Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan


kemampuan utuh Sarjana dan Profesional

Dosen Pengampu :
1. Yusnedi,SH.M.HUM
2. Fitria Ningsih,SE.M.SI

DI SUSUN OLEH :

1. M.Ilham Taryananda
2. Nurmayana
3. Sandi Andreansah Prananda
4. Septi Suliani
5. Wandi Shaputra

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDRAGIRI


(STIE-I)
TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat - NYA
sehingga makalah ini yang berjudul "Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
dalam mengembangkan kemampuan utuh Sarjana atau Profesional" dapat
tersusun hingga selesai. Makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Tidak lupa kami juga mengucapkan
Terimakasih banyak kepada Bapak Yusnedi,SH.M.HUM dan ibu Fitria
Ningsih,SE.M.SI selaku Dosen mata kuliah ini yang telah membimbing hingga
dapat terselesaikannya makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para Mahasiswa / Mahasiswi maupun pembaca lainnya,
untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Rengat, Maret 2022

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Perumusan masalah.......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

A. Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan.....................................4

B. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan....................................................6

C. Sumber Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia.....................................7

D. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan...........................10

E. Alasan Penting Pendidkan Kewarganegaraan.............................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah belajar


tentang keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian
Indonesia, membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia. Oleh
karena itu, seorang sarjana atau profesional sebagai bagian dari masyarakat
Indonesia yang terdidik perlu memahami tentang Indonesia, memiliki kepribadian
Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air
Indonesia. Sebagai warga Negara dan masyarakat,setiap manusia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama,yang pokok adalah bahwa setiap orang
haruslah terjamin haknya dan mendapat status menjadi warga Negara Indonesia,
sehingga terhindar dari kemungkinan menjadi warga yang tidak memiliki hak
kewarnganegaraan, tetapi pada saat yang bersamaan, setiap Negara tidak boleh
membiarkan seseorang mendapatkan dua hak kewarganegaraan. Adapun pokok
bahasan yang menjadi bahan bahasan yang kami bawakan dalam makalah ini
adalah Bagaimana Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Mengembangkan kemampuan utuh Sarjana atau Profesional

B. Perumusan masalah

Adapun yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah konsep dan urgensi
pendidikan kewarganegaraan, pentingnya pendidikan kewarganegaraan, sumber
pendidikan kewarganegaraan Negara Indonesia, dinamika dan tantangan
pendidikan kewarganegaraan, esensi pedidikan kewarganegaran untuk masa
depan dan hakikat pendidikan kewarganegaran. Kelompok kami mengambil
pokok bahasan tersebut sebagai kepedulian atas pentingnya pendidikan
kewarganegaraan untuk diterapkan hingga jenjang pendidikan perguruan tingggi
sebagai pedoman utuh sarjana dan juga profesional. Sehingga nantinya dapat
diterapkan dengan baik oleh seorang sarjana dan professional.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkaitan erat dengan peran dan
kedudukan serta kepentingan warganegara sebagai individu, anggota keluarga,
anggota masyarakat dan sebagai warga negara Indonesia yang terdidik, serta
bertekad dan bersedia untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. PPKn
dapat sebagai upaya mengembangkan potensi individu sehingga memiliki
wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan
memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam
berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan
Pancasila yang merupakan dasar negara dan sebagai filsafat bangsa
dan negara Indonesia yang mengandung makna bahwa dalam setiap aspek
kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-
nilai Ke-Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Hal – hal penting yang dapat ditemui dalam materi pendidikan
kewarganegaraan adalah, Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk
mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara sopan santun,
jujur, dan demokratis serta ihklas sebagai warga negara terdidik dalam
kehidupannya selaku warganegara Republik Indonesia yang bertanggung jawab
bersama. Ini merupakan hal yang mendasar dalam pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Tanggung jawab sangat penting dalam proses ini. Selain itu
dalam pembelajaran ini dibahas lagi tentang bagaimana kita warga negara untuk
ikut dalam berpolitik. Karena akan kepedulian terhadap politik kita bangsa
Indonesia. Tanpa kekacauan merupakan hal terpenting dalam menjaring hubungan
yang baik antara warga dan pemerintah. PKn juga memberikan pengajaran kepada
siswa untuk saling memahami sesama warga neraga. Saling tenggang rasa,
toleransi dan saling menghormati satu sama lainnya. Dan juga memberikan
pengetahuan kepada para siswa dan pelajar mengenai sistem pemerintahan dan
tentang peraturan negara yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak

4
tertulis. Juga untuk membuka kesadaran kita akan pentingnya bela dan cinta tanah
air. Karena kita hidup disini dan secara bersama.
Dalam hakikatnya pendidikan kewarganrgaraan dapat mengembangkan
kemampuan utuh sarjana atau professional. Oleh karena itu sebelum kita
mempelajari konsep dan urgensi pendidikan kewarganearaan kita harus
mengetahui apa itu sarjana atau professional. Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, program sarjana
merupakan jenjang pendidikan akademik bagi lulusan pendidikan menengah atau
sederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
penalaran ilmiah. Lulusan program sarjana diharapkan akan menjadi intelektual
dan ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan menciptakan lapangan kerja,
serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan
bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dapat menjadi sumber
penghasilan, perlu keahlian, kemahiran, atau kecakapan, memiliki standar mutu,
ada norma dan diperoleh melalui pendidikan profesi.
Konsep Kewaranegaraan dikaji menjadi tiga yaitu, secara etimologis, yuridis,
dan teoritis. Secara etimologis PKN dibentuk oleh dua kata, yaitu kata
“pendidikan” dan kata “kewarganegaraan”. Dimana menurut Kamus Besar Bhasa
Indonesia (KBBI) Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan; proses; perbuatan; cara mendidik. Sedangkan
menurut UUD No. 20 Tahun 2003 pasal 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan
istilah warga negara. Selanjutnya ia juga berkaitan dengan istilah pendidikan
kewarganegaraan.

5
B. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagaimana yang ditegaskan oleh undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003


tentang sistem Pendidikan Nasional yang menekankan pada pembentukan warga
negara agar memiliki rasa kebangsaan dan cinta terhadap tanah air.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkaitan erat dengan peran dan


kedudukan serta kepentingan warganegara sebagai individu, anggota keluarga,
anggota masyarakat dan sebagai warga negara Indonesia yang terdidik, serta
bertekad dan bersedia untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. PPKn
dapat sebagai upaya mengembangkan potensi individu sehingga memiliki
wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan
memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam
berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan
Pancasila yang merupakan dasar negara dan sebagai filsafat bangsa
dan negara Indonesia yang mengandung makna bahwa dalam setiap aspek
kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-
nilai Ke-Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Hal – hal penting yang dapat ditemui dalam materi pendidikan


kewarganegaraan adalah Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk
mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara sopan santun,
jujur dan demokratis serta ihklas sebagai warga negara terdidik dalam
kehidupannya selaku warga negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab
bersama. Ini merupakan hal yang mendasar dalam pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Tanggung jawab sangat penting dalam proses ini. Selain itu
dalam pembelajaran ini dibahas lagi tentang bagaimana kita warga negara untuk
ikut dalam berpolitik. Karena akan kepedulian terhadap politik kita bangsa
Indonesia. Tanpa kekacauan merupakan hal terpenting dalam menjaring hubungan
yang baik antara warga dan pemerintah. PKn juga memberikan pengajaran kepada
siswa untuk saling memahami sesama warga neraga. Saling tenggang rasa,
toleransi dan saling menghormati satu sama lainnya. Dan juga memberikan
pengetahuan kepada para siswa dan pelajar mengenai sistem pemerintahan dan
tentang peraturan negara yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak

6
tertulis. Juga untuk membuka kesadaran kita akan pentingnya bela dan cinta tanah
air. Karena kita hidup disini dan secara bersama.

C. Sumber Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

Sumber pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu


berdasarkan sumber historis, sosiologis, dan juga politis. Sumber – sumber ini
tumbuh, berkembang, dan berkontribusi dalam pembangunan serta pencerdasan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara hingga dapat disadari bahwa
bangsa Indonesia memerlukan pendidikan kewarganegaraan.

1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila


Dilihat dari sisi historisnya, Pancasila tidak lahir secara mendadak
pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses panjang, dimatangkan
oleh sejarah perjuangan bangsa kita sendiri, dengan melihat pengalaman-
pengalaman bangsa lain, dengan diilhami oleh gagasan besar dunia,
dengan tetap berakar pada kepribadian dan gagasan-gagasan besar bangsa
kita sendiri . Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu :
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan dalam
kenyataannya secara objektif telah dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu kala sebelum mendirikan Negara. Proses terbentuknya negara dan
bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu
sejak zaman kerajaan-kerajan. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara
Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri. Sehingga asal nilainilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari
bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis
Pancasila. Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan
pandangan hidup yang kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing
di tengah masyarakat internasional. Hal ini dapat terlaksana dengan
kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Dengan demikian, berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan
di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila memilki landasan historis

7
yang kuat. Secara histories, sejak zaman kerajaan unsur Pancasila sudah
muncul dalam kehidupan bangsa kita. Agar nilai-nilai Pancasila selalu
melekat dalam kehidupan bangsa Indonesia, maka . nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap Pancasila tersebut kemudian dirumuskan dan
disahkan menjadi dasar Negara. Sebagai sebuah dasar Negara, Pancasila
harus selalu dijadikan acuan dalam bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Semua peraturan perundang-
undangan yang ada juga tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila.
2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia.
Didalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola
kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat,
disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa
dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat
memiliki nilai-nilai yang tertentu. Melalui pendekatan sosiologis ini pula,
Anda diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut
disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu
kepada nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa
Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan
melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya
hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa
Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri
negara (Kaelan, 2000: 13).
3. Sumber Politik Pendidikan Pancasila
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah
berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Pola pikir

8
untuk membangun kehidupan berpolitik yang murni dan jernih mutlak
dilakukan sesuai dengan kelima sila yang mana dalam berpolitik harus
bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyarawatan/Perwakilan dan dengan penuh
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tanpa pandang bulu. Etika
politik Pancasila dapat digunakan sebagai alat untuk menelaah perilaku
politik Negara, terutama sebagai metode kritis untuk memutuskan benar
atau slaah sebuah kebijakan dan tindakan pemerintah dengan cara
menelaah kesesuaian dan tindakan pemerintah itu dengan makna sila-sila
Pancasila.
Etika politik harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut
terlibat secara konkrit dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Para
pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif, para pelaksana dan penegak hukum
harus menyadari bahwa legitimasi hukum dan legitimasi demokratis juga
harus berdasarkan pada legitimasi moral. Nilai-nilai Pancasila mutlak
harus dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa mengatur
pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai penyimpangan seperti
yang sering terjadi dewasa ini. Seperti tindak pidana korupsi, kolusi dan
nepotisme, penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan penyalahgunaan
narkotika sampai perselingkuhan dikalangan elit politik yang menjadi
momok masyarakat. Dalam penerapan etika politik Pancasila di Indonesia
tentunya mempunyai beberapa kendala-kendala, yaitu :
1) Etika politik terjebak menjadi sebuah ideologi sendiri. Ketika
seseorang mengkritik sebuah ideologi, ia pasti akan mencari
kelemahan-kelemahan dan kekurangannya, baik secara konseptual
maupun praksis. Hingga muncul sebuah keyakinan bahwa etika
politik menjadi satu-satunya cara yang efektif dan efisien dalam
mengkritik ideologi, sehingga etika politik menjadi sebuah ideologi
tersendiri.
2) Pancasila merupakan sebuah sistem filsafat yang lebih lengkap
disbanding etika politik Pancasila, sehingga kritik apa pun yang

9
ditujukan kepada Pancasila oleh etika politik Pancasila tidak
mungkin berangkat dari Pancasila sendiri karena kritik itu tidak
akan membuahkan apa-apa.

Namun demikian, bukan berarti etika politik Pancasila tidak


mampu menjadi alat atau cara menelaah sebuah Pancasila. Kendala
pertama dapat diatasi dengan cara membuka lebar-lebar pintu etika politik
Pancasila terhadap kritik dan koreksi dari manapun, sehingga ia tidak
terjebak pada lingkaran itu. Kendala kedua dapat diatasi dengan
menunjukkan kritik kepada tingkatan praksis Pancasila terlebih dahulu,
kemudian secara bertahap merunut kepada pemahaman yang lebih umum
hingga ontologi Pancasila menggunakan prinsip-prinsip norma moral.

D. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan erat kaitannya dengan


perkembangan sejarah Indonesia. Diantaranya :

1. Pendidikan Kewarganegaraan pertama kali muncul pada tahun 1957


dengan nama “Kewarganegaraan” yang hanya membahas hak dan
kewajiban warga negara serta cara memperoleh dan kehilangan status
kewarganegaraan. Namun sejak munculnya Orde Baru, isi mata pelajaran
ini hampir seluruhnya dibuang karena dianggap idak sesuai lagi dengan
tuntutan yang sedang berkembang.
2. Pada kurikulum 1968, mata pelajaran ini muncul dengan nama
“Kewargaan negara”. sesuai dengan ketetapan MPR No. IV/MPR/1973,
mata pelajaran ini diberubah nama menjadi Pendidikan Moral Pancasila
(PMP), materi yang sangat dominan disini adalah mengenai materi P-4.
3. Pada kurikulum 1984 maupun Kurikulum 1994, Pendidikan Moral
Pancasila berganti menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn). Dalam era reformasi, tantangan PPKn semakin berat. P4
dipermasalahkan substansinya, karena tidak memberikan gambaran yang
tepat tentang nilai Pancasila sebagai satu kesatuan. Dengan adanya
perubahan UU No. 2 tahun 1989 yang diubah dengan UU No. 2 tahun

10
2003 tidak dieksplisitkan lagi nama pendidikan Pancasila, sehingga tinggal
Pendidikan Kewarganegaraan.
4. kurikulum 2004 memperkenalkan istilah Pengganti PPKn dengan
kewarganegaraan / pendidikan kewarganegaraan. Perubahan nama ini juga
diikuti dengan perubahan isi PKn yang lebih memperjelas akar keilmuan
yakni politik, hukum dan moral. Pada kurikulum 2013 yang baru saja
disahkan akhir tahun 2013 lalu, nama pendidikan kewarganegaraan diganti
lagi dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Dalam
kurikulum tersebut penekan tentang sikap (afeksi) begitu ditonjolkan.

E. Alasan Penting Pendidkan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan sangat perlu di jadikan peljaran sekolah karena


setiap generasi adalah orang baru yang harus mendapatkan pengetahuan sikap
atau nilai dan keterampilan agar mampu menjadi warga Negara yang memiliki
watak atau karakter yang baik dan cerdas.

Pkn di Indonesia secara historis awalnya diselenggarakan oleh organisasi


pergerakan yang bertujuan untuk membangun rasa kebangsaan dan cinta-cita
Indonesia merdeka. Secara politis Pkn diindonesia lahir karena tuntutan konstitusi
atau UUD 1945 dan sejumlah kebijakan pemerintah yang berkuasa sesuai dengan
masanya.

Pendidikan kewarganegaraan selalu menghadapi dinamika perubahan dalam


system ketatanegaraan dan pemerintahan serta kehidupan berbangsa dan
bernegara. Untuk masa depan pkn Indonesia sangat di tentukan oleh pandangan
bangsa Indonesia sendiri. Eksistensi konstitusi Negara dan tuntutan dinamika
perkembangan bangsa.

Menurut kami, mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan itu adalah sangat


penting dan berguna untuk mahasiswa/mahasiswi di Perguruan Tinggi, karena
mata kuliah tersebut tidak hanya dididapat atau dipelajari saat kita berada di
bangku SD, SMP, & SMA bahkan saat kita sudah tidak mengenyam pendidikan
pun, Pendidikan Pancasila atau Kewarganegaraan haruslah kita pelajari dan

11
gunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena kita harus tahu tentang hak &
kewajiban yang di dapat sebagai warga Negara Indonesia.

Pancasila adalah sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Sebab itu seluruh tatanan
kehidupan masyarakat , bangsa, dan Negara menggunakan Pancasila sebagai dasar
moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap,
perubahan dan tingkah laku sebagai bangsa Indonesia

Hal-hal yang harus bisa para Mahasiswa/Mahasiswi lakukan saat telah sudah
mendapatkan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila saat di Perguruan Tinggi :

1. Agar mahasiswa mampu menjadi warga negara yang memiliki pandangan


dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM.
2. Agar mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya mencegah dan
menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai.
3. Agar mahasiswa memiliki kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam
upaya menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai
moral, agama, dan nilai-nilai universal.
4. Agar mahasiwa mampu berpikir kritis dan objektif terhadap persoalan
kenegaraan, HAM, dan demokrasi.
5. Agar mahasiswa mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap
berbagai persoalan kebijakan publik.
6. Agar mahasiswa mampu meletakkan nilai-nilai dasar secara bijak
(berkeadaban).

Pentingnya pendidikan Pancasila juga dapat memperkokoh jiwa kebangsaan


mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk
jalan (leitstar) bagi calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa di
berbagai bidang dan tingkatan. Selain itu, agar calon pemegang tongkat estafet
kepemimpinan bangsa tidak mudah terpengaruh oleh pahampaham asing yang
dapat mendorong untuk tidak dijalankannya nilai-nilai Pancasila.

12
Pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk menjawab
tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai
pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola
pengamalan Pancasila. Hal tersebut ditujukan untuk melahirkan lulusan yang
menjadi kekuatan inti pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa
dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga negara, badan-badan negara, lembaga
daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis, dan profesi lainnya
yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata
“pendidikan” dan kata “kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara.
2. Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
3. Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah program
pendidikan yang berintikan demokrasi politik, diperluas dengan
sumber-sumber pengetahuan lainnya: pengaruh-pengaruh positif dari
pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua. Kesemuanya itu
diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis,
bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup
demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
4. Negara perlu menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan karena
setiap generasi adalah orang baru yang harus mendapat pengetahuan,
sikap/nilai dan keterampilan agar mampu mengembangkan warga
negara yang memiliki watak atau karakter yang baik dan cerdas (smart
and good citizen) untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara sesuai dengan demokrasi konstitusional.
5. Secara historis, PKn di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh
organisasi pergerakan yang bertujuan untuk membangun rasa
kebangsaaan dan cita-cita Indonesia merdeka. Secara sosiologis, PKn
Indonesia dilakukan pada tataran sosial kultural oleh para pemimpin
di masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa
Indonesia. Secara politis, PKn Indonesia lahir karena tuntutan

14
konstitusi atau UUD 1945 dan sejumlah kebijakan Pemerintah yang
berkuasa sesuai dengan masanya.
6. Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika
perubahan dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan serta
tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara.
7. PKn Indonesia untuk masa depan sangat ditentukan oleh pandangan
bangsa Indonesia, eksistensi konstitusi negara, dan tuntutan dinamika
perkembangan bangsa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Edisi pertama. Dikti:2016.


http://alviannelaurentz.blogspot.com/2018/10/hakikat-pendidikan-
kewarganegaraan.html
https://pdfcoffee.com/hakikat-pendidikan-kewarganegaraan-dalam-
mengembangkan-kemampuan-utuh-sarjana-atau-profesional-3-pdf-free.html
http://dwisetiyoko.blogspot.com/2018/12/makalah-pendidikan-
kewarganegaraan_4.html

16

Anda mungkin juga menyukai