Anda di halaman 1dari 28

DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, MH.

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

"NILAI DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN "

OLEH:

KELOMPOK 3 KELAS 1B

SABRINA RATU AISYAH RUSLAN (60100121029)


AKBAR SAPUTRA ABIDIN (60100121030)
REZKIA AZZAHRA NAWIR (60100121031)

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, MH.

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

rahmat, inayah, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah yan berjudul “Nilai Dasar Pendidikan Kewarganegaraan”

dengan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Dr. H. Husen Sarujin SH, MM, M.Si, MH selaku dosen pengampu mata kuliah

"Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan yang membimbing dan membina

kami dalam penyelesaian penulisan makalah ini, sehingga kami dapat

menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik dan sesuai waktu yang di

berikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Semester mata kuliah

Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Selain itu makalah ini bertujuan

menambah wawasan bagi pembaca dan juga penulis. Harapan kami semoga

makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca,

sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga

kedepannya dapat lebih baik.

Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini. Kami

menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran

yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gowa, Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan...............................................3

B. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan........................................7

C. Landasan HukumPendidikan Kewarganegaraan....................................13

D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan....................................................15

E. Nilai Nilai Kewarganegaraan..................................................................16

BAB III PENUTUP...............................................................................................21

A. Kesimpulan..............................................................................................21

B. Saran........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana yang sangat efektif dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa, hal ini merupakan salah satu wujud pelaksanaan tujuan

negara Indonesia yang ke tiga yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh

karena itu maju dan tidaknya bangsa dipengarui oleh tingkat pendidikan yang di

terapkan oleh negara. Pendidikan nilai merupakan salah satu komponan dalam

pendidikan kewarganegaraa yang tidak hanya mendidik para peserta didiknya

untuk menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya agar

memiliki akhlak mulai. Saat ini pendidikan nilai di Indonesia dinilai tidak masalah

dengan peran pendidikan dalam mecerdaskan para peserta didiknya, namun dinilai

kurang berhasil dalam membangun kepribadian peserta didik agar berakhlak

mulia. Oleh karena itu peran pendidikan nilai dipandang sebagai kebutuhan yang

sangat mendesak. Pendidikan nilai sudah tentu penting untuk semuatingkat

pendidikan, yakni dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi 1.

Pendidikan Kewarganegaraan menurut penulis adalah suatu usaha sadar

pemerintah dalam menanamkan konsep kebangsaan yang multi dimensional yang

berkaitan dengan dasar-dasar pengetahuan tentang penanaman nilai-nilai

kewarganegaraan (civic values) atau nilai kebangsaan, sosiologi politik atau

masyarakat politik, demokrasi dan persiapan anak bangsa untuk berparti sipasi

dalam proses politik secara menyeluruh) agar menjadi warganegra yang baik 2.

11
Sutrisno, 2016.
22
Tjipto Subadi, 2007.

1
2

Semangat perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual

telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik,

sedangkan dalam menghadapi globalisasi untuk mengisi kemerdekaan kita

memerlukan perjuangan non fisik sesuai dengan profesi masing-masing.

Perjuangan ini dilandasi oleh nilai – nilai perjuangan bangsa sehingga kita tetap

memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku yang cinta tanah

air dan mengutamakan persatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka bela negara

demi tetap utuh dan tegaknya NKRI 3.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pendidikan Kewarganegaraan?

2. Bagaimana Moderasi Beragama itu?

3. Apa saja tantangan Moderasi Beragama di Indonesia?

4. Bagaimana cara mewujudkan Moderasi Beragama?

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan pengertian dan bagaimana Moderasi Beragama itu

2. Mendeskripsikan tentangan Moderasi Beragama di Indonesia

3. Mendeskripsikan cara mewujudkan Moderasi Beragama.

33
Jayantia Putri, 2014.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Seperti yang kita ketahui, setiap suatu bangsa mempunyai sejarah

perjuangan dari para orang-orang terdahulu yang dinama terdapat banyak nilai-

nilai nasionalis, patriolis dan lain sebagainya yang pada saat itu menempel erat

pada setiap jiwa warga negaranya. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan

teknologi yang makin pesat, nilai-nilai tersebut makin lama makin hilang dari diri

seseorang di dalam suatu bangsa, oleh karena itu perlu adanya pembelajaran untuk

mempertahankan nilai-nilai tersebut agar terus menyatu dalam setiap warga

negara agar setip warga negara tahu hak dan kewajiban dalam menjalankan

kehidupan berbangasa dan bernegara 4.

Pada hakikatnya, pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan

pemerintah suatu negara untuk menjamin kehidupan dan kelangsungan hidup

generasi penerusnya sebagai bangsa dan negara. Pendidikan yang berguna

(berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan

kemampuan kognitif dan psikomotorik) akan membuat mereka mampu

mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan

konteks dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan internasional. Di negara

kita tujuan Pendidikan sebagaimana tercantum dalam pasal 3 UndangUndang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

dijelaskan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

44
Yuliawati Widia, 2015.

3
4

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri pada peserta didik yang beragam dari segi agama, sosiokultural,

bahasa, usia dan suku bangsa yang menjadi warga negara yang cerdas, terampil

dan berkarakter yang diamanatkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pendidikan nilai secara kurikuler terintegrasi dalam mata pelajaran Pendidikan

kewarganegaraan. Nilai yang terdapat dalam pendidikan kewarganegaraan yaitu

nilai religiusitas, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis,

nasionalis, kepatuhan terhadap aturan sosial, menghargai keberagaman, sadar

akan hak dan kawajiban diri dan orang lain. Nilai-nilai ini yang harus dimiliki

oleh peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik dan cerdas. Dalam

proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang elementer, yaitu kegiatan

intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler pada

umumnya merupakan kegiatan pilihan yang disukai oleh peserta didik. Pada

kegiatan tersebut sangat tepat jika diintegrasikan nilai-nilai budaya dasar bangsa 4.

Kemudahan akses informasi dan pengaruh globalisasi telah menyebabkan

banyaknya peserta didik yang mengalami internasionalisasi nilai-nilai sosial dan

budaya, bahkan terjerumus dalam Gerakan fundamentalis-ekstremis. Tidak

mengherankan, jika kemudian banyak dari peserta didik menjadi tidak peduli

dengan masalah yang teradi di sekitarnya, baik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, maupun bernegara 4.

44
Yuliawati Widia, 2015.
4
5

Derasnya arus globalisasi menyebabkan terkikisnya nilai-nilai karakter

bangsa. Anak-anak lebih menyukai dan bangga dengan budaya asing dari pada

budaya asli bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa bangga

yang lebih pada diri anak manakala menggunakan produk luar negeri,

dibandingkan jika menggunakan produk bangsa sendiri. Selain daripada itu,

lunturnya nilai-nilai kebangsaan pada anak-anak juga dapat dilihat dari kurangnya

penghayatan siswa ketika upacara bendera, banyak sekali tidak hafalsila-sila

pancasila. Selain itu, Karakter Bangsa Indonesia yang berorientasi pada adat

ketimuran juga mulai pudar, dibuktikan dengan adanya kecenderungan sikap

ketidakjujuran yang semakin membudaya, berkembangnya rasa tidak hormat

kepada guru, orang tua dan pemimpin, serta kurangnya sopan santun dikalangan

siswa. Hal ini menunjukkan bahwa rasa Nasionalisme sebagai pijakan teguh

kepribadian bangsa telah hilang dan luntur seiring dengan perkembangan zaman.

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi berbagai masalah dan

tantangan yang dihadapi oleh peserta didik tersebut. Salah satu diantaranya, yang

dinilai mempunyai peranan amat penting adalah melibatkan peserta didik sejak

usia awal dalam kegiatan kepramukaan 4.

Konsep pendidikan ini dianggap mampu membangun karakter kaum

muda, selain pula bersifat universal dan telah dilaksanakan di banyak negara.

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan

pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang

di kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari

apa yang di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan

sejak usia dini di setiap jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga pada

perguruan tinggi agar menghasikan penerus –penerus bangsa yang berompeten

44
Yuliawati Widia, 2015.
6

dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara. Pengertian

kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu 4:

1. kewarganegaraan dalam arti yuridis (ditandai adanya ikatan hukum antara

orang dengan negara) dan sosiologis (ditandai dengan ikatan emosinal seperti

perasaan).

2. kewarganegaraan dalam arti formil (menunjukkan tempat kewarganegaraan)

dan materiil (menunjukkan akibat hukum dari status kewarganegaraan).

Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati

diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam

bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara yang

tujuannya adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandaskan

pemahaman politik kebangsaan dan kepekaan mengembangkan jati diri dan

moralbangsa dalam perikehidupan manusia. standar isi pendidikan

kewarganegaraan adalah pengembangan 4:

1. nilai-nilai cinta tanah air;

2. kesadaran berbangsa dan bernegara;

3. keyakinan terhadap pancasila sebagai ideolgi negara;

4. nilai-nilai demokrasi, HAM, dan lingkungan hidup;

5. kerelaan berkorban untuk masyarakat, bangsa, dan negara;

6.kemampuan awal bela negara.

44
Yuliawati Widia, 2015.
4
7

B.Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan

Latar Belakang diadakannya kewarganegaraan adalah bahwa semangat

perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan

kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik, sedangkan dalam

menghadapi globalisasi untuk mengisi kemerdekaan kita memerlukan perjuangan

non fisik sesuai dengan bidang profesi masing – masing. Perjuangan ini dilandasi

oleh nilai – nilai perjuangan bangsa sehingga kita tetap memiliki wawasan dan

kesadaran bernegara, sikap dan prilaku yang cinta tanah air dan mengutamakan

persatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh dan

tegaknya NKRI. Beberapa latar belakang pendidikan kewarganegaraan 4:

1. Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia sejak era sebelum dan

selama penjajahan ,dilanjutkan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan

sampai dengan mengisi kemerdekaan,menimbulkan kondisi dan tuntutan yang

berbeda-beda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda-beda

diharap bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nulai kejuangan bangsa

yang dilandasi jiwa,tekad dan semangat kebangsaan. Semangat perjuangan bangsa

yang tidak mengenal menyerah harus dimiliki oleh setiap warga negara Republik

Indonesia;

2. Semangat perjuangan bangsa mengalami pasang surut sesuai dinamika

perjalanan kehidupan yang disebabkan antara lain pengaruh globalisasi yang

ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, khususnya dibidang informasi,

Komunikasi dan Transportasi, sehingga dunia menjadi transparan yang seolah-

olah menjadi kampung sedunia tanpa mengenal batas negara;

3. Semangat perjuangan bangsa indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan

menghadapi globalisasi. Warga negara Indonesia perlu memiliki wawasan dan

kesadaran bernegara,sikap dan perilaku, cinta tanah air serta mengutamakan


44
Yuliawati Widia, 2015.
8

persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi utuh dan tegaknya

NKRI. Serta menjaga tali persaudaraan satu sama lainya, agar terjadi kehidupan

yang berkeluarga sera saling membantu satu sama lainya.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata

pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan. Pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berisikan materi yang

berhubungan dengan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila. Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan ini sering dikaitkan dengan penanaman moral,

ahklah, karakter peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan tujuan dari mata

pelajaran pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yakni membentuk setiap

insan menjadi warga negara yang baik, taat akan hukum dan mentaati peraturan

perundang-undangan yang berlaku 4.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar maju atau

tidaknya suatu bangsa, pendidikan sekarang menjadi kebutuhan yang sangat

diwajibkan untuk mengikuti perkembangan suatu zaman. Perkembangan

teknologi yang semakin pesat diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan

karena dapat mempermudah pelaksanaan pembelajaran, oleh karena itu media

pembelajaran mempunyai peran sangat penting dalam proses pembelajaran. Media

pembelajaran merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama

berkaiatan dengan indra penglihatan dan pendengaran seseorang. Media

pembelajaran akan membuat proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien

karena mudah diterima oleh peserta didik dengan cepat. Diantara media audio

visual yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan adalah media film. Film

merupakan media belajar yang murah karena dapat dilihat oleh semua orang,

khususnya dalam proses pembelajaran. Film adalah “gambar bergerak (film)

adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini”. Film
44
Yuliawati Widia, 2015.
9

merupakan gambar hidup sering disebut juga movie atau sinema. Perkembangan

dunia perfilman baik di Indonesia maupun mancanegara mengalami

perkembangan yang sangat pesat 4.

Perkembangan yang sangat pesat ini ditandai oleh banyaknya pembuatan

film yang dilakukan oleh produser. Diantara film-film yang 2 diciptakan ada

beberapa macam tema yang berbeda-beda, misalnya film horor, percintaan,

komedi, action, film kisah perjuangan maupun film yang bertema pendidikan

moral. Pencipta film mempunyai tanggung jawab besar dalam pembuatan film

yang memiliki kualitas baik serta dapat mendidik, tidak hanya membuat film

percintaan yang hanya menunjukkan adegan kurang baik untuk dipertontonkan

tetapi harus ada makna yang baik di dalam film tersebut agar para penikmat film

tidak hanya melihat hal-hal yang kurang baik dilihat tetapi juga dapat memberi

pelajaran moral. Oleh karena itu, kita sebagai penikmat film harus pandai

menyikapi pada film yang kita lihat dan tidak asal menikmati saja tetapi juga

mengetahui makna film tersebut. Soekarno merupakan sebuah film berbalut

tentang perjuangan dan nasionalisme serta harapan yang tidak ada habisnya untuk

mencapai sesuatu yang membanggakan negerinya. Nasionalisme adalah rasa

kesadaran untuk berbangsa dan bernegara sendiri secara berdaulat atau

nasionalisme merupakan suatu paham untuk mencintai bangsa dan negaranya

sendiri (Arnienuranisa, 2011). Film Soekarno ciptaan sutradara terkenal Hanung

Bramantyo yang menceritakan tentang kehidupan Soekarno yang yang diperankan

oleh Ario Bayu, film yang dirilis pada tanggal 11 Desember 2013 ini mengambil

latar cerita kehidupan di tahun 1920an hingga meraih kemerdekaan Republik

Indonesia yang saat itu telah di jajah oleh bangsa Belanda dan Jepang. Soekarno

kecil dahulu bernama Kusno, namun karena tubuhnya kurus dan sering sakit-

sakitan nama tersebut diganti Soekarno oleh ayahnya dengan harapan nama itu
44
Yuliawati Widia, 2015.
10

menjadi kesatria layaknya Adipati Karno. Waktu berlalu, Soekarno menjadi

pemuda yang aktif dan mengguncang podium politik. Soekarno memiliki

keberanian berbicara soal kemerdekaan dengan lantang yang membuat dirinya

dijebloskan ke dalam penjara dan dituduh menghasut serta memberontak seperti

komunis, dengan usaha yang sangat berat serta dibantu oleh Hatta Soekarno dapat

merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan Belanda maupun Jepang.

Rasa nasionalisme yang tinggi membuat Soekarno melawan penjajah dan memilih

untuk berjuang memerdekakan Republik Indonesia yang dianggap sebagian orang

mustahil untuk diraih 4.

Soekarno lebih memilih mati demi membela negara dibandingkan menjadi budak

di tanah kelahiranya. Film tersebut di dalamnya mengandung nilai- 3 nilai

nasionalisme yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Bila

dihubungkan dengan pendidikan dan pengajaran, maka teknologi mempunyai

pengertian sebagai: perluasan konsep tentang media dimana teknologi bukan

hanya sekedar benda, alat, bahan atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap,

perbuatan organisasi dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu 4.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dimaknai sebagai

wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang

berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam

bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik baik sebagai individu,

maupun sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

(Darmadi, 2013). jadi terdapat keterkaitan antara film Soekarno dengan mata

pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karena di dalam pelajaran

tersebut banyak mengajarkan tentang rasa nasioalisme 4.

44
Yuliawati Widia, 2015.
4

44
Yuliawati Widia, 2015.
11

Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna, yang indah, yang

memperkaya batin. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong,

mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai)

merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping sistem sosial dan karya.

Nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa perlu diimplementasikan untuk

membangkitkan karakter bangsa yang semakin menurun. Nilai-nilai karakter

bangsa yang bersumber dari dan mengakar dalam budaya bangsa Indonesia, dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berwujud atau mewujudkan

diri secara statik menjadi dasar negara, ideologi nasional dan jati diri bangsa,

sedangkan secara dinamik menjadi semangat kebangsaan. Sebagai dasar negara

nilai-nilai karakter bangsa tersebut melandasi segala kegiatan pemerintahan

negara, baik dalam pengelolaan pemerintahan negara maupun dalam membangun

hubungan dengan negara-negara lain. Nilai-nilai karakter bangsa dalam hal ini

juga menjadi etika bagi penyelenggara negara. Sebagai jati diri bangsa, nilai

tersebut berwujud menjadi sikap dan perilaku yang nampak pada atau ditunjukkan

oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Misalnya, bagaimana seseorang bangsa Indonesia harus bersikap dan berperilaku

dalam kebersamaan sebagai anggota masyarakat, bagaimana ia harus bersikap dan

berperilaku sebagai komponen bangsa, serta bagaimana ia harus bersikap dan

berperilaku sebagai warga negara Indonesia. Nilai-nilai yang dikembangkan

dalam pendidikan nilai karakter bangsa teridentifikasi sejumlah nilai sebagai

berikut 4.

1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksaan ibadah agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.


4
12

2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku etnis,

sikap, pandapat, dan tindakan orang lain yang berbeda darinya.

4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sunggguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk meng hasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas.

8. Demokrasi : Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa ingin tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

10. Semangat kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa, diatas kepentingan kelompok taupun individu.

11. Cinta tanah air : Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.


13

13. Bersahabat / komunikatif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul,dan bekerjasama dengan orang lain.

14. Cinta damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakana alam yang sudah terjadi.

17. Peduli sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memeberi bantuan pada

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya, yang seharusnyya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) , negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.

C. Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan didasarkan pada landasan hukum berikut 4:

1. UUD 1945

 Pembukaan UUD 1945, khususnya pada alinea kedua dan keempat, yang

memuat cita-cita, tujuan, dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaannya.

 Pasal 27(1) yang menyatakan: “Segala warga Negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum

dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

 Pasal 30(1) yang menyatakan: “Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib

ikut serta dalam usaha pembelaan Negara.”

44
Yuliawati Widia, 2015.
14

2. Pasal 31(1) yang menyatakan: “ Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat

pengajaran.”

3. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan

Negara;

4. Undang-Undang No.20 Thn. 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. 1 Thn 1988);

5. Undang-Undang No. 20 Thn. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang

Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar

Mahasiswa dan No. 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan telah

ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa, dan Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan kelompok Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian, yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program

studi/kelompok program studi;

6. Pelaksanaannya berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional No. 43/DIKTI/Kep/2006,

yang memuat rambu-rambu pelaksanaan kelompok Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian di Perguruan Tinggi.


15

D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

1. Tujuan Umum. Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada

mahasiswa mengenai hubungan antara warganegara dengan negara, hubungan

antara warganegara dengan warganegara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela

Negara agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara
4
.

2. Tujuan Khusus 4.

 Agar mahasiswa memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara

santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai Warganegara Republik

Indonesia yang terdidik dan bertanggung jawab.

 Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasi

dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila,

Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.

 Agar mahasiswa memiliki sikap perilaku sesuai nilai-nilai kejuangan, cinta

tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.

 Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut.

 Agar para mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan hak dan

kewajibannya secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas.

 Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan,

patriotisme, cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa dan negara.

 Menguasai pengetahuan dan memahami aneka ragam masalah dasar

kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang akan diatasi dengan pemikiran

44
Yuliawati Widia, 2015.
4
16

berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional secara

kritis dan betanggung jawab.

E. Nilai-nilai Kewarganegraan

Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna, yang indah, yang

memperkaya batin. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong,

mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai)

merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping sistem sosial dan karya 5.

Nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa perlu

diimplementasikan untuk membangkitkan karakter bangsa yang semakin

menurun. Nilai-nilai karakter bangsa yang bersumber dari dan mengakar dalam

budaya bangsa Indonesia, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara berwujud atau mewujudkan diri secara statik menjadi dasar negara,

ideologi nasional dan jati diri bangsa, sedangkan secara dinamik menjadi

semangat kebangsaan. Sebagai dasar negara nilai-nilai karakter bangsa tersebut

melandasi segala kegiatan pemerintahan negara, baik dalam pengelolaan

pemerintahan negara maupun dalam membangun hubungan dengan negara-negara

lain. Nilai-nilaikarakter bangsa dalam hal ini juga menjadi etika bagi

penyelenggara negara 5.

Sebagai jati diri bangsa, nilai tersebut berwujud menjadi sikap dan

perilaku yang nampak pada atau ditunjukkan oleh bangsa Indonesia dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Misalnya, bagaimana

seseorang bangsa Indonesia harus bersikap dan berperilaku dalam kebersamaan

sebagai anggota masyarakat, bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku sebagai

komponen bangsa, serta bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku sebagai

55
Astuti Ayu, 2014.
5
17

warga negara Indonesia. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan nilai

karakter bangsa teridentifikasi sejumlah nilai sebagai berikut 5.

1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksaan ibadah agama lain, dan hidup

rukun dengan pemeluk agama lain;

2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan;

3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku

etnis, sikap, pandapat, dan tindakan orang lain yang berbeda darinya;

4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan;

5. Kerja keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sunggguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya;

6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk meng hasilkan cara atau

hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki;

7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas;

8. Demokrasi : Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain;

9. Rasa ingin tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan

didengar;

10. Semangat kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa, diatas kepentingan kelompok taupun individu;

55
Astuti Ayu, 2014.
18

11. Cinta tanah air : Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa;

12. Menghargai prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain;

13. Bersahabat / komunikatif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul,dan bekerjasama dengan orang lain;

14. Cinta damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang

lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya;

15. Gemar membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya;

16. Peduli lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakana alam yang sudah terjadi;

17. Peduli sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memeberi bantuan

pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan;

18. Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya, yang seharusnyya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) , negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.

Kegiatan Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib bagi peserta didik di

Sekolah Dasar dan Menengah, sejalan dan relevan dengan amanat Sistem

Pendidikan Nasional dan Kurikulum 2013. Ada dua hal yang menjadi alasan

dalam menjadikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib: (1) Dasar legalitas

berupa UU nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka,(2) Pramuka


19

mengajarkan banyak nilai, mulai dari kepemimpinan, kebersamaan, sosial,

kecintaan alam, hingga kemandirian. 23 Gerakan Pramuka atau dalam dunia

internasional disebut scouting, merupakan organisasi kaum muda yang telah

berkembang tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Kepramukaan di

Indonesia sebelum tahun 1961 lebih sering disebut sebagai gerakan pavinder atau

kepanduan 5.

Kepramukaan merupakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah

dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,

sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka yang sasaran

akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Mengacu

Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum

2013, lampiran III dijelaskan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka

pada satuan pendidikan adalah untuk: (1) meningkatkan kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotor peserta didik, (2) mengembangkan bakat dan minat

peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia

seutuhnya. Masuknya Pramuka dalam kurikulum 2013 ini merupakan salah satu

wahana pembentukan karakter siswa (afektif). Pramuka merupakan kegiatan yang

sarat dengan nilai-nilai karakter. 18 nilai dalam pendidikan karakter bangsa yaitu

Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis,

Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi,

Bersahabat/Komunikasi, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan,

Peduli Sosial dan Tanggung Jawab. 18 nilai dalam pendidikan karakter tersebut

sangat cocok dengan Dasa Dharma Pramuka. Dasa Dharma adalah ketentuan

moral. Oleh karena itu, Dasadharma memuat pokokpokok moral yang harus

ditanamkan kepada anggota masyarakat agar mereka dapat berkembang menjadi

manusia yang berwatak, warga negara Republik Indonesia yang setia, sekaligus
55
Astuti Ayu, 2014.
20

mampu menghargai dan mencintai sesama manusia serta alam ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa. Selain itu, rumusan Dasadharma Pramuka berisi penjabaran dari

Pancasila dalam kehidupanya sehari-hari. Dalam Kepramukaan terdapat banyak

kegiatan. Semua kegiatan kepramukaan sesuai dengan metoda pendidikan

kepramukaan. Terdapat kegiatan-kegiatan yang biasa bahkan rutin dilakukan

dalam kegiatan kepramukaan. Berikut uraian tentang kegiatan kepramukaan 5.

55
Astuti Ayu, 2014.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti yang kita ketahui, setiap suatu bangsa mempunyai sejarah

perjuangan dari para orang-orang terdahulu yang dinama terdapat banyak nilai-

nilai nasionalis, patriolis dan lain sebagainya yang pada saat itu menempel erat

pada setiap jiwa warga negaranya. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan

teknologi yang makin pesat, nilai-nilai tersebut makin lama makin hilang dari diri

seseorang di dalam suatu bangsa, oleh karena itu perlu adanya pembelajaran untuk

mempertahankan nilai-nilai tersebut agar terus menyatu dalam setiap warga

negara agar setip warga negara tahu hak dan kewajiban dalam menjalankan

kehidupan berbangasa dan bernegara.

Pada hakikatnya, pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan

pemerintah suatu negara untuk menjamin kehidupan dan kelangsungan hidup

generasi penerusnya sebagai bangsa dan negara. Pendidikan yang berguna

(berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan

kemampuan kognitif dan psikomotorik) akan membuat mereka mampu

mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan

konteks dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan internasional. Di negara

kita tujuan Pendidikan sebagaimana tercantum dalam pasal 3 UndangUndang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

dijelaskan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

21
22

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri pada peserta didik yang beragam dari segi agama, sosiokultural,

bahasa, usia dan suku bangsa yang menjadi warga negara yang cerdas, terampil

dan berkarakter yang diamanatkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pendidikan nilai secara kurikuler terintegrasi dalam mata pelajaran Pendidikan

kewarganegaraan.

Nilai yang terdapat dalam pendidikan kewarganegaraan yaitu nilai

religiusitas, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis,

nasionalis, kepatuhan terhadap aturan sosial, menghargai keberagaman, sadar

akan hak dan kawajiban diri dan orang lain. Nilai-nilai ini yang harus dimiliki

oleh peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik dan cerdas. Dalam

proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang elementer, yaitu kegiatan

intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler pada

umumnya merupakan kegiatan pilihan yang disukai oleh peserta didik. Pada

kegiatan tersebut sangat tepat jika diintegrasikan nilai-nilai budaya dasar bangsa.

Dengan diterapkanya berbagai perubahan kurikulum pendidikan sejak 2006

hingga yang terbaru melalui Kurikulum 2013, merupakan spirit perwujudan

perbaikan sistem pendidikan di Indonesia agar mampu melahirkan generasi

berkualitas dan berkarakter. Komitmen itu dapat dimaknai dari komponen

Kurikulum 2013 yang memasukkan pendidikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler

wajib di sekolah. Dengan dimasukkanya Pramuka dalam Kurikulum 2013 ini

merupakan salah satu wahana pembentukan karakter siswa (afektif).

B. Saran

Derasnya arus globalisasi menyebabkan terkikisnya nilai-nilai karakter

bangsa. Anak-anak lebih menyukai dan bangga dengan budaya asing dari pada
23

budaya asli bangsanya sendiri. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengajarkan

nilai – nilai dasar kewarganegaraan sejak dini pada anak – anak. Yang dapat di

mulai dengan melakukan hal – hal kecil dan selalu memperkenalkan budaya

indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Ayu, Pengembangan Nilai-Nilai Kewarganegaraan Dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler Pramuka Di Sma Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone. Makassar:

Universitas Negeri Makassar. 2014.

Jayantia Putri, Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta Barat: Universitas

Gunadarma. 2014.

Sutrisno, Berbagai Pendekatan Dalam Pendidikan Nilai Dan Pendidikan

Kewarganegaraan. Ponorogo: Universitas Muhammadoyah Ponorogo. 2016.

Tjipto Subadi, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).Surakarta: Badan

Penerbit FKIP-UMS. 2007.

Yuliawati Widia, Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Medan:

Universitas Sumatra Utara. 2015.

24

Anda mungkin juga menyukai