KARAKTER BANGSA
Dosen
MARILIN KRISTINA, M.Pd
Penyusun
1. Gio Efendi
2. M. Nuril Iskandar
3. Irgo Holly Maulana
4. Lulu Luthfia
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada
akhirnya bisa menyelesaikan laporan Praktikum Biologi tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Guru Pembimbing yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Laporan Praktikum Biologi ini
dapat disusun dengan baik.
Semoga Laporan Praktikum Biologi yang telah kami susun ini turut memperkaya
khazanah ilmu biologi serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para
pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami
juga menyadari bahwa Laporan Praktikum Biologi ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca
sekalian demi penyusunan Laporan Praktikum Biologi dengan tema serupa yang lebih
baik lagi.
DAFTAR ISI
2.1.1 Pengertian Pembudayaan…....................................................................2
pancasila………………………………………………………………………...6
3.1 Kesimpulan....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan warisan bangsa dari para pendahulu yang wajib dijaga dan
diterapkan dalam kehidupan berbangsa. Secara yuridis-konstitusional kedudukan
Pancasila sudah jelas, bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara
Republik Indonesia, dan sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup bangsa,
Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan
menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah telah
mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi
kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur. Suatu kenyataan bahwa kemerosotan akhlak serta penghayatan pada nilai-nilai
pancasila akhir-akhir ini ini tidak hanya menimpa kalangan orang dewasa, tetapi telah
merembet pada kalangan pelajar tunas-tunas bangsa. Terlihat tidak adanya kebanggaan
sebagai orang Indonesia dengan pancasilanya.
Menurut Singal Tambunan (2015) dalam Artikelnya yang berjudul Membangun
Karakter Bangsa Berlandaskan Pancasila, Beliau berpendapat, bahwa Pembangunan
karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk, hingga saat ini belum
terlaksana dengan optimal. Hal ini tercermin dari kesenjangan sosial-ekonomi yang
masih besar, kerusakan lingkungan yang terjadi diberbagai pelosok negeri dan masih
terjadinya ketidakadilan hukum, pergaulan bebas dan pornografi yang terjadi di
kalangan remaja, kekerasan dan kerusuhan, korupsi yang akhirnya merambah pada
semua sektor kehidupan masyarakat. Semua itu terjadi itu terjadi karena belum
dihayatinya nilai-nilai pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pembudayaan karakter bangsa?
2. Bagaimana Strategi dalam pembudayaan karakter bangsa berdasarkan nilai-nilai
pancasila?
3. Apa tantangan dalam pembudayaan karakter bangsa yang bersumber pada
pancasila?
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dipaparkan diatas, Tujuan penulisan
dalam makalah ini adalah.
1. Memaparkan konsep pembudayaan karakter bangsa.
2. Memaparkan Strategi dalam pembudayaan karakter bangsa berdasarkan nilai-nilai
pancasila.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pembudayaan Karakter Bangsa
Ketika bangsa Indonesia bersepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, para bapak pendiri bangsa menyadari bahwa
paling tidak ada tiga tantangan besar yang harus dihadapi. Pertama, adalah mendirikan
negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun bangsa, dan ketiga adalah
membangun karakter. Pada implementasinya kemudian upaya mendirikan negara relatif
lebih cepat jika dibandingkan dengan upaya untuk membangun bangsa dan membangun
karakter.
2
Pembudayaan nilai-nilai Pancasila merupakan peningkatan secara kualitatif dari
pemsyarakatan, sehingga mencakup pengertian yang dalam, karena tidak sekedar
memahami belaka. akan tetapi juga harus dihayati dan diwujudkan dalam
pengamalannya oleh setiap diri pribadi dan seluruh lapisan masyarakat sehingga
menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan, mempertajam perasaan, meningkatkan daya
tahan, daya tangkap dan daya saing bangsa yang kesemuannya tercermin pada sikap
tanggap dan sikap perilaku.
3
2.2 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
Menurut Fauzi Ahmad (2014) menjelaskan bahwa Nilai (value) termasuk dalam
pokok bahasan filsafat. Nilai biasa digunakan untuk menunjuk kata benda yang
abstrak. Pengertian nilai dapat kita temukan dalam salah satu cabang filsafat, yaitu
aksiologi (filsafat nilai). Nilai dijadikan landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap
dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak. Nilai dapat dijuga diartikan sebagai
sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir
maupun batin.
Menurut Robert Mz Lawang (Ahmad, 2014) Nilai adalah gambaran apa yang
diinginkan, yang pantas, berharga dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang
yang bernilai tersebut.
Ciri-ciri nilai, yaitu:
w Suatu realitas yang abstrak (tidak dapat ditangkap melalui panca indra, tetapi ada).
w Normatif (yang seharusnya).
w Berfungsi sebagai daya dorong manusia .
4
3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
5
b. Pembudayaan Pancasila melalui Media di Luar Pendidikan Formal
Generasi muda sekarang sangat akrab dengan teknologi komunikasi: internet dan
handphone. Banyak sekali keuntungan positif yang diperoleh dengan pemakaian dua
alat komunikasi tersebut: informasi dapat diakses dengan mudah kapan saja dan di mana
saja. Namun alat tetaplah alat, yang penting adalah “the man behind the gun”. Internet
dan handphone dengan segala fungsinya, tidak diragukan, dapat digunakan sebagai
sarana yang efektif bagi pembudayaan nilai-nilai Pancasila bagi generasi muda. Di
samping kedua alat tersebut di atas, masih ada alat komunikasi lain yang relatif lebih
tua: koran, majalah, tabloid, jurnal, radio, televisi, pertunjukan seni live, yang lebih
cenderung ke “one way traffic communication”, komunikasi satu arah. Mereka masing-
masing dapat diikutsertakan di dalam pembudayaan Pancasila untuk generasi muda
6
5. Globalisasi
Di abad ke 21 ini memang terjadi perubahan yang mendasar pada setiap negara.
Sekaligus seolah-olah memaksa negara untuk bersikap terbuka jika ingin maju dan tidak
tertinggal. Oleh karena itu negara-negara tertutup yang umumnya merupakan negara
Komunis banyak yang membuka diri (kecuali Korea Utara). Hal tersebut dilakukan agar
dapat menyesuaikan diri kehidupan global dan bertujuan juga agar tidak tertinggal
dalam pergaulan global.
6. Liberalisme
Sebagai ideologi bangsa, Pancasila haruslah adaptif, jadi agar tidak terombang-
ambing dalam gempuran berbagai paham asing. Semangat Pancasila harus dibangkitkan
guna mengimbangi kebebasan yang lebih condong ke Liberalisme. Kebebasan dalam
Liberalisme tentu saja tidak sesuai dengan Pancasila. Kebebasan dalam Pancasila adalah
kebebasan yang bertanggung jawab. Sedangkan kebebasan Liberalisme hanya sekedar
kebebasan saja. Jadi dalam Liberalisme tidak masalah jika terjadi penghinaan suku, ras,
maupun agama. Padahal dalam masyarakat Indonesia sendiri sangat sensitif bila terjadi
penghinaan suku, ras dan agama. Yang artinya Liberalisme bertentangan dengan
kepribadian bangsa.
7. Separatisme
Separatisme tentu saja sangat bertentangan dengan Pancasila terutama sila kedua
dan ketiga karena selain menggunakan kekerasan, separatisme juga mengancam
persatuan bangsa. Jika kita lihat sejak awal reformasi, banyak sekali gerakan
Separatisme yang mengancam persatuan bangsa. Bahkan ada gerakan separatisme yang
berhasil memerdekakan wilayah mereka dari NKRI. Separatisme yang dimaksud adalah
Fretilin yang berhasil memisahkan Timor-Timur (sekarang Timor Leste) dari Republik
Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa pada masa pasca reformasi seperti saat ini Pancasila
mengalami berbagai tantangan mulai dari arus globalisasi, westernisasi, modernisasi,
Liberalisme-Kapitalisme, paham radikal yang mengatasnamakan agama, konflik
horizontal hingga gerakan separatisme. Sebagai pandangan hidup bangsa, kekokohan
Pancasila kembali di uji. Dan bangsa Indonesia diharapkan lebih bijak dalam
melaksanakan Pancasila. Karena tanpa Pancasila, bangsa Indonesia tak mampu
mengahadapi berbagai tantangan global dan akan kehilangan arah serta jati diri. Oleh
karena itu perlu dibangkitkan kembali semangat Pancasila demi kokohnya bangsa
Indonesia.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada Bab II dipaparkan secara rinci penjelasan tentang (1) Konsep pembudayaan
karakter bangsa (2) Implementasi Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila (3)
Strategi dalam pembudayaan karakter bangsa berdasarkan nilai-nilai pancasila (4)
Tantangan dalam pembudayaan karakter bangsa yang bersumber pada nilai-nilai
pancasila.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut:
:: Pembudayaan nilai-nilai Pancasila adalah memahami pancasila, menghayati serta
mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap individu dan seluruh lapisan
masyarakat.
:: Karakter bangsa berarti kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang
tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan
bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah dari raga
seseorang atau sekelompok orang.
:: Strategi Pembudayaan Karakter Bangsa melalui Pendidikan Formal dan non-
Formal. Formal melalui jalur pendidikan formal (sekolah) dari tingkat terendah sampai
yang tertinggi. Non-formal melalui jalur apa saja di luar pendidikan formal—media
massa, jejaring sosial, seni, lembaga sosial, lembaga adat, dan lembaga keagamaan.
:: Tantangan Pembudayaan Karakter Bangsa yaitu arus globalisasi, westernisasi,
modernisasi, Liberalisme-Kapitalisme, paham radikal yang mengatasnamakan agama,
konflik horizontal hingga gerakan separatisme.
3.2 Saran
Berdasarkan pada simpulan yang telah dikemukakan diatas, ada beberapa saran
yang ditujukan. Upaya mewujudkan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara memang tidak mudah. Sehubungan dengan hal itu seluruh
lapisan masyarakat diharapkan ikut andil berpartisipasi dalam upaya Pembudayaan
niali-nilai Pancasila. Sebab keberhasilan Pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai
sumber karakter bangsa, sangat diitentukan oleh para orang tua, totkoh-tokoh
masyarakat, tokoh nasional, baik yang formal maupun non-formal.
8
Daftar pustaka