Disusun Oleh:
KASMALIZA
2315201004
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjat-kan kepada Allah S.W.T serta shalawat
dan salam kita sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhamad S.A.W.
Di antara sekian banyak nikmat Allah S.W.T yang membawa kita dari kegelapan
ke dimensi terang yang memberi hikmah yang paling bermanfaat bagi seluruh umat
manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) ini dengan baik, dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan. Dalam proses penyusunan tugas ini
kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dan segala bentuk
dukungan lainnya dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih sebagai penghargaan kepada semua pihak terkait yang
telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari dari Allah SWT dan Agama kita, meski begitu,
tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami
dan bagi pembaca lain pada umumnya.
KASMALIZA
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4
1.1. Latar belakang ...............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3. Tujuan Pembahasan .......................................................................................5
BAB II ISI ................................................................................................................6
2.1. Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam pencerdasan
kehidupan bangsa .................................................................................................6
2.2. Pertanyaan - pertanyaan tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ........9
2.3. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pendidikan
Kewarganegaraan Indonesia ...............................................................................10
2.3.1. Sumber Historis ....................................................................................10
2.3.2. Sumber Sosiologis ................................................................................11
2.3.3. Sumber Politis .......................................................................................11
2.4. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan
Pancasila .............................................................................................................13
2.4.1. Dinamika Pendidikan Pancasila ............................................................13
2.5. Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan ........16
2.5.1. Esensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan......................16
2.5.2. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan ...................17
2.5.3 Contoh Esensi & Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa
depan ...............................................................................................................17
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................19
Daftar Pustaka ........................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Rumusan Masalah
4
Kewarganegaraan. Sejalan dengan kaidah pembelajaran ilmiah dan aktif, maka
Anda akan mengikuti proses sebagai berikut:
1. Menelusuri konsep dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam
pencerdasan kehidupan bangsa;
2. Menanya alasan mengapa diperlukan Pendidikan Kewarganegaraan;
3. Menggali sumber historis, sosiologis, dan politis tentang Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia;
4. Membangun argumen tentang dinamika dan tantangan Pendidikan
Kewarganegaraan;
5. Mendeskripsikan esensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk
masa depan;
1.3.Tujuan Pembahasan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
bersifat feodal sehingga dikenal istilah kawula negara sebagai terjemahan dari
onderdaan.
Setelah Indonesia memasuki era kemerdekaan dan era modern, istilah kawula
negara telah mengalami pergeseran. Istilah kawula negara sudah tidak digunakan
lagi dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini. Istilah
“warga negara” dalam kepustakaan Inggris dikenal dengan istilah “civic”, “citizen”,
atau “civicus”. Apabila ditulis dengan mencantumkan “s” di bagian belakang kata
civic mejadi “civics” berarti disiplin ilmu kewarganegaraan.
Siapa saja WNI? Menurut undang-undang yang berlaku saat ini, warga
negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Mereka dapat meliputi TNI, Polri, petani, pedagang, dan
profesi serta kelompok masyarakat lainnya yang telah memenuhi syarat menurut
undang-undang.
7
3. Citizenship Education (UK)
4. Ta’limatul Muwwatanah, Tarbiyatul Watoniyah (Timur tengah)
5. Educacion Civicas (Mexico)
6. Sachunterricht (Jerman)
7. Civics, Social Studies (Australia)
8. Social Studies (USA, New Zealand)
9. Life Orientation (Afrika Selatan)
10. People and Society (Hongaria)
11. Civics and Moral Education (Singapore)
12. Obscesvovedinie (Rusia)
13. Pendidikan Sivik (Malaysia)
14. Fuqarolik Jamiyati (Uzbekistan)
15. Grajdanskiy Obrazavanie (Russian-Uzbekistan) (Kemahasiswaan, 2016)
8
2.2.Pertanyaan Tentang PendidikanKewarganegaraan (PKn)
9
2.3.Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pendidikan Kewarganegaraan
Indonesia
2.3.1. Sumber Historis
Secara historis, pada tahun 1908 yang dikenal dengan masa Kebangkitan
Nasional, mulai timbul kesadaran masyarakat sebagai bangsa walaupun mereka
belum menamakan diri sebagai Indonesia. Karena itu, muncul semangat
kebangkitan bangsa Indonesia untuk merdeka dari penjajahan Belanda. Dan pada
20 Mei 1908 didirikanlah organisasi pertama di Indonesia bernama Budi Utomo
yang diprakarsai oleh Mr. Soepomo.
Setelah berdiri Boedi Oetomo, berdiri pula berbagai macam organisasi pergerakan
kebangsaan lain. Di antaranya adalah; Sarekat Islam, NU, Muhammadiyah,
Indische Partij, PSII, PKI, dll. Organisasi-organisasi tersebut bergerak di berbagai
bidang, namun tetap berpegang pada tujuan utama yaitu ingin memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Dari kongres pemuda inilah lahirlah ikrar yang dikenal dengan Sumpah Pemuda,
sebuah tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini
dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya
negara Indonesia. Momen ini pula yang menandai lahirnya bangsa Indonesia.
10
kemerdekaan Indonesia, tahun 1945 sampai saat ini, bangsa Indonesia telah
berusaha mengisi perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui berbagai cara,
baik perjuangan fisik maupun diplomatik. Perjuangan mencapai kemerdekaan dari
penjajah telah selesai, namun tantangan untuk menjaga dan mempertahankan
kemerdekaan yang hakiki belumlah selesai.
11
Pada awal pemerintahan Orde Baru, Kurikulum sekolah yang berlaku
dinamakan Kurikulum 1968. Dalam kurikulum tersebut di dalamnya tercantum
mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara. Dalam mata pelajaran tersebut
materi maupun metode yang bersifat indoktrinatif dihilangkan dan diubah dengan
materi dan metode pembelajaran baru yang dikelompokkan menjadi Kelompok
Pembinaan Jiwa Pancasila.
Kurikulum Sekolah tahun l968 akhirnya mengalami perubahan menjadi Kurikulum
Sekolah Tahun 1975. Nama mata pelajaran pun berubah menjadi Pendidikan Moral
Pancasila atau disebut juga PMP dengan kajian materi secara khusus yakni
menyangkut Pancasila dan UUD 1945 yang dipisahkan dari mata pelajaran sejarah,
ilmu bumi, dan ekonomi. Hal-hal yang menyangkut Pancasila dan UUD 1945
berdiri sendiri dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP), sedangkan
gabungan mata pelajaran Sejarah, Ilmu Bumi dan Ekonomi menjadi mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (lPS). Dan juga, mata pelajaran PMP ditujukan untuk
membentuk manusia yang Pancasilais.
Sesuai dengan perkembangan iptek dan tuntutan serta kebutuhan masyarakat,
kurikulum sekolah mengalami perubahan menjadi Kurikulum 1994. Selanjutnya
nama mata pelajaran PMP pun mengalami perubahan menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) yang terutama didasarkan pada ketentuan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pada ayat 2 undang- undang tersebut dikemukakan bahwa isi kurikulum
setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat:
(1) Pendidikan Pancasila;
(2) Pendidikan Agama;
(3) Pendidikan Kewarganegaraan.
Pasca Orde Baru sampai saat ini, nama mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan kembali mengalami perubahan. Yaitu menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan (Pkn). Walaupun menghilangkan kata Pancasila, namun esensi
penanaman nilai Pancasila kepada para siswa tidak dihilangkan.
12
2.2.Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila
13
3. Sk Dirjen Dikti, Nomor 38/ Dikti/ kep/ 2002, tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi.
14
Pendekatan pembelajaran dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila adalah
pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa untuk mengetahui dan
memahami nilai-nilai Pancasila, filsafat Negara, dan ideologi-ideologi bangsa.
Agar mahasiswa menjadi jiwa pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Selain itu, urgensi pendidikan Pancasila adalah untuk membentengi dan
menjawab tantangan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 tahun 2003, pasal 3
menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan merupakan alternatif terbaik dalam
melakukan sosial secara damai. Setiap warga Negara sesuai dengan kemampuan
dan tingkat pendidikannya memiliki pengetahuan, pemahaman, penghayatan,
penghargaan, dan pola pengamalan Pancasila. Contoh urgensi pendidikan Pancasila
bagi suatu program studi, misalnya yang terkait dengan tugas menyusun atau
membentuk peraturan perundang-undangan. Orang yang bertugas untuk
melaksanakan hal tersebut, harus mempunyai pengetahuan, pengertian,
pemahaman, penghayatan dan pola pengalaman yang lebih baik daripada warga
Negara yang lain karena mereka lah yang menentukan kebujakan untuk negaranya.
Begitu pula dengan mahasiswa yang lulusan prodi perpajakan dituntut memiliki
berkomitmen dan bertujuan agar dapat memberikan kontribusi terhadap
pelaksanaan kewajiban perpajakan tempat kerja secara baik dan benar.
