KELOMPOK 1
Dosen Pengampu:
Dr. Hayat, S.AP., M.Si
Disusun Oleh:
Marifatul Khoiriyah
NIM. 22201011029
1.1.1 Rangkuman.................................................................................... 2
1.1.2 Kesimpulan.................................................................................... 3
1.2.1 Rangkuman.................................................................................... 3
1.2.2 Kesimpulan.................................................................................... 6
1.3.1 Rangkuman.................................................................................... 6
1.3.2 Kesimpulan................................................................................... 8
1.4.1 Rangkuman.................................................................................... 8
1.4.2 Kesimpulan.................................................................................... 10
1.5.1 Rangkuman................................................................................... 11
1.5.2 Kesimpulan.................................................................................... 12
1.6.1 Rangkuman.................................................................................... 13
i
1.6.2 Kesimpulan................................................................................... 14
1.7.1 Rangkuman................................................................................... 14
1.7.2 Kesimpulan.................................................................................... 16
1.8.1 Rangkuman.................................................................................... 16
1.8.2 Kesimpulan................................................................................... 18
1.91. Rangkuman.................................................................................... 18
1.92. Kesimpulan................................................................................... 20
1.10Integritas Nasional................................................................................... 20
1.10.1 Rangkuman.................................................................................. 20
1.10.2 Kesimpulan................................................................................. 21
1.11Nasionalisme........................................................................................... 22
1.11.1 Rangkuman.................................................................................. 22
1.11.2 Kesimpulan................................................................................. 23
1.12Moderasi Beragama................................................................................. 23
1.12.1 Rangkuman.................................................................................. 23
1.12.2 Kesimpulan.................................................................................. 25
ii
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 27
iii
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN
iv
memiliki kemampuan berpikir, bertindak, dan berperilaku dalam proses
penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan nasional dan sosial.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang penggunaan sistem
pendidikan nasional sebagai dasar dan informasi bagi dunia usaha yang
berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan. Dalam Pasal 3 ayat (2)
tentang fungsi dan tujuan negara disebutkan bahwa peran pendidikan
nasional adalah untuk mengembangkan dan membentuk karakter dan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam kehidupan para intelektual
negara, yang bertujuan untuk membangun bangsa.
Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku
yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan
nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para caloncalon penerus
bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai imu pengetahuaan
dan teknologi serta seni. Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk:
1. Menambah pengetahuan atau wawasan peserta didik akan segala hal
yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dengan benarmelalui berbagai cara dan metode (aspek kognitif).
2. Membina dan membentuk sikap warganegara yang mau dan meyakini
akanpengetahuan yang telah diperoleh. Dengan demikian, pengetahuan
yang telah dipahami tersebut akandiyakini dan terinternalisasi dalam
diri atau mempribadi dalam jiwa peserta didik, yang akan menjadi
sikapnya dalam menanggapi persoalan-persoalan yang ada (aspek
sikap).
3. Melatih keterampilan kewarganegaraan kepada peserta didik untuk
dapat menjadi warga negara yang terampil berdemokrasi. Hal ini
dilakukan melalui atau dengan cara membiasakan atau membudayakan
kepada peserta didik bersikap dan berperilaku sesuai nilai-nilai serta
norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari (aspek psikomotor).
1.1.2 Kesimpulan
v
Penulis menyimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan
merupakan salah satu pilar pembentukan karakter dan jati diri bangsa,
artinya pendidikan kewarganegaraan mendidik warga negara menjadi
warga negara yang baik (good citizen) dan smart citizen (warga negara
yang cerdas) guna menghadapi perkembangan dunia di era persaingan.
Pendidikan karakter dalam pembelajaran kewarganegaraan merupakan
solusi yang dapat merevitalisasi peran warga negara sebagai disiplin ilmu
yang merupakan ladang unggulan dalam pembinaan karakter peserta didik.
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran kewarganegaraan, dan
muatan materinya memiliki nilai karakter yang kaya, yang selanjutnya akan
membantu mengintegrasikan konsep pendidikan karakter.
vi
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang
lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter
dibentuk atas unsurunsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai
sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Meskipun di Indonesia terdapat
berbagai macam suku bangsa tetapi bangsa Indonesia disatukan oleh
bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena
bendera merupakan simbol suatu negara agar berbeda dengan negara
lain. Seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang
menyebutkan bahwa Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah
Putih. Warna merah dan putih juga memiliki arti sebagai berikut, merah
yang artinya berani dan putih artinya suci.
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali
dimainkan pada kongres pemuda (Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober
1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini
dijadikan lagu kebangsaan. Ketika mempublikasikan Indonesia Raya
tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan lagu
kebangsaan di bawah judul Indonesia Raya.
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945
dalam pasal 36A bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda
Pancasila. Garuda Pancasila disini yang dimaksud adalah burung
garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia.
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
vii
Bhineka Tunggal Ika berisi konsep pluralistik dan
multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan.
Pluralistik bukan pluralisme, suatu paham yang membiarkan
keanekaragaman seperti apa adanya. Dengan paham pluralisme tidak
perlu adanya konsep yang mensubtitusi keanekaragaman demikian pula
halnya dengan faham multikulturalisme.
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-
sila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945, alenia IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Pada hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua
pengertian, yakni Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
7. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara Yaitu UUD 1945
Undang-Undang Dasar adalah peraturan perundang-undangan
yang tetinggi dalam negara dan merupakan hukum dasar tertulis yang
mengikat berisi aturan yang harus ditaati. Hukum dasar negara meliputi
keseluruhan sistem ketatanegaraan yang berupa kumpulan peraturan
yang membentuk negara dan mengatur pemerintahannya. UUD
merupakan dasar tertulis.
Mengapa identitas nasional penting bagi negara bangsa?
Singkatnya, jawabannya hampir sama dengan pentingnya identitas bagi
setiap individu. Pertama, untuk membuat bangsa Indonesia dikenal bangsa
lain. Jika kita sudah dikenal bangsa lain, kita bisa melanjutkan perjuangan
untuk eksis sebagai bangsa sesuai dengan fitrahnya. Kedua, identitas
nasional untuk negara bangsa sangat penting untuk kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Tidak mungkin suatu negara hidup sendiri sehingga
bisa ada. Setiap negara sebagai individu tidak dapat hidup sendiri. Setiap
negara memiliki keterbatasan, sehingga perlu bantuan/bantuan dari
negara/bangsa lain. Demikian pula, kita harus memiliki identitas untuk
viii
Indonesia yang dikenal oleh negara lain untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing. Itulah sebabnya identitas nasional sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan atau kepentingan nasional bangsa dan negara
Indonesia.
Ketiga, identitas nasional penting untuk otoritas negara dan bangsa
Indonesia. Dengan mengetahui identitas masing-masing, rasa saling
menghormati, saling pengertian akan berkembang, tidak ada stratifikasi
antar negara. Dalam hubungan antar negara, hubungan yang sederajat/sama
diciptakan karena masing-masing mengakui bahwa setiap negara berdaulat
tidak boleh melebihi kedaulatan negara lain.
1.2.2 Kesimpulan
Identitas Nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan
nasional. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki
pengertian harfiah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang,
kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata
nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, identitas nasional adalah
ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada suatu negara sehingga
membedakan dengan negara lain. Dapat dikatakan bahwa hakikat identitas
nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai
penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan UUD
1945 beserta batang tubuh UUD 1945, sistem pemerintahan yang
diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi, mitos, ideologi, dan lain
sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik
dalam tataran nasional maupun internasional. Faktor-faktor yang
mendukung lahirnya identitas nasional di Indonesia antara lain faktor
objektif yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis.
1.3.1 Rangkuman
ix
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya
keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui,
Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara
bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan
rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga
akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah
dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia
manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa
Indonesia.
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi
setiap negara. Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang
diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi
mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu negara
senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak
kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik materiil seperti
kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,
maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran, cemas,
ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Di sisi lain
banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya
dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan
masyarakat, harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Dijelaskan proses integrasi, sebagai berikut:
1. Modal awal Integrasi Nasional adalah adanya rasa senasib dan
sepenanggungan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu
kala. Meski perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah
pada selang waktu sebelum abad 20 dengan ditandai adanya sifat
kedaerahan, akan tetapi, rasa senasib sepenanggungan yang
x
ditunjukkan oleh para pejuang dan pandahulu kita telah mencerminkan
adanya benih-benih yakni semangat kebangsaan, yang pada gilirannya
kelak akan membentuk keutuhan bangsa Indonesia.
2. Memasuki pada abad 20, gejala semangat kebangsaan semakin
membara dan terlihat, dengan munculnya berbagai organisasi atau
pergerakan yang menjadi salah satu titik awal kebangkitan nasional.
Perjuangan melalui berbagai organisasi seperti contohnya Budi Utomo,
Serikat Dagang Islam yang kemudian akhirnya menjadi Serikat Islam.
Perhimpunan Indonesia dan lain sebagainya mencitrakan bahwa adanya
Integrasi Sosial dan Kultural.
3. Pada dekade 1920an, para pemuda tampil di dalam panggung sejarah
Indonesia dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk
menuju Indonesia yang merdeka. Melalui peristiwa Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928, para pemuda menunjukkan segala peran serta
dalam pembentukan integrasi nasional.
4. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan bangsa Indonesia di dalam
bernegara harus ditempuh dengan berbagai peristiwa. Berbagai cobaan
yang mengguncang keutuhan bangsa juga dialami, ancaman dan bahaya
terhadap suatu negara yang tengah membangung keutuhan bangsa
harus bisa dihadapi.
1.3.2 Kesimpulan
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya
keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui,
Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara
bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan
rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga
akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
xi
1.4 Nilai dan Norma Konstitusional UUD 1945
1.4.1 Rangkuman
Konstitusi adalah suatu kerangka negara yang diorganisasikan
melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap
dengan mengakui fungsi-fungsi dan hak-haknya. Konstitusi merupakan
satu kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan pemerintah, hak-hak yang
diperintah, dan hubungan antara keduanya (pemerintah dan yang diperintah
dalam konteks hakhak asasi manusia). Konstitusi berfungsi sebagai
landasan kontitusionalisme. Landasan konstitusionalisme adalah landasan
berdasarkan konstitusi. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenangwenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak
warganegara akan lebih terlindungi.
Konstitusi itu berisi tiga hal pokok, yaitu:
1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga negara
2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat
fundamental
3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga
bersifat fundamental.
Di Indonesia, konstitusi yang digunakan merupakan konstitusi
tertulis yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 atau biasa disebut UUD 1945. UUD 1945 pertama kali disahkan
sebagai konstitusi negara Indonesia dalam sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945. Pasal 3 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan mempertegas kedudukan Undang-Undang
Dasar sebagai sebuah Hukum Dasar. Mengenai kekuasaan negara,
berdasarkan Pasal 1 UUD 1945, kekuasaan tertinggi negara berada di
tangan rakyat. Artinya, konstitusi menempatkan rakyat sebagai subjek yang
memiliki atau memegang kedaulatan tertinggi negara. Kedaulatan rakyat
xii
dimanifestasikan dalam bentuk bahwa rakyat memilih wakil-wakilnya yang
akan duduk di lembaga perwakilan dan kepala pemerintahan/presiden
melalui pemilihan umum.
Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif: Pada negara federal, pembagian
kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara-negara bagian,
dan tentang prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran yurisdiksi oleh
salah satu badan pemerintahan. Hak-hak asasi manusia. Dalam UUD NRI
Tahun 1945, misalnya diatur secara khusus dalam BAB XA, Pasal 28A
sampai Pasal 28 J. Prosedur mengubah UUD. Dalam UUD NRI Tahun
1945, misalnya diatur secara khusus dalam BAB XVI, Pasal 37 tentang
Perubahan Undang-Undang Dasar. Ada kalanya memuat larangan untuk
mengubah sifat tertentu dari UUD. Dalam UUD NRI 1945, misalnya diatur
mengenai ketetapan bangsa Indonesia untuk tidak akan mengubah bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 37, Ayat 5). Memuat cita-cita
rakyat dan asas-asas ideologi negara. Ungkapan ini mencerminkan
semangat (spirit) yang oleh penyusun UUD ingin diabadikan dalam UUD
sehingga mewarnai seluruh naskah UUD itu.
1.4.2 Kesimpulan
Indonesia merupakan Negara Hukum hal itu menurut UUD 1945.
Hal itu di tandai dengan adanya kostitusi yang ada di negara indonesia .
Konstitusi adalah semua ketentuan dan aturan dasar tentang ketatanegaraan
di dalamnya terdapat perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) dan
mengatur mengenai distribusi kekuasaan dalam penyelenggaraan suatu
negara.
Penyusunan UUD, norma dan nilai-nilai dalam praktek dalam
penyelenggaraan negara mempengaruhi rumusan naskah, ini yang menjadi
latar belakang sosiologis, filosofi, politis dan sejarah ketentuan undang-
undang dasar. Konstitusi adalah hukum yang tinggi dan paling fundamental
karena landasan otoritas perundang-undangan lainnya yang sesuai dengan
xiii
prinsip hukum yang berlaku umum agar peraturan yang tingkatannya
berada di bawah undang-undang dasar agar dapat berlaku dan dilaksanakan
dengan serta tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.
Konstitusionalisme mengatur pelaksanaan rule of law (supremasi
hukum) antara hubungan pemerintah dengan individu. Konstitusi
menghadirkan keadaan yang dapat membentuk rasa akan keamanan dan
kenyamanan karena adanya peraturan batasan terhadap wewenang
pemerintah, yang telah ditentukan terlebih duhulu agar penyelenggaraan
negara dan pemerintah tidak sewenang-wenang dan tidak menyeleweng
dari aturan aturan yang sudah di sepakati sebelumnya.
xiv
tersebut menjalankan suatu peranan. Istilah peranan itu lebih banyak
menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.
Dalam pasal 28J di tentukan:
1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengajuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokrasi.
Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia tercantum dalam pasal
27 sampai pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak waraga Negara Indonesia
antara lain sebagai berikut:
a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
b. Hak membela Negara
c. Hak berpendapat
d. Hak kemerdekaan memeluk agama
e. Hak mendapatkan pengajaran
f. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional
Indonesia
g. Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan sosial
h. Hak medapatkan jaminan keadilan sosial.
1.5.2 Kesimpulan
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang
mestinya kita terima atau bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita
lakukan dan orang lain tidak boleh merampasnya entah secara paksa atau
tidak. kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi
mendapatkan hak atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban merupakan hal
yang harus kita lakukan karena sudah mendapatkan hak. Warganegara
xv
merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara.
Diantara hak-hak warga Negara yang dijamin dalam UUD adalah
hak asasi manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD
perubahan ke dua. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terkait
satu sam lain, sehingga dalam praktik harus di jalankan dengan seimbang.
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk di dapatkan
oleh individu sebagai anggota warga Negara sejak masih berada dalam
kandungan, sedangkan kewajiban merupakn seuatu keharusan/kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga Negara
guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan
kewajiban.
1.6.1 Rangkuman
xvi
b. Demokrasi Tidak Langsung merupakan sistem demokrasi yang
dijalankan menggunakan sistem perwakilan.
1.6.2 Kesimpulan
xvii
1.7 Dinamika Histori Konstitusional Indonesia
1.7.1 Rangkuman
xviii
depan. Kenyataan bahwa UUD 45 bisa dengan mudah dijadikan sebagai
alasan bagi regim otoritarian untuk mengukuhkan dirinya selama tiga puluh
tahun dengan bersembunyi dibalik pasalpasal UUD 45, Mengajarkan pada
kita bahwa UUD 45 sangat terbuka bagi manipulasi untuk kepentingan
preserpasi kekuasaan. Mengingat sejumlah persoalan seperti yang sudah
digambarkan di atas, perubahan konstitusi yang ada haruslah melibatkan
dua kondisi minimum berikut ini. Pertama, Perubahan yang ada tidak
menyertakan perubahan pada Pembukaan UUD 1945. Perubahan konstitusi
harus tetap berada dalam frame Pembukaan yang ada karena ditinjau dari
berbagai sudut merupakan pilihan paling logis, paling kompromistis, dan
paling memadai dalam mewadahi kemajemukan yang menebar di seluruh
republik ini.
2. Pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada
kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar
pada presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu luwes (sehingga dapat
menimbulkan multitafsir) serta kenyataan perumusan UUD 1945
tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung
xix
ketentuan konstitusi. Tujuan perubahan UUD waktu itu adalah
menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan
rakyat, HAM, pembagian kekuasaaan, eksistensi negara demokrasi dan
negara hukum.
1.7.2 Kesimpulan
1.8.1 Rangkuman
xx
Wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia
dalam penyelenggaraan kehidupannya serta sebagai ramburambu dalam
perjuangan mengisi kemerdekaannya. Wawasan nusantara sebagai cara
pandangan juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan
dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam
mencapai tujuan dan cita-citanya. Secara keadaanya pun, isi nilai-nilai
wawasan nusantara telah tertuang dalam dasar negara yaitu Pancasila dan
pembukaan UUD tahun 1945.
