Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KONSEP DASAR IPS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Materi IPS MI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1.NurmalaSari (2020201097)

2. Bella Putri Bara Mita(2020201121)

3. YesikaRinjani (2020201114)

DOSEN PENGAMPU : DJOKO ROHADI WIBOWO,MPd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikumWr.Wb

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya kepada kami .Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu sebagai tugas mata kuilah MATERI IPS MI ini, dengan sebuah
pembahasan tentang Konsep DasarIPS

Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin, namun terlepas dari semua itu,
kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.Akhir kata, kami berharahap semoga makalah ini dapa tmemberikan manfaat
serta referensi pembelajaran maupun inspirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’ alaikumWr.Wb

Palembang , 25 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB l PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 4

C. Tujuan penulisan................................................................................................. 5

BAB ll PEMBAHASAN....................................................................................................5

A. Hakikat Pendidikan IPS..................................................................................... 5

B. Istilah IPS Dan Pendidikan IPS........................................................................... 10

C. Perkembangan Pengertian IPS............................................................................ 12

D. Pengaertian pendidikan IPS dalam konteks Indonesia..................................... 15

3
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya


sendiri,melainkan membutuhkan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok-
kelompokyang akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan
mengarahkan agar tercapainya tujuan hidup. Pada mulanya manusia dalam kehidupan
bersama, baik individu-individu, atapun kelompok-individu. Kemudian manusia hidup
dalamkelompok keluarga, selanjutnya mereka berusaha membentuk kelompok yang lebih
besar lagi seperti suku, masyarakat, dan bangsa.Dalam membentuk kelompok tersebut,
manusia secara tidak langsung telahmempelajari tentang ilmu, baik ilmu sosial, budaya
maupunkealaman.

Ilmu sosial merupakan ilmu yang penting bagi manusia, karena dengan ilmu-
ilmu sosialmanusia dapat berinteraksi dengan baik dan benar, sejak kita lahir di dunia
ini.Secara tidak langsung kita sudah mempelajari ilmu-ilmu sosial secara tidakdisengaja dan
tidak disadari. Sejak kita lahir, kita sudah berada di tengah-tengahkeluarga, maka kita
diajarkan untuk berinteraksi terhadap sesama manusia dansaling menghargai antara yang
satu dengan yang lain.Dengan ilmu sosial yang dimiliki maka seseorang maka dapat
meraihkesuksesan karena memiliki keterampilan yang baik. Meskipun seseorangmenguasai
dengan baik ilmu eksata akan tetapi jika tidak memiliki keterampilansosial yang baik maka
ilmunya tidak berarti apa- apa.Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar ilmu
sosial pada IPS.Ilmu sosial berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial, karena IPS
merupakan paduan dari ilmu-ilmu sosial yangdisederhanakan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Hakikat Pendidikan IPS?

2. Apa Istilah IPS Dan Pendidikan IPS?

3. Bagaimana Perkembangan Pendidikan IPS?

4
4. Bagaimana Pengertian Pendidikan IPS Dalam Konteks Indonesia?

5
C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui Hakikat PendidikanIPS.

2. Untuk mengetahui Istilah IPS Dan Pendidikan IPS.

3. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Pendidikan IPS .

4. Untuk mengetahui Bagaimana Pengertian Pendidikan IPS Dalam KonteksIndonesia.

BAB ll

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan IPS

1. IPS Sebagai transmisi Kewarganegaraan (Social studies as citizenshiptransmission)

IPS sebagai program pendidikan pelestarian kebudayaan suatu bangsa sudah ada
sejak adanya manusia itu sendiri, model ini berkembang hing tahun 1960 an. Dalam
berbagai literatur program pendidikan citizenship transmission dilakukan dengan
memberikan contoh-contoh dan pemakaian cerita yang disusun untuk mengajarkan
kebijakan, cita-cita luhur suatu bangsa, dan nilai-nilai kebudayaan. Program pendidikan yang
seperti ini banyak dilakukan dalam pembelajaran IPS yang membahas kompetensi sejarah,
dan pendidikan kewarganegaraan. Misalnya ceritera tentang perjuangan pahlawan
(heroisme) dan contoh-contoh moral untuk membangkitkan inspirasi pemuda untuk menilai
dan mencapai cita-cita tinggi yang diwariskan.

Agar program pendidikan transmisi dari yang tua ke yang muda berhasil (tidak
menyimpang dari aslinya), maka pemindahan kebudayaan dilembagakan, misalnya melalui
program pendidikan formal. Inilah yang akhir-akhir ini di Indonesia menjadi dasar perlunya
PKn dan sejarah sebagai mata pelajaran terpisah dari IPS, karena untuk memudahkan dalam
program citizenship transmission. Program pendidikan citizenship transmission sering juga
di asosiasikan sebagai pendidikan nilai-nilai idealistik dan manusia, sehingga cara ini sering
dianggap sebagai indoktrinasi dan propaganda. Misalnya, George washington tidak pernah
berdusta, Lincoln sifatnya sangat jujur, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta Proklamator
Indonesia, Soeharto bapak pembangunan masa orde baru dan sebagainya.
6
Tujuan yang hendak dicapai dari citizenship transmission adalah sbb:
1. pengembangan pengertianpatriotisme

2. pengembangan pengertian dasar dan apresiasi terhadap nilai-nilai bangsa, lembaga


dan praktek-praktek.

3. memberi inspirasi pada integrasi pribadi dan tanggungjawab warganegara

4. membentuk pengertian dan apresiasi terhadap nenek moyangbangsa.

5. mendorong partisipasi demokrasiaktif

6. membantu murid-murid mendapatkan kesadaran akan problema-problemasosial

7. pengembangan dan mempertontonkan cita-cita yang diinginkan, sikap-sikap, dan


keterampilan bertingkah laku yang sangat diperlukan dalam hubungan baik pribadi-
pribadi dengan yang lain. Tekanan diletakkan pada tingkah laku kebiasaan yang
diinginkan, tidak hanya apresiasi pekerjaan tentang apa yangbenar

8. untuk mengerti dan memahami sistem ekonomi yangbebas.

Tema-tema yang dapat digunakan sebagai tujuan instruksional atau kompetensi yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran IPS sebagai citizenship transmission adalah sbb:

1. Penggunaan secara pandai terhadap sumber-sumberalam

2. Pengakuan dan pengertian tentang ketergantungandunia

3. Pengakuan terhadap kehormatan dan hak-hak perorangan/pribadi

4. Menggunakan penelitian untuk memperbaiki kehidupanmanusia

5. Memberikan arti penting terhadap paham demokrasi melalui pemakaian yang tepat
terhadap fasilitas pendidikanumum.

6. Menambah keefektifan keluarga sebagai lembaga sosial yangpokok.

7. Pengembangan yang efektif pada nilai-nilai moral danspiritual

8. Pembagian kekuasaan yang tepat dan bertanggungjawab agar supaya dapat


mencapai keadilan

9. Pemanfaatan yang tepat pada sumber-sumber yang langka untuk mencapai hasil
yang sangat banyak (the widest general of wellbeing)

7
10. Pencapaian garis batas kesetiaan yangmemadai

8
11. Kerjasama dalam kepentingan perdamaian dankesejahteraan.

12. Tercapainya keseimbangan antara stabilitas sosial dan perubahansosial

13. Penyebaran dan pendalaman kemungkinan untuk hidup lebihkaya.

Tujuan instrucstonal citizenship transmission tentang warga negara yang baik telah
diasumsikan bahwa bahan penting dalam menyiapkan warga negara yang baik adalah
pengetahuan dan apresiasi terhadap nenek moyangnya. Seperti tentang sejarah yang paling
penting, disusun secara kronologis dan yang sudah disyahkan oleh pemerintah. Inilah yang
kadang menjadi perlunya pemikiran baru, kenapa justru cerita sejarah masa lalu dianggap
lebih penting, padahal mereka hidup di masa sekarang dan yang akan datang.Ada beberapa
metode pembelajaran IPS sebagai program citizenship transmission yaitu:

1. Direct transmission, yaitu melalui transmisi langsung atau pembelajaran langsung


kontak antara sumber informasi dengan penerima informasi, atau melalui kuliah
langsung.

