SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Stara Satu (S1)
pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UniversitasMuhammadiyah Maluku utara
Oleh:
MUDAFAR UMASUGI
NPM :12105 65201 12085
1
2
3
4
ABSTRAK
Saran peneliti, Diharapkan bahwa kepala desa dan ketua bpd untuk
memberikan informasih atas segala bentuk dokumen dana desa (DD) kepada
masyarakat, sehingga akan menimalkan tidak terjadinya kecurangan dalam
penggelolaan dana desa (DD).
5
DAFTTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................i
KATATA PENGANTAR………………………………………………...….……ii
ABSTRAK……………………………………………………………..….….......iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………..1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….4
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian………………………………………………4
1.3.1 Tujuan Penelitian...……………………………………………………...4
1.3.2 Manfaat Penelitian…………………………………...…….…………....5
a. Manfaat Teoritis……………………………………………………....5
b. Manfaat Praktis……………………………………………………….5
1.4. Definisi Konsepsional………………………………………….......,………...5
1.5. Metode Penelitian…………………………………………….……….....6
1.6. Sumber Data…………………………………………………….….….....6
1.7. Tehknik Pengumpulan Data……………………………………..……….7
1. Observasi………………………………………………………….......7
2. Wawancara………………………………………………….………...7
3. Dokumentasi………………………………………………………….8
1.8. Tehknik Analisis Data…………………………………………….……..8
BAB II .TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengawasan…………………………………………….........………10
2.2 Pengawasan BPD…………………………………………………….…12
2.3 Dana Desa (DD)………………………………….................…………..14
2.4 Penggunaan Dana Desa………………………………..............………..15
BAB III.GAMBARAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 .Sejarah desa kawata………………………………..……….…………..21
3.2. Pemberdayaan Masyarakat ………………………….…….….………..25
6
masyarakat desa…………………………………....…………………….26
a. Perencanaan DD……...………………………..….……………......26
b. Penganggaran DD……………………………….…….………...…27
c. Mekanisme pencairan dan penya-luran DD….…....….…...….….....28
3.4. Susunan Organisasi Pemerintah Desa…………………..……...……....…......29
BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam
Pengawasan Program Dana Desa……………………..............……....30
4.2. Sumber-Sumber Penggunaan DD……………………....………..…….42
4.3. Pengawasan DD………………………………………....……..…….....51
4.4. Pertanggungjawaban DD……………………………....……..………...46
4.5. Masalah Yang Dihadapi...........................................................................66
4.6. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Desa Kawata.......................67
7
BAB I
PENDAHULUAN
sudah menjadi kebutuhan yang wajib dipenuhi, maka partispasi semua pihak
yang sangat mendesak, khususnya pada masa reformasi saat ini. arah pendekatan
kebijakan pusat dan sebagai pelaksana program pemerintah. Hal ini ditandai oleh
pemerintah desa yang berwibawah, bersih, teratur dan tertib dalam menjalankan
fungsi dan tugas yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. tuntutan dari
masyarakat itu timbul karena ada sebabnya, yaitu ada kegiatan-kegiatan yang
tidak terpuji dilakukan oleh pemerintah umunya dan aparat pemerintahan desa
dilakukan oleh badan yang ada dalam tubuh pemerintahan desa itu
disebabkan oleh tingkat kesedaran para pegai akan tugasnya belum maksimal
1
sehingga pegawai cenderung lebih mengurus kepentingan pribadi atau
kepentingan golonganya.
yang efektif baik secara lansung maupun tidak lansung akan mengakibatkan
desa kawata, dimana salah satu misi yang ingin di capai adalah mencegah
butir tersebut diatas. Kebijakan DD merupakan salah satu wujud otonomi desa
tersebut di atas agar dalam pelaksanaannya dapat sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan maka
2
diperlukan kepatuhan, pengawasan dan partispasi, Indonesia merupakan Negara
yang memiliki wilayah yang sangat luas yang terdiri dari beberapa provinsi, di
atau kota yang juga terbagi menjadi kecamatan, di mana kecamatan ini dibagi lagi
menjadi wilayah yang lebih kecil yaitu kelurahan dan desa. Untuk meningkatkan
dapat secara mandiri bekerjasama untuk membangun dan memajukan desa tempat
alokasikan oleh pemerintah terhadap desa yaitu (DD) dana desa selama anggarang
yang di alokasikan lewat ( BPD) badan permusyawatan desa, tersebut tidak ada
dana yang di alokasikan oleh pemrintah itu berapa yang masuk di kas desa dan
yang di keluarkan berapa, masyarakatpun tidak tahu hal tersebut, karena, Kades
dan pemerintah desa lainya pertemuan secara diam saja, sehinga terjadi
kecemburuan social antara pemerintah desa dan masyarak desa. di desa kawata
kecamatan mangole utara timur kabupaten kepulauan sula. Salah satu program
yang dibuat oleh pemerintah adalah dana desa (DD) yaitu merupakan dana yang
bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima yang diterima
3
pembagunan dalam skala desa. Lacarnya pelaksanaan program tersebut tidak
pelaksanaan program tersebut berjalan sesuai dengan apa yang sudah disusun dan
desa(BPD).
program dana desa (DD) di desa kawata kecamatan mangoli utara timur
4
1.3.2. Manfaat Penilitian
Manfaat dalam penilitian ini terdiri dari manfaat praktis dan manfaat
teoritis.
a. Manfaat Teoritis
pengatahuan bagi penulis dan diharapkan jadi acuan referensi bagi peneliti yang
b. Manfaat Praktis
bagi BPD dalam pengawasan program dana desa DD di desa kawata kecamatan
Dana Desa (DD) dengan rencana yang diawasi oleh Badan Permusyawaratan
Kepulauan Sula.
