Anda di halaman 1dari 22

HAKIKAT PENDALAMAN IPS MI

Disusun Oleh:

Kelompok 1
Nama:
Aria vitri (1820201070)

Pirda (1820201087)

Dosen Pengampu:

Ines Tasya Jadidah, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Hakikat Pendalaman IPS MI

Distribusi Frekuensi ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Hakikat Pendalaman IPS MI ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palembang, 28 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan Masalah...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pendidikan IPS di MI.........................................................4

B. Pengertian Pendidikan IPS..........................................................................5

C. Tujuan Pembelajaran IPS SD....................................................................11

D. Nilai-nilai dalam Pembelajaran IPS..........................................................13

E. Asas-asas Dalam Pembelajaran IPS..........................................................16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................18
B. Saran.........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alasan dimasukannya social studies (Pendidikan IPS) ke dalam


kurikulum sekolah karena berbagai ekses akibat industrialisasi di berbagai
negara di belahan dunia juga terjadi, di antaranya perubahan perilaku manusia
akibat berbagai kemajuan dan ketercukupan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mendorong industrialisasi telah menjadikan bangsa semakin
maju dan modern, tetapi juga menimbulkan dampak perilaku sosial yang
kompleks. Para ahli ilmu sosial dan pendidikan mengantisipasi berbagai
kemungkinan ekses negatif yang mungkin timbul di masyarakat akibat
dampak kemajuan tersebut. Sehingga untuk mengatasi berbagai masalah
sosial di lingkungan masyarakat tidak hanya dibutuhkan kemajuan ilmu dan
pengetahuan secara disipliner, tetapi juga dapat dilakukan melalui pendekatan
program pendidikan formal di tingkat sekolah.

Program pendidikan antar disiplin (interdiscipline) di tingkat sekolah


merupakan salah satu pendekatan yang dianggap lebih efektif dalam rangka
membentuk perilaku sosial siswa ke arah yang diharapkan. Bahkan program
pendidikan ini di samping sebagai bentuk internalisasi dan transformasi
pengetahuan juga dapat digunakan sebagai upaya mempersiapkan sumberdaya
manusia yang siap menghadapi berbagai tantangan dan problematika yang
makin komplek di masa datang.

Oleh karenanya latar belakang perlu dimasukkannya Social studies


(pendidikan IPS) dalam kurikulum sekolah di beberapa negara lain juga
memiliki sejarah dan alasan yang berbeda-beda. Amerika Serikat berbeda
dengan di Inggris karena situasi dan kondisi yang menyebabkannya juga

1
berbeda. Penduduk Amerika Serikat terdiri dari berbagai macam ras di
antaranya ras Indian yang merupakan penduduk asli, ras kulit putih yang
datang dari Eropa dan ras Negro yang didatangkan dari Afrika untuk
dipekerjakan di perkebunan-perkebunan negara tersebut.

Memandang perlunya pendidikan IPS bagi setiap warga negara


apresiasi terhadap social studies (pendidikan IPS) terus bertambah dari
berbagai negara, terutama di Amerika, Inggris, dan berbagai negara di Eropa,
dan baru berkembang ke berbagai negara di Australia dan Asia termasuk
Indonesia.

Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum


sekolah di Indonesia juga hampir sama dengan di beberapa negara lain, di
antaranya situasi kacau dan pertentangan politik bangsa, kondisi keragaman
budaya bangsa (multikultur) yang sangat rentan terjadinya konflik. Sehingga,
sebagai akibat konflik dan situasi nasional bangsa yang tidak stabil, terlebih
adanya pemberontakan G30S/PKI dan berbagai masalah nasional lainnya di
pandang perlu memasukan program pendidikan sebagai propaganda dan
penanaman nilai-nilai sosial budaya masyarakat, berbangsa dan bernegara ke
dalam kurikulum sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Latar belakang pendidikan IPS di MI?
2. Apa pengertian pendidikan IPS?
3. Tujuan pembelajaran IPS di MI?
4. Apa saja nilai-nilai pembelajaran IPS?
5. Asas-asas dalam pembelajaran IPS?

