Proposal Tesis
Oleh:
NIM: 8186182033
2020
DAFTAR ISI
I
3.4.3 Development (pengembangan) ................................................................... 40
3.4.4 Implementasi (penerapan) ........................................................................... 41
3.4.5 Evaluation (evaluasi) ................................................................................... 41
3.5 Tahap Uji Coba Produk .................................................................................... 42
3.5.1 Desain Uji Coba ........................................................................................... 42
3.5.2 Pelaksanaan Uji Coba .................................................................................. 42
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 43
3.7 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................................... 47
3.7.1 Lembar Validasi Modul ............................................................................... 47
3.7.2 Lembar Penelitian Guru ................................................................................... 51
3.8 Uji Coba Tes Hasil Belajar............................................................................... 54
3.8.1 Uji Validitas .................................................................................................. 54
3.8.2 Uji Reliabilitas .............................................................................................. 54
3.8.3 Uji Tingkat Kesukaran ................................................................................. 55
3.8.4 Uji Daya Beda............................................................................................... 55
3.9 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 56
3.9.1 Analisis Data Validitas Modul ................................................................... 56
3.9.2 Analisis Data Keefektifan Modul............................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................61
II
BAB I
PENDAHULAN
dari masa kemasa. Sesuai dengan Undang- undang N0. 20 tahun 2003 tentang
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung
setiap perubahan yang terjadi didalam kehidupannya dan mampu bersaing secara
global.
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang
Indonesia Tahun 1945, semangat Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen Negara
1
2
globalisasi.
memiliki ide dan konsep yang tersusun secara hirarki, oleh sebab itu belajar
Dengan demikian akan terciptalah sumber daya manusia yang sesuai dengan
warga Negara.
dengan pengetahuan warga negara (civic knowledge), sikap warga negara (civic
PKn sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan berNegara, tuntutan yang
belajar (learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live
perkuat dengan pendapat dari Anderson (2003:29)” Aspek kognitif siswa meliputi
pendapat tersebut dapat dilihat jika sumber belajar, bahan ajar, buku ajar, dan
dimiliki siswa.
kelas harus mampu membuat siswa lebih aktif ketika mengikuti pembelajaran
adalah pendidikan di sekolah dasar. Pembelajaran di sekolah dasar pada saat ini
masih jauh dari apa yang diharapkan, seharusnya sekolah dasar merupakan tempat
dimana seorang anak memperoleh pengetahuan awal mereka. Akan tetapi capaian
hasil belajar siswa yang rendah sangat berbanding terbalik dengan standar kriteria
minimal yang harus dicapai. Ini menunjukkan siswa tidak menguasai pelajaran
SD saat ini belum sesuai harapan. Jika dari dasar mereka tidak memperoleh
4
pendidikan yang baik maka kedepannya juga mereka mencapai hasil yang tidak
Indonesia sampai saat ini baik dalam tataran konseptual maupun tataran praktis
kunci dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, (3) praktek mengajar
berdasarkan buku teks (textbook center), (6) evaluasi hanya pada aspek hapalan.
globalisasi. Padahal adanya pandangan hidup yang bersumber dari kearifan lokal
merupakan hal penting karena nilai-nilai dasar budaya yang termuat dalam
Peneliti melakukan observasi pada orang tua siswa yang menjadi objek
penelitian ini, observasi dilakukan pada bulan Juli. Peneliti menemukan kasus-
kasus yang sangat berbeda dengan kasus-kasus sebelumnya, yang mana dengan
5
pertiwi membawa dampak tersendiri di dunia pendidikan. Saat ini virus Covid 19,
(Covid 19 adalah singkatan dari Corona Virus Diease 2019 yang berarti virus
corona Covid ini pertama kali muncul di tahun 2019) sudah meluas menjangkit
hampir seluruh dunia. Kesehatan lahir dan batin siswa, guru, kepala sekolah dan
menjaga jarak agar rantai penyebaran terputus. Ini merupakan salah satu
Surat Edaran no.4 tahun 2020. Poin 2 dalam SE no.4 tahun 2020 menyebutkan
bahwa:
seperti ini kegiatan tersebut harus dihentikan sesuai anjuran WHO, tidak menutup
pendidikan yang efektif membutuhkan kolaborasi dari guru, siswa dan orang tua
siswa. Beliau juga menyebutkan saat pandemi Covid 19 adalah saat yang tepat