5
2. Penggelola Dana Desa (DD) merupakan proses pengamatan dari
rinci hal-hal yang yang berkaitan dengan pengawasan langsung dan tidak
langsung dalam pelaksanaan program dana desa (DD) di desa kawata kecamatan
Sumber data dalam penelitian ini dapat berupa benda, hal atau orang dapat
diamati dan memberikan data maupun informasi yang sesuai dengan fokus
Accidental Sampling serta data yang dibutuhkan pada saat penelitian lapangan
6
1. Pjs Kades, Kawata A/n Sahrul Umasugi S.pd
-Jalaludin Makasar
-Ruslin Umasugi
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif
dengan mengunakan analisis data model. Sebagaimana yang dikutip oleh Matthew
B.Miles dan A.Micheal Huberman (2007:16) yang terdiri atas empat komponen
yaitu:
1. Observasi
pencatatan bahan atau data yang diperoleh langsung melalui pemantauan di lokasi
peninlitian.
2.Wawancara
mengatahui pula apa maksud wawancara itu. Pendapat responden dalam penilitian
7
ini mencakup pendapat dari pihak BPD, maupun dari pihak lain untuk mengecek
3. Dokumentasi
terutama berupa arsip-arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat teori. Dalil
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif
B. Miles dan A.Micheal Huberman (2007:16) yang terdiri atas empat komponen
yaitu:
dalam suatu penelitian. Data itu bisa dalam bentuk apa saja misalnya: gambar,
yang telah dikupulkan dari penelitian sebelum kedalam catatan yang lebih baik
dan rinci yang telah disortir atauu diperiksa. Tahap ini merupakan tahap analisis
8
data yang mempertajam atau memusatkan, membuat dan sekaligus dapat
dibuktikan.
tindakan. Pengambilan data ini membantu untuk memahami peristiwa yang terjadi
dan mengarah pada analisa dan tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.Hal
penelusuran atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang direncanakan. Manejemen itu sendiri
dari manejen yang lebih dikenal dengan akronim POAC, terdiri atas : perencanaan
hanya terpaku pada apa yang direncanakan, tetapi mencakup dan melingkupi
tujuan organisasi. Hal tersebut akan mempengaruhi sikap, cara, system, dan ruang
tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahan atau kantor
teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin
agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar
10
dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah
kualitas, atau leval produksi; pemeriksaan untuk mengkaji prestasi kerja actual
yang diperlukan. Berdasarkan penjelasan parah ahli diatas, maka dapat diambil
Pengawasan yang efektif. Membantu usaha dalam mengatur pekerjaan agar dapat
proses manejen. Funsi ini terdiri dari tugas-tugas monitor dan mengevaluasi
akivitas perusahan agar target perusahan tercapai. Dengan kata lain fungsi
telah tercapai.
11
2.2. Pengawasan (BPD)
bagiseluruh lapisan masyarakat desa dimana dapat diterima semua pihak, semua
dimana tugas dan tanggung jawab Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yaitu
mencegah terjadinya tumpang tindih kegiatan pelaksanaan Dana Desa (DD) dan
membangun kerja sama yang sinergis dengan Kepala Desa, dalam rangka
pemberian Dana Desa (DD) yang terintegrasi dalam Anggaran Pendapatan dan
terwujudnya kelembagaan di desa yang mandiri yang didukung oleh Sumber Daya
12
Manusia (SDM) yang handal dalam penyelenggaraan tugas pemerintah dalam
berada pada tahap akhir, penggawasan tersebut berfungsi menentuka apakah yang
dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan, manejemen itu
proses dari manejemen yang lebih dikenal dengan akronim POAC, terdiri atas
diharapkan.
pengoreksian.
penilaian dan koreksi terhadap proses pekerjaan yang sedang berlangsung, agar
hasil yang akan dicapai sesuai dengan apa yang telah di rencanakan sebelumya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari G.R Terry (dalam sidirasi 2013:10) yang
13
menyatakan bahwa, pengawasan dilakukan untuk menentukan apa yang telah
bila diperlukan, untuk menjamin hasilnya akan sesuai dengan apa yang telah
berkelanjutan. Sehingga hasil yang diharapkan dari pemberian Dana Desa (ADD)
dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/Kota
yang dalam pembagiannya untuk tiap desa dibagikan secara proporsional yang
14
Desa pada pasal 20, adalah Pengelolaan DD merupakan satu kesatuan dengan
masyarakat.
dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/Kota
yang dalam pembagiannya untuk tiap desa dibagikan secara proporsional yang
disebut sebagai Dana Desa (DD). Penge-lolaan ADD menurut Peraturan Menteri
15
Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa pada pasal 20, adalah Pengelolaan DD merupakan satu kesatuan dengan
tentang Dana Desa dalam pen-jelasan pasal 10, yakni sebesar 70 % untuk
Permusyawaratan Desa.
dengan kebutuhan dan prioritas desa. Hal itu berarti dana desa akan digunakan
dana desa tersebut namun, mengingat dana desa bersumber dari Belanja Pusat,
2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 18 bahwa Dana
Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari bagian Dana
16
untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh persen).16 Anggaran Pendapatan dan
APBDES adalah Rencana Keuangan Tahunan Desa yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa yang ditetapkan
dengan Peraturan Desa dan Dana Desa terdapat pada Bantuan Keuangan
2. Dana Desa.
berikut:
yang sama untuk di setiap atau yang disebut dengan Dana Desa (ADD) minimal.
