Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPS


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPS SD Kelas Tinggi
Dosen Pengampu: Eva Kusuma Wardani, M.Pd.

Oleh:
Kelompok : 10
Rombel : 5PGSD/A8
1. Sinta Permatasari 171330000127
2. Afiatin Azizah 171330000145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA
2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kepada kita semua nikmat iman dan nikmat islam, sehingga
pada saat kali ini kita masih dapat menjalankan aktivitas semata-mata untuk
mengharapkan ridho Allah SWT. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jurang-
jurang kehancuran dan dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang
benderang yakni agama islam.
Semoga atas tersusunnya makalah ini menjadi pembelajaran bagi kita
semua dari segala hal yang terjadi di sekeliling kita. Mudah-mudahan makalah ini
bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya, dapat mengambil sedikit
pembelajaran bagi kita semua. Disamping itu penulis juga menyadari makalah
ini tidak terlepas dari segala kekurangan, oleh karenanya segala bentuk kritikan
sangat penulis harapkan untuk selangkah lebih maju pada kesempatan selanjutnya.

Jepara, 3 Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
A. Pengertian Pendidikan Karakter……………………………………..3
B. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter……………………………………...4
C. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar…………………………………….8
D. Peran IPS dalam Pendidikan Karakter……………………………….9
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 13
A. Simpulan .............................................................................................. 13
B. Saran .................................................................................................... 13
C. Penutup ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

iii
i
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini dunia terasa sangat kecil, dengan
perkembangan teknologi yang begitu cepat membuat manusia dapat begitu mudah
memperoleh informasi. Saat ini Indonesia mengalami krisis multidimensi,
diantaranya permasalahan-permasalahan yang timbul di negara Indonesia ini
adalah penyimpangan moral seperti: seks bebas, tawuran pelajar, kebut-kebutan di
jalan oleh para pelajar, penggunaan narkoba, minuman keras, perjudian, kasus
korupsi, perampokan, bom bunuh diri teroris, dan baru-baru ini yang paling
mencengangkan kasus video porno pelakunya adalah seorang artis idola di
masyarakat, serta seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) nonton video
porno saat sidang di gedung DPR.
Begitu banyak permasalahan yang ada di negeri kita saat ini, sebagai seorang
pendidik tentunya kita sangat prihatin dengan permasalahan di negeri kita tercinta
Indonesia, yang sangat memprihatinkan sebagian besar yang terkena
permasalahan di atas adalah para pelajar atau generasi muda sebagai penerus
bangsa Indonesia. Menurut Warsono (2010) kondisi seperti ini tentu saja sangat
memprihatinkan bagi kita semua. Ditengah kondisi bangsa yang sedang terpuruk
secara ekonomi, moralitas generasi muda kita juga terpuruk.
Pendidikan karakter saat ini kembali digaungkan pemerintah. Pendidikan
karakter ini digaungkan kembali karena pemerintah sekarang seperti kebakaran
jenggot, karena begitu banyak permasalahan-permasalahan di negeri ini yang
berhubungan dengan penyimpangan-penyimpangan moral, nilai-nilai budaya
bangsa dan etika, baik penyimpangan tersebut yang dilakukan para generasi muda
maupun para pemimpin bangsa, sehingga pemerintah merasa pendidikan karakter
saat ini sangat diperlukan.
Sebenarnya pendidikan karakter ini sudah ada sejak lama bangsa Indonesia
ini berdiri, para pendiri negara Indonesia ini menuangkannya ke dalam
pembukaan UUD 1945 alenia ke 2 dengan pernyataan yang tegas, ”mengantarkan

1
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.” Para pendiri negara menyadari
bahwa hanya dengan menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmurlah bangsa Indonesia menjadi bermartabat dan dihormati bangsa-bangsa
lain. Sejak awal Indonesia merdeka, pendidikan karakter itu sendiri telah digagas
para pemikir pendiri bangsa Indonesia, terutama oleh presiden pertama kita Ir.
Soekarno, melalui gagasannya tentang pembentukan karakter bangsa (Nation and
Character Building), tentang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, serta
relevansi, tantangan dan perkembangan bagi pendidikan karakter di Indonesia
(Nuh, 2011).
IPS sebagai program pendidikan dan bidang pengetahuan, tidak hanya
menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula membina
peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki
tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa dan Negara (Sumaatmadja, 2007).
Dengan demikian, pokok bahasan yang disajikan tidak hanya terbatas pada materi
yang bersifat pengetahuan, melainkan juga meliputi nilai-nilai yang wajib melekat
pada diri peserta didik. Terutama nilai-nilai tersebut sangat bagus apabila sudah
kita berikan pada anak-anak usia muda seperti pada anak Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
2. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter?
3. Apa yang dimaksud dengan IPS di Sekolah Dasar?
4. Bagaimana peran IPS dalam pendidikan karakter?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu pendidikan karakter.
2. Untuk mengetahui nilai-nilai apa saja dalam pendidikan karkater.
3. Untuk mengetahui pendidikan IPS di sekolah dasar.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran IPS dalam pendidikan karakter.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Karakter


Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani charassein dan “kharax” yang
maknanya tools for making atau to engrave yang artinya mengukir. Kata ini mulai
banyak digunakan kembali dalam bahasa Prancis “caracter” pada abad ke 14 dan
kemudian masuk dalam bahasa Inggris menjadi “character” sebelum akhirnya
menjadi bahasa Indonesia menjadi “karakter” (Jhon, 2010). Membentuk karakter
seperti kita mengukir di atas batu permata atau permukaan besi yang keras.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan mendasari
cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Kebajikan
tersebut terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani
bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain (Kemendiknas, 2010).
Karakter terwujud dari karakter masyarakat dan karakter masyarakat
terbentuk dari karakter masing-masing anggota masyarakat bangsa tersebut.
Pengembangan karakter, atau pembinaan kepribadian pada anggota masyarakat,
secara teoretis maupun secara empiris, dilakukan sejak usia dini hingga dewasa.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan dengan penanaman nilai-nilai
sesuai dengan budaya bangsa dengan komponen aspek pengetahuan (cognitive),
sikap perasaan (affection felling), dan tindakan, baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa baik untuk diri sendiri, masyarakan dan bangsanya. Dalam Undang-Undang
No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya
pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

3
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab” (Depdiknas, 2003).
Tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan rumusan mengenai kualitas
manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh
karena itu rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam
pengembangan pendidikan karakter. Pengembangan pendidikan karakter sangat
strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang.
Pengembangan tersebut harus dilakukan dengan perencanaan yang baik,
pendekatan yang sesuai, dan metode belajar dan pembelajaran yang efektif. Sesuai
dengan sifat nilai pendidikan karakter merupakan usaha bersama sekolah dan oleh
karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru, semua mata
pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.
Pendidikan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan IPS yaitu membina peserta
didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan
dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan
bagi negara. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, proses mengajar dan
membelajarkannya, tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif)
dan keterampilan (psikomotor) saja, melainkan juga meliputi aspek akhlak
(afektif) serta bertanggung jawab sesuai yang terkandung dalam nilai-nilai
Pancasila (Sumaatmadja, 2007).

B. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter


Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter diidentifikasi dari
sumber-sumber sebagai berikut:
1. Agama
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu
kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran
agama dan kepercayaannya. Secara politis kehidupan kenegaraan pun
didasari oleh nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan
itu, maka nilai-nilai pendidikan karakter harus didasarkan pada nilai-nilai
dan kaidah yang berasal dari agama.

4
2. Pancasila
Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila
terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam
pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai nilai
yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur
kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni
yang diatur dalam pasal-pasal UUD 1945. Pendidikan karakter bertujuan
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu
warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.
3. Budaya
Suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat
yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat
tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi
makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota
masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam
kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai- nilai
dari pendidikan karakter.
4. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional mencerminkan kualitas yang harus dimiliki
setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan
pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Dalam tujuan pendidikan
nasional terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki seorang
warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan Pendidikan nasional
adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan
karakter dibandingkan ketiga sumber yang disebutkan di atas
(Kemendiknas, 2010).
Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut maka teridentifikasi sejumlah
nilai untuk pendidikan karakter sebagai berikut ini:

5
No Nilai Deskripsi
1. Religius Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis,pendapat, sikap dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
5. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu yang
menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan apa
yang telah dimiliki
7. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
10. Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya
11. Cinta tanah air Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang

6
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsanya
12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain
13. Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang
lain
14. Cinta damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya
15. Senang membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya
16. Peduli social Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan
17. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi
18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan YME

7
C. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar
Dalam kepustakan asing mengenai pendidikan IPS dikenal dengan berbagai
istilah seperti social secience education, social studies, and social education
(Soemantri, 2001). Sedangkan di Indonesia istilah Ilmu Pengetahuan Sosial baru
mulai muncul pada tahun 1975-1976, yaitu sebuah label untuk mata pelajaran
sejarah, ekonomi, geografi dan mata pelajaran ilmu sosial lainnya untuk tingkat
pendidikan dasar dan menengah. Istilah IPS juga dimaksudkan untuk
membedakan dengan nama-nama disiplin ilmu di universitas. Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya, nama IPS ini beranjak menjadi pengertian "suatu mata
pelajaran yang menggunakan pendekatan integrasi dari beberapa mata pelajaran,
agar pelajaran itu lebih mempunyai arti bagi peserta didik serta untuk mencegah
tumpang tindih.
Sedangkan di dalam Kurikulum 2013 dirumuskan bahwa Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di
SD/MI/SDLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran
IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai (Depdiknas, 2006).
Adapun tujuan mata pelajaran IPS di SD/MI ditetapkan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya;
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
social;
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

8
Menurut Sapriya (2008) menganalisis bahwa “secara konseptual, melalui
mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab, serta menjadi warga dunia yang cinta damai”.
Bertolak dari pendapat di atas, pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) dapat
pula dimasukkan nilai-nilai yang ada dalam pendidikan karakter, karena dimana
sesuai dengan tujuan dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah
peserta didik dapat bertanggung jawab terhadap masyarakat, berbangsa dan
bernegara. Karena pembelajaran IPS juga terdapat unsur-unsur nilai yang harus
ditanamkan kepada peserta didik. Menurut Sumaatmadja (2007) nilai-nilai yang
harus ditanamkan dalam pembelajaran IPS adalah nilai Ke-Tuhanan, nilai
edukatif, nilai praktis, nilai filsafat dan nilai teoritis. Nilai-nilai dalam
pembelajaran IPS tersebut sangat sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
pendidikan karakter, sehingga melalui pembelajaran IPS ini dalam pembelajaran
seorang guru harus bisa dalam menanamkan unsur-unsur nilai pendidikan karakter
dalam pembelajaran IPS.

D. Peran IPS dalam Pendidikan Karakter


Dalam pembelajaran IPS terdapat sembilan pilar karakter berasal dari nilai
luhur yaitu: 1). Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, 2). Kemandirian dan
bertanggung jawab, 3). Kejujuran/amanah, diplomatis, 4). Hormat dan santun, 5).
Dermawan, suka menolong dan gotongroyong, kerja sama, 6). Percaya diri dan
pekerja keras, 7). Kepemimpinan dan keadilan, 8). Baik dan rendah hati, 9).
Karakter toleransi, kedamaian dan kesatuan (Anika, 2017).
Analisis penulis dalam pembelajaran IPS memiliki sembilan aspek yang
mengandung nilai luhur. Ketika sembilan aspek ini dilaksanakan dengan baik oleh
peserta didik dalam belajar IPS, maka didalamnya IPS telah ikut berkontribusi
dalam membangun karakter anak bangsa yang baik dan berbudi pekerti luhur.
Menurut Sapriya mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, serta menjadi warga dunia
yang cinta damai. Dalam pembelajaran IPS, peserta didik bertanggung jawab
terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam

9
pembelajaran IPS selaras dengan nilai yang tercantum dalam pendidikan karakter.
Sehingga dalam proses pembelajarannya guru harus menanamkan nilai yang
terkandung dalam pembelajaran IPS tersebut kepada peserta didik. Pembentukan
karakter tidak mudah dilaksanakan untuk itu, pelaksanaan pembelajaran IPS
dalam upaya pembentukan karakter bangsa perlu dilakukan dengan berbagai
bentuk strategi khusus.
Menurut Thomas Lickona, mengatakan guru memiliki kekuasaan untuk dapat
mempengaruhi nilai karakter peserta didik dengan cara sebagai berikut:
1. Guru dapat menjadi pengasuh yang efektif mengasihi dan menghormati
peserta didik, membantu peserta didik meraih keberhasilan di sekolah,
membangun penghargaan diri peserta didik, dan membantu peserta didik
merasakan moralitas yang sesungguhnya dengan mengamati bagaimana
cara guru dalam memperlakukan mereka dengan cara-cara yang bermoral.
2. Guru dapat menjadi teladan pribadi etis yang menunjukkan sikap hormat
dan tanggung jawab baik di dalam dan di luar kelas.
3. Guru dapat menjadi pembimbing etis memberi pengajaran moral dan
penghargaan melalui penjelasan, diskusi, penyampaian cerita,
menunjukkan semangat pribadi, dan memberikan umpan balik korektif
ketika peserta didik mencoba menyakiti diri mereka sendiri atau menyakiti
sesama mereka.
Pembentukan karakter di sekolah-sekolah melalui IPS, karakter peserta didik
harus dibina agar sesuai dengan harapan dan menghasilkan suatu totalitas hasil
belajar yang mencerminkan pencapaian secara komprehensif dari dimensi
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang koheren. Dalam upaya pembentukan
karakter peserta didik di sekolah melalui pembelajaran IPS paling tidak mencakup
4 yang harus dilakukan yakni kurikulum, materi, guru, dan proses pembelajaran.
IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang tanggung jawab
utamanya adalah membentuk karakter peserta didik. Kurikulum sekolah
membantu peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
sikap, nilai, dan moral yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Hal ini sejalan dengan

10
tujuan pembelajaran IPS, yaitu: mengkaji seperangkat fakta, peristiwa konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan perilaku manusia untuk membangun dirinya,
masyarakatnya, bangsanya dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman
masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini dan diantisipasi untuk masa yang
akan datang.
Mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu (integrated), artinya materi
dalam pelajaran IPS dikembangkan dan disusun mengacu pada aspek kehidupan
nyata. Materi IPS sekolah didesain berdasarkan fenomena, masalah dan realitas
sosial dengan pendekatan interdisipliner yang melibatkan berbagai cabang ilmu-
ilmu sosial dan humaniora seperti kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi, antropologi, pendidikan. Materi IPS mengembangkan suatu tema dalam
pembelajaran. Bahan kajiannya menyangkut peristiwa, seperangkat fakta, konsep
dan generalisasi yang berkait dengan isu-isu aktual, gejala dan masalah-masalah
atau realitas sosial serta potensi daerah. Isi materi IPS yakni mengenalkan konsep-
konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat serta mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan terhadap kondisi sosial di masyarakat.
Hal ini bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk berpikir
kritis dan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah (Suyanti, 2017).
Menurut penulis guru juga memiliki peranan penting agar pembelajaran IPS
menjadi optimal dalam membentuk karakter. Menjadi seorang guru IPS harus
berpegang pada 5 prinsip pembelajaran yaitu: bermakna (meaningful), terpadu
(integrative), menantang (challenging), aktif (active), dan berbasis nilai (value
based). Guru harus dapat melatih peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan seperti berkomunikasi, beradaptasi, bersinergi,
bekerja sama, bahkan berkompetisi sesuai dengan adab dan norma-norma yang
ada. Selanjutnya, peserta didik diharapkan menghargai dan merasa bangga
terhadap warisan budaya dan peninggalan sejarah bangsa, mengembangkan dan
menerapkan nilai-nilai budi pekerti luhur, mencontoh nilai-nilai keteladanan dan
kejuangan para pahlawan, para pemuka masyarakat dan pemimpin bangsa,
memiliki kebanggaan nasional, ikut mempertahankan jati diri bangsa, dan
memiliki kepribadian yang berkarakter. Untuk itu peranan guru dalam

11
pembelajaran IPS sangat penting. Guru harus menguasai hakikat IPS. Guru juga
harus dapat menguasai materi dan ketrampilan memetakan KI/KD. Selain itu,
guru harus mampu memilih strategi pembelajaran dan perencanaan pembelajaran
IPS secara sistematis.
Strategi pembelajaran, media pembelajaran juga perlu diperhatikan dalam
pembelajaran IPS. Media pembelajaran IPS bukan sekedar membantu materi
kognitif, tetapi sekaligus bertujuan mengembangkan afektif dan psikomotorik
peserta didik. Jadi strategi pembelajaran dan model pembelajaran diharapkan
mampu menumbuhkan motivasi dan simpati peserta didik untuk mengembangkan
keterampilan sosial.
Menurut penulis dalam praktik pembelajarannya IPS harus senantiasa
memperhatikan konteks yang berkembang pada masyarakat. Pendekatan-
pendekatan pembelajaran efektif yang dibuat dan disesuaikan dengan
perkembangan masyarakat menjadi salah satu instrumen penting untuk
diperhatikan agar pembelajaran tetap menarik bagi peserta didik serta senantiasa
relevan dengan konteks yang berkembang. Peserta didik dilibatkan dalam setiap
proses pembelajaran. Hal ini menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
Pembelajaran IPS dikembangkan sebagai wahana yang efektif untuk
menanamkan pemahaman, sikap, dan keterampilan peserta didik. Setting kelas
dalam pembelajaran IPS perlu diciptakan suasana kondusif dan produktif untuk
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik dengan melibatkan peserta
didik secara proaktif dan interaktif baik dalam proses pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas sehingga memberi pengalaman belajar yang bermakna
(meaningful learning) untuk membentuk dan mengembangkan karakter peserta
didik. Dalam konteks pembangunan budaya dan karakter bangsa, mata pelajaran
IPS juga memiliki peran yang relevan untuk membina warga negara dalam
membangun karakter.

12
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Permasalahan yang dialami bangsa ini begitu memperihatinkan terutama
dikalangan remaja sebagai penerus bangsa, dengan pendidikan karakter melalui
pembelajaran IPS diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan yang dialami
bangsa indonesia saat ini, IPS sebagai bidang studi dalam pembelajaran yang
bertujuan agar peserta didik mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara dapat di implementasikan dengan memasukkan
nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter.
Dalam upaya pembentukan karakter peserta didik di sekolah melalui
pembelajaran IPS paling tidak mencakup empat hal yang harus dilakukan yakni
kurikulum, materi, guru, dan proses pembelajaran. IPS merupakan bagian dari
kurikulum sekolah yang tanggung jawab utamanya adalah membentuk karakter
peserta didik. Mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu artinya materi
dalam pelajaran IPS dikembangkan dan disusun mengacu pada aspek kehidupan
nyata. Guru juga memiliki peran penting agar pembelajaran IPS menjadi optimal
dalam membentuk karakter.

B. Saran
Sebaiknya kita sebagai pendidik menerapkan 18 poin karakter bangsa dan
membimbing peserta didik kita untuk menerapkan 18 poin tersebut karena pada
dasarnya karakter bangsa yang berupa penjabaran dari segala aspek kehidupan.

C. Penutup
Demikian makalah ini kami buat, bila ada kesalahan dalam penulisan baik
sengaja maupun tidak sengaja mohon untuk dimaafkan, kami juga menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anika, Dina. 2017. Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran IPS. Jurnal


Edunomic, 5, 6.
Depdiknas. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas RI. 2006. Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.
Jhon, Alfret. 2010. Membangun Karakter Tangguh, Mempersiapkan Generasi
Anti Kecurangan. Surabaya: Portico Publishing.
Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran
Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan
Karakter Bangsa. Pengembangan Pendidikan dan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kemendiknas.
Nuh, Muhammad. 2011. Desain Produk Karakter Kementrian Pendidikan
Nasional. Diakses 31 Desember 2019, dari
http://pendikar.dikti.go.id/gdp/wpcontent/uploads/Desainp-Induk-
Pendidikan-Karakter--Kemdiknas.pdf
Sapria. 2008. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Laboratorium PKn
UPI.
Soemantri, Numan. 2001. Menggagas embaharuan Pendidikan IPS. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sumaatmadja, Nursid. 2007. Konsep Dasar IPS. Modul 1-2. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Suyanti. 2017. Peran Pembelajaran IPS dalam Pembentukan Karakter Bangsa.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan
Indonesia. 15-22.
Warsono. 2010. Model Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan, Proceedings of The 4th International Conference on

14
Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia,
810 November 2010.

15

Anda mungkin juga menyukai