Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP MANAJEMEN
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Pendidikan kewarganegaraan_ manajemen A4

Dosen penanggung jawab : FAZLI RACHMAN,M.Pd

Disusun oleh :

1. Lili Sundari (198320175)

2. Erwin Parulian Pakpahan (198320193)

3. Juswanti Pramita (198320224)

4. Asni Gotina Tumangger (198320214)

5. M. Fadlan Haris (198320193)

UNIVERSITAS MEDAN AREA 2020


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Pendidikan kewarganegaraan’’ ini tepat
pada waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Sehubungan dengan tersususnnya makalah kami ini kami menyampaikan terima kasih kepada
bapak Fazli Rachman,M.pd selaku dosen penanggung jawab sekaligus dosen pengasuh mata
kuliah pendidikan kewarganegaraan.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Namun penyusun tetap mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa menjadi acuan dalam penyusunan makalah
selanjutnya.

Medan ,14 maret 2020

Penyusun

Kelompok 1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................................................2

BAB 1..............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...............................................................................................................................
3

1.1 Latar
belakang....................................................................................................................3

1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................3

1.3 Tujuan................................................................................................................................3

BAB II..............................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.................................................................................................................................4

A. Menelusuri konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam pencerdasan


kehidupan bangsa………………………………………………………………………………………………………….4
B. Menanya alasan mengapa diperlukan pendidikan kewarganegaraan……………………………4
C. Menggali sumber historis, sosiologi, dan politis pendidikan kewarganegaraan di
Indonesia……………………………………………………………………………………………………………………….6
D. Membangun argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan
kewarganegaraan………………………………………………………………………………………………………….7
E. Mendeskripsikan esensi dan urgensi pendidikan kewarganegaraan untuk masa
depan…………………………………………………………………………………………………………………………….8

BAB III.............................................................................................................................................9

PENUTUP........................................................................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................................................9

B. Saran...................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama
penjajahan. Kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan
sampai era pengisian kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai
dengan zamannya.

Semangat perjuangan bangsa yang tak kenal menyerah telah terbukti pada Perang
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Semangat perjuangan bangsa tersebut dilandasi oleh keimanan
serta ketakwaan kepada Tuhan YME dan keikhlasan untuk berkorban. Landasan perjuangan
tersebut merupakan nilai-nilai perjuangan Bangsa Indonesia. Nilai-nilai perjuangan bangsa
Indonesia dalam perjuangan fisik merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan telah
mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis. Hal
ini disebabkan antara lain oleh pengaruh globalisasi.

Dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan untuk mengisi kemerdekaan,
kita memerlukan perjuangan non-fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing. Perjuangan
non-fisik sesuai bidang profesi masing-masing tersebut memerlukan saran kegiatan pendidikan
bagi warga negara Indonesia pada umumnya dan mahasiswa sebagai calon cendikiawan pada
khususnya yaitu melalui Pendidikan Kewarganegaraan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Menelusuri konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam pencerdasan
kehidupan bangsa.
1.2.2. alasan mengapa diperlukan pendidikan kewarganegaraan.
1.2.3. Menggali sumber historis, sosiologi, dan politis pendidikan kewarganegaraan di
Indonesia.
1.2.4. Membangun argumen tentang dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaraan.
1.2.5. Mendeskripsikan esensi dan urgensi pendidikan kewarganegaraan untuk masa depan.

1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui lebih dalam lagi tentang menelusuri konsep dan urgensi pendidikan
kewarganegaraan dalam pencerdasan kehidupan bangsa.
1.3.2. Menanya alasan mengapa diperlukan pendidikan kewarganegaraan.
1.3.3. Menggali sumber historis, sosiologi dan politis pendidikan kewarganegaraan di
Indonesia.
1.3.4. Membangun argumen tentang dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaraan.
1.3.5. Mendeskripsikan esensi dan urgensi pendidikan kewarganegaraan untuk masa depan.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam
pencerdasan kehidupan bangsa.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan


Tinggi, program sarjana merupakan jajang pendidikan akademika bagi lulusan pendidikan
menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui penalaran ilmiah. Lulusan program sarjana ini diharapkan dapat menjadi intelektual atau
ilmuwan yang berbudaya, dapat menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri
menjadi professional.

Adapun dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan
dosen dikemukakan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dapat menjadi
penghasilan, keahlian, kemahiran, kecakapan, mempunyai norma dan memperoleh pendidikan
profesi. Perlu diketahui apapun kedudukannya, sarjana atau profesional, bila memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan, maka orang tersebut berstatus
warga Negara.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 37 ada 2 ayat, yaitu:

1). Huruf B yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat
pendidikan kewarganegaraan.

2). Huruf B dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan
kewarganegaraan.

Dinyatakan mata kuliah karena mata kuliah kewarganegaraan mencakup pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan Bhinneka Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga Negara yang memiliki
raga kebangsaan dan cinta tanah air.

B. Menanya Alasan Mengapa di perlukan Pendidikan Kewarganegaraan.

Sebagaimana yang ditegaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20


Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang menekankan pada pembentukan warga
Negara agar memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dalam pada pasal 2 dan pasal 3
dikatakan bahwa: “pendidikan nasional berdasarkan pancasiladan undang-undang dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela
negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan
moral bangsa dalam kehidupan bangsa. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam
konteks Indonesia, pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni
sikap menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu
mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

1.  Tujuan Umum. Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai
hubungan antara warganegara dengan negara, hubungan antara warganegara dengan negara, dan
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara.

2.   Tujuan Khusus. Agar mahasiswa memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun,
jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai Warganegara Republik Indonesia yang terdidik dan bertanggung
jawab.

 Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasi dengan pemikiran kritis dan
bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional.
 Agar mahasiswa memiliki sikap perilaku sesuai nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, rela
berkorban bagi nusa dan bangsa.

Hal-hal Penting Dalam Pendidikan Kewarganegaraan.

1. Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk mampu memahami dan


melaksanakan hak dan kewajiban secara sopan santun, jujur, dan demokratis serta ihklas
sebagai warga negara terdidik dalam kehidupannya selaku warganegara Republik
Indonesia yang bertanggung jawab bersama. Ini merupakan hal yang mendasar dalam
pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tanggung jawab sangat penting dalam proses ini.
2. Dalam pembelajaran ini dibahas lagi tentang bagaimana kita warga negara untuk ikut
dalam berpolitik. Karena akan kepedulian terhadap politik kita bangsa Indonesia. Tanpa
kekacauan merupakan hal terpenting dalam menjaring hubungan yang baik antara warga
danpemerintah.
3. Memberikan pengajaran kepada siswa untuk saling memahami sesama warga neraga.
Saling tenggang rasa, toleransi dan saling menghormati satu sama lainnya.
a. Memberikan pengetahuan kepada para siswa dan pelajar mengenai sistem
pemerintahan dan tentang peraturan negara yang berlaku baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis. Juga untuk membuka kesadaran kita akan pentingnya
bela dan cinta tanah air. Karena kita hidup disini dan secara bersama.

Dengan ini, Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan oleh


anak didik bangsa kita sendiri. pendidikan kewarganegaraan tidak hanya harus di
ajar tetapi juga harus di laksanakan, karena pendidikan kewarganegaraan juga
membawa ajaran dari pancasila yang juga harus kita amalkan baik perbuatan atau
segala macamnya.

Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan

 Sebagai wahana untuk membentuk warga Negara cerdas, terampil dan bekarakter yang
setia kepada bangsa dan Negara Indonesia dengan mereflesikan dirinya dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat pancasila dan UUD Negara RI
Tahun 1945.
 Sebagai media pendidikan demokrasi pancasila sekaligus berfungsi sebagai benteng
yang melindungi, memelihara dan menjamin kelestarian jati diri dengan Indonesia.
 Sebagai filter untuk menyaring nilai-nilai sosial budaya, baik yang datang dari luar negeri
maupun yang tumbuh dari dalam negeri, sehingga yang cocok diserap, sementara yang
bertentangan dngan jati diri bangsa Indonesia ditolak/dibuang.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis dan politis Pendidikan Kewarganegaraan di


Indonesia.

Secara historis, pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah mulai jauh sebelum
Indonesia diproklamasikan sebagai Negara merdeka. Dalam sejarah kebangsaan Indonesia,
berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai Hari Kebangkitan Nasional
karena pada saat itulah dalam diri bangsa Indonesia mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa
walaupun belum menamakan Indonesia. Setelah berdiri Boedi Oetomo, berdiri pula organisasi-
organisasi pergerakan kebangsaan lain seperti Syarikat Islam, Muhammadiyah, Indische Party,
PKI, NU dan organisasi lainnya yang tujuan akhirnya ingin melepaskan diri dari penjajahan
Belanda. Pada tahun 1928, para pemuda yang berasal dari wilayah Nusantara berikrar
menyatakan diri sebagai bangsa Indonesia, bertanah air, dan berbahasa persatuan bahasa
Indonesia.

