Anda di halaman 1dari 34

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA LEWAT

KEGIATAN KEAGAMAAN DI MI DARUL ULUM 1 SUNGAI BELIDA


LEMPUING JAYA

Proposal Penelitian

Oleh

Rizka Anisa Fitri

NIM : 1930201226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAHIBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2021-2022
DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ....................................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
D. Batasan Masalah............................................................................................................ 5
E. Tujuan ............................................................................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Karakter....................................................................................................... 6
1. Pengertian Pendidikan Karakter .............................................................................. 6
2. Tujuan Pendidikan Karakter .................................................................................... 6
3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ............................................................................... 7
B. Kegiatan Keagamaan ..................................................................................................... 7
1. Hakikat kegiata keagamaan ..................................................................................... 7
2. Ruang Lingkup Kegiatan Keagamaan .................................................................... 8
3. Ruang Lingkup Agama Islam .................................................................................. 8
4. Tujuan kegiatan Keagamaan .................................................................................. 10
5. Proses Pendidikan karakter .................................................................................... 10
6. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter ................................................. 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian .................................................................................................. 13


1. Jenis Peneltian ....................................................................................................... 13
2. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................... 13
3. Indikator ................................................................................................................ 13
4. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 14
5. Tehnik Pengumpulan Data .................................................................................... 17
a. Observasi........................................................................................................ 17
b. Wawancara ..................................................................................................... 17
c. Dokumentasi .................................................................................................. 18

ii
d. Teknik Analisis Data...................................................................................... 19
B. Alat Pengukur Data.................................................................................................... 21
a. Wawancara Wali Kelas ......................................................................................... 21
b. Wawancara Siswa ................................................................................................. 27
c. Hasil Observasi ..................................................................................................... 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dan
mendasar bagi kehidupan manusia, kelompok masyarakat, atau bangsa. Oleh karena itu
pendidikan perlu secara terus menerus ditumbuh kembangkan secara sistematis, terpadu ,
dan terencana oleh para pengambil kebijakan yang berwenang dibidang pendidikan,
dsehingga pendidikan sebagai salah sektor pembangunan yang bertanggungjawab atas
pengembangan sumber daya manusia benar-benar dapat memberikan sumbangan yang
rill,psitif, dan signifikan dalam usaha turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa
sebagaimana telah diamanatkan oleh para pendiri bangsa (founding fathers) yang di
tuangkan dalam UUD 1945.

Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki oleh bangsa
tersebut. Bangsa yang memiliki karakter kuat akan mampu menjadikan dirinya sebagai
bangsa yang bermartabat. Pemerintah Indonesia mencanangkan pembangunan budaya dan
karakter bangsa yang diawali dengan dideklarasikannya “Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa”, sebagai gerakan nasional awal januari 2010. Pencanangan ini ditegaskan kembali
dalam bicara presiden pada peringatan hari pendidikan nasional 2 Mei 2010. Sejak inilah
pendidikan karakter menjadi perbincangan di tingkat nasional hingga saat ini, terutama bagi
yang peduli dengan masalah pendidikan.1

Budi pekerti luhur, kesantunan, dan relegiusitas yang dijunjung tinggi dan menjadi
budaya bangsa Indonesia selama ini seolah-akan menjadi terasa asing dan jarang ditemui
ditengah-tengah masyarakat. Kondisi ini akan menjadi lebih parah lagi jika pemerintah
tidak segera mengupayakan program perbaikan baik jangka panjang maupun jangka
pendek.

Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan
masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa
penanaman karakter usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah saat dewasa nanti.

1
Fatchul mu’in, pendidikan karakter konstruksi teorik dan praktik, yogyakarta; Ar-ruzz
Media, 2011, hal. 11.

1
Selain itu, tanamkan moral kepada generasi muda adalah usaha yang strategis. Oleh karena
itu penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin adalah kunci utama
untuk membangun bangsa. dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Ahli pendidikan nilai Darmiyati Zuchdi memaknai karakter sebagai seperangkat sifat
sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda-tanda kebaikan, kebijakan, dan kematangan moral
seseorang. Lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah mengakarkan
nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan
perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Hal tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan
rasa hormat, tanggung jawab, rasa kasihan, disiplin, loyalitas, keberanian, toleransi,
keterbukaan, etos kerja, dam kecintaan, pada tuhan dalam diri seseorang. Dilihat dari tujuan
pendidikan watak, yaitu penanaman seperangkat nilai-nilai maka pendidikan watak pada
dasarnya adalah pendidikan nilai, yaitu penanaman nilai-nilai agar menjadi sifat pada diri
seseorang dan karenanya mewarnai kepribadian atau watak seseorang.3

Menurut Zakiyah Darajat, kemerosotan akhlak (perilaku) disebabkan oleh kurang


tertananmnya jiwa agama pada seseorang dan tidak terlaksananya pendidikan agama
sebagaimana mestinya di keluarga, sekolah, dan masyarakat.4 Sedangkan saat ini tugas dan
tanggung jawab pendidikan agama, keluarga dan masyarakatcenderung mempercayakan
sebagian tanggung jawabnya kepada guru pendidikan agama Islam.5 Sedangkan Elizabeth
B. Hurlock mengemukakan, remaja masa kini menaruh minat pada agama dan menganggap
bahwa agama berperan penting dalam kehidupan. Minat pada agama antara lain, tampak
dengan membahas masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah dan

2
Sutarjo Adisusilo, pembelajaran nilai karakter,jakarta: Rajawali pers, 2013. Hal. 76.
3
Ibid. Hal. 7.
4
Dzakiah Drajat, ilmu jiwa agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, hal. 125
5
Nanu Ahmad An-Nahidl, dkk, pendidikan agama indonesia gagasan dan realitas, Jakarta : Badan
Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010, Hal, 271.

2
perguruan tinggi, mengunjungi tempat-tempat ibadah, dan mengikuti berbagai upacara
agama.6

Pembinaan kegiatan keagamaan di Madrasah Ibtidaiah, tentu masih membutuhkan


bimbingan guru, dimana guru agama membimbing, menuntun, memberikan contoh, bahkan
mengantarkan anak didiknya ke arah pada kedewasaan yang muslim.

Kegiatan keagamaan yang ada di MI antara lain:

a. Membaca doa bersama sebelum jam pelajaran

b. Membaca surat-surat pendek

c. Sholat duha dan sholat dzuhur berjama‟ah

d. Melaksanakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

e. Pesantren kilat

Selain kegiatan-kegiatan keagamaan yang mendukung pendidikan karakter,


lingkungan sekolah sudah membiasakan kegiatan-kegiatan yang membentuk
karakter siswa meliputi kebersihan lingkungan kelas, kedisiplinan, dan keteladanan
yang diberikan oleh para guru. Sehingga pihak sekolah yang terlibat dalam
kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya guru PAI saja, tetapi kepala sekolah dan
guru lain juga ikut bekerja sama di dalamnya.
Penelitian ini lebih difokuskan pada pembinaan karakter melalui pendidikan agama
dengan berbagai aktivitas keagamaan yang ada di satuan pendidikan. Hal ini didasari
banyaknya sekolah yang mengupayakan pembinaan karakter melalui pendidikan agama,
terutama sekolah- sekolah yang dikelola oleh yayasan agama Islam. Berkenaan dengan
implementasi pendidikan berbasis karakter, upaya pendidikan dilaksanakan oleh satuan
pendidikan melalui kegiatan pengembangan kultur sekolah dan kurikuler yang meliputi
yakni ekstrakurikuler yang didalamnya termasuk intrakurikuler dan
kokurikuler.Sedangkan untuk pengembangan kultur sekolah, meliputi kawasan partisipasi
sekolah seperti pimpinan sekolah (Kepala Sekolah), guru, siswa, administrasi sekolah,
orang tua, karyawan, dan masyarakat sekitar sekolah, dsb. Pembelajaran karakter melalui

6
Elizabeth B. Hurlock, pesikologi perkembangan, penerjemah : istiwidayanti dan Soedjarwo, Jakarta :
Erlangga, 1980, hal. 222.

3
intrakurikuler dilaksanakan dengan menekankan pada pendidikan keagamaan baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.

Model ini sangat umum diikuti oleh banyak sekolah, dimana dibentuk sedemikian rupa
agar dengan pendidikan berbasis agama ini dapat menunjang pendidikan karakter bagi
peserta didik dan elemen sekolah. Model intrakurikuler ini diimplementasikan dengan
mengintegrasi nilai-nilai karakter tertentu ke dalam silabus atau rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Selain itu, pelaksanaan dari pendidikan karakter berbasis religi
melalui model intrakurikuler ini dapat denganpembiasaan atau pengalaman yang disusun
dan diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter yang dikemas dalam buku panduan.

Implementasi model pengembangan kultur atau budaya sekolah yang mencerminkan


karakter terpuji berbasis pendidikan agama antara satu sekolah dengan sekolah yang
lainnya berbeda dan variatif. Selain itu, melalui kultur sekolah, pendidikan karakter
berbasis religi dapat dilaksanakan dengan pemberian sanksi-sanksi pada setiap
pelanggaran. Dimana sanksi-sanksi ini dapat berupa kegiatan yang berhubungan dengan
pendidikan keagamaan.

Sehingga, hukuman atau sanksi yang dekenakan pada setiap pelanggar merupakan
sanksi yang mendidik bukan yang merugikan. Dapat pula dilakukan dengan memberi
penghargaan pada siswa atau peserta didik yang memperoleh prestasi baik akademik
maupun non akademik. Prestasi akademik dapat berupa memenagkan perlombaan atau
olimpiade mata pelajaran tertentu, dan untuk non akademi yakni berupa prestasi dalam
bidang organisasi. Untuk mengetahui lebih detail mengenai nilai-nilai karakter berbasis
agama yang diterapkan di sekolah, dapat diuraikan yakni sebagai berikut :

1) Ketaatan untuk beribadah kepada Tuhan,

2) Selalu bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa

3) Adilan dalam segala hal

4) Rasa hormat/respek kepada orang lain,

5) Empati kepada orang lain,

6) Disiplin, jujur, sabar

7) Keikhlasan/ketulusan dalam berbuat,

8) Suka memaafkan orang lain,

4
9) Keberanian dalam membela kebenaran,

10) Tanggung jawab, 11) Sopan santun,

12) Toleransi antar umat beragama,

13) Kepedulian pada sesama,

14) Persatuan, dan Menjauhi perilaku-perilaku tercela

Dalam kegiatan keagamaan di Madrasah Ibtidaiah harus ditunjang dengan keteladanan atau
pembiasaan tentang sikap yang baik dalam menanamkan pendidikan karakter terhadap
siswa. Tanpa adanya pembiasaan dan pemberian teladan yang baik, pembinaan tersebut
akan sulit mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah menjadi tugas guru terutama guru
agama untuk memberikan keteladanan atau contoh yang baik dan membiasakannya
bersikap baik pula.

Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan komponen penting dan mempunyai


pengaruh besar terhadap keberhasilan pembinaan kegiatan keagamaan. Karena dengan
adanya pendidikan karakter dalam pembinaan kegiatan keagamaan siswa selain untuk
memaksimalkan dan memudahkan proses pembinaan kegiatan keagamaan siswa, juga
bertujuan untuk meningkatkan mutu guru agama Islam khususnya peningkatan cara
mengajar pendidikan Islam. Untuk itulah, pendidikan karakter dalam Islam harus dapat
diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang nantinya dapat mewujudkan
peserta didik yang berakhlakul karimah sesuai dengan visi dan misi lembaga.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas maka peneliti


mengajukan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MI DARUL ULUM 1
SUNGAI BELIDA LEMBUING JAYA” sebagai tugas akhir dibangku kuliah di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Agama Islam Negeri raden Fatah
Palembang.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka identifikasi masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya semangat siswa untuk mengikuti kegiatan keagamaan


2. Kurangnya mutu guru dalam meningkatkan cara mengajar

5
C. Rumusan Masalah

Berlandaskan latar belakang yang telah diuraikan di atas, adapun masalah yang dikaji
dalam penelitian ini telah dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan penanaman pendidikan karakter melalui kegiatan


keagamaan di MI Darul Ulum 1 Sungai Belida Lempuing Jaya?
2. Apasaja kendala yang dihadapi dalam menanamkan pendidikan karakter melalui
kegiatan keagamaan di MI DARUL ULUM 1?
3. Bagaimana solusi yang digunakan untuk mengatasi kendala dalam menanamkan
pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan di MI DARUL ULUM 1?

D. Batasan Masalah

Dari penjabaran latarbelakang diatas, banyak masalah yang perlu diteliti namun,
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan maka

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui proses implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan
keagamaan siswa di MI Darul Ulum 1 Sungai Belida Lempuing Jaya
b. Untuk mengetahui kendala – kendala yang dihadapi dalam menanamkan di MI
DARUL ULUM 1
c. Untuk mengetahui solusi yang digunakan dalam mengatasi kendala yang
dihadapi dalam penanaman pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan di
MI DARUL ULUM 1
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Lembaga
Penelitian ini digunakan sebagai tolak ukur pelaksanaann pendidikan
karakter siswa melalui kegiatan keagaamaan disekolah yang telah
dilaksanaan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan pada siswa Mi Darul Ulum 1
b. Bagi peneliti
Hasil dari penelititan ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti
mengenai hasanah ilmu pengetahuan dalam mengdidik siswa nantinya,

6
sehingga dapat melaksanaka dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan
sekolah dan siswa nantinya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan karakter

1. Pengertian pendidikan karakter

Pendidikan ialah proses kultur dalam individu dan masyarakat sehingga menjadi
beradab. Pendidikan tidak hanya sarana transfer ilmu pengetahuan (transfer of
knowladge) saja, akan tetapi sebagai sarana proses pengkulturan dan penyaluran nilai
(enkulturasi dan sosialisasi).Anak harus mendaptakan pendidikan yang menyentuh
dimensi dasar kemanusiaan.Sekolah merupakan lembaga yang berperan sebagai
penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni. Tujuan pendidikan ialah membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan
sosial dan karakter. Oleh sebab itu berbagai program dirancang dan
diimplementasikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, terutama dalam
rangka pembinaan karakter.Pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi
nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh-kembangkan dalam kepribadian seseorang
sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi ini ada tiga
ide pikiran penting yaitu: poses transformasi nilai-nilai, ditumbuh-kembangkan dalam
kepribadian dan menjadi satu dalam perilaku

Pendidikan karakter dinilai sangat penting untuk ditanamkan pada anak sedini
mungkin karena anak usia dini masih sangat mudah untuk diarahkan dan dibentuk
karakternya. Di lingkungan sekolah seharusnya lebih banyak memberikan porsi yang
lebih banyak tentang perkembangan kepribadian ata tentang kecakapan hidup
dibandingkan dengan pemberian ilmu yang bersifat kognitif. Semakin tinggi jenjang
satuan pendidikan yang ditempuh oleh siswa, semakin sedikit porsi yang diberikan
untuk mengembangkan kepribadian dan lebih banyak pengetahuan-pengetahuan
kognitif. Lingkungan sekolah merupakan sarana yang strtegi pendidikan karakter

7
karena sebagian besar anak menghabiskan waktunya di sekolah sehingga apa yang
diperolehnya di sekolah akan mempengaruhi pembentukan karakternya.

2. Tujuan pendidikan karakter

Tujuan pendidikan karakter yakni pembentukan kepribadian manusia yang baik.


Pendidikan karakter adalah memfasilitas penguatan dan pengembangan nilai-nilai
tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun
setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).

Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil


pendidikan di sekolah yang mengarahkan pada pencapaian pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar
kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter ini, diharapkan peserta didik mampu
secara Mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasikan serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia
sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari

3. Nilai-nilai pendidikan karakter

Kemendiknas mengungkapkan bahwa nilainilai yang dikembangkan dalam


pendidikan budaya dan karakter bangsa berasal dari beberapa sumber berikut: yaitu
agama, pancasila, budaya, dan tujuan Pendidikan Nasional. Agama menjadi sumber
pendidikan karakter karena Indonesia merupakan negara yang beragama sehingga
nilai yang terkandung dalam agamanya dijadikan dasar dalam membentuk karakter.
Pancasila digunakan sebagai sumber karena pancasila adalah daar negara sehingga
nilai-nilai pancasila menjadi sumber pendidikan karakter. Indonesia merupakan
negara yang memiliki beragam suku bangsa dan budaya sehingga nilai-nilai budaya
dalam masyarakat menjadi sumber dalam pendidikan karakter. Tujuan Pendidikan
Nasional menjadi sumber pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter dikarenakan
semua bentuk pendidikan tidak boleh bertentangan dengan tujuan Pendidikan
Nasional. Keempat sumber tersebut menjadi dasar pengembangan nilai-nilai lainnya
yang akan dikembangkan dalam pendidikan karakter dan budaya bangsa.

Adapun nilai karakter menurut jamul Ma’mur Asmani adalah sebagai berikut7 :

7
Jamal Ma’mur Asmani, buku panduan internasional pendidikan karakter di sekolah (jogjakarta : Diva
Press, 2011), 36-41

8
1. Nilai karakter yang hubungannya dengan tuhan
Nilai ini bersifat religius artinya pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang
diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanaan atau ajaran agama.
2. Nilai karakter yang hubungannya dengan diri sendiri
a. Jujur, adalah prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan perbuatan dan pekerjaan
b. Bertanggungjawab, adalah dikap dan prilaku seseorang untuk melaksanaka
tugas dan kewajibannya, yang harus dia lakukan.
c. Disiplin , artinya tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Nilai Karakter yang Hubungannya Dengan Sesama
a. Menghargai karya dan prestasi orang lainadalah sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
b. Demokrasi cara berfikir bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.

B. Kegiatan Keagamaan

1. Hakikat kegiatan keagamaan

Kata keagamaan merupakan istilah yang mengalami imbuhan dari kata dasar
“agama” yang mendapat awalan “ke-“ dan “-an” yang menunjukkan kata sifat yaitu
bersifat keagamaan dengan pengertian sebagai berikut:

a) Agama adalah teks atau kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran yang
menjadi tuntunan hidup bagi para penganutnya.
b) Agama adalah dustur atau undang-undang Ilahi yang didatangkan Allah untuk
menjadi pedoman hidup dalam kehidupan di alam dunia untuk mencapai
kebahagiaan akhirat.
c) Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata agama berarti suatu sistem, prinsip
kepercayaan terhadap Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.

9
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa agama adalah
peraturan Tuhan yang diberikan kepada manusia, untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

2. Ruang lingkup kegiatan keagamaan

Ruang Lingkup Agama secara umum adalah hal-hal yang menjadi pokok bagi agama
tersebut antara lain adalah:

a) Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan


supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
b) Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan
kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan
ketundukannya.
c) Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau
alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut. Dan dalam
sebuah agama terdapat beberapa unsur dan itu menjadi pedoman pokok bagi
agama tersebut dalam upaya menjadikan hidup manusia lebih baik, antara lain
adalah:
1) Adanya keyakinan pada yang gaib
2) Adanya kitab suci sebagai pedoman
3) Adanya Rasul pembawanya
4) Adanya ajaran yang bisa dipatuhi
5) Adanya upacara ibadah yang standar

3. Ruang Lingkup Agama Islam

Adapun Ruang Lingkup Agama Islam sendiri pada dasarnya terdiri atas tiga
unsur pokok, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya, meskipun mempunyai
pengertian yang berbeda, tetapi dalam prakteknya saling terkait dan tidak bisa
dipisahkan.

a. Iman artinya membenarkan dengan hati, merealisasikan (mewujudkan)


dalam perkataan dan perbuatan akan adanya Allah SWT dengan segala Ke-
Maha Sempurnaan-Nya, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan
Rasul, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar.

10
b. Islam artinya taat, tunduk, dan menyerahkan diri atas segala ketentuan yang
telah ditetapkan Allah SWT. Rukun Islam terdiri atas Syahadatain (dua
kalimah syahadat), Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji.
c. Ihsan artinya berakhlak dan berbuat saleh sehingga dalam melaksanakan
ibadah kepada Allah dan bermuamalah dengan sesama makhuk
dilakukannya dengan penuh keikhlasan. Seakan-akan Allah
menyaksikannya sepanjang waktu

Tiga Landasan Utama keagamaan Islam Yang Wajib Diketahui :

a. Mengenal Allah

Ada beberapa sebab yang menjadikan seseorang mengenal Alloh (ma‟rifatullah), di


antaranya:

1. Memperhatikan dan memikirkan makhluk-makhluk Allah „azza wa jalla. Ini


bisa menjadikan seseorang mengenal-Nya serta mengenal keagungan
kekuasaan-Nya, kesempurnaan kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya, dan
rahmat-Nya.
2. Memperhatikan ayat-ayat syar‟iyyah, yaitu wahyu yang dibawa oleh para
Rasulullah MuhammadMemperhatikan ayat-ayat ini juga bisa menyebabkan
seorang hamba mengenal Robb-nya. Ia memperhatikan ayat-ayat tersebut
beserta kemaslahatan-kemaslahatan yang terkandung di , yang merupakan
sarana vital bagi sempurnanya kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Jika
ia telah memperhatikan dan memikirkan ayat-ayat tersebut beserta ilmu dan
hikmah yang dikandungnya, serta telah mengetahui keberadaan ayat-ayat
tersebut dan kesesuaiannya dengan kemaslahatan-kemaslahatan manusia,
maka ia akan mengenal Rabbnya azza wa jalla.

b. Mengenal Agamanya

Maksudnya, mengenal prinsip kedua yaitu agamanya, yang setiap hamba


dibebani untuk mengamalkannya; serta mengenal kandungan-kandungan dalam
agamanya berupa hikmah, rahmat, kemaslahatan-kemaslahatan bagi umat manusia,
dan pencegahan dari berbagai kerusakan. Barangsiapa yang meneliti agama Islam
dengan cermat, berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah, niscaya mengetahui bahwa ia
adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang bisa menyempurnakan

11
kemaslahatankemaslahatan manusia.Namun kita jangan mengukur Islam dengan
keadaan kaum muslimin pada masa sekarang, karena kaum muslimin telah
mengabaikan banyak ajaran Islam dan melanggar larangan-larangan agama yang
besar, sehingga orang yang hidup di tengah-tengah mereka di sebagian negeri Islam
merasa seakan-akan hidup di sebuah lingkungan yang tidak Islami

c. Mengenal Nabi yang diutus kepada kita

Inilah prinsip ketiga, yaitu mengenal Nabi Muhammad. Seseorang bisa mengenal
Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wassalam dengan cara mempelajari
kehidupannya, ibadah, akhlak, dakwah, dan jihad fi sabilillah yang dilaksanakan oleh
beliau, serta aspek-aspek kehidupannya yang lain.Karena itu, setiap orang yang ingin
menambah pengetahuan dan keimanannya kepada Nabi, seyogyanya menelaah
sejarah kehidupan beliau sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya; bagaimana
beliau dalam keadaan perang dan damai, dalam keadaan susah dan senang, dan dalam
seluruh keadaan yang dialami oleh beliau. Kita memohon kepada Allah „azza wa jalla,
agar memasukkan kita ke dalam golongan orangorang yang mengikuti Nabi-Nya,
secara lahir dan batin; serta agar Allah mewafatkan kita dalam keadaan demikian.
Dialah yang berwenang dan berkuasa dalam hal itu.wallahu a‟lam

4. Tujuan kegiatan keagamaan

Setelah diketahui apa yang dimaksud dengan kegiatan keagamaan, maka tujuan yang
hendak dicapai adalah :

1. Meningkatkan intensitas dakwah islamiyah kepada siswa dalam rangka


membangun siswa sebagai generasi muda yang religius, sebagai implementasi
Islam adalah rahmatanlilalamin
2. Membangun kesadaran siswa bahwa kegiatan keagamaan akan memotivasi sikap
beragama yang baik dan continue

3. Membangun pribadi siswa yang terbiasa dalam melaksanakan ibadah

4. Menciptakan generasi dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang baik,


sehingga akan melahirkan generasi yang menjunjung tinggi etika, moral dan nilai-
nilai religius

5. Meningkatkan kemampuan siswa, beraspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

12
6. Pengembangan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju
pembinaan manusia seutuhnya yang positif
7. Dapat mengetahui, mengenang serta membedakan hubungan satu pelajaran
dengan pelajaran lainnya.Ghirah Islamiah diri peserta didik harus ditumbuhkan,
untuk itu diperlukan upaya alternatif supaya mereka bersemangat untuk
mengamalkan ajaran agamanya. Kegiatan keagamaan merupakan salahsatu sub
dari pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diharapkan mampu memberikan
kontribusi terhadap religiusitas seseorang.

5. Proses Pendidikan Karakter

Proses pembentukan karakter tidak mudah dilakukan, oleh karena itu


dibutuhkan suatu lembaga pendidikan atau lembaga sosial yang menangani secara
khusus pembentukan karakter pada anak. Diantara Pendidikan yang mengawali
pembentukan karakter tersebut antara lain dapat dilakukan di sekolah Madrasah
Ibtida‟iyah yang memadukan antara pendidikan umum dan nilai-nilai agama.

a. Moral Knowing

Tahapan ini merupakan langkah pertama dalam pendidikan karakter. Tahapan


ini bertujuan dorientasikan pada penguasaan pengetahuan tentang nilai-nilai. Peserta
didik harus mampu:

1) Membedakan nilai-nilai akhlak mulia dan akhlak tercela serta nilia-nilai


universal.

2) Memahami secara logis dan rasional mengenai sosok Nabi Muhammad SAW.
Sebagai figure teladan akhlak mulia melalui hadist-hadist dan sunnahnya.

b. Moral Loving

Moral Loving merupakan penguatan aspek emosi peserta didik menjadi


manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus
dirasakan oleh peserta didik, yaitu kesadaran akan jadi diri, yaitu:

1) percaya diri (self esteem)

2) kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty)

3) cinta kebenaran (loving the good)

4) pengendalian diri (self control) 5) kerendahan hati (humility).

13
6. Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter

Anis Matta menjelaskan bahwa secara garis besar faktor yang mempengaruhi
karakter seseorang ada dua yakni : faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah
semua unsur kepribadian yang secaracontinue mempengaruhi perilaku manusia, yang
meliputi instink biologis, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan pemikiran. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar manusia, akantetapi dapat
mempengaruhi perilaku manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun hal-hal yang termasuk dalam faktor eksternal adalah lingkungan keluarga,
lingkungan sosial, dan lingkungan pendidikan.Menurut Zubaedi Faktor yang
mempengaruhi pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

a. Faktor Insting ( naluri )

Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Insting
berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku, seperti
naluri makan, berjodoh, keibubapakan, berjuang, ber-Tuhan, insting ingin tahu dan
member tahu, insting takut, insting suka bergaul dan insting meniru.Semua insting
tersebut merupakan paket yang inheren dengan kehidupan manusia yang secara fitrah
sudah ada tanpa perlu dipelajari terlebih dahulu, dengan potensi naluri itulah manusia
dapat memproduk aneka corak perilaku sesuai dengan corak instingnya.

b. Faktor adat/kebiasaan.

Adat/kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan


secara berulang-ulang dalam bentukyang sama sehingga menjadi kebiasaan. Seperti
berpakaian, tidur, olaraga, dan sebagainya.

c. Faktor keturunan.

Keturunan sangat mempengaruhi karakter atau sikap seeorang secara langsung atau
tidak langsung. Faktor keturunan tersebut terdiri atas warisan khusus kemanusiaan,
warisan suku atau bangsa, dan warisan khusus dari orang tua. Adapun sifat-sifat yang
biasa diturunkan ada dua macam yakni sifat-sifat jasmaniah dan sifat-sifat rohaniah.

d. Faktor lingkungan.

14
Lingkungan adalah suatu yang melingkupi tubuh yang hidup, meliputi tanah dan
udara, sedangkan manusia adalah yang mengelilinginya seperti negeri, lautan, udara
dan masyarakat. Lingkungan itu dibagi menjadi dua yakni:

1) Lingkungan alam.

Lingkungan alam merupakan faktor yang mempengaruhi dalam menentukan


tingkah laku seseorang, karena lingkungan alam dapat mematahkan atau
mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang. Jika kondisi alamnya
jelek, akan dapat menjadi perintang dalammematangkan bakat seseorang. Namun
sebaliknya jika kondisi alam itu baik, maka seseorang akan dapat berbuat dengan
mudah dalam menyalurkan persediaan yang dibawanya. Dengan kata lain, kondisi
lingkungan alam ikut mencetak akhlak manusia yang dipangkunya.

2) Lingkungan pergaulan.

Lingkungan pergaulan merupakan interaksi seseorang kepada manusia lainnya,


oleh karena itu manusia hendaknya bergaul dengan yang lainnya. Yang mana dalam
pergaulan ini akan terjadi saling mempengaruhi dalam pikiran, sifat, dan tingkah laku
manusia. Lingkungan pergaulan dibagi menjadi enam macam yakni: lingkungan
dalam rumah tangga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan
organisasi jamaah, lingkungan kehidupan ekonomi, dan lingkungan pergaulan yang
bersifat umum dan bebas. Berdasarkan uraian diatas bahwa keberhasilan pendidikan
karakter dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal yakni Sesutu yang ada pada
diri seseorang dan faktor eksternal yakni faktor yang diakibatkan pengaruh dari luar.

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan mengiterpretasi objek
sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada
penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian.

Dengan metode deskriptif, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan


antarvariabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori
yang memiliki validitas universal. Di samping itu, peneliti deskriptif juga merupakan
penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis
yang berkaitan dengan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.8

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif


berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penulis
turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan objek yang
akandibahas. Penelitian lapangan ini adalah untuk mengetahui implementasi pendidikan
karakter melalui kegiatan keagamaan di MI Darul Ulum 1 Sungai Belida Lmpuing Jaya.
Dalam penelitian ini sumber datanya adalah kepala sekolah sebagai data primer serta guru
PAI sebagai data sekunder.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil obyek penelitian yaitu tentang “Implementasi
Pendidikan karakter Melalui Kegiatan Keagamaan di MI Darul Ulum 1 Sungai Belida
Lempuing Jaya, terdiri dari, kepala sekolah dan guru PAI, Kemudian daerah penelitian ini
berada di MI Darul Ulum 1 Sungai Belida Lempuing Jaya dan waktu pelaksanaan ini
dilakukan di tahun ajaran semester genap tahun 2022/2023.

8
Sukardi, Metodologi penelitian pendidikan : kopetensi dan praktiknya ( Jakarta: Bumi
Akasar, 2012), h. 157

16
3. Indikator

Siswa Mampu Memahami, Menghayati dan Mengamalkan Ajaran-Ajaran Agama Islam


dalam kehidupan sehari-hari.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam metode pengumpulan
data. Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
interview, observasi, dan dokumentasi.

5. Teknik Pengumpulan

Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dan sesuai dengan pembahasan dalam
penelitian, maka beberapa metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi adalah "teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan,
dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku obyek sasaran."
Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung situasi lingkungan dan tempat
penelitian. Dalam observasi ini peneliti mencari data tentang apakah dalam mengikuti
kegiatan keagamaan siswa bisa mengikutinya dengan senang hati supaya nantinya dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan danterwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. melalui wawancara ini peneliti ingin mengetahui
bagaimana cara sekolah mengimplementasikan kegiatan keagamaan tersebut untuk
mendidik karakter siswa yang ada disekolah MI Darul Ulum 1 Sungai Belida Lempuing
Jaya tersebut.

1.) Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh.oleh karena itu dalam

17
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapakan.

2.) Wawancara Tidak Terstuktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak


menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garisgaris
besar permasalahan yang akan di tanyakan.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
wawancara tidak terstruktur terhadap informan yang dianggap dapat memberi informasi
secara akurat. Adapun data yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari:

a) Kepala Sekolah MI Darul Ulum 1 Sungai Belida Lempuing Jaya selaku penanggung
jawab semua kegiatan pembelajaran.

b) Guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam MI Darul Ulum 1 Sungai Belida
Lempuing Jaya

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan sejarah berdirinya MI Darul Ulum 1 Sungai Belida Lempuing Jaya dan letak
geografis.

d. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisanikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.Sugiyono mengutip pendapat Miles and huberman (1984) bahwa aktivitas analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jernih. Aktivitasdalam analisis data, yaitu data reduction, data
display, dan consultation drawing/verification.

1. Reduksi data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
halhal penting, dicari tema dan polanya dengan demikian data yang telah direduksi akan

18
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.Dalam kegiatan ini peneliti
menajamkan analisis, menggolongkan atau mengkategorikan kedalam tiap permasalahan
melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan
data sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat diverifikasi. Pada tahap reduksi data,
data yang dikumpulkan berupa observasi serta data interview mengenai implementasi
pendidikan karakter melaui kegiatan keagamaan di MI Darul Ulum 1 Sungai Belida
Lempuing Jaya.

2. Display Data

Display data ini merupakan salah satu dari teknik teknik analisis data. Data yang
semakin bertumpuk-tumpuk kurang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh. Oleh
karena itu, diperlukan display data.

Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenamdengan setumpuk
data. 9 Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flow chart dan sejenisnya. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami
tersebut. Yang akan digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Hal ini dalam mendisplaykan data implementasi
pendidikan karakter melaui kegiatan keagamaan di MI Darul Ulum 1 Sungai Belida
Lempuing Jaya kedalam urutan sehingga strukturnya dapat dipahami.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami
makna atau arti, ketentuan, pola-pola, penjelasan, atau sebab akibat, atau penarikan
kesimpulan, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

9
Ali, “pengertian Analisis Data, Tujuan dan Teknik Analisisnya” (On-ine), tersedia
di: http://.informasiahli.com/2015/08/pengertian-analisis-data-tujuan-dan.html (20 februari 2016).

19
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saatpeneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel

20
B. ALAT PENGUKUR DATA
a. Wawancara Wali Kelas

Guru Agama
Bpk Asep Sumardi S.Pd

N Rumusan Indikator Pertanyaan Jawaban


o Masalah

1 Bagaimana Untuk 1. Bagaimana “Cara saya dalam


Perancanaanguru mengetahui cara bapak dalam membuat RPP adalah
dalam perencanaan membuat RPP? membuat RPP seperti
MengImplementas guru dalam biasa yaitu sesuai
i pendidikan Mengimplem dengan silabus yang ada
KARAKTER entasi biasanya saya langsung
SISWA LEWAT pendidikan membuat RPP itu
KEGIATAN KARAKTER sebelum Semster
KEAGAMAAN SISWA dimulai atau saya
DI MI Darul Ulum LEWAT membuat RPP itu
1 Sungai Belida langsung 1 semster.
KEGIATAN
Lempuing Jaya Untuk pembelajaran
KEAGAMA
Agama RPP itu terpisah
AN
karena mereka ini sudah
kelas tinggi”

2. Bagaimana “Mengenai media


cara bapak dalam biasanya saya
membuat media menggunakan media
pembelajaran? yang ada saja seperti
buku yang sudah
disiapkan oleh pihak
sekolah”

21
3. Bagaimana “Metode pembelajaran
cara bapak itu saya sesuaikan
menentuka dengan indikator
metode pembelajaran.”
pembelajaran?

4. Bagaimana “Dalam Pembuatan soal


cara bapak dalam biasanya saya sesuaikan
pembuatan soal? dengan tujuan
pembelajaran, kalo soal
juga terkadang pada
buku pelajaran itu
sudah ada soalnya
bisanya saya
menggambil dari situ”

5. Kendala apa “Ada beberapa kendala


yang dialami yang dialami siswa
siswa selama ini terutama siswa ini sulit
dalam proses dalam menghfal atau
pembelajran? dapat dikatakan lambat
karna hampir setengah
dari kelas V B imi tidak
hafal Surah pendek
karena mereka ini
kemarin belajar dari
rumah dan kurang juga
perhatian dari orang
tua.”

6. Bagaimanakah “Biasanya saya tidak


cara Bapak agar hanya menggunakan
proses satu metode
pembelajaran di pembelajaran dan juga
terkadang saya ajak

22
Kelas itu tidak mereka ini belajar
monoton? sambil bermaimn”

7. Bagimana “ Biasa nya saya


persiapan bapak Meminta anak didik
untuk mengatasi Untuk membaca surah
anak yang pendek berulang-ulang
mengalami sampai lancar, dan
kendala susah otomatis jika anak
menghafal surat- membaca ny sudah
surat pendek? lancar pasti mudah
untuk menghafal”

2. Bagaimana Untuk Bagaimana cara “saya mengajar seperti


Pelaksanaan mengetahui Bapak mengajar biasa yaitu sesuai
Guru dalam Guru Dalam dikelas? dengan RPP yang saya
MengImplem sudah sya siapkan”
MengImplementas
entasi
i pendidikan Bagaimana cara “Saya biasanya
pendidikan
KARAKTER Bapak agar mengajar itu
KARAKTER
SISWA LEWAT menguasai kelas? memusatkan perhatian
SISWA
KEGIATAN siswa kepada saya dan
LEWAT
KEAGAMAA juga biasanya saya itu
N KEGIATAN mengajar sambil saya
KEAGAMA ajak main agar siswa itu
AN tidak terlalu tegang
dalam belajar”

Bagaimana cara “Saya biasanya


bapak menggunakan metode
menggunakan membaca berulang-
metode ulang nah bisanya saya
pembelajaran Meminta anak didik
yang tepat untuk Untuk membaca surah
mengatasi anak pendek berulang-ulang
sampai lancar, dan

23
yang Susah otomatis jika anak
menghafal ? membaca ny sudah
lancar pasti mudah
untuk menghafal”

Dalam proses “Saya biasanya


belajar apa lagi menyusun strategi
sekarang mereka mengajar agar estimasi
ini terbagi waktu nya cukup”
menjadi dua sesi,
bagaimana cara
bapak agar
pembelajaran itu
tetap efektif?

Apakah ada “Ada beberapa kendala


kendala dalam yang saya alami yaitu,
menggunakan siswa itu kadang-
metode membaca kadang sudah dijelasi
berulang-ulang tapi belum paham,
tersebut? matanya kemana-mana

Bagaimana cara “Biasanya saya


bapak mengatasi memperhatikan mana
kendala tersebu? anak yang kurang
memahami, lalu saya
menyuruh dia
konsultasi pribadi
kepada saya dan
menanyai mana yang
kurang paham dan juga
saya komunikasi sama
orang tuanya agar anak

24
tersebut lebih
perhatikan dirumah”

Bagaimana jika “Biasanya saya


anak itu main- menegurnya dan
main dalam bertanya secara baik-
proses baik”
pembelajaran
dikelas?

