Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN


KEMAMPUAN UTUH SARJANA ATAU PROFESIONAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

1. ELSA ELVIRA KOLATLENA


2. NAIMA RENWARIN
3. SUNDUSIA RENWARIN
4. ORSILA ELISABET HIWY

TINGKAT : II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
kasih dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN UTUH SARJANA ATAU PROFESIONAL”Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga Makalah Essensi Dan
Urgensi Pendidikan kewarganegaraan Untuk Masa Depan ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Tual, 12 September 2020

Penulis

DAFTAR ISI

i
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan............................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3

2.1 Konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa.................................................................................. 3

2.2 Alasan mengapa diperlukan pendidikan kewarganegaraan........................................... 3

2.3 Menggali sumber historis, sosiologias, dan politik tentang pendidikan

kewarganegaraan di Indonesia..................................................................................... 5

2.4 Argumen tentang dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaraan.................... 9

2.5 Essensi dan urgensi pendidikan kewarganegaraan untuk masa depan.......................... 10

2.6 Konsep warga negara yang bangga dan cinta tanah air,

memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa................ 10

BAB III PENUTUP............................................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 16

3.2 Saran.............................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... iv

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan kewarganegaraan adalah salah satu mata kuliah yang masuk dalam mata kuliah dasar
umum (MKDU) tingkat perguruan tinggi di indonesia. Tujuan disampaikan mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan pada akhirnya adalah menumbuhkan sikap mental peserta didik yang cerdas dan
tanggung jawab. Disertai perilaku beriman dan bertakwa, berbudi pekerti luhur,  disiplin dalam
bermasyarakat, rasional, dinamis, sadar akan hak-kewajiban warga negara, profesional, dan aktif
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan bangsa dan negara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa ?

2. Apa Alasan mengapa diperlukan pendidikan kewarganegaraan

3. Bagaimana Sumber historis, sosiologias, dan politik tentang pendidikan kewarganegaraan


di Indonesia.

4. Bagaimana Argumen tentang dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaraan

5. Bagaimana Essensi dan urgensi pendidikan kewarganegaraan untuk masa depan

6. Bagaimana Konsep warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa
2. Untuk mengetahui Alasan mengapa diperlukan pendidikan kewarganegaraan
3. Untuk mengetahui Sumber historis, sosiologias, dan politik tentang pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia

1
4. Untuk mengetahui Argumen tentang dinamika dan tantangan pendidikan
kewarganegaraan
5. Untuk mengetahui Essensi dan urgensi pendidikan kewarganegaraan untuk masa depan
6. Untuk mengetahui Konsep warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam mencerdaskan Kehidupan


Bangsa.
Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi, program sarjana merupakan jajang pendidikan akademik bagi lulusan pendidikan
menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui penalaran ilmiah. Lulusan program sarjana ini diharapkan dapat menjadi intelektual atau
ilmuwan yang berbudaya, dapat menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri
menjadi profesional.
Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dikemukakan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dapat menjadi penghasilan,
keahlian, kemahiran, kecakapan, mempunyai norma dan memperoleh pendidikan profesi. Perlu
diketahui apapun kedudukannya, sarjana atau profesional, bila memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan, maka orang tersebut berstatus warga negara.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 37 ada 2 ayat, yaitu:
 Huruf B yang menyatakan bahwa kurikulum 8 pendidikan dasar dan menengah wajid
memuat pendidikan kewarganegaraan.
 Huruf B menyatakan pendidikan kewarganegaraan wajib di Pendidikan Tinggi.
Karena dinyatakannya bahwa pendidikan kewarganegaraan ini adalah pendidikan yang
mencakup tentang Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, negara kesatuan RI dan Bhinneka
Tunggal Ika supaya dapat membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa
kebangsaan dalam dirinya dan cinta terhadap tanah air.
2.2 Alasan mengapa diperlukan pendidikan kewarganegaraan
Sesungguhnya mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya menjadi hal yang
lebih utama di banding dengan pendidikan yang lainnya. Pendidikan Kewarganegaraanlah yang
mengajarkan bagaimana seseorang menjadi warga negara yang lebih bertanggung jawab. Karena
kewarganegaraan itu tidak dapat diwariskan begitu saja melainkan harus dipelajari dan di alami
oleh masing-masing orang. Apalagi negara kita sedang menuju menjadi negara yang demokratis,
maka secara tidak langsung warga negaranya harus lebih aktif dan partisipatif.

3
Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa harus memepelajarinya, agar kita bisa menjadi
garda terdepan dalam melindungi negara. Pendidikan Kewarganegaraan juga mengajarkan
bagaimana warga negara itu tidak hanya tunduk dan patuh terhadap negara, tetapi juga
mengajarkan bagaimana sesungguhnya warga negara itu harus toleran dan mandiri. Pendidikan
ini membuat setiap generasi baru memiliki ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan juga
pengembangan karakter publik. Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas
juga tercakup dalam Pendidikan Kewarganegaraan.

Meskipun pengembangan tersebut bisa dipelajari tanpa menempuh Pendidikan


Kewarganegaran, akan lebih baik lagi jika Pendidikan ini dimanfaatkan untuk pengambangan
diri seluas-luasnya.melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga negara Republik Indonesia
diharapkan mamputi memahami, menganalisa, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi
oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan dengan cita-cita
dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan dalam perjuangan non fisik, harus
tetap memegang teguh nilai-nilai ini disemua aspek kehidupan, khususnya untuk memerangi
keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial,korupsi, kolusi, dan nepotisme, menguasai
IPTEK, meningkatkan kualitas sumber dayamanusia agar memiliki daya saing, memelihara serta
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan berpikir obyektif rasional serta mandiri

Pendidikan kewarganegaraan sangat penting karena mempunyai tujuan untuk


mewujudkan warga negara akan sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan
dan kepekaan, mengembangkan jati diri dan moral bangsa. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik
kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri danmoral bangsa dalam perikehidupan
bangsa.Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang di mana pada masanya nanti bibit ini akan
melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan pendidikan moral dan akademis yang
akan menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan
waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan akhirnya pemutusan
prinsip diri. Negara, masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat
mendukung kokohnya pendirian suatu negara.

Negara yang akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat,
membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Segara
4
didorong untuk menggugah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa
turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya,
bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya ,kepercayaaan, moral dan
lain-lain. Segara harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan
keinginan untuk melindungi serta mempertahankan Segara kita.

Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana tepat untuk memberikan gambaran


secara langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada
mahasiswa.Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. & alam konteks indonesia,
pendidikankewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap
menghargaikeragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu mengajarkan
nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional. Seperti yang pernah diungkapkan
salah satu rektor sebuah universitas, tanpa pendidikan kewarganegaraan yang tepat akan lahir
masyarakat egois. Tanpa penanaman nilai-nilai kewarganegaraan, keragaman yang ada akan
menjadi penjara dan neraka dalam artian menjadi sumber konflik. Pendidikan, lewat
kurikulumnya, berperan penting dan itu terkait dengan strategi kebudayaan.

2.3 Menggali sumber histroris, sosiologi dan politik tentang pendidikan kewarganegaraan
di Indonesia.
Untuk memahami pendidikan kewarganegaraan di Indonesia, pengkajian dapat dilakukan secara
historis, sosiologis, dan politis

 Secara Historis

Pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah dimulai jauh sebelum Indonesia
diproklamasikan sebagai negara merdeka. Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia.pada saat
permulaan atau awal kemerdekaan lebih banyak dilakukan pada tataran sosial kultural dan
dilakukan oleh para pemimpin Negara bangsa. Dalam pidato-pidatonya, para pemimpin
mengajak seluruh rakyat untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia. Seluruh pemimpin
bangsa membakar semangat rakyat untuk mengusir penjajah yang hendak kembali menguasai
dan menduduki Indonesia yang telah dinyatakan merdeka. Atau dengan kata lain, bahwaPresiden
Soekarno dahulu kala pernah berkata bahwa "Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah." Hal
tersebut kemudian memiliki sebuah makna dimana dalam setiap sejarah terdapat berbagai

5
macam fungsi yang dimana penting dan akan sangatlah berguna dalam rangka untuk membangun
sebuah kehidupan karena dengan sejarah maka kita akan belajar untuk tidak mengulangi hal
yang sama dikemudian hari.

Dalam konteks tersebut maka sebuah sejarah akan berguna untuk membangun kehidupan
pada sebuah bangsa untuk dapat melihat jalan yang dimana lebih bijaksana di masa depan.
Kemudian, sebuah sejarah juga menjadi sebuah guru pada kehidupan. Dalam pendidikan
kewarganegaraan kemudian diharapkan mahasiswa akan mendapatkan berbagai macam inspirasi
yang dimana dapat digunakan untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan untuk melakukan
pembangunan bangsa yang dimana sesuai dengan apa yang mereka sukai dengan menghindari
berbagai macam perilaku yang bernuansa untuk tidak mengulangi kembali kesalahan sejarah.

 Secara Sosiologis

Pidato-pidato dan ceramah-ceramah yang dilakukan oleh para pejuang, serta kyai-kyai di
pondok pesantren yang mengajak umat berjuang mempertahankan tanah air merupakan
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Dalam dimensi sosial kultural inilah sumber
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Dari aspek sosiologis.Pendidikan kewarganegaraan
dalam dimensi sosiologis sangat diperlukan oleh masyarakat dan akhirnya negara-bangsa untuk
menjaga, memelihara, dan mempertahankan eksistensi negara-bangsa. Upaya pendidikan
kewarganegaraan pasca kemerdekaan tahun 1945 belum dilaksanakan di sekolah-sekolah hingga
terbitnya buku Civics pertama di Indonesia yang berjudul Manusia dan Masjarakat Baru
Indonesia (Civics) yang disusun bersama oleh Mr. Soepardo, Mr. M. Hoetaoeroek,Soeroyo
Warsid, Soemardjo, Chalid Rasjidi, Soekarno, dan Mr. J.C.T. Simorangkir. Pada cetakan kedua,
Menteri Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan, Prijono (1960), dalam sambutannya
menyatakan bahwa setelah keluarnya dekrit Presiden kembali kepada UUD1945 sudah
sewajarnya dilakukan pembaharuan pendidikan nasional. Tim Penulis diberitugas membuat buku
pedoman mengenai kewajiban-kewajiban dan hakhak warga negaraIndonesia dan sebab-sebab
sejarah serta tujuan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut Prijono, buku Manusia
dan Masjarakat Baru Indonesia identik dengan istilah“Staatsburgerkunde” (Jerman), “Civics”
(Inggris), atau “Kewarganegaraan” (Indonesia).Oleh karena itu, Sosiologi kemudian adalah
sebuah ilmu yang dimana mempelajari kehidupan antar manusia. Dalam sebuah ilmu sosisologis
maka kemudian didalamnya sendiri terdapat kajian yang dimana tedapat latar belakang, susunan,
6
dan berbagi pola dari sebuahkehidupan sosial yang dimana terdapat dari berbagai macam
golongan dan juga kelompok yang dimana ada pada masyarakat, kemudian disamping itu pula
terdapat berbagai macam masalah sosial, perubahan, dan juga berbagai pembaharuan yang
dimana terdapat di dalam masayrakat.
Dari pendekatan sosiologis ini kemudian diharapkan untuk dapt melakukansebuah kajian
terhadap struktur sosial, proses sosial, dan berbagai macam perubahan sosialdan berbagai
masalah sosial untuk dapat diselesaikan secara bijaksana dengan menggunakan nilai-nilai
Pancasila.
 Secara Politis

Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah dapat digalidari


dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat diidentifikasi dari pernyataanSomantri
(1972) bahwa pada masa Orde Lama mulai dikenal istilah: (1) Kewarganegaraan(1957); (2)
Civics (1962); dan (3) Pendidikan Kewargaan Negara (1968). Pada masa awalOrde Lama sekitar
tahun 1957, isi mata pelajaran PKn membahas cara pemerolehan dankehilangan
kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas tentang sejarah
Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk
"nation and character building” bangsa Indonesia. Bagaimana sumber politis PKn pada saat
Indonesia memasuki era baru, yang disebut Orde Baru? Pada awal pemerintahan Orde Baru,
Kurikulum sekolah yang berlaku dinamakan Kurikulum 1968. Dalam kurikulum tersebut di
dalamnya tercantum mata pelajaranPendidikan Kewargaan Negara. Dalam mata pelajaran
tersebut materi maupun metode yang bersifat indoktrinatif dihilangkan dan diubah dengan materi
dan metode pembelajaran baruyang dikelompokkan menjadi Kelompok Pembinaan Jiwa
Pancasila.