Dana Desa (DD) Variabel Independen utama sebesar 70% dan Variabel
2. Asas Adil adalah besarnya bagian Dana Desa (DD) yang dibagi
secara proporsional untuk di setiap berdasarkan Nilai Bobot Desa yang dihitung
dengan rumus dan variabel tertentu atau Dana Desa (DD) Proporsional (ADDP),
17
sebesar 40%. Variabel Independen Utama adalah Variabel yang dinilai terpenting
untuk menentukan nilai bobot desa. Variabel Utama ditujukan untuk mengurangi
1. Indikator kemiskinan.
3. Indikator Kesehatan.
sebagai berikut :
Pasal 72 ayat (1) mengenai sumber pendapatan desa, dalam huruf d disebutkan “
anggaran dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
"Anggaran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d paling sedikit
18
10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi
24 Khusus".17 Dalam masa transisi, sebelum dana desa mencapai 10% anggaran
dana desa dipenuhi melalui realokasi dari Belanja Pusat dari desa“ program yang
2014 dirasakan menjadi angin segar bagi desa. Adanya undang-undang ini
menjadi dasar hukum dari diakuinya desa sebagai suatu daerah otonomi sendiri.
berlakunya undang-unadang tersebut yaitu terkait dengan 10% dana dari APBN
untuk desa diseluruh Indonesia, dimana setiap desa akan menerima dana kurang
lebih besar 1 Milyar per tahun. Pembagian anggaran yang hampir seragam
nasional dalam APBN setiap tahun. Dana Desa sebagaimana bersumber dari
19
belanja. Pemerintah dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ditransfer
setiap kabupaten/kota dan rata-rata Dana Desa setiap provinsi. Rata-rata Dana
Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
20
BAB III
terkait sebagian wilayah Pulau Mangole bagian Timur dibawah kekusaan Kepala
Adat Waitina, bertemu langsung dengan kepala Adat Waitina yang selalu
ditemani oleh kedua saudaranya Ahi Umasugi dan Dullah Umasugi meminta
21
persetujuan dan alhamdullilah hasil kordinasi dan konsultasi pada tahun awal
1901 terpenuhi.
almarhum selalu dijadikan contoh dan teladan untuk menjaga hubungan baik antar
sesame. Selalu menjalin persatuan dan kesatuan menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan tanpa memandang etnis, suku, ras dan golongan. Dan itulah
selalu terbukti di Desa Kawata Kecamatan sanana selama ini dan merupakan
Kawata dipimpin atau yang menjadi Mohimo pertama adalah Lutnan Nailu,
kepimimpinan selalu terjadi sesuai tuntutan dan perubahan zaman. Pada tahun
1931-1933 Mohimo kawata kembali beralih kepada bapak Abdul Razak Nailu.
Ditahun ini juga nama kampong berubah status menjadi desa dan pemimpin oleh
Umar Umagapi sebagai Kepala Desa Pertama di Desa Kawata Ibu Kota
Kemudian diganti oleh Abdul Bar Badalan dan berakhir pada tahun 1960.
dipimpin oleh Jafar Hamisi. Dari 1996-2010 dipimpin oleh pjbt. Darwin Ishak
22
Faudu. Kemudian dari tahun 2010-2015 di pimpin oleh Sahabudin Galela sebagai
kepala Desa defenitif yang terpilih secara Demokratis.kemudian dari tahun 2016
23
11 Jafar Hamisi Kepala Desa 1992-1996 Almarhum
PENDIDIK KETERANGA
No NAMA JABATAN
AN N
24
12 Harbun Umasugi Ketua RW 001 SMP 2014
13 Ruslan Umasugi Ketua RW 002 SD 2014
14 Tamrin Umasugi Ketua RW 003 SMA 2014
15 Ruswan Tuguis Ketua RT 01 SD 2014
16 Mulyadi Umasugi Ketua RT 02 SD 2014
dilakukan oleh unsur yang berasal dari luar tatanan terhadap suatu tatanan, agar
dalam suatu tatanan dan atau upaya penyempurnaan terhadap elemen atau
komponen tatanan yang ditujukan agar tatanan dapat berkembang secara mandiri.
25
Jadi pemberdayaan adalah upaya yang ditujukan agar suatu tatanan dapat
yang otentik dan integral dari masyarakat yang lemah, miskin, marjinal dan kaum
ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
a. Perencanaan DD
musyawarah desa.
dalam pelak-sanakan musyawarah desa dapat dilihat dari tingkat kehadiran dan
jumlah usulan oleh masyarakat. Fenomena dilapangan tersebut sesuai dengan teori
pemberdayaan oleh Ife dalam Suharto (2005, h.59) yang menjelas-kan bahwa
26
kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi dan keinginannya.
Pem-berdayaan masyarakat juga dapat dilihat dari pendefinisian ide dan gagasan
b. Penganggaran DD
oleh seluruh pihak yang terkait di desa, sehingga dapat disusun Rencana
Penggunaan Dana (RPD) selama satu tahun berjalan. RPD tersebut memuat
sional pemerintah desa. RPD desa apabila diteliti sebenarnya tidak sesuai dengan
Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 18 Tahun 2006 tentang Dana Desa dan
dan sebesar 30% untuk biaya Operasional Pemerintah Desa dan BPD.
27
c. Mekanisme pencairan dan penya-luran DD
tahap yang harus di lalui, yaitu sebagai berikut: setelah semua berkas pengajuan
dan pencairan DD pada desa sudah sesuai dengan peraturan yang mengatur
pengelolaan keuan
gan desa yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007
28
3.4. Susunan Organisasi Pemerintah Desa
KEPALA KADES
SAHRUL UMASUGI
KELEMBAGAAN BPD
1. KETUA BPD : SALAM UMASUGI LK / LEMBAGA ADAT
2. WAKIL KETUA : MUSTAFA MAKIAN ………………………………………
3. SEKRETARIS : BAHRUDIN MAKIAN ………..
4. ANGGOTA : RAHIMA UMASUGI, SPD
5. ANGGOTA : JUFRI UMASUGI SEKDES
JALALUDIN LUMBESSY
SARMIN GALELA
KETERANGAN::
29
BAB IV
Problematika desa yang muncul berkisar pada persoalan legal formal, basis sosial
pemerintahan desa selama ini, dalam hal pembahasan rancangan peraturan desa
dan peraturan kepala desa, dapat dikatakan belum sesuai dengan yang diharapkan.
pengawasan untuk mengatur desanya supaya lebih maju. Dalam pemilihan kepala
desa yang sesuai dan kompeten masyarakat harus mempertimbangkan bibit, bebet,
bobot calon kepala desa tersebut agar sesuai dengan harapan. Dalam
30
mempertimbangkan calon kepala desa peran pendidikan juga memberikan
tidak didasari dari konstruksi maupun intervensi dari manapun. Setelah kepala
desa terpilih, maka kepala desa harus membuat struktur organisasi desa.
struktur organisasi desa sesuai kebutuhan agar semua urusan desa dapat diatur
dengan baik dan tidak terjadi kesimpangsiuran seperti penyalahgunaan dana desa
keuangan dipedesaan dan mencari orang yang paham bagaimana cara mengatur
desa tersebut. Setelah dibuatnya struktur organisasi desa, maka harus ditetapkan
wewenang serta mencakup status dan peran yang dimiliki, maka aparatur desa
tersebut harus patuh dan menjalankan tugasnya dengan amanah dan memiliki rasa
tanggungjawab.
terbuka dalam menerima kritik dan saran akan membuat desanya menjadi lebih
31
maju dan mendorong masyarakat setempat untuk aktif, sehingga tidak terjadi
kekacauan yang merugikan warga seperti tersendatnya dana dari pemerintah pusat
Kedua, siap atau tidak siap perangkat desa harus mau untuk mengelola
berlaku sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik. Kepala desa bertugas dan
desa atau kasir. Penggunaan anggaran harus sesuai Peraturan desa (Perdes) yang
Desa (BPD). Misalkan anggaran digunakan untuk gaji perangkat desa dan biaya
operasional desa yang nilainya sudah disetujui semua perangkat desa dan BPD
untuk apa saja, misalkan selama bulan Januari dana operasional desa dipakai
menggaji kepala desa, sekretaris desa, bendahara desa, perangkat desa, dan
seterusnya
. Dana desa juga bisa digunakan untuk membantu masyarakat desa yang
sedang membutuhkan modal usaha pertanian. Namun mekanisme dan tata cara
32
penggunaan anggaran desa untuk modal kelompok petani dan peternak di desa
tersebut tidak tepat sasaran yang akan menimbulkan kerugian untuk warga desa.
Pemerintahan desa yang transparan juga harus melibatkan warga desa secara aktif
anggaran yang diberikan pemerintah pusat dapat dimanfaatkan dengan benar dan
kontrol dari masyarakat untuk mengawasi penggunaan dana desa tersebut agar
yang jelas sehingga BPD tidak perlu ragu dalam menjalankan fungsinya untuk
33
melakukan pengawasan terhadap kinerja kepala desa. Adanya mekanisme ‘check
informasi kepada seluruh masyarakat desa, tidak hanya diinfokan kepada pejabat
atau komunitas desa tertentu saja terkait pemanfaatan anggaran desa. Melalui
informasi ini, masyarakat desa memperoleh data atau informasi untuk melakukan
diperoleh dana 1 miliar, maka informasi terkait penerimaan dana ini harus
sistem budaya lokal yang berlaku di masing-masing desa. Sehingga sistem yang
diterapkan suatu desa bisa saja berbeda dengan sistem di desa lainnya.
Agar pemanfaatan desa tepat sasaran, pemerintah tidak boleh membuat gap antara
perangkat desa dan masyarakat. Warga desa perlu mengetahui bagaimana kinerja
perangkat desa dengan kata lain transparan dalam hal anggaran untuk
pembangunan desa yang lebih maju. Struktur organisasi pun harus dibuat dengan
benar sehingga semua perangkat desa menjalankan tugas yang telah ditetapkan,
34
pemerintahan desa selalu melaporkan kondisi keuangan yang ada di desa tersebut
serta selalu lakukan pengawasan terhadap anggaran desa agar tidak terjadi
dan saran masyarakat yang bersifat membangun untuk progres desa yang
urusan politik terutama anggaran desa karena minimnya pendidikan politik yang
yang dilakukan oleh orang-orang yang peduli akan pentingnya kemajuan desa
terutama dalam anggaran pedesaan. Melihat fungsi dan wewenag kepala desa
Berikut hasil wawancara penulis dengan Pjs Kades desa kawata dan PJS
(Wawancara dengan Pjs Kepala desa kawata Sahrul Umasugi Spd, 07/10/2016).
35
Dengan jumlah Dana Desa yang begitu besar, diharapkan pembangunan
dalam pengelolaan alokasi dana desa agar sesuai dengan anggaran yang telah
adalah segala kegiatan dan tindakan untuk menjamin agar penyelenggaraan suatu
yang secara esensial tetap diperlukan bagaimana punrumit dan luasnya suatu
1. Pengawasan Langsung
36
2. Pengawasan Tidak langsung
a. Inspeksi langsung,
dari jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh
a. Tertulis, dan
b. Lisan
masyarakat politik yang paling nyata dan dekat ditingkat Desa, yang memainkan
peran sebagai jembatan antara elemen masyarakat dan pemerintah desa (negara).
37
BPD sebagai badan perakilan merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi
pancasila. Kedudukan BPD dalam struktur pemerintahan desa adalah sejajar dan
menjadi mitra dari Pemerintah Desa. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang
adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa.
aspirasi masyarakat.
38
a. Mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
undangan.
Pemerintahan Desa.
Republik Indonesia.
masyarakat.
besaran dana tersebut. Daftar yang mereka miliki hanya dari catatan yang mereka
catat sendiri saat musyawara berlangsung. Dallam proses penemuan kasus yang
dilakksanakan oleh BPD sangatlah kurang. Hal ini disebabkan oleh kesibukan-
berjalan secara tidak langsung yaitu dengan mendengar perkembangan dan rincian
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh panitia pelaksanaan kegiatan realisasi dana
DD tersebut tampa mengetahui secara langsung apa yang sedangkan terjadi. Serta
39
kepala desa yang tidak bisa di ajak berkodinasi dan tidak transparan dalam
mengelola uang yang digunakan untuk kegiatan tertentu dimana kepala desa itu
“Dana Desa dan laporan pertangjawaban anggaran untuk tahun 2015, tidak
pernah ada pertanggung jawaban di hadapan masyarakat, tidak ada transparansi
dalam pengelolaan uang”
sebalunya, BPD desa kawata tidak dilibatkan dalam proses penyusunan LPJ,
selain itu setelah LPJ tersebut selesai mereka tidak diberikan salinan SPJ yang
telah dibuat untuk diperiksa apakah isi LPJ tersebut telah benar dan sesuai
SPJ dengan realisasi kegiatan sebelum LPJ diserahkan kepada tim pembina
pengelolaan dan pemanfaatan anggaran di desa secara rutin adalah tugas pokok
dari BPD. BPD harus proaktif, diminta atau tidak diminta sekalipun BPD harus
tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang diembang. Diawal tahun 2016 ini,
pemerintah daerah berharap kepada seluruh BPD untuk aktif tanpa harus
menungguh perintah dari pihak manapun, termasuk itu dari kepala desa sendiri,
seperti halnya fungsi pengawasan yang disadang oleh BPD terhadap pengelolaan
40
dan pemanfaatan angaran pemerintah desa, itu harus diketahui oleh publik dan
BPD. Sumber dana serta pemanfaatan dana tersebut harus diinformasikan secara
terbuka dihapan publik, agara azaz transparansi seperti yang diharapkkan oleh
pemerintah saat ini dapat tercapai. Seperrti itulah peran BPD, jadi salah ketika
BPD menunggu laporan atau perintah dari pemerintah desa, harunya BPD yang
dijemput bola dan proaktif melibatkan diri, minimal, secara berkala meminta
pemerintah desa. Hal ini di lakukan agar tercipta pemerintahan desa yang baik,
Berikut hasil wawancara penulis dengan ketua BPD Desa Kawata yang
menuturkan bahwah:
41
penyalahgunaan dana desa DD dapat terjadi. Tindakan BPD sebagai upaya
penyimpangan tersebut. Hal ini dikarenakan tidak adanya peraturan yang dapat
menjadi dasar hukum tentang prosedur pengawasan yang harus dilakukan oleh
Kabupaten Kepulauan Sula, Dana Desa yang selanjutnya disebut DD adalah dana
yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk desa yang selanjutnya menjadi
bagian dari APBDesa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan
pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintahan Daerah sebagai berikut
42
Indikator Pengawasan yang dilakukan oleh Bentuk pengawasan
Badan Permusyawaratan Desa Badan
(BPD) Permusyawaratan
Desa (BPD)
Penggunaan Dana Desa (DD) bertujuan agar apa yang diharapkan bias
oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dalam menyelenggarakan tugas
43
pembangunan di desa dengan menggunakan pola pembangunan partisipasi dan
(BPD) dalam Pengelolaan Dana Desa (DD) 70% untuk pemberdayaan masyarakat
44
Desa (BPD)
Dana Desa (DD) yaitu persiapan, perencanaan dan pelaksanaan serta penggunaan
Dana Desa (DD) yaitu 30% untuk penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan 70%
secara langsung dan tidak langsung. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan harkat
45
melalui upaya pemberdayaan masyarakat sehingga tujuan pemberian Dana Desa
Kawata Kecamatan mangoli utara timur kabupaten kepulauan sula maka dapat
prinsip dalam pelaksanaan dan pengelolaan Dana Desa (DD) yaitu dapat
(SDM).
Desa (BPD) baik dalam pengelolaan dan penggunaan Dana Desa (DD)
46
Peraturan daerah Nomor 83 Tahun 2009 tentang pengalokasian Dana Desa
1. Pengalokasian dana desa adalah sebesar 30% (tiga puluh persen) untuk
kemasyarakatan desa
a. pemberdayaan ekonomi
c. pemberdayaan lingkungan
untuk :
47
d. pengembangan tekhnologi tepat guna
kebutuhan desa
digunakan untuk :
kebutuhan desa
untuk :
kebutuhan desa.
menuturkan bahwah:
48
Pengunaan DD untuk desa kawata digunakan dalam belanja perlengkapan
kekuatan dan kemampuan kepada masyarakat atau individu agar menjadi lebih
berdaya. Dalam hal peningkatan pendapatan desa, pada desa kawata belum
memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMD) dalam pengalokasian DD juga belum
tersebut sesuai dengan teori pemberdayaan oleh Ife dalam Suharto (2005) yang
49
pendidikan, kesehatan. Pada bidang pendidikan, penggunaan dana desa DD untuk
kesempatan usaha yang sama atau memberi modal saja, akan tetapi harus diikuti
50
teori pemberdayaan tersebut pada desa belum terlihat adanya pemberdayaan
dalam bidang politik dan hukum yang didanai dari DD. Sedangkan pemberdayaan
keswadayaan.
4.3. Pengawasan DD
telah ditetapkan dan aturan yang berlaku berdasarkan terdahap pelaksanaan fisik
secara fungsional pada desa kawata yang berupa pelaporan yang seharusnya
dilakukan setiap bulan (Laporan Berkala) dan setiap akhir tahun (SPJ), namun
pada pelaksanaannya hanya dilakukan 3 kali dalam satu tahun. Apabila dikaitkan
51
fenomena di lapangan, pengawasan oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten,
maupun Camat yang terjadi dalam pengelolaan DD pada desa sudah sesuai
dengan aturan yang berlaku. Namun masih perlu ditingkatkan dalam kuantitasnya
dengan rentang kendali yang tegas dengan pembagian tugas dan fungsi beserta
uraian tugas pekerjaan yang jelas. Peneliti melihat bahwa pengawasan melekat
pada desa kawata telah dilaksanakan oleh Kepala Desa, perangkat desa dan
terjadi pengawasan secara langsung oleh masyarakat dalam pengelolaan DD. Hal
4.4. Pertanggungjawaban DD
dana publik yang dipercayakan kepada pemerintah desa. Dilihat dari bentuk
Jawaban (SPJ) DD atas pengawasan Camat kepada Bupati melalui Bagian Tata
52
pelaksanaan pengelolaan DD. Pelaporan dilakukan setiap bulan (Laporan Berkala)
dan setiap akhir tahun (SPJ) dan dilaksanakan secara struktural dari Kepala Desa
kepada Camat, kemudian oleh Camat diteruskan Kepada Bupati. Namun dalam
dalam tahun yakni pada saat untuk pencairan DD tahap selanjutnya dan tahun
“Dana Desa (DD) Desa Kawata pada tahun 2015, yaitu senilai Rp.
407,425,000. Dan untuk tahun 2016 dengan jumlah Rp. 909,659,413. Adapun
pengunaan dana Desa, dalam bidang pekaksanaan pembangunan desa, untuk
pemberdayaan masyarakat dan DD tersebut juga di gunakan dalam peningkatan
usaha tani”.
(wawancara dengan bapak Fatahudin Umasugi Bendahara, 10/10/2016).
53
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
PEMERINTAH DESA KAWATA
TAHUN ANGGARAN 2015.
KOKDE ANGGARAN
REKENIN URAIAN ( Rp ) KET
G
1 2 3 4
1 PENDAPATAN 407.425.000,-
1 1 Pendapatan AsliDesa
1 1 1 Hasil Usaha
1 1 2 Swadaya,Pendapatan dan Gotong Royong
1 1 2 lain – lain Pendapatan Asli Desa yang Sah
1 2 Pendapatan Transfer 407.425.000,-
1 2 1 Dana Desa DD
306.180.000,-
1 2 2 Bagian dari hasil Pajak dan retribusi Daerah Kab/Kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa ADD
101.245.000,-
1 2
4 Bantuan Keuangan
1 2
4 1 Bantuan Propinsi
