Anda di halaman 1dari 38

1

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PERAN PERANGKAT DESA TERHADAP PARTISIPASI


MASYARAKAT PADA DESA BAROKAH KECAMATAN SIMPANG
EMPAT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan


Pendidikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ilmu Administrasi
Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Disusun Oleh
Nama : Rini Damayanti
NPM : 18.120205

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2022
2

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................1


1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................4
1.3 Batasan Masalah ...............................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian ..............................................................................4
1.5 Kegunaan Penelitian ........................................................................5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Landasan Teori .................................................................................6
2.1.1. Desa ......................................................................................6
2.1.2. Pemerintahan Desa ...............................................................6
2.1.3. Peran Perangkat Desa .........................................................13
2.1.4. Partisipasi Masyarakat ........................................................15
2.2. Penelitian Sebelumnya ...................................................................18
2.3. Kerangka Berpikir ..........................................................................24
2.4. Hipotesis Penelitian ........................................................................24

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1. Pendekatan Penelitian .....................................................................26
3.2. Tipe Penelitian ................................................................................26
3.3. Populasi dan Sampel.......................................................................27
3.4. Definisi Oprasional Variabel ........................................................28
3.5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................29
3.6. Analisa Data ..................................................................................31

i
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Struktural kepemerintahan indonesia, desa sebagai bagian terkecil dari

kepemerintahan mempunyai wewenang dalam merencanakan

pembangunan untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, dan pemerintah desa yang paling mengetahui segala

kebutuhan masyarakatnya. Desa merupakan ujung tombak

terselenggaranya pemerintahan di suatu negara. Pemerintah pada tanggal

15 Januari 2014 telah menetapkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa. Pada konsideran undang-undang tersebut disampaikan

bahwa desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan

mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintahan menurut asas

otonomi dengan tugas pembantuan, diarahkan dapat mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,

pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, dan daya saing daerah dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan

dan kekhususan suatu daerah dalam Sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

1
2

Terdapat permasalahan dan kegagalan dalam proses pembangunan

yang disebabkan kurangnya partisipasi masyarakat. Menurut Kartasasmita

(dalam Solekhan, 2012:140) mengemukakan bahwa kegagalan

pembangunan dalam menuntaskan permasalahan sosial di masyarakat

dikarenakan tidak adanya partisipasi dari masyarakat. Sebagaimana

dikemukakan Conyers (dalam Solekhan, 2012:21) bahwa terdapat tiga

alasan utama mengapa partisipasi masyarakat mempunyai arti yang sangat

penting dalam pembangunan, yaitu : 1) Partisipasi masyarakat merupakan

suatu alat memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap

masyarakat setempat yang tanpa kehadirannya dalam pembangunan akan

gagal, 2) Masyarakat akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut,

3) Dalam perspektif demokrasi, partisipasi merupakan hak masyarakat

untuk terlibat dalam pembangunan.

Menurut Yadav (dalam Theresia, 2014:198) Partisipasi masyarakat

dalam kegiatan pembangunan terbagi atas empat macam yaitu: 1)

Partisipasi dalam pengambilan keputusan, 2) Partisipasi dalam

pelaksanaan kegiatan, 3) Partisipasi dalam Pemantauan dan evaluasi, 4)

Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan. Dari penjelasan di atas

dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat harus ditumbuhkan untuk

mencapai keberhasilan suatu pembangunan. Salah satunya dengan peran

dari perangkat desa yang dibutuhkan untuk melaksanakan amanat undang-

undang tersebut.
3

Dalam memainkan perannya apabila pembangunan itu lebih diarahkan

pada pembangunan di desa, dalam proses penanggulangannya Kepala

Desa dan Perangkat Desa harus berperan aktif dan mengimplementasikan

secara menyeluruh pelaksanaan pembangunan yang didasari pada

peraturan perundang-undangan, ataupun melalui peraturan daerah yang

akan dikeluarkan maupun yang akan dijalankannya. Sedangkan

masyarakat sendiri yang akan diposisikan untuk menilainya apakah peran

Kepala Desa dan Perangkat Desa dapat mendorong mereka untuk terlibat

langsung dalam proses pembangunan tersebut.

Berdasarkan studi pendahuluan peneliti memilih Desa Barokah

Kecamatan Simpang Empat sebagai lokasi penelitian. Kepemimpinan

kepala desa di desa ini lebih transparan dan terbuka dengan masyarakat,

termasuk dalam segi pembangunan infrastruktur desa agar terus

meningkat. Dalam setiap kegiatan desa pun beliau ikut serta dan

mengambil peran dalam kegiatan tersebut. Misalnya dalam kegiatan

pengajian, hari besar, dan hari keagamaan. Selain itu, beliau juga

mengajak masyarakat untuk musyawarah bersama dan memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk mengemukakan idenya, tetapi

terlihat pada musyawarah desa yang mengikuti kegiatan musyawarah yang

di adakan oleh perangkat desa masih jarang terlihat masyarakat hadir

dalam kegiatan tersebut.