aturan ini luput, hanya menjadi sebuah instruksi saja. Pasalnya pihak sekolah
semua orang tua pembelajar dan mau mencari sumber belajar sehingga mampu
Kondisi real dilapangan banyak orang tua yang mengeluh, para orang tua
sedangkan sumber belajar yang terbatas hanya menggunakan buku siswa. Selain
itu banyak diantara orang tua siswa yang merasa terbebani dengan akses
adalah menengah kebawah. Sementara kondisi daring sangat tidak mungkin bagi
wali murid sehingga mereka mengeluh saat mendampingi anak belajar di rumah,
sumber belajar seperti buku siswa yang digunakan belum menuntun siswa untuk
memecahkan masalah secara langsung karena bahan yang digunakan seperti buku
7
siswa kurikulum 2013 memuat soal-soal yang sangat banyak. Sedangkan materi
di bulan Juni Tahun Ajaran 2019/2020 khususnya pada materi PKn. Beliau
mengatakan banyak permasalahan yang terjadi seperti: (1) Nilai hasil belajar
siswa tergolong rendah. (2) Belum adanya sumber belajar selain buku k13 untuk
referensi pegangan siswa, apalagi dimasa covid-19 ini siswa sangat membutuhkan
dukungan sumber belajar yang membantu siswa belajar mandiri, dan memecahkan
masalah sendiri. (3) Buku K13 yang digunakan saat ini kurang mendukung
pembelajaran siswa secara BDR karena isi materi yang disajikan didalam buku
siswa dari pemerintah pusat adalah konsep secara umum kurang memiliki
keterkaitan terhadap kehidupan sehari-hari peserta didik secara nyata. (4) Materi
yang ada pada buku paket tematik kurikulum 2013 hanya menyajikan sedikit
informasi, penyampaian isi dan kemasan dalam buku paket tidak disukai siswa
karena tidak sesuai dengan situasi dan kondisi siswa itu sendiri sehingga ketika di
beri test terkait materi yang dipelajari mereka merasa bingung untuk
mengerjakannya. (5) Buku pegangan yang dibagikan ke siswa adalah buku paket
yang digunakan dari tahun ke tahun secara turun temurun sehingga siswa tidak
tertarik untuk membaca buku tersebut karena bukunya sudah tidak layak pakai.
(6) Siswa masih mengalami kesulitan memahami konsep PKn karena tidak
mendapatkan sumber belajar yang lengkap baik dari buku maupun dari guru.
Proses pembelajaran yang berlangsung seperti ini akan berkesan kurang bermakna
8
sebab peserta didik kurang mengenal konsep materi yang tercantum dalam buku
tersebut.
kehidupan semua siswa khususnya siswa tingkat di pendidikan dasar (SD), dan
setiap individu. Ini dilakukan untuk membekali siswa berpikir logis, analitis,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Depdiknas, 2006:387). Proses belajar
karena belajar pada dasarnya adalah suatu aktivitas mental seseorang dalam
dengan materi dan karakteristik siswa. Hal ini sangat mendukung perbaikan
9
belajar siswa yang lebih baik. Pada dasarnya keluar dari zona nyaman juga
mampu memberikan tantangan tersendiri bagi yang melakukannya. Hal ini bisa
pengajaran metode terbaik. Perlu adanya inovasi yang dapat membantu guru
mandiri.
pada materi PKn yang dapat membantu siswa aktif belajar dan mampu
Modul dikembangkan dan ditulis agar peserta didik dapat belajar sendiri tanpa
perbedaan individual siswa, lingkungan belajar , kegiatan belajar dan materi ajar.
disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan
Dengan menggunakan modul siswa akan lebih memiliki rasa ingin tahu ketika
belajar, karena modul memuat sejumlah materi yang sesuai dengan lingkungan
ditunjukkan pada soal yang akan dikerjakan siswa. Proses pembelajaran tidak
10
hanya memahami materi secara teoritis akan tetapi materi yang dipelajari
yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik, serta potensi lokal, lingkungan
budaya, kondisi ekonomi, dan kebutuhan daerah dengan standar kompetensi dan
satu cabang ilmu PKn. Keterkaitan isi pembelajaran PKn dengan kebudayaan, dan
sumber daya alam di Kabupaten Serdang Bedagai dapat disisipkan melalui materi
mudah dipahami oleh peserta didik. Dengan adanya modul yang menyajikan
materi PKn berbasis kearifan lokal akan mempermudah siswa memahami isi
materi tersebut.
Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator, dimana pengadaan modul
memperkaya pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Selain itu, guru
juga menyiapkan modul yang sesuai dengan kondisi siswa. Pengembangan modul
1. Materi yang ada pada buku paket tematik kurikulum 2013 hanya
sehingga bagi siswa pembelajaran PKn masih abstrak bukan konkrit, dan hal
kepadanya.
2. Belum adanya sumber belajar selain buku k13 untuk referensi pegangan
masalah sendiri.
3. Belum adanya bahan ajar bantu atau sumber belajar lain yang
4. Belum adanya modul PKn yang berbasis kearifan lokan di sekolah tersebut,
5. Hasil belajar siswa pada materi PKn tergolong rendah, karena belum
memenuhi KKM yang ditetapkan oleh sekolah sehingga siswa masih belum
masalah agar ruang lingkup permaslahan menjadi lebih jelas. Maka pembatasan
masalah pada penelitian ini adalah Pengembangan Modul PKn Berbasis Keartifan
dikembangkan.
dikembangkan menurut tim ahli materi, ahli bahasa dan ahli desain?