1 2
4 Bantuan Kabupaten/Kota
1 3 Pendapatan Lain – Lain
1 3
1 Hibah dan Sunbangan dari Pihak Ketiga yang tidak
mengikat
1 3 2 Lain – Lain Pendapatan Desa yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN 407.425.000,-
2 BELANJA
2 1 Bidang penyelenggara Pemerintah Desa
101.425.000,-
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan 60,000,000,-
2 1 1 1 Belanja Pegawai
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
28.200.000,-
- Kepala Desa (Rp.500.000 x 12 Bln ) 6.000.000,-
- Kepala Urusan (Rp.250.000 x 3Oang x 12 Bln ) 9.000.000,-
- Bendahara Desa (Rp.350.000 x 12 Bln ) 4.200.000,-
- Kepala Dusun (Rp.250.000 x 3Oang x 12 Bln ) 9.000.000,-
Tunjanagan Kepala Desa dan Perangkat 13,200,000,-
- Kepala Desa (Rp.500.000 x 12 Bln ) 6.000.000,-
- Seketaris Desa (Rp.250.000x12 Bln) 3.000.000,-
- Bendahara Desa (Rp.350.000 x 12 Bln ) 4.200.000,-
Tunjangan BPD 18,600,000,-
54
- Ketua BPD (Rp.450.000 x 12 Bln ) 5.400.000,-
- Wakil Ketua BPD (Rp.250.000 x 12 Bln ) 3.000.000,-
1 2 3 4
55
- Ember Kecil 30 bh @ Rp.15.000,- 450.000,-
- Cet Tembok 3klg. @ Rp.110.000,- 330.000,-
- Batu Kali 10Kubik @ Rp.250.000,- 2.500.000,-
- Pasir Kerikil 28 kubik @ Rp.250.000,- 7,250,000,-
- Pasir Halus Pantai29 Kubik @ Rp.150.000,- 4,350.000,-
- Paku Campuran 330,000,-
1 2 3 4
2 2 2 3 BELANJA MODAL
10,998,000,-
-Belanja Semen PC 65 zak@ Rp. 80,000 5,200,000,-
-Belanja Cet Tembok 4klg. @ Rp.110,000 440,000,-
-Belanja Batu Kali5Kubik@ Rp. 250,000 1,250,000,-
-Belanja Pasir Keriki l5Kubik@ Rp. 250,000 1,250,000,-
-BelanjaPasirHalusPantai14Kubik@ Rp. 150,000 2,100,000,-
-BelanjaKabilEterna 2x2,5. SatuRol 525,000,-
-BelanjaPipa 15 bh 225,000,-
-BelanjaKwas 2,5 inc.1bh,, 8,000,-
56
2 2 3 2 Belanja Baang Dan Jasa 17.000.000,-
2 2 3 3 BELANJA MODAL
17.000.000,-
-Semen PC 80sak. @ Rp.80.000,- 6.400.000,-
-Batu Kali 14kubik. @ Rp.250.000,- 3.500.000,-
-BatuKerikil 9 kubik. @ Rp.250.000,- 2.250.000,-
-PasirHalusPantai. 19 kubik. @ Rp.150.000,- 2.850.000,-
-TransportasiAngkutanLaut .2xpp . @ Rp.1.000.000,- 1.000.000,-
-UpahBuruhBongkarMuat. 2x. @Rp. 500.000,- 1.000.000,-
1 2 3 4
57
- Siltip 2 bh @ Rp. 10,000 20,000,-
- Cok Putih 2 bh @ Rp. 10,000 20,000,-
- Terminal cok 2 bh, @ Rp. 20,000 40,000,-
- Balon Biasa, 1bh 10,000,-
- Kabel putih 2x2,5, 75 m @ Rp. 10,000 750,000,-
- Pipa PVC 1 inc ,10 staf @ Rp. 35,000 350,000,-
- Pipa PVC 1 ¾ iinc ,2 staf @ Rp. 60,000 120,000,-
- Sok drat dalam pipa besi 1 inc , 2 bh @ Rp.15,000 30.000,-
- Elbok drat dalam pipa besi 1 ¾ inc , 1 bh @ Rp.10,000 10,000,-
- Lem epox 1 set 40,000,-
- Kunci pipa 2 bh @ Rp. 120,000 240,000,-
- Slot Avion 6 bh @ Rp.25,000 150,000,-
- Drom plastik 1 bh 450,000,-
- Keong NP 1 dos 215,000,-
- Seng gelombang 8 lbr @ Rp. 52,000 416,000,-
- Seng gelombang Alumanium 3 lbr @ Rp. 60,000 180,000.-
1 2 3 4
58
- SewaSousistem 1,000,000,-
- Honor Narasumber 3,000,000,-
- Honor Instuktur ( MC)Pemateri 300,000,-
- Honor PembacaanDo’a 150,000,-
- Honor PanitiaKegiatanPelatihan. 2,400,000,-
- Blanja TransportasiLautTimKabupaten pp 1,000,000,-
- Blanja TransportasiLautTim Kecamatan.pp 700,000,-
- SnecPagidan Sore 1,500,000,-
- Makan siang 2,763,000,-
- Martel 2 Bh 80.000,-
- Linggis 2 bh 170,000,-
- Pacul 1 bh @ Rp. 85,000 85,000,-
Sumber: data laporan pertanggung jawaban Anggarn Belanja Desa Kawata 2015
59
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
PEMERINTAH DESA KAWATA
TAHUN ANGGARAN 2016.
