Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan
serta kekeliruan, baik yang berkaitan dengan materi pembahasan maupun metode pengetikan.
Meski demikian, ini lah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan. Oleh sebab itu,
kami mengharap kan segala bentuk saran, masukan bahkan kritik yang membangun dari
beberapa pihak.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai penambah wawasan ilmu
pengetahuan bagi para pembaca dan bagi penulis khususnya.Sekian terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Bealakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan makalah..................................................................................................................1
1.4 Manfaat Makalah...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................
2.1 Definisi Pendidikan.........................................................................................................
2.2 Definisi Pembangunan....................................................................................................
2.3 Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya...........................................
2.4 Sumbangan Pendidikan Pada Pembangunan.................................................................
2.5 Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia..............................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat Makalah
Makalah ini memiliki manfaat, antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman bagi pembaca tentang pendidikan dan pembangunan
2. Menjadi bahan pembaca bagi para pembaca yang membutuhkan materi tentang
pendidikan dan pembangunan
3. Sebagai bahan refrensi bagi pelajar atau mahasiswa
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pendidikan
Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau
perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Pembangunan menurut Siagian dalam Suryono (2010: 46) merupakan rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Pembangunan dibidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju serta
meningkatkan para warganya untuk mengembangkan diri yang berkenaan dengan aspek jasmani
atau rohani berdasarkan pancasila UUD 1945.
3
Pembangunan ekonomi dan industri lebih lanjut terkait dengan pembangunan pabrik, jalan,
jembatan ke pelabuhan, sarana transportasi, sarana komunikasi, dll. Sebagaimana tertuang dalam
GBHN, itulah inti dari pembangunan nasional Pembangunan manusia di Indonesia. Pernyataan
tersebut dapat diartikan sebagai berikut.Tujuan akhir pembangunan adalah manusia: untuk
memenuhi kebutuhan hidup sebagai individu, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk
beragama, lahir dan batin.Dengan cara ini, kita dapat meningkatkan martabat kita sebagai
makhluk hidup.
Ketika perkembangan menyimpang dari kodrat manusia, itu diarahkan pada pemenuhan.
Kehidupan manusia, menurut kemanusiaannya, berada dalam ruang gerak dalam
perkembangannya, manusia adalah "objek" dan "subjek"perkembangan. Untuk tujuan
pembangunan manusia, itu dianggap sebagai tujuan yang sedang dibangun. Dalam
Pembangunan dalam hal ini menyangkut wawasan manusia berupa growth
promotion.perkembangan fisik dan mental, keterampilan berpikir, sikap diri, sikap sosial.Sikap
terhadap lingkungan, keputusan positif dalam hidup dan keterampilan kerja.
Manusia sebagai tujuan perkembangan, wujudnya berubah dari diam "Kemungkinan" ke
status "aktual". Fuad Hasan berkata: 'Manusia adalah makhluk' Peregangan antara 'kemungkinan'
dan 'aktualitas' (People and their Pictures, Juni 1985). Di antara Dua kutub upaya pendidikan
dibuka. Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa pendidikanArtinya, mempromosikan potensi
"baik" dan sebaliknya.Ini mengaburkan kemungkinan "kejahatan".
Potensi besar yang perlu dikembangkan untuk menjadi kenyataan. . Keterampilan
pekerja keras, kreatif, reseptif, berpendirian, bebas dan bertanggung jawab,Tanggung jawab,
Kejujuran, Toleransi, Kerendahan Hati, Toleransi, Kemampuan Bekerjasama, Penerimaan,
Memenuhi kewajiban seperlunya, menghormati hak orang lain, dan lain-lain. Manusia
dipandang sebagai “subyek” pembangunan.Mampu bekerja secara dinamis dan kreatif dengan
lingkungan.Lingkungan alam dan lingkungan sosial/spiritual.
Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan masing-masing
dalam esensi pembangunan serta antar keduanya.
1. Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan
usaha ke luar dari diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan
seterusnya).
4
2.4 Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
5
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi :
a. Segi sasaran
Segi Sasaran Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan
kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh
serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya
citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawai.
Prof. Dr. Slamet Imam Santoso menyatakan bahwa tujuan pendidikan
menghasilkan manusia yang baik. Manusia yang baik dimanapun ia berada akan
memperbaiki lingkungan.
b. Segi lingkungan
Klasifikasi ini menunnjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan
atau sistem. Lingkungan keluarga (pendidikan informal), liingkungan sekolah
(pendidikan formal), lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun
dlam sistem pendidikan pra-jabatan dan dalam jabatan.
Lingkungan Keluarga
Di dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan
yang baik (habit formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan
kecekatan, kesopanan, dan moral.
Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah (pendidikan formal), peserta didik
dibimbing, untuk memperluas bekal yang telah diperoleh dari lingkungan
kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Bekal
yand dimaksud baik brupa bekal dasar, lanjutan, (dari SD dan sekolah
lanjutan) ataupun bekal kerja yang langsung dapat digunakan secara
aplikatif (Sekolah Menengah Kejuruan dan Perguruan Tinggi).
Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat (pendidikan non formal), peserta didik
memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan. Khususnya
mereka yang tidak sempat melanjtukan proses belajarnya melalui jalur
formal.
6
c. Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah (SM), dan pendidikan
tinggi (PT) memberikan bekal kepada para peserta didik secara bersinambungan.
Pendidikan dasar merupakan basic education yang memberikan bekal dasar bagi
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi
berkualitas, jika pendidikan menengahnya berkualitas, dan pendidikan menengah
berkualitas, jika pendidikan dasarnya berkualitas.
Dengan basic education pada pendidikan dasar juga diartikan bahwa
pendidikan dasar memberikan bekal dasar kepada warga negara yang tidak
sempat melanjutkan pendidikan untuk dapat melibatkan diri kedalam gerak
pembangunan.
d. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain :
bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi,
pertanian, pertambangan, pertahanan, dan lain-lain. Pembinaan dan
pengembangan bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan hanya diisi
oleh orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang dibutuhkan. Orang-
orang yang dimaksud hanya tersedia jika pendidikan berbuat untuk itu.
Uraian tentang sumbangan pendidikan pada pembangunan seperti
dikemukakan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada langkah pertama, pendidikan menyiapkan manusia sebagai sumber
daya pembangunan. Kemudian manusia selaku sumber daya
pembangunan membangun lingkungannya.
Pada instansi terakhir, manusialah yang menjadi kunci pembangunan.
Kesuksesan pembangunan sangat tergantung kepada manusiannya.
Pendidik memegang peranan penting karena merekalah yang menciptakan
manusia pencipta pembangunan.
7
Pada bagian pembangunan sistem Pendidikan nasional di Indonesia akan dikemukakan
dua hal, yaitu :
1. Mengapa sistem pendidikan harus dibangun.
Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Manusia hanya mengejar kesempurnaan, tetapi tidak pernah akan menyatu dengan
kesempurnaan itu sendiri. Jadi logi jika sistem pendidikan yang merupakan sarana bagi
manusia untuk mengantarkan dirinnya menuju kepada kesempurnaan itu juga perlu
disempurnakan. Disamping itu pula pengalaman manusia juga berkembang. Itulah
sebabnya mengapa sistem pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk
menemukan jawaban atas teka-teki mengenai dirinnya.
Selanjutnya persoalan pendidikan juga dapat dilihat sebagai persoalan nasional
karena pendidikan berhubungan dengan masa depan bangsa. Jika masyarakat Indonesia
(menurut rencana pembangunan) pada pelita VI berubah dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri, tentunnya pola pikir dan prilaku yang dilandasi oleh situasi dan
kondisi agraris harus berubah kearah situasi dan kondisi dimana manusia disibukkan
dengan kegiatan industri
Untuk dapat menyongsong suasana hidup yang diperlukan itu sistem pendidikan
harus berubah. Jika tidak, maka pendidikan sebagai an agent of social change (agen
perubahan sosial) tidak berfungsi sebagaimana mestinnya. Strukturnya, kurikulumnya,
pengelolaannya, tenaga kependidikannya mau tidak mau harus dengn tuntutan baru
tersebut.
8
A. Hubungan Antar Aspek-Aspek
9
filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang
lain, karena memberikan arah serta mewadahi butir-butir yang lain. Artinya,
struktur pendidikan, kurikulum, dan lain-lain yang lain itu harus mengacu kepada
aspek filosofis, aspek keilmuan, dan aspek yuridis.
B. Aspek Filosofis Keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasional pendidikan. Bagi kita
pengembangan sifat kodrati manusia itu paralel dengan jiwa Pancasila. Filsafat
Pancasila ini menggantikan secara total falsafah pendidikan penjajah. Penjajah
memfungsikan pendidikan sebagai sarana untuk menghasilkan tenaga kerja yang
terampil tetapi bersifat bergantung dan loyal kepada penjajah.
Pendidikan yang sehat harus merupakan titik temu antara “teori” dengan
“praktek”, demikian kata J. H. Gunning, “Theorie zonder praktijk is voor
genieen, praktijk zonder theorie is voor gekken en schurken”. Teori tanpa praktek
hanya cocok bagi orang-orang pintar, sedangkan praktek tanpa teori hanya
terdapat para orang gila.
C. Aspek Yuridis
Kemajuan zaman menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru, khususnya
kebutuhan akan penyempurnaan sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan-kebutuhan baru tersebut. Jelasnya sistem pendidikan perlu
disempurnakan, dan tugas ini hanya dapat dilakukan dengan mendasarkan diri
pada Undang-Undang Pendidikan.
1. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) lebih
komprehensif, dalam arti bahwa UU No. 2 Tahun 1989 ini mencakup semua
jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
2. Sifat UU RI No. 2 Tahun 1989 lebih fleksibel dp. UU No. 4/1950 dan UU No.
22/61. Fleksibilitas ini terlihat dalam hal-hal seperti:
a. peluang untuk dilengkapi dengan peraturan-peraturan pemerintah dan
keputusan menteri.
b. Adanya badan pertimbangan pendidikan nasional (Bab XIV, pasal 48)
yang bertugas memberikan masukan dan saran-saran kepada
pemerintah/menteri pendidikan.
c. Adanya tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan
keluarga dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga pendidikan dapat
1
mengarah kepada keserasian pemenuhan tujuan negara di satu pihak dan
kepentingan rakyat banyak di pihak yang lain pada masa mendatang.
3. Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tidak hanya bersifat mengatur (seperti
UU Pendidikan yang lalu), tetapi juga memiliki kekuatan hukum yang
bersifat memaksa.
4. UU No. 2 Tahun 1989 lebih memperhatikan prospek masa depan.
D. Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya
pembenahan struktur pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan,
lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang lain, sebagai akibat
dari perkembangan sosial budaya dan politik.
Terjadinnya perubahan struktur dalam sistem pendidikan kita dapat
disebut antara lain : pendidikan guru pada zaman penjajahan belanda dapat
dikenal apa yang disebut CVO (Cursus voor Volks-Onderwijs) dengan lam studi
2 tahun sesudah sekolah rakyat (SR) 5 tahun, Normal school, yang lama
studinnya 4 tahun sesudah SR 5 tahun, setara dengan SGB (Sekolah Guru
Bawah).
E. Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika tujuan kurikuler
berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan dimaksud mungkin mengenai
materinya, orientasinya, pendekatannya ataupun metodenya.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Mula - mula membangun manusianya,
selanjutnya manusia sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya
pembanguna. Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran lingkungan fisik
maupun sosial yaitu diri manusia itu sendiri. Jika manusia memiliki jiwa pembangunan
sebagai hasil pendidikan,maka diharapkan lingkungannya akan terbangun dengan baik.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari segi sasarannya,
lingkungan pendidikan, jenjang pendidikan, dan sektor kehidupan. Secara khusus
sumbangan pendidikan terhadap pembangunan adalah pembangunan atas
penyempurnaan sistem pendidikam itu sendiri.
3.2 Saran