2
C. TUJUAN

1. Mengetahui Latar belakang pendidikan IPS di MI?


2. Mengetahui pengertian pendidikan IPS?
3. Mengetahui tujuan pembelajaran IPS di MI?
4. Mengetahui apa saja nilai-nilai pembelajaran IPS?
5. Mengetahui asas-asas dalam pembelajaran IPS?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pendidikan IPS di MI

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara


Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi bertujuan mengmbangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, nerilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum
dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan.Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan, peningkatan dan elevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.
pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program belajar 9
tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga
memiliki daya saing dalam menghadapi pandangan global. Peningkatan
relevansi pendidikan dimaksudkan untuk

menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis


dari sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen berbasis
sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan. Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan kedalam sejumlah
peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

4
Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan arahan
tentang perlunya unsur dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,
yaitu standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik, dan tenaga
kependidikan, standar prasarana,astandar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan. Dalam dokumen ini 5 dibahas standar isi
sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

Yang secara keseluruhan mencakup:

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam


penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.

2. Beban belajar bagi peserta didik pasa satuan pendidikan dasar dan
menengah.

3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh


satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai
bagian tidak terpisahkan dari standar isi.

4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan


pendidiakn jenjang pendidikan dasar dan menengah.

B. Pengertian Pendidikan IPS

Pada awal modul ini dikemukakan bahwa guru IPS disekolah dasar
tidak berarti mengajarkan disiplin ilmu-ilmu sosial, melainkan mengajarkan
konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk subjek didik menjadi warga negara
yang baik. Berkenaan dengan pernyataan ini, baiklah kita lihat kembali
pengertian IPS. Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang secara resmi mulai
dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk
pengertian Sosial Studies, seperti di Amerika Serikat. Dalam dunia
pengetahuan kemasyarakatan atau pengetahuan sosial kita mengenal beberapa

5
istilah, seperti ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial. Untuk
tidak membingungkan penggunaan istilah tadi dalam mengembangkan dan
penerapan ilmu pengetahuan yang bersangkutan, kita perlu memiliki persepsi
yang sama terhadap ketiga istilah tersebut. Oleh karena itu, marilah kita bahas
pengertian istilah tersebut satu per satu.

1. Pengertian Ilmu Sosial

Sesuai dengan sebutannya sebagai ilmu-ilmu sosial itu tekanannya kepada


keilmuan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat atau kehidupan sosial. Oleh
karena itu, ilmu sosial ini secara khusus di pelajari dan dikembangkan ditingkatan
pendidikan tinggi. Ilmu yang masuk kedalam ilmu sosial tidak hanya di ajakan pada
satu jurusan atau lebih luas satu fakultas, melainkan dikembangkan di berbagai
fakultas, seperti fakultas ilmu-ilmu sosial, fakultas sosial politik, fakultas pendidikan
ilmu pengetahuan sosial, dan lain sabagainya.6 Berkenaan dengan ilmu sosial ini,
norma Mackenzia (1975) mengemukakan bahwa ilmu sosial adalah semua bidang
ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain
semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Seperti
kita mengalami sendiri, hal-hal yang berkenaan dengan manusia dalam kehidupannya
meliputi aspek-aspek yang luas. Aspek-aspek kehidupan manusia sebagai anggota
masyarakat, antara lain:

a. Aspek antar hubungan manusia dalam kelompok

b. Aspek kejiwaan

c. Aspek kebutuhan materi

d. Aspek nora, peraturan, dan hokum

e. Aspek pemerintahan dan kenegaraan

f. Aspek kebudayaan

6
g. Aspek kesejahteraan

h. Aspek komunikasi

i. Aspek kebijaksanaan dan kesejahteraan sosial

j. Aspek hubungan manusia dengan alam lingkungan

k. Aspek pengelolaan, pengurusan, peraturan, dan lain-lain

l. Aspek pendidikan

m. Dan aspek lainnya

Semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat tadi,


mengembangkan ilmu masing-masing yang termasuk ke dalam ilmu sosial.
Bidang lain yang termasuk dalam ilmu sosial adalah:

a. Sosiologi berkenaan dengan aspek antar hubungan manusia dalam kelompok.

b. Psikologi Sosial berkenaan dengan kejiwaan manusia sebagai anggota


masyarakat.

c. Ilmu Hukum berkenaan dengan aspek norma, peraturan, dan hukum.

d. Ilmu Politikberkenaan dengan kebijaksaan dan kesejahteraan sosial.

e. Ilmu Pemerintah berkenaan dengan aspek pemerintahan dan kenegaraan.

f. Antropologi/Budaya berkenaan dengan aspek kebudayaan.

g. Ilmu Sejarah berkenaan denggan waktu dan ruang dengan aspek


kesejarahan.7

h. Ilmu geografi berkenaan dengan keruangan antara faktor manusia dengan


faktor alam dan slingkungan.

7
i. Ilmu Ekonomi berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan manusia dan
kelangkaan

j. Ilmu Manajemen berkenaan dengan aspek pengelolahan, pengorganisasian,


pengurusan, pengaturan, dan lain sebagainya.

k. Ilmu Pendidikanberkenaan dengna aspek pendidikan.

Memperhatikan aspek-aspek dari ilmu-ilmu garapan ilmu sosial itu


sebenarnya sangat luas sehingga untuk mendalaminya memerlukan perhatian
yang sungguh-sungguh. Selain dari pada itu,pembinaan perhatian tersebut
harus dilakukan secara berrkesinambungan mulai dari tingkat rendah sampai
ketingkat yang lebih tinggi. Dengan kata lain perhatian terhadap kehidupan
manusia dimasyarakat harus dibina mulai dari usia yang masih muda sampai
menjadi dewasa. Oleh karena itu, pengajaran tentang kehidupan manusia
dimayarakat harus dimulai dari tingkat sekolah dasar bahkan mungkin
sebekumnya, hanya barangkali pendekatan, strategi dan metode
pembelajarannya yang harus disesuaikan dengan perkembangan umur anak
didik pada tingkat dan jenjangnya masing-masing.

2. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS, seperti halnya IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia merupakan


bidang studi. Dengan demikian, IPS sebagai bidang studi memiliki garapan
yang di pelajari cukup luas. Bidang garapannya itu meliputi gejala-gejala dan
masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan

yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan


masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan
kehidupan kemasyarakatan. Dari gejala dan masalah sosial tadi di telaah,
dianalisis faktor-faktornya sehingga dapat dirumudkan jalan pemecahannya.

8
Memperhatikan kerangka kerja IPS, seperti yang dikemukakan diatas dapat di
tarik pengertian IPS sebagai berikut :

IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan
masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan
atau satu perpaduan. Jika diartikan seperti diatas maka apakah bedanya
dengan studi sosial? Jawabnya adalah tidak ada bedanya atau apa yang
diistilahkan sebagai studi sosial di negara-negara yang berbahasa Inggris itu
sama dengan IPS di negara kita. Oleh karena itu, sifat IPS sama dengan studi
sosial, yaitu praktis, interdisipliner dan diajarkan mulai dari pendidikan dasar
samapi perguruan tinggi. IPS 9yang diajarkan pada pendidikan dasar dan
menengah, menjadi dasar pengantar bagi mempelajari IPS/studi sosial atau
pun ilmu sosial di perguruan tinggi. Bahkan, dalam kerangka kerjanya dapat
saling melengkapi. Hasil penelaahan IPS dapat dimanfaatkan oleh ilmu sosial,
dan sebaliknya hasil kajian ilmu sosial, dapat dimanfaatkan oleh IPS.IPS dan
Ilmu sosial ternyata terdapat kaitan satu sama lainnya sehingga terdapat
persamaan dan perbedaan dari keduanya. Untuk lebih memudahkan Anda
memahami persamaan dan perbedaannya, marilah kita lihat tabel di bawah ini.

Tabel 1. 1 Persamaan dan Perbedaan IPS dengan Ilmu Sosial

Ilmu-ilmu sosial Persamaan /perbedaan Ilmu Pengetahuan Sosial


(Social Sciences) (social studies)

Ilmu sosial adalah ilmu Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial


yang berkenaan dengan (IPS) adalah ilmu-ilmu
manusia dalam konteks sosial yang dipadukan
sosialnya atau semua dan disederhanakan
bidang ilmu yang untuk kepentingan

9
mempelajari manusia pedagogis anak.
sebagai anggota
masyarakat.

Ruang lingkup ilmu Ruang lingkup Ruang lingkup IPS


sosial adalah hal adalah hal-hal yang
yangberkenaan dengan berkenaan dengan
manusia dan manusia dan
kehidupannya meliputi kehidupannya meliputi
semua aspek kehidupan semua aspek kehidupan
manusia sebagai manusia sebagai anggota
anggota masyarakat. masyarakat.

Aspek-aspek kehidupan Objek Aspek-aspek kehidupan


manusia yang dikaji manusia dikaji
secara terlepas-lepas berdasarkan satu
sehingga melahirkan kesatuan gejala sosial
satu bidang ilmu atau masalah sosial
(tidak melahirkan bidang
ilmu)

Menciptakan tenaga ahli Tujuan Membentuk warga


pada bidang ilmusosial Negara yang
berkemampuan sosial
dan yakin akan
kehidupannya sendiri
ditengah-tengah
kekuatan fisik dan
sosial.

Pendekatan disipliner Pendekatan Pendekatan intersipliner


atau multidisipliner dan

10
lintas sektoral

Ilmu sosial dipelajari Tempat pembelajaran IPS diajarkan pada


dan dikembangkan pada tingkat dasar sampai
tingkat perguruan tinggi. tingkat menengah.

(Sumber: Materi Pokok PIPS SD UT: 1997 dalam Sapriya dkk 2007:5)11

Berdasarkan tabel 1 di atas, kita dapat melihat persamaam dan juga perbedaan dari
keduanya, ternyata hal yang sama terletak pada ruang lingkupnya saja. Sementara
yang membedakan antara IPS dan ilmu sosial terletak pada pengertian, objek, tujuan,
pendekatan dan tempat pembelajarannya. Setelah kita dapat menyamakan dan
membedakan antara IPS dan ilmu-ilmu sosial, sekarang marilah kita bahas bersama-
sama tentang peran dan konsep dasar dari setiap disiplin ilmu sosial karena setiap
disiplin dari ilmu sosial memiliki peran dan konsep yang satu sama lain berbeda.

C. Tujuan Pembelajaran IPS di SD

Menurut Kenwortthy dalam Depdiknas (2007:14) terdapat tiga karakteristik


tujuan IPS. yaitu: pendidikan kemanusian, pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan intelektual.

1) Pendidikan kemanusian memiliki arti bahwa IPS harus membantu anak


memahami pengalamannya dan menemukan arti atau makna dalam
kehidupannya.

2) Pendidikan kewarganegaraan mengandung arti bahwa siswa harus


dipersiapkan untuk berpartisipasi secara efektif dalam dinamika kehidupan
masyarakat. Siswa memiliki kesadaran untuk meningkatkan prestasinya
sebagai bentuk tanggung jawab warga Negara yang setia pada Negara.

3) Pendidikan intelektual mengandung arti bahwa anak membutuhkan bimbingan


dan arahan untuk memperoleh ide-ide yang analitis dan alat-alat untuk

11
memecahkan masalah yang dikembangkan dari konsep-konsep ilmu social.
Dalam memecahkan masalah anak akan dihadapkan pada upaya mengambil
keputusan sendiri.

Dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi disebutkan bahwa
tujuan IPS, yaitu :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan khidupan masyarakat dan


lingkungan

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inquiry, pemecahan masalah dan keterampilan dalam kehidupan social

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan


kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan kompetisi dalam


masyarakat yang majemuk di tingkat local, nasional dan global.12

Secara umum tujuan Pendidikan IPS Npada tingkat SD untuk membekali peserta
didik dalam bidang pengetahuan social. Adapun secara khusus tujuan Pendidikan IPS
di SD adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan social yang berguna dalam kehidupannya

2. Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternative


pemecahan masalah social yang terjadi dalam kehidupan masyarakat

3. Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai


bidang

keilmuan serta bidang keahlian

12
4. Kesadaran sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan
lingkungan

hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut

5. Kemampuan mengemba ngkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan


perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan social merupakan ilmu pengetahuan yang
sangat penting untuk dipelajari, khususnya pada anak sekolah dasar. Kajian
Ilmu IPS perlu untuk dikaji dan dianalisis berdasarkan fakta dan data yang
ditemukan dalam berbagai sumber. Pada jenjang pendidikan tingkat dasar,
mata pelajaran IPS merupakan gabungan dari berbagai ilmu pengetahuan di
dalamnya. Konsep dasar mempelajari IPS di tingkat sekolah dasar bermanfaat
karena dalam proses pembelajaran IPS anak dapat mengaitkan berbagai fakta,
gagasan dan peristiwa dari materi yang dipelajari, sehingga merekan akan
lebih mudah menarik kesimpulan dari topic materi yang diajarkan oleh guru
IPS. Jadi dalam hal ini siswa diajak berpikir kritis dalam menyikapi masalah-
masalah social yang ada disekitarnya dan mampu memberikan contoh dari
lingkungan tempat mereka tinggal.13

D. Nilai-nilai dalam Pembelajaran IPS

Nilai-nilai apakah yg wajib dikembangkan oleh IPS sbg program pendidikan


tersebut? Pertanyaan itu akan diuraikan dlm tulisan ini, meliputi nilai edukatif, nilai
praktis, nilai teoritis, nilai filsafat, & nilai ketuhanan.

1. Nilai Edukatif Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan


IPS, yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih
baik. Perilaku itu meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan nilai edukatif,
tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih mendalam lagi

13
berkenaan dengan perilaku afektifnya. Justru perilaku inilah mewarnai aspek
kemanusian. Melalui pendidikan IPS, perasaan kesadaran, penghayatan, sikap,
kepedulian, dan tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Kejelian
mereka terhadap ketimpangan sosial, penderitaan orang lain, perilaku yang
menyimpang dari norma dan nilai, melalui IPS yang ditanamkan sampai
menyentuh nuraninya. Kepedulian dan tanggung jawab sosial, secara nyata
dikembangkan dlm pendidikan IPS utk mengubah perilaku peserta didik
bekerja sama, gotong royong & membantu pihak-pihak yang membutuhkan.
Keterampilan sosial peserta didik dlm bentuk kerja sama, gotong royong dan
menolong pihak lain. Secara meyakinkan ditingkatkan melalui pendidikan
IPS. Proses pembelajaran yang demikian, tidak hanya terbatas didalam kelas
dan disekolah pada umumnya, melainkan lebih jauh dari pada itu
dilaksanakan dalam kehidupan praktis sehari-hari.Tugas mengamati masalah
lingkungan dan masalah sosial pada umumnya serta kerja sosial, seperti
gotong royong membersihkan lingkungan, secara terarah dan
berkesinambungan, diberikan kepada peserta didik pada pendidikan IPS ini.

2. Nilai Praktis Pelajaran dan pendidikan apapun, nilainya tidak berarti, apabila
tidak dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
kata lain, pelajaran dan pendidikan tidak memiliki makna yang baik, jika tidak
memiliki nilai praktis. kompetensi dasar/pokok bahasan IPS itu, jangan hanya
tentang pengetahuan yang konseptual-teoritis belaka, melainkan digali dari
kehidupan sehari-hari mulai dari lingkungan keluarga, di pasar, di jalan, di
tempat bermain dan sebagainya. Dalam hal ini nilai praktis itu, disesuaikan
dengan tingkat umur & kegiatan peserta didik sehari-hari. Pengetahuan IPS yg
praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengarkan radio,
membaca buku cerita, menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari,
sampai kepada pengetahuan IPS yang berguna dalam melaksanakan pekerjaan
sebagai wartawan, pengusaha, penjabat daerah, dan seterusnya. Pembelajaran

14
pada pendidikan IPS tersebut diproses secara menarik, tidak terlepas dari
kehidupan sehari-hari, & secara langsung ataupun tidak langsung bernilai
praktis serta strategis membina SDM sesuai dengan kenyataan hidup hari ini,
terutama untuk masa-masa yang akan datang.

3. Nilai Teoritis Membina peserta didik hari ini pada proses perjalanannya
diarahkan menjadi SDM untuk hari esok. Oleh karena itu, pendidikan IPS
tidak hanya menyajikan & membahas kenyataan, fakta, & data yg terlepas-
lepas, melainkan lebih jauh dari pada itu menelaah keterkaitan suatu aspek
kehidupan sosial dengan yang lainnya. Peserta didik dibina & dikembangkan
kemampuan nalarnya ke arah dorongan mengetahui sendiri kenyataan &
dorongan yang menggali sendiri di lapangan. Kemampuan menyelidiki &
meneliti dengan mengajukan berbagai pertanyaan mereka dibina serta
dikembangkan. Dengan demikian kemampuan mereka mengajukan hipotesis
& dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan, juga berkembang. Dengan kata
lain, kemampuan mereka berteori dalam pendidikan IPS, dibina &
dikembangkan. Dalam menghadapi kehidupan sosial yang berkembang &
berubah, kemampuan berteori ini sangat berguna serta strategis. Melalui
pendidikan IPS, nilai teoritis ini dibina & dikembangkan.

4. Nilai Filsafat Peserta didik dikembangkan kesadaran & penghayatannya


terhadap keberadaannya di tengah-tengah masyarakat, bahkan juga di tengah-
tengah alam raya ini. Dari kesadarannya terhadap keberadaan tadi, mereka
disadarkan pula tentang perasaannya masing-masing terhadap masyarakat,
bahkan terhadap alam lingkungan secara keseluruhan. Dengan kata lain,
kemampuan mereka merenungkan keberadaannya & peranannya di
masyarakat ini, makin dikembangkan. Atas kemampuan mereka berfilsafat,
tidak luput dari jaringan IPS. Dengan demikian, nilai filsafat yg demikian
berfaedahnya dalam kehidupan bermasyarakat, tidak luput dari perhatian
pendidikan IPS ini.

15
5. Nilai Ketuhanan Manusia dapat menghayati bahwa, makhluk sosial berbeda
dengan makhluk hidup yang lain, baik tumbuh-tumbuh maupun binatang.
Kenikmatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa berupa akal pikiran yang
berkembang & dapat dikembangkan yang telah membawa manusia sendiri
maupun memenuhi segala kebutuhannya dari sumber daya yang telah ada
disediakan oleh-Nya. Kenikmatan kita sebagai manusia mampu menguasai
IPTEK, menjadi landasan kita mendekatkan diri & meningkatkan IMTAK
kepada-Nya. Kekaguman kita manusia kepada segala ciptaan-Nya, baik
berupa fenomena fisikal alamiah maupun berupa fenomena kehidupan,
merupakan nilai ketuhanan yang strategis sebagai bangsa yang berpancasila.
Nilai ketuhanan ini menjadi landasan moral SDM hari ini, terutama untuk
masa yang akan datang. Hal ini wajib menjadi perhatian kita semua selaku
guru IPS bahwa materi & proses pembelajaran apapun pada pendidikan IPS,
wajib berlandaskan nilai ketuhanan.

E. Asas-asas dalam Pembelajaran IPS

1. Asas Komprehensif atau asas Keseluruhan

Evaluasi harus meliputi keseluruhan aspek pribadi peserta didik


(pengetahuan, penguasaan materi, keterampilan, kemampuan berpikir, sikap),
dan keseluruhan aspek materi atau pokok bahasan yang disajikan.

2. Asas Kesinambungan atau Asas Kontinuitas

Evaluasi itu dilakukan secara berkesinambungan dalam proses, mulai dari


awal proses, selama proses berlangsung dan pada saat prose situ berakhir.

3. Asas objektivitas

16
Evaluasi dilakukan berdasarkan kenyataan apa adanya, tidak diwarnai
oleh sifat subjektif terutama dari yang melakukan evaluasi.

BAB III

17
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang di
organisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi dan ekonomi.
Yang merangkup:
1. Latar belakang pendidikan IPS MI
2. Tujuan IPS
3. Nilai-nilai dalam pembelajaran IPS
4. Asas-asas dalam pembelajaran IPS
B. Saran
Kami sadar mungkin makalah ini masih banyak kesalahannya entah itu
pada ejaan ataupun pemilihan kata yang kurang tepat. Oleh karena itu kami
mohon kritik dan saran dari Dosen dan teman-teman sekalian.

DAFTAR PUSTAKA

18
Nasution Toni & Lubis Arafat Maulana, konsep dasar ilmu pengetahuan sosial (IPS),
Yogyakarta Samudra Biru, 2018.
Munandar Soelaiman. 2006. Ilmu sosial Dasar. Bandung: Pt Revika Aditama.
Carin, A.A & Sund, R.B. (1989. Teaching Science Through Discovery. Columbus:
Merrill Publishing Company.

19

Anda mungkin juga menyukai