Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SILA KEDUA PANCASILA

“ KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB “


BESERTA PERMASALAHANNYA
KELOMPOK 7

Disusun Oleh:

1. Riesky Meyra Maharani (2190064)


2. Bulan Ratna Maharani Hartono Putri (2190065)
3. Yerian Yeremia Yudhit (2190066)
4. Rayhand Zacky Alghiffary (2190067)
5. Agung Resna Subali (2190068)
6. Qarishma Qinasih (2190069)
7. Neysa Purdiwanti Sianipar (2190070)
8. Indri Mulyanti (2190071)
9. Reva Lisalvia Fitriah (2190072)
10. Marleen Lauretta (2190073)

PROGRAM STUDI DOKTER GIGI


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab” dengan baik. Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dan saran dari dosen kami. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk.Bali
Widodo yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini hingga penyusunan
makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Bandung, 29 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................I

DAFTAR ISI............................................................................................................................II

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................3

KAJIAN TEORI.......................................................................................................................3

2.1 ARTI DAN MAKNA SILA KEMANUSIAN YANG ADIL DAN BERADAB...................................3
2.2 BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA KEDUA, PENGERTIAN BULLYING DAN PENTINGNYA
MENGHARGAI ORANG LAIN.....................................................................................................3

2.3 KAITAN UNDANG-UNDANG DASAR DASAR PANCASILA 1945 DENGAN SILA KE-2.........7

BAB III......................................................................................................................................8

ANALISIS KRITIS..................................................................................................................8

BAB IV....................................................................................................................................10

REFLEKSI..............................................................................................................................10

BAB V......................................................................................................................................11

PENUTUP...............................................................................................................................11

5.1 KESIMPULAN...................................................................................................................11
5.2 SARAN.............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila telah memberikan identitas bangsa yang membedakan bangsa Indonesia


dari bangsa lain dalam bersikap, bertingkah laku secara perorangaan maupun secara
kemasyarakatan. Sila ke-dua yang terdapat pada pancasila memberikan dasar kepada kita
sebagai manusia agar senantiasa memanusiakan orang lain dalam kehidupan. Selain itu,
dalam sila ke-dua juga, terdapat nilai keadilan di mana menuntut kita sebagai manusia yang
tidak dapat lepas dari manusia lainnya harus menghormati, menghargai dan menjunjung
tinggi keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sifat dasar Pancasila bersumber pada hakikat kodrat manusia. Tetapi, banyak
diantaranya masyarakat Indonesia yang masih belum akan sadar dalam sikap menghargai dan
menghormati bahkan melakukan tindakan sebaliknya yaitu tindakan kekerasan terhadap
sesama manusia. Salah satu contoh diantara tindakan tersebut yaitu perilaku Bullying dan
seringnya terjadi tidak menghargai pendapat ataupun masukan dari berbagai pihak dan ini
memicu terjadinya perselisihan antar sesama.
Berlandaskan sila ke-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab tentu saja fenomena-
fenomena di atas bertentangan dengan hakikat dari sila ke-2 Pancasila. Hal ini dijelaskan oleh
Noor dan Suparman (2016) yang menegaskan bahwa Kemanusiaan yang adil dan beradab
mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan
pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma dan kebudayaan pada
umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun lingkungannya.
Diantara kasus pelanggaran kemanusiaan yang beberapa telah disebutkan di atas,
Fenomena bullying merupakan masalah yang bersifat universal dikarenakan hampir
menyentuh setiap sendi dalam kehidupan bermasyarakat seperti, lingkungan keluarga,
lingkungan perkantoran dan yang paling sering terjadi ialah di lingkungan pendidikan.
Meskipun tidak ada peraturan yang mewajibkan sekolah harus memiliki kebijakan program
anti-bullying, tetapi dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 54 dinyatakan “anak wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
2

guru, pengelola sekolah atau temannya didalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga
pendidikan lainnya”.
Selain kasus pelanggaran adapun penerapan makna sila kedua dalam kehidupan
bermasyarakat contohnya sikap menghargai orang lain. Setiap orang dalam hidup
bermasyarakat harus mempunyai kesediaan untuk hidup dengan orang lain yang memiliki
persamaan sekaligus perbedaan dengan dirinya. Di antara anggota masyarakat mungkin saja
memiliki kesamaan tertentu antara lain seperti tingkat pendidikan, suku, agama, dan lain
sebagainya. Disisi lain terdapat pula perbedaan-perbedaan yang dimiliki diantara sesama
warga masyarakat.
Persamaan serta perbedaan yang dimiliki oleh setiap manusia akan menimbulkan
sikap untuk saling menghargai. Untuk mengembangkan sikap saling menghargai tidak
mudah, karena manusia cenderung menonjolkan perbedaan yang dimiliki setiap individu
dengan individu lainnya atas dasar pengamatan sepintas saja. Perbedaan-perbedaan tersebut
sering kali dipergunakan untuk menunjukkan bahwa dirinya lebih baik, lebih unggul, dan
lebih berharga dari orang lain. Sesungguhnya manusia mempunyai derajat yang sama dimata
tuhan, karena semua manusia diciptakan dan diberikan hak asasi yang sama. Dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara akan muncul keanekaragaman
perbedaan, seperti perbedaan tingkat kepandaian, perbedaan suku, dan perbedaan agama.
Dalam situasi seperti ini diperlukan kesadaran bertoleransi yang tinggi untuk saling
menghargai guna menciptakan kehidupan yang tentram dan damai.
3

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Arti dan makna sila kemanusian yang adil dan beradab

Pancasila merupakan buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang dilakukan


para tokoh penting pada masa perjuangan kemerdekaan. Dalam Pancasila, ada lima
sila atau pedoman yang perlu diketahui. Kelima prinsip yang ada dalam Pancasila
tersebut kali pertama dicetuskan oleh Presiden RI, Soekarno, pada 1 Juni 1945. Hal
tersebut juga yang menjadi dasar Presiden Joko Widodo pada 2016 menetapkan 1 Juni
sebagai Hari Pancasila. Adapun lima prinsip yang dijadikan sila dalam Pancasila
tersebut ialah Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap
sila tersebut mempunyai arti tersendiri yang harus dipahami masyarakat Indonesia,
termasuk sila kedua yang berbunyi 'kemanusiaan yang adil dan beradab'. Tanpa
memahami maknanya, susah untuk bisa menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Makna sila kedua Pancasila yang pertama ialah kesadaran. Kesadaran perilaku
setiap rakyat Indonesia akan disesuaikan dengan nilai-nilai moral dan tuntutan hati
nurani yang ada pada sanubari setiap pribadi masing-masing. Atas kesadaran tersebut,
diharapkan bisa memberikan peran dari masing-masing lembaga masyarakat
Indonesia untuk melakukan atau melaksanakan pembangunan sesuai kapasitasnya.
Makna sila kedua yang berikutnya ialah serangkaian pengakuan serta
menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) antarindividu, yang sejatinya dimiliki
seseorang ketika ia baru dilahirkan dari rahim ibunya.
Makna sila kedua Pancasila yang selanjutnya adalah mengembangkan atau
menumbuhkan sikap saling mencintai antarsesama makhluk, atas dasar kemanusiaan.
Jika bisa melaksanakan hal di atas, tentu saja tindakan manusia mempunyai batasan
yang akan mengurangi jumlah tindak kejahatan.
Makna sila kedua pancasila yang keempat adalah proses untuk bisa menerapkan
kehidupan yang adil dan beradab. Makna yang satu ini sangat penting, mengingat
4

pembangunan yang ada harus merata serta harus dilakukan dengan terus
mempertimbangkan jumlah penduduk, wilayah, dan hal-hal lainnya
Pengalaman dalam mewujudkan sikap yang terkandung dalam sila kedua
Pancasila ini bisa memberikan dorongan dalam memunculkan dan mengembangkan
sikap tenggang rasa atau saling hormat menghormati dalam hubungan sosial, baik
antarinvidu maupun kelompok masyarakat.

2.2 Butir-butir pancasila sila kedua, pengertian bullying dan pentingnya menghargai
orang lain

Sila ke-2 Pancasila mempunyai bunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”,
dimana memiliki arti bahwa Bangsa Indonesia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa harus saling menjunjung tinggi harkat dan martabat seseorang tanpa
membeda-bedakan suku, budaya, ras, dan agamanya. Berikut adalah berbagai upaya
untuk mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab di kehidupan kita:
1. Mengenali dan memperlakukan orang-orang sesuai dengan status dan
martabat mereka sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa.
2. Mengakui kesetaraan, hak-hak dasar, dan kewajiban setiap manusia,
tanpa memandang ras, suku, agama, jenis kelamin, warna kulit, dan
sebagainya.
3. Mengembangkan rasa saling mencintai dan menyayangi antara
sesama.
4. Mengembangkan toleransi antara sesama.
5. Tidak bersikap sewenang-wenang terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Mengaplikasikan nilai-nilai kemanusiaan di kehidupan kita.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Mengetahui bahwa Bangsa Indonesia merupakan sebagian dari
seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat kepada bangsa lain dan sesama.
5

Contoh kasus yang melanggar sila ke-2 Pancasila terkait pembahasan


“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab“ tentang Bullying.

a. Pengertian bullying

Bullying adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan


kekuatan/kekuasan yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok. Pihak yang kuat
di sini tidak hanya berarti kuat dalam ukuran fisik, tapi bisa juga kuat secara
mental.
Bullying adalah perilaku yang berulang dari waktu ke waktu yang secara
nyata melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan, kelompok yang lebih kuat akan
menyerang yang lemah.

Butir-butir yang mengukur bullying dari perspektif korban dan pelakunya


- Saya suka “memberi pelajaran” pada anak-anak yang lemah
- Saya menjadi bagian kelompok yang senang berkeliaran ke sana-kemari untuk
mengganggu anak-anak lain
- Saya senang membuat anak-anak lain takut kepada saya
- Saya senang menunjukkan kepada anak-anak lain bahwa sayalah “bos”-nya
- Saya menikmati rengekan anak lain
- Saya senang berkelahi dengan seseorang yang dapat saya kalahkan dengan
mudah

Contoh kasus bullying


6

Pada 5 November 2019 lalu, siswa salah satu SMP di Pekanbaru, Riau mengalami
bullying berupa tindak kekerasan fisik.

Diketahui korban berinisial FA ini di-bully oleh teman-teman sekelasnya di sekolah.

Tidak hanya mendapatkan tindak kekerasan, sebelumnya uang FA juga dan dirampas
dan diancam untuk tidak memberitahukan ke orang tuanya.

Hingga pada puncaknya, dua orang pelaku ini dengan memukul FA dengan kayu
bingkai foto hingga membuat dia mengalami patah tulang di bagian hidung.

b. Pengertian pentingnya menghargai orang lain

Menghargai adalah sikap peduli dan beradab terhadap diri sendiri maupun orang lain
dan lingkungan, memperlakukan orang lain seperti keinginan untuk dipedulikan, beradab,
sopan, tidak melecehkan dan menghina orang lain, tidak menilai orang lain buruk sebelum
mengenal dengan baik.

Setiap orang hendaknya sadar bahwa seorang harus bisa dan mau menerima orang
lain apa adanya, dalam arti tidak ada diskriminasi. Setiap orang harus mampu menerima
seseorang dengan tidak membedakan suku, agama, bahasa, jenis kelamin, dan bangsanya.
Setiap orang patut dan layak untuk dihargai dan dihormati. Penerimaan ini harus dilakukan
dengan tulus dan penuh kesadaran. Jika seseorang mampu menerima orang lain apa adanya,
orang itu pun akan diterima apa adanya. Layaknya hukum tabur tuai, apa yang ditabur
seseorang, itu juga yang dituai orang tersebut.

Seseorang harus memahami juga alasan pentingnya menghargai orang lain. Makin
seseorang memahami alasan harus menghargai orang lain, makin baik dan besar pula
penghargaan terhadap orang lain. Berikut ini adalah alasan pentingnya menghargai orang
lain:

1. Semua manusia yang lahir di bumi ini layak dan pantas untuk dihargai.
2. Semua sama kedudukannya dan sama posisinya di hadapan Tuhan dan hukum.
3. Manusia adalah makhluk yang mulia dan sangat berharga
4. Manusia makhluk sosial, yang artinya setiap orang tidak bisa hidup sendiri.
7

Untuk makin menghargai orang lain, seseorang juga harus memahami tujuan
menghargai orang lain, yaitu; untuk kemuliaan Tuhan. menciptakan kedamaian, menciptakan
kebahagiaan dan kemajuan bersama.

Gambar 2.2 Menghargai orang lain

Beberapa hal yang dapat dilakukan agar seseorang dapat dan makin menghargai orang lain,
yaitu:

1) menerima diri apa adanya dan bersyukur kepada Tuhan, Sang pemberi kehidupan
2) membiasakan diri untuk selalu hidup baik dimanapun dan kapanpun
3) hidup dalam kasih agar selalu menebarkan kasih dan penghargaan kepada sesame
4) membuang sikap mementingkan diri sendiri
5) mengingat selalu bahwa makhluk sosial (yang saling membutuhkan) dan punya
tanggung jawab sosial untuk melindungi dan menghargai orang lain
6) menjalankan agama dengan penuh ketaatan kepada Tuhan dan penghargaan kepada
sesama
7) membuang segala pikiran negatif (jahat) dan prasangka berlebihan (buruk) terhadap
sesama
8) tidak bersikap dan bertindak diskriminatif kepada siapa pun
9) menjadi pelopor perdamaian dengan selalu menghargai orang lain dimanapun dan
kapanpun
10) menjadi penegak HAM di mana pun dan kapan pun
8

2.3 Kaitan Undang-Undang Dasar Dasar Pancasila 1945 dengan Sila ke-2

1. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 54

“anak wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola
sekolah atau temannya didalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan
lainnya”

2. Pasal 28B ayat (2) UUD 1945

“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, dan berkembang, serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”

3. Pasal 28G ayat (1) UUD 1945

“Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi”

4. Pasal 28J ayat (1) UUD 1945

“Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”

5. Pasal 28H ayat (4) UUD 1945

“ Setiap orang berhak mempunyai hal milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang oleh siapa pun.”

6. Pasal 28I ayat (3) UUD 1945

“ Identitas budaya dan hak masyarakat dihormati selaras dengan perkembangan


zaman dan peradaban”
9

BAB III

ANALISIS KRITIS

Bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku menyakiti orang lain dalam bentuk
fisik, verbal, dan emosional. Bullying dilakukan oleh seseorang atau sebuah kelompok orang
yang merasa bahwa dirinya memiliki kelebihan seperti bentuk fisik yang lebih kuat dari
korban. Tujuan dari tindakan tersebut adalah membuat korban menjadi menderita dan juga
membuat korban memiliki tekanan pada psikologisnya. Bullying dalam bentuk fisik adalah
perilaku menyakiti fisik orang lain. Selain itu bullying dalam bentuk verbal adalah perilaku
seperti mengolok ataupun mengejek. Sedangkan bullying mental dapat berupa tindakan
pengucilan.
Kasus bullying ini menurut beberapa orang dianggap cukup sepele, dan mengatakan
bahwa tindakan dari pelaku bullying dilakukan atas candaan bersama teman. Di indonesia
sudah banyak kasus bullying yang mengakibatkan banyak korban, dan banyak nya dari kasus
ini tidak diberikan sanksi karena beberapa orang hanya menganggap kasus ini kasus yang
sepele dan hal yang sudah biasa dilakukan. Di dalam Undang-Undang telah mengatur tentang
tindakan bullying di lingkungan pendidikan pada Pasal 54 Undang-Undang No 35/2014 yang
berbunyi sebagai berikut:

(1) bahwa anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan
perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual dan kejahatan lainnya
yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/pihak lain,

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga
kependidikan, aparat pemerintah dan/masyarakat.

Selain bullying, di Indonesia juga kurang adanya rasa saling menghargai dan
menghormati kepada sesama. Padahal menghargai sesama manusia merupakan etika dasar
yang wajib dimiliki setiap individu. Sebagai makhluk sosial kita tidak dapat hidup sendirian
karena pasti kita membutuhkan bantuan orang lain. Namun, dalam melakukan kegiatan sosial
sering terjadi perbedaan pendapat hingga menimbulkan perselisihan. Hal ini tentu membuat
10

suasana menjadi tidak nyaman. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk sosial harus
menghindari hal tersebut.

Solusinya yang terpenting adalah kesadaran diri sendiri bahwa perbedaan pendapat
adalah hal yang biasa, dan menghargai pendapat orang lain itu adalah suatu kewajiban.
Namun, hampir semua masalah tidak dapat diselesaikan karena ego masing-masing individu
yang tinggi. Banyak kasus di Indonesia yang menjadi besar dan/atau viral karena ego masing-
masing individu tinggi dan saling tidak mau menghargai.
11

BAB IV

REFLEKSI

Berdasarkan pemikiran kami dalam bab II dan bab III, kami menemukan beberapa hal yang
sangat merugikan antar sesama masyarakat contohnya pada. Contoh kasus yang melanggar
sila ke-2 Pancasila terkait pembahasan “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab“ tentang
Bullying.
a. Bullying adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasan yang
dilakukan oleh seseorang/sekelompok. Pihak yang kuat di sini tidak hanya berarti kuat dalam
ukuran fisik, tapi bisa juga kuat secara mental.
b. Bullying adalah perilaku yang berulang dari waktu ke waktu yang secara nyata melibatkan
ketidakseimbangan kekuasaan, kelompok yang lebih kuat akan menyerang yang lemah.
Point-point yang mengukur bullying dari perspektif korban dan pelakunya.
contoh :
1. Saya suka “memberi pelajaran” pada anak-anak yang lemah
2. Saya menjadi bagian kelompok yang senang berkeliaran ke sana-kemari untuk
mengganggu anak-anak lain
3. Saya senang membuat anak-anak lain takut kepada saya
4. Saya senang menunjukkan kepada anak-anak lain bahwa sayalah “bos”-nya
5. Saya menikmati rengekan anak lain
6. Saya senang berkelahi dengan seseorang yang dapat saya kalahkan dengan mudah.

Kemudian Selain bullying, di Indonesia juga kurang adanya rasa saling menghargai dan
menghormati kepada sesama. Padahal menghargai sesama manusia merupakan etika dasar
yang wajib dimiliki setiap individu. Sebagai makhluk sosial kita tidak dapat hidup sendirian
karena pasti kita membutuhkan bantuan orang lain. itulah gunanya kita sebagai warga negara
dengan penuh sikap kasih sayang yang tinggi senantiasa harus menjaga rasa saling mencintai
melakukan keterbukaan sesama umat manusia di negara kita, tidak membeda-bedakan serta
12

mampu menerima perbedaan sesama umat beragama maupun diseluruh wilayah NKRI agar
terciptanya rasa persatuan dan kesatuan di negara kita Republik Indonesia.

Berikut adalah nilai pembelajaran yang dapat kami ambil sebagai pembelajaran :
(1.) Mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan seperti, persamaan, keadilan, tenggang rasa,
mencintai sesama, setia kawan, kekeluargaan, dan kemanusiaan yang dijunjung tinggi.
(2.) Saling menghargai, baik terhadap pendapat, agama, dan perbedaan-perbedaan lainnya.
(3.) Tolong menolong atau saling membantu sesama manusia.
(4.) Beribadah sesuai dengan kepercayaan dan agama masing-masing tanpa mengganggu
manusia lainnya.
13

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pancasila memiliki sifat yang universal Sila ke-2 merupakan perwujudan nilai
kemanusiaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Manusia merupakan makhluk yang
berbudaya, bermoral, dan beragama. Pancasila telah memberikan identitas bangsa
yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain dalam bersikap, bertingkah laku
secara perorangan maupun secara kemasyarakatan. Sila ke-2 yang berada pada
pancasila, mengajarkan kepada kita supaya memanuisakan sesama, dan saling
menghargai perbedaan. 

5.2 Saran

Untuk sekolah penting mempublikasikan program anti-bullying dengan tegas dan


jelas. Disosialisasikan dengan gamblang apa yang mesti dilakukan jika murid menjadi
korban, penonton, atau cenderung menjadi pelakunya. Selain sekolah, keluarga
terutama orang tua juga memiliki peran penting dalam mencegah bullying di sekolah.
Caranya, orang tua bisa membangun komunikasi yang dekat dan sebaik mungkin
dengan anak. Tujuannya, supaya anak bisa terbuka dengan orang tuanya.Sehingga
anak bisa menceritakan semua yang dialami di sekolah.
Seringkali hukum dan pemerintah kurang cepat dan cermat dalam
menangani kasus bully di Indonesia. Akhirnya pelaku dan korban bully terus
bertambah seiring berjalannya waktu. Semakin banyak yang jahat, semakin
banyak pula yang tertindas. Maka dari itu, Bullying itu sendiri adalah tindakan
mengintimidasi seseorang melalui sikap, tindakan, dan perkataan. Jadi, bullying
tidak terbatas pada penyiksaan secara fisik, tetapi juga psikis. Pencegahan
14

bullying pelajar di sekolah harus dimulai dari saat ini baik oleh pemerintah,
sekolah, orang tua dan juga pelajar itu sendiri. Perlunya penegakan hukum yang
keras terhadap pelaku kekerasan anak atau bullying, terutama jika menyebabkan
kematian.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://binus.ac.id/character-building/2020/04/studi-kasus-kemanusiaan-yang-
berkeadilan-dan-berkeadaban/
2. http://etheses.iainkediri.ac.id/1094/3/933415614-BAB%20II.pdf
3. https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jihd/article/download/109/106
4. http://sarahsimplestories.blogspot.com/2016/04/hubungan-pancasila-dengan-pasal-
pasal.html
5. https://adoc.pub/i-pendahuluan-dengan-dirinya-di-antara-anggota-masyarakat-
mu.html
6. http://repository.uin-suska.ac.id/18094/7/BAB%20II.pdf
7. https://media.neliti.com/media/publications/178161-ID-pentingnya-menghargai-
orang-lain.pdf

Anda mungkin juga menyukai