Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SISTEM PEMERINTAHAN DESA

“LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA”

DOSEN PENGAMPU:
IYEP SAEFULRAHMAN, S.IP., M.Si
RUDIANA, S.IP., M.Si.

OLEH:
KELOMPOK 6
M. FIERRE DA FIRSTA 170410229010
RAMLAH SAHRIR 170410229014
MUTIA KHAERUNNISA 170410229012
ELSA LAURENZA ROMAULI HUTAHAEAN 190110229007

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat dan
Karunia-Nya kami masih diberikan Kesehatan dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “LEMBAGA KEMASYARAKATAN
DESA”. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Sistem Pemerintahan Desa di Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran Sumedang.
Dalam makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik dalam teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang skami miliki. Oleh karena
itu, kritik dan saran kami harapkan dari semua pihak dalam penyempurnaan
makalah ini.

Jatinangor, 09 Oktober 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
I .1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
I .2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
I .3 Tujuan ................................................................................................................ 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
A. Pengertian Lembaga Kemasyarakatan Desa...................................................... 7
B. Pengertian Karang Taruna, PKK dan MUI Desa.............................................. 7
1. Karang Taruna.................................................................................................. 7
2. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ............................................ 9
3. MUI Desa ......................................................................................................... 10
C. Peran dalam penylenggaraan dan pembangunan Desa .................................. 11
1. Karang Taruna................................................................................................ 11
2. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) .......................................... 12
3. MUI Desa ......................................................................................................... 13
BAB III............................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN
I .1 Latar Belakang
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pasal 1 Undang-undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa, yang dimaksud
dengan Desa adalah Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan nama lain
selanjutnya disebut desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, di Desa dibentuk lembaga
kemasyarakatan desa sesuai dengan kebutuhan desa. Lembaga yang dimaksud
merupakan mitra Pemerintah Desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat Desa.
Selanjutya Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 pada Bab XII pasal 94,
disebutkan bahwa :
1. Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalam
membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
2. Lembaga kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan wadah partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah Desa.
3. Lembaga kemasyarakatan Desa bertugas melakukan pemberdayaan masyarakat
Desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan, serta
meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.
4. Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota, dan
lembaganon-Pemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga
kemasyarakatan yang sudah ada di Desa.
Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Pemerintah Desa memuat
penjelasan mengenai pemerintah desa mendayagunakan Lembaga
Kemasyarakatan yang ada dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan
Pemerintah Desa dalam hal ini termasuk pelaksanaan pembangunan yang ada
didesa. Pembangunan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan
arah pemberdayan suatu desa. Tolak ukur suatu pembangunan yang baik adalah
pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam mensejahterakan
masyarakat. Fungsi dari lembaga kemasyarakatan sangat diperlukan untuk
mewujudkan hal tersebut.Sedangkan menurut Permendagri Nomor 18 Tahun 2018
tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah
wadah partisipasi masyarakat, sebagai mitra Pemerintahan Desa, dan ikut serta
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemberdayaan dan pengawasan pembagunan,
serta menigkatkan pelayanan masyarakat desa(Pratama & Harun, 2017).
Lembaga-lembaga kemasyarakatan menjadi bagian penting dari demokrasi desa di
atas kertas UU dan PP memberikan kekuasaan yang besar terhadap apa yang
disebut sebagai Lembaga Kemasyarakatan, dan ini sepertinya akan memberikan
ruang bagi masyarakat sipil didesa untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
pemerintahan dan pembangunan(Abdullah et al., n.d.). Namun dalam prosesnya,
ada beberapa resiko yang mungkin muncul dengan keluarnya peraturan yang
menindaklanjuti UU dan PP tersebut. Pertama, lembaga ini dapat diartikan
sebagai lembaga baru dan satu-satunya lembaga yang menjadi mitra pemerintah
desa dalam merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi pembangunan. Jika
penafsiran seperti itu, maka akan muncul lembaga korporatis (lembaga yang
tunduk pada peraturan yang telah ditetapkan) yang dibentuk oleh pemerintahan
Desa dan menjadi perpanjangan tangan Desa.
Lembaga kemasyarakatan desa terbagi dalam beberapa jenis yang meliputi:
berdasarkan wilayah, pembinaan pemberdayaan masyarakat, pembinaan
keagamaan dan pembinaan ketentraman dan ketertiban. Salah satunya lembaga
kemasyarakatan desa berdasarkan pemberdayaan masyarakat yaitu seperti:
1. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional dalam
pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bahwa yang mengelolanya dan untuk
masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah yang maha esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju
dan mandiri, kesetaraan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.
2. Karang Taruna
Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan
sasaran pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang
atas prakarsa masyarakat desa.
3. MUI Desa
MUI merupakan organisasi yang dapat memberikan nasihat dan saran mengenai
masalah hukum, keagamaan, dan sosial kemasyarakatan, melalui produknya
Bernama fatwa.
3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah lembaga, organisasi atau
wadah yang di bentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah desa
dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di
lembaga pembagunan.
4. RT dan RW
RT dan Rw adalah lembaga yang di bentuk melalui musyawarah masyarakat
setempat dalam rangka pelayanan pemerintah dan kemasyarakatan yang di
tetapkan oleh kepala desa.
Dari beberapa jenis lembaga kemasyarakatan desa diatas, yang akan kami bahas
dalam makalah ini yaitu PKK, Karang Taruna dan MUI Desa.