1. Kedudukan
2. Fungsi
xxi
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,
dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala jenis
kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggaraan Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
3. Tujuan
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang
tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih
mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan individu,
kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Hal tersebut bukan
berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok,
suku bangsa atau daerah.
1.8.2 Kesimpulan
1.9.1 Rangkuman
xxii
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang
dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya. Keadaan atau kondisi
selalu berkembang dan keadaan berubah-ubah, oleh karena itu ketahanan
nasional harus dikembangkan dan dibina agar memandai sesuai dengan
perkembangan zaman.
xxiii
tetapi ada perbedaan satu sama lain:
1.9.2 Kesimpulan
xxiv
1.10.1 Rangkuman
xxv
mental yang berkepanjangan. Di sisi lain banyak potensi sumber daya
yang dimiliki oleh negara, yang semestinya dapat digunakan untuk
melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus
dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
1.10.2 Kesimpulan
1.11 Nasionalisme
1.11.1 Rangkuman
xxvi
persoalan yang berkaitan dengan masa kini, yang tidak lagi bergelut
dengan persoalan penjajahan dan merebut kemerdekaan dari tangan
kolonialis.
xxvii
6. Siap berkompetisi dengan bangsa lain dan terlibat dalam kerjasama
internasional.
1.11.2 Kesimpulan
1.12.1 Rangkuman
xxviii
diperlukan keterlibatan seluruh warga masyarakat dalam mewujudkan
kedamaian.
xxix
generasi ke generasi hanyalah syariat saja. Jadi jelas bahwa moderasi
beragama sangat erat terkait dengan menjaga kebersamaan dengan
memiliki sikap ‘tenggang rasa’, sebuah warisan leluhur yang
mengajarkan kita untuk saling memahami satu sama lain yang berbeda
dengan kita.
1.12.2 Kesimpulan
xxx
terhadap masyarakat Indonesia untuk terwujudnya keharmonisan dan
kedamaian.
xxxi
DAFTAR PUSTAKA
xxxii
[6] Magdalena, Ina, Ahmad Syaiful Haq dan Fadlatul Ramdhan. 2020.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar Negri Bojong 3
Pinang. Bintang: Jurnal Pendidikan dan Sains Volume 2, Nomor 3
[7] Gesmi, Irwan dan Eliwon Feriyanus. 2018. Pendidikan Kewarganegaraan.
Ponorogo: Myria Publisher
[8] Harahap, Krisna. 2004. Konstitusi republik Indonesia: Sejak Proklamasi hingga
Reformasi. Jakarta: Grafitri
[9] Ismail dan Sri Hartati. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan (Konsep Dasar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia). Jawa Timur: CV. Penerbit
Qiara Media
[10] Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Paradigma
[11] Kusumawardani, Anggraeni dan Faturochman. 2004. Nasionalisme. Buletin
Psikologi, Tahun XII, No. 2, ISSN: 0854 – 7108
[12] Latief, Abdul, Ahmad Al Yakin dan Herlina Ahmad. 2019. Pendidikan
Kewarganegaraan. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia
[13] Mas’ud, A. 2018. Strategi Moderasi Antarumat Beragama. Jakarta: Kompas
[14] Nuryanto, Yayuk. 2018. Cakap Ala Demokrasi Generasi Milenial. Sleman:
Deepublish
[15] P. Perbawa, Kt. Sukawati Lanang. 2021. Peran Integritas Nasional Dalam
Memperkuat Kemajemukan Negara Indonesai Yang Berlandasan Pancasila Dan
Kebinekaan. Prosiding Semnas Universitas Mahasaraswati Denpasar Vol. 1 No.
1
[16] Soemantri, Sri. 2006. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung:
Penerbit Alumni
[17] Sumarsono, dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
[18] Tim Penyusun. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
xxxiii
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia
[19] Wahab, A. Azis dan Sapriya. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta
[20] Widisuseno, Iriyanto. 2013. Ketahanan Nasional Dalam Pendekatan
Multikulturalisme. Humanika Vol. 18 No. 2
[21] Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Bumi aksara
[22] Yasin, Johan. 2009. Hak Azasi Manusia dan Hak Serta Kewajiban Warga
Negara Dalam Hukum Positif Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum Vol. 11 No. 2
[23] Zulfikar, Muhamad Fikri dan Dinie Anggraeni Dewi. 2021. Pentingnya
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Jurnal
PEKAN Vol. 6 No.1 ISSN: 2540 - 8038
xxxiv