Sementara itu, pada saat pembangunan jalan hanya beberapa

masyarakat yang ikut serta. Ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat


4

dalam pembangunan desa tergolong rendah. Kondisi ini menarik peneliti

untuk mengadakan penelitian di desa tersebut. Kemungkinan terjadi bahwa

kondisi tersebut disebabkan karena kepemimpinan kepala desa dan juga

peran perangkat desa. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan

penelitian yang berjudul PENGARUH PERAN PERANGKAT DESA

TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT PADA DESA

BAROKAH KECAMATAN SIMPANG EMPAT

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan pada penelitian

ini adalah: Apakah Peran Perangkat Desa berpengaruh terhadap Partisipasi

Masyakat Di Desa Barokah Kecamatan Simpang Empat ?

1.3 Batasan Masalah

Agar dalam pembahasan penelitian ini tidak terlalu menyimpang dan

terfokus kepada masalah-masalah pokok, maka penulis membatasi

masalah sebagai berikut: Peran Perangkat Desa dan juga Partisipasi

Masyakat Di Desa Barokah Kecamatan Simpang Empat.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui dan juga

menganalisa pengaruh Peran Perangkat Desa terhadap Partisipasi

Masyakat Di Desa Barokah Kecamatan Simpang Empat.


5

1.5 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan penelitian

selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan variabel Peran

Perangkat Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat dalam rangka

menambah kemajuan dalam ilmu pengetahuan sehingga berguna

untuk kepentingan akademik.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak

Pemerintah Desa Barokah Kecamatan Simpang Empat dalam

melakukan strategi yang tepat untuk menumbuhkan partisipasi

masyarakat.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Desa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal-usul, serta hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2016). Adapun pengertian secara umum menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni

oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri

(dikepalai oleh seorang kepala desa) atau desa merupakan kelompok

rumah diluar kota yang merupakan kesatuan. Jadi kesimpulannya desa

merupakan suatu wilayah kesatuan masyarakat yang dihuni sejumlah

keluarga yang memiliki sistem pemerintah sendiri dan diakui dalam sistem

pemerintah negara kesatuan Republik Indonesia.

2.1.2 Pemerintahan Desa

Pemerintah desa adalah penyelenggara urusan pemerintah dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (Permen no 113 tahun 2014). Pemerintah

6
7

Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu

Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa. Pemerintah

desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat yang memiliki

peran strategis untuk mengatur masyarakat yang ada dipedesaan demi

mewujudkan pembangunan pemerintah. Berdasarkan peran tersebut, maka

diterbitkanlah peraturan-peraturan atau undang-undang yang berkaitan

dengan pemerintah desa yang mengatur tentang pemerinta desa, sehingga

roda pemerintah berjalan dengan optimal. Pemerintah desa terdiri dari

Kepala Desa dan Perangkat Desa, yang meliputi sekretaris desa dan

perangkat lainnya. Struktur organisasinya adalah sebagai berikut :

1. Kepala Desa

Kepala desa adalah pemerintah desa atau yang disebut dengan nama

lain yang dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara

pemerintah desa (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3). Kepala

desa bertugas menyelenggarakan pemerintah desa, melaksanakan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan

masyarakat desa (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 26 Ayat 1).

Kewajiban kepala desa menurut UU RI 6 Tahun 2014 Pasal 26 Ayat 4

adalah:

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksankan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.


8

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

c. Memelihara kententaraman dan ketertiban masyarakat desa.

d. Menaati dan menegakan peraturan perundang-undang.

e. Melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkadilan gender.

f. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang akuntabel,

transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari

kolusi, korupsi, dan nepotisme.

g. Menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku

kepentingan di desa.

h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik.

i. Mengelola keuangan dan aset desa.

j. Melaksanakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan

desa.

k. Menyelesaikan perselisihan masyarakat di desa.

l. Mengembangkan perekonomian masyarakat desa membina dan

melestarikan nilai sosial budaya masyarakat desa.

m. Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di

desa.

n. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan

lingkungan hidup.

o. Memberikan informasi kepada masyarakat desa.

2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


9

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga yang

melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil

dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan

secara demokratis (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 4 Tentang

UU Desa). Fungsi BPD yang berkaitan dengan kepala desa yaitu (UU

RI No 6 Tahun 2014 Pasal 55) adalah:

a. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama

kepala desa.

b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa.

c. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

3. Sekretaris

Merupakan perangkat desa yang bertugas membantu kepala desa

untuk mempersiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi

desa, mempersiapkan penyusunan laporan penyelenggaran pemerintah

desa. Fungsi sekretaris desa adalah:

a. Menyelenggarakan kegiatan administrasi dan memperispakan

bahan untuk kelancaran tugas kepala desa.

b. Membantu dalam persiapan penyusunan peraturan desa.

c. Mempersiapkan bahan untuk laporan Penyelenggaraan

pemerintahan desa.

d. Melakukan koordinasi untuk penyelenggara rapat rutin.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepada kepala desa.

4. Pelaksana Teknis Desa


10

a. Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM)

Tugas Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM) adalah

membantu kepala desa melaksanakan pengelolaan administrasi

kependudukan, administrasi pertahanan, pembinaan ketentraman

dan ketertiban masyarakat desa, mempersiapkan bahan

perumusan kebijakan penataan, kebijakan dalam penyusunan

produk hukum desa. Sedangkan fungsi nya adalah:

1) Melaksanakan administrasi kependudukan.

2) Mempersiapkan bahan-bahan penyusunan rancangan

peraturan desa dan keputusan kepala desa.

3) Melaksanakan kegiatan administrasi pertanahan.

4) Melaksanakan kegiatan pencatatan monografi desa.

5) Mempersiapkan bantuan dan melaksanakan kegiatan

penataan kelembagaan masyarakat untuk kelencaraan

penyelenggaraan pemerintahan desa.

6) Mempersiapkan bantuan dan melaksanakan kegiatan

kemasyarakatan yang berhubungan dengan upaya

menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan

pertahanan sipil.

7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepada desa.

b. Kepala Urusan Pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN)

Tugas Kepala Urusan Pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN)

adalah membantu kepala desa mempersiapkan bahan perumusan


11

kebijakan teknis pengembangan ekonomi masyarakat dan potensi

desa, pengelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan

pelayanan masyarakat serta menyiapkan bahan usulan kegiatan

dan pelaksanaan tugas pembantuan. Sedangkan fungsinya adalah:

1) Menyiapkan bantuan-bantuan analisa dan kajian

perkembangan ekonomi masyarakat.

2) Melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan.

3) Mengelola tugas pembantuan.

4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

c. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA)

Tugas Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA)

adalah membantu kepala desa untuk mempersiapkan bahan

perumusan kebijakan teknis penyusunan program keagamaan,

serta melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dan sosial

kemasyarakatan. Sedangkan fungsinya adalah:

1) Menyiapkan bahan dan melaksanakan program kegiataan

keagamaan.

2) Menyiapkan dan melaksanakan program perkembangan

kehidupan beragama.

3) Menyiapkan bahan dan melaksanakan program,

pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan.

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala desa.

d. Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU)


12

Tugas Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU) adalah membantu

sekretaris desa melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan

desa, pengelolaan administrasi keuangan desa dan

mempersiapkan bahan penyusunan APBDesa, serta laporan

keuangan yang dibutuhkan desa. Sedangkan fungsinya adalah:

1) Mengelola administrasi keuangan desa.

2) Mempersiapkan bahan pnyusunan Apbdesa.

3) Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan.

4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris desa.

e. Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM)

Tugas Kepala Urusab Umum (KAUR UMUM) adalah membantu

sekretaris desa dalam melaksanakan administrasi umum, tata

usaha dan kearsipan, pengelolaan inventaris kekayaan desa, serta

mempersiapkan bahan rapat dan laporan. Sedangkan fungsinya

adalah:

1) Melakukan pengendalian, dan pengelolaan surat masuk dan

surat keluar serta pengendalian tata kearsipan desa.

2) Melaksanakan pencatatan inventarisasi kekayaan desa.

3) Melaksanakan pengelolaan administrasi umum.

4) Sebagai penyedia, penyimpan dan pendistribusi alat tulis

kantor serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor.

5) Mengelola administrasi perangkat desa.

6) Mempersiapkan bahan-bahan laporan.


13

7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris desa.

5. Pelaksana Kewilayahan Kepala Dusun (KADUS)

Tugas kepala dusun adalah membantu kepala desa melaksanakan

tugas dan kewajban pada wilayah kerja yang sudah ditentukan sesuai

dengan kententuan yang sudah ditetapkan. Fungsi kepala dusun

adalah:

1) Membantu pelaksanaan tugas kepala desa di wilayah kerja yang

sudah ditentukan.

2) Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

3) Melaksanakan keputusan dan kebijakan yang ditetapkan oleh

kepala desa.

4) Membantu kepala desa melakukan kegiataan pembinaan dan

kerukunan warga.

5) Membina swadaya dan gotong royong masyarakat.

6) Melakukan penyuluhan program pemerintah desa.

7) Sebagai pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala

desa.

