Anda di halaman 1dari 29

Critical Jurnal Review

Mata Kuliah Psikologi Pendidikan


Prodi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia

Skor Nilai :

CRITICAL JURNAL REVIEW

Nama Mahasiswa : Jesica Goretty. N


Nim : 2193311015
Dosen Pengampu : Dra. Nurmania, M.Pd
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini merupakan laporan dari Critical Jurnal
Review yang telah penulis selesaikan sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Psikologi
Pendidikan yang juga merupakan salah satu dari 6 tugas KKNI pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan.
Berbagai halangan dan rintangan penulis alami dalam penulisan makalah ini, namun
berkat bantuan doa, serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Dra. Nurmania, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Pendidikan yang sudah membimbing.
Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua terhadap proses belajaran terhadap pembelajaran. Penulis menyadari
bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat kekurangan
dan kesalahan, penulis mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
penulis masih terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat menantikan saran dan kritik dari
pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Penulis berharap
semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khusunya bagi penulis yang
menyusun makalah ini dan akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, April 2020

Jesica Goretty. N

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

IDENTITAS JURNAL.............................................................................................................iii

A. Jurnal Utama..................................................................................................................iii

B. Jurnal Pembanding.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR.........................................................................................1

B. Tujuan Penulisan CJR.....................................................................................................1

C. Manfaat CJR....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

A. Pembahasan Jurnal Utama..............................................................................................2

B. Pembahasan Jurnal Pembanding...................................................................................10

BAB III ANALISI JURNAL...................................................................................................22

A. Perbandingan antara Jurnal Utama dan Jurnal Pembanding.........................................22

B. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal..................................................................................23

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................24

A. Simpulan.......................................................................................................................24

B. Saran..............................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

LAMPIRAN.............................................................................................................................26

ii
IDENTITAS JURNAL
A. Jurnal Utama

Judul Artikel/ Journal PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN ILMU MENGAJAR

Nama Journal Edukasi


Edisi Terbit Vol. 2 Nomor 1 Januari 2016
Pengarang Artikel Muhammad Ichsan, S.Pd.I, M. Ag
Penerbit UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Kota Terbit Banda Aceh
Alamat Situs https://ejournal.UINARRANIRY.ac.id
ISSN 2460-4917

B. Jurnal Pembanding
Judul Artikel/ Journal PENGARUH PERSEPSI MENGENAI LINGKUNGAN
BELAJAR DAN ACHIEVEMENT EMOTION TERHADAP
ACHIEVEMENT GOAL SISWA DI SMAN 1 TAMAN
SIDOARJO
Nama Journal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Edisi Terbit Vol. 2 Nomor 1 Januari 2016
Pengarang Artikel
Kartika Ayu Damayanti & Nur Ainy Fardana Nawangsari
Penerbit Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan,
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Kota Terbit Surabaya
Alamat Situs http://url.unair.ac.id/5e974d38
ISSN 2301-7104

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Secara harfiah, Critical Journal Review adalah kegiatan mengkritisi sebuah jurnal
penelitian. Namun Critical Journal Reiew bukan sekedar membuat laporan atau tulisan
tentang isi sebuah penelitian atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi
(penjelasan, interpretasi, dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan sebuah
penelitian, menyoroti hal yang menarik dari penelitian tersebut, serta menganalisi pengaruh
gagasan tersebut terhadap cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita terhadap suatu
bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui Critical Journal Review kita menguji
kemampuan pikiran tingkat tinggi seseorang untuk kemudian menuliskannya kembali
berdasarkan sudut pandang, pengetahuan yang kita miliki.
Kegiatan ini juga mengembangkan budaya membaca ,berpikir kritis dan sistematis, dan
mengekspresikan pendapat (Rosen, 2006: 325). Critical Journal Review menggunakan
langkah-langkah dalam proses berpikir kritis terdiri dari beberapa tahap yaitu: merangkum
(menyatakan kembali), menganalisis (menggali informasi tersirat), mensistesiskan, dan
mengevaluasi (membuat penilaian).
Berdasarkan uraian diatas, maka Critical Journal Review menjadi kegiatan pembelajaran
yang mampu memberikan pengalaman belajar yang komprehensif. Critical Journal Review
pula sangat bermanfaat ketika membahas isu-isu atau permasalahan yang sentral.

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Penyelesaian tugas individu pada matakuliah Perkembangan Peserta Didik Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Menambah wawasan mahasiswa dalam menggali informasi dan menganalisis gagasan
dalam sebuah penelitian.
3. Meningkatkan kemampuan nalar dan berpikir kritis dalam mencari informasi yang
terdapat dalam sebuah penelitian.
C. Manfaat CJR
Secara sederhana, penulisan Critical Journal Review memiliki beberapa manfaat
sebagai berikut:
1. Merangkum gagasan yang dituangkan dalam penelitian yang dilaporkan.
2. Menemukan kelebihan dan kekurangan dari penelitian yang dilaporkan.

1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembahasan Jurnal Utama
1. Reviewer Jesica Goretty. N
2. Tanggal 13 April 2020
Abstrak Penelitian
- Tujuan Penelitian Untuk dapat memberikan pengetahuan kepada guru fungsi
dari psikologi pendidikan dan ilmu mengajar dalam proses
belajar mengajar yang akan dijalankan
- Subjek Penelitian Materi tentang Psikologi Pendidikan dan Ilmu Mengajar
3. - Assesment Data Data diambil melalui pendapat para ahli, karena jurnal ini
membahas teori tentang psikologi pendidikan dan ilmu
mengajar. Terdiri dari pengertian, komponen dan pembahasan
lebih mendalam mengenai hal tersebut.
- Kata Kunci Psikologi, Pendidikan, mengajar, pendidik
4. Pendahuluan
- Latar Belakang dan Psikologi pendidikan sebagai salah satu cabang dari
Teori psikologi dan merupakan ilmu pengetahuann yang berbicara
tentang tingkah laku manusia dalam proses belajar-mengajar
memiliki hubungan yang erat dengan ilmu mengajar. Di mana
dalam proses mengajar, para pendidik dituntut untuk memiliki
pengetahuan yang memadai tentang materi yang diajarkan,
dan juga menguasai berbagai metode dalam penyampaian
agar apa yang disampaikan dapat dimengerti dan mudah
dipahami oleh anak didik.
Oleh karena itu, penguasaan terhadap ilmu jiwa
pendidikan (psikologi pendidikan) juga merupakan suatu
tuntutan bagi orang-orang yang bergelut dalam dunia
pendidikan. Dalam tulisan ini, penulis mencoba membahas
berkaitan dengan psikologi pendidikan dan ilmu mengajar.
Dimana keduanya memiliki korelasi yang erat dalam dunia
pendidikan. sebagaimana dipahami bersama bahwa manusia
adalah makhluk yang dapat diajar dan mengajar.

5. Metode Penelitian
- Langkah Penelitian 1. Mencari pengertian psikologi dan pendidikan serta
mengaitkannya,
2. Mencari pengertian mengajar,

2
3. Membahas tentang psikologi pendidikan dan ilmu
mengajar, dan
4. Pandangan terhadap ilmu mengajar
- Hasil Penelitian 1. Pengertian Psikologi dan Pendidikan serta Psikologi
Pendidikan
a. Pengertian Psikologi
Kata psikologi berasal dari bahasa inggris psychology
yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa. Kata pychology
merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek
(Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang
berarti ilmu. Jadi, secara harfiyah psikologi memang berarti
ilmu jiwa. Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuan
dan para filosof sebagaimana disebutkan oleh Reber untuk
memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran
dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai yang
primitif sampai yang paling modern. Namun ternyata tidak
cocok, lantaran menurut para ilmuan dan filosof, psikologi
memiliki batas-batas tertentu yang berada diluar kaidah
keilmuan dan etika falsafi. Kaidah saintifik dan patokan etika
filosofis ini tak dapat dibebankan begitu saja sebagai muatan
psikologi.
b. Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik”, dengan
memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti
“perbuatan” (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini
awalnya berasal dari bahasa Yuanani, yaitu “paedagogie”,
yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah
ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan
“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan.
Dalam bahasa arab istilah ini sering diterjemahkan dengan
“Tarbiyah” yang berarti pendidikan. Dalam pengertian yang
agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memeroleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

3
sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengertian yang luas,
pendidikan ialah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-
kemampuan dan prilaku- prilaku manusia, juga proses
penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.
c. Psikologi Pendidikan
Muhibbin Syah mengatakan bahwa dapat dipastikan
bahwa disiplin psikologi pendidikan pada dasarnya
mencurahkan perhatiannya pada perbuatan atau tindak tanduk
orang-orang yang belajar dan mengajar. Oleh karenanya,
psikologi pendidikan mempunyai dua objek riset dan kajian.
(1) Siswa, yaitu orang-orang yang sedang belajar, termasuk
pendekatan, strategi, faktor yang mempengaruhi, dan prestasi
yang dicapai., (2) Guru, yaitu orang-orang yang berkewajiban
atau bertugas mengajar, termasuk metode, model, strategi dan
lain-lain yang berhubungan dengan aktivitas penyajian materi
pelajaran. Psikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah
disiplin psikologi (atau boleh juga disebut subdisiplin
psikologi) yang menyelidiki masalah-masalah psikologis yang
terjadi dalam dunia pendidikan. lalu, hasil-hasil penyelidikan
ini dirumuskan ke dalam bentuk konsep, teori, dan metode
yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar. Alhasil,
psikologi pendidikan dapat digunakan sebagai pedoman
praktis, disamping sebagai kajian teoritis.

2. Pengertian Mengajar dan Ilmu Mengajar


a. Mengajar
Istilah mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha
untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang
mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses
belajar. Mengajar adalah sebagai kegiatan guru. Disamping
itu, mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak
didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa
itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai

4
pengetahuan. Sebagai konsekuensi pengertian semacam ini
dapat membuat suatu kecendrungan anak menjadi pasif,
karena hanya menerima informasi atau pengetahuan yang
diberikan oleh gurunya. Guru menyampaikan pengetahuan,
agar anak didik mengetahui tentang pengetahuan yang
disampaikan oleh guru.
M. Arifin, sebagaimana dikemukakan oleh Ramayulis
merumuskan pengertian mengajar adalah sebagai suatu
kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada pelajar agar
dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Mengajar mengandung
tujuan agar pelajar dapat memperoleh pengetahuan yang
kemudian dapat mengembangkan dengan pengembangan
pengetahuan itu pelajar mengalami perubahan tingkah laku.
Bahan pelajaran yang disampaikan berproses melalui metode
tertentu, sehingga dengan metode yang digunakan tujuan
pengajaran dapat tercapai.

Psikologi Pendidikan dan Ilmu Mengajar


Dalam menjalankan tugasnya sebagai penyaji pelajaran
khususnya di kelas, guru tidak hanya dituntut mentransfer
pengetahuan atau isi pelajaran yang ia sajikan kepada para
siswanya melainkan lebih daripada itu. Dalam arti yang lebih
ideal, mengajar bahkan mengandung konotasi membimbing
dan membantu untuk memudahkan siswa dalam menjalani
proses perubahannya sendiri, yakni proses belajar untuk
meraih kecakapan cipta, rasa, dan karsa yang menyeluruh dan
utuh.
Oleh karenanya, guru merupakan sosok pribadi manusia
yang memang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga
profesional yang memiliki profisiensi (berpengetahuan dan
berkemampuan tinggi) dalam dunia pendidikan yang
berkompeten untuk melakukan tugas mengajar. Siapa pun,
asal memiliki profisiensi dalam bidang ilmu pendidikan akan

5
mampu melakukan perbuatan mengajar dengan baik.
Penguasaan seorang guru atas materi pelajaran bidang
tugasnya adalah juga penting, tetapi yang lebih penting ialah
penguasaannya atas ilmu-ilmu yang berhubungan dengan
tugas mengajarnya.
Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan seorang
pakar psikologi pendidikan, J.M.. Stephens, sebagaimana
disebutkan oleh Muhibbin Syah dalam bukunya, berpendapat
bahwa seorang yang profesional seharusnya memiliki
keyakinan yang mendalam terhadap ilmu yang berhubungan
dengan proses kependidikan yang dapat menyelesaikan
masalah- masalah besar itu. Hal ini penting, karena mengajar
itu terkadang berbentuk proses yang emosional dan
entusiastik yang dapat menghambat penerapan secara persis
teori-teori ilmu pengetahuan. Kegiatan mengajar memiliki
komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu
dengan lainnya, yakni pengajar, materi yang diajarkan dan
metode yang dipakai di dalam memberikan pelajaran, dan
lain-lain. Seorang pengajar memiliki fungsi antara lain
sebagai komunikator. Ia berfungsi sebagai sumber dan
penyedia informasi. Kemudian menyaring, mengevaluasi
informasi yang tersedia dan mengolahnya ke dalam suatu
bentuk yang cocok bagi kelompok penerima informasi
(komunikasi), sehingga kelompok penerima informasi dapat
memahami informasi tersebut sebaik-baiknya dan setepat
mungkin. Informasi yang disampaikan oleh seseorang
pengajar dalam konteks pengajaran adalah pengetahuan
tertentu yang ditransfer kepada para pelajar, sehingga
membantu membawa atau mengantarkan mereka baik secara
individu maupun kelompok kepada tingkat perkembangan
kepribadian yang lebih tinggi dari apa yang dimiliki
sebelumnya.
- Diskusi Penelitian Telah dijelaskan melalui berbagai referensi yang telah
dimuat dalam jurnal tersebut bahwa teori antara Psikologi

6
Pendidikan dan Ilmu mengajar erat kaitannya. Dilihat dari
berbagai aspek peran penting psikologi pendidikan sangat
dibutuhkan dalam proses mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru.
Oleh karena itulah, pembelajaran yang dilakukan harus
memiliki tujuan yang baik. Guru sebagai pelaku yang
mengajarkan pendidikan harus memiliki pedoman dan arahan
agar tujuan tersebut dapat tercapai dan pendidikan yang layak
dapat diterima oleh banyak peserta didik.
- Daftar Pustaka Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru, Edisi Revisi, Cet. XV, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010)

Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Cet. IV,


(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993)

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,


Ed.1, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)

R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran,


Cet. II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

http://rudystifan.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-
mengajar.html. diakses rabu. 18/11/2015 Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam, Cet.III, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002)
Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar ( Metodik Khusus
Pengajaran agama), Cet. II, (Bandung: Al-Ma’arif, 1993),
hal. 50.

6. Analisis Jurnal
- Kekuatan Penelitian Setelah membaca dan memahami isi penelitian dalam jurnal
yang diangkat mengenai Psikologi Pendidikan dan Ilmu
Mengajar maka kekuatan yang dijumpai, yaitu :
Memuat pendapat ahli dalam hal penjelasan mengenai hakikat

7
Psikoligi, Pendidikan, Psikologi Pendidikan, dan Mengajar,
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca,
Mencantumkan sumber referensi dari isi jurnal, dan
Antara judul dan isi jurnal berhubungan
- Kelemahan Namun, selain kekurangan penelitian dalam jurnal
Penelitian dijumpai juga oleh riviewer beberapa kelemahan,
diantaranya :
Dari setiap pendapat para ahli penulis jurnal tidak
memberikan penarikan kesimpulan sehingga tidak hanya
mengutip melainkan menghasilkan pandangan penulis sendiri
terhadap beberapa pendapat ahli yang di ambil,
Dari segi bahasa tidak menggunakan tanda kutip untuk bahasa
asing yang digunakan untuk menjadi pembeda, dan
Dari segi isi jurnal, kurang banyak menambahkan referensi
untuk lebih memperdalam materinya.
7. Kesimpulan Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa:
Psikologi pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkahlaku manusia yang berlangsung dalam
proses belajar-mengajar
Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar
Mengajar mengandung tujuan agar pelajar dapat memperoleh
pengetahuan yang kemudian dapat mengembangkan dengan
pengembangan pengetahuan itu pelajar mengalami perubahan
tingkah laku. Bahan pelajaran yang disampaikan berproses
melalui metode tertentu, sehingga dengan metode yang
digunakan tujuan pengajaran dapat tercapai
Ada dua macam pandangan yang berbeda dalam melihat
profesi mengajar. Pandangan pertama menganggap mengajar
sebagai “ilmu”, sedangkan pandangan kedua menganggap
mengajar sebagai “seni”
Pandangan yang menganggap mengajar sebagai ilmu dapat

8
menimbulkan konotasi bahwa seseorang yang dikehendaki
menjadi guru, misalnya oleh orang tuanya
8. Saran Setelah membaca dan melakukan review terhadap isi jurnal
tersebut maka jika kedepannya penulis dapat lebih
memperhatikan isi jurnal yang akan dimuat baik dari segi
bahasa maupun materi yang akan dikutip.
9. Referensi Pengetahuan yang di dapat oleh riviewer adalah mengenai
hakikat dari psikologi pendidikan, mengajar dan hubungan
antara psikologi pendidikan dan ilmu mengajar.

B. Pembahasan Jurnal Pembanding


1. Reviewer Jesica Goretty. N
2. Tanggal 13 April 2020
3. Abstrak Penelitian
- Tujuan Penelitian Untuk menguji pengaruh persepsi mengenai lingkungan
belajar dan achievement emotion terhadap achievement goal
siswa di SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo.
- Subjek Penelitian Persepsi mengenai lingkungan belajar dan achievement
emotion terhadap achievement goal
- Assesment Data Data diambil dari tinjauan atau observasi langsung ke SMA
Negeri 1 Taman Sidoarjo diperkuat dengan teori oleh para
ahli serta temuan yang sudah di lakukan oleh berbagai pihak.
- Kata Kunci Achievement emotion, achievement goal, persepsi mengenai

9
lingkungan belajar, siswa
4. Pendahuluan
- Latar Belakang dan Generasi muda khususnya generasi Z, merupakan generasi
Teori yang lahir pada tahun 2000-an dimana generasi ini hidup pada
era digital sehingga mereka fasih menggunakan teknologi
(Rini, 2016). Tumbuh pada era digital membuat generasi Z
memiliki kebebasan dalam berekspresi serta lebih mudah
dalam mengakses setiap informasi yang mereka butuhkan.
Generasi ini telah mengetahui betapa pentingnya prestasi baik
dari segi akademik maupun non akademik. Di Indonesia
sendiri, kesadaran generasi muda dalam berprestasi dapat
dilihat pada antusiasme mereka mengikuti UBS Zetizen-Con
2k16. Mereka berpartisipasi dalam kompetisi tersebut tidak
hanya untuk menunjukkan eksistensi mereka saja, akan tetapi
mereka juga menunjukkan kesungguhan dalam mengejar
prestasi. Kompetisi yang dilakukan menunjukkan prestasi
mereka, dimana melalui kompetisi tersebut terlihat bagaimana
kualitas serta kreativitas yang mereka miliki (Kejar Gengsi
dengan Prestasi, 2016).
Unggul dalam prestasi juga dijadikan sebagai visi dan misi
oleh SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo. SMA Negeri 1 Taman
Sidoarjo merupakan salah satu sekolah Satuan Pendidikan
Penyelenggara Sistem Kredit Semester (SPP-SKS) yang ada
di Sidoarjo. Persaingan untuk masuk ke sekolah SPP-SKS
dinilai ketat. Seleksi yang dilakukan selain mengacu pada
nilai unas, dimana standar nilai tersebut digunakan sebagai
syarat administrasi, terdapat tes mata pelajaran (TMP), tes
potensi akademik (TPA), dan pencapaian prestasi (Masuk
Sekolah Tetap Empat Jalur, 2016). Menurut wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dengan Guru BK SMAN 1 Taman,
Yupiter, (wawancara, Mei 10, 2017), siswa-siswi SMAN 1
Taman memang memiliki banyak prestasi yang
membanggakan dimana hal tersebut sejalan dengan visi
maupun misi sekolah. Menurut Yupiter, hampir tiap minggu

10
siswa memperoleh prestasi dengan memenangkan berbagai
kompetisi, baik karya tulis ilmiah, olimpiade sains, statistik,
dan lainnya. Siswa-siswi termotivasi untuk berprestasi karena
melihat prestasi yang telah diraih oleh kakak-kakak kelasnya.
Di sisi yang lain, Yupiter, (wawancara, Mei 10, 2017),
merasa bahwa walaupun banyak siswa- siswi di sekolah yang
berprestasi, tidak sedikit pula siswa lainnya yang kurang
memiliki motivasi dalam belajar. Sebagai sekolah SPP-SKS,
SMA Negeri 1 Taman menetapkan kriteria ketuntasan
minimum (KKM) yang menjadi standar penilaian siswa,
dimana apabila pemahaman maupun nilai siswa tersebut
berada dibawah KKM, siswa tersebut akan mendapatkan
sangsi yaitu diwajibkan mengikuti serangkaian remidi dan
sangsi yang paling berat yaitu mengikuti semester pendek
(SP) saat libur sekolah. Kriteria ketuntasan minimum (KKM)
tersebut membuat siswa melakukan kecurangan seperti
mencontek dengan harapan nilai yang diperolehnya sesuai
dengan KKM dimana hal tersebut masih berkaitan dengan
penyataan diatas mengenai motivasi siswa.
Apabila siswa memiliki motivasi yang rendah dalam
belajar, hal tersebut menunjukkan bahwa dirinya memiliki
persepsi mengenai kompetensi yang rendah. Seseorang yang
memiliki persepsi mengenai kompetensi yang rendah akan
cenderung mengerahkan usaha yang lebih sedikit untuk
menguasai serta mencapai tujuan tertentu (Brunel, 1999).
Seseorang yang memiliki persepsi mengenai kompetensi yang
rendah akan cenderung rapuh secara emosional dan akan
menunjukkan respon motivasional yang maladaptif (Wang,
C.K.J., Liu, W.C., & Chye, S., 2010). Kecurangan yang
dilakukan agar nilai yang dimilikinya sesuai dengan kriteria
ketuntasan minimum menunjukkan bahwa siswa tersebut
mengerahkan usaha yang lebih sedikit untuk memahami dan
menguasai materi yang diperlukan agar dirinya bisa berhasil
dalam kegiatan prestasi dimana hal tersebut dapat diartikan

11
bahwa ia memiliki mastery goal yang rendah.
Penelitian mengungkapkan bahwa achievement goal
berpengaruh terhadap motivasi serta performa siswa dalam
meraih prestasi mereka (Dweck, 1986; Elliot, 1997; Nicholls,
1984; Pekrun, Elliot, & Maier, 2009). Achievement goal
mempengaruhi prestasi disekolah secara berbeda-beda pada
tiap individu melalui variasi dari kualitas proses kognitif yang
berupa regulasi diri masing-masing individu tersebut.
Regulasi diri kognitif (cognitive self-regulation) mengacu
pada bagaimana siswa aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan
belajar mereka, termasuk menganalisis tuntutan akan
penugasan yang diberikan pada kegiatan belajar di sekolah,
perencanaan maupun mobilisasi sumber daya yang mereka
miliki untuk memenuhi tuntutan penugasan tersebut, serta
memantau performa mereka terhadap penyelesaian tugas
tersebut (Pintrich 1999; Zimmerman 1990; Zimmerman, et
al., 1994; Covington, 2000), sehingga achievement goal
mempengaruhi kualitas, waktu, dan strategi kognitif yang
tepat untuk mengontrol kualitas prestasi seseorang.
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengetahui
bagaimana achievement goal yang dimiliki oleh siswa SMAN
1 Taman Sidoarjo, serta bagaimana peran peran persepsi
siswa mengenai lingkungan belajar maupun achievement
emotion dalam mengembangkan achievement goal siswa
tersebut.
5. Metode Penelitian
- Langkah Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini merupakan
penelitian korelasional (correlational research), selain itu
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data survey.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert
yang merupakan skala sikap dengan berisi pernyataan-
pernyataan mengenai objek sikap yang terdiri dari dua macam
pernyataan yaitu pernyataan favorable dan pernyataan non-

12
favorable (Azwar, 2012). Adapun variabel independen (X)
dalam penelitian ini adalah persepsi mengenai lingkungan
belajar (X1) dan achievement emotion (X2). Persepsi
mengenai lingkungan (X1) dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai pengorganisasian, pemaknaan, serta interpretasi siswa
mengenai lingkungan belajarnya, baik iklim atau kondisi
dimana pembelajaran terjadi maupun aspek psikologis
maupun psikososial yang mempengaruhi iklim atau suasana
belajar-mengajar tersebut. Instrumen untuk mengukur
persepsi mengenai lingkungan belajar disusun oleh penulis
berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Doll, et al (2010),
terdiri dari 38 aitem dengan reliabilitas (α=0,912). Dalam
skala persepsi mengenai lingkungan belajar terdapat empat
pilihan jawaban yang merepresentasikan pernyataan yang
sesuai dengan kondisi subjek, yang meliputi Sangat tidak
setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat
Setuju (SS). Variabel independen 2, yaitu achievement
emotion dalam penelitian ini didefinisikan sebagai emosi yang
berkaitan dengan kegiatan prestasi. Instrumen untuk
mengukur achievement emotion disusun oleh penulis
berdasarkan control-value theory milik Pekrun (2006), yang
terdiri dari 30 aitem dengan realibilitas (α=0,781). Dalam
skala achievement emotion terdapat empat pilihan jawaban
yang merepresentasikan pernyataan yang sesuai dengan
kondisi subjek, yang meliputi Sangat tidak setuju (STS),
Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).
Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah
achevement goal didefinisikan sebagai dorongan dan motif
personal yang mengarahkan individu untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu yang ia tetapkan dimana hal tersebut berkaitan
dengan pencapaian tertentu, selain itu juga mengacu pada
standar yang digunakan untuk mengevaluasi performa dalam
meraih pencapaian tersebut. instrumen untuk mengukur
achievement goal adalah adaptasi Achievement Goal

13
Questionnaire Revised (AGQ- R) yang dikembangkan oleh
Elliot & Murayama (2008), yang terdiri dari 12 aitem dengan
reliabilitas (α=0,820). Dalam skala achievement goal terdapat
empat pilihan jawaban yang merepresentasikan pernyataan
yang sesuai dengan kondisi subjek, yang meliputi Sangat
tidak setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat
Setuju (SS). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Populasi
penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Taman, Sidoarjo. Secara
keseluruhan, jumlah populasi siswa SMA Negeri 1 Taman,
Sidoarjo adalah 926 siswa, akan tetapi siswa yang masih aktif
di sekolah ketika penelitian berlangsung adalah sebanyak 627
siswa karena siswa kelas 12 yang berjumlah 299 telah lulus.
Berdasarkan rumus perhitungan slovin, total sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 245 siswa, sementara
penulis hanya mendapatkan sampel sebanyak 176 siswa.
Sesuai dengan syarat multiple regresi menurut Pallant (2011),
dinyatakan bahwa jumlah sampel yang dibutuhkan untuk
analisis tersebut dengan dua variabel independen adalah 66
sampel, sehingga jumlah sampel yang berhasil dikumpulkan
masih memenuhi persyaratan uji multiple regresi.
- Hasil Penelitian Penulis melakukan serangkaian uji asumsi yang meliputi,
uji asumsi normalitas, uji linearitas, uji homoskedastisitas,
serta uji multikolinearitas sebelum melakukan uji multiple
regresi. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov, dimana data dikatakan normal apabila
nilai nilai absolute (D) dan nilai Kolmogorov-Smirnov (Z)
memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05 (Widhiarso, n. d.).
Ketiga variabel tersebut memiliki absolute (D) lebih dari
0,05. Nilai Z ketiga variabel tersebut juga lebih besar dari
0,05. Nilai Z variabel achievement goal yaitu 1,29, variabel
persepsi mengenai lingkungan belajar yaitu 0,84, dan variabel
achievement emotion yaitu 1,61. Berdasarkan hal tersebut
dapat dikatakan bahwa variabel achievement goal, variabel

14
persepsi mengenai lingkungan belajar, dan variabel
achievement emotion memiliki distribusi data yang normal.
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang linear antara variabel persepsi mengenai lingkungan
belajar dan variabel achievement goal (Sig. 0,000), serta
terdapat hubungan yang linear antara variabel achievement
emotion dan variabel achievement goal (Sig. 0,005). Hasil uji
homoskedastisitas menunjukkan bahwa Scatterplot
menunjukkan pola plot nol (0), selain itu varians skor residual
dan skor prediktif sama yang menunjukkan tidak adanya
kasus heteroskedastisitas. Hasil uji multikolinearitas
menunjukkan bahwa nilai Tolerance lebih dari 0,10 yaitu
0,985 dan nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,016. Hal tersebut
menunjukkan bahwa data memenuhi uji asumsi
multikolinearitas.
Setelah uji asumsi terpenuhi, dilakukan uji multiple
regresi yang menunjukkan bahwa nilai F sebesar 14,675
dimana nilai tersebut lebih besar dari 4 pada derajat
kepercayaan 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
variabel bebas secara serempak mempengaruhi variabel
terikat. Nilai signifikansi juga menunjukkan nilai 0,000
dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal itu berarti
persepsi mengenai lingkungan belajar dan achievement
emotion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
achievement goal siswa SMA Negeri 1 Taman, Sidoarjo.
Nilai R square menunjukkan bahwa besarnya pengaruh
variabel persepsi mengenai lingkungan belajar (X1) dan
variable achievement emotion (X2) terhadap variabel
achievement goal (Y) adalah sebesar 14,5 %, sedangkan
sisanya yaitu sebesar 85,5% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diukur dalam penelitian ini.
- Diskusi Penelitian Berdasarkan serangkaian analisis yang dilakukan, diketahui
bahwa persepsi mengenai lingkungan belajar dan
achievement emotion mempengaruhi achievement goal siswa.

15
Penelitian ini menunjukkan hasil yang sejalan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya bahwa terdapat hubungan
yang positif antara persepsi mengenai lingkungan belajar
dengan achievement goal siswa. Hal itu berarti, jika persepsi
siswa mengenai lingkungan belajarnya meningkat, maka
achievement goal siswa juga akan meningkat. Persepsi siswa
mengenai lingkungan belajarnya menentukan seberapa
efektifnya pembelajaran yang dilakukan dan seberapa banyak
pengetahuan yang meraka dapatkan sebagai hasil
pembelajaran yang dilakukannya (Entwistle, 1991; Konings,
Gruwel, & Merrienboer, 2005).
Bagaimana siswa memandang, mempersepsikan, maupun
menafsirkan lingkungan belajarnya, dipengaruhi oleh
konsepsi mereka mengenai konsep belajar, tugas, maupun
lingkungan belajarnya itu sendiri. Persepsi siswa mengenai
lingkungan belajarnya juga dipengaruhi oleh self-efficacy
akademik dimana konstruk tersebut merupakan salah satu
dimensi persepsi mengenai lingkungan belajar. Self-efficacy
akademik berkaitan dengan keyakinan akan kemampuan
untuk sukses pada tugas-tugas tertentu dalam situasi tertentu
(Brannagan, K. B., et al., 2013). Self-efficacy merupakan
elemen penting dalam persepsi siswa, karena berdasarkan
keyakinan yang mereka bentuk itulah mereka kemudian
mempersepsikan bagaimana lingkungan belajar mereka
sehingga persepsi tersebut diasosiasikan dengan motivasi
siswa tersebut yang nantinya akan berkontribusi terhadap
keberhasilan akademik (Lorsbach, A.W. & Jink, J.L, 1999).
Self-efficacy akademik ini juga dianggap mampu menjadi
kontrol subjektif bagi individu dimana kontrol subjektif
tersebut merupakan sumber utama achievement emotion
(Goetz, et al., 2006; Pekrun, et al., 2011; Luo, et al., 2016).
Dalam setting prestasi, seringkali dihadapkan dengan
achievement emotion seperti, perasaan menyenangkan
ketika belajar (enjoyment), harapan (hope), kebanggaan

16
(pride), kemarahan (anger), kecemasan (anxiety), rasa malu
(shame), putus asa (hopelessness), kelegaan (relief), maupun
kebosanan (boredom). Emosi tersebut sangat penting karena
memiliki pengaruh terhadap motivasi siswa, baik dalam
belajar, performa, mengembangkan identitas, serta kesehatan
(Schutz & Pekrun, 2007; Pekrun, et al., 2011).
Tujuan (goals) disertai emosi menjadi prediktor yang
penting bagi performance siswa. Emosi mempengaruhi
seseorang dalam mengadopsi pendekatan achievement goal
seseorang, sebab emosi serta goals memiliki hubungan yang
reciprocal (Pekrun, R., Elliot A.J., & Maier, M.A., 2009).
Suasana hati (mood) serta emosi memfasilitasi proses
mengingat atau mood yang kogruen, hal tersebut
menunjukkan bahwa keadaan mood maupun emosi yang
positif dapat mendorong seseorang untuk memunculkan
kreativitas, lebih fleksibel, serta berpikir secara holistik,
selain itu juga meningkatkan motivasi terhadap tugas prestasi,
sementara keadaan mood maupun emosi yang negatif dapat
meningkatkan motivasi untuk menghindar (avoidance) dari
tugas prestasi (Olafson & Ferraro, 2001; Pekrun, Elliot, &
Maier, 2009). Emosi negatif seperti kecemasan dapat
mengganggu kinerja seseorang dalam tugas-tugas yang
kompleks atau sulit, dimana tugas-tugas tersebut
membutuhkan kerja kognitif (Hembree, 1988; Pekrun, Elliot,
& Maier, 2009).
Siswa SMA Negeri 1 Taman yang menjadi konteks
penelitian ini berada pada rentang usia remaja, dimana pada
masa remaja seringkali berhadapan dengan berbagai macam
perubahan-perubahan yang terjadi baik perubahan fisik,
perubahan dalam aspek kognitif, maupun perubahan dalam
aspek sosio-emosional. Menurut Henderson & Dweck (1990;
Santrock, 2003), masa remaja merupakan masa yang penting
dalam mengejar prestasi. Prestasi merupakan sebuah hal yang
penting untuk dikejar, sebab prestasi diyakini memiliki kaitan

17
yang erat dengan kesuksesan seseorang. Bagi remaja sendiri,
terkadang merasa bahwa kebutuhan akan prestasi merupakan
tuntutan yang akan menjadi beban bagi mereka, terlebih
karena mereka tidak hanya dituntut untuk berprestasi pada
satu bidang saja, misalnya akademik. Mereka juga dituntut
untuk berprestasi pada bidang non akademik bahkan pada
bidang yang kurang mereka senangi. Meningkatnya tuntutan
akan prestasi tersebut seringkali menimbulkan konflik pada
area dalam kehidupan mereka (Santrock, 2003). Minat
mereka pada ranah sosial seringkali menyita waktu yang
mereka miliki sehingga mengurangi waktu mereka pada
kegiatan di bidang akademik, atau ambisi mereka untuk
berprestasi pada bidang tertentu justru mendapat penolakan
sosial (Ishiyama & Chasbassol, 1985; Sue & Okazaki, 1990;
Santrock, 2003).
Achievement goal merupakan salah satu konstruk penting
yang berkaitan dengan prestasi karena konstruk ini tidak
hanya mengacu pada dorongan (motivasi) untuk berprestasi,
tetapi juga berkaitan dengan performa yang dijadikan sebagai
standar untuk mengevaluasi seberapa efektif kinerja mereka
dalam rangka meraih prestasi mereka tersebut. Persepsi
mengenai lingkungan belajar maupun achievement emotion
merupakan dua faktor yang berpengaruh serta memiliki
kontribusi yang unik terhadap achievement goal siswa SMA
Negeri 1 Taman. Hasil analisa dari penelitian ini
menunjukkan bahwa masih adanya beberapa siswa yang
memiliki tingkat achievement goal yang tergolong rendah
maupun sangat rendah, melihat hal tersebut perlu untuk
ditinjau kembali dengan mempertimbangkan perubahan-
perubahan fisik, kognitif, dan sosio-emosional mereka serta
tugas-tugas perkembangan yang berkaitan dengan masa
remaja. Berdasarkan hasil penelitian ini, persepsi mengenai
lingkungan belajar dan achievement emotion memberikan
sumbangan efektif sebesar 14,5% terhadap achievement goal,

18
sehingga perlu juga untuk meninjau 85,5% faktor lainnya
yang diduga menjadi prediktor terhadap achievement goal
siswa.
- Daftar Pustaka Agustiani, H. (2006). Psikologi Perembangan: Pendekatan
Ekologi dan Kaitannya dengan Konsep Diri dan
Penyesuaian Diri Remaja. Bandung: PT Refika Aditama
Fadilla, A. (2015). Pengaruh Perceived Servant Leadership
dan Motivasi Intriinsik terhadap Kreativitas Karyawan
Pada Karyawan Departemen Produksi dan Pemberitaan
PT. Jawa Pos Media Televisi (JTV). Universitas Airlangga,
Departemen Psikologi Industri dan Organisasi, Surabaya
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d.). Retrieved June 13,
2017, from http://kbbi.web.id
Nasution, R. (2003). Teknik Sampling. Diakses pada 16
April 2017, dari
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf
Analisis Jurnal
- Kekuatan Penelitian Adapun kekuatan penelitian yang telah dilakukan, yaitu :
Menjelaskan secara terperinci langkah-langkah yang
akan dilakukan untuk penelitian,
Objek dan subjek dari penelitian mendukung jalannya
penelitian,
Hasil yang didapatkan menjawab abstrak dari jurnal
tersebut, dan
Akhir dari penelitian membantu untuk mencari solusi
6.
yang tepat untuk permasalahan yang ada
- Kelemahan Adapun kelemahan yang ada dalam penelitian tersebut,
Penelitian yaitu untuk langkah-langkah hingga pada diskusi hasil
penelitian riviewer rasa sudah baik. Jadi untuk
kelemahannya hanya berada pada segi bahasa yang
digunakan yaitu banyak menggunakan bahasa asing
tanpa memberikan artinya, hal itu sedikit mempersulit
pembaca. Kemudian, banyak meletakkan pengulangan
kata sehingga terjadi pemborosan makna.
7. Kesimpulan Berdasarkan serangkaian proses serta pengujian yang

19
dilakukan, diketahui bahwa persepsi mengenai lingkungan
belajar dan achievement emotion berpengaruh terhadap
achievement goal siswa. Kedua variabel tersebut
mempengaruhi bagaimana seseorang mengadopsi pendekatan
dalam achievement goal. Persepsi mengenai lingkungan
belajar dan achievement emotion memberikan sumbangan
efektif sebesar 14,5%, sementara 85,5% faktor lainnya yang
diduga menjadi prediktor terhadap achievement goal siswa
tidak diteliti dalam penelitian ini.
8. Saran Saran untuk sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai referensi dalam menciptakan iklim lingkungan
belajar yang nyaman dan positif sehingga siswa dapat
mempersepsikan lingkungan belajarnya secara positif dimana
persepsi mereka mengenai lingkungan belajarnya dapat
mempengaruhi mereka dalam mengadopsi pendekatan-
pendekatan achievement goal.
Saran bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai bagaimana peran persepsi
mereka mengenai lingkungan belajar serta achievement
emotion yang dapat mempengaruhi achievement goal mereka,
dimana achievement goal merupakan salah satu aspek penting
yang berkaitan dengan motivasi dan prestasi.
Saran bagi peneliti selanjutnya, konteks, populasi
penelitian, serta tujuan penelitian ditujukan pada siswa-
siswi SMA Negeri 1 Taman, Sidoarjo, sehingga penelitian
ini hanya dapat digeneralisasikan pada siswa-siswi SMA
Negeri 1 Taman, Sidoarjo. Perlu ditinjau kembali faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi achievement goal,
selain itu diharapkan lebih memahami teori dari masing-
masing variabel sehingga mampu membuat alat ukur
yang baik.
9. Referensi Pengetahuan yang didapat oleh riviewer adalah mengenai
achievement goals dan juga hasil penelitian yang di dapat.

20
BAB III ANALISI JURNAL
A. Perbandingan antara Jurnal Utama dan Jurnal Pembanding
Dalam jurnal utama dibahas tentang Psikologi Pendidikan dan Ilmu Mengajar yang
ditulis oleh Muhammad Ichsan, S.Pd.I, M. Ag menjelaskan tentang psikologi, pendidikan,
psikologi pendidikan, mengajar, dan hubungan psikologi dan ilmu mengajar. Menurutnya
psikologi adalah kata pychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek
(Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang berarti ilmu. Jadi, secara
harfiyah psikologi memang berarti ilmu jiwa, pendidikan adalah sebagai sebuah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memeroleh pengetahuan, pemahaman, dan
cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan, psikologi pendidikan adalah pada
dasarnya mencurahkan perhatiannya pada perbuatan atau tindak tanduk orang-orang yang
belajar dan mengajar, mengajar adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran
kepada pelajar agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan
pelajaran itu, psikologi pendidikan dan ilmu mengajar adalah . Kegiatan mengajar memiliki
komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, yakni pengajar,
materi yang diajarkan dan metode yang dipakai di dalam memberikan pelajaran, dan lain-
lain. Telah dijelaskan melalui berbagai referensi yang telah dimuat dalam jurnal tersebut
bahwa teori antara Psikologi Pendidikan dan Ilmu mengajar erat kaitannya. Dilihat dari
berbagai aspek peran penting psikologi pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses mengajar
yang dilakukan oleh seorang guru, sedangkan

21
Dalam jurnal pembanding berjudul Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar Dan
Achievement Emotion Terhadap Achievement Goal Siswa Di Sman 1 Taman Sidoarjo yang
ditulis oleh Kartika Ayu Damayanti & Nur Ainy Fardana Nawangsari bercerita tentang
penelitiannya di sebuah sekolah untuk melihat bagaimana lingkungan belajar yang
diterapkan. Sekolah yang menjadi sample penelitian ini adalah sekolah yang memiliki
predikat prestasi tinggi oleh siswanya. Namun, bukan hanya hal tersebut yang menjadi
tinjuan, akan tetapi sejalan dengan judul penelitian ini adalah achievement goal bagi siswa
yang memiliki motivasi belajar yang rendah dibandingkan dengan temannya yang memiliki
banyak prestasi,
Kesesuaian antara jurnal utama dan jurnal pembanding adalah di dalam jurnal
utama dibahas mengenai materi yang perlu diterapkan oleh guru sebagai pengajar di dalam
kelas dan bagaimana teori yang sebenarnya didukung dengan psikologi pendidikan dan ilmu
mengajar sedang dalam jurnal pembanding adalah tindak lanjutnya di dalam sekolah
bagaimana penelitian tersebut memperhatikan sebuah sekolah dengan prestasi yang tinggi
padahal peserta didik tidak semuanya memiliki motivasi belajar yang sama, karena mau tidak
mau akan ada yang sesuai dengan keinginan namun ada juga yang menyimpang.

B. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal


1) Jurnal Utama : jurnal utama memiliki beberapa kelebihan yaitu dari segi pembahasan
yang banyak mengandung materi atau pendapat dari para ahli, Menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh pembaca, mencantumkan sumber referensi dari isi
jurnal, dan antara judul dan isi jurnal berhubungan, sedangkan kelemahannya adalah
Dari setiap pendapat para ahli penulis jurnal tidak memberikan penarikan kesimpulan
sehingga tidak hanya mengutip melainkan menghasilkan pandangan penulis sendiri
terhadap beberapa pendapat ahli yang di ambil, dari segi bahasa tidak menggunakan
tanda kutip untuk bahasa asing yang digunakan untuk menjadi pembeda, dan dari segi
isi jurnal, kurang banyak menambahkan referensi untuk lebih memperdalam
materinya.
2) Jurnal Pembanding : jurnal pembanding memiliki beberapa kelebihan yaitu
menjelaskan secara terperinci langkah-langkah yang akan dilakukan untuk penelitian,
objek dan subjek dari penelitian mendukung jalannya penelitian, hasil yang
didapatkan menjawab abstrak dari jurnal tersebut, dan akhir dari penelitian membantu
untuk mencari solusi yang tepat untuk permasalahan yang ada sedangkan

22
kelemahannya adalah pengulangan kata menjadi pemborosan makna, banyak
menggunakan kata asing tanpa diberi arti

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Baik jurnal utama maupun jurnal pembanding memiliki keterikatan dengan teori
psikologi pendidikan. Jurnla pertama menunjang teori atau materi mengenai psikologi
pendidikan itu sendiri juga materi mengenai mengajar yangbaik diterapkan oleh seorang guru
sehingga proses belajar mengajar yang hendak dilakukan dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Dan baik jurnal pembanding adalah sebagaimana pelaksanaan yang diharapkan
dari teori jurnal pertama namun gambarannya terhadap prestasi siswa yang diraih dalam
sebuah sekolah.

B. Saran
Artikel ini menjadi bahan bacaan yang tepat bagi pembaca untuk mengetahui tentang
psikologi pendidikan dan ilmu mengajar. Namun, untuk perbaikan kedepannya akan lebih
baik jika penulis maupun pembaca dapat memperhatikan lebih rinci mengenai penjelasan
yang disampaikan, agar dapat mengambil pembelajaran dari dalamnya.

23
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, K. A. (2016). Pengaruh Persepsi Mengenai Lingkungan Belajar dan Achievement
Emotion terhadap Achievement Goal Siswa di SMA N 1 Taman Sidoarjo. Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Perkembangan , 72-88.
Ichsan, M. (2016). Psikologi Pendidikan dan Ilmu Mengajar. Jurnal Edukasi , 60-78.

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai