Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen :

Sri Rejeki S.Kom, M.M

Disusun oleh :

Ananda Setyawati (202010225243)


Fikki Arsyi Nur Fadilah (2020100225026)
Hendrik Hidayatullah ( 202010225133)
Muhammad Assegaf Raja Kusumah (2020102251

KELAS TF3B

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BHAYANGKARA

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang telah pmemberikan penyusun kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah“PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”,. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang pendidikan


kewarganegaraan yang diperlukan dalam suatu harapan dapat menambah wawasan
pembaca khususnya mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Pendidikan kewarganegaraan”.
Dalam proses pendalaman materi ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen
Pendidikan kewarganegaraan yaitu Bu Sri Rejeki dan rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung penyusun. penyusun sadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kekurangan, maka dari itu penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun.

Demikian makalah ini penyusun buat semoga bermanfaat.

Bekasi, 26 September 2021

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5


2.1 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan di Tingkat Perguruan Tinggi .. 5
2.1.1 Landasan Hukum ........................................................................................................ 5
2.1.2 Landasan Ideal............................................................................................................. 6
2.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ..................................................................................... 7
2.2.1 Menurut Pendapat Ahli ............................................................................................ 7
2.3 Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Berbagai Masalah di
Indonesia .............................................................................................................................................. 9
2.4 Kelebihan dan kekurangan ........................................................................................................ 10
2.4.1 Kelebihan .................................................................................................................... 10
2.4.2 Kekurangan................................................................................................................ 12

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................13


3.1 Simpulan ...................................................................................................... 13

3.2 Saran ............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dari tingkat Sekolah
Dasar, menengah, hingga Perguruan Tinggi. Hal ini dimaksudkan agar dapat memupuk karakter siswa
untuk memiliki rasa nasionalisme, juga membentuk karakter sosial dan karakter bangsa sejak
dini. Karakter Bangsa adalah perilaku yang diharapkan yang dimiliki oleh warga Negara sebagai
cerminan dari Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan pondasi atau modal utama bagi seluruh bangsa
Indonesia untuk dapat mempelajari, memahami, dan mencintai setiap aspek dari Indonesia sendiri.
Mahasiswa sebagai sebagai bagian dari Pendidikan tingkat tinggi di Indonesia juga turut melaksanakan
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, karena mahasiswa merupakan bibit untuk
mempertanggung jawabkan Indonesia kedepannya. Karena itulah diperlukan pendidikan moral dan
akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh
seiring dengan waktu dan mengalami proses pembebenahan, pembekalan, penentuan dan akhirnya
pemutusan prinsip diri. Di masa yang akan datang diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat
mendukung kokohnya pendirian suatu Negara dan mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga
Negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan
kewajiban dalam bela Negara demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan Negara.

Rumusan Masalah
1. Apa yang mendasari pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi mahasiswa?
2. Apa tujuan diadakannya Pendidikan Kewarganegaraan?
3. Bagaimana pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap berbagai masalah yang terjadi
di Indonesia saat ini?

Tujuan
1. Mengetahui hal-hal yang mendasari pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi
Mahasiswa
2. Mengetahui apa tujuan dari pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
3. Mengetahui pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap berbagai masalah yang terjadi
di Indonesia saat ini

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan di Tingkat Perguruan Tinggi

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah media untuk meningkatkan rasa kesadaran


berbangsa dan bernegara, meningkatkan keyakinan dan ketangguhan Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara Indonesia. Dalam pelaksanaannya, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dua hal
sebagai landasannya, yaitu Landasan Hukum dan Landasan Ideal.
2.1.1 Landasan Hukum

Undang-Undang Dasar 1945


Pembukaan UUD 1945
Pembukaan alinea kedua tentang cita-cita mengisi kemerdekaan dan alinea keempat khusus tentang
tujuan negara, yaitu keamanan dan kesejahteraan.
a. Pasal 27 (3) (II)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
b. Pasal 30 ayat (1) (II)
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
c. Pasal 31 ayat (1) (IV)
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
d. Pasal 28 A-J tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982
Undang-undang No. 20/1982 adalah tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan
Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara 1982 No. 51, TLN 3234).
Pasal 18 Hak dan Kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela
negara diselenggarakan melalui pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bagian tidak
terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional.

2. Pasal 19 ayat (2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan
dilaksanakan secara bertahap, yaitu:

5
1). Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan dalam gerakan Pramuka.
2). Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan pada tingkat Pendidikan Tinggi.
3). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, serta Nomor 45/U/2002 tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi atau kelompok program studi.
3). Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43 Tahun 2006
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 43/DIKTI/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
2.1.2 Landasan Ideal

Landasan ideal Pendidikan Kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa dikembangkannya


Kewarganegaraan adalah Pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat menjiwai semua konsep ajaran
Kewarganegaraan dan juga menjiwai konsep ketatanegaraan Indonesia. Dalam sistematikanya
dibedakan menjadi tiga hal, yaitu: Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa dan Pancasila sebagai ideologi negara. Ketiga hal itu dapat dibedakan, namun tidak dapat
dipisahkan.
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar pemikiran tindakan negara dan menjadi sumber
hukum positif di Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara pola pelaksanaannya dipancarkan dalam
empat pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan dalam pasal-pasal
UUD1945 sebagai strategi pelaksanaan Pancasila sebagai dasar negara.
Pembukaan UUD 1945 pokok pikiran pertama yaitu pokok pikiran persatuan yang berfungsi sebagai
dasar negara, merupakan landasan dirumuskannya wawasan nusantara sebagai bagian dari geopolitik.
Pokok pikiran kedua yaitu pokok pikiran keadilan sosial yang berfungsi sebagai tujuan negara
merupakan tujuan wawasan nusantara sekaligus tujuan geopolitik Indonesia. Tujuan negara
dijabarkan langsung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu tujuan berhubungan dengan
segi keamanan dan kesejahteraan dan ketertiban dunia. Geopilitik Indonesia pada dasarnya adalah
sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

6
Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang diyakini
kebenarannya. Perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila terkandung juga dalam konsep geopolitik
Indonesia demi terwujudnya ketahanan nasional sebagai geostrategi Indonesia sehingga ketahanan
nasional ini disusun dan dikembangkan berdasarkan geopolitik Indonesia. Perwujudan nilai-nilai
Pancasila mencakup lima bidang kehidupan nasional yaitu bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan hankam yang disingkat dengan Ipoleksosbud Hankam. Ipoleksosbud Hankam menjadi
dasar pemikiran ketahanan nasional.
Dari lima bidang kehidupan nasional, bidang ideologi merupakan landasan dasar. Ideologi itu berupa
Pancasila sebagai pandangan hidup yang menjiwai empat bidang lainnya. Dasar pemikiran ketahanan
nasional di samping lima bidang kehidupan nasional tersebut yang merupakan aspek sosial pancagatra
didukung pula adanya dasar pemikiran aspek alamiah trigatra yang merupakan geostrategi Indonesia.
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kesatuan konsep-konsep dasar yang memberikan arah
dan tujuan dalam mencapai cita-cita bangsa dan negara. Cita-cita bangsa dan negara berlandaskan
Pancasila dipancarkan dalam alinea kedua Pembukaan UUD 1945 merupakan cita-cita untuk mengisi
kemerdekaan, yaitu: bersatu, berdaulat adil dan makmur.

2.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


2.2.1 Menurut pendapat Ahli

1. Branson (1997:7)
Tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan
politik dan masyarakat baik tingkat lokal, negara bagian, maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn
dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:
a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

7
2. Djahiri (1994/1995:10)

*)Secara umum.
Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu
“Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur,
memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
*)Secara khusus.
Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang
terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab,
perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi
melalui musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan
sosial seluruh rakyat Indonesia.
Sapriya (2001)
Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat
kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga
negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu
pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang
efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau
watak-watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam proses politik
dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Somantri (2001:279)
Warga negara yang patriotik, toleran, setia, terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis.
Pancasila sejati.
Tujuan umum pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini adalah, agar dapat menciptakan
generasi-generasi yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, cinta bangsa dan tanah air, cerdas,
berkarakter, yang dapat memajukan NKRI, dan dapat berpikir dan bertindak sesuai dengan Pancasila
dan UUD 1945.

8
2.3 Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Berbagai Masalah di Indonesia

Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya merupakan sebuah teori yang dipelajari dari tingkat Sekolah
Dasar hingga ke Perguruan Tinggi saja, melainkan diperlukan pengamalannya pada kehidupan sehari-
hari dalam bermasyarakat dan berbangsa. Banyaknya masalah yang terjadi di Indonesia sedikit banyak
berpengaruh terhadap pemahaman seseorang pada Pendidikan Kewarganegaraan yang telah
dipelajari. Berikut beberapa masalah yang seringkali terjadi di Indonesia :

Kasus Sara yang Merajalela


Indonesia adalah negara dengan suku bangsa, agama, dan budaya yang beragam. Dilingkungan
tempat tinggal kita, mungkit telah memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan-perbadaan
tersebut. Tapi, dibeberapa tempat masih banyak yang tidak dapat menerima adanya perbedaan dan
melakukan diskriminasi terhadap kaum minoritas. Sebut saja beberapa masalah yang terjadi
belakangan ini terkait sara seperti, penolakan pemimpin yang memiliki agama yang berbeda dengan
mayoritas penduduknya, pembakaran tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, saling ejek
agama dimedia sosial, dan masih banyak lagi. Kita sebagai bangsa Indonesia harusnya dpat menyadari
persamaan latar belakang, tujuan, dan nasib. Sehingga dapat tercipta rasa persatuan yang kuat.
Korupsi
Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dimata dunia
karena tingginya tingkat korupsi yang terjadi. Korupsi tidak hanya dilakukan oleh pejabat kelas atas
didaerah pusat saja, tapi juga oleh pejabat didaerah kecil. Hal ini menyebabkan kerugian negara yang
amat besar yang menyengsarakan rakyat dan menimbulkan berbagai masalah sosial seperti
kemiskinan, kesenjangan sosial, kualitas pendidikan yang rendah, tingkat kriminalitas yang tinggi,
pengangguran, dan banyaknya daerah tertinggal yang tidak mendapat fasilitas yang layak.
Sebenarnya, negara kita memiliki dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya, tetapi karena
ulah para koruptor, uang negara menjadi terbuang sia-sia dan menyengsarakan penduduk. Namun,
penanganan terhadap para koruptor di Indonesia kurang tegas. Jika kita melihat tindakan yang diambil
negara Arab Saudi yang memberlakukan potong tangan, ataupun negara Tiongkok yang menghukum
mati para Koruptor di negaranya, di Indonesia tidak dapat diberlakukan hal yang demikian
dikarenakan adanya HAM. Namun, apakah mencuri uang rakyat bukan merupakan pelanggaran HAM?
Penegakan Hukum yang Lemah
Indonesia merupakan negara hukum. Namun, seperti kasus yang sudah-sudah, kebanyakan dari
mereka yang dihukum adalah rakyat kecil. Ini dikarenakan hukum di Indonesia yang tidak adil, yang
lancip terhadap rakyat kecil, tumpul kepada masyarakat kelas atas. Hukum seringkali disalahgunakan

9
oleh para praktisi hukum yang dapat disuap, sehingga rakyat kecil yang tidak mempunyai uang, tidak
dapat berbuat apa-apa, dan pasrah untuk dihukum bersalah.
Pengelolaan Sumber Daya yang Buruk
Indonesia dengan segala kekayaan alamnya mulai dari daratan hingga lautan, merupakan negara yang
sangat potensial dan memiliki kekayaan yang tak terhingga. Karena itulah, banyak dari negara asing
yang melirik Indonesia, dan mulai melakukan eksploitasi terhadap alam Indonesia. Sayangnya, banyak
dari kita sebagai masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, yang kurang menyadari bahkan
cenderung mengabaikan hal ini.
Tidak hanya sumber daya alamnya saja, dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, seharusnya
Indonesia tak perlu lagi memikirkan masalah Sumber daya manusia lagi untuk mengelola negara. Akan
tetapi, sebagian besar perusahaan justru mempekerjakan tenaga kerja asing, yang menyebabkan
tingginya angka pengangguran di Indonesia.
Beberapa contoh masalah yang terjadi di Indonesia seperti diatas, akhirnya menjadi masalah yang
berelanjutan dan tidak kunjung usai. Solusinya, generasi muda di Indonesia haru mengamalkan setiap
pembelajaran yang didapat dari Pendidikan Kewarganegaraan, pengamalan terhadap sila-sila
pancasila merupakan salah satu pemecahan paling tepat terhadap masalah-masaalh diatas. Semua
tergantung dari pribadi masyarakat Indonesia sendiri. Apakah mau stuck dalam keadaan Indonesia
yang seperti sekarang, atau mau berubah ke arah.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan


2.4.1 KELEBIHAN
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki arti sebagai wahana pendidikan karakter yang dibangun untuk
membina dan mengembangkan warga negara yang cerdas dan baik dalam jalur pendidikan formal,
informal, dan nonformal yang sudah menjadi bagian tujuan dari pendidikan nasional di Indonesia.
Harmanto (2013, p. 231)) memaparkan bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan yang
sangat penting dalam menumbuh kembangkan pola pikir, sikap dan perilaku rukun, damai serta
toleran tanpa meninggalkan kebhinekaan yang memang sudah menjadi given-nya bangsa Indonesia”.
Pengembangan pola pikir, sikap dan perilaku rukun, damai, serta toleransi akan menjadi antitesis
terhadap segala bentuk konflik dan kekerasan. Apabila Pendidikan Kewarganegaraan di era sekarang
mampu menjalankan peranan tersebut, maka Pendidikan Kewarganegaraan adalah satu-satunya
mata pelajaran atau mata kuliah yang dapat mencapai tujuan nasional.
Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun peradaban di Indonesia khususnya membangun
karakter bangsa memiliki tujuan yang beragam demi tercapainya tujuan nasional, sehingga tidak
dipungkiri Pendidikan Kewarganegaraan adalah pembelajaran yang wajib diberikan di setiap jenjang

10
pendidikan, baik sekolah dasar, menengah maupun di perguruan tinggi. Ubedillah dan Rozak (2013)
mengungkapkan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana pembangunan karakter bangsa
memiliki tujuan antara lain sebagai berikut :

1. Membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan bertanggung jawab dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis, dan demokratis, namun tetap
memiliki komitmen menjaga persatuan dan integritas bangsa
3. Mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, yaitu kebebasan, persamaan, toleransi, dan
tanggung jawab.

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran dan posisi yang penting dalam membangun karakter
bangsa, sehingga Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencapai
tujuan nasional khususnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada dasarnya peran untuk membangun
karakter bangsa tidak hanya tugas pendidikan kewarganegaraan saja, namun juga tugas mata
pelajaran atau mata kuliah yang lain, tetapi Pendidikan.
kewarganegaraan memiliki beban moral yang paling besar karena pendidikan kewarganegaraan
merupakan pendidikan moral bangsa.
Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun warga negara yang baik mengembangkan tiga
kompetensi yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan
(civic skills) dan karakter (civic disposition). Syarat utama untuk menjadi warga negara yang baik harus
memiliki pengetahuan, keterampilan dan karakter yang berdasarkan Pancasila. Apabila ketiga
kompetensi dimiliki oleh setiap warga negara, maka secara langsung maupun tidak langsung warga
tersebut adalah individu yang berkompeten, berkomitmen, dan memiliki kepercayaan diri.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat membangun karakter peserta didik dengan baik dan maksimal,
apabila Pendidikan Kewarganegaraan dalam implementasinya bersendikan empat pilar yang tertuang
di dalam laporan Komisi Internasional untuk UNESCO (Komalasari, 2008, p. 744) tentang pendidikan
untuk abad XXI, yaitu :
1. Learning to know (belajar untuk mengetahui), yakni memperolah instrumen-instrumen pengertian.
2. Learning to do (belajar untuk berbuat), yaitu mampu bertindak secara kreatif di lingkungannya.
3. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama), yaitu berperan serta dan bekerja sama
dengan orang lain dalam semua kegiatan manusia.
4. Learning to be (belajar untuk menjadi seorang), yaitu mampu mengembangkan kepribadiannya
lebih baik dan bertindak dengan otonomi, keputusan dan tanggung jawab pribadi yang lebih besar.

11
Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya mampu untuk mengimplementasikan empat pilar
tersebut dengan baik, namun selama ini memiliki beberapa kendala sehingga tujuan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan belum bisa dicapai dengan maksimal. Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki peranan yang sangat besar dalam menghadapi permasalahan di Indonesia khususnya di
dunia pendidikan. Budimansyah (2010, p. 143) mengungkapkan bahwa peran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam menghadapi permasalahan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai program kurikuler di lembaga pendidikan formal
(sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal (luar sekolah), yang berperan sebagai wahana
pemuliaan dan pemberdayaan anak dan pemuda sesuai dengan potensinya agar menjadi warga
negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen).
2. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai gerakan sosio-kultural kewarganegaraan yang berperan
sebagai wahana aktualisasi diri warga negara baik secara perorangan maupun kelompok sesuai
dengan hak, kewajiban, dan konteks sosial budaya, melalui partisipasi aktif secara tegas dan
bertanggung jawab.
3. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai program pendidikan politik kebangsaan bagi para
penyelenggara negara, anggota dan pimpinan organisasi sosial dan organisasi politik yang dikemas
dalam berbagai bentuk pembinaan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), kecakapan
kewarganegaraan (civic skills), dan kebajikan kewarganegaraan (civic disposition) yang mengacu pada
prinsip konseptual-pedagogis untuk mengembangkan daya nalar (state of mind), bukan wahana
indoktrinasi politik, sebagai suatu proses pencerdasan.

2.4.2 Kekurangan
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran yang sentral dalam membangun kualitas pendidikan di
Indonesia, meskipun selama ini memiliki kendala dalam proses implementasi. Kendala yang dialami
pendidikan kewarganegaraan selama ini
adalah pertama, pemerataan guru atau pendidik di setiap daerah, karena di daerah pinggiran seperti
Kalimantan Utara, Papua dan daerah lain masih kekurangan guru. Kedua, kualitas guru atau pendidik
yang belum memiliki 4 kompetensi (profesional, pedagogik, sosial, dan kepribadian), metode
pembelajaran yang kurang kreatif (selalu menggunakan metode ceramah). Apabila kendala tersebut
dapat diantisipasi, maka pendidikan di Indonesia dapat membangun sumber daya manusia para
pemuda atau peserta didik, sehingga dunia akan mengakui bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang besar bukan karena sumber daya alamnya, melainkan karena sumber daya manusianya.

12
Kendala yang dialami Pendidikan Kewarganegaraan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya
yaitu masih mengedepankan aspek kognitif, sehingga tujuan untuk menciptakan peserta didik yang
kritis dan bertanggung jawab masih belum terealisasi. Berdasarkan pengamatan penulis ketika
mengajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan, peserta didik
beranggapan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah pembelajaran yang membosankan karena
selalu mengedepankan teori dan tidak aplikatif. Bahkan sebagian besar peserta didik beranggapan
bahwa mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata kulian formalitas dan hanya sebagai
syarat untuk kelulusan saja, sehingga anggapan tersebut memunculkan suatu kesimpulan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan di mata peserta didik adalah mata pelajaran dan mata kuliah yang tidak
penting. Hal ini menjadi pukulan besar bagi guru atau dosen Pendidikan Kewarganegaraan karena
mata pelajaran dan mata kuliah yang diampu dianggap tidak penting dan hanya sebagai syarat
kelulusan saja.
Fenomena tersebut pada dasarnya menjadi evaluasi bagi pemerintah dan guru maupun dosen yang
mengampu mata pelajaran dan mata kuliah tersebut. Kendala ini dapat diantisipasi apabila para
pendidik memiliki kesadaran untuk selalu meningkatkan kualitas dalam mengajar dan bersikap
sehingga tujuan pendidikan untuk membangun peserta didik menjadi warga negara yang baik dapat
tercapai.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Tujuan diadakannya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak lain karena ingin
menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Hal ini jelas
seperti yang disebutkan dalam landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Kita tentu tidak ingin
masalah-masalah di Indonesia yang berhubungan dengan Pendidikan Kewarganegaraan ini
kembali terjadi di masa depan. Pastinya kita berharap Indonesia menjadi lebih baik nantinya.
Tidak ada lagi masalah sosial seperti kemiskinan dan kualitas pendidikan yang rendah, banyaknya
kasus sara, korupsi yang merajalela, dan daerah-daerah yang semakin tertinggal dan diabaikan
oleh pemerintah pusat. Jadi, butuh partisipasi dari masyarakat khususnya mahasiswa sebagai
bagian dari pendidikan tinggi negeri ini untuk dapat mengamalkan pembelajaran yang dipelajari
dari Pendidikan Kewarganegaraan.

13
3.2 Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih mengefisienkan
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan ini. Pendidikan Kewarganegaraan dinilai masih
kurang, dengan pembelajaran yang hanya diadakan satu kali dalam seminggu. Sebaiknya
pembelajaran ebih diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi dalam
pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan, harus dapat memahami dan mempraktekan dalam
kehidupan sehari-hari bukan hanya menjadi sebatas teori didalam kelas saja. Kita sebagai
masyarakat juga harus mendukung setiap upaya dari pemerintah dalam mengatasi setiap
permasalahan di negeri ini. Sehingga dapat tercipta Indonesia yang lebih baik kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/agusprasetyo/landasan-tujuan-visi-misi-dan-kompetensi-
penyelenggaraan-pendidikan-kewarganegaraan-di-perguruan-
tinggi_550ad6e4813311490eb1e69a

http://hanifanrazikah.blogspot.co.id/2016/05/pancasila-solusi-dari-10-
permasalahan.html

http://anisandriyani.blogspot.co.id/2015/03/makalahpendidikan-kewarganegaraan.html

http://veraryanty.blogspot.co.id/2015/04/landasan-hukum-dan-tujuan-pendidikan.html

http://www.gudangmateri.com/2011/05/tujuan-pendidikan-kewarganegaraan.html

http://kumpulanblogmahasiswa.blogspot.co.id/2014/11/tugas-makalah-pendidikan-
kewarganegaraan.html

https://irfanramadhan4.wordpress.com/2011/03/01/pengertian-dan-tujuan-pendidikan-
kewarganegaraan-pegertian/

15

Anda mungkin juga menyukai