PEMBENTUK KEPRIBADIAN”
DI
OLEH KELOMPOK 3 :
1. Putri Ayu Uli
2. Fitriana
4. M.Alfath Mhawaish
6. Andi Muh.Fajar
7 .Resky Amanda
SMAN 1 BANTAENG
TAHUN AJARAN 2023/202
KATA PENGANTAR
Segala puji kami sampaikan kepada Allah SWT.. berkat karunia dan rahmat-Nya
kami dapat menyusun makalah tentang Internalisasi Nilai Budaya Sebagai
Pembentuk Kepribadian ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam turut
kita panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, serta para
sahabatnya. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Serta kami ucapkan
terimakasih kepada Ibu Fitriani Safutri S.Pd selaku guru mata pelajaran
Antropologi SMA Negeri 1 Bantaeng. Kami menyadari banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami meminta kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan makalah kami kedepannya. Semoga makalah
yang kami susun dengan judul Internalisasi Nilai Budaya Sebagai Pembentuk
Kepribadian dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di zaman yang serba modern ini, masyarakat tak dapat memungkiri adanya
kemajuan yang sangat pesat dalam dunia ilmu informasi dan teknologi, yang
memberikan banyak perubahan dan tekanan dalam segala bidang. Dunia pendidikan
yang secara filosofis di pandang sebagai sarana atau alat untuk mencerdaskan dan
membentuk watak manusia agar lebih baik (humanisasi), sekarang sudah mulai
bergeser atau disorientasi. Hal tersebut dikarenakan kurang siapnya pendidikan untuk
mengikuti perkembangan zaman yang begitu cepat. Sehingga pendidikan mendapat
krisis kepercayaan dari masyarakat, dan lebih ironisnya lagi pendidikan sekarang ini
sudah masuk dalam krisis pembentukan budaya dan karakter. Hal ini terlihat dalam
realita masih banyak peserta didik tingkat setara SMA/SMK sering muncul dalam
pemberitaan media masa terkait aksi tawuran, pengrusakan fasilitas sekolah dan
tertangkap basah sedang mencontek saat ujian nasional berlangsung serta banyak lagi
pemberitaan lainnya.
Dalam pengertian sederhana dan umum makna pendidikan adalah usaha sadar manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan agama.
1.3 Tujuan
7.Mengaplikasikan nilai yang ada untuk membentuk kepribadian menjadi lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi teknik pembinaan agama yang dilakukan melalu internalisasi adalah pembinaan
yang mendalam dan menghayati nilai-nilai regilius (AGAMA) yang dipadukan dengan
nilai-nilai pendidikan secara utuh yang sasarannya menyatu dalam kepribadian peserta
didik, sehingga menjadi satu karakter atau watak peserta didik.
Dalam proses internalisasi yang dikaitkan dengan pembinaan peserta didik atau anak
asuh ada tiga tahap yang mewakili proses atau tahap terjadinya internalisasi yaitu:
1. Tahap Transformasi Nilai: Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik. Pada tahap ini
hanya terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan peserta didik atau anak asuh.
2. Tahap Transaksi Nilai: Suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan
komunikasi dua arah atau interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang bersifat
interaksi timbal-balik.
3. Tahap Transinternalisasi: Tahap inI jauh lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada
tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi juga sikap mental dan
kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian yang berperan secara aktif.
Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan
keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral,
norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan
lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan
dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem
kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Manusia sebagai
makhluk sosial menjadi penghasil sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan:
akan tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia
diatur oleh sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya.
Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya
adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni.
Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan
masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk
kehidupan masa kini dan masa mendatang.
Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu,
maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam
lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan
karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak
melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya
bangsa.
Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila: jadi pendidikan budaya
dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain,
mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila
pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip itu akan menyebabkan peserta
didik tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi, maka mereka tidak akan
mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang "asing" dalam lingkungan
budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah dia
menjadi orang yang tidak menyukai budayanya.
Budaya, yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari
budaya di lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan
yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh
umat manusia. Apabila peserta didik menjadi asing dari budaya terdekat maka dia tidak
mengenal dengan baik budaya bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai anggota
budaya bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap pengaruh budaya
luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan.
Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya
nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan.
Hal ini sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU
Sisdiknas, "mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa". Oleh karena
itu, aturan dasar yang mengatur pendidikan nasional (UUD 1945 dan UU Sisdiknas)
sudah memberikan landasan yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi
diri seseorang sebagai anggota masyarakat dan bangsa.
Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik melalui sejarah yang
memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di masa lalu
yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain itu, pendidikan harus
membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan
lingkungan tempat diri dan bangsanya hidup (geografi), nilai yang hidup di masyarakat
(antropologi), sistem sosial yang berlaku dan sedang berkembang (sosiologi), sisten
ketatanegaraan, pemerintahan, dan politik (ketatanegaraan/politik/kewarganegaraan
bahasa Indonesia dengan cara berpikimya, kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi
dan seni. Artinya, perlu ada upaya terobosan kurikulum berupa pengembangan nilai-
nilai yang menjadi dasar bagi pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dengan
terobosan kurikulum yang demikian, nilai dan karakter yang dikembangkan pada diri
peserta didik akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan dir
masyarakat, bangsa, dan bahkan umat manusia.
c .Penyaring, untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
3. Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa;
c. Budayat sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu.
Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep
dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian
penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai
dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
d. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap
warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan diberbagai
jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang
harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional
adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa
Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan
budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini.
1. Nilai Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain. Sikap toleran ini bukan hanya dan pemeluk agama satu ke
pemeluk agama lain tapi juga dari sesama pemeluk agamapun wajib hukumnya untuk
saling menghargai.
Dewasa ini, sering kita lihat sikap-sikap tidak toleran terhadap agama lain, salah
satu contoh tidak toleran adalah ketika umat agama islam sedang menjalankan ibadah
puasa, justru disiang hari banyak ditemukan warung warung berjejeran baik yang
menggunakan penutup maupun yang tidak. Hal itu menunjukkan bahwa sikap toleransi
sudah luntur sedikit demi sedikit. Selain terbukanya warung-warung dipinggir jalan,
ada beberapa orang yang sungkan-sungkan makan dan atau minum dijalan.
Dalam hal ini, sikap saling toleran harus tetap dipupuk supaya membentuk
kepribadian yang bagus sehingga menciptakan generasi penerus yang bersikap santun
terutama untuk bersikap toleran baik terhadap sesama pemeluk agama maupun
terhadap agama lain. Sikap toleran sebenarnya sudah diajarkan nenek moyang kita
sejak dulu kala, dan kini tugas kita adalah mempertahankan sikap tersebut.
2. Nilai jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Jujur
merupakan salah satu perilaku penting yang kini mulai hilang, dalam keadaan apapun,
berbohong tidak dibenarkan. Sikap jujur harus kita pertahankan sampai kapanpun, itu
supaya kita menjadi bangsa yang maju dan bertanggung jawab. Satu kebohongan saja
akan menimbulkan kebohongan baru atau sering kita dengar dengan istilah 'gali lubang
tutup lubang.
Sikap jujur sudah ditanamkan kepada kita sejak kita masih kecil, itu membentuk
kepribadian kita menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Sikap jujur merupakan cermin
suatu bangsa, jujur bukan hanya diajarkan oleh disekolah ataupun orang tua kita namun
jujur juga ditekankan pada setiap ajaran agama dimuka bumi ini, itulah mengapa
bersikap jujur merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh setiap
individu.
Maraknya kasus korupsi dinegara kita merupakan salah satu contoh kerapuhan
negara kita karena kita tidak berlaku jujur, jika kita terbiasa berlaku jujur baik dalam
ucapan maupun perbuatan, maka kita akan terbiasa sampai kita dewasa bahkan sampai
tua dan tidak akan terjadi kasus-kasus korupsi seperti yang kita lihat saat ini. Orang
yang pintar sekalipun jika tidak memiliki sifat jujur maka hidupnya akan hancur, seperti
beberapa terpidana kasus koruptor yang mana mereka semua adalah orang
berpendidikan tinggi yang bahkan tidak sedikit dari mereka alumni dari beberapa
sekolah ternama di luar negeri. Sebagai salah satu tugas kita adalah memajukan negara
Indonesia dengan bersikap jujur dalam berkata maupun berperilaku supaya kasus
korupsi semakin surut dan negara kita tidak termasuk negara 5 besar paling korup
didunia.
3. Nilai Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Dalam hidup
bermasyarakat sikap yang harus kita tunjukkan adalah toleransi terhadap sesama tanpa
memandang agama, suku, etnis, pendapat, dan lain-lain. Meskipun terjadi perbedaan
pendapat antara satu dengan yang lain hendaknya semua bisa dibicarakan dengan baik,
tanpa ada kekerasan apalagi sampai memakan korban
Kasus kekerasan yang masih terjadi di Indonesia merupakan salah satu dari
bentuk ketidaktolerannya masyarakat Indonesia dalam berbagai hal. Baik kekerasan
antar suku, antar suporter sepak bola, ataupun yang lainnyaPentingnya sikap toleransi
adalah sebagai pemersatu bangsaSikap toleransi yang kita miliki diharapkan mampu
meredam emosi dan dapat menyelesaikan semua permasalahan dengan damai tanpa
harus ada yang terluka.
4. Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan. Disiplin merupakan cermin dari kesuksesan seseorang, orang
yang disiplin maka akan dengan cepat meraih kesuksesan, baik disiplin waktu, disiplin
tempat ataupun displin sikap
Disiplin waktu merupakan satu contoh kecil yang harus kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika disekolah menerapkan pukul 07.00 pagi sudah
harus disekolah maka semua siswa harus sudah di sekolah.
5. Nilai Kerja keras yaitu Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya. Sebagai siswa tentu kita harus belajar banyak hal untuk mengatasi
segala masalah yang ada. Tidak ada hal-hal di dunia ini yang tidak bisa diselesaikan asal
kita mau bersungguh-sungguh, bahkan tugas yang besar pun bisa terselesaikan dengan
baik ketika kita bersungguh-sungguh mengerjakan.
6. Nilai Mandiri yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Setiap orang harus mempunyai sikap mandiri. Setiap orang dituntut untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Jangan sampai terus-terusan
bergantung kepada orang lain. Kita harus berusaha untuk dapat sepenuhnya berdiri di
atas kaki kita sendiri.
b. Memiliki keberanian
C. Menikmati proses
Ada juga beberapa karakter lain yang menunjukkan bahwa seseorang itu bisa
dikatakan mandiri, yaitu:
7. Nilai Demokratis yaitu cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Proses reformasi yang bergulir pada penghujung tahun 1998, pada hakikatnya
merupakan proses demokratisasi yang dilakukan bangsa Indonesia secara gradual,
berkesinambungan dan sistematis serta menyeluruh. Proses ini akan merupakan "on
going process" mengingat agendanya yang berlanjut disamping interaksi berbagai
fenomena sosial politik yang harus dihadapi karena lingkungan strategis yang berubah
dengan cepat, baik yang bersifat nasional, regional maupun internasional.
Bangsa Indonesia telah sepakat untuk melakukan meminjam istilah BJ. Habibie
"evolusi yang dipercepat" (accelerated evolution) dengan membangun sistem
demokrasi yang sehat atas dasar evaluasi dan introspeksi terhadap pelbaga sistem
demokrasi yang pernah diterapkan di Indonesia yang dinilai ternyata gagal yaitu
demokrasi liberal pada awal kemerdekaan yang tidak menjamin stabilitas
pemerintahan, demokrasi terpimpin pada era orde lama dan demokrasi Pancasila di era
orde baru yang menghasilkan pemerintahan yang otoriter.
Sejak Tahun 1998 kita telah berusaha untuk membangun sistem demokrasi
tersebut atas dasar serangkaian nilai-nilai yang diyakini secara akademis dan empiris
sebagai "core values of democracy" sebagaimana yang berlaku di Negara maju dan
memperoleh pengakuan dari PBB. Nilai-nilai dasar tersebut adalah:
1. Prinsip pemerintahan berdasar konstitusi (baru) yang menjamin checks and balances
yang sehat.
