Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“PENDIDIKAN IPS PADA KURIKULUM NASIONAL”

DOSEN PENGAMPU: FITRA DELITA, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. DAFFA ROSDANSYAH ZULTI


2. DESRIA YOHANNA SIANTURI
3. JAYANTI MEYLANI

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITASNEGERI MEDAN

T.A 2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
yang berjudul “PENDIDIKAN IPS PADA KURIKULUM NASIONAL”.

Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yng telah
memberikan masukan kepada kami untuk itu kami mengucapkan terima kasih..

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun, dan sangat kami harapkan
demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.

Medan, 16 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...........................................................................i

DAFTARISI..........................................................................................ii

BABI PENDAHULUAN.......................................................................1

a. Latar belakang............................................................................1
b. Rumusan masalah.......................................................................2
c. Tujuan masalah..........................................................................2

BABII PEMBAHASAN.......................................................................3

a. Perkembangan IPS diIndonesia..................................................3


b. Pengertian Kurikulumdan Fungsinya.........................................5
1. Pengertian Kurikulum..........................................................5
2. FungsiKurikulum.................................................................6
c. Perkembangan IPS PadaKurikulumNasional.............................7
1. Pendidikan IPS Pada Tahun 1945– 1964.............................7
2. Pendidikan IPS Dalam Kurikulum 1964 dan1968...............8
3. Pendidikan IPS Pada Kurikulum 1975dan1984...................9
4. Pendidikan IPS DalamKurikulum 1994..............................12
5. Pendidikan IPS DalamKurikulum 2004..............................13
6. Pendidikan IPS Dalam Kurikulum 2006( KTSP)...............16
7. Pendidikan IPS Dalam Kurikulum 2013 (K-13).................16

BABIII PENUTUP..............................................................................18

a. Kesimpulan................................................................................18
b. Saran..........................................................................................18

DAFTARPUSTAKA...........................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Sebagaimana kita ketahui, di era yang semakin moderen dan maju ini, ilmu pengetahuan
dari hari ke hari semakin berkembang dengan pesat. Tuntutan masyarakat dan bangsa terhadap
pendidikan di dunia akan senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini
membawa dampak terhadap eksitensi kurikulum di setiap negara yang akan mengalami
perubahan sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan bangsanya. Begitu pula
dengan ilmu pengatahuan sosial, Ilmu yang mempelajari masalah-masalah yang terjadi dalam
masyarakat ini, sudah tidak terbantahkan lagi mengenai kelahirannya di Indonesia, karena
adanya kebutuhan masyarakat yang telah berkembang menuju masyarakat maju yang beradab,
adil, makmur, dan sejahtera. Arah perkembangan pendidikan ini sejalan dengan cita-cita dan
tujuan nasional Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

IPS tentu tidak muncul dengan begitu saja, IPS muncul melalui sebuah perjalanan yang
panjang menghadapi tantangan-tantangan antara perlu atau tidaknya IPS untuk pembelajaran di
sekolah. IPS bersumber dari ilmu-ilmu sosial yang berkembang di masyarakat yang
disederhanakan. sehingga para Ilmuwan dan ahli-ahli bidang sosial terus mencari inovasi konsep
dan kurikulum yang paling pas untuk menjadikan IPS sebagai ilmu yang penting bagi siswa
untuk menghadapi kehidupan dalam masyarkat.

Selintas sejarah yang melatar belakangi perkembangan kurikulum ditanah air.


Perkembangan kurikulum secara nasional tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pendidikan
dari dulu hingga sekarang, guru sebagai fasilitator pembelajaran hendaknya memahami dengan
jelas apa itu kurikulum, peranserta fungsinya, karena kurikulum sangat penting dalam
pembangunan dan pelestarian suatu negara, dan dipandang sebagai alat yang paling ampuh
untuk membina generasi muda itu artinya bahwa kaitannya sangat erat dengan masa depan
bangsa.

4
B. RumusanMasalah

Ada pun rumusan masalah yang akan dibahas di makalah ini yaitu :

1. Apakah latar belakang landasan kurikulumIPS?

2. Apakah fungsikurikulum?

3. Bagaimana perkembangan kurikulum diSD?

C. Tujuan

Ada pun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui latar belakang landasan kurikulumIPS

2. Mengetahui Fungsikurikulum

3. Mengetahui perkembangan kurikulum diSD

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan IPS diIndonesia

Perkembangan Social Stuides di Indonesia khususnya di Amerika Serikat telah banyak


memengaruhi pemikiran Pendidikan IPS (PIPS) di Indonesia. Namun, untuk menelusuri
perkembangan pemikiran atau konsep PIPS di Indonesia secara historis dirasakan sulit. Hal ini
diakui oleh Winataputra karena dua alasan: Pertama, di Indonesia belum ada lembaga
professional bidang PIPS setua dan sekuat NCSS atau SSEC. Lembaga serupa yang dimiliki
Indonesia, yakni HISPIPSI (Himpunan Sarjana Pendidikan IPS Indonesia) yang sekarang telah
berubah nama menjadi HISPISI (Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Sosial Indonesia). Usianya
masih sangat muda dan produktivitas akademisnya masih belum optimal; Kedua, perkembangan
kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ontology ilmu pendidikan (disiplin) IPS sampai ini
sangat tergantung pada pemikiran individual dan kelompok pakar yang ditugasi secara incidental
untuk mengembangkan perangkat kurikulum IPS melalui Pusat Perkembangan Kurikulum dan
Sarana Pendidikan Balitbang DAIKBUD (Puskur). Selain itu, tradisi yang dikembangkan oleh
komunitas akademik khususnya melalui HISPISI belum dapat menembus atau memengaruhi
kebijakan pemerintah dalam mengembangkan kurikulum sebagaimana yang telah dilakukan oleh
NCSS dan SSEC di Amerika Serikat.

Keberadaan IPS dalam system pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem
kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia. Sebelum kurikulum 1975, istilah IPS belum lahir,
akan tetapi embrio – embrionya sudah ada tetapi masih berdiri sendiri – sendiri. Yaitu pada
kurikulum tahun 1964 sampai kurikulum 1968, program pengajaran ilmu – ilmu social masih
menggunakan cara – cara (pendekatan) tradisional. Ilmu social seperti sejarah, geografi, dan
ekonomi masih disajikan secara terpisah. Sejumlah ahli menyadari bahwa sebenarnya system
tersebut telah using dan tidak relevan.1

6
IPS sebagai sebuah bidang keilmuan yang dinamis, karena mempelajari tentang keadaan
masyarakat yang cepat perkembangannya, tidak lepas dari perkembangan. Pengembangan
kurikulum IPS merupakan jawaban terhadap tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan
mempelajarinya. Perkembangan IPS di Indonesia di latar belakangi oleh beberapa hal berikut:

1. Pengalaman hidup masa lampau dengan situasi sosialnya yang labil memerlukan masa
depan yang lebih mantap dan utuh sebagai suatu bangsa yangbulat.

2. Laju perkembangan pendidikan, teknologi, dan budaya Indonesia memerlukan kebijakan


pendidikan pengajaran yang seirama dengan laju perkembangantersebut.

3. Agar output pendidikan persekolahan benar – benar lebih relevan dengan tuntutan
masyarakat yang ia akan menjadi bagiannya dan materi yang dimuat dalam kurikulum
atau dipelajari peserta didik dapatbermanfaat.

4. Segi lain yang menyebabkan dikembangkannya kurikulum IPS sebagai mata pelajaran
wajib bagi setiap anak didik adalah menyiapkan mereka kelak apabila terjun ke dalam
kehidupanmasyarakat.2

Bahan pelajaran untuk Ilmu Pengetahuan Sosial sangat luas, karena yang merupakan
sumber dan disiplin yang digunakan banyak. Sudah pasti, bahwa tak seluruh bahan dapat di
ajarkan di Sekolah Dasar. Sekali pun kita batasi, masih harus kita pertimbangkan, apakah kita
ingin memberikan bahan yang seluas mungkin akan tetapi dangkal, ataukah kita pilih unit – unit
tertentu dan mempelajarinya secara mendalam.
Pada umunya para pendidik berpendirian, bahwa pengetahuan yang banyak akan tetapi
dangkal lekas dilupakan dan tidak bermanfaat bagi anak itu dalam hidupnya. Dari pada
mempelajari seluruh dunia secara sepintas lalu lebih baik misalnya dipilih atau dua negara dari
tiap benua yang khas dan mempelajarinya dengan sungguh – sungguh. Yang menimbulkan
kesulitan ialah memilih topik – topik yang tepat yang memberikan bahan yang cukup luasdan

7
dapat dipelajari secara mendalam. Jumlah topic untuk tiap kelas hendaknya jangan terlalu
banyak.

B. Pengertian Kurikulum danFungsinya

1. PengertianKurikulum

Dari segi bahasa, kurikulum berasal dari bahasa latin, curriculum yang semula berarti a
running course or race course, yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta
dalam perlombaan, dari awal hingga akhir. Selain itu kata kurikulum juga terdapat dalam bahasa
Prancis, courier yang artinya to run yang berarti berlari.

Dalam arti sempit atau tradisional kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran
disekolah atau dipeguruan tinggi yang harus ditempuh untuk ijazah atau naik tingkat. Sedangkan
dalam arti luas atau modern kurikulum merupakan pengalaman, kegiatan dan pengetahuan murid
dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau guru.

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar
dibawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya. Nan Sudjana mengungkapkan, kurikulum adalah program dan pengalaman belajar
serta hasil – hasil belajar yang diharapkan yang diformulasikan melalui pengetahuan dan
kegiatan secara sistematis, diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk
membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anakdidik.

Kurikulum haruslah direncanakan agar pengaruhnya terhadap siswa benar - benar dapat
diamati dan diukur hasilnya namun hasil - hasil belajar tersebut haruslah sesuai dengan tujuan
pendidikan yang diinginkan serta sesuai dengan nilai - nilai yang dianut di dalam masyarakat,

8
relevan dengan kebutuhan social ekonomi dan budaya masyarakat juga minat, kebutuhan dan
kemampuan siswa itu sendiri.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah serangkaian rencana pembelajaran


mengenai mata pelajaran, metode pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang di tempuh oleh
siswa yang telah disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing -masing.

2. FungsiKurikulum
a. FungsiPenyesuaian
Fungsi penyesuain mengandung makna kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
mengarahkan siswa memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

b. FungsiIntegrasi
fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi – pribadi yang utuh.

c. FungsiDiferensiasi
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
memberikan layanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki
perbedaan baik dari aspek fisik maupunpsikis.

d. FungsiPersiapan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
mempersiapkan siswa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

e. FungsiPemilihan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program – program belajar yang
sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangar erat kaitannya
dengan fungsi diferensiasi karena pengakuan atas adanya perbedaan individualsiswa

9
berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai
dengan minat dan kemampuannya.

f. FungsiDiagnostik
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu
dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami menerima potensi dan kelemahan –
kelemahan yang ada pada dirinya. Maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri
potensi yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan – kelemahannya.4

Analisi: Dari fungsi – fungsi kurikulum di atas dapat dipahami bahwa kurikulum sangat
berpengaruh terhadap berjalannya atau berlangsungnya proses belajar – mengajar pada
sistem pendidikan. Dengan adanya kurikulum tersebut dapat mempermudah tercapainya
tujuan pendidikan melalui proses pembelajaran.

C. Perkembangan IPS pada Kurikulum Nasional

1. Pendidikan IPS pada tahun1945-1964

Pada kurikulum waktu tahun 1945-1964 istilah IPS di Indonesia belum dikenal. Namun,
pembelajaran yang memiliki karakteristik sama dengan IPS merujuk kepada definisi social
studies menurut Edgar Wesley (1937) yang menyatakan bahwa “social studies are the social
sciences simplified for pedagogical purposes” (Pendidikan IPS adalah ilmu – ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan pendidikan). Kenyataan ini dapat dilihat dari adanya mata pelajaran
sejarah, geografi, civics, koperasi yang disampaikan secara terpisah di sekolah dasar, dan mata
pelajaran ekonomi, sosiologi, dan antropologi di sekolah menengah.5

Analisis: Kurikulum pada tahun 1945 masih menganut kurikulum Belanda dan belum adanya
kurikulum dan mata pelajaran IPS, yang ada pada saat itu pelajaran yang memiliki karateristik
sama dengan IPS, yaitu seperti pelajaran sejarah itupun sejarah tentang kemerdekaan Indonesia

10
dan kerajaan – kerajaan di Indonesia karena pada saat itu Indonesia baru merdeka. Dan geografi
yang di pelajari tentang keadaan alam di Indonesia.

2. Pendidikan IPS dalam Kurikulum 1964 dan1968

Dalam kurikulum 1964, ada perubahan pendekatan dalam pengajaran IPS di Indonesia,
meskipun istilah IPS pada kurun waktu ini belum dikenal. Dimyati (1989) menanamkan
pendekatan yang digunakan bersifat korelatif dari ilmu – ilmu sosial. Dalam kurikulum tersebut,
ada mata pelajaran pendidikan kemasyarakatan yang terdiri atas korelasi dari mata pelajaran ilmu
bumi, sejarah dan civics. Pada tahun 1968, terjadi perubahan kurikulum yang ditandai oleh
adanya pengelompokan mata pelajaran sesuai dengan orientasi dan perkembangan pendidikan.
Pada saat ini mulai diperkenalkan nama pendidikan kewarganegaraan sehingga pendidikan
kemasyarakatan diubah menjadi pendidikan kewarganegaraan yang merupakan korelasi dari
ilmu bumi, sejarah, dan pengetahuankewarganegaraan.

Ketika kurikulum 1968 masih berlaku, istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) mulai
muncul dengan seminar nasional tentang Civics Education tahun 1972 di Tawang Manggu Solo.
Menurut winataputra, dalam laporan seminar tersebut ada tiga istilah yang muncul dan
digunakan secara bertukar – pakai, yakni pengetahuan sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan
sosial, yang diartikan sebagai suatu studi masalah – masalah sosial yang dipilih dan
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah –
masalah sosial itu dapat dipahamisiswa.

IPS sebagai mata pelajaran pertama sekali masuk ke dalam dunia persekolahan pada
tahun 1972-1973 yakni dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP
Bandung. Pada saat itu, mata pelajaran IPS belum masuk ke dalam kurikulum SD, SMP, dan
SMA. Menurut Winataputra dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP digunakan istilah pendidikan
Kewargaan Negara atau studi sosial sebagai mata pelajaran sosial terpadu. Dalam kurikulum SD
PPSP tersebut, IPS diartikan sama dengan PendidikanKewarganegaraan.

11
Analisis: Kurikulum pada tahun 1964 masih sama dengan tahun 1945, tetapi pada kurikulum
pada tahun ini sudah ada namanya pendidikan kewarganegaraan ataupun pendidikan
kemasyarakatan. Melalui pendidikan tersebut agar rakyat Indonesia menjadi warga negara yang
baik. Pada tahun 1968 nama IPS juga belum ada. Karena pada saat keadaan Indoneisa masih
kacau karena terjadinya peristiwa G30 SPKI dan pembunuhan tokoh – tokoh agama Islam.

3. Pendidikan IPS pada Kurikulum 1975 dan1984

Sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik pada tahun sebelumnya, maka pada tahun
1975 mulai diperkenalkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (disingkat IPS) dalam sistem
kurikulum di Indoneisa. IPS sebagai mata pelajaran baru dalam Kurikulum 1975 diberikan untuk
jenjang SD, SMP, dan SMA menggunakan pendekatan yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan karakteristik peserta didik yang ada ditiap jenjang tersebut. Pendekatan yang
digunakan dalam pengembangan kurikulum ini adalah berbasis pada materi pelajaran (Content
Based Curriculum). Ciri yang menonjol dari pengembangan materi dalam kurikulum ini adalah
pengembangan dimensi nilai berdasarkan Pancasila dan UUD1945.

Khusus mengenai Kurikulum Sekolah Dasar 1975 tentang ketentuan – ketentuan pokok
disebutkan, bahwa sejak tahun 1969 telah terjadi banyak perubahan sebagai akibat dari lajunya
program pembangunan nasional yang antara lain dipengaruhi oleh :

a. Kegiatan – kegiatan pembaharuan pendidikan selama Pelita I yang dimulai pada pada tahun
1969, telah melahirkan dan menghasilkan gagasan – gagasan baru yang sudah mulai memasuki
pelaksanaan sistem pendidikannasional.

b. Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang digariskan didalam Garis – garis
Besar Haluan Negara menuntutimplementasinya.

c. Hasil analisa dan penilaian pendidikan nasional telah mendorong Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan untuk meninjau kebijaksanaan pendidikannasional.

d. Inovasi di alam sistem belajar – mengajar yang dirasakan dan dinilai lebih efisien dan efektif
telah memasuki dunia pendidikanIndonesia.

12
e. Keluhan – keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan, mendorong petugas –
petugas pendidikan untuk meninjau sistem yang kini sedangberlaku.

f. Adanya beragam pola kurikulum SD, seperti kurikulum 1968, Pembaharuan Kurikulum dan
Metode Mengajar (PKMM), dan PaketBuku.

Dalam pembakuan kurikulum Sekolah Dasar juga turut diperhitungkan beberapa hasil
pembaharuan sebagai berikut :

1. Hasil – hasil Proyek Penulisan Buku – bukuPelajaran

2. Hasil – hasil Proyek Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar(PKMM).

3. Konsep Sekolah Pembangunan tentang integrasi pendidikan umum dan pendidikankejuruan

4. Inovasi di bidang metode belajar – mengajar, terutama PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksionil).

Sistematika Kurikulum Tahun 1975 dibawah ini juga berlaku bagi semua jenis sekolah.
Sistematika ini juga dikutip dari sumber yang sama, sebagai berikut :

Yang dimaksud dengan kurikulum SD 1975 oleh Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan adalah serangkaian ketentuan dan pedoman yang meliputi unsur – unsur berikut :

a. Tujuan – tujuan Institusional SekolahDasar

b. Struktur ProgramKurikulum

c. Garis – garis Besar Program Pengajaran

d. Sistem Penyajian yang menggunakan pendekatan PPSI (Prosedur Penyajian Sistem


Instruksionil)

e. Sistem penilaian

f. Sistem Bimbingan danPenyuluhan

g. Supervisi dan administrasi

13
Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa seseorang belum dapat disebut memahami
kurikulum 1975, apabila baru mempelajari tujuan – tujuan institusionil saja atau Garis – garis
Besar Program Pengajaran, melainkan harus ke semua unsur tersebut. Karena ke semua unsur
tersebut akan memberikan warna kurikulum 1975 sebagai sistem pengajaran.7

Menurut Winataputra (2001), Kurikulum 1975 menampilkan pendidikan IPS dalam


empat profil sebagaiberikut:

1. Pendidikan moral Pancasila menggantikan pendidikan kewargaan negara sebagai suatu bentuk
pendidikan IPS khusus yang mewadahi tradisi “citizenshiptransmission”.
2. Pendidikan IPS Terpadu (integrated) untuk SekolahDasar.
3. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep paying
yang menaungi mata pelajaran geogafi, sejarah, dan ekonomikoperasi.
4. Pendidikan IPS terpisah – pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, geografi, danekonomi
untuk SMA, atau sejarah dan geografi untukSPG.

Dalam Kurikulum 1984, pengajaran IPS di sekolah khususnya pada jenjang sekolah
menengah diuraikan berdasarkan disiplin ilmu sosial untuk masing – masing mata pelajaran atau
bahkan pembahasan tersendiri secara terpisah. Pada hakikatnya, model Kurikulum 1984 untuk
jenjang SMP dan SMA tidak banyak mengalami perubahan karena sebagai penyempurna dari
Kurikulum 1075. Demikian pula untuk jenjang SD, mata pelajaran IPS tidak mengalami
perubahan, artinya kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum 1975.

Analisis : Karena terjadinya pemberontakan pada tahun 1965 yaitu G30 SPKI maka diadakannya
seminar nasional tentang Civis Education tahun 1972 di Tawang Manggu Solo. Dan IPS pertama
kali di gunakan di perguruan tinggi IKIP Bandung. Pada tahun 1975 nama IPS lahir dalam
kurikulum yang dikembangkan oleh pusat kurikulum oleh para ahli – ahli IPS yang salah satunya
yaitu Syawal Gultom selaku Rektor Unimed. Pada tahun 1975 mata pelajaran IPS terpadu di
tingkat SD, terkonfederasi pada tingkat SMP, dan terpisah – pisah pada tingkat SMA dan SPG.

14
Pada Tahun 1984 tidak ada perubahan, hanya saja ada penambahan ilmu sosial yang baru seperti
antropologi, ilmu politik, sosiologi di SMA dan untuk tingkat SMA. Dan untuk tingkat SD tidak
mengalami perubahan.

4. Pendidikan IPS dalam Kurikulum 1994

Pada Kurikulum 1994, mata pelajaran IPS mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Hal ini terjadi setelah diberlakukannya Undang – Undang Nomor 2/1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Sebagai implikasi dari pelaksanaan UU tersebut muncul kajian kurikuler
yang menggantikan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) menjadi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Kemudian Pendidikan Kewarganegaraan ini masih
tetap sebagai mata pelajaran dalam lingkup IPS khusus dan wajib diikuti oleh semua siswa pada
semua jenjang (SD, SMP, SMA). Untuk mata pelajaran IPS, Kurikulum 1994 menetapkan
karakteristik sebagaiberikut:

1. Mata pelajaran IPS untuk SD masih tetap menggunakan pendekatan terpadu (integrated) dan
berlaku untuk kelas III s/d kelas VI sedangkan untuk kelas I dan II tidak secara eksplisit bahwa
IPS sebagai mata pelajaran yang berdirisendiri.

2. Mata pelajaran IPS untuk SMP tidak mengalami perubahan pendekatan artinya masih bersifat
terkonfederasi (correalted) yang mencakup geografi, sejarah, dan ekonomikoperasi.

3. Mata pelajaran IPS untuk SMA menggunakan pendekatan terpisah – pisah (separated) atas
mata pelajaran sejarah nasonal dan sejarah umum untuk Kelas I dan II ekonomi dan geografi,
untuk Kelas I dan II sosiologi, tata negara, dan antropologi, untuk kelas III ProramIPS.

Khusus untuk IPS SD, materi pelajaran dibagi atas dua bagian, yakni materi sejarah dan
materi pengetahuan sosial. Materi pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, geografi,
ekonomi, dan politik/pemerintahan sedangkan cakupan materi sejarah meliputi sejarah local dan
sejarah nasional. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan keterampilan
dasar yang akan digunakan dalam kehidupannya serta meningkatkan rasa nasionalisme dari
peristiwa masa lalu hingga masa sekarang agar para siswa memiliki rasa kebaggaan dan cinta
tanah air.

15
Karena IPS untuk SMP dan SMA menganut pendekatan konfederasi dan terpisah – pisah
maka tujuannya disesuaikan dengan karakteristik tiap mata pelajaran yang terpisah – pisah.
Tujuan mata pelajaran sejarah sejarah nasional dan sejarah umum untuk SMA, misalnya, adalah
untuk “… menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa lampau hingga
masa kini, menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta rasa bangga sebagai warga
bangsa Indonesia, dan memperluas wawasan hubungan masyarakat antar bangsa di dunia”.

Mata pelajaran ekonomi bertujuan untuk “… pengetahuan konsep – konsep dan teori
sederhana dan menerapkannya dalam pemecahan masalah – masalah ekonomi yang dihadapinya
secara kritis dan obyektif”. Mata pelajaran sosiologi memiliki tujuan “… untuk memberikan
kemampuan memahami secara kritis berbagai persolaan dalam kehidupan sehari – hari yang
muncul seiring dengan perubahan masyarakat dan budaya, menanamkan kesadaran perlunya
ketentuan masyarakat, dan mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi sosial budaya sesuai
dengan kedudukan, peran, norma, dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat”.

Mata pelajaran geografi bertujuan untuk “… memberikan bekal kemampuan dan sikap
rasional yang bertanggung jawab dalam menghadapi gejala alam dan kehidupan dimuka bumi
serta permasalahannya yang timbul akibat interaksi antara manusia dan lingkungannya”. Adapun
mata pelajaran tata negara bertujuan “…untuk meningkatkan kemampuan agar siswa memahami
penyelenggaraan negara sesuai dengan tata kelembagaan negara, tata peradilan, sistem
pemerintahan Negara RI maupun negara lain”.8

Analisis: Kurikulum pada tahun 1994 muncul lah kurikulum yang namanya Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) yaitu cara belajara siswa aktif. Kemudian pada pendidikan dasar IPS sudah
mencakup ilmu bumi, sejarah, ekonomi secara terpadu. Pada tingkat SMP dan SMA di ajarkan
secara terpisah oleh guru yang berbeda pada setiap mata pelajaran.

5. Pendidikan IPS dalam Kurikulum2004

Memasuki abad 21 yang ditandai oleh perubahan mendasar dalam segala aspek
kehidupan khususnya perubahan dalam bidang politik , hukum, dan kondisi ekonomi telah
menimbulkan perubahan yang sangat signifikan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Setelah
perubahan Kurikulum 1994 secara tambal sulam yakni melalui perubahandengan

16
diberlakukannya Kurikulum Suplemen ternyata dirasakan masih belum memenuhi tuntutan
kebutuhan mayarakat secara luas. Oleh karena itu, para ahli pengembang kurikulum yang
difasilitasi oleh Pusat Pengembangan Kurikulum Depdiknas mengadakan berbagai uji coba
model kurikulum. Pada saat itu pula digulirkan gagasan Kurikulum Berasis (KBK) yang sempat
mendapat tanggapan pro dan kontra tetapi nama KBK menjadi sangat popular karena gemanya
bukan hanya terjadi di jenjang sekolah melainkan hingga ke berbagai jenjang dan jenis
pendidikan bahkan tingkat perguruan tinggi.

Pada tahun 2003 disahkan Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Undang – Undang tersebut telah menimbulkan dampak yang cukup
signifikan terhadap perubahan sistem kurikulum di Indoneisa. Salah satu impilkasi dari ketentuan
undang – undang tersebut adalah lahirrnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SMP). Dalam PP tersebut dikemukakan bahwa standar
nasional adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Meurut Pasal 35 Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003,
Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Oleh karena itu, adanya
standar nasional pendidikan telah berimplikasi terhadap sejumlah kebijakan bidang pendidikan
yang lebih rendahnya.

Sementara itu dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
dinyatakan bahwa lingkup standar nasional meliputi :

a. Standarisi

b. Standar proses

c. Standar kompetensi lulusan

d. Standar pendidikan dan tenagakependidikan

e. Standar sarana dan prasarana

f. Standar pengolahan

g. Standar pembiayaan

17
h. Standar penilaianpendidikan

Dalam Pasal 37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS merupakan


muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Lebih lanjut
dikemukakan pada bagian Penjelasan UU Sisdiknas Pasal 37 bahwa bahan kajian ilmu
pengetahuan sosial, antara lain, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya
dimaksudkan untuk mengembangkan analisis peserta didik terhadap kondisi sosialmasyarakat.

Dengan adanya ketentuan undang – undang yang mewajibkan IPS sebagai mata pelajaran
dalam sistem pendidikan di Indonesia telah menjadikan kedudukan IPS semakin jelas dan kokoh.
Hal ini sekaligus menjawab berbagai keraguan dan kekhawatiran yang pernah dialami oleh para
akademisi dan praktisi IPS di berbagai lembaga pendidikan pada saat sebelum lahirnya undang –
undang.

Pada saat itu, yakni sebelum lahirnya UU Nomor 20 Tahun 2003 muncul sejumlah
gagasan yang dilontarkan tentang perlunya perubahan nama sejumlah mata pelajaran sekolah
dengan alasan jumlah mata pelajaran sekolah agar lebih ramping. Salah satu target perubahan
tersebut adalah mata pelajaran IPS dan PPKn terutama di jenjang SD dan SMP. Nama yang
ditawarkan antara lain mata pelajaran Pengetahuan Sosial (PS) yang isi di dalamnya memuat
materi pendidikan Kewarganegaraan dan masalah – masalah sosial kemasyarakatan, sementara
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dihilangkan. Dalam gagasan
lain, memunculkan nama Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial (PKPS) yang
mengandung muatan sama dengan Pengetahuan Sosial di atas. Pada jenjang SMP dan SMA
nama mata pelajaran PPKn diubah menjadi mata pelajarankewarganegaraan.9

Analisis: Kurikulum pada tahun 2004 masih menganut Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA), pada tingkat SD mata pelajaran IPS digabung dengan pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dan masalah – masalah sosial, sementara pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dihilangkan. Pada tingkat SMP dan SMA nama mata pelajaran PPKn diubah
menjadi mata pelajaran kewargenaraan.

18
6. Pendidikan IPS dalam Kurikulum 2006(KTSP)

Setelah disahkan UU Nomor 20 Tahun 2003 yang diakui oleh adanya Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang
mengamanatkan perlu adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka
pengembangan kurikulum mata pelajaran sekolah umumnya dan khususnya untuk mata pelajaran
IPS mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Pemendiknas) Nomor 22 tentang
Standar Isi dan Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan panduan KTSP
yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Analisis: Kurikulum pada tahun 2006 disebut dengan kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) mulai diterapkannya tematik tetapi hanya sebagian sekolah yang
menerapkannya. Tematik mulai di terapkan tingkat SD kelas 1-3, sedangkan kelas 4-6 masih
terpadu.

7. Pendidikan IPS dalam Kurikulum 2013 (K 13)

Kurikulum 2013 disusun dengan maksud antara lain untuk mengembangkan potensi
peserta didik menajdi kemampuan dalam berpikir reflektif dalam penyelesaian masalah sosial di
masyarakat. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir dari
pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. Pola pembelajaran yang semula berpusat pada
guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, yang semula satu arah, menjadi
pembelajaraninteraktif.

Dalam kurikulum 2013 terdapat empat perubahan penting disbanding kurikulum


sebelumnya. Perubahan tersebut meliputi Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proes,
Standar Isi, dan Standar Penilaian.

Kurikulum 2013, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tetap diberlakukan, walaupun
kurikulum ini sempat direvisi kembali sehingga pemakaian kurikulum disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan sekolah/madrasah. IPS disajikan secara tematik, untuk tingkat SMP IPS

19
disajikan secara terpadu, sedangkan untuk tingkat SMA IPS diberikan sebagai mata pelajaran
yang terpisah yang terdiri dari Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi dan Antropologi.10

Analisis: pada kurikulum tahun 2013 IPS disajikan secara tematik, untuk tingkat SMP IPS
disajukan secara terpadu, sedangkan untuk tingkat SMA IPS diberikan sebagai mata pelajaran
yang terpisah yang terdiri dari Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, dan Antropologi.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum merupakan seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas
belajar –mengajar.

Ada beberapa perbedaan antara kurikulum lama dan kurikulum baru, salah satunya yaitu
kurikulum lama mengabaikan perkembangan – perkembangan sikap, cita – cita, kebiasaan dan
lain – lain, kurikulum lama hanya mengutamakan perkembangan segi pengetahuan, akademik
dan keterampilan. Sedangkan kurikulum baru bertujuan untuk mengembangkan keseluruhan
pribadi siswa.

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam sistem pendidikan di Indonesia baru dikenal
sejak lahirnya kurikulum tahun 1975. Sebelumnya, pembelajaran ilmu – ilmu sosial untuk
tingkat persekolahan menggunakan istilah yang berubah – ubah sesuai dengan situasi politik
pada masa itu. Pembaharuan kurikulum IPS di Indonesia diantaranya dimulai pada tahun 1964
dimana IPS menggunakan istilah Pendidikan Kemasyarakatan, kemudian tahun 1968 dan pada
tahun 1975 dikemukakan secara eksplisit istilah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang
merupakan fusi (perpaduan) dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi. Kurikulum IPS
terus menerus dikembangkan pada tahun 1984, 1994, 2004 (KBK) dan sampai pada tahun 2006
yang dikenal sebagai KTSP dimana IPS dan PKn diajarkan secaraterpisah.

B. Saran

Diharapkan agar kita sebagai generasi muda penerus bangsa yang tentu saja memiliki
keinginan untuk memajukan bangsa dan negaranya akan terus berusaha sebaik mungkin untuk
mewujudkannya. Dalam hal ini, salah satu contohnya adalah pendidikan yang menjadikan tolak
ukur suatu bangsa yang memiliki identitas kualitas bangsanya. Penerapan kurikulum pendidikan

21
ini diharapkan pula menjadi semangat generasi penerus untuk terus meningkatkan kualitas dan
mampu bersaing di dunia pendidikan yang semakin lama semakin banyak persaingan. Oleh
karena itu, jangan jadikan perubahan kurikulum tersebut menjadi suatu hal yang menakutkan dan
menjadi beban untuk kita. Tetapi, kita harus menjadikan hal tersebut menjadi suatu dorongan
kita untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan mampu bersaing didalam pendidikan nasional
maupun internasional. Hal tersebut akan terwujud dengan menerapkan sistem manajemen
kurikulum pendidikan yang baik dan merata secara keseluruhan. Dan inilah tanggung jawab kita
bersama untuk mewujudkan Indonesia yang merata di semua kalanganpendidikan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Bale, Djenen., dkk. 1983. Pedoman umum ilmu pengetahuan sosial. Bandung: PT Bunda Karya.

Karima, Muhammad Kaulan.,dkk.2019. Ilmu pengetahuan sosia : Pengantar dan Konsep


Dasar. Medan: PerdanaPublishing.

Sapriyadi. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sarinah. 2018. Pengantar kurikulum.Yogyakarta: Deepublish.

Siska, Yulia.2018. Pembelajaran IPS di SD/MI. Yogyakarta: Garudhawaca.

Sudin Ali, 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Upi Press.

Tjokrodikaryo, Mulyono., dkk. 1983. Metedologi ilmu pengetahuan sosial. Jakarta: PT Rora Karya.

23

Anda mungkin juga menyukai