Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BMR

MASYARAKAT ADAT MELAWAN PENJAJAH DAN


KEDAULATAN MELAYU ISLAM DI RIAU

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. MISA
2. ANGKE WIJAYANTI
3. CICI RESNANDA
4. MIKAEL BATARA
5. NANDA KURNISRSN
6. BHRGDY RANAKA

KELAS: X IPS 1

SMA NEGERI 1 RENGAT BARAT


TP. 2022/2023

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT. Karna berkat
rahmat dan hidayahnya kami bisa mengumpulkan tugas makalah tentang
Masyarakat Adat Melawan Penjajah Dan Kedaulatan Melayu Islam Di Riau

Dengan terselesainya penulisan makalah ini, kami mengucapkan banyak


terima kasih kepada guru bidang studi yang telah banyak memberikan masukan
kepada kami sehingga terselesainya makalah ini. Serta kepada Orang tua dan
teman-teman yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak
langsug dalam menyelesaikan makalah ini

Penulis menyadari, penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah dimasa
mendatang.

Rengat Barat, September 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Masyarakat Adat Melawan Penjajah.............................................................2
B. Kedaulatan Melayu Islam di Riau.................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat adat telah berjuang bersama dengan gerakan pemuda untuk


membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, dibanding peran para
elite pemuda terdidik, hampir tidak ada buku sejarah yang menuliskan peran
masyarakat adat dalam perjuangan kemerdekaan melawan kolonialisme.
Rendahnya representasi ini menggambarkan marjinalisasi terhadap masyarakat
adat yang masih berlanjut bahkan setelah Indonesia merdeka selama 75 tahun.

Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia bukanlah sesuatu yang diperoleh


dengan mudah, melainkan dengan darah, keringat dan air mata. Begitu pun yang
dialami oleh rakyat Riau ketika itu. Perjuangan rakyat Riau untuk merebut
kemerdekaan adalah masa yang sangat heroik yang lebih awal diperjuangkan
daripada perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Sayangnya perjuangan
Riau pada masa itu, belum sepenuhnya mengambil langkah-langkah diplomasi
dan kurangnya persenjataan dalam menghadapi Belanda.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang Masyarakat Adat Melawan Penjajah?
2. Kedaulatan melayu islam di Riau

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masyarakat Adat Melawan Penjajah


a. Defini Masyarakat Adat
Istilah “Masyarakat Adat” sesungguhnya bukanlah hal yang asing bagi kita.
Indonesia adalah negara dengan populasi Masyarakat Adat yang tinggi dengan
perkiraan mencapai sekitar 40-70 juta jiwa, di mana 20 juta di antaranya adalah
anggota AMAN. Dengan dinamika situasi yang ada, - di mana Masyarakat Adat
sebagai kelompok minoritas seringkali mengalami diskriminasi, stigma,
kekerasan, intimidasi, dan kriminalisasi, - definisi atas apa atau siapa itu
Masyarakat Adat, terkadang masih dipahami secara samar atau keliru. Ketiadaan
Undang-Undang tentang Masyarakat Adat, berdampak besar pada situasi dan
kelangsungan hidup Masyarakat Adat. Lewat artikel ini, AMAN hendak
menajamkan arti dan konteks dari Masyarakat Adat di Nusantara.

Istilah “Masyarakat Adat” sesungguhnya bukanlah hal yang asing bagi kita.
Indonesia adalah negara dengan populasi Masyarakat Adat yang tinggi dengan
perkiraan mencapai sekitar 40-70 juta jiwa, di mana 20 juta di antaranya adalah
anggota AMAN. Dengan dinamika situasi yang ada, - di mana Masyarakat Adat
sebagai kelompok minoritas seringkali mengalami diskriminasi, stigma,
kekerasan, intimidasi, dan kriminalisasi, - definisi atas apa atau siapa itu
Masyarakat Adat, terkadang masih dipahami secara samar atau keliru. Ketiadaan
Undang-Undang tentang Masyarakat Adat, berdampak besar pada situasi dan
kelangsungan hidup Masyarakat Adat. Lewat artikel ini, AMAN hendak
menajamkan arti dan konteks dari Masyarakat Adat di Nusantara.

Ambisi untuk melakukan monopoli perdagangan dan menguasai gerbagai


daerah di nusantara Kerajaan- kerajaan kecil semakin terdesak oleh pemaksaan
monopoli dan tindakan sewenang-wenang dari VOC. Perlawanan di riau adalah
perlawanan yang di lancarkan oleh kerajaan siak sri indrapura. Raja Siak Sultan

2
Abdul jalil Rahmat syah memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. Dalam
suasana konfrontasi dengan VOC itu, Sultan Abdul jalil Rahmat Syah wafat.
Sebagai gantinyya diangkatlah putranyayang bernama Muhammad abdul jalil
muzafar syah . pada tahun 1751 berkobar perang melawan VOC. Dengan cara
membuat benteng pertahanan di sepanjang jalur yang menghubungkan sungai
Indragiri, Kampar sampai pulau guntung yang berada di muara sungai siak. Oleh
karena itu segera dipersiapkan kekuatan yang lebih besar untuk menyerang VOC.
Raja indra dan panglima besar tengku muhammad ali. Dalam serangan ini di
perkuat dengan kapal perang “Harimau Buas” yang dilengkapi dengan lancang
serta perlengkapan perang secukupnya. Dengan demikian pasukan siak sulit
menembus benteng pertahaanan itu. Namun banyak pula jatuh korban dari VOC ,
sehingga nendatangkan bantuan kekuatan termasuk juga orang-orang cina.
Pertemuran `hamper berlangsung satu bulan. Melihat situasi yang demikian itu
kedua panglima perang siak menyerukan pasukannya untuk mundur kembali ke
siak. Sultan Siak bersama para panglima dan penasihat mengatur siasat baru.
Siasat perang ini tidak terlepas dari jasa raja indra pahlawan. Oleh karena itu atas
jasanya raja indra pahlawan diangkat sebagai penglima besar kesultanan siak
dengan gelar :”panglima perang raja indra pahlawan datuk lima puluh”

b. Reaksi masyarakat riau terhadap penduduk jepang


1. Penderitaan Romusha dan Masyarakat Riau Tahun 1942 jepang telah
menduduki beberapa negara dikawasan pasifik. untuk memperkuat
pertahanan mereka di negara yang telah diduduki Jepang membuka jalan
kereta api. Di daerah Riau Jepang membuka jalan kereta api antara Muaro
Sijunjung-Pekanbaru, pembuatan jalan darat dari Medan ke Pasir
Pengaraian, pembuatan lapangan terbang simpang Tiga Pekanbaru dan
pembuatan jembatan Rantau Berangin dan Danau Bingkuang.
 Pembangunan Pendudukan Jepang "Pembuatan jalan kereta api Muaro
Sijunjung – Pekanbaru menurut ahli militer Jepang mempunyai arti
penting dan jangkauan yang strategis untuk memperkuat pertahanan di
wilayah yang merea duduki" (Syafei Abdullah, 2002: 8). Disebut

3
strategis, karena didaerah riau terdapat pelabuhan samudera di Dumai
dan Sungai Siak. Didaerah Riau juga didapat tambang minyak bumi.
 Usaha mendapatkan tenaga kerja Pekerjaan yang banyak itu akan
menuntut tenaga kerja yang banyak, perlunya tenaga ahli dan
tersedianya peralatan . hal inilah yang menjadi masalah yang berat bagi
Jepang. Penduduk Riau sangat kurang. Diperkirakan penduduk Riau
tahun 1942 – 1945 rata-rata ± 10 jiwa per km². (Asni Munir, 1991 :
19). Sebagian besar daerah yang akan dilewati rel kereta api itu
berpenduduk yang jarang. Bila dikerjakan oleh penduduk daerah dari
Lubuk Ambacang ke Pekanbaru, maka akan mewajibkan seluruh
penduduk laki-laki antara umur 16 – 45 tahun dan tenaga kerja dai
tempat ini pun jauh dari mencukupi kebutuhan. Sementara Jepang
mengintensifkan penanaman bahan makanan. Bila penduduk harus
mengerjakan jalan, maka pertanian tidak dapat dilaksanakan. Untuk
mengatasi itu didatangkan tenaga kerja dari Jawa (Jamal Lako Sutan,
Naskah : 326).
 Penderitaan Tenaga Kerja Paksa (Romusha) Pemuda – pemuda yang
berasal dari sekitar Pasir Pengaraian diwajibkan bergotong-royong
membuat jalan raya dari Kota Pinang lewat Hutan Mahato menuju
Pasir Pengaraian .
 Penderitaan Rakyat Riau Penderitaan tidak hanya dirasakan oleh
tenaga kerja paksa saja, juga terjadi pada rakyat riau lainnya yang tidak
ikut bekerja pembangunan Jepang. Laki-laki, wanita, anak-anak
merasakan penderitaan selama pendudukan Jepang akibat kekurangan
makanan, pakaian dan kebutuhan hidup sehari-hari lain. Di
Tembilahan rakyat diperintahkan Jepang untuk menyediakan serabut
kelapa yang akan dipergunakan Jepang untuk membuatalas
kaki(keset). Untuk mendapatkan serabut kelapa ini sangat sukar,
apalagi Jepang memaksa rakyat menyediakan sejumlah lebih kurang 2
kg setiap hari. Waktu tersita untuk memenuhi perintah Jepang itu.
Menentang perintah akan mendapat hukuman yang ditakuti rakyat.

4
Hasil petanian sangat penting di daerah Kampar. Semenjak
pemerintahan Jepang hasil pertanian itu khususnya padi sangat
berkurang bahkan tidak mencukupi lagi. Pada zaman pendudukan
Jepang kehidupan masyarakat sulit.

c. Perlawanan menentang Belanda


Perlawanan menentang Belanda mencapai klimaksnya pada tanggal 10
Februari 1911. Saat itu, ketika Residen Riau, GP de Bruin Kops membacakan
surat pemberhentian Sultan Abdurrachman Muazamsyah dan Tengku Besar atau
Tengku Umar di Gedung Rusyidiah Klub, menyebabkan sultan dan para petinggi
Kerajaan Riau menyingkir ke Johor dan Singapura.

Masa menjelang kemerdekaan, adalah akhir dari periode penjajahan Belanda


di Riau yang terus mencekam sejak traktat London ditandatangani 2 Agustus
1824. Sejak itu Kerajaan Melayu Riau terus melemah. Sebaliknya kekuasaan
Belanda yang berkedudukan di Tanjungpinang ketika itu, semakin tajam dan
meluas.

Pada zaman penjajahan Belanda, Riau pernah terpecah ke dalam tiga residen
di Sumatera. Yang pertama terpecah adalah Residentie Riouw en
Onderhoorigheden yang mencakup afdeling Indragiri dan Tanjungpinang. Yang
kedua adalah Residentie Oustkust van Sumatra dengan afdeling Bengkalis, dan
ketiga Residentie Westkust van Sumatra dengan afdeling Limapuluh Kota.

Sejarah terus bergulir, dan pada akhirnya Riau menjadi bagian dari Provinsi
Sumatera Tengah dengan gabungan wilayah Sumatera Barat, Jambi dan
Keresidenan Riau. Kondisi ini ternyata tidak membawa manfaat yang berarti
terhadap pembangunan Riau, sehingga timbullah keingin rakyat Riau untuk hidup
dalam wilayah tersendiri.

5
Gerakan ini dipelopori beberapa pemuka masyarakat Riau. Mereka
menginginkan daerah otonomi tersendiri. Hal ini, kemudian diperkuat dengan
Kongres Pemuda Riau 17 Oktober 1954 di Pekanbaru.

Begitu heroiknya para pemuda dan rakyat Riau berjuang. Selanjutnya, setelah
keinginan untuk berdiri sendiri sebagai sebuah daerah otonom bernama Provinsi
Riau terpenuhi, langkah selanjutnya adalah menyusun tatanan pemerintahan yang
terlembaga sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Kedaulatan Melayu Islam di Riau

Perjalanan syiar agama Islam di Riau merupakan salah satu hal yang unik
karena pada awalnya penduduk daerah tersebut memeluk agama animisme yaitu
kepercayaan kepada para leluhur dan nenek moyang.

Kemudian dilanjutkan sebagian memeluk agama Budha dan berkembang


menjadi Hindu Budha. Selanjutnya beberapa daerah Kemudian menjalin
kerjasama dengan para pedagang dari kawasan lain yang yang memeluk agama
Islam. Pada saat itulah dengan cara tersebut pelan pelan penyebaran agama Islam
dimulai.

Penyebaran Awal Agama Islam di Riau


Perkembangan Islam di Riau diperkirakan diawali dari perjalanan perdagangan
pada daerah lembah Sungai Kampar yang pada saat itu merupakan daerah
penghasil lada terbesar di dunia. Maka tak heran jika daerah tersebut menjadi
pintu gerbang penyebaran Islam di Riau.

Teori Penyebaran Agama Islam di Riau


Terdapat berbagai Teori yang menyatakan banyaknya cara dan asal Bagaimana
Islam menyebar di seluruh Riau pendapat para ahli adalah sebagai berikut:

6
Berasal dari India
Snouck Hurgronje menyatakan bahwa orang Islam dari India mengambil jalur
perdagangan dan imigrasi di daerah nusantara. Kemudian melakukan perdagangan
hingga sampai ke Riau dan sesudahnya proses penyebaran agama Islam dimulai.

Bukti yang diberikan adalah sebagai berikut:


 Banyaknya Batu Nisan yang ada di daerah Melayu teridentifikasi diimpor
daerah Gujarat.
 Banyaknya perdagangan penting yang diperankan oleh pedagang Gujarat.
 Tradisi kesusastraan Melayu sangat mirip dengan tradisi yang
dikembangkan oleh India Islam.
 Catatan Marcopolo dan Ibnu Batutah yang pernah melewati Riau dan
sekitar abad ke-13 dan 14 menyatakan hal tersebut.
 Penelitian arkeologi arkeologi menemukan makam Sultan Malik Al Saleh
yang merupakan pemerintahan dalam.

Kerajaan Samudra Pasai


Kelemahan dari teori ini adalah ternyata jalur perdagangan tidak hanya di
dominasi oleh para pedagang dari Gujarat saja. Tetapi juga dari Cina dan Arab
yang pergi ke daerah Kanton lalu singgah ke Melayu.

Teori Islam dari China Islam dari Cina


 Profesor S.Q. Fatini menyatakan bahwa ada perpindahan besar-besaran
orang Islam dar Canton akibat adanya pemberontakan-pemberontakan
sehingga berpindah ke daerah Riau.
 Ditemukannya batu nisan Syekh Abdul Qadir di daerah Kedah, Batu
peringatan yang bertuliskan paling terang di Kamboja, batu nisan
bertuliskan Terengganu 1303 Masehi.
 Bukti pengaruh Cina dalam sebuah masjid yang di Malaka dan Jawa yang
berbentuk seperti Pagoda.

7
Teori Islam dari tanah Arab.
Menurut Hamka adalah adanya bukti bahwa orang Arab telah berlayar ke daerah
nusantara sebelum adanya kelahiran Nabi Muhammad. Tujuannya untuk membeli
rempah-rempah, ratus dan batu kapur barus yang pada saat itu hanya ada di daerah
Sumatera. Sehingga diperkirakan daerah Melayu telah lama berada di peta orang
Arab.
1. Pada 7 masehi diketahui bahwa Islam telah menyebar ke daerah Sumatera
ketika muawiyah bin Abi Sufyan mengirimkan utusannya kepada Raja
Sriwijaya.
2. Umar bin Abdul Aziz yang ternyata telah berdakwah serta melakukan
perdagangan di daerah Melayu.
3. Diperkirakan adanya Armada yang yang berangkat dari Ceylon ke
Palembang pada tahun 717. Di mana pemerintahan khalifah Sulaiman bin
Malik mengirimkan Armada kapal sebanyak 35 unit ke Muara Sabak di
Jambi.
4. Perdagangan yang dilakukan oleh pedagang Arab yang sampai pada
daerah Melayu juga merupakan salah satu faktor mengapa penyebaran
Islam dapat berlangsung cepat di daerah tersebut.
5. Adanya bukti Catatan sejarah pengislaman raja-raja di Melayu yang
dilakukan oleh pendakwah dari Timur Tengah. Antara lain Maharaja
Drebar 2 yang memerintah kerajaan Kedah pada tahun 1136.
6. Adanya perkampungan Islam yang telah berdiri di daerah Utara Sumatera
yang dikenal sebagai Ta-Shih
7. Terlihatnya pengaruh Islam yang cukup besar dalam bahasa yang
digunakan sehari-hari
8. Terdapat nama orang Melayu yang mulai memiliki unsur keakraban
9. Dari beberapa teori diatas disimpulkan bahwa sebenarnya Islam telah
masuk ke Melayu sejak abad ke-7 masehi. Namun baru mengalami
berkembang pesat setelah abad 11 sampai 15 Masehi yaitu sejak
berdirinya Kerajaan Islam

8
Sejarah Kerajaan Islam Riau
Salah satu bukti serta faktor pendorong penyebaran agama Islam di Riau adalah
karena berdirinya Kerajaan yang bercorak Islam. Terdapat beberapa kerajaan yang
memerankan peranan penting bagi penyebarannya.
Kesultanan Riau Lingga
Kerajaan ini berpusat pada kepulauan Lingga yang merupakan pecahan dari
Kesultanan Johor. Dibentuk atas dasar perjanjian Britania Raya dengan Belanda
pada tahun 1824 dengan Sultan Abdurrahman Muadzam Shah yang merupakan
Sultan pertamanya.

Kesultanan Daik Lingga


Kerajaan ini merupakan pusat kerajaan Riau Lingga. Dipimpin oleh Sultan antara
lain Sultan Abdurakhman Syah dari tahun 1812-1832, Sultan Muhammad Syah
mulai tahun 1832 hngga 1841. Dilanjutkan dengan Sultan Mahmud Muzaffar
Syah mula dari 1841-1857.
Pada tahun 1857 – 1883 dipimpin oleh Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah dan
Sultan Abdurrakhman Muazzam Syah mula tahun 1883 hingga 1911. Selanjutnya
kerajaan ini dihapuskan oleh Belanda mulai tahun 1911.

Kerajaan Indragiri
Pada masanya kerajaan Indragiri diperintah oleh raja Iskandar yang berkelas
Narasinga 1 dari kerajaan Malaka. Barulah pada generasi yang ke-4 Istana
Kesultanan Indragiri didirikan oleh Paduka Maulana Sri Sultan Alaudin
Iskandarsyah yang bergelar Nara Singa II.

Pembuktian Penyebaran Islam Berdasarkan Situs yang Ada


Perkembangan agama Islam di Riau dapat dibuktikan dari adanya beberapa
bangunan serta catatan yang menyatakan hal tersebut. Situs-situs tersebut tersebar
di Riau yaitu seperti:
 Masjid Raya Nur Alam Senapelan.

9
Menurut catatan masjid ini dibangun pada tahun 1762 yang merupakan
peninggalan Kerajaan Siak.

 Masjid Ar-Rahman Tertua di Pekanbaru.


Masjid Ini berdiri di sebidang tanah wakaf dari Raden Sastro Prawiro
Joyodiningrat yang berada di jalan Sumatera. Pembangunannya dimulai
pada tahun 1930 dan selesai hingga 1935.
 Istana Kerajaan Siak.
Keberadaan Istana Siak ini adalah bukti sejarah kebesaran Kerajaan
Melayu Islam di daerah Riau. Sampai sekarang di dalam istana masih
terdapat berbagai macam koleksi yang memiliki nilai tinggi dan
menggambarkan kejayaannya. Antara lain adalah kursi Singgasana sultan
yang berbalut dengan emas payung dan senjata kerajaan malayu bendera
Kerajaan Siak dan lain setanggi pembakaran serta replika mahkota
kerajaan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam Masyarakat Adat sendiri, juga hidup beragam kelompok minoritas,


yaitu mereka Masyarakat Adat yang mengalami ketertindasan berlapis, baik itu
karena faktor kesejarahan, kelas, maupun lainnya. Mereka adalah yang mengalami
diskriminasi dan stigma berganda, bukan hanya karena Masyarakat Adat, tetapi
karena identitas lain yang melekat. Kelompok Masyarakat Adat minoritas itu, -
tak terbatas pada yang disebutkan di sini - meliputi perempuan, anak (berusia di
bawah 17 tahun), penyandang disabilitas, lansia, minoritas gender dan seksual,
dan kelompok minoritas lainnya yang hidup di dalam suatu komunitas adat
sebagai Masyarakat Adat.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://perpustakaan.id/sejarah-perkembangan-islam-di-riau/
https://ketiadaan.com/bab-4-sejarah-perjuangan-rakyat-riau-masa-kolonial
http://dprd.riau.go.id/sejarah/

12

Anda mungkin juga menyukai