Disusun Oleh :
1. Resi Delpiana ( 2274201032 )
Kelas : 1B Hukum
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam tak lupa penulis curahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW. Tak lupa
penulis ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan karena
atas bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Resi Delpiana
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
bangsa yang berguna bagi peningkatan taraf hidup masyarakat” menjadi warga
negara yang cakap, kreatif, dan demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Kewarganegaraan (citizenship education) di perguruan tinggi
sebagai kelompok MPK diharapkan dapat mengemban misi fungsi dan tujuan
pendidikan nasional tersebut. Melalui pengasuhan Pendidikan Kewarganegaraan
di perguruan tinggi yang substansi kajian dan materi instruksionalnya menunjang
dan relevan dengan pembangunan masyarakat demokratik berkeadaban,
diharapkan mahasiswa akan tumbuh menjadi ilmuwan atau profesional, berdaya
saing secara internasionasional, warganegara Indonesia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui Apa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
2) Untuk mengetahui Bagaimana sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
3) Untuk mengetahui Apa tujuan Pendidikan Kewarganegaran
4) mengetahui Apa pentingnya PKn Bagi Mahasiswa
5) mengetahui Bagaimana peran PKn Sebagai Mata kuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK)
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
2) Azyumardi Azra
Pendidikan Kewarganegaraan mengkaji dan membahas tentang
pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, hak
dan kewajiban negara serta demokrasi. Secara sustantif, pendidikan
kewarganegaraan juga membangun kesiapan menjadi warga dunia
3) Daryono
Kewarganegaraan adalah isi pokok yang mencakup hak dan
kewajiban warga Negara.Kewarganegaraan merupakan keanggotaan
seseorang dalam satuan politik tertentu (secara khusus : Negara ) yang
dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga Negara.
7
Dari uraian di atas, jelas bahwa pendidikan kewarganegaraan di Indonesia masih
belum jelas dan terus menimbulkan kebingungan di kalangan guru pendidikan
kewarganegaraan karena perubahan politik dan kebijakan pemerintah. Sangat jelas dari
penggunaan konsep tersebut bahwa ketidakkonsistenan dalam penyelenggaraan
pendidikan kewarganegaraan menyebabkan krisis fungsional dimana konteks dan
format pendidikan berubah. Krisis konseptual ini tercermin, menurut Kuhn (1970),
dalam ketidakteraturan konsep atau ungkapan yang digunakan dalam pembelajaran
IPS. Krisis fungsional tercermin dalam perubahan isi dan format buku teks, dalam
kursus yang tidak jelas dan fenomena kelas yang tidak banyak berfokus pada proses
kognitif menghafal fakta dan konsep. Kedua jenis krisis tersebut muncul karena sekolah
masih diperlakukan sebagai lembaga sosial politik dan metode pembelajaran
konseptual masih belum efektif karena belum ada referensi konseptual dan fungsional
paradigma pendidikan kewarganegaraan yang diterima secara universal dan digunakan
secara nasional.
8
1) Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang
mengapresiasi nilai-nilai moral-etika dan religius.
2) Menjadi warganegara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan
3) Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta
pada tanah air.
4) Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan
bertanggungjawab, serta mengembangkan kemampuan kompetitif
bangsa di era globalisasi.
5) Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan
9
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela
negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan
jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
Pelajar adalah bibit unggul suatu bangsa, yang pada saatnya nanti akan melahirkan
pemimpin-pemimpin dunia. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan moral dan
akademik yang mendukung karakter pribadi siswa. Kepribadian siswa tumbuh seiring
waktu dan mengalami proses peningkatan, klarifikasi, penentuan, dan akhirnya
penentuan nasib sendiri. Negara, masyarakat masa depan, membutuhkan informasi
yang cukup untuk dapat mendukung pembangunan negara yang stabil.
Negara yang maju membutuhkan daya dukung masyarakat yang besar,
membutuhkan tenaga kerja yang lebih terampil dengan loyalitas yang tinggi. Negara
didorong untuk menginspirasi masyarakat untuk menciptakan rasa persatuan dan
kebersamaan. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan diri pada
negaranya dan bersatu dalam semangat yang sama untuk menghadapi krisis budaya,
iman, moralitas dan lain-lain. Negara harus menampilkan citra di masyarakat untuk
membangkitkan kebanggaan dan keinginan untuk melindungi dan membela negara
kita. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan wahana yang tepat untuk membekali
peserta didik dengan gambaran langsung tentang persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia, pendidikan
kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap menghargai
keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu mengajarkan
nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional.
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan
moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata Negara, menumbuhkan
kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk
menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia.
Pengetahuan yang diharapkan dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
adalah mahasiswa dapat berkembang menjadi warga negara yang berwawasan dan
komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia sehingga mahasiswa
dapat berpartisipasi secara cerdas dan damai dalam pencegahan dan penghentian
10
berbagai tindak kekerasan. , agar mahasiswa dapat terlibat dan berpartisipasi dalam
penyelesaian konflik sosial berdasarkan nilai-nilai moral, agama dan nilai-nilai
universal, sehingga mahasiswa dapat berpikir secara kritis dan objektif tentang
masalah-masalah yang berkaitan dengan negara, hak asasi manusia dan demokrasi,
sehingga mahasiswa dapat berpartisipasi dan berpartisipasi mengajukan solusi atas
berbagai masalah kebijakan publik, agar mahasiswa dapat menetapkan nilai-nilai inti
secara bijaksana (beradab).
Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan bagaimana menjadi warga negara yang
lebih bertanggung jawab. Karena kewarganegaraan tidak dapat diwariskan begitu saja,
setiap orang harus belajar dan mengalaminya. Selain itu, negara kita sedang menuju
negara demokrasi, sehingga warganya secara tidak langsung harus lebih aktif dan
terlibat. Oleh karena itu kita para pelajar harus mempelajarinya agar kita bisa menjadi
garda terdepan dalam menjaga negara. Penjaga yang kuat yang terus melindungi tanah
meski banyak rintangan.
Kita semua tahu bahwa kewarganegaraan mengajarkan bagaimana warga negara
tidak hanya tunduk dan patuh pada negara, tetapi juga bagaimana warga negara sejati
harus toleran dan mandiri. Melalui pendidikan ini, setiap generasi baru dapat
memperoleh pengetahuan, mengembangkan keterampilan dan juga mengembangkan
karakter masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan juga termasuk mengembangkan
komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas. Walaupun perkembangan ini dapat
dipelajari walaupun tanpa pendidikan politik, akan lebih baik lagi jika pendidikan ini
digunakan dalam pengembangan diri seluas-luasnya.
Rasa kewarganegaraan yang tinggi, akan membuat kita tidak akan mudah goyah
dengan iming-iming kejayaan yang sifatnya hanya sementara. Selain itu kita tidak akan
mudah terpengaruh secara langsung budaya yang bukan berasal dari Indonesia dan juga
menghargai segala budaya serta nilai-nilai yang berlaku di negara kita. Memiliki sikap
tersebut tentu tidak bisa kita peroleh begitu saja tanpa belajar. Oleh karena itu mengapa
Pendidikan Kewarganegaraan masih sangat penting untuk kita pelajari.
Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting manfaatnya, maka di
masa depan harus segera dilakukan perubahan secara mendasar konsep, orientasi,
materi, metode dan evaluasi pembelajarannya. Tujuannya adalah agar membangun
kesadaran para pelajar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan mampu
menggunakan sebaik-baiknya dengan cara demokratis dan juga terdidik.
11
2.5 PKn Sebagai Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
12
Keberadaan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) ditetapkan melalui:
1) Kepmendiknas No. 232/U/2000, tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa,
menetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi/kelompok program studi.
2) Kepmendiknas No.045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi menetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila,
dan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok Mata Kuliah
Pegembangan Kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi/kelmpok program studi.
3) Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 43/Dikti/Kep/2006 tentang
rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian di perguruan tinggi, menetapkan status dan
beban studi kelompok mata kuliah Pengembangan Kepribadian.
Bahwasannya beban studi untuk Mata Kuliah Pendidikan Agama,
Kewarganegaraan dan Bahasa masing-masing sebanyak 3 sks.
13
Menurut Iriyanto, Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (MPK)
adalah suatu program pendidikan nilai yang dilaksanakan melalui proses
pembelajaran di Perguruan Tinggi dan berfungsi sebagai model pengembangan
jati diri dan kepribadian para mahasiswa, bertujuan untuk membangun manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri, serta mempunyai rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
15
keilmuan), liberalisme dan individualism dalam konteks kehidupan.
Nilai Kerakyatan dalam Sila ke 4 ini juga mengimbangi otodinamika
ilmu pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa.
5) Nilai Keadilan dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, menekankan ketiga keadilan Aristoteles: keadilan distributif,
keadilan kontributif, dan keadilan komulatif. Keadilan sosial juga
menjaga keseimbangan kepentingan antara individu dan masyarakat,
karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan
semu. Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan
timbulnya kreativitas dan inovasi. Dalam arti lain, keadilan bermakna
melindungi dan membantu yang tidak berdaya, tidak ada rasa cemburu
sosial yang tinggi karena tidak ada kelompok tertentu diberlakukan
istimewa yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.
16
3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi (Standar Kompetensi Kewarganegaraan SMA/Aliyah
Tahun 2003).
17
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan warga negara secara sadar dan
terencana (khususnya generasi muda). Hal itu dilakukan dengan mengedepankan jati
diri dan moral bangsa agar dapat berpartisipasi aktif dalam pembelaan negara. Sejarah
asal usul konsep kewarganegaraan Indonesia dapat diuraikan secara kronologis: Sejak
tahun 1957, konsep kewarganegaraan menjadi bagian dari kurikulum sekolah
menengah dan sekolah menengah atas yang merupakan bagian dari mata pelajaran
ketatanegaraan. Kewarganegaraan merupakan program pendidikan berdasarkan nilai-
nilai pancasila yang mengembangkan dan mendukung nilai-nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa, yang diharapkan dapat membentuk jati diri yang
diwujudkan sebagai perilaku dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. dan sebagai
individu, calon guru/pengajar, pendidik, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Universitas menawarkan pendidikan politik (MPK) untuk pengembangan
kepribadian, karena pendidikan politik dapat membantu mahasiswa menjadi warga
negara yang baik, memahami hak dan kewajiban, hidup berdemokrasi, berwawasan
kebangsaan, dibekali nilai-nilai moral, norma-norma yang berlaku di masyarakat.
3.2 Saran
Dalam era globalisasi diperlukan adanya suatu pola pendidikan yang mengarah
pada pembentukan karakter agar terciptanya manusia yang berkepribadian serta
berkarakter. Jadilah warga Negara Indonesia yang baik. Taat pada hukum dan norma –
norma yang berlaku, taat pada pancasila dan taat pada undan – undang dasar 1945.
18
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. H. Kaelani, M.S. dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si. PendidikanKewarganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi. Penerbit Paradigma:Yogyakarta 2007
Endang Zaelani Zukarya, dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Paradigma.
19