva Wulan Ifada – 192010162

Anggie Nurfalah Diniyah - 192010126

Kelas E

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2022
Abstrak

Badan Usaha Milik Desa atau BUMDES merupakan usaha di bidang ekonomi

yang dimiliki oleh sebuah desa dan didirikan dengan maksud untuk dikelola oleh

desa, dijadikan usaha untuk menggali potensi serta kemampuan desa serta

masyarakat desa agar dapat digunakan untuk membantu kebutuhan dalam

mensejahterakan atau pendapatan masyarakat desa juga kepentingan umum.

BUMDES merupakan sebuah pilar dari kegiatan ekonomi yang dimiliki oleh Desa

dan memiliki fungsi sebagai lembaga sosial serta lembaga komersial. Di mana

dalam fungsi sosialnya BUMDES memberikan pelayanan sosial kepada

kepentingan masyarakat dan dalam fungsi komersialnya BUMDES bertujuan

untuk mencari keuntungan dari pelayanan atau penjualan barang dagangannya.

Karena pengelolaan BUMDES yang baik juga dapat mempengaruhi tatanan

perekonomian suatu desa dan kehidupan sosial masyarakatnya.

Adapun penelitian ini dimaksudkan untuk mendukung keberadaan Badan Usaha

Milik Desa guna mengembangkan potensi desa dan menggerakkan sumber

ekonomi desa serta menyeimbangkan kesejahteraan kehidupan masyarakat desa.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif

deskriptif dan metode studi kepustakaan atau studi literatur.

Kata Kunci : Badan Usaha Milik Desa, Potensi Desa, Pendapatan Desa

ii
Abstract

Village-Owned Enterprises or BUMDES are businesses in the economic field

owned by a village and established with the intention of being managed by the

village, used as an effort to explore the potential and capabilities of the village

and village communities so that they can be used to assist the needs of the welfare

or income of the village community as well as the interests of the village

community. general. BUMDES is a pillar of economic activity owned by the

Village and has a function as a social institution as well as a commercial

institution. Where in its social function BUMDES provides social services to the

interests of the community and in its commercial function BUMDES aims to seek

profit from the service or sale of its merchandise. Because good BUMDES

management can also affect the economic order of a village and the social life of

its people. This research is intended to support the existence of Village-Owned

Enterprises in order to develop village potential and mobilize village economic

resources and balance the welfare of village community life. The analytical

method used in this research is descriptive qualitative method and literature study

method or literature study.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Ke hadirat Allah SWT atas berkat

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan penelitian ini dapat

diselesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima

kasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan

laporan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tentu saja masih

jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun

terhadap penyusunan laporan ini sangat penulis harapkan.

Penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman baik bagi diri penulis maupun pembaca. Bahkan

peneliti pun berharap agar laporan ini dapat memberikan kontribusi khususnya

bagi Desa Pagerwangi Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat.

Bandung, 12 April 2022

Penulis (Kelompok 2)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5

2.1.1 Peran................................................................................................. 5

2.1.2 Pendapatan Asli Daerah ................................................................. 6

2.2. Middle Theory .......................................................................................... 7

2.2.1 Optimalisasi ..................................................................................... 7

2.2.2 PAD Desa ......................................................................................... 8

2.2.3 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ............................................. 9

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................... 10

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Usaha Milik Desa atau BUMDES merupakan usaha di bidang

ekonomi yang dimiliki oleh sebuah desa dan didirikan dengan maksud untuk

dikelola oleh desa, dijadikan usaha untuk menggali potensi serta kemampuan

desa beserta masyarakat desa agar dapat digunakan untuk membantu

kebutuhan dalam menyejahterakan atau pendapatan masyarakat desa juga

kepentingan umum. Dapat dikutip dalam Undang-Undang Desa Nomor 6

tahun 2014 yang menjelaskan bahwa Badan Usaha Milik Desa atau

BUMDES merupakan badan usaha yang sebagian besar permodalannya

berasal dari dan dimiliki serta pemanfaatan sepenuhnya untuk kepentingan

masyarakat umum mulai dari tata kelola aset yang dimiliki, pelayanan, serta

usaha lainnya.

Badan Usaha Milik Desa dibentuk dengan tujuan untuk membuat sebuah

desa mandiri dan mampu untuk mengelola otonomi daerahnya. Pendirian

Badan Usaha Milik Desa juga difungsikan sebagai sarana pemberdayaan

masyarakat desa untuk dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki desanya

sehingga dapat membantu mendorong kenaikan pendapatan desa serta

pembangunan desa tertinggal. Dalam Buku Panduan Pendirian Dan

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (2007) menjelaskan bahwa BUMDES

1
merupakan sebuah pilar dari kegiatan ekonomi yang dimiliki oleh Desa dan

memiliki fungsi sebagai lembaga sosial serta lembaga komersial. Di mana

dalam fungsi sosialnya BUMDES memberikan pelayanan sosial kepada

kepentingan masyarakat dan dalam fungsi komersialnya BUMDES bertujuan

untuk mencari keuntungan dari pelayanan atau penjualan barang

dagangannya.

Kementerian Desa dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan

Pembubaran Badan Usaha Milik Desa menjelaskan bahwa Badan Usaha

Milik Desa atau BUMDesa adalah badan usaha yang modalnya merupakan

kepemilikan dari Desa melalui penyertaan secara langsung dari kekayaan Desa

yang dipisahkan dalam pengelolaan aset, jasa pelayanan dan usaha lainnya

untuk digunakan semaksimal mungkin demi kepentingan dan kesejahteraan

masyarakat desa. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang didirikan dengan

tujuan digunakan sebagai salah satu lembaga perekonomian yang berada

dalam wilayah Desa dibangun atas inisiatif masyarakat dan didukung oleh

pemerintah dalam hal ini Kementerian Desa dengan memberikan penyertaan

modal untuk mengelola BUMDES diharapkan dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat Desa dengan sebaik-baiknya. Karena pengelolaan BUMDES yang

baik juga dapat mempengaruhi tatanan perekonomian suatu desa dan

kehidupan sosial masyarakatnya.

2
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendukung keberadaan Badan Usaha

Milik Desa guna mengembangkan potensi desa dan menggerakkan sumber

ekonomi desa serta menyeimbangkan kesejahteraan kehidupan masyarakat

desa. Penelitian ini juga dilakukan untuk dapat mengetahui bagaimana proses

pengelolaan yang ada pada BUMDES dan diharapkan dapat berguna untuk

memberikan tambahan informasi mengenai pengaruh pendirian BUMDES.

Serta memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan ataupun sebagai

bentuk pengawasan, pengendalian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Pagerwangi di

dalam memberikan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana peran Pendapatan Asli Daerah Desa (Pades) Desa Pagerwangi

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bandung melalui

optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Pagerwangi?

3. Bagaimana peran pendapatan asli daerah desa Kabupaten Bandung melalui

optimalisasi badan usaha milik desa di Desa Pagerwangi?

3
1.3 Tujuan Penelitian

1. Bertujuan untuk mengetahui peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)

Desa Pagerwangi di dalam memberikan kontribusinya terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bandung.

2. Bertujuan untuk mengetahui peran Pendapatan Asli Daerah Desa (Pades)

Desa Pagerwangi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten

Bandung melalui optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa

Pagerwangi.

3. Bertujuan untuk mengetahui peran pendapatan asli daerah desa Kabupaten

Bandung melalui optimalisasi badan usaha milik desa di Desa

Pagerwangi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Grand Theory

2.1.1 Peran

Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Ketika

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka orang tersebut telah menjalankan suatu peranan.

Peranan dan kedudukan saling tergantung satu sama lain. Tidak ada

peranan tanpa kedudukan, demikian pula tidak ada kedudukan tanpa

peranan. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan sesuai dengan

pola pergaulan hidupnya. Hal ini berarti bahwa peranan menentukan apa

yang diperbuatnya bagi masyarakat dan serta kesempatan apa yang

diberikan oleh masyarakat kepadanya. Peranan menjadi sangat penting

karena mengatur perilaku seseorang. Peranan dapat membuat seseorang

menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang

dikelompoknya.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dipahami bahwa peran

adalah suatu sikap seseorang yang di dalamnya terdapat status atau

kedudukan yang dimiliki baik dalam masyarakat maupun dalam

lingkungan kerja, sehingga peran selalu berhubungan dengan harapan-

harapan baik individu ataupun kelompok.

5
2.1.2 Pendapatan Asli Daerah

Menurut Carunia (2017:119) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

merupakan penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam

wilayahnya sendiri, semakin tinggi peranan PAD dalam struktur keuangan

daerah, maka semakin tinggi pula kemampuan keuangan yang dimiliki

oleh daerah untuk melaksanakan kegiatan pembangunan daerahnya.

Adapun definisi menurut Halim (2007:96) mengenai pendapatan asli

daerah yaitu semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi

asli daerah. Pendapatan asli daerah yang bersumber dari hasil pajak

daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan pendapatan lain asli daerah yang sah.

Pendapatan asli daerah (PAD) tersebut bersumber dari hasil pajak

daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan

untuk memberikan kelulusan pada daerahnya dalam menggali pendanaan

dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi

(Rudy Badrudin, 2011:99). Menurut Carunia (2017:2) pendapatan asli

daerah dikatakan baik untuk memenuhi pembiayaan pembangunan

daerahnya apabila pencapaian persentasenya melebihi 70% dari total

penerimaan PAD.

6
Adapun sumber pendapatan asli daerah terdiri dari:

1. Pajak daerah

Ditinjau dari segi lembaga pemungut pajak dalam Undang-

Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah dalam Pasal 1 menerangkan bahwa pajak

daerah terdiri dari:

a. Pajak hotel

b. Pajak restoran dari rumah makan

c. Pajak hiburan

d. Pajak reklame

e. Pajak penerangan jalan

f. Pajak pengambilan bahan galian golongan c

g. Pajak pemanfaatan air bawah tanah

2.2. Middle Theory

2.2.1 Optimalisasi

Optimalisasi ialah suatu tindakan meningkatkan atau

mengoptimalkan di mana hal tersebut diperlukan intensifikasi dan

ekstensifikasi subjek dan objek pendapatan. Menurut Depdikbud

(1995:628) optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik,

tertinggi, sedangkan optimalisasi yaitu suatu proses meninggikan atau

meningkatkan ketercapaian dari tujuan yang diharapkan sesuai dengan

7
kriteria yang telah ditetapkan untuk menemukan solusi terbaik dari

sekumpulan alternatif solusi yang ada.

Adapun definisi optimalisasi dalam Kamus Oxford (2008:358)

”Optimization is the process of finding the best solution to some problem

where ‘best’ accords to prestated criteria”. Artinya adalah optimalisasi

adalah sebuah proses, cara dan perbuatan dalam menemukan solusi terbaik

terhadap beberapa masalah, di mana yang terbaik sesuai dengan kriteria

tertentu.

2.2.2 PAD Desa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia revitalisasi merupakan

suatu proses atau cara atau perbuatan yang dilakukan untuk menghidupkan

kembali suatu hal yang sebelumnya belum terperdaya atau digunakan

dengan baik. Maka, dapat diartikan bahwa revitalisasi merupakan hal yang

sangat penting dan sangat diperlukan sebagai suatu cara untuk membuat

suatu hal menjadi lebih terperdaya. Adapun yang tertera pada Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2010 Tentang Pedoman

Revitalisasi Kawasan Pasal 1 Ayat 1 bahwa revitalisasi yaitu upaya

untuk meningkatkan nilai lahan/kawasan melalui pembangunan kembali

dalam suatu kawasan yang dapat meningkatkan fungsi kawasan

sebelumnya.

8
2.2.3 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes

adalah suatu lembaga/badan perekonomian desa yang berbadan hukum

dibentuk dan dimiliki oleh Pemerintah Desa, dikelola secara ekonomis

mandiri dan profesional dengan modal seluruhnya atau sebagian besar

merupakan kekayaan desa yang dipisahkan. Pada akhirnya BUMDes

dibentuk dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk memperkuat

Pendapatan Asli Desa (PADes), memajukan perekonomian desa, serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Tujuan BUMDes yaitu mengoptimalkan pengelolaan aset-aset desa

yang ada, memajukan perekonomian desa, serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa. Sifat usaha BUMDes adalah berorientasi

pada keuntungan. Sifat pengelolaan usahanya adalah keterbukaan,

kejujuran, partisipatif dan berkeadilan. Dan fungsi BUMDes adalah:

sebagai motor penggerak perekonomian desa, sebagai lembaga usaha yang

menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes), serta sebagai sarana untuk

mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

9
2.3 Kerangka Berpikir

Dalam melakukan revitalisasi pariwisata di suatu daerah khususnya

untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah tentunya harus

memperhatikan variabel sosio-ekonomi yang akan mempengaruhi

permintaan dari pariwisata tersebut. Menurut Miller dan Morrison (1985)

variabel tersebut dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu sebagai

berikut:

a. Usia

Adapun hubungannya dengan usia dikarenakan besarnya waktu luang

dan aktivitas yang berhubungan dengan tingkat umur tersebut.

Terdapat juga beberapa perbedaan pola konsumsi antara kelompok

usia yang lebih tua dengan kelompok usia yang lebih muda.

b. Pendapatan

Pendapatan merupakan faktor yang paling penting di dalam

membentuk permintaan untuk mengadakan suatu kepariwisataan atau

sebuah perjalanan wisata. Bukan hanya perjalanan itu saja yang

memakan biaya, melainkan wisatawan pun harus mengeluarkan uang

untuk jasa pelayanan yang ia peroleh dari tujuan wisata dan segala

aktivitas yang ia lakukan selama perjalanan wisata berlangsung.

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan pun tentunya termasuk, dikarenakan tiap tingkat

akan memiliki intensitas waktu yang berbeda. Hal tersebut akan

mempengaruhi tipe dari waktu yang luang untuk digunakan dalam

10
perjalanan yang dipilih. Selain itu, pendidikan pun merupakan suatu

motivasi untuk melakukan perjalanan wisata. Dapat ditarik kesimpulan

bahwa tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap pandangan

seseorang.

Maka, dengan memperhatikan variabel tersebut diharapkan dapat

membantu dalam mengoptimalkan pendapatan asli daerah khususnya

Kabupaten Pangandaran.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan sebuah proses kegiatan dalam penyelidikan yang

sistematis dan metodis atas suatu masalah dalam menemukan informasi yang

akurat untuk mengungkap kebenaran serta memecahkan atas permasalahan

tersebut dan guna untuk menambah ilmu pengetahuan. Dalam melakukan

penelitian tentunya harus menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan

tujuan dari suatu penelitian. Metode penelitian dalam hal ini berfungsi untuk

menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Dalam dunia Pendidikan pendekatan penelitian yang terkenal terbagi

menjadi dua pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dalam menjawab dan

mencari pemecahan permasalahan yang akan peneliti angkat, peneliti akan

menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan studi literatur di mana

dalam penelitian ini lebih menekankan pada makna dan proses daripada hasil

suatu aktivitas.

Metode kualitatif deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menyelidiki, menemukan, mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih

memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain

itu, penelitian dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif tidak

memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang

diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Proses

12
penelitian kualitatif ini meliputi upaya yang sangat penting seperti menganalisis

data secara induktif mulai dari tema-tema khusus ke tema-tema umum serta

menafsirkan makna dari kata yang telah diperoleh.

Di samping itu, dalam penelitian ini pun menggunakan metode studi

literatur atau studi kepustakaan (Library Research) yaitu merupakan langkah

yang penting di mana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian,

langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang

berkaitan dengan topik penelitian. Studi kepustakaan itu sendiri menurut Nazir

(2013:93) teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap

buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada

hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Teknik ini digunakan untuk

memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang dilakukan dengan cara

mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang akan digunakan

sebagai landasan perbandingan antara teori dengan praktiknya di lapangan. Data

sekunder melalui metode ini diperoleh dengan cara browsing di internet, membaca

berbagai literature, hasil kajian dari peneliti yang terdahulu, catatan perkuliahan

maupun sumber-sumber lain yang relevan.

Dengan keadaan dan situasi pandemi yang sedang terjadi saat ini membuat

peneliti tidak dapat melakukan penelitian secara langsung ke daerah yang menjadi

lokus penelitian. Oleh karena itu, peneliti memilih metode studi kepustakaan atau

studi literatur dalam melakukan penelitian mengenai Peran Pendapatan Asli

13
Daerah Kabupaten Bandung Barat Melalui Optimalisasi Badan Usaha Milik Desa

Di Desa Pagerwangi.

14

Anda mungkin juga menyukai