Pada tahun 1930-an, organisasi kebangsaan baik yang berjuang secara terang-terangan
maupun diam-diam, baik di dalam negeri maupun diluar negeri tumbuh bagaikan jamur di
musim hujan. Secara umum, organisasi-organisasi tersebut bergerak dan bertujuan
membangun rasa kebangsaan dan mencita-citakan Indonesia merdeka. Indonesia sebagai
Negara merdeka yang dicita-citakan adalah Negara yang mandiri yang lepas dari penjajahan
dan ketergantungan terhadap kekuatan asing. Inilah cita-cita dari karya para pendiri Negara-
Bangsa (Soekarno dan Hatta).

Akhirnya Indonesia merdeka setelah melalui perjuangan panjang, pengorbanan jiwa dan
raga, pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno dan Hatta, atas nama bangsa Indonesia
menyatakan kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan,
melepaskan diri dari penjajahan, bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankan
kemerdekaan karena ternyata penjajah belum mengakui kemerdekaan dan belum ikhlas
melepaskan Indonesia sebagai wilayah jajahannya. Oleh karena itu, periode pasca kemerdekaan
Indonesia, tahun 1945 sampai saat ini, bangsa Indonesia telah berusaha mengisi perjuangan
mempertaahankan kemerdekaan melalui berbagi cara, baik perjuangan fisik maupun
diplomatis. Perjuangan mencapai kemerdekaan dari penjajah telah selesai, namun tantangan
untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan yang hakiki belumlah selesai.

Dari aspek sosiologis, sangat diperlukan oleh masyarakat dan akhirnya Negara-negara
untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan eksistensi Negara-bangsa. Upaya pendidikan
kewarganegaraan pasca kemerdekaan tahun 1945 belum dilaksanakan di sekolah-sekolahan
hingga terbitnya buku Civics pertama di Indonesia yang berjudul Manusia dan Masyarakat Baru
Indonesia (Cvics) yang disusun bersama oleh Mr. Soekarno, Mr. M. Hoetaoeroek, Soeroyo
Warsid, Soemardjo, Chalid Rasjidi, Soekarno dan Mr. J.C.T.Simorangkir. pada cetakan kedua,
Materi Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudayan, Prijono (1960), dalam sambutannya
menyatakan bahwa setelah keluarnya dekrit presiden kembali kepada UUD 1945 sudah
sewajarnya dilakukan pembaharuan pendidikan nasional. Tim penulis diberi tugas membuat
buku pedoman mengenai kewajiban-kewajiban dan hak-ha warga Negara Indonesia dan sebab-
sebab sejarah serta tujuan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut Prijono, buku
Manusia dan Masyarakat baru Indonesia identic dengan istilah “staatsburgerkunde” (Jerman),
“Civics” (Inggris) atau “Kewarganegaraan” (Indonesia).

Secara politik, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah


dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat diidentifikasi dari
pernyataan somantri (1972) bahwa pada masa Orde Lama mulai dikenal istilah: (1)
Kewarganegaraan (1957); (2) Civics (1961) dan (3) Pendidikan Kewarganegaraan (1968). Pada
masa awal Orde Lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran PKN membahas cara pemeroleh
dan kehilangan kewarganegaraan , sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas
tentang sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik kenegaraan yang terutama
diarahkan untuk “nation and character building” bangsa Indonesia.

D. Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan


Kewarganegaraan.
Suatu kenyataan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami beberapa kali
perubahan, baik tujuan, orientasi, substansi materi, metode pembelajaran bahkan sistem
evaluasi. Dapat diketahui bahwa dinamika dan tantangan yang dihadapi Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia sangat tinggi. Semua perubahan tersebut dapat teridentifikasi
dari dokumen kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan
hingga saat ini.

Berikut adalah beberapa sistem ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan


kehidupan yang telah mempengaruhi pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dan untuk
mengkaji perkembangan praktik ketatanegaraan dan sistem pemerintahan RI menurut Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia, yaitu:

(1) Periode I (1945 s.d. 1949)


(2) Periode II (1949 s.d. 1950)
(3) Periode III (1950 s.d. 1959)
(4) Periode IV (1959 s.d. 1966)
(5) Periode V (1966 s.d. 1998)
(6) Periode VI (1998 s.d. sekarang)

Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya didasarkan pada konstitusi Negara yang


bersangkutan, tetapi juga tergantung pada tentunan perkembangan zaman dan masa depan.
Misalnya, kecenderungan masa depan bangsa meliputi isu tentang HAM, pelaksanaan
demokrasi, dan lingkungan hidup. Dinamika dalam perkembangan IPTEK juga mempengaruhi
pendidikan kewarganegaraan, era globalisasi yang ditandai oleh perkembangan yang begitu
cepat dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan perubahan dalam semua tatanan
kehidupan termasuk perilaku warga Negara, utamanya peserta didik. Kecenderungan perilaku
warga Negara ada dua, yakni perilaku positif dan perilaku negative. Pendidikan
kewarganegaraan perlu mendorong warga Negara agar mampu memanfaatkan pengaruh
positif perkembangan iptek untuk membangun Negara-bangsa. Sebaliknya pendidikan
kewarganegaraan perlu melakukan intervesi terhadap perilaku negative warga Negara yang
cenderung negative. Oleh karena itu, evaluasi pendidikan kewarganegaraan harus selalu
disesuaikan dengan perkembangan IPTEK.

E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Untuk


Masa Depan.
Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh kemendikbud (2013) bangsa
Indonesia akan mendapat bonus demografi sebagai modal Indonesia pada tahun 2045. Indonesi
pada tahun 2030-2045 akan mempunyai usia produktif (15-64 tahun) yang berlimpah. Menurut
data, ekonomi Indonesia sangat menjanjikan walaupun kondisinya saat ini belum dipahami
secara luas. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada urutan 16 besar. Pada tahun 2030,
ekonomi Indonesia akan berada pada urutan 7 besar dunia. Saat ini, jumlah konsumen
sebanyak 45 juta dan jumlah penduduk produktif sebanyak 53%. Pada tahun 2030, jumlah
konsumen akan meningkat menjadi 135 juta dan jumlah penduduk produktif akan meningkat
menjadi 71%.

Berikut ini alasan mengapa pendidikan kewarganegaraan sangat dibutuhkan untuk masa
depan yaitu:

 Karena hancurnya berbagai macam nilai demokrasi yang dimana ada pada masyarakat
itu sendiri.
 Terjadi sikap pemudaran terhadap berbagai kehidupan kewarganegaraan dan juga nilai
komunitas pada masyarakat.
 Terjadi sebuah sikap kemunduran dari nilai toleransi yang dimana terjadi pada
masyarakat.
 Terjadi sebuah sikap pelemahan terhadap nilai yang dimana ada pada sebuah keluarga.
 Terjadi sebuah sikap pemudaran yang dimana berada pada sebuah nilai kejujuran.
 Terjadi sebuah sikap maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dimana
terjadi pada masyarakat dalam melakukan penyelanggaraan terhadap pemerintahan.
 Terjadinya sebuah kerusakan pada sistem dan juga kehidupan ekonomi.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mata kuliah pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata kuliah
wajib karena mecakup pancasila, undang-undang dasar Negara republic Indonesia pada
tahun 1945, Negara kesatuan republik Indonesia dan bhineka tunggal ika untuk
membentuk mahasiswa menjadi Negara yang memiliki raga kebangsaan dan cinta tanah
air.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga Negara sadar
bela Negara berlandasan pemahaman politik kebangsaan dan kepekaan
mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam kehidupan bangsa. Pendidikan
kewarganegaraan sangat penting dalam konteks Indonesia, pendidikan
kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenal prurarisme yakni sikap menghargai
keragaman, pembelajaran kolaboratif dan kreatifitas. Pendidikan itu mengajarkan nilai-
nilai kewarganegaraan dalam rangka identitas nasional.

B. SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui betapa
pentingnya suatu Pendidikan kewarganegaraan terhadap kelangsungan proses kemajuan suatu
Negara setelah penjajahan selanjutnya. Penulis sadar makalah ini banyak kekurangan di sana
sini, maka kami menerima segala saran untuk makalah ini sebagai pembelajaran kedepan
DAFTAR PUSTAKA
JUDUL BUKU: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI

Penulis : SULAIMAN, SA

Penerbit: PENA banda aceh

Tahun terbit : 2016

JUDUL BUKU: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN: PERJUANGAN MEMBENTUK


KARAKTER BANGSA

Penulis : Josef M Monteiro, S.H, M.H

Penerbit : Deepublish Yogyakarta

Tahun terbit

https://irvanhermanto.blogsport.com/2017/10/konsep-dan-urgensi-pendidikan-
kewarganegaraan.htm?m=1

https://belmawa.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/12/9.-PENDIDIKAN-
KEWARGANEGARAAN-1.1.pdf

https://www.academia.edu/32270992/alasan_mengapa_diperlukan_pendidikan_kewarganegaraa
n

http://berbagiinformasi0.blogspot.com/2018/10/membangun-argumen-tentang-dinamika-
dan.htm?m=1

https://irvanhermanto.blogspot.com/2017/11/esensi-dan-urgensi-pkn-masa-depan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai