Anda di halaman 1dari 14

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

DALAM PENGELOLAAN DANA DESA DI DESA GIRIMUKTI


KECAMATAN CILOGRANG KABUPATEN LEBAK

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas semester V (Lima) program studi


Administrasi Publik mata kuliah Metode Penelitian Sosial
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi

NAMA ADE RISWARA


NIM. 6320119103

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


STISIP WIDYAPURI MANDIRI SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya


penulis dapat menyelesaikan dan dapat menyusun Proposal Penelitian tentang
“Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pengelolaan Dana Desa

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada


semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan Proposal
Penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh


karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun yang dtunjukan
demi kesempurnan Proposal penelitian ini. semoga Proposal penelitian ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 2
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
1.3.2 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................... 4
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................. 4
2.1. Kajian Pustaka ....................................................................................... 4
2.1.1. Pengertian Badan Permusyawaratan Desa .................................. 4
2.1.2. Pengertian Pengelolaan Dana Desa ............................................... 5
BAB III ................................................................................................................... 7
METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 7
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................................... 7
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 7
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................. 7
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................. 8
3.3 Sasaran Penelitian .................................................................................. 8
3.4 Tekhnik Pengumpulan Data .................................................................. 8
3.5 Metode Analisis Data ............................................................................. 9
3.5.1 Analisa Data..................................................................................... 9
3.5.2 Validalitas Data ............................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Pemerintahan Desa terdapat suatu lembaga yang dianggap sebagai


wakil masyarakat atau yang mewakili masyarakat dan pengangkatannya dengan
system pemilihan yang dilakukan oleh seluruh masyarakat desa, lembaga tersebut
adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kemudian keberadaan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) di desa akan membantu kegiatan pemerintahan
desa terutama dalam melakukan dan menjalankan pembangunan desa.

Pengelolaan dana desa diperlukan mekanisme kontrol dari masyarakat


agar dapat dipergunakan tepat sasaran yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Pemerintah desa dalam hal pengelolaan dana desa ini dituntut untuk
akuntabel dan transparan agar dana tidak diselewengkan. Badan Permusyawaratan
Desa seharusnya bisa menjalankan perannya secara sungguh-sungguh khususnya
dalam pengelolaan dana desa. Badan Permusyawaratan Desa tidak perlu ragu
dalam menjalankan fungsi pengawasan karena sudah ada Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah yang menjadi payung hukum yang jelas. Harus ada check
and balance dalam hal ini agar dapat meminimalisir penyalahgunaan dana desa.
Kesesuian Badan Permusyawaratan Desa dalam pengelolaan dana desa sangat
penting karena akan mempengaruhi terlaksanannya pemerintahan daerah
khususnya desa. Peran Badan Permusyawaratan Desa harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Kenyataanya masih ada Badan Permusyawaratan Desa
yang menyimpang terhadap peraturan yang sudah berlaku.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis sebagai salah satu mahasiswa


Program Studi Adminstrasi Publik tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
“Peran Badan Permusyawaratan Desa dalam Pengelolaan Dana Desa”, karena hal
tersebut erat sekali hubungannya dengan Program Studi Administrasi Publik.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka, dapat dirumuskan permasalahan


dalam penelitian ini, antara lain:

1. Bagaimana peran Badan Permusyawaratan Desa dalam pengelolaan dana


desa di Desa Girimukti Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak?
2. Apa kendala yang dihadapi Badan Permusyawaratan Desa dalam
pengelolaan dana desa di Desa Girimukti Kecamatan Cilograng Kabupaten
Lebak?
3. Bagaimana solusi mengatasi kendala Badan Permusyawaratan Desa dalam
pengelolaan dana desa di Desa Girimukti Kecamatan Cilograng Kabupaten
Lebak?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan


yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menggambarkan peran Badan Permusyawaratan Desa dalam
pengelolaan dana desa di Desa Girimukti Kecamatan Cilograng Kabupaten
Lebak.
2. Untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi Badan Permusyawaratan
Desa dalam pengelolaan dana desa di Desa Girimukti Kecamatan
Cilograng Kabupaten Lebak.
3. Untuk mendeskripsikan solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi
Badan Permusyawaratan Desa dalam pengelolaan dana desa di Desa
Girimukti Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak.
3

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi tentang
pengembangan konsep mengenai Badan Permusyawaratan Desa
dalam pelaksanaan pemerintahan desa, khususnya mengenai
pengelolaan dana desa.
b. Hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai sumber untuk kegiatan
penelitian selanjutnya yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat agar mengetahui peran BPD
khususnya dalam pengelolaan dana desa.
b. Bagi pemerintah Desa, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi informasi tentang BPD dalam pengelolaan dana desa.
c. Bagi BPD, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
untuk meningkatkan kinerja sebagai lembaga perwakilan
masyarakat dalam pemerintahan desa.
d. Bagi peneliti, hasil ini dapat digunakan sebagai pengetahuan baru
mengenai Pemerintahan Desa sekaligus sebagai sumber dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Pengertian Badan Permusyawaratan Desa

Menurut Wardoyo (2010) mendefinisikan BPD sebagai perwakilan


warga masyarakat yang ada di desa yang berfungsi mengayomi adat
istiadat, membuat peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Pemerintahan Desa. Sementara itu Saputra (2014) menyatakan bahwa
Badan Permusawaratan Desa (BPD) merupakan suatu badan atau mitra
kerja dari kepala desa dalam proses urusan penyelenggaraan pemerintah
desa. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD
adalah badan Permusyawaratan yang terdiri atas pemuka-pemuka
masyarakat di Desa yang berfungsi membuat peraturan desa, menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa, serta melakukan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Widjaya, 1993 dalam
Assegaf, 2017).

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga yang


melaksankan fungsi pemerintahan desa yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis. Dalam sistem pemerintahan desa,
pemerintahan desa akan berjalan efektif apabila unsur-unsur atau
lembaga-lembaga penyelanggara pemerintahan desa dapat berjalan
dengan baik.

Dalam Undang-undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang desa


disebutkan bahwa: “Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahanyang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

4
5

Dalam upaya mewujudkan pelaksanaan demokrasi dalam


penyelenggaraan pemerintahan desa agar mampu menggerakkan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan
penyelenggaraan administrasi Desa, maka setiap keputusan yang diambil
harus berdasarkan atas musyawarah untuk mencapai mufakat. BPD
sebagai Badan Permusyawaratan merupakan wahana untuk melaksanakan
demokrasi berdasarkan Pancasila. BPD berkedudukan sejajar dan menjadi
mitra dari Pemerintah Desa.

2.1.2. Pengertian Pengelolaan Dana Desa

Mengatur dana desa adalah serangkaian aktivitas yang terdiri dari


perencanaan, implementasi dan evaluasi serta tanggung jawab atas
aktivitas yang telah dilakukan maka dalam mengatur dana desa harus
berdasarkan prinsip terbuka, tanggung jawab dan partisipasi serta
dikerjakan secara teratur dan patuh untuk mendorong terciptanya good
governance dalam pelaksanaan pemerintahan di masyarakat desa
(Permendagri No.113 Tahun 2014). Sementara itu Lili (2018) menyatakan
Alokasi dana desa yang dikenal dengan ADD adalah dana yang
dialokasikan oleh pemerintah kabupaten untuk desa yang bersumber dari
APBN (dana perimbangan) yang diterima oleh kabupaten setelah
dikurangi belanja pegawai.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui jika pengelolaan


dana desa adalah kegiatan yang meliputi proses penyelenggaraan anggaran
yang berasal dari APBN yang akan disalurkan ke setiap desa yang
selanjutnya akan diawasi dan dipertanggungjawabkan penggunaannya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2016 tentang desa,


desa diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kewenangannya sesuai dengan kebutuhan. Hal itu berarti dana desa akan
digunakan untuk mendanai keseluruhan kewenangan desa sesuai dengan
6

kebutuhan dan prioritas dana desa tersebut. Dana desa merupakan dana
yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang
diperuntukkan bagi desa yang di transfer melalui anggaran pendapatan
dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah
menganggarkan dana desa secara nasional dalam APBN setiap tahunnya
yang bersumber dari belanja pemerintah dengan mengefektifkan program
yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
manusia. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007: 3) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Pendekatan kualitatif ini menghasilkan suatu uraian yang mendalam
tentang ucapan. tulisan dan atau perilaku yang sedang diamati dari suatu individu,
kelompok, masyarakat, dan atau sebuah organisasi tertentu dalam kehidupan
sehari-hari yang dikaji dari sudut pandang yang utuh dan komprehensif.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Whitney


dalam Moleong (2010 : 11) berpendapat bahwa metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam
amsyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubunganhubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang
sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian terkait dengan Peran BPD dalam pengelolaan dana desa


ini nantinya akan dilaksanakan di kantor Desa Girimukti Kecamatan
Cilograng Kabupaten Lebak.

7
8

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai sejak penyusunan proposal penelitian,


perbaikan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian sampai dengan
penyusunan laporan penelitian.

3.3 Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah :

a. Ketua BPD
b. Anggota BPD
c. Staff Desa

3.4 Tekhnik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunkan beberapa cara dalam mengumpulkan data

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini berupa interview terhadap
responden. Wawancara ini dilakukan untuk mencari data-data yang ada
didalam lapangan, mengenai Peran Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) dalam Pengelolaan Dana Desa.
b. Dokumentasi
Adapun data yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi
berupa arsip-arsip atau dokumen-dokumen tentang data lengkap Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), dan Peraturan Tata-Tertib Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) serta data lainnya. Data-data ini akan
membantu penulis dalam melakukan analisis data dan penarikan
kesimpulan.
9

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisa Data

Analisis data adalah proses perorganisasian dan mengurutkan data


kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong,
2002: 103). Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang didasarkan data
deskriptif dari status, keadaan, sikap, hubungan atau sistem pemikiran
suatu masalah yang menjadi objek penelitian. Setelah mendapatkan data
data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya
adalah mengolah data yang terkumpul dengan menganalisis data,
mendeskripsikan data, serta mengambil kesimpulan. Untuk menganalisis
data ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, karena data-data
yang diperoleh merupakan kumpulan keterangan-keterangan.
b. Reduksi Data
Data yang diperoleh di lapangan ditulis dalam bentuk laporan atau
uraian rinci, kemudian disederhanakan dan difokuskan pada hal yang
dan dilakukan kategorisasi yang sesuai dengan fokus penelitian. Di
lapangan, data yang didapat sangat banyak sehingga perlu diteliti dan
dirinci sesuai dengan tema penelitian.
Dalam mereduksi data, peneliti melakukan seleksi, membuat
ringkasan atau uraian singkat, menggolong-golongkan data untuk
membentuk transkip penelitian, untuk membuat fokus dan kemudian
membuang data yang tidak diperlukan. Reduksi data berlangsung
terusmenerus selama penelitian kualitatif berlangsung dan merupakan
bagian dari analisis.
10

c. Kesimpulan dan Verifikasi


Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami
makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab-akibat atau
proposisi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara
melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan
agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat. Hal tersebut dilakukan
agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki
validitas sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi kokoh.

3.5.2 Validalitas Data

Validitas data merupakan faktor yang penting dalam penelitian


kualitatif. Cara yang digunakan untuk menguji validitas data adalahTeknik
triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Untuk
menguji validitas data dalam penelitian ini adalah digunakan teknik
triangulasi sumber, Menurut Patton (Moleong, 1990 : 178) model ini dapat
ditempuh dengan cara sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara;


b. Membandingkan apa yang dilakukan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi;
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang yang memiliki latar belakang yang
berlainan;
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berlainan dengan penelitian.
Melalui teknik ini diharapkan validitas data akan lebih terjamin,
adapun tahap yang digunakan dalam penelitian ini hanya berkisar pada
11

tahap “a’’, yaitu (membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil


wawancara) dan tahap “e’’, yaitu (membandingkan hasil wawancara
dengan dokumen yang berkaitan dengan penelitian). Hal ini dilakukan
mengingat keterbatasan waktu, dan tenaga sehingga tidak semua tahapan
dapat dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai