DI SEKOLAH DASAR
Proposal Tesis
Oleh:
NIM: 8186182033
2020
DAFTAR ISI
I
3.4.3 Development (pengembangan) ................................................................... 37
3.4.4 Implementasi (penerapan) ........................................................................... 38
3.4.5 Evaluation (evaluasi) ................................................................................... 38
3.5 Tahap Uji Coba Produk .................................................................................... 39
3.5.1 Desain Uji Coba ........................................................................................... 39
3.5.2 Pelaksanaan Uji Coba .................................................................................. 39
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 40
3.7 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................................... 44
3.7.1 Lembar Validasi Modul ............................................................................... 44
3.7.2 Lembar Penelitian Guru ................................................................................... 48
3.8 Uji Coba Tes Hasil Belajar............................................................................... 51
3.8.1 Uji Validitas .................................................................................................. 51
3.8.2 Uji Reliabilitas .............................................................................................. 51
3.8.3 Uji Tingkat Kesukaran ................................................................................. 52
3.8.4 Uji Daya Beda............................................................................................... 52
3.9 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 53
3.9.1 Analisis Data Validitas Modul ................................................................... 53
3.9.2 Analisis Data Keefektifan Modul............................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................61
II
BAB I
PENDAHULAN
mampu bersaing secara global. Guru sebagai tenaga professional yang berhadapan
langsung dengan peserta didik memiliki tugas yang sangat berat yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung
jawab”. Dengan kata lain guru adalah tulang punggung mutu pendidikan yang
mana guru menjadi tumpuan utama untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Belajar PKn adalah salah satu usaha untuk mencapai amanat dan tujuan
pendidikan nasional. Karena PKn memiliki ide dan konsep yang tersusun secara
hirarki. oleh sebab itu proses belajar PKn tidak boleh ada tahapan dan konsep
3
4
dan konsep PKn serta tradisi PKn, seperti isu tentang intuisi dan konsep politik
pembelajaran PKn adalah sebuah usaha yang dilakukan guna memberikan peserta
warga negara dengan negara dan juga pendidikan pendahuluan bela negara
dalam UUD 1945 dan juga Pancasila”. Senada dengan pendapat Winarno
(2014:36) bahwa “tujuan dari PKn adalah membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh
1945, semangat Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
tersebut dalam dunia nyata. Dengan kata lain pembangunan sumber daya manusia
5
harus sesuai dengan idiologi bangsa Indonesia dalam pengetahuan, sikap, dan
Indonesia. Seperti pembelajaran di Sekolah Dasar pada saat ini masih jauh dari
apa yang diharapkan. Khususnya pada pembelajaran PKn saat ini sangat jauh dari
amanat UUD 1945 dan Pancasila. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan
pendidikan PKn di Indonesia sampai saat ini baik dalam tataran konseptual
menangkap kata kunci dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, (3)
(kontectual), (5) mengajar berdasarkan buku teks (textbook center), (6) evaluasi
pendidikan PKn dari tatanan konsep maupun tatanan praktisi masih pada tahapan
paradigmatik yang mendasar, dan proses KBM pada pembelajaran PKn juga
pendidikan. Saat ini virus Covid 19, (Covid 19 adalah singkatan dari Corona
Virus Diease 2019 yang berarti Covid ini pertama kali muncul di tahun 2019)
sudah meluas menjangkit hampir seluruh dunia. Kesehatan lahir dan batin siswa,
guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah menjadi pertimbangan utama
yang tertinggal pelajarannya dan tidak mencapai target kurikulum yang sudah
membutuhkan kolaborasi dari guru, siswa dan orang tua siswa. Beliau juga
menyebutkan saat pandemi Covid 19 adalah saat yang tepat untuk melakukan
7
aturan ini luput, hanya menjadi sebuah instruksi saja. Pasalnya pihak sekolah
semua orang tua pembelajar dan mau mencari sumber belajar sehingga mampu
Kondisi real di lapangan banyak orang tua yang mengeluh, para orang tua
juga kewalahan mengajarkan materi yang ada di buku siswa, proses pembelajaran
sedangkan sumber belajar yang terbatas hanya menggunakan buku siswa. Selain
itu banyak di antara orang tua siswa yang merasa terbebani dengan akses
wali peserta didik menengah ke bawah, sementara kondisi daring sangat tidak
mungkin bagi wali peserta didik sehingga mereka mengeluh saat mendampingi
8
anak belajar di rumah. Sumber belajar seperti buku siswa yang digunakan juga
belum menuntun siswa untuk memecahkan masalah secara langsung karena bahan
yang digunakan seperti buku siswa kurikulum 2013 memuat soal-soal yang sangat
banyak.