2.1.3 Peran Perangkat Desa

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata peran diartikan

sebagai perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan dalam masyarakat. Perangkat desa sendiri merupakan unsur


14

penyelenggara pemeritahan desa yang bertugas membantu kepala desa

dalam menjalankan tugas dan wewenangnya (Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa).

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Pemerintahan Desa adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Sedangkan pemerintah desa adalah kepala desa atau yang

disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur

penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala Desa sebagai pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili pemerintah desa

dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan, mempunyai

kewenangan :

1. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDes.

2. Menetapkan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD)

3. Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa.

4. Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDes

dan

5. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

APBDes.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan jika perang

perangkat desa memiliki arti seberapa jauh keikutsertaan atau keterlibatan


15

perangkat desa dalam pengelolaan dana desa. Indikator yang digunakan

untu mengukur variabel ini adalah:

1. Keterlibatan dalam proses perencanaan penggunaan dana desa.

2. Keterlibatan dalam melakukan verifikasi keuangan.

3. Keikutsertaan dalam pengelolaan dana desa.

4. Keterlibatan dalam proses pelaksanaan penggunaan anggaran.

5. Keterlibatan dalam proses penatausahaan penggunaan dana desa.

6. Ikut serta melakukan audit partisipatif.

2.1.4 Partisipasi Masyarakat

Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari seseorang di

dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong

kepada pencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan ikut

bertanggung jawab terhadap kelompoknya.(Siti Irene, 2011:50).

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007

menyebutkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan dan keterlibatan

masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan pembangunan.

Partisipasi adalah penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu

dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya

mendorong individu tersebut untuk berperan serta dalam pencapaian

tujuan organisasi, serta ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban

bersama.(Inu Kencana, 2002:132).

Partisipasi masyarakat atau partisipasi warga adalah proses ketika

warga, sebagai makhluk individu maupun kelompok sosial dan organisasi,


16

mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan

pelaksanaan dan pemantauan kebijakan yang langsung mempengaruhi

kehidupan mereka. (Sumarto, 2003:17).

Menurut Pasaribu dan Simanjuntak, partisipasi masyarakat berarti

masyarakat ikut serta, yaitu mengikuti dan menyertai pemerintah karena

kenyataaannya pemerintahlah yang sampai dewasa ini merupakan

perancang, penyelenggara, dan pembayar utama dalam pembangunan.

Masyarakat diharapkan dapat ikut serta, karena di seleggarakan dan

dibiayai utama oleh pemerintah itu dimaksudkan untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat sendiri, untuk rakyat banyak. (dalam Siti

Fatimah,2012:10) Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah tidak

terlepas dari adanya partisipasi aktif anggota masyarakatnya. Masyarakat

daerah, baik sebagai kesatuan sistem maupun sebagai individu, merupakan

bagian integral yang sangat penting dari sistem pemerintahan, karena

secara prinsip penyelenggaraan daerah ditujukan guna mewujudkan

masyarakat yang sejahtera di daerah yang bersangkutan. Konsepsi

partisipasi masyarakat terkait secara langsung dengan ide demokrasi,

dimana prinsip dasar demokrasi “dari, oleh dan untuk rakyat”, akan:

“memberikan pada setiap warga negara kemungkinan untuk menaiki

jenjang skala sosial dan dengan demikian menurut hukum membuka jalan

bagi hak-hak masyarakat untuk meniadakan semua hak istimewa yang

dibawa sejak lahir, serta menginginkan agar perjuangan demi keunggulan

dalam masyarakat ditentukan semata-mata oleh kemampuan seseorang”


17

Partisipasi masyarakat desa adalah penyelenggaraan pemerintahan desa

yang mengikutsertakan unsur masyarakat desa dan kelembagaan, (Wijaya

David 2018: 48). keikutsertaan masyarakat desa dalam proses

pengindentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat,

pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk

menangani masalah. partisipasi masyarakat desa bertujuan untuk

memampukan desa dalam melakukan aksi bersama sebagai suatu kesatuan

tata kelola pemerintah desa, kesatuan tata kelola lembaga kemasyarakatan

desa serta kesatuan atat kelola ekonomi dan lingkungan. Partisipasi

masyarakat desa menurut peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014

tentang peraturan pelaksanaan undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang

desa pada pasal 127, partisipasi masyarakat desa dapat dilakukan dengan:

1. Mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan

pembangunan desa yang dilaksanakan secara swakelola oleh Desa.

2. Mengembangkan program dan kegiatan pembangunan desa secara

berkelanjutan dengan mendayagunakan sumber daya manusia dan

sumber daya alam yang ada di desa.

3. Menyusun perencanaan pembangunan desasesuai dengan prioritas,

potensi dan nilai kearifan local.

4. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan desa

yang dilakukan melalui musyawarah desa.

5. Menyelenggarakan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya

manusia masyarakat desa.


18

6. Melakukan pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan pemerintah

desa dan pembanguna desa yang dilakukan secara partisipatif oleh

masyarakat desa.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, partisipasi masyarakat

merupakan manifestasi dari kesadarandan kepedulian serta

tanggungjawab terhadap upaya memperbaiki kualitas hidup bersama.

Partisipasi masyarakat tersebut cukup luas cakupannya, sebagai

berikut:

1. Partisipasi dalam proses perencanaan.

2. Partisipasi dalam pelaksanaan.

3. Partisipasi dalam mengawasi dan mengevaluasi.

4. Partisipasi dalam pemanfaatan.

2.2 Penelitian Sebelumnya

1. Wakhidatul Rizkiyah, 2018, PERAN PERANGKAT DESA DAN

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA AKUNTABILITAS

PENGELOLAAN DANA DESA (Studi Empiris pada Desa di

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang). Akuntabilitas merupakan

salah satu prinsip good governance, dimana akuntabilitas merupakan

kewajiban pemegang amanah (agent) untuk memberikan

pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan

segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada

pemberi amanah (principal) yang memiliki hak untuk meminta


19

pertanggungjawaban. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

peran perangkat desa dan partisipasi masyarakat terhadap

akuntabilitas pengelolaan dana desa di Kecamatan Grabag Kabupaten

Magelang. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

primer dan pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan

menggunakan kuesioner. Metoda pengumpulan data menggunakan

metoda purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah 144

perangkat desa di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perangkat desa dan

partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap akuntabilitas

pengelolaan dana desa

2. Vina Andika Krisnawat, 2020, PENGARUH PERAN PERANGKAT

DESA, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, DAN

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP AKUNTABILITAS

PENGELOLAAN DANA DESA (Studi empiris pada Kecamatan

Secang Kabupaten Magelang). Penelitian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh Peran Perangkat Desa, Sistem Pengendalian Internal, Dan

Partisipasi Masyarakat Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana

Desa. Penelitian ini menggunakan sampel kepala desa, sekretaris desa,

bendahara, kasi, kaur, dan kepala dusun yang bekerja di kecamatan

Secang, Kabupaten Magelang. Jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 228, berdasarkan metode purposive sampling. Pemilihan


20

pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perangkat Desa

tidak berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

sedangkan Sistem Pengendalian Internal, Dan Partisipasi Masyarakat

berpengaruh positif terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

3. Selvia Mega Ayu Saputri, 2020, PARTISIPASI MASYARAKAT,

PEMAHAMAN, DAN PERAN PERANGKAT DESA TERHADAP

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA DESA DI

KECAMATAN SENTOLO, KULON PROGO. Penelitian ini

bertujuan untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa yang terletak di Kecamatan

Sentolo dilihat dari sudut pandang partisipasi masyarakat, pemahaman

dan peran perangkat desa. Penelitian ini dilaksanakan di desa-desa

Kecamatan Sentolo, karena pada tahun 2019 Desa Banguncipto yang

merupakan salah satu desa di Kecamatan Sentolo telah terjadi

penyalahgunaan dana desa yang dilakukan oleh kepala desa dan

bendahara desa (yogyakarta.kompas.com). Metode pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling. Kriteria sampel yang

digunakan di dalam penelitian ini meliputi: 1) Perangkat desa yang

terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris, Bendahara, Kepala Seksi

Pemerintahan, Kepala Seksi Urusan Umum, Kepala Seksi

Kesejahteraan , Kepala Seksi Pembangunan dan Kepala Dusun di

Kecamatan Sentolo yang bersedia mengisi kuesioner, dan 2) Memiliki


21

masa kerja minimal 1 tahun dan tingkat pendidikan minimal

SMA/SLTA sederajat. Jumlah rincian dari kuesioner yang disebarkan

kepada seluruh perangkat desa di Kecamatan Sentolo yang kembali

sebanyak 64 kuesioner. Jumlah observasi dalam penelitian ini

berjumlah 64 buah dan respon kuesioner sebesar 100% atau 64

kuesioner kembali dan dapat diolah. Pengumpulan data menggunakan

survey kuesioner kepada kepala desa beserta perangkatnya di 8 desa

Kecamatan Sentolo. Pengolahan data menggunakan model penelitian

analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel Partisipasi Masyarakat, Pemahaman dan Peran

Perangkat Desa berpengaruh signifikan positif terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Desa

4. Sisca wulandari, 2019, Pengaruh Peran Perangkat Desa dan Partisipasi

Masyarakat terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa ( Studi

Empiris pada Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang.

Berdasarkan pernyataan dari masyarakat di Kecamatan Matan Hilir

Selatan, untuk penatausahaan alokasi dana desa belum sepenuhnya

sesuai dengan ketentuan peraturan daerah. Banyaknya keluhan

masyarakat tersebut timbul karena kurangnya fasilitas untuk

masyarakat. Pengelolaan keuangan desa yang tidak baik menyebabkan

kurangnya pembangunan di desa tersebut. Penelitian ini menggunakan

metode pendekatan kuantitatif yang dilakukan pada Kecamatan Matan

Hiir Selatan, Kabupaten Ketapang. Populasi dalam penelitiaan ini


22

adalah enam desa di Kecamatan Matan Hilir Selatan yang

mendapatkan dana desa dan sampel sebanyak 51 orang yang

ditentukan dengan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini

teknik pengumpulan data primer dengan cara pembagian kuesioner

kepada objek penelitian. Metode analisis data menggunakan regresi

linear berganda dengan bantuan SPSS versi 23. Pengaruh peran

perangkat desa berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap

akuntabilitas pengelolaan dana desa pada Kecamatan Matan hilir

Selatan. Partisipasi masyarakat berpengaruh positif dan signifikan

terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa pada Kecamatan Matan

Hilir Selatan. Dengan kontribusi variabel independen sebesar 40,4%,

dan 59,6% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam

penelitian ini

5. Sari Wulandari, 2018, Pengaruh Sumber Daya Aparatur Desa, Peran

Perangkat Desa, Sistem Pengendalian Internal, Transparansi,

Aksesibilitas, Penyajian Laporan Keuangan Dan Partisipasi

Masyarakat Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

(Studi Pada Pemerintah Desa di Kecamatan Bayat). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber daya aparatur desa,

peran perangkat desa, sistem pengendalian internal, transparansi,

aksesibilitas, penyajian laporan keuangan dan partisipasi masyarakat

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa pada pemerintah

desa di Kecamatan Bayat.Populasi dalam penelitian ini adalah


23

Pemerintah Desa di Kecamatan Bayat dan sampel dalam penelitian ini

adalah perangkat desa bertanggungjawab terhadap pengelolaan

keuangan desa.Penentuan sampel menggunakan teknik purposive

sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi berganda, koefisien determinasi, uji t dan uji F. Hasil

penelitian menunjukkan sistem pengendalian internal, transparansi

dan penyajian laporan keuangan berpengaruh terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan desa. Sedangkan sumber daya aparatur desa,

peran perangkat desa, aksesibilitas dan partisipasi masyarakat tidak

berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

6. Fitri Ayu Nandea, 2019, Pengaruh Peran Perangkat Desa, Kompetensi

Aparat Pengelola Dana Desa, Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi

Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus Pada

Kecamatan Demak). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh peran perangkat desa, kompetensi aparat pengelola dana

desa dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap akuntabilitas

pengelolaan dana desa. Survey pada penelitian ini dikhususkan hanya

pada desa – desa di wilayah Kecamatan Demak. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

menyebar kuesioner ke 13 desa sebanyak 65 kuesioner dengan

responden kepala desa, sekretaris desa, kepala urusan keuangan,

kepala urusan pemerintahan dan kepala urusan pembangunan. Jenis

data yang digunakan dalam penelitia ini adalah data primer. Hasil
24

penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Peran Perangkat Desa

berpengaruh signifikan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana

Desa; (2) Kompetensi Aparat Pengelola Dana Desa berpengaruh

signifikan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa; (3)

Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka Berpikir yang dimaksudkan sebagai konsep untuk

menjelaskan, mengungkapkan keterkaitan antara variable yang akan

diteliti berdasarkan batasan dan rumusan masalah. Berdasarkan latar

belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan di atas dapat dijelaskan.

Agar bisa diamati konsep pada penelitian ini dijabarkan dalam variabel-

variabel. Kerangka ini ditujukan untuk memperjelas variabel yang diteliti

sehingga elemen pengukurnya dapat dirinci secara kongkrit. Adapun teori

dalam Kerangka Berpikir sebagai berikut :

Peran Perangkat Desa Partisipasi Masyakat (Y)


(X)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


Sumber : Diolah, 2021

2.4 Hipotesis Penelitian


25

Hipotesis menurut Sugiyono (2010) adalah jawaban sementara

terhadap rumusan penelitian di mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dengan demikian peneliti

berpendapat Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar

dan mungkin salah, sehingga dapat dianggap sebagai kesimpulan yang

sifatnya sementara. Berikut dasar yang dapat dijadikan rujukan

menentukan hipotesis pada penelitian ini.

H : Terdapat Pengaruh Peran Perangkat Desa Terhadap Partisipasi

Masyakat Di Desa Barokah Kecamatan Simpang Empat


26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan intrumen penelitian, analisis data

bersifat statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan Sugiyono (2015).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan di dalam penelitian

untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji data statistik yang

akurat. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

disebutkan, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk

mengukur Pengaruh Peran Perangkat Desa Terhadap Partisipasi

Masyakat Di Desa Barokah Kecamatan Simpang Empat

3.2 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Menurut

Sugiyono (2011: 29) penelitian deskriptif adalah metode yang berfungsi

untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang

diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana

26
27

adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang umum.

Secara lebih spesifik, metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode studi kasus (case study). Menurut Nazir (2004:66)

tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara

mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang

khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-

sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Tergantung

dari tujuannya, ruang lingkup dari studi dapat mencakup keseluruhan

siklus dari individu, kelompok, atau lembaga dengan penekanan terhadap

faktor-faktor kasus tertentu ataupun meliputi keseluruhan faktor-faktor

kasus tertentu, ataupun keseluruhan faktor-faktor dan fenomena

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk

peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa

yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang

sebagai sebuah semesta penelitian Sugiyono (2015). Populasi pada

penelitian ini masyarakat Desa Barokah Kecamatan Simpang Empat.

2. Sampel

Sampel penelitian pada penelitian ini adalah masyarakat Desa

Barokah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu.

Adapun penentuan jumlah sampel yang dikembangkan oleh Roscoe


28

dalam Sugiyono (2015;131) adalah ukuran sampel yang layak dalam

penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Mengingat saat ini

masih dalam status pembatasan sosial skala mikro yang di akibatkan

oleh Covid-19, sehingga adanya pembatasan masyakat, maka

responden pada penelitia ini berjumlah 100 responden.

3.4 Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah adalah Peran Perangkat

Desa (X)

Peran Perangkat Desa (X)

Peran perangkat desa memiliki arti seberapa jauh keikutsertaan atau

keterlibatan perangkat desa dalam pengelolaan dana desa. Indikator

yang digunakan untu mengukur variabel ini adalah:

1. Keterlibatan dalam proses perencanaan penggunaan dana desa

2. Keterlibatan dalam melakukan verifikasi keuangan

3. Keikutsertaan dalam pengelolaan dana desa

4. Keterlibatan dalam proses pelaksanaan penggunaan anggaran

5. Keterlibatan dalam proses penatausahaan penggunaan dana desa

6. Ikut serta melakukan audit partisipatif

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini Partisipasi Masyarakat.

Partisipasi masyarakat atau partisipasi warga adalah proses ketika

warga, sebagai makhluk individu maupun kelompok sosial dan

organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses


29

perencanaan pelaksanaan dan pemantauan kebijakan yang langsung

mempengaruhi kehidupan mereka. (Sumarto, 2003:17) Dalam

pelaksanaan kegiatan pembangunan, partisipasi masyarakat

merupakan manifestasi dari kesadaran dan kepedulian serta

tanggungjawab terhadap upaya memperbaiki kualitas hidup

bersama. Berikut Indikator Partisipasi masyarakat:

1. Partisipasi dalam proses perencanaan.

2. Partisipasi dalam pelaksanaan.

3. Partisipasi dalam mengawasi dan mengevaluasi.

4. Partisipasi dalam pemanfaatan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara sebagai berikut:

1. Kuesioner

Kuesioner, yaitu dengan cara menyampaikan kuisioner kepada

responden untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Untuk setiap pertanyaan akan diberi nilai dengan

menggunakan Skala Likert 1 - 5 sesuai dengan pendapat Ghozali

(2012), untuk mendapatkan data yang bersifat interval sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) =5


30

Setuju (S) =4

Ragu- ragu (RR) =3

Tidak Setuju (TS) =2

Sangat Tidak Setuju (STS) =1

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan memeberikan pertanyaan-pertanyaan

kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar

pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini tujuannya dilakukannya

wawancara adalah untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai

variabel penelitian.

3. Observasi

Observasi merupakan sebuah proses mengamati, memahami pola,

norma dan makna perilaku dari suatu obyek tertentu

4. Kepustakaan/Literatur

Mempelajari teori-teori dari buku, Jurnal, Skripsi, Tesis dan studi

terhadap literatur-literatur pendukung lainnya, serta dari instansi

terkait.

3.6 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda untuk

menguji hipotesis dengan alat analisis statistik berupa software SPSS Versi

21. Pengujian hipotesis dilakukan setelah model regesi linear berganda


31

yang akan digunakan dianggap layak atau bebas dari pelanggaran asumsi

klasik agar hasil pengujian dapat diinterprestasikan dengan tepat. Berikut

tahapan pengujian pada penelitian ini :

1. Uji Validitas

adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan

kenyataan. Digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kueisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2012:52). Uji validitas dalam

penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap

butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir.

Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak

akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut (Sugiyono, 2014),

yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah

valid.

b. Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah

tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliable

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2003:47).


32

Pengukuran terhadap reliabilitas yang harus dipenuhi yaitu memiliki

kriteria sebagai berikut :

a. Jika koefisien Alpha Cronbach> 0,60, maka item-item

pernyataan dari kuesioner adalah reliabel.

b. Jika koefisien Alpha Cronbach< 0,60, maka item-item

pernyataan dari kuesioner adalah tidak reliabel.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi

pada analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least

Square (OLS).Beberapa uji penyimpangan asumsi klasik yang perlu

dilakukan dalam penelitian ini, antara lain :

a. Uji Normalitas

adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai

sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel. Apakah

sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah

tidak.,bertujuan untuk menguji tingkat kenormalan distribusi

variabel pengganggu atau residual dalam model regresi. Adapun

analisis yang digunakan untuk menguji normalitas dalam

penelitian ini adalah dengan metode grafik, yaitu menggunakan

grafik normal probability plot.Grafik normal probability plot

berfungsi membandingkan distribusi kumulatif dari data

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.


33

Deteksi normalitas dilihat melalui penyebaran data (plot) pada

sumbu diagonal, dengan kriteria :

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

adalah sebuah situasi yang menunjukkan adanya korelasi atau

hubungan kuat antara dua variabel bebas atau lebih, dalam sebuah

model regresi berganda. Model regresi yang dimaksud dalam hal

ini antara lain : regresi linear, regresi logistik, regresi data

panel dan cox regression. Pengujian multikolinieritas dilakukan

dengan menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor).Suatu

variabel menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat dari

nilai VIF (Variance Inflation Factor), yang tinggi pada variabel-

variabel bebas suatu model suatu model regresi.Caramendeteksi

terhadap adanya multikolineritas dalam model regresi adalah

sebagai berikut :

1) Besarnya Variabel Inflation Factor (VIF), pedoman suatu

model regresi yang bebas Multikolineritas yaitu nilai VIF ≤

10.
34

2) Besarnya Tolerance pedoman suatu model regresi yang

bebas Multikoneritas yaitu nilai Tolerance ≥ 0,1.

c. Uji Heteroskedastisitas

adalah kondisi di mana sebaran varian faktor atau disturbance

tidak konstan sepanjang daerah observasi. Uji heteroskedastisitas

digunakan untuk melihat sifat dari variance error. Model Regresi

yang baik adalah yang variannya bersifat homoskedastis atau

equal variance. Adapun metode yangdigunakan untuk mendeteksi

ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan metode grafik.

Metode ini dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variable dependen (ZPRED) dengan residualnya

(SRESID). Dasar penentuan ada atau tidaknya heteroskedastisitas

yaitu :

1) Jika ada pola tertentu (plot) yang teratur (bergelombang,

melebar lalu menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas atau plot menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas atau model bersifat

homoskedastis.

4. Uji Hipotesis
35

adalah cabang ilmu statistika inferensial yang dipergunakan untuk

menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik,

apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut.

Beberapa uji hipotesis yang perlu dilakukan dalam penelitian ini,

antara lain :

a. Uji t Signifikansi

Dalam uji statistik t untuk mengukur pengaruh variabel secara

parsial perlu dilakukan berbagai metode.Menurut Ghozali

(2016:97), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen, secara

individual dalam menerangkan variasi variabel independen.

Pengambilan keputusan uji statistik t adalah dengan

membandingkan nilai t hasil perhitungan dengan nilai t menurut

tabel, bila nilai thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan menerima HA.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan suatu

model penelitian dalam menjelaskan variasi variabel dependen

yang ada. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar

variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen

yang ada. Nilai yang mendekati angka 1 berarti variabel

independen hampir atau mampu memberikan informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen (Ghozali, 2016).

Tabel 3.1
Tabulasi interprestasi nilai R
36

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan


1 0,800 – 1,000 Sangat Kuat
2 0,600 – 0,799 Kuat
3 0,400 – 0,599 Sedang
4 0,200 – 0,399 Rendah
5 0,000 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber : Ghozali, 2016.

3.7 Jadwal Penelitian

Jadwal peneltian sebagai berikut

Tabel 3.2
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
(2021)
April Mei Juni Juli Agustus
1 Penyusunan proposal X
2 Seminar Proposal X
3 Pengumpulan Data X X
4 Analisis Data X
5 Menyusun Laporan Akhir X X
6 Ujian Skripsi X
7 Revisi Setelah Ujian Skripsi X X
Sumber : Diolah penulis, 2021

Anda mungkin juga menyukai