Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

INSTRUMEN PENILAIAN PENDIDIKAN PANCASILA DI


SD
Disusun untuk memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN SD
Dosen Pengampu : Dr. Titin Sunaryati,S.Pd.I., M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 10
Alya Nur Nabila (132210244)
Cony Kapitalia (132210025)
Siti Sadiah (132210199)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya tanpa
hambatan yang berarti. Tidak lupa juga penulis haturkan sholawat serta salam
pada baginda rasul Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan kita dari
jaman kegelapan hingga jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan saat ini.
Makalah yang berjudul “INSTRUMEN PENILAIAN PENDIDIKAN
PANCASILA DI SD.” Telah disusun secara maksimal dan tidak lepas dari
dukungan dan bimbingan berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun
tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Titin
Sunaryati,S.Pd.I., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Multikultural yang telah memberikan ilmu pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun insipirasi terutama bagi penulis maupun pembaca.

Cikarang, 1 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................................
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Pengertian penilaian .................................................................................. 3
B. Tujuan dan prinsip penilaian...................................................................... 4
C. Alat penilaian ............................................................................................ 5
D. Model-model alat penilaian ....................................................................... 8
E. Alat penilaian pendidikan pancasila berbasis portofolio ........................... 10
BAB III.....................................................................................................................
PENUTUP ........................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai kelompok masyarakat yang
beragam, baik dari segi etnis, budaya, adat-istiadat maupun agama. Keragaman
tersebut kita pandang sebagai aset kekayaan bangsa yang perlu disyukuri untuk
dikelola secara bijak yang didasari sikap kebersamaan sehingga tercipta persatuan
dan kesatuan bangsa. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” sebagaimana telah
dicetuskan oleh para pendiri negeri ini pada dasarnya mengingatkan sekaligus
menanamkan tekad kepada kita bangsa Indonesia agar senantiasa menjaga
persatuan dan kesatuan walaupun terdiri atas berbagai suku, budaya maupun agama
yang beragam untuk mencapai tujuan bersama yaitu menciptakan kehidupan bangsa
yang adil, makmur, sentosa, dan aman yang sesuai dengan pancasila sebagai dasar
negara Indonesia.
Masyarakat Indonesia secara demografis maupun sosiologis merupakan
wujud dari bangsa yang majemuk. Ciri yang menandai sifat kemajemukan ini
adalah adanya keragaman budaya yang terlihat dari perbedaan bahasa, suku bangsa
(etnis) dan keyakinan agama serta kebiasaan-kebiasaan kultural lainnya. Negara
Indonesia merupakan suatu negara yang mempunyai tingkat kemajemukan
tinggi/pluralisme yang menyebar pada setiap daerah. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya budaya yang tersebar di berbagai daerah. Kemajemukan yang ada di
bangsa Indonesia ini sangat berpengaruh terhadap kondisi masyarakat di Indonesia.
Pada satu sisi, kemajemukan budaya ini merupakan kekayaan bangsa yang sangat
bernilai, namun pada sisi yang lain keragaman kultural memiliki potensi bagi
terjadinya disintegrasi atau perpecahan bangsa. Pluralitas budaya ini seringkali
dijadikan alat untuk memicu munculnya konflik suku bangsa, agama, ras dan
antargolongan (SARA), meskipun sebenarnya faktor-faktor penyebab dari
pertikaian tersebut lebih pada persoalan-persoalan politik, ketidakadilan sosial,
agama dan ketimpangan ekonomi. Oleh karena itu, adanya sikap toleransi antar
masyarakat di Indonesia sangat diperlukan karena bermanfaat untuk hidup
berdampingan secara damai serta berbagai elemen pemerintah pun memiliki
tanggung jawab terhadap persoalan ini.

1
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat disimpulkan suatu
permasalahan yaitu tentang bagaimana kemajemukan masyarakat Indonesia beserta
problematika nya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penulis
memberikan judul pada makalah ini “INSTRUMEN PENILAIAN PENDIDIKAN
PANCASILA DI SD.”

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis ajukan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian?
2. Apa saja tujuan dan prinsip penilaian?
3. Apa saja alat penilaian dalam PENDIDIKAN PANCASILA SD?
4. Apa saja model-model alat penilaian PENDIDIKAN PANCASILA SD?
5. Bagaimana penggunaan alat penilaian PENDIDIKAN PANCASILA
berbasis Portofolio di SD?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari penilaian
2. Untuk mengetahui tujuan dan prinsip dari penilaian
3. Untuk mengetahui alat penilaian dalam PENDIDIKAN PANCASILA SD
4. Untuk mengetahui model-model alat penilaian PENDIDIKAN
PANCASILA SD
5. Untuk mengetahui cara menggunakan alat penilaian PENDIDIKAN
PANCASILA berbasisportofolio di SD

10
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Pendidikan Pancasila di SD
Pendidikan pancasila sebagai salah satu bidang kajian dan program studi,
yang fungsi dan perannya sebagai pendidikan hokum, pendidikan politik dan
kewarganegaraan.Kemudian dalam perkembangannya menjadi bidang studi
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang lebih menekankan pada penanaman nilai-
nilai moral pancasila yang selama ini dikenal lewat Pedoman Penghayatan dan
Pengamatan Pancasila (P4) dan BP7.Kemudian PMP berubah lagi menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), kemudian PPKn berubah
lagi menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kemudian PKn berubah lagi
menjadi Pendidikan Pancasila. Penilaian pada hakikatnya merupakan proses
pengambilan keputusan terhadap kebrhasilan anak didik , apakah anak didik
dinyatakan berhasil atau gagal dalam menguasai suatu keterampilan tertentu.
Penilaian assessment dan Penialaian/evaluation memiliki persamaan dan
perbedaan. Persamaananya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau
menentukan nilai sesuatu.Perbedaan, Penialain (assessment) digunakan dalam
konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal contohnya
seperti guru menilai hasil belajar muridnya. Sedangkan Penilaian (evaluation)
digunakan dalam konteks yang lebih luasdan biasanya dilaksanakan secara
eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk menilai suatu programbaik pada
level terbatas maupun pada level yang luas.
Dalam penilaian ada empat unsur pokok, yaitu
1. Objek yang akan dinilai ( menentukan objek yang akan dinilai)
2. Kriteria sebagai tolak ukur (membuat/menentukan kriteria ukuran)
3. Data tentang objek yang dinilai (mengumpulkan data baik melalui tes
maupun non-tes
4. Pertimbangan keputusan ( membuat keputusan/judgment)
Grondlund (1985) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu proses
yang sistematis dari pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi/data untuk

3
menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Pengukuran
adalah suatu proses yang menghasilkan
gambaran berupa angka-angka mengenai tingkatan ciri-ciri khusus yang dimiliki
oleh individu (siswa)
Penilaian adalah pemeriksaan secara terus-menerus untuk mendapatkan
informasi yang meliputi siswa, guru, program pendidikan dan proses belajar
mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan
tentang gambaran siswa dan efektivitas program.
Hopkins & Atens (1990) mengemukakan bahwa pengukuran adalah suatu
proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka hasil pengamatan
mengenai beberapa ciri tentang suatu objek, orang atau peristiwa. Sedangkan
Penilaian pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang
nilai suatu objek. Secara prinsip, penilaian pendidikan pancasila dalam tidak
berbeda dengan penilaian lainnya, hanya yang berbeda penekanannya , yaitu pada
aspek afektif .
Jarolimek dan W.C Parker (1993) menyatakan bahwa dalam kaitannya
denga proses pembelajaran, penilaian yang dilakukan guru bertujuan untuk :
1. Membantu mengklarifikasi tujuan pembelajaran
2. Menginformasikan kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam belajar
3. Menginformasikan peserta didik bagaimana meningkatkan proses dan hasil
belajarnya
4. Bahan informasi esensial kepada orang tua dan masyarakat mengenai
efektivitas program sekolah
B. Tujuan dan Prinsip Penilaian
Tujuan penilaian adalah untuk memberikan:
1. Informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam
mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukannya
2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih
lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupun terhadap siswa seluruh
kelas.
3. Informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa, menetapkan tingkat kesulitan/kemudahan untuk
melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman atau pengayaan.

4
4. Motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang
kemajuannya dan merangsangnya untuk melakukan usaha pemantapan atau
perbaikan.
5. Informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan pada gilirannya guru
dapat membantu pertumbuhannya secara efektif untuk menjadi anggota
masyarakat dan pribadi yang utuh.
6. Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai
dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya.
Sebagaimana penilaian pada umumnya, secara umum prinsip-prinsip
penialaian kelas adalah sebagai berikut:
1. Valid, Penilaian kelas harus diukur dengan alat yang dapat dipercaya, tepat
dan sahih
2. Mendidik, penialain harus memberikan sumbangan positif
3. Berorientasi pada kompetensi, pencapaian kompetensi sesuai dalam
kurikulum
4. Adil dan objektif, penialain harus adil terhadap semua siswa dan tidak
membeda-bedakan latar belakang siswa
5. Terbuka, terbuka bagi berbagai kalangan
6. Berkesinambungan, dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus-
menerus
7. Menyeluruh, meliputi aspek pengetahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan
8. Bermakna, hasil penilaian mencerminkan gambaran yang utuh tentang
prestasi siswa

C. Alat Penilaian Pendidikan Pancasila SD


1. Tes tertulis
Dalam pelaksanaan bentuk tertulis siswa lebih tenang dan yakin, karena
merasa tidak berhadapan atau tidak ditanya secara langsung oleh guru penguji
yang bersangkutan.Selain itu penilaian dapat lebih bersifat objektif karena
tulisan merupakan bukti otentik yang dapat dijamin akuntabilitasnya.
Ujian tertulis dapat digunakan soal-soal berbentuk esai, objektif, atau
gabungan keduanya.

5
Tes tertulis uraian : terbatas, tertutp /terstruktur. Tes tertulis objektif terdiri
dari tes pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dan isian singkat.Tes tertulis
objektif lebih praktis dan dapat digunakan untuk jumlah peserta didik yang
cukup besar, serta mutunya dapat dipertanggung jawabkan.
Kriteria tes objektif yang baik harus memiliki dan memenuhi syarat-syarat
seperti berikut :
a. Memiliki validitas yang tinggi
b. Memiliki reliabilitas yang tinggi
c. Tiap butir soal memiliki daya pembeda
d. Tingkat kesukaran tes berdasarkan kelompok yang akan di tes. 30%
mudah, 50% sedang dan 20% sukar.
e. Mudah diadministrasikan, memiliki petunjuk tentang cara pelaksanaan,
cara mengerjakan, dan cara mengoreksinya.
f. Memiliki norma atau patokan penafsiran data.
2. Tes perbuatan (performance treat)
Adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang
bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan muncul dalam diri siswa
(keterampilan).Alat yang digunakan adalah lembar pengamatan.
3. Tes lisan
Penilaian lisan digunakan untuk menilai hasil-hasil belajar dalam bentuk
kemampuan mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat secara lisan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun soal tes lisan adalah
sebagai berikut :
a. Buatlah format soal dengan beberapa kemungkinan jawaban serta
bobot skornya
b. Siapkan beberapa format soal yang paralel untuk beberapa orang siswa
c. Setiap format soal harus memiliki isi, derajat kesukaran, dan waktu
untuk menjawab yang sama.
4. Penilaian non tes
Teknik dan alat non tes, antara lain :
a. Observasi (catatan kejadian)

6
Menilai hasil belajar dari aspek psikomotor., misalnya praktek
keterampilan, diskusi, bermain, dll
b. Kuesioner (angket atau daftar isian)
Teknik ini untuki menilai hal-hal yang bersifat umum, antara lain
identitas peserta didik, keadaan social ekonomi orang tua dll.
c. wawancara/interview
Pengajuan pertanyaan dijawab langsung oleh peserta didik yang
bersangkutan sehingga terjadi hubungan timbal balik. Wawancara
merupakan cara menggali informasi meliputi berbagai aspek yang
menggambarkan keadaan siswa saat itu.
d. Daftar cek
Adalah daftar aktivitas, sifat-sifat, masalah, dan jenis
keesukaan.Kegunaannya adalah untuk menyatakan ada atau tidak
adanya suatu unsur, komponen, trait, karakteristik atau kejadian dalam
suatu peristtiwa, tugas atau satu kesatuan yang kompleks. Pada daftar
cek hanya ada 2 alternatif (ya atau tidak, memberi tanda atau
mengososngkan)
e. Skala pilihan
Pada skala pilihan disediakan opsion 3, 4, atau 5 pilihan.
f. Studi kasus
Terkadang perlu dilakukan untuk mempelajari pesrta didik yang
bertingkah laku ekstrim, dilakukan oleh staf Bimbingan Konseling
(BK)
g. Portofolio
Merupakan suatu pendekatan dalam penialain kinerja mahasiswa/siswa
dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan-bahan yang relevan
sehingga hasil tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh dosen/guru.
Wayan Wida (1984:18) mengemukakan pertimbangan-pertimbangan dalam
menentukan jenis alat penilaian, yaitu sebagai berikut :
a. Aspek kemampuan yang akan dinilai
b. Sifat bahan yang akan disajikan
c. Besar kecilnya kelompok yang akan diuji
d. Frekuensi penggunaan alat penilaian

7
e. Kesempatan guru untuk koreksi
D. Model Model Alat Penilaian Pendidikan Pancasila SD
1. Pengembangan alat penilaian Pendidikan Pancasila SD
Langkah-langkah pengembangan alat penilain kelas, meliputi :
- menyusun spesifikasi tes (menentukan KD dan menyusun kisi-kisi tes)
- menulis soal tes
- menelaah soal tes
- melakukan uji coba tes
- menganalisis butir soal
- memperbaiki soal tes
- merakit soal
- melaksanakan tes
- menganalisis hasil tes
2. Model-model alat penilaian
Pendidikan Pancasila SD Model tes :
a. Bentuk soal pilihan ganda
b. Bentuk hubungan antarhal
c. Bentuk soal pilihan ganda kompleks
Model penilaian non tes :
- model penialaian perbuatan ( terdiri dari nomor, nama siswa, aspek
yang dinilai meliputi persiapan, pelaksanaan dan hasil, jumlah skor
dan rata-rata skor.
- model penilaian skala sikap ( terdiri dari nomor, pernyataan , pilihan
jawaban : sangat setuju ,tidak setuju, netral, tidak setuju dan sangat
tidak setuju)
- dan model penilaian daftar cek (terdiri dari nomor, pernyataan, kolom
ya dan tidak)
3. Model Penilaian Catatan anekdot
Contohnya adalah catatan-catatan kejadian khusus yang dapat
dipergunakan untuk melihat perkembangan individu atau kelompok siswa.
4. Model penilaian daftar cocok

8
Daftar cocok adalah suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan
tentang suatu permasalahan yang berkaitan dengan pokok bahasan yang
disampaikan pada siswa.
5. Model penilaian skala bertingkat (numerical rating scale)
Skala bertingkat adalah alat penilaian non-tes untuk mengukur
karakteristik tertentu sebagaimana diharapkan muncul dalam diri siswa.
Kaidah dalam model penialain skala bertingkat :
- jumlah pertanyaan harus terbatas tapi harus memberi gambaran secara
utuh
- angka untuk skala harus mempunyai arti yang sama
- jumlah kategori angka diusahakan cukup bermakna
- setiap pernyataan hanya mengukur satu komponen
- pertnyaan disusun secara urut berdasarkan urutan pelaksanaan
- pernyataan diurut dari yang termudah ke yang lebih sukar
6. Model penilaian sosiometri
Alat penilaian non-tes yang bertujuan untuk melihat sampai sejauh mana
sikap sosial siswa di kelas, terutama terhadap teman-temannya dinamakan
sosiometri.
7. Model penilaian pedoman wawancara (interview)
Dalam interview dikenal dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Interview langsung adalah wawancara yang dilakukan dengan
sumber utama atau siswa yang diselidiki untuk menggali data tentang
dirinya. Jika prtanyaan diajukan kepada siswa lain dan diminta untuk
memberikan informasi tentang seorang siswa maka interviu tersebut
dikatakan sebagai interviu tak langsung.
8. Model penilaian daftar baik buruk
Baca terlebih dahulu secara cermat sebelum anda menentukan pilihan dari
setiap pernyataan, apakah baik atau buruk menurut penilaian anda, kalau
mungkin beri alasan.
9. Model penilaian daftar tingkat urutan
Bacala keseluruhan butir pertanyaan, kemudian tentukan angka sesuai
dengan skala prioritas.Jangan lupa menentukan urutan pernyataan
kemudian kemukakan alasan.

