Alhamdulillah puji syukur selalu tercurahkan kepada Allah SWT atas Berkat Rahmat dan
Hidayahnya sebagai penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KEWARGANEGARAAN dengan bahasan
“pendidikan kewarganegaraan”. Dari Dosen pembimbing Abd.Azis,Spd.,M.pd.I, Dimana setelah
membahas topik ini, Diharapkan pembaca dapat memahami isi dari pendidikan
kewarganegaraan, makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini di karenakan
keterbatasan yang ada bagi penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritikan,
sekiranya makalah ini banyak manfaat bagi kita semua, sehingga isi dari pendidikan
kewarganegaraan bisa untuk dimengerti, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………….10
Sebagai salah satu unsur Negara, perlu memiliki kejelasan status dan peranan didalam
organisasi Negara. Bagi yang tidak memiliki kedudukan yang jelas didalam suatu Negara, bukan
saja menyulitkan Negara dalam memberikan perlindungan kepada anda. sementara itu, baik
secara yuridis, sosiologis, material maupun formal, perilaku anda dalam hubunganya dengan
organisasi Negara anda, hendaknya ditampilkan dalam kapasitas kepribadian yang
baik,demokratis, dan bertanggung jawab. Hal ini menurut adanya warga Negara ( termasuk
saudara ) yang memiliki kepribadian utuh serta wawasan yang luas bagi diri, bangsa,dan
Negara. Kepribadian sebagai warga Negara adalah sebuah taruhan dan modal utama serta
pertama bagi pembangunan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara
demokratis, religious dan menghormati hak-hak asasi manusia serta menjunjung tinggi aturan
permainan sebagai realisasi supremasi hukum di Indonesia.
Dengan pendidikan kewarganegaraan potensi hak yang melekat pada warga Negara
akan disadari dan untuk dikembangkan. Kewajiban yang harus ditampilkan bukan diartikan
sebagai tuntutan, akan tetapi lebih dimaknai sebagai panggilan moral bagi siapa saja yang
disebut sebagai warga Negara. Demi mewujudkan pendidikan kewarganegaraan disusun secara
sistematis dengan menggunakan pendekatan kearah dialogis dan berfikir kritis ( deep dialogue
and critical thinking ). Lewat pemaparan substansi yang disusun secara kronologis saudara
diharapkan memiliki wawasan kenegsraan dan kebangsaan yang tinggi. Dengan wawasan ini
mampu memecahkan persoalan-persoalan diri, masyarakat,bangsa dan Negara secara kritis,
bertanggung jawab dan moral. Oleh karena itu, bagian pertama sampai akhir materi bahan ajar
ini menggunakan kemampuan yang utuh yang perlu dikuasai secara cermat yang pada
gilirannya akan menjadi pelakonan anda dalam kehidupan.
Pada bagian ketiga, diharapkan mampu memahami secara tuntas konsep hak asasi
manusia. Dilibatkan untuk mengkaji sejarah perkembangan hak-hak asasi manusia di dunia.
Pada bagian keenam, saudara diajak konsentrasi untuk mengkaji hubungan antara
warga Negara dan Negara. Bahan yang hendak dikaji adalah seputar etika normative hubungan
hak dan kewajiban termasuk kajian korporatisasi dan legitimasi.
PEMBAHASAN
> Sejak kelahiran ( Tahun 1973 ) sampai dengan sekarang, pendidikan kewarganegaraan
dahulu pendidikan kewiraan bahkan pernah berlabel pendidikan kewarganegaraan/kewiraan
mengalami perkembangan yang menentukan bagi perjalanan system pendidikan nasional
Indonesia. Hal ini terbukti bahwa dalam penyelenggaraan kurikulum pendidikan tinggi,
pendidikan kewarganegaraan senantiasa ditemukan sebagai mata kuliah yang berdiri
sendiri.secara akademik, pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang
berfungsi untuk membina kesadaran warga Negara dalam melaksanakan hak dan kewajibanya
sesuai dengan jiwa dan nilai konstitusi yang berlaku UUD 1945. Dalam penjelasan pasal 37(2)
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, ditegaskan bahwa pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Pendidikan kewarganegaraan tergolong dalam mata kuliah yang strategis dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dua mata kuliah yang lain yakni pendidikan pancasila dan
pendidikan agama. Pendidikan kewarganegaraan mengemban misi dalam mempersiapkan
bangsa Indonesia yang tangguh dalam mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG) yang berperngaruh pada eksistensi dirinya. Kompetensi yang mesti diimbangi
dengan kemampuan berfikir kearah pemahaman dan pengamalan jiwa dan nilai-nilai pancasila
yang dipersiapkan melalui mata kuliah pendidikan pancasila dan pengamalan nilai-nilai ajaran
agama melalui pendidikan agamayang diyakini oleh masing-masing pribadi bangsa Indonesia.
3. Seorang pemikir;
4. Bersikap demokratis;
7. Seorang pelaksana.
Ada tiga target dari rumusan tujuan itu yang bisa mengantarkan warga Negara memiliki
kualitas pribadi yang baik yakni:
2. Bersikap analitis
Warga Negara yang bersikap analitis, palimg tidak memiliki kualitas dalam hal.
Sedangkan warga Negara yang mampu melaksanakan nilai-nilai demokrasi dan aktif dalam
kehidupan masyarakat, diharapkan memiliki kualitas kepribadian antara lain;
Cogan (1998), menegaskan bahwa warga Negara yang baik harus memiliki kemampuan untuk
Bertolak dari tujuan civic education diatas maka tujuan pendidikan kewarganegaraan di
Indonesia hendaknya selalu mengacu terhadap tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang
telah diisyaratkan oleh undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional. Dalam penjelasan pasal 37(2) UU nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional, ditegaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Sebagai
program pendidikan, pendidikan kewarganegaraan tergolong dalam mata kuliah yang strategis
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni pendidikan pancasila dan pendidikan agama.
Pendidikan kewarganegaraan mengemban misi dalam mempersiapkan bangsa Indonesia yang
tangguh yang memiliki kompetensi kognisi(civic knowledge), psikomorik (civic skills) dan
karakter pribadi (civic despositions) yang berkontribusi bagi negara dan bangsanya kompetensi
yang demikian mesti diimbangi dengan kemampuan berfikir kearah pemahaman dan
pengalaman jiwa dan nilai-nilai pancasila dan pengalaman nilai-nilai ajaran agama yang diyakini
oleh masing-masing pribadi bangsa Indonesia.
>Embrio materi
Beranalog dengan konsep dan tujuan pendidikan kewarganegaraan diatas maka embrio materi
pendidikan kewarganegaraan adalah berkaitan dengan hak dan kewajiban warga Negara dan
Negara. Analisis materi tersebut hendaknya dilakukan melalui dua kajian.
1. Kajian kronologis yang meliputi pengertian hak dan kewajiban, latar belakang
timbulnya hak dan kewajiban, pelaksanaannya dan hambatan-hambatan yang
timbul dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.
2. Melalui kajian bidang kehidupan yang meliputi hak dan kewajiban warga Negara
dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan.
Perpaduan antara materi kajian kronologis hak dan kewajiban dengan kajian bidang-bidang
kehidupan warga Negara hendaknya selalu dimaknai dalam konteks bernegara. Analisis hak dan
kewajiban sebagai materi pendidikan kewarganegaraan juga diartikan sebagai materi hubungan
ketika warga Negara hendak mengadakan hubungan dengan organisasi negaranya. Dalam
kajian terhadap hak dan kewajiban warga Negara lebih dipusatkan pada upaya memberikan
informasi tentang potensi yang dimiliki (hak) warga Negara dan Negara dan apa-apa yang harus
dilakukan oleh kewajiban. Kajian warga Negara diharapkan mampu mengantarkan keduanya
memjalin hubungan secara wajar, demokratis, transparan, jujur, serta adil. Sedangkan kajian
terhadap bidang-bidang kehidupan warga Negara, dapat digunakan sebagai upaya pembuktian
apakah hak dan kewajiban mereka telah ditampakkan dalam hubungan dialogis dengan Negara
secara wajar, demokratis, transparan, jujur, serta adil. Singkatnya embrio materi hak dan
kewajiban dalam pendidikan kewarganegaraan sudah seharusnya dikembangkan secara luas
dan mendalam, agar mampu memberikan wawasan warga Negara dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
Paradigma adalah kerangka berfikir sistematis yang digunakan sebagai kerangka bertindak. Ada
tiga paradigma baru dalam pendidikan kewarganegaraan yang secara singkat dapat
dideskrisikan sebagai berikut:
Reformasi harus diberi energi dengan berbasis nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
(pancasila), yang telah dijadikan sebagai kepribadian,moral, falsafah pemersatu bangsa,
dan perjanjian luhur bangsa dalam mendirikan Negara. Itulah sebabnya pendidikan
kewarganegaraan tidak bisa ditawar untuk mengandaikan nilai-nilai pancasila tersebut
dan bagaimana merevitalisasi posisi pancasila dalam kerangka pendidikan nasional dan
pendidikan kewarganegaraan.
Dalam praktik belajar kewarganegaraan hendaknya diberi tekanan dan nuasa selalu
menggambarkan gerakan social budaya kewarganegaraan yang berbasis nilai- nilai
pancasila
Berdasarkan embrio materi dan tujuan yang telah dijabarkan diatas maka pendidikan
kewarganegaraan memerlukan pendekatan yang jelas. Pendekatan pendidikan
kewarganegaraan tidak bisa dipisahkan dengan orientasi garapan akhirnya dalam membina
kepribadian warga Negara yang baik dan bertanggung jawab dengan criteria konstitusi.
1. Pendekatan yuridis
Pendekatan ini mengantarkan warga Negara untuk memahami norma-norma
formal. Penetapan UUD 1945 tesebut sangat logis karena UUD telah dijiwai oleh
nilai-nilai pancasila yang secara yuridis digunakan sebagai sumber hukum di
Indonesia
2. Pendekatan structural fungsional
Pendekatan ini dapat dielaborasi dari tradisi teori sosiologi antara lain yang
dikembangkan oleh emile Durkheim masyarakat dipandang sebagai suatu system
yang didalamnya memiliki bagian-bagian yang saling berhubungan
3. Pendekatkan etika moral
Pendekatan ini dibangun dari sebfuah paradigma definisi social dan perilaku social
yang banyak digali dari tradisi waber dan skinner dalam menganalisis tindakan social
4. Pendekatan psikologis pedagogis
Pendekatan ini lebih menekankan pada latar dunia belajar dan lingkungan dimana
peserta didik melakukan pendekatan yang dilakukan dengan mempertimbamgkan
tingkat perkembangan kejiwaan.
Pendidikan adalah usaha sadar dalam menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pembelajaran, dan pembentukan. Dalam pendidikan ini sering diartikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Dalam konteks Indonesia pendidikan nasional dapat dikatakan sebagian
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah Negara Indonesia. Perbedaan
kepribadian falsafah dan pandangan hidup bangsa, dan konstitusi yang digunakan dalam
suatu Negara pendidikan nasional yang diterapkan dinegara lain.dalam konteks
pembangunan dilakukan dengan cara mengadopsi system pendidikan yang diterapkan
dinegara lain.
Identitas nasional adalah sebuah kesatusan yang terkait oleh wilayah dan selalu
memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah system
hukum/perundang-undang,hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan
profesi.
3.2 SARAN