Disusun oleh:
Kelompok 3
Dian Ramadhani
Husnul Hotima
Sinar
Nita
(STIT-SYAM)
2023
1
KATA PENGANTAR
2
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................1
KATA PENGANTAR .........................................................................................2
DAFTAR ISI .......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................4
A. Latar Belakang .......................................................................................4
B. Rumusan Masalah .................................................................................5
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................5
D. Manfaat Penulisan .................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................6
2.1. Moral yang terkandung dalam pancasila .........................................6
2.2. Nilai-Nilai yang terkandung dalam Pancasila ..................................9
1.1. Dalam Sila Ketuhanan yg maha Esa ..............................................9
1.2. Sila Kemanusiaan yg adil dan Beradab ..........................................10
1.3. Dalam Sila Persatuan Indonesia ....................................................11
1.4. Dalam Sila Kerakyatan yang di pimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan .......................................................................................12
1.5. Dalam Sila Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia .....................12
2.3. Pengertian Nilai ...................................................................................14
1.2. Pengertian Nilai Menurut para Ahli ...............................................14
1.3. Pengertian Pancasila ......................................................................15
1.4. Pancasila Sebagai sumber Nilai .....................................................16
1.5. Makna Nilai yg terkandung dalam Pancasila .................................17
1.6. Nilai-Nilai setiap butiran Pancasila ................................................19
BAB III PENUTUP ............................................................................................22
A. Simpulan ...............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Apabila kita melihat dari sudut pandang psikologi perkembangan, dunia nampak
semakin tua, manusia semakin cerdas, pengetahuan semakin dewasa, dan teknologi pun
semakin canggih. Namun di balik semua itu, apakah kehidupan kita menjadi semakin baik,
semakin nyaman, dan semakin sejahtera baik secara lahiriah maupun bathiniah? Mungkin
tidak, bahkan sebaliknya. Kehidupan kita nampaknya semakin mundur dan terpuruk,
reformasi kita gebablasan, korupsi semakin terang-terangan dan merajalela.
Bangsa ini nampaknya sudah cukup lelah melihat, menyaksikan dan mengalami
keadaan yang demikian. Seperti dikemukakan oleh Dedi Supriadi (Pikiran Rakyat, 12 Juni
2001: 8-9) bahwa “Orde Baru berakhir, dan muncul Era Reformasi. Era ini menyaksikan
sosok bangsa ini yang lunglai, terkapar dalam ketidak berdayaan akibat berbagai krisis yang
dialaminya.” Keadaan tersebut tidak saja mengakibatkan terpuruknya ekonomi, tetapi juga
mengakibatkan merosotnya kualias hidup, bahkan merosotnya martabat bangsa. Apakah
gerangan yang menyebabkan semua itu? Kalau kita telaah mungkin akan muncul sederetan
faktor penyebab. Ada yang mengatakan karena pejabatnya tidak jujur, korup, penegak
hukumnya tidak adil, rakyatnya tidak produktif, karyawan bawahannya tidak loyal, tidak bisa
kerjasama, tidak empati, dsb.
Mungkinkah nilai moral sudah hilang di Negara kita? Mungkinkah nilai moral sudah
tidak dimiliki oleh generasi penerus bangsa? Seperti dikatakan oleh Pam Schiller & Tamera
Bryant (2002: viii) bahwa: “jika kita meninggalkan pelajaran tentang nilai moral yang
kebanyakan sudah berubah, kita, sebagai suatu Negara, beresiko kehilangan sepotong
kedamaian dari budaya kita.” Timbullah pertanyaan, apakah pelajaran tentang nilai moral di
Negara kita selama ini telah diabaikan? Menurut Dedi Supriadi, “Pendidikan budi pekerti dan
pendidikan agama pada saat itu (1968-1980-an) dapat dikatakan ‘terpinggirkan’ oleh haru-
biru semangat Pendidikan Moral Pancasila.” Bagaimana pada tahun 2000-2010 an sampai
sekarang? Apakah pendidikan budi pekerti dan pendidikan agama masih juga terabaikan?
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa satu penyebab krisis multi
dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa bangsa kita adalah karena telah terabaikannya
“Pendidikan Moral” (dalam pengertian pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral)
bagi generasi penerus. Betapa tidak, ajaran agama mengatakan: “carilah untuk kehidupan
duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan carilah akheratmu seolah-olah kamu
akan mati besok pagi,” hal ini mengandung makna bahwa dalam studi ilmu pengetahuan
umum dan agama hendaklah seimbang, berotak Jerman-berhati Mekah, demi mencapai
kesejahteraan hidup di dunia ini dan akherat nanti.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian moral pancasila?
2. Apa pengertian nilai-nilai pancasila?
3.Apa saja contoh moral pancasila?
4.Apa saja macam nilai-nilai pancasila?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memotivasi kita agar bersikap dan bertindak penuh dengan
kebaikan dan kebajikan yang sesuai Pancasila.
2. Agar memiliki krakter warga negara yang baik, yaitu warga
berkemampuan, berkemauan, serta bertindak sesuai implementasi nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan
kesusilaan, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang
menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Dalam pelaksanaannya harus utuh dan bulat dan bulat, agar kita yakin bahwa apa
yang kita lakukan sehari-hari adalah benar menurut hukum negara, maka kita harus
berpedoman pada aturan konstitusional yang berlaku mulai yang tertinggi sampai yang
terendah.
a. Dasar Negara RI yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang
berlaku.
6
Moral Terbagi Menjadi 2 yakni :
1. Nilai-nilai individual
a. Kejujuran
b. Disiplin
c. Hati nurani
2. Nilai-nilai sosial
d. Empati
e. Menghormati orang lain
f. Kontrol diri
g. Keadilan
Aliran Moral
beberapa sistem filsafat moral Berbagai aliran untuk menentukan ukuran baik
HEDONISME, EUDEMONISME, UTILITARISME, DEONTOLOGI.
1.HEDONISME
7
Menurut Aristoteles :
Prinsip utilitarisme adalah jelas & suatuèrasional tindakan dikatakan baik jika
bermanfaat atau berguna bagi orang lain Aliran ini banyak yang tidak menerima
karena apa yang bermanfaat bagi seseorang mungkin tidak bermanfaat bagi orang
lain.
Ajarannya : yang baik adalah yang membawa manfaat bagi orang banyak
8
4. DEONTOLOGI (deon = wajib)
merupakan suatu teori atau studi tentang kewajiban moral Moralitas dari suatu
keputusan etis yang sepenuhnya terpisah dari konsekuensinya Ex. Seorang perawat yg
berkeyakinan bahwa menyampaikan suatu kebanaran merupakan hal yg sangat
penting & tetap harus disampaikan, tanpa peduli apakah hal tersebut mengakibatkan
orang lain tersinggung atau bahkan syok .
dilarang.
Kelemahannya :
- Sifat mengharuskannya
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V
yang harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup adalah sebagai berikut ( Soejadi, 1999 : 88- 90) :
b Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah-
NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi
yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa
setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat
Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak
dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-
makhlukTuhanyanglain.
9
Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
misalnya menyayangi binatang; menyayangi tumbuhtumbuhan dan merawatnya;
selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan ditekankan,
bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi,
tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan selalu berbuat
baik. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa
kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-NYA yang
wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi
sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk
hidup lainya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas Hidup itu sendiri.
10
pengelolaanlingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap orang berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan dalam ayat (2)
ditegaskan, bahwa setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan
berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan
lingkungan hidup. Dalam Pasal 7 ayat (1) ditegaskan, bahwa masyarakat
mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa ketentuan pada
ayat (1) di atas dilakukan dengan cara :
1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan;
2. Menumbuhkembangkan kemampauan dan kepeloporan masyarakat;
3. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masya-rakat untuk melakukan pengwasan
sosial;
4. Memberikan saran pendapat;
5. Menyampaikan informasi dan/atau menyam-paikan laporan.
1.3. Dalam Sila Persatuan Indonesia
terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal yang menyangkut
persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
· -Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme);
· -Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan
bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan
kesatuan bangsa;
· -Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).
Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu
diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan
lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta
penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai
agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan
lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely Widjajati , 1992 : 156-
158). Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun
mewarisi nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh ketentuan-ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada
larangan untuk menebang pohon-pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga
yang dilarang memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada
kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya.
11
1. 4. Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan Perwakilan
terkandung nilainilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus
dicermati, yakni:
. -Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat;
· -Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat;
· -Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama;
· -Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakilwakil
rakyat.
Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain
(Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 560 ) :
Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan
tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;
Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran
akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;
Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
Masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup.
1.5. Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
terkandung nilai keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek
berikut, antara lain :
a. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik,
ekonomi dan sosial budaya
b. Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;
c. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak milik orang lain;
· -Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi
seluruh rakyat Indonesia;
· -Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
Penerapan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur
masalah lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor
IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang
mengatur aspekaspek pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya
alam. Dalam ketetapan MPR ini hal itu diatur sebagai berikut
(Penabur Ilmu, 1999 : 40) :
Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi;
Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan pengunaan dengan
menerapkan teknologi ramah lingkungan;
12
Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan
pemeliharaan ling-kungan hidup, sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang
diatur dengan undangundang;
Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseim-bangan lingkungan hidup,
pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat
lokal serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan undang-undang;
13
2.3. Pengertian Nilai
Nilai adalah anggapan seseorang terhadap sesuatu hal yang berkarakteristik
abstrak, namun hal tersebut menjadi pedoman bagi kehidupan dalam
bermasyarakat. Nilai erat kaitannya dengan tindakan sosial yang dilakukan oleh
manusia kepada lingkungan sekitar.
Dalam arti ini secara khusus nilai akan senantiasanya memberikan dampa
terhadap kehidupan yang dijalani oleh masyarakat. Oleh karenanya dalam
memberikan pendangan hidup serta menjaga keteraturan sosial masyarakat
selalu memberikan lebel nilai yang bebeda, antara satu dengan lainnya.
1. Mulyana
Menurutnya, pengertian Nilai adalah bagian keyakinan serta kepercyaan yang
menajadi
rujukan seseorang untuk melakukan tindakan sosial kepada orang lain.
Tindakan ini sendiri di
dasari pada perasaan dan juga pengaruh hubungan sosial yang dijalaninya
2. Kluckhohn
Nilai adalah konsepsi dari berbagai kumpulan yang akan mendorong seseorang
untuk
mengaplikasikan beragam kegiatan-kegiatan, baik dalam kegiatan yang
berwujud negatif
ataupun kegiatan yang berwujud postif.
3. Notonagoro
Nilai adalah sekumpulan tindakan manusia yang tersusun secara sistematis
dalam bentuk
material atau nonmaterial. Dengan kegunaan sangat penting untuk kemudian
diterapkan dalam kelompok sosial yang dilakukan dalam keseharian.
14
a. Nilai sebagai pembentuk cara berpikir dan berperilaku yang ideal dalam
masyarakat
b. Nilai dapat menciptakan semangat pada manusia untuk mencapai
sesuatu yang diinginkannya
c. Nilai dapat digunakan sebagai alat pengawas perilaku seseorang dalam
masyarakat perkembangan zaman. Artinya nilai dasar itu bisa terus menerus
ditafsirkan ulang baikmakna maupun implikasinya. Melalui penafsiran ulang
itulah akan didapat nilai baru yang lebih operasional sesuai dengan tanntangan
zaman. Adapun nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila adalah Ketuhanan,
Kemanusian, Persatuan, Kerakyatan (musyawarah- mufakat), dan keadilan.
d. Nilai dapat mendorong, menuntun, dan menekan orang untuk berbuat
baik
e. Nilai dapat berfungsi sebagai alat solidaritas diantara anggota
masyarakat
15
1.4. Pancasila Sebagai Sumber Nilai
Bagi bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah Pancasila. Hal ini
berarti bahwa seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara menggunakan
Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolok ukur tentang baik buruk dan
benar salahnya sikap, perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pancasila
memuat nilai-nilai luhur untuk dapat menjadi dasar negara. Ada 3 nilai yang
terdapat dalam Pancasila:
a) Nilai dasar
asas-asas yang berasal dari nilai budaya bangsa Indonesia yang bersifat
abstrak dan
umum, relatif tidak berubah namun maknanya selalu dapat disesuaikan
dengan perkembangan zaman. Artinya nilai dasar itu bisa terus
menerus ditafsirkan ulang baikmakna maupun implikasinya. Melalui
penafsiran ulang itulah akan didapat nilai baru yang lebih operasional
sesuai dengan tanntangan zaman. Adapun nilai dasar yang terkandung
dalam Pancasila adalah Ketuhanan, Kemanusian, Persatuan,
Kerakyatan (musyawarah- mufakat), dan keadilan.
b) Nilai instrumental
Penjabatan dari niali dasar yang berbentuk norma sosial dan norma
hukum. Seperti UUD
1945, Tap MPR, UU No. 40 tahun 1999 tentang PERS, UU No. 2
tahun 1999 tentang
partai politik, UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM, dll.
c) Nilai praksis
Nilai dasar atau instrumental masih hidup di tengah masyarakat
berbangsa dan bernegara.Contoh nilai praksis seperti saling
menghormati, toleransi, kerja sama, kerukunan,bergotong royong,
menghargai, dll.
16
Nilai-nilai tersebut tampil sebagai norma dan moral kehidupan yang ditempa
dan dimatangkan oleh pengalaman sejarah bangsa Indonesia untuk membentuk
dirinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat dalam wadah negara kesatuan
Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Nilai-nilai
Pancasila itu menjadi sumber inspirasi dan cita-cita untuk diwujudkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1. Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian yang
terdapat disekitarnya.
2. Nilai ekonomi adalah pemanfaatan benda-benda atau kejadian yang
mengikuti nalar efisiensi.
3. Nila estetik adalah mempelajari sesuatu yang indah.
17
4. Nilai sosial berorientasi pada hubungan antara manusia dengan yang
lainnya dan menekan pada segi-segi kemanusiaan yang luhur.
5. Nilai politik berpusat pada kekuasaan srta berpengaruh dalam kehidupan
bermasyarakat.
6. Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud
rahasia kehidupan dan alam semesta.
1. Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan pencipta alam semesta. Dengan nilai
ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa
atheis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan
memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama,tidak ada paksaan serta
tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama.
18
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab memiliki arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai moral-moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
3. Nilai Persatuan
Nilai Persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
4. Nilai Kerakyatan
Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga-lembaga perwakilan.
5. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang
Adil dan Makmur secara lahiriah ataupun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya
abstrak dan Pnormatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat
dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan
ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD
1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
1.6. Nilai-Nilai setiap butiran Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
19
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
20
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusanmusyawarah.
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dangolongan.
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada TuhanYang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMUPLAN
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia, ideologi Negara
Indonesia, sekaligus menjadipandangan hidup bangsa. Pancasila juga
merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negaraRepublik Indonesia.
Manusia Indonesia menjadikan pengamalanPancasila sebagai perjuangan
utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.Oleh
karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia,
setiappenyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengalaman Pancasila olehsetiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.Pendidikan Pancasila memiliki
peranan yang sangat penting, karenameruapakan proses awal dari pembentukan
karakter manusia Indonesia, dan akan berlanjutsampai manusia itu menemui
ajalnya..
Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur, ajaran-ajaran moralyang
kesemuanya itu meruapakan penjelmaan dari seluruh jiwa manusia Indonesia.
Menyadaribahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu perlu diusahakan
secara nyata dan terus-meneruspengahayatan dan pengamalan nila-nilai luhur
yang terkandung di dalamnya, oleh sebab itusetiap warga Negara Indonesia,
penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan dan lembagakemasyarakatan
baik di pusat maupun di daerah harus sama-sama mengamalkan nilai-
nilaiPancasila demi kelestarianya.Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi
kelestarian nilai-nilai luhur pancasila, perluditanamkan dan atau perlu ada
pemahaman kepada generasi penerus bangsa, salah satunya lewatpendidikan
pancasila di sekolah dasar. Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah
sepatutnya menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai,
norma, dan moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat
Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-
nilaitersebut maka degradasi moral dan kebiadaban masyarakat dapat
diminimalisir, secara tidak langsung juga akan mengurangi kriminalitas di
Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
22
DAFTAR PUSTAKA
Htt://Money.kompad.com>read
Https://id.m.wikipedia
Https://jurnalkonstitusi.mkri.id
https://ud.m.wikipedia
https://www.studocu.com/id/u/13491525?sid=01664716541
23