9
E. Alat Penilaian Pendidikan Pancasila Berbasis Portofolio di SD
1. Apa Itu Portofolio
Menurut Winsor dan Ellefson (1995, p.68), yang menekankan proses
pembelajaran dan produk pembelajaran, mendefinisikan bahwa “portofolio adalah
perpaduan antara proses dan produk. Ini adalah proses refleksi, seleksi,
rasionalisasi, dan evaluasi, serta produk dari proses-proses tersebut.
2. Isi Portofolio
Ada tiga aspek yang berkaitan erat, dan aspek-aspek tersebut saling
mempengaruhi secara langsung. Apa saja yang harus diperhatikan dalam
pengorganisasian isi portofolio yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
a) Menentukan Tujuan Portofolio : Tindakan persiapan portofolio yang
pertama dan paling penting adalah menentukan tujuan portofolio. Tujuan
portofolio secara langsung mempengaruhi proses pembuatan portofolio.
Selain itu, tujuan portofolio menentukan jenis item apa yang harus ada di
dalamnya. Tujuan eksplisit mencegah portofolio menjadi sibuk. Portofolio
dapat digunakan untuk berbagai tujuan dalam pendidikan.
b) Menentukan bukti-bukti yang termasuk dalam portofolio: Dengan
mempertimbangkan tujuan dari portofolio, hendaknya ditentukan bukti-
bukti mana yang harus dikumpulkan, siapa yang akan mengumpulkan
karyakarya tersebut, seberapa sering karya-karya tersebut akan
dikumpulkan, dan bagaimana karya-karya tersebut akan dinilai.
c) Kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan kualitas kinerja
siswa harus jelas dan mudah dipahami. Hal ini cukup penting dalam
rangka siswa untuk menilai karyanya sendiri dan mampu memenuhi
kelemahannya. Rubrik harus digunakan untuk menentukan kualitas bukti
dalam portofolio dan untuk membuat penilaian yang andal dan valid.
3. Poin Penting dalam Proses Pengembangan Portofolio
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut;
• Guru hendaknya memberikan masukan kepada siswa, orang tua tentang
penggunaan portofolio.
• Harus dibuat tujuan bersama yang jelas dalam menggunakan portofolio.
Siswa harus memahami dengan jelas apa tujuan dan untuk siapa portofolio
itu dibuat.

1
0
• Ini harus mencerminkan aktivitas belajar siswa sehari-hari. Selain itu, item
dalam portofolio harus bervariasi dan multidimensi.
• Hal ini harus berkelanjutan sehingga dapat menunjukkan upaya, kemajuan,
dan pencapaian siswa selama periode waktu tertentu.
4. Penilaian Portofolio
Jika tujuan portofolio adalah untuk meningkatkan pembelajaran siswa dan
untuk mendiagnosis kebutuhan belajarnya, maka pekerjaan dalam portofolio
biasanya ditentukan oleh guru. Siswa diberi umpan balik atas pekerjaannya oleh
guru dan teman sebayanya. Umpan balik semacam ini digunakan untuk
meningkatkan pembelajaran siswa. Jika tujuan portofolio adalah untuk menilai
kemajuan siswa dalam jangka waktu yang lama, dan untuk memberikan bukti
nilai, maka portofolio berisi beberapa pekerjaan standar untuk semua orang dan
pekerjaan dalam portofolio dipilih oleh siswa. Portofolio ini mencakup karya-
karya terbaik siswa dalam satu semester atau tahun.
5. Jenis Portofolio
Menurut Haladyn (1997), ada lima jenis portofolio yang diberi nama portofolio
ideal, etalase, dokumentasi, evaluasi, dan kelas.
 Portofolio yang ideal memuat seluruh hasil karya siswa. Itu tidak
diberikan kepada siswa nilai. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk
menilai portofolionya sendiri.
 Portofolio etalase hanya memuat karyakarya terbaik siswa. Penting bagi
siswa untuk memilih karyanya sendiri dan merefleksikan
karyanya.Portofolio jenis ini tidak cocok untuk dinilai dan dinilai.
 Portofolio dokumentasi melibatkan kumpulan pekerjaan dari waktu ke
waktu yang menunjukkan pertumbuhan dan peningkatan yang
mencerminkan pembelajaran siswa terhadap hasil yang diidentifikasi
Portofolio ini berisi data kualitas dan kuantitas.
 Portofolio evaluasi mencakup kumpulan pekerjaan siswa yang
terstandarisasi dan dapat ditentukan oleh guru atau, dalam beberapa kasus,
oleh siswa. Portofolio ini cocok untuk menilai siswa.
 Portofolio kelas berisi nilai siswa, pandangan guru dan pengetahuan
tentang siswa di kelas.

11
Melograno (2000, p.101), yang membuat uraian lebih rinci,
mendefinisikan sembilan jenis portofolio. Jenis portofolio ini tidak
menyeluruh dan dapat digunakan secara terpisah atau dikombinasikan.
Klasifikasi ini diberikan di bawah ini dengan tepat;
1. Portofolio Pribadi
2. Portofolio Kerja
3. Portofolio Pencatatan
4. Portofolio Kelompok
5. Portofolio Tematik
6. Portofolio Terpadu
7. Portofolio Pameran
8. Portofolio Elektronik
9. Portofolio Multitahun
6. Keuntungan Menggunakan Metode Penilaian Portofolio
Metode penilaian portofolio juga mempunyai banyak manfaat bagi guru,
orang tua dan siswa. Memanfaatkan portofolio secara efektif sangat bergantung
pada penggunaan tujuannya dengan benar. Banyak studi teoritis dan empiris
dalam literatur melaporkan keunggulan penilaian portofolio dibandingkan alat
penilaian tradisional dalam pendidikan. Beberapa di antaranya disajikan sebagai
berikut.
 Portofolio menyediakan berbagai cara untuk menilai pembelajaran siswa
dari waktu ke waktu.
 Portofolio menyediakan evaluasi konten akademis yang lebih realistis
dibandingkan dengan pensil dan tes kertas
 Hal ini memungkinkan siswa, orang tua, guru dan staf untuk mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan.
 Memberikan banyak kesempatan untuk observasi dan penilaian.
 Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan kekuatannya juga
sebagai kelemahan. Hal ini mendorong siswa untuk mengembangkan
beberapa kemampuan yang diperlukan untuk menjadi pembelajar mandiri
dan mandiri.
 Hal ini juga membantu orang tua melihat diri mereka sebagai mitra dalam
proses pembelajaran.

1
2
 Hal ini memungkinkan siswa untuk mengekspresikan diri mereka dengan
cara yang nyaman dan menilai pembelajaran dan pertumbuhan mereka
sendiri sebagai pembelajar.
 Hal ini mendorong siswa untuk memikirkan cara-cara kreatif untuk
berbagi apa yang mereka pelajari.
 Hal ini meningkatkan dukungan orang tua kepada siswa dan meningkatkan
komunikasi antara guru, siswa dan orang tua.
7. Permasalahan dan Kerugian Metode Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio mungkin dianggap kurang dapat diandalkan atau adil
dibandingkan skor tes pilihan ganda.Apabila kriterianya spesifik, jelas, dan
terukur untuk setiap item yang digunakan dalam portofolio, keandalan portofolio
dapat meningkat. Jika tujuan dan kriteria penilaian portofolio tidak jelas,
portofolio dapat berupa kumpulan karya lain-lain yang tidak dapat mencerminkan
pertumbuhan atau prestasi siswa secara akurat. Oleh karena itu, tujuan dan kriteria
penilaian portofolio harus dijelaskan secara rinci dan jelas Kerugian lain dari
penggunaan portofolio adalah sangat memakan waktu bagi guru untuk menilai
pekerjaan siswa dan menilai kinerja siswa seiring berjalannya waktu di kelas yang
padat (Birgin, 2006b). Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan daftar
periksa, rubrik dan formulir portofolio digital untuk mengurangi waktu penilaian.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian adalah pemeriksaan secara terus-menerus untuk mendapatkan
informasi yang meliputi siswa, guru, program pendidikan dan proses belajar
mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan
tentang gambaran siswa dan efektivitas program.
Dalam penilaian ada empat unsur pokok, yaitu
1. Objek yang akan dinilai ( menentukan objek yang akan dinilai)
2. Kriteria sebagai tolak ukur (membuat/menentukan kriteria ukuran)
3. Data tentang objek yang dinilai (mengumpulkan data baik melalui
tes maupun non-tes
4. Pertimbangan keputusan ( membuat keputusan/judgment
Tujuan penilaian adalah untuk memberikan:
1. Informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam
mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukannya
2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih
lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupun terhadap siswa seluruh
kelas.

Alat Penilaian yaitu :

1. Tes Tertulis
2. Tes perbuatan (performance treat)
3. Tes Lisan
4. Penilaian non tes

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah yang disusun oleh penulis ini dapat
bermanfaat bagi pembaca serta dapat memberikan informasi yang berkaitan
dengan instrumen penilaian Pendidikan Pancasila di SD.

1
4
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mohamad dan Asrori Mohamad, (2006). Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara.

Assegaf, Abd. Rahman.( 2004). Pendidikan Tanpa Kekerasan : Tipologi Kondisi,


Kasus dan Konsep. Yogya: Penerbit Tiara Wacana.

Astuti, P.R. (2008). Meredam Bullying: 3 cara efektif mengatasi kekerasan pada
anak. Jakarta: PT. Grasindo.

Evertson M Carolyn.(2001).Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar.


Jakarta: Pranada media Group. Sulfemi, Wahyu Bagja. (2017). Korelasi
Penilaian Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Asertif Kepala Sekolah
Dengan Kinerja Guru Di SMPN 01 Jasinga Kabupaten Bogor. Lingua :
Jurnal ilmiah Kajian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 3 (1) 201
7. 90-100.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Manajemen Kurikulum. Bogor : Program Studi


Administrasi Pendidikan STKIP Muhammadiyah Bogor Sulfemi,

W. B. (2018). Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan Sekolah, dan


Intelegensi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan
Agama dan Keagamaan, 16 (2)

Sulfemi, Wahyu Bagja dan Minati, Hilga. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas 3 SD Menggunakan Model Picture And Picture dan
Media Gambar Seri. JPSD. 4 (2), 228- 242.

Sulfemi, W. B., & Yuliana, D. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Discovery


Learning Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan
Kewarganegaraan, 5(1), 17-30.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Bergaul Tanpa Harus Menyakiti. Bogor : Visi
Nusantara Maju.

Sulfemi, Wahyu Bagja dan Yuliani, Nunung. (2019). Model Pembelajaran


Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Media Miniatur
Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Edunomic : Jurnal
Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. 7 (
2) . 73-84

15
Sulfemi, Wahyu Bagja (2019). Modul Pembelajaran Perundang-Undangan
Pendidikan. Bogor : STKIP Muhammadiyah Bogor

Sulfemi, W. B. (2019). Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Berbantu


Audio Visual Dalam Meningkatkan Minat, Motivasi dan Hasil Belajar
IPS. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 4(1), 13-19

. Sulfemi, W. B. (2019). Manajemen Pendidikan Berbasis Multi Budaya. Bogor :


STKIP Muhammadiyah Bogor.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Manajemen Sekolah. Bogor : Program Studi


Administrasi Pendidikan STKIP Muhammadiyah Bogor.

Suprihatin, Y., & Sulfemi, W. B. (2013). Kemampuan Menulis Deskripsi. Bogor:


STKIP Muhammadiyah Bogor

1
6

Anda mungkin juga menyukai