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam
bagi beberapa pihak, penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
1) Bagi Sekolah
pelajaran PKn.
2) Bagi Guru
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan peserta didik lebih giat
belajar karena pembelajaran yang telah diuraikan pada modul ini sudah
pelajaran PKn.
KAJIAN PUSTAKA
bentuk. Salah satu bahan ajar yang paling mudah dibentuk oleh pendidik adalah
seperti bahan ajar pendamping buku kurikulum 2013 seperti modul. Pemberian
modul kepada siswa relevan dengan karakteristik kurikulum 2013 karena dalam
2017)
bahasa tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk
digunakan oleh peserta didik, disertai pedoman penggunaan untuk para guru”.
Sedangkan menurut daryanto (1993:98) “modul adalah sebuah buku yag ditulis
dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen
dimengerti sesuai usia peserta didik sehingga mereka dapat belajar sendiri dengan
15
16
(2014:177) “modul adalah suatu paket kurikulum yang digunakan agar siswa
dapat belajar sendiri karena terdiri atas suatu bahan ajar yang mandiri yang telah
Selain itu dengan menggunakan modul, siswa dilatih untuk belajar sendiri.
Belajar sendiri merupakan salah satu bentuk dari metode belajar mandiri karena
didalam modul telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri (Hudojo, 2005;
modern ini menuntut siswa menjadi pribadi yang mandiri kreatif, inovatif, serta
dirancang agar siswa dapat belajar secara mandiri sehingga pserta didik dapat
(Dwi, 2018). Sedangkan menurut Khoiruddin, dkk (2016) modul adalah bahan
secara mandiri dalam waktu tertentu, sehingga siwa dapat belajar sesuai dengan
kecepatan masing-masing, tanpa terikat oleh waktu, tempat, dan hal-hal lain diluar
dirinya sendiri.
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modul adalah sebuah
buku yang dirancang dengan bahasa yang mudah dimengerti sesuai usia peserta
didik sehingga peserta didik dapat belajar ada atau tidaknya seorang guru saat
proses kegiatan belajar berlangsung, jadi peserta didik dapat menjadi lebih aktif
mengerjakan soal. Selain itu modul juga dapat digunakan sebagai suplemen atau
sebagai pendamping siswa dalam belajar karena materi dalam modul dirancang
agar siswa mampu belajar secara mandiri. Materi yang terdapat dalam modul
harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kedalaman materi juga harus
lingkungan sekitar siswa. Setiap materi yang terdapat dalam modul juga harus
disertai dengan latihan soal yang memuat pertanyaan kritis seputar teks yang
disajikan.
saja dan kapan saja sehingga orang jauh pun dapat mengikuti cara belajar yang
supaya tidak bersifat verbal; (2) untuk mengatasi waktu, ruang, dan daya indera
yang terbatas bagi siswa maupun guru; (3) dapat digunakan secara tepat,
memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai minat dan kemampuannya; (5) siswa
tujuan, antara lain : “ agar siswa dapat belajar sendiri tanpa bimbingan dari guru,
agar peran guru tidak sewenang- wenang dalam melaksanakan proses mengajar,
melatih kejujuran siswa, agar guru dapat menyeleksi tingkat kecepatan siswa
menggunakan modul, bagi siswa yang cepat tingkat penguasaannya tinggi, bagi
siswa yang lambat maka tingkat penguasaannya rendah jadi perlu mengulangi
modul kembali, agar siswa dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan terhadap
sendiri.
tanpa ada guru yang mendampingi saat proses belajar berlangsung, menumbuhkan
rasa ingin tahu siswa untuk mempelajari materi yang ada sehingga dapat membuat
penulisan suatu modul sering dibagi menjadi tiga bagian pembuka, bagian isi, dan
bagian penutup.
(1) Bagian pembuka, meliputi : a. judul modul yang menarik, b. daftar isi
menyajikan topic-topik yang dibahas, c. hubungan dengan materi atau
pelajaran yang lain, Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci
tentang materi pembelajaran. Apabila materi yang akan dituangkan cukup
luas, maka dikembangkan kedalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap
kegiatan belajar memuat uraian materi, penugasan dan rangkuman. Adapun
sistematikanya misalnya sebagai berikut: 1) Kegiatan belajar, a) Tujuan
kompetensi, b) Uraian materi, c) Tes formatif, d) Tugas, e) Rangkuman. 2.
Kegiatan belajar, a) Tujuan kompetensi, b) Uraian materi, c) Tes pormatif,
d) Tugas, e) rangkuman dst. (3) Bagian Penutup meliputi: a. Glosaary atau
daftar istilah berisikan defenisi-defenisi konsep yang dibahas dalam modul.