Negeri 106206 Sidodadi Kecamatan Teluk Mengkudu pada semester genap Juni
Tahun Ajaran 2019/2020 khususnya pada materi PKn. Beliau mengatakan banyak
permasalahan yang terjadi seperti: (1) Nilai hasil belajar siswa tergolong rendah.
(2) Belum adanya sumber belajar selain buku k13 untuk referensi pegangan
siswa, apalagi dimasa covid-19 ini siswa sangat membutuhkan dukungan sumber
belajar yang membantu siswa belajar mandiri, dan memecahkan masalah sendiri.
(3) Buku K13 yang digunakan saat ini kurang mendukung pembelajaran siswa
secara belajar dari rumah (BDR) karena isi materi yang disajikan kurang memiliki
keterkaitan terhadap kehidupan peserta didik secara nyata. (4) Materi yang ada
pada buku paket tematik kurikulum 2013 hanya menyajikan sedikit informasi,
penyampaian isi dan kemasan dalam buku paket tidak disukai siswa. (5) Buku
pegangan yang dibagikan ke siswa adalah buku paket yang digunakan dari tahun
ke tahun secara turun temurun sehingga siswa tidak tertarik untuk membaca buku
tersebut karena bukunya sudah tidak layak pakai. (6) Siswa masih mengalami
kesulitan memahami konsep PKn karena tidak mendapatkan sumber belajar yang
globalisasi. Padahal adanya pandangan hidup yang bersumber dari kearifan lokal
merupakan hal yang sangat penting karena nilai-nilai dasar budaya yang termuat
dalam kearifan lokal melekat pada masyarakat dapat dijadikan kajian dalam
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Depdiknas, 2006:387).
Hal ini dilakukan untuk membekali siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
pada pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Perlu adanya inovasi yang dapat
didik belajar secara mandiri. Banyak upaya yang bisa dilakukan para praktisi
mengembangkan modul sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. Hal
pembelajaran dan peningkatan hasil belajar peserta didik yang lebih baik.
pada materi PKn yang dapat membantu peserta didik aktif belajar, dan mampu
Modul dikembangkan dan ditulis agar peserta didik dapat belajar sendiri tanpa
perbedaan individual siswa, lingkungan belajar , kegiatan belajar dan materi ajar.
disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan
Dengan menggunakan modul siswa akan lebih memiliki rasa ingin tahu ketika
belajar, karena modul memuat sejumlah materi yang sesuai dengan lingkungan
Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa “setiap satuan pendidikan
dapat menawarkan pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat peserta
didik, serta potensi lokal, lingkungan budaya, kondisi ekonomi, dan kebutuhan
ilmu PKn. Keterkaitan isi pembelajaran PKn dengan kebudayaan, dan sumber
Dengan adanya modul yang menyajikan materi PKn berbasis kearifan lokal
akan mempermudah peserta didik memahami isi materi tersebut, peran guru
pembelajaran dari yang biasanya guru berperan menentukan apa yang dipelajari
oleh peserta didik. Selain itu guru juga menyiapkan modul yang sesuai dengan
1. Materi yang ada pada buku paket tematik kurikulum 2013 hanya
didik.
12
2. Belum adanya bahan ajar bantu atau sumber belajar lain yang
3. Belum adanya modul PKn yang berbasis kearifan lokan di sekolah tersebut,
4. Hasil belajar siswa pada materi PKn tergolong rendah, karena belum
masalah agar ruang lingkup permaslahan menjadi lebih jelas. Maka pembatasan
masalah pada penelitian ini adalah Pengembangan Modul PKn Berbasis Keartifan
Keragaman di Negeriku.
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
1. Bagi Sekolah
2. Bagi Guru
belajar mengajar.
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan peserta didik lebih giat
belajar karena pembelajaran yang telah diuraikan pada modul ini sudah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
berbagai bentuk. Salah satu bahan ajar yang paling mudah dibentuk oleh pendidik
adalah seperti bahan ajar pendamping buku kurikulum 2013 berupa modul.
2013 karena dalam proses pembelajarannya melibatkan peserta didik secara aktif
(Sirate & Ramadhana, 2017). Menurut Amri (2010:65) “modul adalah suatu
satuan bahasa tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah
untuk digunakan oleh peserta didik, disertai pedoman penggunaan untuk para
guru”. Sedangkan menurut daryanto (1993:98) “modul adalah sebuah buku yag
ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau
dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala
komponen dasar bahan ajar)”. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa modul adalah salah satu bahan ajar yang sangat relevan dengan
secara aktif, dan dapat membimbing peserta didik belajar secara mandiri.