2. Indirect transmission, yaitu transmisi tidak langsung, misalnya dengan menggunakan


alat bantu ataumedia.

3. Inquiry oriented transmission, yaitu kecakapan untuk menyelidiki dan mengadakan


riset.1

2. IPS Sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (social studies as socialsciences)


Salah satu alasan yang sangat kuat terhadap perlunya pembelajaran IPS sebagai
program pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah karena mengajarkan ilmu-ilmu sosial secara
terpisah-pisah memberatkan siswa sekolah secara kurikuler. Program pembelajaran secara
disipliner (terpisah) hanya akan menambah beban siswa sekolah (SD-SMA) dalam belajar.
Karena tingkat perkembangan psikologi anak usia sekolah belum sepenuhnya spesifik atau
menjurus, tetapi masih holistik, sehingga pendekatan belajar pengetahuan sosial sebaiknya
terpadu, makin dewasa makin spesifik. Oleh karenanya hingga kini masih sering terjadi
konflik dan pertentangan antara kelompok ahli ilmu sosial dalam menyusun materi ilmu
sosial sebagai program pembelajaranIPS.

Akan tetapi dalam IPS sebagai program pendidikan ilmu-ilmu sosial telah terjadi
kesepakatan secara aklamasi, yaitu bahwa murid-murid sekolah umum harus mempelajari
struktur dan proses-proses inquiry dari disiplin ilmiah itu (Barr and Barth, 2003). Para ahli
ilmu sosial juga menghendaki agar para pemuda melihat dunia ini melalui kacamata seorang
ahli

1 Dr.H.Abdul Karim,M.Pd,PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL , (Yogyakarta:CV Surya Grafika Pati), 2013,hlm 15

9
ilmu sosial, agar mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang biasa diajukan oleh para ahli ilmu
sosial.

Para ahli ilmu sosial percaya bahwa kalau seorang murid memperoleh kebiasaan
berfikir dan pola pikir yang berkaitan dengan disiplin ilmu sosial tertentu, dia akan menjadi
peka, membuat keputusan yang lebih baik dan akhirnya memahami susunan dan proses-
proses yang terjadi di masyarakat. Profesor Laurent Senesh, mengemukakan bahwa fungsi
utama dari perkembangan cara berfikir analitis ialah dengan membantu pemuda memahami
struktur dari akhir tujuan ilmu sosial education adalah mengembangkan kemampuan untuk
bisa memecahkan problema secarasendiri

Namun lagi-lagi, bahwa pendidikan suatu ilmu pengetahuan bukanlah hanya


bagaimana mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga harus
mengajarkan tentang makna dan nilai-nilai atas ilmu pengetahuan itu untuk kepentingan
kehidupannya ke arah lebih baik. Inilah di antaranya yang membedakan antara pendidikan
disiplin ilmu sosial tertentu dengan pembelajaran IPS (social studies). Pembelajaran IPS
merupakan kemasan pengetahuan sosial yang telah dipertimbangkan secara psikologis
untuk kepentingan pendidikan. Jadi tidak seperti pendidikan disiplin ilmu sosial, yang lebih
mengutamakan pada bagaimana mengajarkan ilmu pengetahuan agar menjadi milik peserta
didik, hampir dikatakan tidak ada pesan edukatifnya(pedagogiknya). 2

3. IPS Sebagai Pendidikan Reflektif (social studies as reflectiveinquiry)


Pendidikan reflektif bukan sekedar mengajarkan disiplin ilmu pengetahuan dan pemindahan
nilai secara akumulatif, tetapi seperti di kemukakan oleh John Dewey bahwa, kurikulum
sekolah harus berpegang kepada kebutuhan kebutuhan dan minat murid sekolah, tidak
perlu berusaha untuk memindahkan segudang pengetahuan yang tidak perlu dan tidak
relevan, mereka harus menjadi penolong murid untuk hidup lebih efektif dalam kemelut
jamannya. Oleh karenanya sebagaimana rekomendasi dewan nasional (NCSS) bahwa, murid-
murid diarahkan agar menjadi warga negara yang efektif, tidak hanya dengan menghafalkan
isi materi pelajaran saja, tetapi dengan mempraktekan decission making (pengambilan
keputusan) dalam kehidupannya se hari-hari.

Dewan melihat bahan pengajaran bukan sebagai tujuan akhir semata, melainkan sebagai
sarana untuk mencapai tujuan sebagai warga negara. Kewarganegaraan efektif tidak di
batasi sebagai kepatuhan atau teguh pada norma-norma tertentu saja, tetapi dilihat sebagai
perkembangan dari judgement kecakapan untuk membuat keputusan rasional. Pendidikan
tidak hanya mempersiapkankehidupan dewasa, pengalaman-pengalaman edukatif sekarang
ini sangatlah penting. Cara terbaik untuk melatih dan mempersiapkan sikap

kewarganegaraan untuk masa


2 Ibid.,hlm.17

10
mendatang adalah dengan membekali kesempatan-kesempatan untuk mempraktekkan
citizenship pada waktu kini. Oleh karena itu, pembelajaran IPS harus mengajarkan kejadian-
kejadian mutakhir dan decission making serta pengalaman masa lalu. Dengan demikian
pembelajaran IPS diharapkan dapat mengembangkan konsep revolusioner tentang studi-
studi sosial, Sebagai contoh:

1. Pembelajaran IPS harus secara fungsional berhubungan dengan kebutuhan dan


minat dari yang ada sekarang, seperti masalah demokrasi, HAM, keadilan, krisis,
konflik, kesejahteraan, kelangkaan, pengelolaan, wabah, bencana, globalisasidsb.

2. Isi studi sosial (IPS) harus diatur mengenai topik dan permasalahan yang disajikan,
sebaiknya juga subjek yang disajikan ling berhubungan dan dikombinasikan (terpadu)
untuk penyelidikan kontemporer, sehingga dapat tercapai citizenship yangefektif

3. Metode pembelajaran IPS jangan hanya menggunakan drill, expositry, ekspository,


penyingkatan, pengulasan tetapi problem solving yang terkait dengankehidupannya.

4. Masalah yang dipelajari harus merupakan seleksi dari beberapa sumber dan
pengetahuan, serta sesuai kebutuhan murid dan masyarakatumunya. 3

4. IPS Sebagai kritik kehidupan sosial (social studies as socialcriticism)


Pembelajaran IPS sebagai media pengembangan kritisisme murid agak jarang
dilakukan oleh guru, di samping karena takut salah dan kena sanksi, juga relatif sulit.
Pendidikan model ini lebih pada pendidikan kontroversial issue dan pendidikan yang
mengutamakan pengembangan kemampuan pengetahuan dan memupuk keberanian
mengemukakan pendapat atau argumen. Untuk ini pembelajaran IPS harus dapat
mengembangkan kemampun berfirir kritis (Critical thinking) dengan berbagai metode
pemecahan masalah (problem solving).

5. IPS Sebagai pengembangan pribadi seseorang (social studies as personal development


of theindividual)
Pengembangan pribadi seseorang melalui pembelajaran IPS tidak langsung tampak
hasilnya, tetapi setidaknya melalui pembelajaran IPS akan membekali kemampuan
seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai ketrampilan sosial dalam
kehidupannya (social life skill). Pembelajaran IPS di sini harus membekali siswa tentang
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai, sehingga semua itu dapat membentuk citra disi
siswa menjadi manusia manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup di tengah
masyarakat dengan damai, dan dapat menjadikan contoh teladan serta memberikan
kelebihannnya pada oranglain.4

3 Ibid., hlm.19

4
Ibid., hlm.20

11
B. Istilah IPS Dan PendidikanIPS

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial, atau yang lebih familiar disingkat IPS merupakan
nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di
perguruan tinggi yang identik dengan istilah Social Studies dalam kurikulum persekolahan di
negara lain, khususnya di negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat. 5

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS seringkali saling bertukar makna
dengan istilah Pendidikan IPS atau PIPS. Kedua istilah tersebut seringkali diucapkan atau
dituliskan dalam berbagai karya akademik secara tumpang tindih (overlapping). Kekeliruan
ucapan ataupun tulisan tidak dapat sepenuhnya kesalahan pengucap atau penulis,
melainkan disebabkan oleh kurangnya sosialisasi sehingga menimbulkan perbedaan
persepsi. Faktor lain dimungkinkan karena kurangnya forum akademik yang membahas dan
memasyarakatkan istilah atau nomenklatur hasil kesepakatan komunitasakademik.

Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan
komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dan diberlakukan dalam sistem
pendidikan nasional yang diterapkan dalam Kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum
tersebut, IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata
pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran
ilmu sosial lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam yang disingkat IPA sebagai integrasi dari mata pelajaran Biologi, Kimia, dan Fisika. 6

Menurut Moeljono Cokrodikardjo, IPS yaitu perwujudan dari suatu pendekatan


interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial
yakni Sosiologi, Antropologi, Budaya, Psikologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik dan
Ekologi Manusia yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan
yang disederhanakan agar mudah dipelajari.7

Menurut Prof. Nu’ man Somantri, istilah Pendidikan IPS ini adalah penegasan dan
akibat dari istilah IPS saja agar bisa dibedakan dengan pendidikan pada tingkat universitas.
Dalam lingkup filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, dan ilmu pendidikan, istilah Pendidikan
IPS belum dikenal baik sebagai sub-disiplin ilmu atau cabang dari disiplin ilmu. Dalam
kepustakaan
5 http://www.referensimakalah.com/2013/04/pengertian-mata-pelajaran-ips.html. Diakses pada (21 Maret 2021 pukul
09.30 WIB)

6 Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2012, hlm. 7

7
http://bahanbelajar-pgsd.blogspot.com/2013/06/ pengertian-pendidikan-ips.html. Diakses pada (21 Maret 2021 pukul 10.05
WIB)

12
asing, istilah yang lazim digunakan antara lain Social Studies, Social Education, Social Studies
Education, Social Science Education, Citizenship Education, Studies of Society and
Envirounment.

Selain itu istilah IPS belum dikenal baik sebagai sub disipin ilmu. Maka, dalam
pustaka lain yang digunakan yaitu social studies, social education, studies education, dll.
Istilah- istilah tersebut digunakan menunjuk pada sistem lingkungan yang baik alam maupun
manusia dan bagaimana sistem itu berinteraksi dalam keidupan yang beragam. Sedangkan
dalam pengertian ilmu IPS sendiri yaitu sesuai dengan sebutannya sebagai ilmu, tekanannya
pada keilmuan yang berkenaan dengan masyarakat atau kehidupan sosial. Berbicara
tentang ilmu sosial berkenaan dengan norma, yang mana ilmu sosial adalah semua bidang
yang berkenaan dengan kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Seperti halnya yang
kita jumpai pada sekitar kita seperti alam, bahwasannya manusia dalam kehidupannya
meliputi aspek-aspek yang cukup luas.Diantaranya:

a) Aspek hubungan manusia dalamkelompok

b) Aspekkejiwaan

c) Aspek kebutuhanmateri

d) Aspek norma, peraturan danhukum

e) Aspek pemerintahan danNegara

f) Aspekkebudayaan

g) Aspekkesejahteraan

h) Aspekkomunikasi

i) Aspek kebijaksanaan dan kesejahteraan sosial

j) Aspek manusia dengan hubungan alam,dll.

Disiplin ilmu yang dikembangkan secara umum memiliki persamaan dengan social
studies pada umumnya ialah mengacu pada disiplin ilmu-ilmu sosial. Tujuannya ialah
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang
berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.8

8 Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2012, hlm. 8

13
Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar diharapkan para siswa dapat
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan
humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya,
serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah- masalah sosial tersebut.
Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan dari pada transfer konsep.
Karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap
sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilannya
berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.

C. Perkembangan PengertianIPS

Perkembangan IPS merupakan terjemahan dari studi sosial (social studies) yang mulai
diterapkandalam dunia pendidikan dasar dan menengah di Amerika Serikat sejak tahun 1915
setelahperang dunia pertama. Para ahli pendidikan di Amerika Serikat pada waktu itu
berkesimpulanbahwa pengajaran Ilmu-ilmu sosial yang diajarkan secara sendiri-sendiri dalam
bentukdisiplin ilmu, seperti: Sejarah, geografi, ekonomi, dan lain-lain tidak akan mampu
membekalipara subyek didik untuk dapatmengenal dan mengerti masalah sosial yang ada di
sekitarnya.Dengan demikian di introduksikannya social studies yang diharapkan dapat
mengatasikekurangan. Adupun perkembangan pendidikan ips secara umum dan
perkembangan pendidikan ips di Indonesia yaitu :

 Perkembangan IPS secaraUmum

IPS adalah terjemahan dari Social Studies. Social studies adalah ilmu-ilmu social yang
disederhanakan untuk tujuan pendidikan, meliputi aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu
ekonomi, ilmu politik, sosiologi antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang
dalam prakteknya dipilih untuk tujuan pembelajaran disekolah dan diperguruan
tinggi.

Bila dianalisis dengan cermat, pengertian social studies mengandung hal – hal
sebagai berikut.

1. Social studies merupakan turunan dari ilmu-ilmusocial

2. Disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada tingkat


persekolahan maupun tingkat perguruantinggi.

3. Aspek-aspekdarimasing-masingdisiplinilmusocialituperludiseleksi
sesuai dengan tujuan tersebut.

14
4 hal yang tersurat dan tersirat mengenai definisi social studies,yaitu;

1. Social studies merupakan suatu system pengetahuanterpadu.

2. Misi utama social studies adalah pendidikan kewarganegaraan dalam suatu


masyarakat yangdemokratis.

3. Sumber utama konten social studies adalah social science danhumanities.

4. Dalam upaya penyiapan warga yang demokratis terbuka kemungkinan perbedaan


dalam orientasi , visi tujuan, dan metodepembelajaran.

Secara esensial terkandung visi,misi dan strategi pendidikan social studies yang
mengokohkan kristalisasi pemikiran yang lebih solid dan kohesif. Dalam dua dasawarsa
terakhir, 1980 dan 1990-an, pemikiran mengenai studies yang sebelumnya di landa penyakit
ketidakmenentuan, ketidakberkeputusan, ketidakbersatuan,ketidakbersatuan dan
ketidakmajuan, paling tidak secara konseptual telah dapat diatasi.

Rambu-rambu yang digariskan NCSS(1994) dalam rangka mewujudkan visi, misi dan
strategi baru social studies ;

1. Program social studies mempunyai tujuan pokok bahwasanya esensi tujuan tersebut
lebih diutamakan dalam social studies dari pada dalam bidanglain.

2. Program social studies dalam dunia pendidikan persekolahan mulai dari pendidikan
taman kanak-kanak sampai dengan pendidikan menengah di tandai
olehketerpaduan.

3. Program social studies di titik beratkan pada upaya membantu siswa, bahwasanya
siswa bukan sebagai penerima pengetahuan yang pasif, tetapi sebagai
pembangunpengetahuan dan sikap yang aktif melalui cara pandang secara akademik
terhadaprealita.

4. Program social studies mencerminkan hakikat pengetahuan yang semula dilihat


secara kotak-kotak, kini harus dilihat secara terpadu yang menuntun perlibatan
berbagai disiplin.

 Perkembangan Pendidikan IPS DiIndonesia

Perkembangan IPS di IndonesiaSejarah perkembangan ips di Indonesia ini diawali


dengan perkembangan ips diNegara Amerika Serikat. Perkembangan konsep dasar ips
di Indonesia ini sangat sulit karenaada beberapa alasan yang pertama itu, karena
belum adanya lembaga profesional di bidangpendidikan ips sepertihalnya di amerika
yaitu NCSS, sulit dan banyakmenemukan kendala,lebih bergantung pada pemikiran
individual,

15
bersifat individulistis atau kelompok. Lembagayang dimiliki Indonesia saat ini
yaitu : HISPISI (Himpunan Sarjana Pendidikan Ips Indonesia) .Istilah ips
pertama kali muncul dalam seminar nasional tentang Civic Education tahun
1972 diTawangmangu Solo, menurut laporan seminar tersebut menghasilkan 3
istilah yang munculdan digunakan secara bertukar pakai yakni :

1. Pengetahuan Sosial

2. Study Sosial : Ilmunya hanya dijadikan dalam kondisi tertentu, karena


yangharus dikembangkan ituilmunya

3. Ilmu PengetahuanSosial

Ketiga istilah ini diartikan sebagai suatu study masalah-masalah social dan
dikembangkanmelalui pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah
social itu dapatdipahami oleh siswa. Dalam seminar tersebut konsep dasar ips belum
masuk dalamkurikulum sekolah tetapi baru dalam wacana akademis yang muncul
dalam seminar tersebut.Pada tahun 1972-1973 konsep ips untuk pertama kalinya
masuk kedalam duniapersekolahan yakni dalam kurikulum proyek perintis sekolah
pembangunan (PPSP) IKIPbandung. Hal ini terjadi karena pemikir dalam seminar
seperti achmad sanusi, NumanSomantri berperan sebagai anggota pengembang
kurikulum. Dalam kurikulum tersebutdigunakan istilah pendidikan kewarganegaraanya
didalamnya terdapat sejarah indonesia,ilmu bumi indonesia yang diartikan sebagai
pengetahuan kewarganegaraan. Ada 3 istilah dalam PPSPyaitu:

1. StudySosial

2. PendidikanKewarganegaraan

3. CivicdanHukum

Kurikulum PPSP tersebut dapat dianggap sebagai pilar kedua dalam


perkembanganpemikiran tentang pendidikan ips, sehingga pendidikan ips diwujudkan
dalam 3 bentuk:

1. Pendidikan ips terpadu dengan nama pendidikankewarganegaraan

2. Pendidkikan ips terpisah

3. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bentuk pendidikan

ips khusus TAHAPAN KURIKULUM DIINDONESIA

1. Perkembangan kurikulum di Negara kita dimulai pada tahun 1975 dimana


PPSPini tidak memasuki antropololgi, sosiologi, danpemerintahan
2. Padatahun 1984 mencangkup disiplin ilmu pemerintahan dan politik,
PMP(Pendidikan Moral dan Pancasila) untuk melengkapi apa-apa yang
16
dibutuhkan.

Pada tahun 1986, dimana antropologi dan sosiologi mulai berlaku di SLTA. Pada
tahun 1994, ilmu sosiologi dan antropologi.Padatahun 1994 pelajaran sosiologi ini
hanya dipelajari oleh siswa SMA kelas 3 saja, dankemudian pada tahun 2004 pelajaran
sosiologi ini sudah bisa dipelajari oleh siswa SMA kelas 2 juga.Dalam kurikulum tahun
1994 mata pelajaran PPKN merupakan mata pelajaran social khusus yangwajib di ikuti
oleh semua siswa dalam jenjang pendidikan (SD, SLTP, SMU).Sedang mata pelajaran
ipsdiwujudkan dalam :Pendidikan ips terpadu di SD kelas III sampai dengan kelas
IVPendidikan ips pengembangannya di SLTP yang mencangkup materi geografi,
sejarah, danekooikoprasi Pendidikan ips terpisah.

D. Pengertian pendidikan IPS dalam konteks Indonesia.

Pendidikan IPS di Indonesia tidak dipisahkan dari dokumen Kurikulum 1975


yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar dan
menengah. Gagasan IPS di Indonesia pun banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari
sejumlah pemikiran perkembangan Social Studies yang terjadi di luar negeri terutama
perkembangan pada NCSS sebagai organisasi profesional yang cukup besar
pengaruhnya dalam memajukan Social Studies, bahkan sudah mampu memengaruhi
pemerintah dalam menentukan kebijakan kurikulum persekolahan.

Pengertian Pendidikan IPS di Indonesia sebagaimana yang terjadi di


sejumlah negara pada umumnya masih dipersepsikan secara beragam. Namun,
definisi yang sudah lama dirumuskan sebagai hasil adopsi dan adaptasi dari gagasan
global reformers adalah definisi dari Prof. Nu’man Somantri yang dikemukakan
dalam Forum Komunikasi II Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Indonesia, disingkat HISPIPSI (sekarang berubah menjadi Himpunan Sarjana
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia, disingkat HISPISI). Somantri mendefinisikan
pendidikan IPS dalam dua jenis, yakni Pendidikan IPS untuk persekolahan dan
Pendidikan IPS untuk perguruan tinggi sebagaiberikut

A. Pengertian Ilmu PengetahuanSosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari social studies. Bahwa social
studies merupakan ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan
meliputi aspek-aspek ilumu sejarah, ilmu okonomi, ilmu politik, sosiologi,
antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang dalam perakteknya dipilih
untuk tujuan pembelajaran disekolah dan perguruan tinggi. Bila dianalisis dengan
cermat bahwa pengertian social studies mengandung hal-hal sebagai berikut:

1. Social studies merupakan turunan dari ilmu-ilmusosial

2. Disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada tingkat


persekolahan maupun tingkat perguruantinggi.

17
3. Aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu sosial itu perlu diseleksi sesuai
dengan tujuantersebut.1

Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS
atau Social Studies. Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli
pendidikan dan IPS di Indonesia.

A. Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari


suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi, budaya, psikologi,
sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang
diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang
disederhanakan agar mudahdipelajari.
B. Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmuilmu sosial
yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA.
Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu
sosial yang biasanya dipelajari di universitas 1 Toni Nasution & Maulana Arafat
Lubis. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. (Yogyakarta: Samudra Biru,
2018), hlm3.

C. S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau


paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian
kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalammasyarakat
yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi,
antropologi, dan psikologisosial.

Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang dilaksanakan
baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada
aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah,
mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya
disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat
dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar
sekolah atau siswa atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain,
baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa
yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan
tentang masa lampau umat manusia.

B. PengertianParadigma

Secara umum Kuhn mengartikan paradigm dengan beberapa contoh praktik


ilmiah aktual yang diterima, seperti hokum, teori, aplikasi dan instrument yang
diterima bersama sehingga meruoakan model yang dijadikan sebagai sumber dan
tradisi yang mantap dalam riset-riset ilmiah khusus. Menurut Kuhn paradigma dapat
diartikan sebagai pola, model atau skema konseptual.2

18
 Ilmu Sosial (SocialScience)

Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial adalah sebagai


berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang
bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi,
makin lanjut makin ilmiah”. Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu
Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena
itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan
mempelajari manusia sebagai anggotamasyarakat.

 Studi Sosial (SocialStudies).

Berbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang
keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang.

pengkajian tentang gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi
memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-
universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar
dan dapat berfungsi sebagai pengantar bagi lanjutan kepada disiplin-disiplin ilmu sosial.

19
1
Toni Nasution & Maulana Arafat Lubis. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018), hlm 3.
2
Ibid., hlm 69.

20

Anda mungkin juga menyukai