Defenisi tersebut dibuat ringkas dengan tujuan untuk mengingat kembali
konsep yang telah dipelajari. B. Tes akhir merupakan latihan yang dapat
pembelajar kerjakan setelah mempelajari suatu bagian dalam modul. Jadi,
jika suatu modul dapat diselesaikan dalam tiga jalan maka tes akhir harus
dapat dikerjakan oleh peserta, belajar dalam waktu sekitar setengah jam. C.
Daftar pustaka memuat daftar-daftar refrensi yang digunakan di dalam
penyusunan modul.
Kompetensi inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), peta konsep, petunjuk
lapangan komponen modul sangat bervariasi sesuai dengan materi yang akan
dilaksanakan.
Konsep kearifan lokal merupakan salah satu kajian yang penting untuk
Kearifan lokal memiliki kajian mengenai pengetahuan lokal maupun potensi lokal
yang ada disuatu daerah tertentu. Karena pada dasarnya setiap daerah memiliki
kearifan lokal yang dapat dijadikan kajian dalam pembelajaran dan berkaitan
21
dengan konsep materi yang dipelajari. sehingga peserta didik mengetahui nilai-
nilai luhur yang terkandung dalam kearifan lokal yang berkaitan dengan materi
pelajaran.
satunya bisa dilakukan melalui penanaman nilai-nilai kearifan lokal dimana siswa
berada”. Pengenalan kearifan lokal yang ada di sekitar penting sebagai bentuk
pelestarian budaya lokal. Untuk mencintai NKRI, siswa terlebih dahulu diajari
setiap orang memiliki identitas yang dibangun oleh budaya didalamnya terdapat
Kearifan lokal memiliki posisi yang strategis. Menurut Rahyono (2015:9) factor-
Dari pendapat ahli disimpulkan bahwa kearifan lokal adalah Segala aktivitas
atau cara hidup yang hanya diterapkan pada suatu masyarakat di wilayah tertentu
bisa dikatakan sebagai cirri khas wilayah. Dengan kata lain, aktivitas tersebut
hanya akan ditemukan pada wilayah itu saja dan sangat jarang ditemukan pada
wilayah lain. Keunikan yang terdapat pada satu wilayah dalam upaya pemenuhan
kebutuhan hidup suatu masyarakat bisa dikatakan sebagai kearifan lokal. Kearifan
geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu
yang patut secara terus – menerus dijadikan pegangan hidup meskipun bernilai
mengalami proses panjang dimasa lalu. Kearifan lokal dapat dikatakan sudah ada
sejak dahulu sehingga menjadi ciri khas Masyarakat. Hal senada juga dikemukan
oleh Mufid (2010:84) bahwa kearifan lokal yang merupakan salah satu produk
nilai, dan aturan yang menjadi model untuk bertindak. Mufid juga menjelaskan
bahwa kearifan lokal terdapat pada tradisi, sejarah, pendidikan, seni, agama, dan
lainnya.
Kearifan lokal menurut ridwan (2007: 2) adalah usaha manusia dengan akal
budinya untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa.
23
Nilai-nilai yang diyakini tidak benar akan ditinggalkan oleh masyarakat. Pendapat
tersebut diperkuat aleh Robert (Endraswara et al, 2013: 130) yang menjelaskan
bahwa kearifan lokal merupakan nilai budaya lokal untuk mengatur tatanan
daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk
bahwa kearifan lokal adalah segala aktivitas atau cara hidup yang hanya
diterapkan pada suatu masyarakat di wilayah tertentu bisa dikatakan ciri khas
masa lalu yang patut dijadikan pegangan hidup meskipun bernilai local, tetapi
terdapat pada suatu wilayah tersebut juga sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
mengatur sendiri. Sebagai negara yang baru merdeka, tentu banyak tantangan dan
rintangan yang akan dihadapi baik bagi negara maupun warga negara. Hal ini
sebuah bangsa yang bermartabat serta menjadi bagian dari warga dunia yang
negara yang cerdas, kritis, bertanggung jawab serta dapat bersaing dengan dunia
wajib yang diajarkan dari Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT).
Selain itu, PKn juga dipelajari di tiap-tiap negara dengan nama yang berbeda-
kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi kata civic yang artinya
pendidikan terbagi menjadi dua yaitu civic yang berarti ilmu kewarganegaraan
Menurut Cogan (dalam Sutrisno, 2018:42) “education for citizenship is the large
overarching concept here while civic education is but one part, albeit a very
sebuah usaha yang dilakukan guna memberikan siswa sebuah pengetahuan serta
Pancasila.
pendidikan kewargaan yang secara substansif tidak saja mendidik generasi muda
menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam
kesiapan warga negara menjadi warga dunia, global society”. Zamroni (dalam
atas, dapat disimpulkan PKn adalah suatu mata pelajaran yang berfokus pada
26
pemahaman (insinght). Dengan kata lain, teori Gestalt menyatakan bahwa yang
paling penting dalam proses belajar individu adalah dimengertinya apa yang
(2002:10), belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang yang harus
sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat
keterampilan dan nilai sikap perubahan itu bersifat konstan dan berbekas”. Dan
menurut Hamalik (2010:36) “ belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan
suatu hasil ataupun tujuan, belajar bukan hanya untuk mengingat, akan tetapi lebih
luas daripada itu yakni mengalami”. Belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
27
ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
tindakan.
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan, hasil belajar
salah satu aspek potensi kemanusiaan saja, tetapi pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pelajarannya. Hasil belajar dapat diuji melalui test sehingga dapat digunakan
untuk mengetahui keefektifan pengajaran dan keberhasilan siswa atau guru dalam
Dari beberapa pendapat ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar
adalah merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, hasil
dari yang telah diperoleh siswa baik meliputi pemahaman konsep, (aspek
afektif). Dan ini dapat diketahui setelah siswa mampu mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru baik itu berupa test lisan maupun tulisan, sehingga dari
hasil tersebut dapat diketahui sejauh mana siswa mampu menguasai materi yang
telah di pelajari.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, efektif
dan psikomotorik (Sudjana, 2009:3). Bloom menyebutkan lima jenis prilaku ranah
hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, pristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. b).
pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
29
mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. e). sintesis, mencakup
Penilaian hasil belajar yang di terapkan pada penelitian ini adalah bentuk tes
pilihan berganda, dan essay sesuai dengan capaian KI dan KD pada materi PKn.
dengan model yang lebih bervariasi dengan cakupan yang lebih detail.
Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi
lima jenjang kemampuan, yaitu: a). menerima, b). menjawab atau reaksi, c)
menilai Organisasi, d). Karakteristik dengan suatu nilai, e). Kompleks nilai. Ranah
mujiono, 2006:27).
oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan
pendidikan dan hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar
penelitian ini. Hasil penelitian yang dimaksud adalah hasil penelitian tentang
budaya Bali yang dapat diintegrasikan dalam muatan materi PKn. Nilai-nilai
karakter dan jati diri bangsa yang sesuai dengan semangat Bhineka Tunggal
lokal budaya Bali yang dapat diintegrasikan dalam muatan materi PKn. (2).
dilakukan secara spontan. (3). Praktik Nilai-Nilai kearifan lokal bali sangat
nampak tercermin dari sikap sepiritual dan sikap sosial siswa secara tidak
Masalah Pada Materi Norma dan Keadilan Siswa Kelas VII SMP,
Subyek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP
materi memperoleh rata-rata 88%, ahli media sebesar 78%, dan ahli
pembelajaran sebesar 80%. Dari uji coba kelompok kecil diperoleh hasil
data pengisian angket oleh siswa rata-rata 86%, sedangkan dari kelompok
besar rata-rata 91%, rata-rata hasil uji kompetensi adalah 83, dengan
Materi Norma dan Keadilan telah layak, menarik, dan efektif untuk
32
kemampuan.
penilaian ahli materi sangat baik (SB) dengan skor 132 dan tingkat
persentase keidealan 90,20%. Penilain ahli media sangat baik (SB) dengan
skor 107 dan tingkat persentase ideal 93,71%. Penilaian ahli bahasa sangat
baik (SB) dengan skor 21 dan tingkat persentase 82,5%. Penilaian ahli
pembelajaran IPA dan inkuiri terbimbing sangat baik (SB) dengan skor 69
global.
Pada kenyataannya pembelajaran di sekolah dasar pada saat ini masih jauh
dari apa yang diharapkan, seharusnya sekolah dasar merupakan tempat dimana
seorang anak memperoleh pengetahuan awal mereka. Jika dari dasar mereka tidak
memperoleh pendidikan yang baik maka kedepannya juga mereka mencapai hasil
yang tidak baik, hal ini sangat mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia yang
tergolong rendah. Dilihat dari hasil belajar PKn siswa di kelas IV SD 106206
Sidodadi Kecamatan Teluk Mengkudu masih banyak siswa yang belum tuntas
dalam belajar, yang mana siswa tidak mendapatkan bahan ajar yang cukup untuk
menunjang kegiatan belajar mereka yang pada saat ini harus dilakukan di rumah
masing-masing. Siswa hanya mendapatkan satu buku paket dari pemerintah pusat
dan buku tersebut harus bergantian dengan teman kelompoknya. Belum adanya
modul-modul yang dapat menunjang sumber belajar siswa disekolah selain buku
paket dari pemerintah. Belum adanya modul PKn berbasis kearifan lokal khusus
lokal adalah konten materi modul yang dihasilkan dalam penelitian dikaitkan
Penelitian ini diawali dari adanya masalah dari peserta didik maupun guru di
kajian teori dan kajian empiris tersebut, dapat dirumuskan kerangka konseptual
memiliki kelebihan yaitu secara visual diagramnya jelas serta dapat menggali ide
dari pemikiran beberapa orang secara detail (Hari Agung dkk, 2013:219). Gambar
Respon
siswa dan
guru
Pengumpulan Validasi
data desain Revisi
Uji coba
lapangan
METODE PENELITIAN
pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus
Salim dan Haidir (2019:58) penelitian R&D adalah rangkaian proses atau
menyempurnakan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar
pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari dan model ini, memberikan
perluasan dari tahap ADDIE ke dalam sebuah panduan procedural yang lebih rinci
produk. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah Modul PKn Berbasis
36
37
2021 dan akan dilaksanakan pengambilan data pada semester genap yaitu tanggal
berikut:
sama.
3) Adanya rasa ingin tahu peneliti, jika menggunakan modul berbasis kearifan
lokal, apakah hasil belajar siswa pada materi PKn akan lebih meningkat atau
malah sebaliknya.
dan ahli materi), kemudian guru dan siswa kelas IV SD Negeri 106206 Sidodadi
Kecamatan Teluk Mengkudu. Kelas IVA diambil 9 orang siswa untuk uji
kelompok kecil dan 3 orang siswa untuk uji coba perorangan dengan kemampuan,
jenis kelamin dan tingkat kecerdasan yang bervariasi, sedangkan siswa kelas IV B
adalah 20 orang sebagai sampel untuk uji coba lapangan yang diambil secara total
ditentukan. Oleh karena itu, prosedur pengembangan produk pada penelitian ini
berupa modul berbasis kearifan lokal siswa kelas IV SD dan prosedur penelitian
merujuk pada model pengembangan ADDIE menurut Pribadi yang secara jelas
Analyze:
Melakukan analisis kebutuhan, analisis
kurikulum dan analisis karakteristik
siswa
Implementation Design:
Penerapan produk untuk Evaluation: Merancang modul untuk
melihat peningkatan hasil Mengevaluasi data yang melihat peningkatan
belajar siswa dan diperoleh dari hasil kegiatan hasil belajar siswa
keefektifannya dalam validasi ahli dan uji yang keefektifannya dakam
penerapan produk menggunakan modul PKn
menggunakan modul PKn
berbasis kearifan lokal
berbasis kearifan lokal
Develoment:
Mengembangkan modul PKn berbasis
kearipan lokal sesuai masukan dari
validator sehingga sehingga dihasilkan
produk awal
yang dihadapi berkaitan dengan sumber belajar PKn, atau untuk mengetahui
kekurangan yang dimiliki buku yang selama ini dipakai oleh peserta didik di SDN
studi lapangan menunjukkan buku tematik kurikulum 2013 revisi 2017 memiliki
kekurangan diantaranya adalah jumlah buku lebih sedikit dari siswa yang ada
dikelas, bukunya kurang menarik karena materi yang dimuat terlalu ringkas
ada dibuku, bahasa yang digunakan pada buku terlalu tinggi membuat peserta
didik bingung untuk mengartikan penjelasan buku tersebut, ditambah lagi kondisi
yang memaksa peserta didik harus belajar mandiri dirumah akibat covid 19
membuat siswa sangat kesulitan memahami isi buku karena mereka tidak dapat
observasi yang dilakukan menunjukkan bahan ajar yang dibutuhkan anak usia
dunia adalah bahan ajar yang memiliki kelayakan dalam isi, bahasa, gambar,
40
ilustrasi, dan metode pengembangan yang dekat dengan anak usia dini. Sehingga
produk yang akan dihasilkan berdasarkan kebutuhan usia sesuai dengan minat,
yang akan dikembangkan. Modul yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah
dikembangkan. Modul yang disusun pada penelitian ini berorientasi pada kearifan
membuat produk awal yaitu” Modul Berbasis Kearifan Lokal Pada Tema
beberapa tahap diantaranya uji kelayakan modul oleh desain pembelajaran untuk
menilai aspek isi, aspek penyajian, aspek bahasa dan tampilan modul, ahli materi
untuk menilai kelayakan materi dalam modul, dan uji skala kecil untuk mendapat
penilaian dari siswa skala terbatas. Setiap uji kelayakan dilakukan maka dilakukan
validator. Hasil pemeriksaan ini selanjutnya menjadi bahan revisi agar modul PKn
layak. Pengujian modul yang dikembangkan meliputi uji kelayakan (valid) dari
para ahli untuk menilai kelayakan modul ditinjau dari persyaratan sebagai modul
yang baik, uji validitas ahli materi untuk menguji isi dari modul berkaitan dengan
kebenaran konsep yang dikandung, dan uji coba perorangan serta uji coba
dikembangkan.
dikembangkan. Tahap ini dilakukan dalam uji coba lapangan bersamaan dengan
Data untuk menguji keefektivan diperoleh dari pemberian pree test dan post test
sesudah penggunaan modul berbasis kearifan lokal. Modul dapat dikatakan efektif
jika 65% dari peserta post test memenuhi KKM. Penggunaan modul berbasis
kearifan lokal juga digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa melalui hasil tes
dengan meminta tanggapan siswa uji skala besar (uji coba lapangan) terhadapan
beberapa tahapan yaitu: (1) validasi ahli materi PKn, (2) validasi ahli desain
(tahap), berdasarkann penilaian berupa masukan, kritik atau saran dari ahli materi,
perbaikan, (5) uji coba satu-satu (perorangan) terhadap program ini berdasarkan
angket yang diisi oleh tiga orang peserta, siswa kelas IV SDN 106206 Sidodadi
tinggi, sedang dan rendah, (6) revisi produk (tahap II) uji coba kelompok kecil
penilaian terhadap program ini berdasarkan angket yang diisi oleh 9 orang siswa
Serdang Bedagai (7) revisi produk (tahap III), (8) uji coba lapangan terhadap 20
berikut:
1. Uji coba perorangan (uji coba satu-satu). Pada tahap ini produk telah
Masukan daru uji coba ini selanjutnya dipakai sebagai dasar dalam
2. Uji coba kelompok kecil. uji coba ini dilakukan oleh 9 orang siswa untuk
selanjutnya.
3. Uji coba lapangan. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah masih
uji coba perorangan dan kelompok kecil. Apabila terdapat kekurangan maka
dapat dikatakan layak sebagai bahan ajar yang shahih untuk meningkatkan
budayaku.
hasil evaluasi belajar”. Tes hasil belajar ini dilakukan dengan dua teknik
pengumpulan data. Oleh karena itu, dalam penelitian akan dijabarkan teknik
44
pengumpulan data yang akan dipilih dalam pelaksanaan penelitian. Berikut teknik
1. Teknik Tes;
Cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam
dijawab) atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh tester, sehingga atas
dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai
yang melambangkan tingkah laku atau prestasi tester, nilai dapat dibandingkan
2. Teknik Nontes;
Sudijono (2011:69) dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil
belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan
nontes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam mengukur
a. Wawancara
berbasis kearifan lokal. Menurut Yusuf (2014:372) wawancara adalah salah satu
teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan penelitian. Menurut
pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat
langsung dari pihak yang diwawancarai oleh peneliti, atau mendapat jawaban dan
permasalahan yang harus diteliti, dan tujuan apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari respon yang lebih mendalam dan jumlah responnya sedikit/kecil.
b. Kuisioner/angket
kelemahan diantaranya:
46
Keunggulannya:
a. Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah besar
responden yang menjadi sampel.
b. Dalam menjawab pertanyaan melalui angket, responden dapat lebih
leluasa karena tidak dipengaruhi oleh sikap mental hubungan antara
peneliti dan responden.
c. Setiap jawaban dapat dipikirkan masak-masak terlebih dahulu, karena
tidak terikat oleh cepatnya waktu yang diberikan kepada responden
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagaimana dalam wawancara.
d. Data yang dikumpulkan dapat lebih mudah dianalisis, karena pertanyaan
yang diajukan kepada setiap responden sama.
Kelemahannya:
1. Pemakaian angket terbatas pada pengumpulan pendapat atau fakta
yangdiketahui responden, yang tidak dapat diperoleh dengan jalan lain.
2. Sering terjadi angket diisi orang lain (bukan responden yang
sebenarnya), karena dilakukan tidak secara langsung berhadapan muka
antara pneliti dan responden.
3. Angket diberikan kepada terbatas orang yang melek huruf.
Kuesioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam
sifatnya praktis, hemat waktu,biaya, dan tenaga. Jenis angket yang dipakai adalah
c. Observasi
Adapun tujuan observasi yang dilakukan pada penelitian ini guna mendapatkan
merupakan suatu peroses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematik, logis, objektif, dan rasional
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa observasi ini
mengadakan catatan kecil sebagai hasil dari pengumpulan data yang dibutuhkan
dan hal-hal yang ditemukan melalui penglihatan. Dalam pengamatan ini, peneliti
terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan atau
partisipan utuh.