Dalam Kurikulum 1968 untuk jenjang SMA, mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara
termasuk dalam kelompok pembina Jiwa Pancasila bersama Pendidikan Agama, bahasa
Indonesia dan Pendidikan Olah Raga. Mata pelajaran Kewargaan Negara di SMA berintikan: (1)
Pancasiladan UUD 1945; (2) Ketetapan-ketetapan MPRS 1966 dan selanjutnya; dan (3)
Pengetahuan umum tentang PBB.Dalam Kurikulum 1968, mata pelajaran PKn merupakan mata
pelajaran wajib untuk SMA. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan
korelasi, artinya mata pelajaran PKn dikorelasikan dengan mata pelajaran lain, seperti Sejarah

7
Indonesia, IlmuBumi Indonesia, Hak Asasi Manusia, dan Ekonomi, sehingga mata pelajaran
PendidikanKewargaan Negara menjadi lebih hidup, menantang, dan bermakna. SehinggaSumber
politiskemudian berasal dari fenomena yang dimana terjadi pada kehidupan berbangsa di
Indonesiaitu sendiri yang dimana tujuannya adalah agar kita mampu unutk melakukan formulasi
terhadap berbagai macam saran tentang upaya dan juga sebuah usaha yang dimana
kemudianakan berguna untuk melakukan perwujudan dari kehidupan politik yang dimana ideal
dan juga sesuai dengan nilai PancasilaKurikulum Sekolah tahun l968 akhirnya mengalami
perubahan menjadi KurikulumSekolah Tahun 1975.

Nama mata pelajaran pun berubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila dengan kajian materi
secara khusus yakni menyangkut Pancasila dan UUD 1945 yang dipisahkan dari mata pelajaran
sejarah, ilmu bumi, dan ekonomi. Hal-hal yang menyangkutPancasila dan UUD 1945 berdiri
sendiri dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP), sedangkan gabungan mata pelajaran
Sejarah, Ilmu Bumi dan Ekonomi menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (lPS). Pada
masa pemerintahan Orde Baru, mata pelajaran PMP ditujukan untuk membentuk manusia
Pancasilais.

Tujuan ini bukan hanya tanggung jawab mata pelajaran PMP semata. Sesuai dengan
Ketetapan MPR, Pemerintah telah menyatakan bahwa P4 bertujuan membentuk Manusia
Indonesia Pancasilais. Pada saat itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) telah
mengeluarkan Penjelasan Ringkas tentang Pendidikan Moral Pancasila (Depdikbud, 1982) yang
dapat disimpulkan bahwa: (l) P4 merupakan sumber dan tempat berpijak, baik isimaupun cara
evaluasi mata pelajaran PMP melalui pembakuan kurikulum 1975; (2) melaluiBuku Paket PMP
untuk semua jenjang pendidikan di sekolah maka Buku PedomanPendidikan Kewargaan Negara
yang berjudul Manusia dan Masyarakat Baru lndonesia(Civics) dinyatakan tidak berlaku lagi;
dan (3) bahwa P4 tidak hanya diberlakukan untuk sekolah-sekolah tetapi juga untuk masyarakat
pada umumnya melalui berbagai penataran P4.

Sesuai dengan perkembangan iptek dan tuntutan serta kebutuhan masyarakat, kurikulum
sekolah mengalami perubahan menjadi Kurikulum 1994. Selanjutnya nama mata pelajaran.PMP
pun mengalami perubahan menjadi Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan (PPKn) yang
terutama didasarkan pada ketentuan dalam Undang-UndangRepublik Indonesia No. 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada ayat 2 undang-undang tersebut dikemukakan
8
bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat: (1) Pendidikan
Pancasila; (2) Pendidikan Agama; dan (3)Pendidikan Kewarganegaraan.

Pasca Orde Baru sampai saat ini, nama mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kembali
mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapatdiidentifikasi dari dokumen mata pelajaran PKn
(2006) menjadi mata pelajaran PPKn (2013).Sumber politis kemudian berasal dari fenomena
yang dimana terjadi pada kehidupan berbangsa di Indonesia itu sendiri yang dimana tujuannya
adalah agar kita mampu unutk melakukan formulasi terhadap berbagai macam saran tentang
upaya dan juga sebuah usahayang dimana kemudian akan berguna untuk melakukan perwujudan
dari kehidupan politik yang dimana ideal dan juga sesuai dengan nilai Pancasila.

2.4 Argumen tentang dinamika dan tantangaan pendidikan kewarganegaraan


Era globalisasi yang ditandai oleh perkembangan yang begitu cepat dalam bidang teknologi
informasi mengakibatkan perubahan dalam semua tatanan kehidupan termasuk perilaku warga
negara, utamanya peserta didik. Kecenderungan perilaku warga negara ada dua, yakni perilaku
positif dan negatif. PKn perlu mendorong warga negara agar mampu memanfaatkan pengaruh
positif perkembangan iptek untuk membangun negara-bangsa. Sebaliknya PKn perlu melakukan
intervensi terhadap perilaku negatif warga negara yang cenderung negatif.
Oleh karena itu, kurikulum PKn termasuk materi, metode, dan sistem evaluasinya harus
selalu disesuaikan dengan perkembangan IPTEK.
2.5 Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa Depan
Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013) bangsa
Indonesia akan mendapat bonus demografi (demographic bonus) sebagai modal Indonesia pada
tahun 2045 Dan pada tahun 2030- 2045, indonesia akan mempunyai usia produktif (15-64 tahun)
yang berlimpah. Inilah yang dimaksud bonus demografi. Bonus demografi ini adalah peluang
yang harus ditangkap dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan untuk mewujudkannya. Usia
produktif akan mampu berproduksi secara optimal apabila dipersiapkan dengan baik dan benar,
tentunya cara yang paling strategis adalah melalui pendidikan, termasuk pendidikan
kewarganegaraan.
2.6 Konsep warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta
rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa
 Cinta Tanah Air

9
Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa
menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat dimana ia
tinggal. Yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah
airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang
ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan. Cinta Tanah
Air merupakan pengalaman dan wujud dari sila Persatuan Indonesia yang dapat diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah dan masyarakat.

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, syarat-
syarat pembelaan negara diatur dalam Undang - Undang. Kesadaran cinta tanah air itu pada
hakikatnya berbakti kepada negara dan kesediaan berkorban membela negara.Salah satu cara
untuk menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air adalah dengan menumbuhkan rasa bangga
terhadap tanah airnya melalui proses pendidikan.

Rasa bangga terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan dan
dengan membagi dan berbagi nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh karena itu,
pendidikan berbasis nilai-nilai budaya dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif untuk
menumbuhkembangkan rasa bangga yang akan melandasi munculnya rasa cinta tanah air.

 Wujud cinta tanah air

Rasa cinta tanah air bisa diwujudkan dengan berbagai macam cara. antara lain adalah:

a. Sebagai pelajar kita harus bertanggung jawab. Dengan belajar sungguh – sungguh dan
tekun.

b. Mencintai produk-produk dalam negeri. Karena sekarang ini banyak sekali produk asing.
Untuk itu sebagai warga negara yang cinta tanah air tetap mencintai produk dalam negeri.

c. Bangga sebagai bangsa Indonesia. Kebanggaan itu antara lain diwujudkan dengan
menggunakan bahasa Indonesia, mencintai dan mempertahankan budaya Indonesia.

d. Upacara setiap hari senin dan hari – hari besar Negara.

Mengenang kembali jasa pahlawan kemerdekaan dan melakukan intropeksi pada diri kita
mengenai kontribusi yang diberikan untuk mengisi kemerdekaan, merupakan cara yang dapat
10
kita lakukan sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai rasa cinta Tanah Air dalam memaknai
kemerdekaan. Mengenang jasa pejuang kemerdekaan bukan hanya mengetahui sejarah
perjuangan mereka. Kita harus bisa menjadikan perjuangan mereka sebagai motivasi untuk
berjuang memberikan sesuatu yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Cara memaknai kemerdekaan
Indonesia yang diraih dengan susah payah oleh pahlawan kemerdekaan dengan membuktikan
rasa cinta Tanah Air kita, yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan negara, mencintai
produk dalam negeri, dan belajar dengan tekun.

 Nasionalisme

Kata nasional tidak terlepas dari kata nasionalisme yang berhubungan dengan jati diri
bangsa. Nasionalisme adalah sebuah situasi kejiwaan, yaitu kesetiaan secara total diabdikan
langsung kepada negara. Semangat nasionalisme sering dihadapkan secara efektif oleh para
tokohnya sebagai sarana untuk melakukan perlawanan terhadap bentuk tekanan atau penindasan
dan alat identifikasi untuk mengetahui siapa kawan siapa lawan.Arti lain dari Nasionalisme
adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam
bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok
manusia. Menurut Ernest Gellner (1983) nasionalisme adalah prinsip politik, yang berarti bahwa
satuan nation harus sejalan dengan satuan politik. Dan selama ini menunjukkan identitasnya pada
derajat integrasi tertentu.Nasionalisme pada hakekatnya adalah untuk kepentingan dan
kesejahteraan bersama, karena nasonalisme menentang segala bentuk penindasan terhadap pihak
lain, baik itu orang per orang, kelompok-kelompok dalam masyarakat, maupun suatu bangsa.
Nasionalisme tidak membeda-bedakan baik suku, agama, maupun ras. Hal-hal yang mendorong
munculnya faham nasionalisme , antara lain:

a. Adanya campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam wilayahnya.

b. Adanya keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan
absolut, agar manusia mendapatkan hak – haknya secara wajar sebagai warga negara.

c. Adanya ikatan rasa senasib dan seperjuangan.

d. Bertempat tinggal dalam suatu wilayah.

 Elemen-elemen nasionalisme yang paling penting adalah:


11
a. Suatu proses pembentukan, atau pertumbuhan bangsa-bangsa.

b. Suatu sentimen atau kesadaran memiliki bangsa bersangkutan.

c. Suatu bahasa dan simbolisme bangsa.

d. Suatu gerakan sosial dan politik demi bangsa bersangkutan.

e. Suatu doktrin dan/atau ideologi bangsa, baik yang umum maupun yang khusus.

 Nasionalisme Indonesia

Menurut Saidus Syahar (1977) Nasionalisme Indonesia adalah kesadaran dari orang-orang
dan golongan-golongan manusia Indonesia bahwa mereka adalah satu kesatuan bangsa (nations),
baik karena persan senasib, sejarah, watak, tujuan, wilayah, dan berkehendak hidup bersama
dalam atu negara Republik Indonesia sebagai wadah untuk mewujudkan keadilan, kemakmuran
dan kesejahteraan bersama, berdasarkan kesatuan paham kemasyarakatan, kebangsaan dan
keanekaragaman Pancasila. Proses tumbuhnya rasa kebangsaan diawali dengan pergerakan Budi
Utomo, walaupun sebenarnya secara tidak langsung diperankan oleh Syarikat Dagang Islam.
Dengan berdirinya Budi Utomo dan Syarikat Dagang Islam (Kemudian menjadi Syarikat Islam,
kesadaran nasional dengan semangat menentang kolonialisme Belanda mulai bermunculan
dikalangan pribumi.

Banyak proses yang terjadi sampai Indonesia Merdeka merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dengan ekstitensi jati diri bangsa atau identitas nasional bangsa Indonesia, yang
menurut Ngadilah dkk (2003) merupakan nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol ekspresif
yang diakui dan dianut bersama.

 Identitas Nasional Indonesia

Kata identitas berasal dari bahasa inggris Identity yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati
diri yang melekat pada diri seseorang atau sesuatu yang membedakan dengan yang lain. Dalam
trimonologi antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri pribadi, golongan sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Sedangkan
nasional meupakan bangsa yang adalah identitas dari suatu bangsa.Bagi bangsa Indonesia,
identitas nasional adalah jati diri yang membentuk bangsa Indonesia, seperti suku bangsa,
12
budaya,eilayah, persamaan nasib, ataupun persamaan cara pandang ke depan kehidupan suatu
bangsa.

 Rasa tanggung jawab

Adapun pengertian bertanggung jawab yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu sebagai
berikut.

1. Menurut Abdullah (2010) rasa bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk
menjalankan suatu kewajiban karena adanya dorongan didalam dirinya, biasanya disebut
juga dengan panggilan jiwa.

2. Menurut Agus (2012) rasa tanggung jawab adalah suatu bentuk sikap dan perilaku
seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, negara, dan tuhan.

3. Menurut Magdalena (2011) rasa tanggung jawab adalah suatu perbuatan untuk siap
menanggung segala sesuatu hal yang muncul sebagai akibat dari dilakukannya suatu
aktivitas tertentu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rasa tanggung jawab adalah sikap
menyeleaikan tugas yang dipenuhi rasa sadar. Berbicara tentang tanggung jawab maka,
tidak akan lepas dari kewajiban. Kewajiban merupakan bandingan kepada hak maupun
mengacu pada hak.

4. Jenis-jenis kewajiban

Kewajiban terbagi menjadi dua yaitu :

1. Kewajiban terbatas adalah kewajiban yang dibatasi oleh hukum, aturan, adat, maupun
norma yang berlaku di lingkungan sekitarmu.

2. Kewajiban yang tidak terbatas yaitu kewajiban yang didasari oleh nurani seperti,
keadilan dan kebijakan.

Sedangkan kewajiban atau tanggung jawab kita sebagai warga negara tergolong dalam
kewajiban yang tidak terbatas karena itu adalah sesuatu yang harus didasari oleh hati

13
nurani sendiri. Dimana kita sebagai warga negara yang baik harus lebih menyadari bagai
mana sebenarnya tanggung jawab kita yang benar terhadap negara dana bangsa.

Oleh karena itu Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa
Indonesia di masa mendatang harus dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan
memiliki 3 modal dasar yang membuat ia mampu disebut sebagai agent of change (agen
perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial) yaitu kekuatan moralnya dalam
berjuang karena pada intinya apa yang dibuat adalah semata–mata berlandaskan pada gerakan
moral yang menjadi idealismenya dalam berjuang.

Pemuda merupakan suatu potensi bagi negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa.
Peran pemuda sangat penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan
bangsa. Saat era globalisasi seperti sekarang peran mahasiswa sangat berpengaruh terhadap
bangsa. Baik dalam lingkup ilmu pengetahuan, etika, para mahasiswa yang akan merubah status
suatu bangsa, karena mahasiswa merupakan sosok insan akademis yang sedang menjalankan
aktifitas pendidikan yang terbilang tingkatannya yang paling tinggi.

Jika moral mahasiswa buruk maka nama bangsa juga akan ikut tercemar, jika cara berfikir
mahasiswa kearah yang positif maka Indonesia akan lebih mudah untuk menemukan penemuan-
penemuan baru yang akan mencuitkan nama Indonesia dibelahan dunia maka mahasiswa harus
bisa membawa NKRI kedalam perubahan yang lebih baik.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian disusun dalam makalah ini maka penulis menyampaikan bahwa
pendidikan pancasila sangat dibutuhkan dalam berbagai kalangan untuk mewujudkan suatu
bangsa dan Negara yang mampu membanggakan pancasila sebagai landasan utama dalam
kehidupan berbangsaa dan negara pada khususnya. Oleh karena itu dengan penyusunan makalah
ini semoga dapat berguna bagi para pembaca sebagai acuan proses pembelajaran dalam
menjawab segala tantangan yang ada.

3.2. Saran

Dalam membuat Makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan – kesalahan, sehingga
kami mengaharapkan kritik dari pembaca agar makalah yang kami buat ini menjadi lebih baik
dan lebih sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkarim, Aim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Membangun Warga Negara yang


Demokratis. Jakarta: Grafindo Media Pratama.

Hisyam Zaini dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitif Edisi Revisi. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya.

Purwono; & Koratno, Dwi. Silabus Pendidikan Religiositas. Yogyakarta:Kanisius.

iv

Anda mungkin juga menyukai