I .2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa?
2. Apa yang dimaksud dengan Karang Taruna, PKK dan MUI Desa?
3. Apa peran lembaga kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan
pembangunan desa?

I .3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Lembaga Kemasyarakatan
Desa.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Karang Taruna, PKK dan
MUI Desa.
3. Untuk mengetahui apa saja peranan Lembaga Kemasyarakatan Desa
dalam penyelenggaraan dan pembangunan desa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Kemasyarakatan Desa
Dalam sistem pemerintahan daerah di Indonesia, dikenal istilah Lembaga
Kemasyarakatan. Lembaga Kemasyarakatan adalah suatu organisasi yang
berada di wilayah kelurahan/desa. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
Tentang Pemerintahan Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
Tentang Desa serta Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tentang Kelurahan telah
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membentuk lembaga
kemasyarakatan di desa atau kelurahan sesuai dengan kebutuhan.(Rai, 2021)
Mengenai lembaga kemasyarakatan juga dijelaskan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor dan 2 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (9)
yaitu: “Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut nama lain adalah lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
Pemerintahan Desa dalam memberdayakan masyarakat.”
Secara umum, Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah wadah partisipasi
masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan
masyarakat Desa. Lembaga Kemasyarakatan adalah himpunan daripada
norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok
dalam kehidupan masyarakat. Tujuan dari pembentukan lembaga
kemasyarakatan adalah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai gotong
royong dan kekeluargaan merupakan sendi-sendi utama dalam kehidupan
kemasyarakatan di Indonesia.
B. Pengertian Karang Taruna, PKK dan MUI Desa
1. Karang Taruna
Karang Taruna berdasarkan pasal 1 angka 14 Peraturan Menteri Dalam
Negeri nomor 5 tahun 2007 tentang pedoman penataan Lembaga
Kemasyarakatan (“Permendagri 5/2007”), adalah Lembaga
Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda
yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung
jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di
wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama
bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial, yang secara fungsional
dibina dan dikembangkan oleh departemen sosial. Karang taruna
beranggotakan pemuda dan pemudi(dalam AD/ART nya diatur
keanggotaannya mulai dari pemuda dan pemudi berusia mulai dari 11-40
tahun) dan batas sebagai pengurus adalah berusia 17-35 tahun(Sari et al.,
n.d.). Banyak hal yang dapat dilakukan para pemuda pemudi karang taruna
untuk menyumbangkan hal besar dimulai dari hal kecil, seperti:
a. Melatih berorganisasi yang kompak dan sehat ajang silaturahmi.
Misalnya: mengadakan agenda kumpul bersama setiap seminggu
sekali untuk menjalin silahturahmi dan memper erat tali persaudaran.
b. Mengadakan kegiatan kerja bakti dan penataan lingkungan. Misalnya:
mengadakan jumat bersih bersama warga dan pemuda lain nya,
mengadakan bersih masjid setiap hari minggu bersama rismawan dan
rismawati desa setempat.
c. Menggalakan penanaman apotek hidup dan warung hidup. Misalnya:
mengajak warga sekitar untuk membuat menanam apotik hidup di
halam rumahnya atau pada media tertentu.
d. Mengadakan lomba hal ± hal positif. Misalnya: dalam bidang
olahraga:lomba bola voli putra dan putri atau sepak, dalam bidang
keagamaan lomba TPA: hafalan surat pendek, puisi islami, lomba
adzan, lomba ceramah dll.
e. Mengadakan sekolah tambahan. Misalnya: bersama anak ± anak desa
setempat seusai pulang sekolah, membuat kerajinan tangan dari bahan
bekas yang masih bisa digunakan dll. Hal ini di harapkan untuk
menumbuhkan jiwa usaha pada anak.
f. Mendirikan perpustakaan sederhana. Misalnya: memanfaatkan lokasi
atau ruang yang tak terpakai untuk dijadikan taman baca sederhana
desa.

Adapun tujuan dari Karang Taruna yaitu sebagai berikut:


a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan
tanggung jawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna
dalam mencegah, menagkal, menanggulangi dan mengantisipasi
berbagai masalah sosial.
b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga
Karang Taruna yang Trampil dan berkepribadian serta
berpengetahuan.
c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka
mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna.
d. Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk
mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam
keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
e. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna
dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
f. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial yang semakin meningkat bagi
generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang
memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia
pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial
dilingkungannya.
g. Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di
desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara
komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan oleh
Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat
lainnya.
2. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah sebuah
organisasi kemasyarakatan desa yang mampu menggerakkan partisipasi
masyarakat desa dalam pembangunan, juga berperan dalam kegiatan
pertumbuhan desa. PKK sebagai gerakan yang tumbuh dari bawah dengan
perempuan sebagai penggerak dalam membangun, membina, dan
membentuk keluarga guna mewujudkan kesejahteraan keluarga sebagai
unit kelompok terkecil dalam masyarakat.
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah organisasi
kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi
dalam pembangunan dan juga merupakan suatu gerakan yang bersifat
sosial ekonomi yang berorientasi pada usaha pembinaan individu untuk
menimbulkan kesadaran kepada segi-segi kehidupan didalam keluarga.
Berawal dari seminar Home Economic di Bogor tahun 1957. Sebagai
tindak lanjut dari seminar tersebut, pada tahun 1961 panitia penyusunan
tata susunan pelajaran pada pendidikan kesejahteraan keluarga. Gerakan
PKK di masyarakatkan lewat kepedulian istri gubernur Jawa Tengah pada
tahun 1967 (Ibu Isriati Moenadi), yang membentuk upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui 10 program pokok keluarga
dengan membentuk tim penggerak PKK di semua tingkatan, yang
keanggotaan timnya secara relawan dan terdiri dari tokoh masyarakat, para
isteri kepala dinas/jawatan dan isteri kepala daerah sampai dengan tingkat
desa dan kelurahan, yang kegiatannya didukung dengan anggaran
pendapatan dan belanja daerah, dan terus mengalami perkembangan
sehingga pada tanggal 27 desember 1972 mendagri mengeluarkan surat
kawat no. Sus 3/6/12 kepada seluruh gubernur yang ada di Indonesia, agar
mengubah nama pendidikan kesejatehraan keluarga menjadi pembinaan
kesejahteraan keluarga.
Namun seiring perkembangan, akhirnya berganti nama menjadi
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). PKK ini lebih diarahkan
kepada perannya dalam mengembangkan partisipasi perempuan dalam
pembangunan desa melalui programprogram yang dijalankan. Sehingga
membawa kaum perempuan sebagai agen yang sangat penting bagi
kesejahteraan keluarga dan masyarakat(RANTUNG et al., 2016).
3. MUI Desa
Majelis Ulama Indonesia (disingkat MUI; bahasa Arab: ‫مجلس العلماء‬
‫ اإلندونيسي‬Majlis al-ʿUlama' al-Indunīsī) adalah lembaga independen yang
mewadahi para ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam untuk
membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam di
Indonesia khususnya di Desa Sukadana. Majelis Ulama Indonesia berdiri
pada 17 Rajab 1395 Hijriah atau 26 Juli 1975 MAsehi di Jakarta,
Indonesia Sesuai dengan tugasnya, MUI membantu pemerintahan desa
dalam melakukan hal-hal yang menyangkut kemaslahatan umat Islam,
seperti mengeluarkan fatwa dalam kehalalan sebuah makanan, penentuan
kebenaran sebuah aliran dalam agama Islam, dan hal-hal yang berkaitan
dengan hubungan seorang muslim dengan lingkungannya.
Lembaga yang disebut dengan Majelis Ulama Indonesia tersebut
pembentukannya bertingkat dari tingkat nasional atau MUI Pusat sampai
ke tingkatan pemerintah terkecil yaitu desa atau di sebut MUI Desa.
Secara umum tujuan dibentuknya MUI adalah sebagai berikut :

a. Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam di Desa


dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang
diridhoi Allah.

b. Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan


kemasyarakatan kepada Pemerintah Desa dan masyarakat,
meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya hubungan keislaman dan
kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan
kesatuan.

c. Menjadi penghubung antara ulama dan pemerintah desa dan


penerjemah timbal balik antara umat dan pemerintah desa guna
menyukseskan pembangunan nasional.

d. Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga


Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan
tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan
mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.

Pengabdian Majelis Ulama Indonesia tertuang dalam tujuh tugas MUI,


yaitu:

1. Sebagai pengawal bagi penganut agama Islam


2. Sebagai pemberi edukasi dan pembimbing bagi penganut agama Islam
3. Sebagai penjaring kader-kader yang lebih baik
4. Sebagai pemberi solusi bagi masalah keagamaan di dunia
internasional.
5. Sebagai perumus konsep pendidikan Islam
6. Sebagai pengawal konten dalam media massa
7. Sebagai organisasi yang menjalankan kerja sama dengan organisasi
keagamaan

Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama,


zu’ama dan cendekiawan muslim berusaha untuk:

a. Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia


khususnya Desa dalam mewujudkan kehidupan beragama dan
bermasyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala;
b. Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan
kemasyarakatan kepada Pemerintah Desa dan masyarakat,
meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah dan
kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan
kesatuan bangsa serta;
c. Menjadi penghubung antara ulama dan umaro (pemerintah) dan
penterjemah timbal balik antara umat dan pemerintah guna
mensukseskan pembangunan nasional;
d. Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga
Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan
tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan
mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.

MUI bertindak sebagai antarmuka antara pemerintahan yang sekuler,


dan masyarakat Islam. Perubahan dalam masyarakat sipil telah
memperluas peran MUI dan membuatnya semakin kompleks. MUI
memberikan fatwa kepada masyarakat Islam; melalui ini mereka
menentukan arah umum kehidupan umat Islam di Indonesia khususnya
juga di Desa.

C. Peran dalam penylenggaraan dan pembangunan Desa


1. Karang Taruna
Karang Taruna sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang
beranggotakan para pemuda desa juga sangat dibutuhkan perannya dalam
pembangunan desa khususnya dibidang sosial. Apalagi Karang Taruna
sudah diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial. Karang Taruna sebagai organisasi sosial
kemasyarakatan mempunyai peran sangat penting dalam masyarakat yang
merupakan pilar kekuatan di dalam pembangunan baik didesa/kelurahan.
Peran Karang Taruna dalam penyelenggaraan dan pembangunan Desa
adalah sebagai berikut:
a. Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.
b. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.
c. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda
dilingkunggannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan.
d. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi
generasi muda di lingkungannya.
e. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran
tanggung jawab sosial generasi muda.
f. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa
kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai
kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
g. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan
tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif,
ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan
mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di
lingkungannya secara swadaya.

2. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)


PKK mempunyai peran penting dalam pembangunan dengan berbagai
inovasi dan kegiatan yang dilakukan lewat partisipasi dan pemberdayaan
keluarga. Namun, tanpa adanya sinkronisasi program dan kegiatan dengan
perangkat daerah, program PKK akan timpang. Sepuluh program pokok
PKK dan prioritas pembangunan mempunyai tujuan akhir yang sama yaitu
mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat desa. Sepuluh program pokok
tersebut sebagai berikut:
1. Penghayatan dan pengamalan Pancasila.
2. Gotong Royong.
3. Pangan.
4. Sandang.
5. Perumahan dan tata laksana Rumah Tangga.
6. Pendidikan dan keterampilan.
7. Kesehatan.
8. Pengembangan kehidupan berkoprasi.
9. Kelestarian lingkungan hidup.
10. Perencanaan Sehat.
Kesejahteraan keluarga menjadi tujuan utama PKK. Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang akan
berpengaruh besar terhadap kinerja pembangunan. Dari keluarga yang
sejahtera ini, maka tata kehidupan berbangsa dan bernegara akan dapat
melahirkan ketentraman, keamanan, keharmonisan, dan kedamaian. PKK
mempunyai peran untuk membantu pemerintah Desa dan Kelurahan dalam
meningkatkan kesejahteraan lahir batin menuju terwujudnya keluarga
yang berbudaya, bahagia, sejahtera, maju, mandiri, dan harmonis serta
mempunyai peran dalam menumbuhkembangkan potensi dan peran
perempuan dalam meningkatkan pendapatan keluarga.
3. MUI Desa
MUI dibentuk Sebagai upaya untuk mewujudkan kehidupan beragama
yang harmonis ditengah perbedaan pandangan dikalangan umat islam,
pemerintah membentuk lembaga yang mewadahi para ulama, zu’ama dan
cendekiawan muslim di Indonesia untuk membimbing, membina dan
mengayomi kaum muslim khususnya juga di Desa. Adapun peran MUI
Desa dalam penyelenggaraan dan pembangunan desa adalah sebagai
berikut:

1. Bimbingan dan Pembinaan Dakwah


2. Bimbingan dan Pembinaan Pendidikan
3. Bimbingan dan Pembinaan Ukhuwwah dan Kerukunan
4. Bimbingan dan Pembinaan Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Ummat
5. Bimbingan dan Pembinaan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
6. Bimbingan dan Pembinaan Masalah Keagamaan dalam Bentuk Kajian
Hukum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga Kemasyarakatan Desa memiliki peran penting dalam
penyelenggaraan dan pembangunan didaerah khususnya di tingkatan Desa,
yang mana pembentukannya lembaga kemasyarakatan adalah atas prakarsa
pemerintah desa dan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan desa adalah
sebagai tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga,
Karang Bkepala Desa dalam melaksanakan pemberdayaan kesejahteraan
keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Berdirinya
lembaga kemasyarakatan desa merupakan salah satu bentuk upaya
membantu kepala desa dalam memberdayakan masyarakat yang
bersumber daya dari masyarakat yang dikelola secara kelembagaan dan
diselenggarakan oleh masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A., Tetap, D., Ilmu, P., Pada, H., Syari ’ah, F., Hukum, D., Ar-Raniry,
U., & Aceh, B. (n.d.). Teori Terbentuknya Lembaga Adat.
Pratama, R. A., & Harun, A. (2017). Peranan Lembaga Kemasyarakatan dalam
Membantu Tugas Lurah. Jurnal Trias Politika, 1(2), 55–74.
https://doi.org/10.33373/jtp.v1i2.1063
Rai, I. (2021). Peran Lembaga Kemasyarakatan Desadalam Memberdayakan
Masyarakat Desa (Studi Di Desa Pangkalan Bayat Kecamatan Bayung
Lencir Kabupaten Musi Bayuasin). Skripsi, 1–68.
RANTUNG, J. F., MANDEY, J., & LONDA, V. Y. (2016). PERANAN
PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK ) DALAM
MENGGERAKKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA( SUATU STUDI DI
DESA ONGKAU I KABUPATEN MINAHASA SELATAN. 1–23.
Sari, D. D., Hasyim, A., & Nurmalisa, Y. (n.d.). PERANAN KARANG TARUNA
DALAM MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PEMUDA
KELURAHAN MARGODADI. 1–12.

Anda mungkin juga menyukai