validasi ini akan diisi oleh para ahli yang dapa disebut dengan validator. Lembar
validasi diisi oleh 3 orang validator yaitu, 1 orang ahli materi (pokok bahasan ), 1
orang ahli dengan penyajian ahli tata bahasa, jika penilaian para ahli ahli juga
masi memerlukan revisis, maka produk yang dikembangkan harus direvisi sampai
48
dinyatakan valid oleh para ahli. Komponen yang divalidasi oleh para ahli meliputi
NO Jawaban Skor
1 Sangat Baik 4
2 Baik 3
3 Kurang Baik 2
4 Tidak Baik 1
Sugiyono ( 2011:94)
Berikut adalah kisi-kisi lembar Angket validasi yang digunakan dalam penilaian
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Validasi Ahli Desai Pembelajaran (Lay Out)
Berikut adalah kisi-kisi lembar validasi bahasa yang digunakan dalam pemilihan
memperoleh data tentang pernyataan dan pendapat guru atau dapat disebut wali
kelas terhadap modul PKn yang dikembangkan. Angket akan dibagikan kepada
dilaksanakan. Guru diminta untuk memberi tanda ceklis (centang ) pada baris dan
Kurang Setuju,(KS), 1 = Tidak Setuju (TS)”, kisi-kisi angket dapat dilihat pada
tabel 3.7.
pernyataan dan pendapat siswa terhadap modul PKn berbasis kearifan lokal yang
tanda list ceklis pada baris dan kolom yang sesuai dengan jawaban “sangat senang
respon siswa dapat dapat dilihat pada tabel 3.8 dibawah ini.
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑟𝑝𝑏𝑖 = √𝑞 (Sudijono, 2012:254)
𝑆𝐷𝑡
Keterangan:
𝑛 𝑆𝐷𝑡2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟𝑖𝑖 = (𝑛−1) ( ) (Sudijono, 2012:254)
𝑆𝐷𝑡2
Keterangan:
𝑛 = jumlah item
Dengan criteria:
Jika 0,00 ≤ 𝑟𝑖𝑖 ≤ 0,69 maka tes tidak reliabel dan perangkat soal diganti. Jika 0,70 ≤
Dengan kriteria:
0,00<P<0,30 = sukar
0,30<P<0,70 = sedang
0,70<P<1,00 = mudah
pandai untuk mengetahui tingkat kebaikan setiap item soal. Rumus daya beda
Keterangan :
D = daya beda
Dengan criteria:
0,00<D<0,20 = jelek
0,21<D<0,40 = cukup
0,41<D<0,70 = baik
analisis validitas modul PKn dan analisis data hasil belajar siswa.
𝑓
P = 𝑛 x 100% (Sudjana,2007:91)
Keterangan:
P = persentase skor
Tabel 3.9 Rentang Persentase dan Kriteria Kualifikasi Uji Kelayakan Modul
cukup valid jika mencapai skor lebih dari 52%. Oleh karena itu, modul dikatakan
cukup layak digunakan siswa jika rata-rata persentase skor validasi ahli lebih dari
52%.
apakah perlu dilakukan uji coba selanjutnya dalam tahap pengembangan modul.
siswa; (b) observasi aktivitas peserta didik; dan (c) angket respon siswa.
Keefektifan penggunaan Modul PKn berbasis kearifan lokal akan tercapai apabila
memenuhi paling sedikit tiga dari empat indikator tersebut dengan syarat
Hasil tes yang diperoleh kemudian dianalisis oleh peneliti untuk melihat
Kriteria:
0% ≤ KB < 65% = siswa belum tuntas belajar
65% ≤ KB < 100% = siswa telah tuntas belajar
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya secara individual, jika proporsi
jawaban benar siswa ≥ 65%.
Keterangan:
belajar jika di dalam kelas terdapat 85% yang telah mencakai KB ≥ 65%. Setelah
ketuntasan siswa dalam belajar secara individu dan kalsikal dianalisis, maka hasil
pre-test dan post-test dihitung dengan N-Gain untuk menilai peningkatan dan
keefektifan modul antara sebelum dan sesudah menggunakan modul PKn berbasis
sebanyak empat kali pertemuan dengan aktivitas yang diamati oleh observer.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
Persentase skor rat0rata (SR) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100% (Tamrin, 2003:66)
Data yang diperoleh dari angket respon siswa dianalisis dengan menentukan
persentase siswa yang member jawaban bernilai respon positif untuk setiap
berikut:
∑𝐴
PRS = ∑ 𝐵 X 100% Borich (Herman, 2012:5)
Keterangan:
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar bagi
Guru. Bandung: Yrama Widya
Madiong, Baso. Mustafa, Zainuddin & Chakti, Andi Gunawan Ratu. 2017.
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Makassar: Celebes
Media Perkasa
Pribadi, B.A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Jurnal Ilmiah
Dwi, Y.A. 2018. Pengembangan Modul Tematik Berbasis STM (Sains Teknologi
Masyarakat).Universitas Kanjuruhan Malang. Jurnal Pemikiran dan
Pengembangan SD, 6 (1) : 21-26
Tesis/Karya Ilmiah
Wulandari, Tita. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (Ppkn) Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk
Meningkatkan Civic Knowledge Siswa (Tesis). Surakarta. Universitas
Sebelas Maret.