KOKDE ANGGARAN
REKENING URAIAN ( Rp ) KET
1 2 3 4
1 PENDAPATAN 909,659,413
1 2
4 Bantuan Keuangan
1 2
4 1 Bantuan Propinsi
1 2
4 Bantuan Kabupaten/Kota
1 3 Pendapatan Lain – Lain
1 3
1 Hibah dan Sunbangan dari Pihak Ketiga
yang tidak mengikat
1 3 2 Lain – Lain Pendapatan Desa yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN 909,659,413
2 BELANJA 909,659,413
2 1 Bidang penyelenggara Pemerintah APD II
Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan 111,000,000
2 1 1 1 Belanja Pegawai
60
-Bendahara Desa (Rp.500.000 x 12 Bln) 6.000.000
1 2 3 4
61
- Dokumen perencanaan desa (rpjm desa, 3,000,00
rkp desa, desain dan rab dan apbddesa)
62
-
- 3.000.000
Sekretaris @ 250,000 x 12 Bulan
- 9.600.000
Angota LPM 4 @ 200,000 x 12 Bulan
- 7.200.000
Kader Posyandu 3 @ 200,000 x 12
Bulan
- 16.200.000
Insentif Hansip 9 @ 150,000 x 12
Bulan
- Alat 5.309.000
Pembuatan Drainase / Saluran Air 125 164.671.475
M
63
- Upah Tukang 11.100.000
64
- Penunjang Kegiatan PKK
Belanja
4 Barang dan Jasa 21.000.000
Sumber: data laporan pertanggung jawaban Anggarn Belanja Desa Kawata 2016
Lebih jelasnya berikut hasil wawancara penulis dengan salah satuh warga
65
kepada pimpinan desanya, lalu saat itu beliau mengatahkan bahwa rapat
pertanggungjawaban Dana Desa (DD), hanya dapat dilakukan denagan rapat lokal
saja, yang mana di perbolehkan untuk hadir dalamm rapat lookal tersebut hanya
perangkat pemerintah desa saja dan tidak bisa dihadiri oleh masyarakat secara
keseluruhan “wawancara denagan bapak Ruslin Umasugi,10/10 2016)
Berdaskan hasil wawancara di atas maka penulis dapat menarik
anggaran DD tersebut. hal ini seharusnya tidak terjadi mengigat pentingya peran
nomor 18 tahun 2006 tentang dana desa pasal, bahwa kegiatan yang bersumber
pemerintah Desa tidak transparan dan syarat KKN, tidak terkelolanya sistim
menjelaskan bahwa:
“saya berhap kepada pemerintah desa terutama kepada bapak ketua BPD
agar melaksanakan tugas untuk kepentingan desa, dan anggaran DD harus di
66
pertanggungjawabkan agar tidak ada kecemburuan sosial, dan pemerintah desa
lebih pentingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan desa.”(wawancara
dengan bapak Arfin Umasugi, 10/10/2016)
maka perlu dapat perhatian khusus dari pemerintah kota kabupaten Kepulauan
Sula Sula agar dapat mengatasi hal tersebut. Demi kepentingan desa dan
kepentingan masyarakat.
5. Penyusunan Perdes.
67
Strategi
Dari hasil wawancara di atas maka sudah tentunya ada perhatian khusus
masyarakat.
demokratis,
proporsi Kawata dan membangun hubungan yang sehat dengan BPD dan
lembaga-lembaga desa.
68
8. Pembinaan dan Pengembangan Manajemen dana Administrasi
Pemerintahan Desa.
Desa,
10. Program peningkatan pendapatan asli desa (APD Desa) dan perkuat
69
BAB V
5.1. Kesimpulan
ilustrasikan di atas, maka di peroleh beberapa hal pokok yang di rumuskan dalam
kepentingan desa.
70
5.2. Saran
1. Diharapkan agar aparatur pemerintah desa khusunya kepala desa dan ketua
2. Diharapkan kepala desa dan ketua bpd untuk memberikan informasih atas
segala bentuk dokumen dana desa (DD) kepada masyarakat, sehingga akan
(DD).
pengawas dana desa (DD), Sehingga dalam pelaksanaanya, akan lebih baik
71
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2006) surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 140/1794 prihal
Tanggapan dan Pelaksanaan DD. Jakarta.
Anonim, (2007). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Jakarta.
Anonim, (2007). Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2007 tentang
Badan Permusyawaratan Desa.
Anonim, (2007). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Jakarta
Anonim, (2009). Peraturan Bupati Nomor 86 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa .
Bugin Burhan. 2011. Peneletian Kualitatif, Jakarta Kencana Prenada
Media Group
Dessler Gary. 2009. Manejemen SDM, Buku 1
Jakarta Indeks
Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 2004. Manual
Pemerintah Desa.
Mulyono, Deddy. 2001. Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan.
Universitas Indonesia Press.
Menurut Wahjudin Sumpeno (2011, )
pemberdayaan
menurut Sumaryadi (2005, ) tujuan pember-dayaan
masyarakat
Miles, Matthew B dan Huberman, A Micheal. 2007. Analisis Data Kualitatif.
UI Press.
Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintah Desa.
Erlangga.
Rozaki, Abdur dkk. 2004. Memperkuat Kapasitas Desa Dalam Pembangunan
Ekonomi. IRE
Saragi. P, Tumpal. 2004. Mewujudkan Otonomi Masyarakat Desa Alternatif
Pemberdayaan Desa. CV. Cipiruy
Sumaryadi, I Nyoman (2005) Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta,Citra Utama.
Suharto,Edi(2005).MembangunMasyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung,
Refika Aditama.
Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Alokasi
Dana Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 Pedoman Pengelolaan
72
Keuangan Desa.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Fokus Media
Prasojo, Eko (2003): Perspektif Membangun Partisipasi Publik. Jurnal Ilmiah
Publik, vol IV, No. 2, Maret-Agustus :10-24.
Sahdan, Gorris Dkk. 2004. Buku Saku Pedoman Dana Desa (DD). Bandung
Saragi. P, Tumpal. 2004. Mewujudkan Otonomi Masyarakat Desa Alternatif
Pemberdayaan Desa. CV. Cipiruy
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung. 2009
Siagian, SondangP.2003.Teori dan Praktek Kepemimpinan. Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Fokus Media
Umar, Asri. 2005. Pedoman Dana Desa (DD) Dari Pemerintah Kabupaten/Kota
Kepada pemerintah Desa. CV. Citra Utama
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Daerah
Fokus Media
Widjaja, HAW. 2001. Pemerintah Desa, Berdasarkan Undang-UndangNomor 22
Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. PT. Bina Aksara.
Widjaja, HAW. (2004) Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Bulat dan
Utuh.Jakarta,PT. RajaGrafindo Persada.
Sumber Lain:
(htt://learning of. Susansusantiteori+modernisasi).
73