Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI ORIENTASI PKN

Kelompok 1:

Yuli Warni (2312010047)

Nesalivia (2312010057)

Yusro Mahraini (2312010060)

M. Ajib Iftah Madani (2312010061)

Dosen Pengampu:

Lidya Arman, M.Pd

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL

PADANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat rahmat dari Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul“Nilai-nilai Pancasila Sebagai Orientasi
PKn ”. Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pembelajaran Pkn bagi para pembaca dan para penulis.

Penulis ingin mengucakan terima kasih kepada Lidya Arman, M.Pd selaku
dosen pada mata kuliah Kewarganegaraan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Penulis
menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Padang, 28 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I .............................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................3

A. Latar Belakang .....................................................................................................3


B. Rumusan Masalah ...............................................................................................4
C. Tujuan .................................................................................................................4
BAB II ...........................................................................................................................5

PEMBAHASAN ............................................................................................................5

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ............................................................5


B. Latar Belakang dan Tujuan Pembelajaran PKn...........................................................5

C. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Orientasi PKn ................................................................8


BAB III ........................................................................................................................ 13

A. Kesimpulan........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan memegang
peranan yang penting dalam membangun karakter budaya bangsa,
karena dengan pembelajaran PKn akan ditransformasikan, ditanamkan
dan diajarkan nilai-nilai luhur bangsa sebagai jati diri dan karakter
Bangsa Indonesia

Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia,menjadi


dasar pedoman dalam segala pelaksanan dan penyelenggaraan
pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan perundang-
undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai
Pancasila yang terkandung didalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi
bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. Karena
Konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak
boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Pancasila dianggap
sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan
mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar
warga negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar
negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya
dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari nilai-nilai makna yang
terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.

Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari


keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam 5 garis besar dalam
kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan dalam memperebutkan
kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan
sampai sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut. Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu

3
suku, bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri
dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam
persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya,
Bhineka Tunggal Ika.Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan
bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan pancasila
sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya dengan yang lain.
Karena ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai
macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan PKn?
2. Apa yang menjadi latar belakang pembelajaran Pkn?
3. Bagaimana tujuan pembelajaran PKn di perguruan tinggi?
4. Bagaimana nilai-nilai pancasila sebagai orientasi (core
value) PKn?
C. Tujuan

1. Agar memahami latar belakang dan tujuan pembelajaran PKn


2. Dapat memahami nilai-nilai Pancasila sebagai orientasi
(core value) PKn

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari


kata "pendidikan" dan kata "kewarganegaraan". Pendidikan berarti
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ihwal
yang berhubungan dengan warga negara.

Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah


program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, diperluas
dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya: pengaruh-pengaruh
positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua. Semuanya
itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis,
bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup
demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

B. Latar Belakang dan Tujuan Pembelajaran PKn

1. Latar belakang pembelajaran Pkn

Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi, di mana


semua aspek yang meliputi politik, sosial, ekonomi, budaya,
pertahanan dan keamanan menitikberatkan pada kemajuan teknologi.
Globalisasi tersebut ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga-
lembaga internasional dan negara maju dalam mengatur kehidupan
politik dan ekonomi dunia, bahkan pada sistem keamanan dunia.
Kondisi seperti ini telah menciptakan struktur baru, yaitu struktur
global yang sangat memengaruhi pola pikir dan mentalitas bangsa
dalam menghadapi situasi dunia yang seperti ini.

Maka daripada itu, masalah integrasi nasional yang selalu


aktual pada bangsa Indonesia harus menjadi perhatian penting. Dalam

5
hal ini dibutuhkan sarana yang dapat meningkatkan atau menciptakan
rasa cinta kepada negara Indonesia. Oleh karenanya, semua kalangan
diharapkan bisa membangun negara Indonesia lebih solid dan
merdeka seutuhnya.

Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Depar-


temen Pertahanan, telah membuat orientasi ke arah sana. Salah
satunya dengan membekali para siswa dan mahasiswa dengan
kurikulum mengenai pendidikan kewarganegaraan, yang di dalamnya
ditekankan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara

.Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada


dasarnya adalah belajar tentang keindonesiaan, belajar untuk menjadi
manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa
kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia. Oleh karena itu,
seorang sarjana atau profesional sebagai bagian dari masyarakat
Indonesia yang terdidik perlu memahami tentang Indonesia, memiliki
kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan
mencintai tanah air Indonesia. Dengan demikian, ia menjadi warga
negara yang baik dan terdidik (smart and good citizen) dalam
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang demokratis.

Pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi merupakan


salah satu bentuk pendidikan untuk mengembangkan kultur
demokratis yang mencakup kebebasan, persamaan, kemerdekaan,
toleransi, dan kemampuan untuk menahan diri di kalangan mahasiswa.
pendidikan kewarganegaraan harus disampaikan dengan metode yang
memungkinkan daya kritis mahasiswa terhadap berbagai persoalan
bangsa. Pendidikan kewarganegaraan diberikan agar mahasiswa
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis,
berkeadaban, berdaya saing, disiplin dan berpartisipasi aktif dalam
pembangunan nasional guna mewujudkan tujuan nasional yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

6
2. Tujuan pembelajaran Pkn

Secara umum, tujuan pembelajaran PKN harus mendukung


keberhasilan pencapaian pendidikan nasional, yaitu "Mencerdaskan
kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan betakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan, serta mewujudkan kepribadian
masyarakat yang demokrasi".

Secara khusus, tujuan PKN adalah membina moral yang di-


harapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan
agama, perilaku yang besifat kemanusiaan yang adil dan beradab,
perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan utama di atas kepentingan perseorangan dan golongan
sehingga perbedaan pemikiran pendapat atupun kepentingan
diselesaikan melalui musya- warah-mufakat, serta perilaku yang
mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Menurut Martini, dkk (2013:3) tujuan Pendidikan


Kewarganegaraan di perguruan tinggi yaitu membantu mahasiswa
mengembangkan potensinya untuk menguasai ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sikap kewarganegaraan dan nilai-nilai yang
diperlukan dalam rangka penerapan ilmu, profesi dan keahliannya
serta berpartisipasi dalam kehidupan yang bermasyarakat dari
komuniti setempat, bangsa dan dunia. Selain itu, membantu
mahasiswa menjadi warganegara yang cerdas, demokratik
berkeadaban, bertanggung jawab, dan menggalang kemampuan
kompetitif bangsa di era globalisasi.

7
Menurut Martini, dkk (2013:3) tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi yaitu membantu mahasiswa
mengembangkan potensinya untuk menguasai ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sikap kewarganegaraan dan nilai-nilai yang
diperlukan dalam rangka penerapan ilmu, profesi dan keahliannya
serta berpartisipasi dalam kehidupan yang bermasyarakat dari
komuniti setempat, bangsa dan dunia. Selain itu, membantu
mahasiswa menjadi warganegara yang cerdas, demokratik
berkeadaban, bertanggung jawab, dan menggalang kemampuan
kompetitif bangsa di era globalisasi.

Berdasarkan beberapa kutipan tentang tujuan pendidikan


kewarganegaraan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pendidikan
kewarganegaraan diharapkan mampu membantu mahasiswa untuk
mengembangkan potensinya untuk menjadi ilmuan yang bukan saja
memiliki ilmu pengetahuan melainkan juga memiliki sikap,
keterampilan dan kesadaran bernegara yang tinggi sehingga akan
membawanya menjadi warganegara yang bertanggungjawab untuk
berpartisipasi dan memiliki disiplin yang tinggi demi kemajuan
bangsa dan negaranya.

C. Nilai-nilai Pancasila sebagai orientasi (core value)Pkn

Kewarganegaraan dan pancasila merupakan dua hal yang


saling terkait dan terhubung, dengan nilai-nilai pancasila menjadi
dasarnya. Nilai (value) sendiri memiliki pengertian yaitu kualitas yang
melekat pada sesuatu, bisa bersifat material, maupun immaterial. Nilai
material merupakan nilaiyang mendominasi dalam kehidupan kita
karena kenyataan yang bisa di indra itulah yang kadang kala kita
menganggapnya bernilai. Sedangkan nilai immaterial merupakan nilai
yang sifatnya abstrak, tetapi juga bisa dirasakan, contohnya yaitu nilai
keindahan, kemanusiaan, kebaikan, dst. Segala sesuatu, baik benda
sekalipun juga memiliki nilai. Nilai memiliki beberapa jenis, antara
lain:

8
1. Nilai yang menyangkut kebaikan dan keburukan

2. Nilai yang menyangkut tujuan dan maksud/arti

3. Nilai yang menyangkut subjective (nilai yang terdapat di


dalam dirinya sendiri) dan objective (penilaian subjek
terhadap objek tersebut)

4. Nilai yang nampak dan nyata

5. Nilai yang actual dan potensial

6. Nilai yang murni dan campuran

Nilai-nilai dalam Pancasila memiliki banyak ragam. Yang


pertama yaitu nilai religiuritas yang menjadi fundamen, dasar dalam
menegakkan :

1. Keyakinan hanya pada Tuhan

Maksudnya yaitu bagaimana kita bisa hidup berdampingan


dalam berbagai ragam agama yang ada. Di sisi lain, atheisme
merupakan paham yang berseberangan dengan keyakinan kita
akan adanya tuhan.

2. Agama mengangkat derajat manusia (HAM)

Agama mendorong kita untuk mengangkat manusia lain yang


memang derajatnya rendah.

3. Sebagai etika politik dan landasan moral penyelenggaraan


negara

Indonesia memiliki keunikan karena Indonesia menggabungkan


berbagai ragam kebudayaan. Indonesia tidak bisa dikatakan
negara dengan demokrasi murni, tetapi seringkali ada faham
ketuhanan yang muncul. Kedaulatan juga kadang tidak difahami
secara utuh (ada di tangan rakyat) karena pada akhirnya banyak
politisi kita yang memahami bahwa Tuhanlah yang berkehendak
atas segalanya. Pada prinsipnya landasan moral harus diletakkan
dalam penyelenggaraan praktek kebangsaan dan kenegaraan.

9
4. Agama mendorong nasionalisme

Agama seharusnya mampu mendorong pada nasionalisme.


Kenyataan yang ada di Indonesia yaitu nasionalisme tidak bisa
dipisahkan dengan agama. Salah satu contohnya yaitu para
ulama atau pemuka agama yang menggunakan keyakinan akan
agama untuk mengobarkan semangat pada masa penjajahan.
Nasionalisme Indonesia bukan nasionalisme yang diusung dari
eropa (kaum borjuis), tetapi nasionalisme Indonesia didiorong
oleh keyakinan agama. Agama di Indonesia juga bukanlah
agama yang candu dan hanya untuk menghibur, tetapi agama
yang ada itu bersifat progressif, dapat mengangkat derajat
manusia, dan dapat mendorong ke arah nasionalisme

5. . Ketuhanan yang berkebudayaan

Konsep ini tidak menekankan pada ketuhanannya, melainkan


menekankan pada nilai toleran, hormat, kerja sama antar satu
sama lain. Kebudayaan antar masyarakat Indonesia merupakan
fakta sejarah yang tidak bisa dibuang begitu saja karena
sejatinya kita selalu hidup berdampingan meskipun berbeda
keyakinan.

Kedua yaitu nilai kemanusiaan yang pelaksanaannya adalah


sebagai berikut:

1. Manusia sebagai subyek utama pendukung negara

2. Negara memiliki kewajiban melingdungi kemanusiaan karena


kita sebagai masyarakat telah melepaskan atribut untuk menjadi
bangsa dan bernegara

3. Kemanusiaan anti - diskriminatif.

Diskriminatif adalah pembedaan antar satu sama lain baik


berdasarkan agama, suku, ras, dst

4. Egaliter (memandang deraajat yang sama dengan yang lain)

10
5. Jika kita telah mampu bersikap egaliter, maka mestinya kita
mampu menghapus feodalistik karena feodalistik adalah
kebudayaan yang tidak demokratis dan membuat kita tidak bisa
mengembangkan diri pada ruangruang publik yang lain.

Ketiga yaitu nilai persatuan yang pelaksanaannya adalah


sebagai berikut:

1. Negara ada akibat adanya warga Indonesia yang bersatu

2. Sesuatu yang menjadi fundamen yang harus kita kembangkan


adalah gotong royong.

Gotong royong harus kita maknai sebagai bekerjasama untuk


mencapai tujuan yang sama

3. Mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan


kelompok / individu juga merupakan makna dari gotong royong.

Keempat yaitu nilai kekeluargaan yang pelaksanannya adalah


sebagai berikut:

1. Falsafah kekeluargaan dianalogikan bagaikan tubuh, di mana


pada saat satu bagian tubuh merasa sakit, maka semua juga
merasa sakit. Rasa individualis harus kita tangkal dengan
falsafah kekeluargaan

2. Apapun masalah dan persoalannya dapat diselesaikan dengan


cara musyawarah dan melepaskan ego dan kepentingan masing-
masing. Pemimpin yang mampu melepaskan ego dan
kepentingan pasti mampu berdialog dengan rakyat tanpa adanya
rasa terdominasi.

3. Musyawarah tercapai mufakat jika didasari sikap kebijaksanaan.

Terakhir yaitu nilai keadilan yang pelaksanaannya adalah


sebagai berikut:

1. Pada akhirnya yang dicari merupakan bagaimana cara untuk


mencapai keadilan yang di dalamnya ada sifat tidak memihak

11
2. Selalu menyeimbangkan hubungan antara hak dan kewajiban
tanpa membeda-bedakan

3. Selain itu juga harus menghormati hak orang lain dan tidak
bermental membunuh yang lain

4. Mencapai cita-cita keadilan sosial.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan memadukan
“pendidikan” dan “kewarganegaraan”, dengan fokus pada
penciptaanlingkungan belajarbagi siswa untuk mengembangkan
potensinya. Ini adalah program yang berpusat pada demokrasi politik,
yang menggabungkan pengaruh dari sekolah, masyarakat, dan orang
tua untuk melatih agar berpikir kritis dan bertindak
demokratis.Integritas nasional menjadi perhatian utama Indonesia
sehingga memerlukan fasilitas untuk menumbuhkan rasa cinta tanah
air.
Pendidikan ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya
demokrasi, mengedepankan kebebasan, kesetaraan, dan partisipasi
aktif dalampembangunan nasional. Pendidikan Kewarganegaraan
diharapkan dapat membantu untukmemiliki sikap, keterampilan, dan
kesadaran bernegara yang tinggi, sehingga menghasilkan warga
Negara yang bertanggung jawab, berdisplin demi kemajuan bangsa
dan Negara.
Nilai mempunyai beberapa macam, antara lain: nilai yang
menyangkut baik dan buruk, tujuan dan makna, subjektif dan objektif,
nilai kasat mata dan nyata, nilai actual dan potensial, serta nilai murni
dan campuran. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai
landasan filosofis Negara Indonesia meliputi nilai-nilai agama,
kemanusiaan, persatuan, kekeluargaan, dan keadilan.
Nilai-nilai agama yang merupakan sila pertama
Pancasilamencakup Ketuhanan Yang Maha Esa, mengangkat derajat
kemanusiaan, menjadi landasan etika dan moral politik dalam
penyelenggaraan Negara, mendorong nasonalisme, dan memajukan
ketuhanan budaya,menekankan toleransi, rasa hormat, dan kerja sama.
Nilai-nilai kemanusiaan menyangkut manusia sebagai subjek
pendukung utama Negara, perlindungan kemanusiaan oleh Negara,

13
anti diskriminasi. Nilai-nilai persatuan antara lain eksistensi Negara
karena warga Negara Indonesia yang bersatu, gotong royong, dan
mengutamakan kepentingan nasional.
Nilai-nilai keluarga mengedepankan filosofi keluarga untuk
melawan individualisme, musyawarah dan mufakat, serta
kebijaksanaan.
Nilai-nilai keadilan mengupayankan ketidak berpihakan,
keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghormatan terhadap hak
orang lain, dan cita-cita keadilan sosial.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tukiran, T. (2006). Materi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi


dalam menghadapi tantangan era global. Jurnal Cakrawala Pendidikan, (1).
Damri, M. P., Putra, F. E., & Kom, M. I. (2020). Pendidikan kewarganegaraan.
Prenada Media.

15

Anda mungkin juga menyukai