2 Pemilihan umum yang demokratis (free and fair), yang pada akhirnya telah
mengembalikan kedaulatan sepenuhnya kepada rakyat.
3. Desentralisasi kekuasan dan tanggung jawab atas dasar sistem otonomi daerah untuk
lebih mendekatkan rakyat pada pengambilan keputusan.
5. Sistem peradilan yang independen, yang bebas dari tekanan atau pengaruh dari
manapun datangnya.
10. Promosi dan perlindungan HAM, termasuk perlindungan hak-hak minoritas karena
beda agama, ras, atau etnis.
Atas dasar langkah-langkah tersebut saat ini Indonesia dikenal dan diakui
sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia setelah India dan AS.
Contoh:
a. Aturan yang baik setidaknya dapat memuat empat hak-hak dasar masyarakat, yaitu:
1) Kesehatan.
2) Pendidikan.
3) Rasa aman.
Keempat hal ini di atas tidak saja penting untuk dipenuhi, namun harus menjadi
pilar yang melandasi setiap regulasi yang lahir dari hubungan lembaga legislator dan
eksekutor.
2. Pemilihan umum yang demokratis (free and fair), yang pada akhirnya telah
mengembalikan kedaulatan sepenuhnya pada rakyat.
Contoh:
C. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
d. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum.
f. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
g. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
h. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
3. Desentralisasi kekuasaan dan tanggung jawab atas dasar sistem otonomi daerah
untuk lebih mendekatkan rakyat pada pengambil keputusan. Contoh:
Contoh :
5. Sistem peradilan yang independen, yang bebas dari tekanan atau pengarah dari
manapun datangnya.
Pers adalah salah satu sarana bagi warga negara untuk mengeluarkan pikiran
dan pendapat serta memiliki peranan penting dalam negara demokrasi. Pers yang bebas
dan bertanggungjawab memegang peranan penting dalam negara demokrasi. Pers yang
bebas dan bertanggungjawab memegang peranan penting dalam masyarakat
demokratis dan merupakan salah satu unsur bagi negara dan pemerintah yang
demokrasi.
Masyarakat madani merupakan konsep yang memiliki banyak arti atau sering
diartikan dengan makna yang beda-beda. Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, ia
berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil, Merujuk pada Bahmueller (1997),
ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:
e. Tumbuh kembangnya kreativitas yang pada mulanya terhambat oleh rezim rezim
totaliter.
Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat madani
adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan hak-
hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-
kepentingannya, dimana pemerintahan memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi
kreativitas warga negara untuk mewujudkan program-program pembangunan di
wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani bukanlah masyarakat yang sekali
jadi, yang hampa udara, taken for granted. Masyarakat madani adalah konsep yang cair
yang dibentuk dari proses sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus-menerus.
Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni
adanya democratic governance (pemerintahan demokratis yang dipilih dan berkuasa
secara demokratis dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung
nilai-nilai civil security; civil responsibility dan civil resilience). Apabila diurai, dua
kriteria tersebut menjadi tujuh prasyarat masyarakat madani sebagai berikut :
b. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (social capital)
yang kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan
dan terjalinnya kepercayaan dan relasi sosial antar kelompok.
c.Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; dengan kata lain
terbukanya akses terhadap berbagai pelayanan sosial.
d.adanya hak, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga- lembaga
swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu kepentingan bersama dan
kebijakan publik dapat dikembangkan.
e. adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap saling
menghargai perbedaan antar budaya dan kepercayaan.
Sementara itu, para wakil rakyat kita menilai sebaliknya, dengan mengatakan
pembangunan gedung baru DPR adalah suatu keharusan, mengingat daya tampung
ruang yang tidak lagi mencukupi. Kontroversi semakin meruncing setelah salah satu
Anggota DPR memberikan pernyataan tentang tidak perlunya rakyat dilibatkan dalam
hal pembangunan gedung baru DPR. Bahkan ia menolak dilakukannya survei opini
publik untuk mengetahui respons rakyat.