ajar yang disusun sedemikian rupa dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti sesuai usia peserta didik sehingga mereka dapat belajar sendiri dengan
(2014:177) “modul adalah suatu paket kurikulum yang digunakan agar siswa
dapat belajar sendiri karena terdiri atas suatu bahan ajar yang mandiri yang telah
Selain itu dengan menggunakan modul, peserta didik dilatih untuk belajar
sendiri. Belajar sendiri merupakan salah satu bentuk dari metode belajar mandiri
karena didalam modul telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri (Hudojo,
karena pembelajaran di era modern ini menuntut siswa menjadi pribadi yang
pengembangan bahan ajar yang dirancang agar siswa dapat belajar secara mandiri
sehingga pserta didik dapat menguasai kompetensi yang dituntut oleh kegiatan
(2016) modul adalah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan
siwa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing, tanpa terikat oleh
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modul adalah sebuah
buku yang dirancang dengan bahasa yang mudah dimengerti sesuai usia peserta
didik sehingga peserta didik dapat belajar ada atau tidaknya seorang guru saat
proses kegiatan belajar berlangsung, jadi peserta didik dapat menjadi lebih aktif
mengerjakan soal. Selain itu modul juga dapat digunakan sebagai suplemen atau
sebagai pendamping peserta didik dalam belajar karena materi dalam modul
dimana saja dan kapan saja dapat mengikuti cara belajar yang seperti ini.
tujuan, antara lain : “ agar siswa dapat belajar sendiri tanpa bimbingan dari guru,
agar peran guru tidak sewenang- wenang dalam melaksanakan proses mengajar,
melatih kejujuran siswa, agar guru dapat menyeleksi tingkat kecepatan siswa
18
menggunakan modul, bagi siswa yang cepat tingkat penguasaannya tinggi, bagi
siswa yang lambat maka tingkat penguasaannya rendah jadi perlu mengulangi
modul kembali, agar siswa dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan terhadap
memberi kesempatan siswa menilai diri sendiri”. Dari beberapa pendapat ahli di
peserta didik semakin semangat belajar walaupun tanpa ada guru yang
mendampingi saat proses belajar berlangsung, dan menumbuhkan rasa ingin tahu
peserta didik mempelajari materi yang ada sehingga peserta didik dapat belajar
secara mandiri.
penulisan suatu modul sering dibagi menjadi tiga yaitu bagian pembuka, bagian
(1) Bagian pembuka, meliputi : a. judul modul yang menarik, b. daftar isi
menyajikan topic-topik yang dibahas, c. hubungan dengan materi atau
pelajaran yang lain, Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci
tentang materi pembelajaran. Apabila materi yang akan dituangkan cukup
luas, maka dikembangkan kedalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap
kegiatan belajar memuat uraian materi, penugasan dan rangkuman. Adapun
sistematikanya misalnya sebagai berikut: 1) Kegiatan belajar, a) Tujuan
kompetensi, b) Uraian materi, c) Tes formatif, d) Tugas, e) Rangkuman. 2.
Kegiatan belajar, a) Tujuan kompetensi, b) Uraian materi, c) Tes pormatif,
d) Tugas, e) rangkuman dst. (3) Bagian Penutup meliputi: a. Glosaary atau
daftar istilah berisikan defenisi-defenisi konsep yang dibahas dalam modul.
Defenisi tersebut dibuat ringkas dengan tujuan untuk mengingat kembali
konsep yang telah dipelajari. B. Tes akhir merupakan latihan yang dapat
19
Kompetensi inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), peta konsep, petunjuk
Konsep kearifan lokal merupakan salah satu kajian yang penting untuk
Kearifan lokal memiliki kajian mengenai pengetahuan lokal maupun potensi lokal
yang ada disuatu daerah tertentu. Karena pada dasarnya setiap daerah memiliki
kearifan lokal yang dapat dijadikan kajian dalam pembelajaran dan berkaitan
dengan konsep materi yang dipelajari sehingga peserta didik mengetahui nilai-
nilai luhur yang terkandung dalam kearifan lokal yang berkaitan dengan materi
(2016:40). Pengenalan kearifan lokal yang ada di sekitar penting sebagai bentuk
pelestarian budaya lokal. Untuk mencintai NKRI, peserta didik terlebih dahulu
diajari untuk mencintai budaya kearifan lokal daerahnya. Kemudian peserta didik
yang dihasilkan berdasarkan pengalaman yang dialami sendiri dan dijadikan milik
“kearifan lokal adalah pengetahuan dan pandangan hidup berupa aktifitas yang
mereka”. Hal senada juga dikemukan oleh Mufid (2010:84) bahwa “kearifan lokal
21
masyarakat muncul karena kebutuhan nilai, dan aturan yang menjadi model untuk
bertindak”. Dengan kata lain kearifan lokal terdapat pada tradisi, sejarah,
pendidikan, seni, agama, dan lainnya. Aspek kehidupan dapat berupa ekonomi,
Kearifan lokal dapat dikatakan sudah ada sejak dahulu sehingga menjadi ciri khas
Masyarakat.
akal budinya untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau
peristiwa”. Senada dengan Robert dalam (Endraswara et al, 2013: 130) yang
menjelaskan bahwa “kearifan lokal merupakan nilai budaya lokal untuk mengatur
daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk
Segala aktivitas atau cara hidup yang hanya diterapkan pada suatu masyarakat di
22
wilayah tertentu bisa dikatakan sebagai ciri khas wilayah. Dengan kata lain,
aktivitas tersebut hanya akan ditemukan pada wilayah itu saja dan sangat jarang
ditemukan pada wilayah lain. Keunikan yang terdapat pada satu wilayah dalam
luas. Kearifan lokal ini juga merupakan produk budaya masa lalu yang patut
secara terus – menerus dijadikan pegangan hidup meskipun bernilai local tetapi
lokal adalah: (1) mampu bertahan terhadap budaya luar, (2) memiliki kemampuan
perkembangan budaya.
mengatur sendiri. Sebagai Negara yang baru merdeka, tentu banyak tantangan dan
rintangan yang akan dihadapi baik bagi Negara maupun warga Negara. Hal ini
sebuah bangsa yang bermartabat serta menjadi bagian dari warga dunia yang
diajarkan di sekolah.
wajib yang diajarkan dari Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT).
Selain itu, PKn juga dipelajari di tiap-tiap negara dengan nama yang berbeda-
beda. Kata kewarganegaraan dalam bahasa Latin disebut civicus, yang kemudian
diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi kata civic yang artinya mengenai warga
menjadi dua yaitu civic yang berarti ilmu kewarganegaraan dan civic education
Menurut Cogan (dalam Sutrisno, 2018:42) “education for citizenship is the large
overarching concept here while civic education is but one part, albeit a very
substansif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas
dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteksi kehidupan bermasyarakat
dan bernegara tetapi juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga
beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan PKn adalah suatu mata
pelajaran yang berfokus pada mempersiapkan warga negara yang cerdas, kritis,
pemahaman insinght. Dengan kata lain, teori Gestalt menyatakan bahwa yang
paling penting dalam proses belajar individu adalah dimengertinya apa yang
(2002:10), “belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang yang harus
Seperti halnya dikemukaka oleh Trianto (2009:15) “ belajar adalah suatu proses
keterampilan dan nilai sikap perubahan itu bersifat konstan dan berbekas”.
kegiatan dan bukan suatu hasil ataupun tujuan, belajar bukan hanya untuk
25
mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu yakni mengalami”. Belajar adalah
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri
ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
Pertama, prinsip belajar adalah perubahan prilaku sebagai hasil belajar yang
memiliki beberapa cirri antara lain 1). Sebagai hasil tindakan rasional
instrumental; 2) kontinu atau berkeseimbangan dengan prilaku lainnya; 3).
Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup; 4). Positif atau
berakumulasi; 5). Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan ; 6).
Permanen atau tetap; 7). Bertujuan dan terarah; 8). Mencakup keseluruhan
potensi manusia. Kedua, belajar merupakan proses yang terjadi karena
adanya dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, belajar
merupakan bentuk pengalaman yang pada dasarnya merupakan hasil
interaksi antara peserta didik dan lingkungannya.
perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja, tetapi pola-pola perbuatan, nilai-
pelajarannya. Hasil belajar dapat diuji melalui test sehingga dapat digunakan
untuk mengetahui keefektifan pengajaran dan keberhasilan siswa atau guru dalam
proses belajar mengajar”. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup
belajar adalah merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar, hasil dari yang telah diperoleh siswa baik meliputi pemahaman konsep,
(aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek
afektif). Dan ini dapat diketahui setelah peserta didik mampu mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru baik itu berupa test lisan maupun tulisan, sehingga
dari hasil tersebut dapat diketahui sejauh mana peserta didik mampu menguasai
digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu
tujuan pendidikan hal ini dapat tercapai apabila peserta didik sudah memahami
penelitian ini. Hasil penelitian yang dimaksud adalah hasil penelitian tentang
hasil penelitian yaitu prolehan skor validasi dari setiap masing-masing ahli dapat
82,90% dalam kategori cukup valid. Modul pembelajaran berbasis kearifan lokal
dengan hasil penelitian yaitu banyak nilai-nilai adiluhung kearifan lokal budaya
Bali yang dapat diintegrasikan dalam muatan materi PKn. Nilai-nilai tersebut
jati diri bangsa yang sesuai dengan semangat Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.
Diantaranya: (1) Banyak nilai-nilai adiluhung kearifan lokal budaya Bali yang
dapat diintegrasikan dalam muatan materi PKn. (2). Pengembangan materi PKn
berbasiskan pada nilai-nilai kearifan lokal dilakukan secara spontan. (3). Praktik
29
Nilai-Nilai kearifan lokal bali sangat nampak tercermin dari sikap sepiritual dan
sikap sosial siswa secara tidak disadari oleh siswa sudah mencerminkan
Masalah Pada Materi Norma dan Keadilan Siswa Kelas VII SMP, dengan hasil
Modul PPKn Berbasis Masalah yang layak, menarik, dan efektif untuk digunakan.
Penelitian menggunakan model penelitian pengembangan Borg dan Gall. Hasil uji
validitas ahli materi memperoleh rata-rata 88%, ahli media sebesar 78%, dan ahli
pembelajaran sebesar 80%. Dari uji coba kelompok kecil diperoleh hasil data
pengisian angket oleh siswa rata-rata 86%, sedangkan dari kelompok besar rata-
rata 91%, rata-rata hasil uji kompetensi adalah 83, dengan ketuntasan kelas
sebesar 90.62%. Modul PPKn Berbasis Masalah pada Materi Norma dan
Keadilan telah layak, menarik, dan efektif untuk digunakan bagi siswa kelas VII
Dasar SAINS Peserta Didik Kelas IV MI/SD, dengan hasil yaitu perhitungan
penilaian ahli materi sangat baik (SB) dengan skor 132 dan tingkat persentase
keidealan 90,20%. Penilain ahli media sangat baik (SB) dengan skor 107 dan
tingkat persentase ideal 93,71%. Penilaian ahli bahasa sangat baik (SB) dengan
skor 21 dan tingkat persentase 82,5%. Penilaian ahli pembelajaran IPA dan inkuiri
terbimbing sangat baik (SB) dengan skor 69 dan tingkat persentase keidealan
30
sangat baik (SB) dengan persentase keidealan sebesar 94,21%. Sedangkan validasi
test, dengan hasil perhitungan t hitung 3,065 dan ttabel 2,064, karena
berbasis inkuiri terbimbing. Oleh karena itu modul pembelajaran IPA berbasis
inkuiri terbimbing yang dikembangkan sudah layak dan dapat digunakan untuk
didik dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif. Ilmu
Kenyataannya pembelajaran di sekolah dasar pada saat ini masih jauh dari
seorang anak memperoleh pengetahuan awal mereka. Jika dari dasar mereka tidak
memperoleh pendidikan yang baik maka kedepannya juga mereka mencapai hasil
yang tidak baik, hal ini sangat mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia yang
tergolong rendah. Materi yang ada pada buku paket tematik kurikulum 2013
hanya menyajikan sedikit informasi, penyampaian isi dan kemasan buku belum
31
terurai sesuai dengan situasi dan kondisi kehidupan sehari-hari peserta didik.
Belum adanya bahan ajar bantu atau sumber belajar lain yang dikembangakan
sesuai dengan kebutuhan siswa di masa covid-19 yang dapat membantu proses
belajar di rumah secara mandiri. Hasil belajar siswa pada materi PKn tergolong
lokal adalah konten materi modul yang dihasilkan dalam penelitian dikaitkan
memiliki kearifan lokal sebagai ciri khas daerah. Penelitian ini diawali dari
modul. Hal yang dilakukan sebelum mengembangkan modul yaitu dimulai dari
modul, pemberian kode modul dan penulisan modul. Berdasarkan kajian teori dan
visual diagramnya jelas serta dapat menggali ide dari pemikiran beberapa orang
secara detail (Hari Agung dkk, 2013:219). Gambar kerangka konseptual bentuk
Respon
siswa dan
guru
Pengumpulan Validasi
data desain Revisi
Uji coba
lapangan
METODE PENELITIAN
pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus
Salim dan Haidir (2019:58) penelitian R&D adalah rangkaian proses atau
menyempurnakan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar
desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari dan model ini,
menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah Modul
Negeriku.
33
34
2021 dan akan dilaksanakan pengambilan data pada semester genap yaitu tanggal
berikut:
sama.
3) Adanya rasa ingin tahu peneliti, jika menggunakan modul berbasis kearifan
lokal, apakah hasil belajar peserta didik pada materi PKn akan lebih
dan ahli materi), kemudian guru dan peserta didik kelas IV SD Negeri 106206
Sidodadi Kecamatan Teluk Mengkudu. Kelas IVA diambil 9 orang siswa untuk
uji kelompok kecil dan 3 orang siswa untuk uji coba perorangan dengan
siswa kelas IV B adalah 20 orang sebagai sampel untuk uji coba lapangan yang
diambil secara total sampling. Objek pada penelitian ini adalah pengembangan
ditentukan. Oleh karena itu, prosedur pengembangan produk pada penelitian ini
berupa modul berbasis kearifan lokal .Prosedur penelitian merujuk pada model
pengembangan ADDIE menurut Pribadi yang secara jelas disajikan pada bagan
3.1.
Analyze:
Melakukan analisis kebutuhan, analisis
kurikulum dan analisis karakteristik
siswa
Implementation Design:
Penerapan produk untuk Evaluation: Merancang modul untuk
melihat peningkatan hasil Mengevaluasi data yang melihat peningkatan
belajar siswa dan diperoleh dari hasil kegiatan hasil belajar siswa
keefektifannya dalam validasi ahli dan uji yang keefektifannya dakam
penerapan produk menggunakan modul PKn
menggunakan modul PKn
berbasis kearifan lokal
berbasis kearifan lokal
Develoment:
Mengembangkan modul PKn berbasis
kearipan lokal sesuai masukan dari
validator sehingga sehingga dihasilkan
produk awal
analisis karakteristik peserta didik. Analisis kurikulum, pada tahap ini peneliti
meggunakan kurikulum 2013 revisi 2017. Pada tahap analisis kompetensi peneliti
yang dihadapi berkaitan dengan sumber belajar PKn, atau untuk mengetahui
kekurangan yang dimiliki buku yang selama ini dipakai oleh peserta didik di SDN
studi lapangan menunjukkan buku tematik kurikulum 2013 revisi 2017 memiliki
kekurangan diantaranya adalah jumlah buku lebih sedikit dari peserta didik yang
ada dikelas, bukunya kurang menarik karena materi yang dimuat terlalu ringkas
soal yang ada dibuku, bahasa yang digunakan pada buku terlalu tinggi membuat
peserta didik bingung untuk mengartikan penjelasan buku tersebut, ditambah lagi
kondisi yang memaksa peserta didik harus belajar mandiri dirumah akibat covid
19 membuat peserta didik sangat kesulitan memahami isi buku karena mereka
tidak dapat bertanya langsung kepada guru terkait materi yang tidak dipahami.
anak usia dunia adalah bahan ajar yang memiliki kelayakan dalam isi, bahasa,
37
gambar, ilustrasi, dan metode pengembangan yang dekat dengan anak usia dini.
Sehingga produk yang akan dihasilkan berdasarkan kebutuhan usia sesuai dengan
minat, bakat, keterbatasan dan kelebihan individu. Analisis yang telah dilakukan
yang akan dikembangkan. Modul yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah
dikembangkan. Modul yang disusun pada penelitian ini berorientasi pada kearifan
membuat produk awal yaitu” Modul Berbasis Kearifan Lokal Pada Tema
beberapa tahap diantaranya uji kelayakan modul oleh desain pembelajaran untuk
menilai aspek isi, aspek penyajian, aspek bahasa dan tampilan modul, ahli materi
untuk menilai kelayakan materi dalam modul, dan uji skala kecil untuk mendapat
penilaian dari peserta didik skala terbatas. Setiap uji kelayakan dilakukan maka
dari validator. Hasil pemeriksaan ini selanjutnya menjadi bahan revisi agar modul
layak. Pengujian modul yang dikembangkan meliputi uji kelayakan (valid) dari
para ahli untuk menilai kelayakan modul ditinjau dari persyaratan sebagai modul
yang baik, uji validitas ahli materi untuk menguji isi dari modul berkaitan dengan
kebenaran konsep yang dikandung, dan uji coba perorangan serta uji coba
kelompok kecil untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap modul yang
dikembangkan.
dikembangkan. Tahap ini dilakukan dalam uji coba lapangan bersamaan dengan
Data untuk menguji keefektivan diperoleh dari pemberian pree test dan post test
sesudah penggunaan modul berbasis kearifan lokal. Modul dapat dikatakan efektif
jika 65% dari peserta post test memenuhi KKM. Penggunaan modul berbasis
kearifan lokal juga digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa melalui hasil tes
dengan meminta tanggapan peserta didik uji skala besar (uji coba lapangan)
dari beberapa tahapan yaitu: (1) validasi ahli materi PKn, (2) validasi ahli desain
(tahap), berdasarkann penilaian berupa masukan, kritik atau saran dari ahli materi,
perbaikan, (5) uji coba satu-satu (perorangan) terhadap program ini berdasarkan
angket yang diisi oleh tiga orang peserta, kelas IV SDN 106206 Sidodadi
tinggi, sedang dan rendah, (6) revisi produk (tahap II) uji coba kelompok kecil
penilaian terhadap program ini berdasarkan angket yang diisi oleh 9 orang siswa
Serdang Bedagai (7) revisi produk (tahap III), (8) uji coba lapangan terhadap 20
berikut:
1. Uji coba perorangan (uji coba satu-satu). Pada tahap ini produk telah
didik. Masukan daru uji coba ini selanjutnya dipakai sebagai dasar dalam
2. Uji coba kelompok kecil. uji coba ini dilakukan oleh 9 orang peserta didik
selanjutnya.
3. Uji coba lapangan. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah masih
uji coba perorangan dan kelompok kecil. Apabila terdapat kekurangan maka
dapat dikatakan layak sebagai bahan ajar yang shahih untuk meningkatkan
budayaku.
hasil evaluasi belajar”. Tes hasil belajar ini dilakukan dengan dua teknik
pengumpulan data. Oleh karena itu, dalam penelitian akan dijabarkan teknik
41
pengumpulan data yang akan dipilih dalam pelaksanaan penelitian. Berikut teknik
1. Teknik Tes;
Cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam
dijawab) atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh tester, sehingga atas
dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai
yang melambangkan tingkah laku atau prestasi tester, nilai dapat dibandingkan
2. Teknik Nontes;
Sudijono (2011:69) dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil
belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan
nontes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam mengukur
a. Wawancara
berbasis kearifan lokal. Menurut Yusuf (2014:372) wawancara adalah salah satu
42
teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan penelitian. Menurut
pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat
langsung dari pihak yang diwawancarai oleh peneliti, atau mendapat jawaban dan
permasalahan yang harus diteliti, dan tujuan apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari respon yang lebih mendalam dan jumlah responnya sedikit/kecil.
b. Kuisioner/angket
didik kelas IV SD, tujuannya adalah untuk memperoleh respon subjek terhadap
kelemahan diantaranya:
Keunggulannya:
a. Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah besar
responden yang menjadi sampel.
43
sifatnya praktis, hemat waktu,biaya, dan tenaga. Jenis angket yang dipakai adalah
c. Observasi
Adapun tujuan observasi yang dilakukan pada penelitian ini guna mendapatkan
merupakan suatu peroses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematik, logis, objektif, dan rasional
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa observasi ini
mengadakan catatan kecil sebagai hasil dari pengumpulan data yang dibutuhkan
dan hal-hal yang ditemukan melalui penglihatan. Dalam pengamatan ini, peneliti
terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan atau
partisipan utuh.
validasi ini akan diisi oleh para ahli yang dapa disebut dengan validator. Lembar
validasi diisi oleh 3 orang validator yaitu, 1 orang ahli materi (pokok bahasan ), 1
orang ahli dengan penyajian ahli tata bahasa, jika penilaian para ahli ahli juga
masi memerlukan revisis, maka produk yang dikembangkan harus direvisi sampai
dinyatakan valid oleh para ahli. Komponen yang divalidasi oleh para ahli meliputi
NO Jawaban Skor
1 Sangat Baik 4
2 Baik 3
3 Kurang Baik 2
4 Tidak Baik 1
Sugiyono ( 2011:94)
Berikut adalah kisi-kisi lembar Angket validasi yang digunakan dalam penilaian
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Validasi Ahli Desai Pembelajaran (Lay Out)
pengantar,daftar isi,isi,dll)konsisten
20. Bidang cetak dan margin proposional dengan 1
ukuran modul
21. Jarak antar isi teks buku dan ilustrasi 1
proposional
22. Margin antara duahalaman berdampingan 1
proposional
23. Judul buku 1
24. Sub judul bab 1
25. Angka halaman/folio 1
26. Penempatan ilustrasi 1
27. Keterangnan gambar(caption)dan sumber 1
28. Penempatan ilustrasi hiasan latar belakang 1
tidak mengganggu judul,teks,angka dan
halaman
29. Penempatan judul,sub judul,ilustrasi dan 1
keterangam gambar tidak mengganggu
pemahaman materi isi buku
30. Tidak menggunakan lebih dari dua jenis huruf 1
31. Tidak menggunakan jenis huruf /dekoratif 1
32. Penggunaaan varian huruf (bold,italic,all 1
capital,smal capital ) tidak berlebihan
33. Ukuran dan jenis huruf sesuai dengan tingat 1
pendidikan
34. Lebar susunan teks 1
35. Spasi antar baris susunan teks normal 1
36. Spasi antar huruf (keming ) normal 1
37. Jenjang atau hirarki judul-judul jelas 1
,konsisten dan rofisional
38. Tanda pemotongan kata (hypnetion) 1
39. Menggambarkan secara jelas 1
F Ilustrasi Isi 40. Bentuk proposional dan mewakili karakter 1
Buku objek
41. Keseluruhan ilustrasi serasi 1
42. Garis ,raster tegas dan jelas 1
43. Keseluruhan ilustrasi kreatif 1
Surahman (dalam Taufik 2015) dan dimodifikasi oleh peneliti
Berikut adalah kisi-kisi lembar validasi bahasa yang digunakan dalam pemilihan
memperoleh data tentang pernyataan dan pendapat guru atau dapat disebut wali
kelas terhadap modul PKn yang dikembangkan. Angket akan dibagikan kepada
dilaksanakan. Guru diminta untuk memberi tanda ceklis (centang ) pada baris dan
Kurang Setuju,(KS), 1 = Tidak Setuju (TS)”, kisi-kisi angket dapat dilihat pada
tabel 3.7.
49
pernyataan dan pendapat peserta didik terhadap modul PKn berbasis kearifan
lokal yang dikembangkan. Angket respon peserta didik akan dibagikan kepada
diminta untuk memberikan tanda list ceklis pada baris dan kolom yang sesuai
senang(TS)”,Kisi-Kisi Angket pada respon siswa dapat dapat dilihat pada tabel
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑟𝑝𝑏𝑖 = √𝑞 (Sudijono, 2012:254)
𝑆𝐷𝑡
Keterangan:
𝑛 𝑆𝐷𝑡2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟𝑖𝑖 = (𝑛−1) ( ) (Sudijono, 2012:254)
𝑆𝐷𝑡2
Keterangan:
𝑛 = jumlah item
Dengan criteria:
Jika 0,00 ≤ 𝑟𝑖𝑖 ≤ 0,69 maka tes tidak reliabel dan perangkat soal diganti. Jika 0,70 ≤
Dengan kriteria:
0,00<P<0,30 = sukar
0,30<P<0,70 = sedang
0,70<P<1,00 = mudah
pandai untuk mengetahui tingkat kebaikan setiap item soal. Rumus daya beda
Keterangan :
D = daya beda
Dengan criteria:
0,00<D<0,20 = jelek
0,21<D<0,40 = cukup
0,41<D<0,70 = baik
analisis validitas modul PKn dan analisis data hasil belajar siswa.
𝑓
P = 𝑛 x 100% (Sudjana,2007:91)
Keterangan:
P = persentase skor
Tabel 3.9 Rentang Persentase dan Kriteria Kualifikasi Uji Kelayakan Modul
cukup valid jika mencapai skor lebih dari 52%. Oleh karena itu, modul dikatakan
cukup layak digunakan siswa jika rata-rata persentase skor validasi ahli lebih dari
52%.
apakah perlu dilakukan uji coba selanjutnya dalam tahap pengembangan modul.
siswa; (b) observasi aktivitas peserta didik; dan (c) angket respon siswa.
Keefektifan penggunaan Modul PKn berbasis kearifan lokal akan tercapai apabila
memenuhi paling sedikit tiga dari empat indikator tersebut dengan syarat
Hasil tes yang diperoleh kemudian dianalisis oleh peneliti untuk melihat
Kriteria:
0% ≤ KB < 65% = siswa belum tuntas belajar
65% ≤ KB < 100% = siswa telah tuntas belajar
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya secara individual, jika proporsi jawaban
benar siswa ≥ 65%.
Keterangan:
belajar jika di dalam kelas terdapat 85% yang telah mencakai KB ≥ 65%. Setelah
ketuntasan siswa dalam belajar secara individu dan kalsikal dianalisis, maka hasil
pre-test dan post-test dihitung dengan N-Gain untuk menilai peningkatan dan
keefektifan modul antara sebelum dan sesudah menggunakan modul PKn berbasis
sebanyak empat kali pertemuan dengan aktivitas yang diamati oleh observer.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
Persentase skor rat0rata (SR) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100% (Tamrin, 2003:66)
Data yang diperoleh dari angket respon peserta didik dianalisis dengan
menentukan persentase peserta didik yang member jawaban bernilai respon positif
untuk setiap kategori yang dinyatakan dalam angket dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
∑𝐴
PRS = ∑ 𝐵 X 100% Borich (Herman, 2012:5)
Keterangan:
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar bagi
Guru. Bandung: Yrama Widya
Madiong, Baso. Mustafa, Zainuddin & Chakti, Andi Gunawan Ratu. 2017.
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Makassar: Celebes
Media Perkasa
Pribadi, B.A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Jurnal Ilmiah
Dwi, Y.A. 2018. Pengembangan Modul Tematik Berbasis STM (Sains Teknologi
Masyarakat).Universitas Kanjuruhan Malang. Jurnal Pemikiran dan
Pengembangan SD, 6 (1) : 21-26
Tesis/Karya Ilmiah
Wulandari, Tita. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (Ppkn) Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk
Meningkatkan Civic Knowledge Siswa (Tesis). Surakarta. Universitas
Sebelas Maret.