Demikian bahwa keberadaan pendidikan Pancasila merupakan suatu program studi
di perguruan tinggi. Oleh karena itu, menjadi keharusan Pancasila disebarluaskan
secara benar, antara lain melalui mata kuliah di perguruan tinggi. Karena mahasiswa
sebagai bentuk perubahan muda di masa depan yang akan menjadi pembangunan
dan pemimpin bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga di Negara, lembaga
daerah dan sebagainya. Dengan demikian, pemahaman nilai-nilai Pancasila
dikalangan mahasiswa amat penting, yang berprofesi sebagai pengusaha, pegawai
swasta,pegawai pemerintah, dan sebagainya. Semua masyarakat mempunyai peran
penting terhadap kejayaan bangsa di masa depan.
15
2.3.Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa
depan
2.5.1.Esensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan
Prof. Dr. Nadiroh, M. Pd., seorang Guru Besar Pada Prodi PPKn FIS UNJ
(Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta) mengatakan bahwa,
Pembentukan Karakter Bangsa Sebagai Esensi Pendidikan Kewarganegaraan.
Beliau mengukuhkan hal tersebut lantaran fenomena dan fakta empiris yang
diberitakan di mass media akhir-akhir ini merupakan gambaran realita kehidupan
bangsa Indonesia yang sampai saat ini masih mengalami krisis multidimensi. Jika
keadaan ini dibiarkan berlarut-larut, kita akan sulit mengejar ketertinggalan dalam
upaya mencapai Millenium Developments Goals (MDG’s), yaitu:
1. Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan;
2. Mencapai Pendidikan Dasar secara Universal
3. Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan ;
4. Mengurangi tingkat kematian anak;
5. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya;
6. Menjamin pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan;
7. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan (United
Nations Development Group, 2003).
Tujuan ini dapat tercapai jika didukung oleh masyarakat dan bangsa yang
berkualitas atau SDM Indonesia yang unggul. Untuk itulah peran pendidikan sangat
penting, sebagaimana tersirat dan tersurat dalam Undang-undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat
2 dikatakan bahwa: Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman. Dalam pasal 3, dikatakan bahwa Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
16
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
17
3. Terjadi sebuah sikap kemunduran dari nilai toleransi yang dimana terjadi
pada masyarakat.
4. Terjadi sebuah sikap pelemahan terhadap nilai yang dimana ada pada
sebuah keluarga.
5. Terjadi sebuah sikap pemudaran yang dimana berada pada sebuah nilai
kejujuran.
6. Terjadi sebuah sikap maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
dimana terjadi pada masyarakat dalam melakukan penyelenggaraan
terhadap pemerintahan.
7. Terjadinya sebuah kerusakan pada sistem dan juga kehidupan ekonomi.
Dan;
8. Terjadinya berbagai macam pelanggaran terhadap nilai berbangsa dan juga
bernegara. (Brainly, 2018)
18
BAB III
KESIMPULAN
Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata
"pendidikan" dan "kewarganegaraan". pendidikan yang berarti usaha sadar dan
terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik bisa aktif
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, sedangkan
kewarganegaraan adalah segala hal yang berhubungan dengan warga negara.
1. Secara yuridis pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik agar memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
2. Secara terminologis pendidikan kewarganegaraan adalah program
pendidikan yang berintikan demokrasi politik, dan diperluas dengan
sumber-sumber lain; contohnya seperti pengaruh positif dari pendidikan
sekolah, masyarakat, dan orang tua.
a. Negara perlu menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan
karena setiap generasi itu adalah orang baru yang harus mendapat
pengetahuan, termasuk sikap/nilai maupun keterampilan agar
mereka mampu menjadi warga negara yang memiliki karakter yang
baik dan juga cerdas untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Secara historis, PKn di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh organisasi
pergerakan dengan tujuan untuk membangun rasa kebangsaan dan cita-cita
Indonesia merdeka.
4. Pendidikan kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika perubahan
dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
5. PKn Indonesia untuk masa depan sangat ditentukan oleh pandangan bangsa
Indonesia sendiri, eksistensi konstitusi negara, dan tuntutan dinamika
perkembangan bangsa.
19
Daftar Pustaka
Brainly. (2018, Oktober 15). Deskripsi tentang Esensi dan Urgensi PKn untuk
masa depan. Diambil kembali dari Brainly:
https://brainly.co.id/tugas/18356418
Leman. (2018, Mei 19). Urgensi dan Esensi Pendidikan Pancasila untuk masa
depan. Diambil kembali dari Wordpress:
https://leman2311.wordpress.com/2018/05/19/urgensi-dan-esensi-
pendidikan-pancasila-bagi-masa-depan/
20