Padahal dalam demokrasi, pemerintah dan para wakil rakyat kita, diharuskan
sebisa mungkin, bersikap terbuka. Artinya, gagasan dan keputusannya harus terbuka
bagi pengujian publik secara seksama. Sudah barang tentu, tidak semua langkah
pemerintah dan wakil rakyat harus dipublikasikan, namun rakyat punya hak untuk
mengetahui bagaimana uang mereka dibelanjakan.
Dengan biaya yang begitu besar, yang memakan anggaran sampai Rp. 1,16
triliun, rakyat tentu perlu tahu apa alasan dari rencana pembangunan gedung baru DPR.
Jika wakil rakyat hanya menggunakan asumsi tentang tidak mencukupinya ruang dalam
membangun gedung baru DPR, tentu hal itu bukanlah sebuah penjelasan yang rasional.
Apalagi terdengar kabar yang menyebutkan masih ada satu anggota DPR yang memiliki
dua ruang sekaligus.
Sebagaimana dikatakan oleh Ahmad Arif, jika dana sebesar itu digunakan untuk
kepentingan rakyat, seperti membangun 116 unit rumah bagi fakir miskin dengan
asumsi per rumah menghabiskan dana Rp100 juta, maka rakyat akan mendapatkan
rumah yang bukan tipe RSSS (rumah sangat sederhana sekali) yang umumnya mereka
tempati pada saat ini. Atau akan lebih baik lagi jika dana Rp 1.16 triliun itu digunakan
untuk membuka lahan pertanian seluas 20 ribu hektare. Telah menjadi rahasia umum
bahwa mayoritas petani kita saat ini merupakan petani penggarap alias tidak punya
lahan.
Posisi militer yang sebenarnya adalah berada di bawah kontrol sipil secara
demokratis. Dengan kalimat lain, hubungan sipil-militer (HSM) yang demokrats terjadi
bila militer dikendalikan oleh sebuah kontrol sipil secara demokratis Secara teoretis,
kontrol sipil adalah sederhana: Semua keputusan pemerintah, termasuk keamanan
nasional, tidak ditentukan oleh militer sendiri, melainkan diputuskan oleh pejabat sipil
yang terpilih secara demokratis. Pada prinsipnya, kontrol sipil adalah absolut dan
mencakup keseluruhan. Tidak ada keputusan atau tanggung jawab yang diberikan
kepada militer kecuali secara ekspresif atau implisit didelegasikan kepada pemimpin
sipil bahkan keputusan-keputusan perintah. Pemilihan strategi, operasi apa yang
digunakan dan kapan, taktik apa yang dipakai, manajemen internal militer berasal dari
kekuasaan sipil. Mereka didelegasikan untuk menyeragamkan personel hanya untuk
alasan-alasan kenyamanan, tradisi, keefektifan, atau pengalaman militer dan keahlian.
Kaum sipil membuat semua peraturan, dan mereka dapat mengubahnya kapanpun.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
a. Pro Patria dan Primus Patiralis, artinya mencintai tanah air dan mendahulu- kan
kepentingan tanah air.
e.Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
d. Semangat kepahlawanan.
Selain itu, jiwa dan nilai-nilai semangat '45 dapat pula diuraikan dalam nilai-
nilai dasar dan nilai-nilai operasional. Nilai-nilai dasar meliputi semua nilai yang
terdapat dalam setiap sila dari Pancasila dan semua nilai yang terdapat dalam
proklamasi kemerdekaan. Adapun nilai-nilai operasional adalah nilai-nilai yang lahir
dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia. Nilai-nilai operasional
merupakan landasan yang kokoh dan daya dorong mental spiritual yang kuat dalam
setiap tahap perjuangan bangsa. Nilai-nilai operasional tersebut, antara lain:
a. ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
c. Nasionalisme
d. Patriotisme
k. Berani, Rela, dan ikhlas, berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara
l. Kepahlawanan
p. Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan.
a. Sistem Hukum
Selain itu, hukum mempunyai fungsi terhadap subjek hukum, yaitu sebagai
berikut:
Cara berpikir, bersikap, dan ber- buat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa
Cinta tanah air berarti rela ber- korban untuk tanah air dan membela dari segala
macam ancaman dan gangguan yang datang dari bangsa manapun. Para pahlawan telah
mem- buktikan cintanya kepada tanah airnya yaitu tanah air Indonesia. Mereka tidak
rela Indonesia diinjak-injak oleh kaum penjajah. Mereka tidak ingin negerinya dijajah,
dirampas atau diperas oleh bangsa penjajah. Mereka berani mengorbangkan nyawanya
demi membela tanah air Indonesia.
Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang
warga Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari
segala ancaman dan gangguan. Definisi lain mengatakan bahwa rasa cinta tanah air
adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan
loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin
dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang
ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.
Sebagai seorang pelajar kita tetap dapat menunjukkan sikap cinta tanah air yaitu
diantaranya;
1. Belajar dengan tekun hingga kita juga dapat ikut mengabdi dan membangun negera
kita agar tidak ketinggalan dari bangsa lain.
Perilaku cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya
memelihara persatuan dan kesatuan dan menyumbangkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki untuk membangun Negara.
Sekarang kita berada pada masa kemerdekaan. Kita tidak dituntut memanggul
senjata dan maju di medan perang. Namun, perlu disadari bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia tetep menghadapi rongrongan dan ancaman. Oleh karena itu, kita
harus siap menghadapi segala bentuk rongrongan dan ancaman demi kepentingan
bangsa dan Negara republik Indonesia.
Jika cinta tidak terbina pada diri setiap warga maka Negara akan mudah dilanda
kekacauan, pembangunan tidak berhasil, pendapatan Negara menurun, dan pada
akhirnya tingkat kesejahteraan dan kesehatan warga sendiri yang akan hancur.
Kita harus bangga apabila budaya kita ditampilkan di Negara lain. Mencintai
budaya bangsa dapat diwujudkan dengan berbagai aktivitas, di antaranya mengadakan
pementasan kesenian daerah, mengadakan lomba busana adat, dan mengadakan
berbagai upacara adat perkawinan, khitanan, dan selamatan secara ke daerahan.
2) Menghormati upacara bendera sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa
Indonesia.
7) Membantu mengharumkan nama bangsa dan Negara Indonesia kepada warga Negara
asing baik di dalam maupun di luar negeri serta tidak melakukan tindakan-tindakan
yang mencoreng nama baik Indonesia.
8) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi dalam
negeri.
9) Beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa dan
Negara.
10) Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar kita
maupun secara nasional.
Sikap cinta tanah air harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar menjadi
manusia yang dapat menghargai bangsa dan negaranya misalnya dengan upacara
sederhana setiap hari senin dengan menghormati bendera Merah Putih, menyanyikan
lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan mengucapkan pancasila. Meskipun lagu Indonesia
Raya masih sulit dan panjang untuk ukuran anak usia dini, tetapi dengan membiasakan
mengajak menyanyikan setiap hari senin, maka anak akan hafal dan biasa memahami isi
lagu. Merah Putih bisa diangkat menjadi sub tema pembelajaran. Pentingnya sebuah
lagu kebangsaan dan itu menjadi sebagai identitas dari Negara tersebut, agar dapat
mengingatkan kembali betapa pentingnya cinta terhadap Negara.
Pada aspek kognitif, anak mengenal konsep bilangan dan angka 2 (2 warna),
mengenal konsep warna merah dan putih, mengenal konsep posisi di atas warna merah,
di bawah warna putih, dan mengenal konsep bentuk persegi panjang atau kotak.
Kegiatannya bisa berupa permainan lomba mengelompokkan bendera yang benar.
Kegiatan lain adalah memperingati hari besar nasional dengan kegiatan lomba
atau pentas budaya, mengenalkan aneka kebudayaan bangsa secara sederhana dengan
menunjukkan miniatur catur dan menceritakannya, gambar rumah dan pakaian adat,
mengenakan pakaian adat pada hari Kartini, serta mengunjungi museum terdekat,
mengenal para pahlawan melalui bercerita atau bermain peran.
Bisa juga diintegrasikan dalam tema lain melalui pembiasaan sikap dan perilaku,
misalnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, menyanyangi sesama
penganut Agama, menyanyangi sesama dam makhluk Tuhan yang lain, tenggang rasa
dan menghormati orang lain. Menciptakan kedamaian bangsa adalah juga perwujudan
rasa cinta tanah air.
Sehingga suatu saat nanti, dan saat tumbuh dewasa mereka dapat menghargai
betapa pentingnya mencintai tanah air ini, negeri ini, khususnya bagi bangsa dan
Negara, mempunyai rasa cinta tanah air yang tinggi terhadap negaranya, dan sekaligus
bisa mengharumkan bangsa dan Negara.
2) Melestarikan Budaya
Concertoholics pasti diantara kita ada yang tahu kalau para wanita di India lebih
bangga mengenakan Sari mereka daripada baju casual sehari-hari. Belakangan tren Sari
justru ikut menjamur di Indonesia dengan fashion ala bohemiannya yang sempet
booming beberapa waktu lalu. Jadi, sebenarnya kita juga bisa melakukan hal yang sama.
Indonesia terkenal akan batik-batiknya yang indah dan kebaya- kebayanya yang
feminis. Lihat saja sekarang, sudah batik bahkan sudah menjadi must have item di
setiap lemari para pecinta mode di indonesia. Nah, siapa tahu ini justru juga akan
menjadi tren yang berlaku di luar negeri seperti tren bohemian yang sempat booming di
Indonesia. Pakaian hanya salah satu contohnya, masih banyak lagi kekayaan budaya
kita yang dapat kita kembangkan hingga membuat decak kagum dunia Internasional.
Belakangan ini barang-barang impor begitu merajai pasar retail dan grosir
sehingga barang produksi dalam negeri malah tidak punya tempat di negeri sendiri
karena kalah bersaing. Coba kalau kita lihat, beragam barang impor menghiasi kita.
Mulai dari ponsel, notebook, pakaian sampai makanan pun, kita tidak terlepas dari
barang impor. Ini menyedihkan, karena sebetulnya banyak dalam negeri yang bagus-
bagus dengan kualitas yang bahkan lebih menjanjikan daripada produk luar negeri.
Oleh karena itu, ayo Concertoholics, mari kita galakkan penggunaan produk-produk
dalam negeri. Selain memang bagus kualitasnya, kita juga akan membantu
perekonomian dan pengangguran-pengangguran yang semakin banyak sejak industri
dalam negeri gulung tikar.
justru juga akan menjadi tren yang berlaku di luar negeri seperti tren bohemian yang
sempat booming di Indonesia. Pakaian hanya salah satu contohnya, masih banyak lagi
kekayaan budaya kita yang dapat kita kembangkan hingga membuat decak kagum
dunia Internasional.
Belakangan ini barang-barang impor begitu merajai pasar retail dan grosir
sehingga barang produksi dalam negeri malah tidak punya tempat di negeri sendiri
karena kalah bersaing. Coba kalau kita lihat, beragam barang impor menghiasi kita.
Mulai dari ponsel, notebook, pakaian sampai makanan pun, kita tidak terlepas dari
barang impor. Ini menyedihkan, karena sebetulnya banyak dalam negeri yang bagus-
bagus dengan kualitas yang bahkan lebih menjanjikan daripada produk luar negeri.
Oleh karena itu, ayo Concertoholics, mari kita galakkan penggunaan produk-produk
dalam negeri. Selain memang bagus kualitasnya, kita juga akan membantu
perekonomian dan pengangguran-pengangguran yang semakin banyak sejak industri
dalam negeri gulung tikar.
4) Hemat Energi
Banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk menghemat energi, salah yang
satunya dengan menghemat listrik. Kenapa harus hemat listrik? Karena untuk
mengaktifkan listrik di Indonesia, PLN kita masih menggunakan BBM belakangan ini
sudah semakin berkurang jumlahnya. Jika kita tidak melakukan penghematan dari
sekarang, BBM ini bisa habis. Jangan sampai itu terjadi? Pada akhirnya kalo BBM habis,
kita justru tidak akan bisa menikmati listrik lagi. Selain membantu bangsa sendiri,
dengan penghematan listrik, kita pun sudah membantu upaya dunia dalam kampanye
global warming yang belakangan sedang sangat gencar aksinya.
Mengharumkan nama bangsa tidak sesulit yang kita bayangkan. Meng harumkan
nama bangsa tidak selalu harus dari hal-hal yang susah. Kita sebagai warga tidak harus
bahwa kita harus mengusai Kimia, Biologi, Matematika atau- pun pelajaran yang sangat
susah kita kuasai, untuk mengharumkan nama bangsa kita sesuaikan saja dengan bakat
dan minat masing-masing, asalkan dilakukan dengan serius dengan begitu kita akan
terasa dan bukan tidak mungkin kalau disuatu saat nanti kita yang dengan bakat kita,
kita akan mengharumkan nama bangsa.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
h. Nilai Bersahabat/Komuniktif
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya
j. Gemar Membaca
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan
Peduli sosial adalah perilaku warga bangsa untuk dapat melakukan perbuatan
baik terhadap sesama yaitu berbagi, membantu, dan atau mempermudah pihak lain
dalam melakukan urusannya (urusan yang benar dan baik). Orang yang mempersulit
urusan orang lain adalah orang yang tidak peduli sosial.
Peduli sosial memiliki banyak makna, tetapi pada umumnya semua pihak hampir
sepakat bahwa peduli sosial merujuk pada kegiatan amal baik kepada sesama. Dalam
tulisan ini peduli sosial tidak hanya bermakna parsial tetapi lebih merujuk pada usaha
seseorang untuk menyelamatkan warga bangsa sesuai dengan kemampuan dan
kewenangan yang dimilikinya. Warga bangsa tidak hanya dalam jumlah banyak tetapi
satu atau dua orang saja, termasuk warga bangsa
Implementasi dari peduli sosial sangat mudah dan dapat dilakukan setiap saat
misalnya senyum kepada orang lain hingga pihak lain merasa nyaman adalah contoh
perbuatan peduli sosial. Seorang dokter yang menyapa pasien dengan lemah-lembut
penuh kasih sayang adalah peduli sosial, karena mungkin hanya dengan perhatian
seperti itu telah membantu mengobati pasien. Lebih jauh dari itu, peduli sosial dapat
pula dilakukan tanpa orang lain mengetahuinya.
Dengan ilustrasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepedulian sosial yang
kasat mata sangat mudah dilakukan, sebaliknya semakin tersembunyi (misalnya:
mendoakan orang lain) akan semakin sulit dilakukan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras
dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki
sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat.
la akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa
melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menuntut kepedulian dan tanggung jawab.
Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang
kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita yang mempunyai pengaruh besar
dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif.
Tanggung jawab bisa dikelompokkan dalam dua hal. Pertama, tanggung jawab
individu terhadap dirinya pribadi. Dia harus bertanggung jawab terhadap akal (pikiran),
ilmu, raga, harta, waktu, dan kehidupannya secara umum.
Kedua, tanggung jawab manusia kepada orang lain dan lingkungan (sosial) di
mana ia hidup. Kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk yang
membutuhkan orang lain dalam hidupnya untuk pengembangan dirinya. Dengan kata
lain, ia mempunyai kewajiban-kewajiban moral terhadap lingkungan sosialnya.
Kewajiban sangat erat kaitannya dengan eksistensi seseorang sebagai bagian dari
masyarakat. Kita sadar bahwa kalau kita tidak melaksanakan tanggung jawab terhadap
orang lain, tidak pantas bagi kita menuntut orang lain untuk bertanggung jawab pada
kita. Kalau kita tidak berlaku adil pada orang lain, jangan harap orang lain akan berbuat
adil pada kita.
BAB III
PENUTUP
1.4 Kesimpulan