Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”
Dosen Pengampu : Huma Magridoni, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
Okta Adinda Aprisa (21180071)

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT., dengan segala rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini hingga akhir. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing penulis
dalam rangka menyelesaikan makalah ini serta pihak lain yang berkontribusi dalam
memberikan arahan dan petunjuk kepada penulis dalam menyusun makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat berkembang lebih baik lagi ke depannya
dan mohon maaf atas kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini
karena kurangnya ilmu dan wawasan dari penulis. Semoga ke depannya penulis lebih
baik lagi dalam melakukan penyusunan makalah. Oleh karena itu penulis berharap
kritik dan saran dari pembaca demi perkembangan makalah yang lebih baik lagi ke
depannya.

Padang, 10 Februari 2022


Penulis

Okta Adinda Aprisa


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 2
1.3 Manfaat Penelitian ……………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaan ………….. 6
2.2 Alasan Diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan …….. 8
2.3 Sumber Historis, Sumber Sosiologis, dan Sumber Politis
Pendidikan Kewarganegaraan …………………………………... 10
2.4 Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan … 13
2.5 Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan ………… 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 21
3.2 Saran ……………………………………………………………21
DAFTAR RUJUKAN …………………………………………………….. 23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebuah program dalam pendidikan yang

mempunyai misi untuk menciptakan bangsa dengan moral kewarganegaraan yang

baik yang didorong dengan sumber pengetahuan, historis, sosiologis, dan sumber

lain yang membantu mahasiswa untuk berpikir kritis, analitis, serta membentuk

moral yang kuat sebagai warga negara yang baik. Berdasarkan UU No. 20 th 2003

mengenai Sistem Pendidikan Nasional, yang mana mata kuliah pengembangan di

perguruan tinggi itu sendiri terdiri atas 1.) pendidikan agama, 2.) pendidikan

kewarganegaraan, dan 3.)bahasa indonesia.

Menurut NU, man Somantri dalam dikti (2014:7) , pendidikan

kewarganegaraan adalah sebuah studi atau program pendidikan yang berintikan

atau berpokok pada demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber

pengetahuan lainnya, juga pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah,

masyarakat, dan orang tua, yang dari kesemuanya itu diproses untuk melatih

para siswa untuk berpikir secara kritis, analitis, bersikap, dan bertindak

demokratis yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. PKN berfungsi untuk
menumbuhkan moral serta partisipasi masyaraka khususnya mahasiswa dalam

mempelajari mata kuliah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan?

2. Apa yang menjadi Alasan Diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan

3. Apa saja Sumber Historis, Sumber Sosiologis, dan Sumber Politis

Pendidikan Kewarganegaraan ?

4. Apa saja Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan?

5. Apa yang menjadi Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan?

1.2 Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui Konsep dan Urgensu Pendidikan Kewarganegaraan

2. Untuk mengetahui Alasan Diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan

3. Untuk mengetahui Sumber Historis, Sumber Sosiologis, dan Sumber

Politis Pendidikan Kewarganegaraaan

4. Untuk mengetahui Dinamika dan tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

5. Untuk mengetahui Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraaan

Pendidikan kewarganegaraan (civic education) adalah konsep-konsep yang

meletakkan dasar-dasar mengenai kehidupan politik, mengenai kesiapan yang

diperlukan dalam rangka ikut berpartisipasi didalam proses politik secara kesemuanya

juga memberikan arahan atau petunjuk bagaimana menjadi warga negara yang baik.

Menurut Zamroni (dalam Uabedillah, A, dkk, 2008:9), bahwa pendidikan

kewarganegaraan adalah sebuah pendidikan bercirikan demokrasi yang memiliki

tujuan untuk mempersiapkan warga negara untuk berpikir kritis dan bertindak

demokratis. Melalui aktivitas untuk menumbuhkan sebuah kesadaran bahwa

demokrasi adalah bentuk kehidupan yang menjamin hak-hak warga negara.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang

merupakan perubahan atas UU No. 2 Tahun 1989 hanya memperkenalkan pendidikan

kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan ialah studi politik yang materinya

berfokus pada peranan warga negara dalam kehidupan bernegara agar memiliki moral

dan sikap bela negara yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Menurut

Margaren S Branson 1999:29-30, ciri-ciri dari Pendidikan Kewarganegaraan yaitu :


1) Merupakan sebuah program pendidikan, 2) materi pokok atau intinya adalah

demokrasi peran warga negara dalam bermacam aspek kehidupan bangsa dan negara

serta adanya unsur-unsur yang positif terhadap perkembangan baik yang berasal dari

sekolah, keluarga dan masyarakat, 3) memiliki tujuan untuk membina warga negara

agar menjadi warga negara yang baik dan sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah menciptakan warga negara dan warga

masyarakat yang memiliki rasa demokratis, cinta tanah air dan rasa bangga dalam

diri masing-masing warga negara dengan penguasaan ilmu dan teknologi dalam diri

warga negara sehingga dapat menciptakan warga negara memiliki akal yang cerdas

yang dapat membangun negaranya sendiri.

Urgensi pendidikan kewarganegaraan

Urgensi dan orientasi sejatinya sudah diajarkan sedari kita bersekolah di

sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah akhir. Urgensi

sendiri memiliki arti sebuah hal atau sesuatu yang memaksa atau mendorong kita

untuk melakukan sesuatu. Sedangkan arti dari urgensi pendidikan kewarganegaraan

ialah keberlangsungan masa depan bangsa dan negara yang didukung dengan adanya

warag negara yang cerdas, dapat berpikir kritis dan bisa bertindak demokratis.
Urgensi pendidikan kewarganegaraan ialah :

1) mampu membentuk pihak masyarakat dan generasi muda yang cermat baik dalam

bersikap, bertindak, maupun berperilaku.

2) selalu mendukung keberlangsungan masa depan bangsa dan negaranya

3) dapat membentuk mahasiswa menjadi ilmuwan nan profesional yang mempunyai

rasa bangga dan cinta terhadap negaranya

4) selalu menjadikan dirinya sebagai warga negara yang mampu bersaing dengan

negara-negara maju, memiliki sikap disiplin, dan dapat berpartisipasi aktif dalam

upaya membangun bangsa dan negara ke depannya.

2.2 Alasan diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan merupakan studi yang penting untuk kita

pelajari, oleh karena itulah mata kuliah ini menjadi mata kuliah wajib di perguruan

tinggi meski sudah kita pelajari sedari sekolah dasar hingga sekolah menengah akhir.

Mengapa pendidikan kewarganegaraan begitu diperlukan? Karena dengan pendidikan

kewarganegaraan ini warga negara diharapkan memiliki kesadaran penuh akan

demokrasi, HAM, dan rasa bangga terhadap tanah air. Dengan hal tersebut, warga

negara dapat bijak dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul di tengah

masyarakat seperti kejahatan-kejahatan kriminal, narkoba, kekerasan dan lain lain.


Membentuk generasi muda yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap

bangsa dan negaranya dalam menghadapi berbagai konflik dan persoalan yang ada.

Banyak persoalan yang terjadi di sekitar kita, seperti korupsi, korupsi tentu

sangat merugikan keuangan negara yang dananya berasal dari masyarakat. Sehingga

target pembangunan terbengkalai karena penyelewengan dana tersebut. Oleh karena

itu pentingnya mata kuliah pendidikan kewarganegaraan diadakan di perguruan tinggi

untuk menanamkan nilai-nilai moral dalam diri mahasiswa tersebut sebagai penerus

cita-cita bangsa.

Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan warga negara tidak hanya patuh

pada aturan dan pemerintah tetapi juga mengajari untuk menjadi warga negara yang

memiliki sifat mandiri dan toleran. Pengetahuan ini memberikan pengetahuan bagi

generasi masa depan, pengembangan keahlian, dan pengembangan karakter publik.

Pada dasarnya tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai berikut :

1.) Untuk membantu generasi milenial memahami cita-cita nasional sebagai

tujuan bangsa

2.) Generasi milenial dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab dalam

menyelesaikan masalah pribadi, komunitas, dan nasional.

3.) Dapat mengambil keputusan dan menghargai cita-cita bangsa.

4.) Agar dapat menjadi pribadi yang brimman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5.) Mempunyai kepribadian yang baik, mandiri dan bertanggung jawab


6.) Mampu bersaing dalam perkembangan IPTEK dan Seni

7.) Bisa mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi

bangsanya.

8.) Untuk membina kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan pancasila dan

undang-undang dasar 1945, yaitu membentuk warga negara yang cerdas,

terampil, dan setia terhadap bangsa dam negara.

2.3 Sumber Historis, Sumber Sosiologis, dan Sumber Politis Pendidikan

Kewarganegaraan

Secara historis

 Pendidikan kewarganegaraan pada era orde lama

Pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah dimulai jauh sebelum

indonesia diproklamasikan sebagai negara merdeka. Dalam sejarah kebangsaan

indonesia berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai hari

Hari Kebangkitan Nasional karena pada saat itulah dalam diri bangsa Indonesia mulai

tumbuh kesadaran sebagai bangsa walaupun belum menamakan Indonesia. Setelah

berdiri Boedi Oetomo berdiri pula organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan lain


seperti Syarikat islam, Muhammadiyah, Indische Parti, PSII, PKI, NU, dan organisasi

lainnya yang tujuan akhirnya ingin melepaskan diri dari penjajahan Belanda. Pada

tahun 1928 para pemuda yang berasal dari nusantara berikrar menyatakan diri sebagai

bangsa indonesia. Pada tahun 1930-an organisasi kebangsaan baik yang berjuang

secara terang-terangan maupun diam-diamsecara umum, organisasi tersebut bergerak

bertujuan membangun rasa kebangsaan dan mencita-citakan indonesia merdeka.

Akhirnya indonesia merdeka setelah melewati perjalanan panjang,

pengorbanan jiwa dan raga, pada tanggan 17 agustus 1945. Pendidikan pada saat awal

kemerdekaan lebih dilakukan pada tataran sosial kultural dan dilakukan oleh para

pemimpin negara dan bangsa. Upaya pendidikan kewarganegaraan pasca

kemerdekaan tahun 1945 belum dilaksanakan di sekolah-sekolah hingga terbitnya

buku yang berjudul “Manusia dan Masjarakat Baru Indonesia” (civis) yang disusun

bersama oleh Mr. Soepardo, Mr, M. Hoetaoeroek, Soeroyo Warsid, Soemardjo,

Chalid Rasjidi, Soekarno dan Mr. J.C.T Simorangkir. Menurut para penulisnya, buku

ini dapat disebut buku pedoman yang mana buku pedoman PKN tersebut berisi (1)

Sejarah pergerakan?perjuangan rakyat indonesia, (2) Pancasila, (3)UUD 1945, (4)

Demokrasi dan Ekonomi Terpimpin, (5) Konferensi Asia-Afrika, (6)Kewajiban dan

Hak warga negara, (7) Manifesto Politik, (8) Laksana malaikat dan lampiran-

lampiran tentang Dekrit Preside, Lahirnya Pancasila, Pidato presidem Soekarno,

Declaration of Human Rights dan Panca Wardhana (lima perkembangan) .


 Pendidikan kewarganegaraan era orde baru

Dalam perubahan kurikulum sekolah tahun 1968 menjadi kurikulum

tahun 1975 mata pelajaran pkn atas dasar keputusan MPR 1978 diganti

dengan nama baru yang dikenal dengan Pendidikan Moral Pancasila (PMP).

Ini merupakan hasil penggabungan mata pelajaran sejenis menjadi bidang

studi. Bidang studi PMP merupakan bahan-bahan mata pelajaran yang

menyangkut pancasila dan UUD 1945 dipisahkan menjadi mata pelajaran

Sejarah, Ilmu Bumi, dan Ekonomi. Sedangkan gabungan mata pelajaran

sejarah, Ilmu Bumi dan Ekonomi menjadi bidang studi Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS). Dalam perkembangan selanjutnya PMP karena berbagai

perubahan dan pertimbangan, dengan disusunnnya kurikulum sekolah tahun

1994 dan diubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(Ppkn)yang terutama didasarkan pada UU Sistem Pendidikan Nasional No.2

Tahun 1989 ayat 2 yang menyatakan bahwa: Isi kurikulum setiap jenis, jalur

dan jenjang pendidikan wajib memuat : a. Pendidikan Pancasila, b.

Pendidikan Agama, c. Pendidkan kewarganegaraan.

 Pendidikan Kewarganegaraan era Reformasi

Demokratisasi bidang pendidikan amat diperlukan terutama dalam

memposisikan warga negara sebagai subjek dan bukam sekedar objek dari
kepentingan politik penguasa semata. Demokratisasi di bidang pendidikan

yang ditindak lanjuti dengan pendidikan demokrasi adalah suatu yang

memungkinkan upqyq pengembangan segenap potensi individu warganegara

indonesia secara optimal dengan fitrah insaninya

Secara politis

Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah

dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957sebagaimana

diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa orde lama

mulai dikenal istilah : (1) kewarganegaraan (1957), (2)Civics (1962),

Pendidikan Kewarganegaraan Negara (1968). Pada tahun 1957, isi mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan ialah tentang cara pemerolehan dan

kehilangan kewarganegaraan. Sedangkan pada masa orde baru, sumber politis

pendidikan kewarganegaraan sudah tercantum di dalam kurikulum yang

dinamakan kurikulum 1968yang mana berisi pelajaran pendidikan

kewarganegaraan negara. Dalam kurikulum 1968 untuk jenjang SMA, mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan berintikan (1) Pancasila dan UUD

1945, (2) Ketetapan-ketetapan MPRS 1966 dan,(3) Pengetahuan umum

tentang PBB. Pasca orde baru sampai saat ini, nama mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan kembali mengalami perubahan. Perubahan


tersebut dapat diidentifikasikan dari dokumen mata pelajaran PKN (2006)

menjadi dua mata pelajaran PPKN (2013).

Secara Sosiologis

Pidato dan ceramah yang dilakukan oleh para pejuang dan kyai-kyai di

pondok pesantren yang mengajak umatnya untuk berjuang mempertahankan tanah air

merupakan dimensi PKN dalam dimensi sosial dan kultural. Pendidikan

kewarganegaraan dalam dimensi sosiologis sangat diperlukan oleh masyarakat dan

akhirnya oleh bangsa untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan eksistensi

negara dan bangsa. Dalam buku pertama yang berjudul “Manusia dan Masjarakat

baru Indonesia” tim penulis diberi tugas membuat buku pedoman mengenai

kewajiban-kewajiban dan hak-hak warga negara Indonesia dan sebab-sebab sejarah

serta tujuan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut Prijono, buku

Manusia dan Masjarakat Baru Indonesia identik dengan istilah “Staatsburgerkunde”

(Jerman), “Civics” (Inggris), atau “Kewarganegaraan” (Indonesia). Oleh karena itu,

sosiologi kemudian adalah sebuah ilmu dimana mempelajari kehidupan antar

manusia. Dalam sebuah ilmu sosiologis maka kemudian didalamnya sendiri terdapat

kajian yang dimana terdapat latar belakang, susunan, dan berbagi pola dari sebuah

kehidupan sosial yang dimana terdapat berbagai macam masalah sosial, perubahan,

dan juga berbagai pembaharuan sosial. Dari pendekatan sosiologis ini kemudian

diharapkan untuk diharapkan dapat melakukan kajian terhadap struktur sosial , proses

sosial, dan berbagai macam perubahan sosial dan berbagai masalah sosial untuk
dapat diselesaikan secara bijaksana dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila. Secara

sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi, komunikasi, dan

persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan panjang menuju

indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca kemerdekaan.

Identitas nasional pasca kemerdekaan dilakukan secara oleh pemerintah dan

organisasi kemasyarakatan melalui berbagai kegiatan seperti upacara kenegaraan dan

proses pendidikan dalam lembaga pendidikan formal atau non formal. Dalam

kegiatan tersebut terjadi interaksi antaretnis, antarbudaya, antarn\bahasa,

antargolongan yang terus menerus dan akhirnya menyatu berafiliasi dan

memperkokoh NKRI. Apabila negara diibaratkan sebagai individu manusia, maka

secara sosiologis individu manusia indonesia akan dengan mudah dikenali dari atribut

yang melekat dalam dirinya.

2.4 Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan

Suatu kenyataan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami

beberapa kali perubahan, baik tujuan, orientasi, substansi materi, metode

pembelajaran bahkan sistem evaluasi. Semua perubahan tersebut dapat teridentifikasi

dari dokumen kurikulum yang pernah berlaku di indonesia sejak proklamasi

kemerdekaan saat ini. Seperti pada masa orde lama, pendidikan kewarganegaraan
tersebut mengajarkan tentang warga negara yang baik adalah warga negara yang

berjiwa revolusioner dan anti imperialisme, kolonialisme dan neokolonialisme.

Sedangkan pada masa orde baru, warga negara yang baik adalah warga negara

yang Pancasilais, manusia pembangunan dan sebagainya. Sedangkan pendidikan

kewarganegaraan pada masa reformasi, misi atau tujuan pendidikan ini adalah

meningkatkan kompetensi seseorang agar mampu menjadi warga negara yang

berperan serta secara aktif dalam sistem pemerintahan negara yang demokratis.

Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan ini ialah untuk mewujudkan sikap toleransi

tenggang rasa dan memelihara persatuan dan kesatuan, tidak memaksakan pendapat

dan lain-lain yang dirasionalkan demi terciptanya stabilitas nasional sebagai prasyarat

bagi kelangsungan pembangunan. Pendidikan Kewarganegaraan yang berlaku di

suatu negara perlu memperhatikan kondisi masyarakat. Walaupun tuntutan dan

kebutuhan masyarakat telah diakomodasi melalui peraturan perundangan, namun

perkembangan masyarakat akan bergerak dan berubah lebih cepat.

Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

Hambatan dan tantangan dalam mengimplementasikan mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan harus mendapat perhatian serius bukan saja dari

pimpinan perguruan tinggi tetapi juga oleh seluruh institusi yang berkaitan langsung

dengan pendidikan bela negara.

Faktor tantangan dalam Pendidikan Kewarganegaraan diantaranya :


1.) Kurangnya perhatian pemerintah dalam mempersiapkan generasi muda

2.) Teknologi informasi yang berkembang harus disikapi dengan positif demi

keutuhan bangsa dan negara indonesia.

3.) Lingkungan keluarga dan masyarakat diluar kampus dalam e]membentuk

karakter generasi muda indonesia.

2.5 Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan

 Esensi pendidikan kewarganegaraan ialah pembangunan watak dan karakter

bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu hal mendasar yang akan

membawa individu untuk mengetahui nila-nilai, peranan, sistem, aturan dan segala

sesuatu yang berkaitan dengan kemasyarakatan dan kenegaraan. Dengan pendidikan

kewarganegaraann dimaksud agar para generasi muda dapat menjadi pribadi yang

berbudi luhur, bertanggung jawab, bermoral, dan menjadi negara yang baik.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai ilmuan yang berfokus pada upaya membentuk

warga negara yang cerdas dan baik, memang telah menjadi mata pelajaran wajib di

seluruh jenjang pendidikan baik daar, menegah maupun tinggi.

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentu mengacu pada

tujuan pendidikan nasional, yang diejawantahkan melalui kurikulum pembelajaran di

perguruan tinggi masing-masing, karena perguruan tinggi, agar tujuan dan

karakteristik perguruan tinggi masing-masing, karena perguruan tinggi memiliki


kewenangan dalam menyusun kurikulum nya, agar sesuai dengan tujuan dan

karakteristik perguruan tinggi tersebut. Pada Panduan Penyusunan Kurikulum

Pendidikan Tinggi yang dikeluarkan Kemenristek Dikti (2016) dijelaskan bahwa

perguruan tinggi memiliki wewenang dalam menyusun kurikulum, tetapi harus

mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi, agar tujuan pembelajaran di

pendidikan tinggi secara nasional bisa tercapai yaitu pengembangan kecerdasan

intelektual,, akhlak mulia, dan keterampilan, melalui mata kuliah wajib agama

Pancasila, , kewarganegaraan, dan. Pendidikan kewarganegaraan sebagai keilmuwan

yang berfokus pada upaya membentuk warga negara yang cerdas dan baik. Faktanya

setelah beberapa kali kebijakan mengenai pendidikan berganti pun, posisi pendidikan

kewarganegaraan tidak berubah sama sekali yaitu sebagai pembelajaran wajib.

Urgensi pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa  penting diberikan

agar mahasiswa menjadi pribadi yang paham tentang hak dan kewajibannya

sebagai Warga Negara Indonesia, berpikir kritis, bertoleransi tinggi, pribadi yang

cinta damai, menjadi sosok yang mengenal dan berpartisipasi dalam kehidupan

politik lokal, nasional, dan internasional.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan merujuk berdasarkan UU

No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang merupakan

perubahan atas UU No. 2 Tahun 1989 hanya memperkenalkan pendidikan

kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan ialah studi politik yang

materinya berfokus pada peranan warga negara dalam kehidupan bernegara

agar memiliki moral dan sikap bela negara yang sesuai dengan Pancasila dan

UUD 1945.

2. Alasan diperlukannya pendidikan kewarganegaraan ialah karens Pendidikan

kewarganegaraan mengajarkan warga negara tidak hanya patuh pada aturan

dan pemerintah tetapi juga mengajari untuk menjadi warga negara yang

memiliki sifat mandiri dan toleran. Pengetahuan ini memberikan pengetahuan

bagigenerasi masa depan, pengembangan keahlian, dan pengembangan

karakter publik.

3. Secara historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika munculnya

kesadaran rakyat indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh bangsa
asing pada tahun 1908 yang dikenal dengan masa kebangkitan Nasional

(Bangsa). Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses

interaksi, komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui

pembentukan intensif pasca kemerdekaan. Secara politis, bentuk identitas

nasional indonesia menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa indonesia

yang meliputi bendera negara sang merah putih, bahasa indonesia sebagai

bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara garuda pancasila, dan

lagu kebangsaan Indonesia Raya.

4. Dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaraan ialah Suatu kenyataan

bahwa Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami beberapa kali

perubahan, baik tujuan, orientasi, substansi materi, metode pembelajaran

bahkan sistem evaluasi. Semua perubahan tersebut dapat teridentifikasi dari

dokumen kurikulum yang pernah berlaku di indonesia sejak proklamasi

kemerdekaan saat ini.

5. Esensi dan urgensi pendidikan kewarganegaraan ialah pembangunan watak

dan karakter bangsa. Pendidikan Kearganegaraan merupakan suatu hal

mendasar yang akan membawa individu untuk mengetahui nila-nilai, peranan,

sistem, aturan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kemasyarakatan dan

kenegaraan.
SARAN

Kita sebagai mahasiswa Universitas Negeri Padang terutama yang

akan menjadi sebagai seorang pendidik harus berorientasi kepada Pendidikan

Kewarganegaraan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menjadi

pendidik yang dapat dicontoh oleh anak didik nya baik dalam bersikap

maupun bertindak maupun berperilaku.


DAFTAR RUJUKAN

https://www.neliti.com/id/publications/235045/pendidikan-kewarganegaraan-
merupakan-salah-satu-pengejawantahan-dimensi-manusia
https://edukasi.pajak.go.id/images/perguruan_tinggi/PKN.pdf
https://www.viva.co.id/vstory/opini-vstory/1211559-pendidikan-kewarganegaraan-
sebagai-pembelajaran-demokrasi
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/34151-75772-1-SM%20(2).pdf
https://www.scribd.com/document/389897086/KONSEP-DAN-URGENSI-PKN-
docx

Anda mungkin juga menyukai