DOSEN PENGAMPU:
IYEP SAEFULRAHMAN, S.IP., M.Si
RUDIANA, S.IP., M.Si.
OLEH:
KELOMPOK 6
M. FIERRE DA FIRSTA 170410229010
RAMLAH SAHRIR 170410229014
MUTIA KHAERUNNISA 170410229012
ELSA LAURENZA ROMAULI HUTAHAEAN 190110229007
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat dan
Karunia-Nya kami masih diberikan Kesehatan dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “LEMBAGA KEMASYARAKATAN
DESA”. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Sistem Pemerintahan Desa di Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran Sumedang.
Dalam makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik dalam teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang skami miliki. Oleh karena
itu, kritik dan saran kami harapkan dari semua pihak dalam penyempurnaan
makalah ini.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
I .1 Latar Belakang
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pasal 1 Undang-undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa, yang dimaksud
dengan Desa adalah Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan nama lain
selanjutnya disebut desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, di Desa dibentuk lembaga
kemasyarakatan desa sesuai dengan kebutuhan desa. Lembaga yang dimaksud
merupakan mitra Pemerintah Desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat Desa.
Selanjutya Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 pada Bab XII pasal 94,
disebutkan bahwa :
1. Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalam
membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
2. Lembaga kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan wadah partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah Desa.
3. Lembaga kemasyarakatan Desa bertugas melakukan pemberdayaan masyarakat
Desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan, serta
meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.
4. Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota, dan
lembaganon-Pemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga
kemasyarakatan yang sudah ada di Desa.
Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Pemerintah Desa memuat
penjelasan mengenai pemerintah desa mendayagunakan Lembaga
Kemasyarakatan yang ada dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan
Pemerintah Desa dalam hal ini termasuk pelaksanaan pembangunan yang ada
didesa. Pembangunan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan
arah pemberdayan suatu desa. Tolak ukur suatu pembangunan yang baik adalah
pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam mensejahterakan
masyarakat. Fungsi dari lembaga kemasyarakatan sangat diperlukan untuk
mewujudkan hal tersebut.Sedangkan menurut Permendagri Nomor 18 Tahun 2018
tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah
wadah partisipasi masyarakat, sebagai mitra Pemerintahan Desa, dan ikut serta
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemberdayaan dan pengawasan pembagunan,
serta menigkatkan pelayanan masyarakat desa(Pratama & Harun, 2017).
Lembaga-lembaga kemasyarakatan menjadi bagian penting dari demokrasi desa di
atas kertas UU dan PP memberikan kekuasaan yang besar terhadap apa yang
disebut sebagai Lembaga Kemasyarakatan, dan ini sepertinya akan memberikan
ruang bagi masyarakat sipil didesa untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
pemerintahan dan pembangunan(Abdullah et al., n.d.). Namun dalam prosesnya,
ada beberapa resiko yang mungkin muncul dengan keluarnya peraturan yang
menindaklanjuti UU dan PP tersebut. Pertama, lembaga ini dapat diartikan
sebagai lembaga baru dan satu-satunya lembaga yang menjadi mitra pemerintah
desa dalam merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi pembangunan. Jika
penafsiran seperti itu, maka akan muncul lembaga korporatis (lembaga yang
tunduk pada peraturan yang telah ditetapkan) yang dibentuk oleh pemerintahan
Desa dan menjadi perpanjangan tangan Desa.
Lembaga kemasyarakatan desa terbagi dalam beberapa jenis yang meliputi:
berdasarkan wilayah, pembinaan pemberdayaan masyarakat, pembinaan
keagamaan dan pembinaan ketentraman dan ketertiban. Salah satunya lembaga
kemasyarakatan desa berdasarkan pemberdayaan masyarakat yaitu seperti:
1. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional dalam
pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bahwa yang mengelolanya dan untuk
masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah yang maha esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju
dan mandiri, kesetaraan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.
2. Karang Taruna
Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan
sasaran pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang
atas prakarsa masyarakat desa.
3. MUI Desa
MUI merupakan organisasi yang dapat memberikan nasihat dan saran mengenai
masalah hukum, keagamaan, dan sosial kemasyarakatan, melalui produknya
Bernama fatwa.
3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah lembaga, organisasi atau
wadah yang di bentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah desa
dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di
lembaga pembagunan.
4. RT dan RW
RT dan Rw adalah lembaga yang di bentuk melalui musyawarah masyarakat
setempat dalam rangka pelayanan pemerintah dan kemasyarakatan yang di
tetapkan oleh kepala desa.
Dari beberapa jenis lembaga kemasyarakatan desa diatas, yang akan kami bahas
dalam makalah ini yaitu PKK, Karang Taruna dan MUI Desa.
I .2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa?
2. Apa yang dimaksud dengan Karang Taruna, PKK dan MUI Desa?
3. Apa peran lembaga kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan
pembangunan desa?
I .3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Lembaga Kemasyarakatan
Desa.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Karang Taruna, PKK dan
MUI Desa.
3. Untuk mengetahui apa saja peranan Lembaga Kemasyarakatan Desa
dalam penyelenggaraan dan pembangunan desa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Kemasyarakatan Desa
Dalam sistem pemerintahan daerah di Indonesia, dikenal istilah Lembaga
Kemasyarakatan. Lembaga Kemasyarakatan adalah suatu organisasi yang
berada di wilayah kelurahan/desa. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
Tentang Pemerintahan Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
Tentang Desa serta Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tentang Kelurahan telah
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membentuk lembaga
kemasyarakatan di desa atau kelurahan sesuai dengan kebutuhan.(Rai, 2021)
Mengenai lembaga kemasyarakatan juga dijelaskan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor dan 2 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (9)
yaitu: “Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut nama lain adalah lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
Pemerintahan Desa dalam memberdayakan masyarakat.”
Secara umum, Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah wadah partisipasi
masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan
masyarakat Desa. Lembaga Kemasyarakatan adalah himpunan daripada
norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok
dalam kehidupan masyarakat. Tujuan dari pembentukan lembaga
kemasyarakatan adalah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai gotong
royong dan kekeluargaan merupakan sendi-sendi utama dalam kehidupan
kemasyarakatan di Indonesia.
B. Pengertian Karang Taruna, PKK dan MUI Desa
1. Karang Taruna
Karang Taruna berdasarkan pasal 1 angka 14 Peraturan Menteri Dalam
Negeri nomor 5 tahun 2007 tentang pedoman penataan Lembaga
Kemasyarakatan (“Permendagri 5/2007”), adalah Lembaga
Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda
yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung
jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di
wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama
bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial, yang secara fungsional
dibina dan dikembangkan oleh departemen sosial. Karang taruna
beranggotakan pemuda dan pemudi(dalam AD/ART nya diatur
keanggotaannya mulai dari pemuda dan pemudi berusia mulai dari 11-40
tahun) dan batas sebagai pengurus adalah berusia 17-35 tahun(Sari et al.,
n.d.). Banyak hal yang dapat dilakukan para pemuda pemudi karang taruna
untuk menyumbangkan hal besar dimulai dari hal kecil, seperti:
a. Melatih berorganisasi yang kompak dan sehat ajang silaturahmi.
Misalnya: mengadakan agenda kumpul bersama setiap seminggu
sekali untuk menjalin silahturahmi dan memper erat tali persaudaran.
b. Mengadakan kegiatan kerja bakti dan penataan lingkungan. Misalnya:
mengadakan jumat bersih bersama warga dan pemuda lain nya,
mengadakan bersih masjid setiap hari minggu bersama rismawan dan
rismawati desa setempat.
c. Menggalakan penanaman apotek hidup dan warung hidup. Misalnya:
mengajak warga sekitar untuk membuat menanam apotik hidup di
halam rumahnya atau pada media tertentu.
d. Mengadakan lomba hal ± hal positif. Misalnya: dalam bidang
olahraga:lomba bola voli putra dan putri atau sepak, dalam bidang
keagamaan lomba TPA: hafalan surat pendek, puisi islami, lomba
adzan, lomba ceramah dll.
e. Mengadakan sekolah tambahan. Misalnya: bersama anak ± anak desa
setempat seusai pulang sekolah, membuat kerajinan tangan dari bahan
bekas yang masih bisa digunakan dll. Hal ini di harapkan untuk
menumbuhkan jiwa usaha pada anak.
f. Mendirikan perpustakaan sederhana. Misalnya: memanfaatkan lokasi
atau ruang yang tak terpakai untuk dijadikan taman baca sederhana
desa.
Abdullah, A., Tetap, D., Ilmu, P., Pada, H., Syari ’ah, F., Hukum, D., Ar-Raniry,
U., & Aceh, B. (n.d.). Teori Terbentuknya Lembaga Adat.
Pratama, R. A., & Harun, A. (2017). Peranan Lembaga Kemasyarakatan dalam
Membantu Tugas Lurah. Jurnal Trias Politika, 1(2), 55–74.
https://doi.org/10.33373/jtp.v1i2.1063
Rai, I. (2021). Peran Lembaga Kemasyarakatan Desadalam Memberdayakan
Masyarakat Desa (Studi Di Desa Pangkalan Bayat Kecamatan Bayung
Lencir Kabupaten Musi Bayuasin). Skripsi, 1–68.
RANTUNG, J. F., MANDEY, J., & LONDA, V. Y. (2016). PERANAN
PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK ) DALAM
MENGGERAKKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA( SUATU STUDI DI
DESA ONGKAU I KABUPATEN MINAHASA SELATAN. 1–23.
Sari, D. D., Hasyim, A., & Nurmalisa, Y. (n.d.). PERANAN KARANG TARUNA
DALAM MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PEMUDA
KELURAHAN MARGODADI. 1–12.