3. Bagaimana Untuk Bagaimana cara “Saya memberi kan


Evaluasi guru mengetahui bapak dalam tugas atau
dalam Evaluasi Guru memberikan mengevaluasi
mengImplementas dalam tugas kepada pembelajaran itu selesai
i pendidikan Implementasi siswa bapak? dari saya menjelaskan
KARAKTER pendidikan materi dikelas jika
SISWA LEWAT KARAKTER cukup waktunya apalagi
KEGIATAN SISWA LEWAT kelas dibagi menjadi
KEAGAMAA KEGIATAN dua sesi daya biasanya
N? KEAGAMA menyuruh mereka bawa
AN pulang atau dijadikan
PR, pada setiap
pertengaham semseter
dan akhir”

Bagaimana cara “Biasanya saya


bapak melakukan test satu
mengetahui perstu jadi siswa itu
apakah anak saya test satu persatu
tersebut sudah didepan saya”
ada kemajuan
dalam belajar
khusunya pada
hafalan Surat-
surat pendek?

25
Bagaimana jika “Biasanya saya
anak itu melewati memberikan hukuman
batas waktu berupa penambahan
dalam tugas dan dikumpulkan
pengumpulan bersama tugas yang
tugas? terlambat
dikumpulkan”

Bagaimana jika “Biasanya saya


anak itu sudah komunikasi sama orang
dikasih waktu tuanya juga dan
untuk menghafal memberikan dia
Surah pendek motivasi serta semangat
tetapi tetap juga karna yang namnya
tidak hafal? menghafal itu tidak bisa
dalam keadaan takut
anak itu jangan
dimarahi semakin
dimarahi semakin dia
tidak hafal”

Bagiaman cara “Biasanya saya


bapak jika anak melakukan
itu mendapat scor penambahan belajar
yang tidak atau penambahan tugas
mencapai KKN? bisa dikatakan
melaksankan remedial
agar bisa membantu
nilai siswa tersebut agar
sampai KKN”

Dari Proses “Bisa mengatasi karna


pembelajaran membaca berulang-
yang bapak ulang ini
ajarkan mengenai mempermudah anak

26
cara menghafal dalam menghafal Al
surah pendek Qur’an”
lewat metode
Membaca
berulang-ulang
apakah metode ini
bisa mengatasi
anak yang tidak
hafal Surah
pendek?

B. Wawancara Siswa

No Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana Untuk mengetahui “Bagaimana Biasa ny saya


Perancanaan Guru perencanaan Guru cara kamu menyiapkan
dalam guru dalam dalam guru dalam mempersiapkan pelajaran dri malem
mengImplementasi mengImplementasi diri sebelum dn sedikit belajar
pendidikan pendidikan belajar? materi sesudah dk
KARAKTER SISWA KARAKTER sebelum
LEWAT SISWA LEWAT
“Bagimana cara Bpk sering
KEGIATAN KEGIATAN
kamu mengajari ku dngan
KEAGAMAAN? KEAGAMAAN?
menghafal metode membaca
berulangkali

Bagaimana cara Memperhatikan


kamu bapa menjelaskan
memahami materi
materi yang
bpk jelaskan

27
2. Bagaimana Untuk mengetahui Bagaimana cara Saya vaca berulang-
Pelaksanaan Guru pelakasanaan Guru kamu agar ulang dulu klo sdah
dalam guru dalam dalam mudah lancar baru saya
mengImplementasi mengImplementasi menghafal menghafal
pendidikan pendidikan
KARAKTER SISWA KARAKTER
LEWAT SISWA LEWAT
KEGIATAN KEGIATAN
KEAGAMAAN? KEAGAMAAN

3. Bagaimana Evaluasi Untuk mengetahui Apa tujuan kmu Saya senang dn


Guru dalam Evaluasi Guru dalam stelah bertrimakasih sma
mengImplementasi mengImplementasi menghafal pak asep krna dngan
pendidikan pendidikan metodeembaca
KARAKTER SISWA KARAKTER berulang-ulang saya
LEWAT SISWA LEWAT jg mudah untuk
KEGIATAN KEGIATAN menghafal
KEAGAMAAN?? KEAGAMAAN

C. Hasil Observasi

No. Rumusan Indikator Pernyataan Deskripsi


Masalah

1. Bagaimana Untuk mengetahui Guru Dari hasil observasi yang


Perancanaan Guru perencanaan Guru membuat saya lakukan saya melihat
dalam dalam RPP guru itu mempersiapkan
engImplementasi engImplementasi RPP

28
pendidikan pendidikan sebelum
KARAKTER KARAKTER mengajar
SISWA LEWAT SISWA LEWAT
Guru Dari hasil observasi yang
KEGIATAN KEGIATAN
membuat saya lakukan saya melihat
KEAGAMAAN? KEAGAMAAN
media guru itu mempersiapkan
belajar media mengajar
sebelum
mengajar

Guru Dari hasil observasi yang


memakai saya lakukan saya melihat
metode guru itu mempersiapkan
belajar metode belajar selum
sblum mengajar
mengajar

2. Bagaimana Untuk mengetahui Cara guru Dari hasil observasi yang


Pelaksanaan pelakasanaan Guru mengajar saya lakukan saya melihat
Guru dalam dalam dikelas guru mengajar seperti biasa
engImplementasi engImplementasi yaitu sesuai dengan RPP
pendidikan pendidikan
KARAKTER KARAKTER
SISWA LEWAT SISWA LEWAT
KEGIATAN
KEGIATAN
KEAGAMAAN
KEAGAMAAN?

29
3 Bagaimana Evaluasi Untuk mengetahui Cara guru Dari hasil observasi yang
Guru dalam Evaluasi Guru Menguasai saya lakukan saya melihat
engImplementasi dalam kelas guru memberi kan tugas
pendidikan engImplementasi atau mengevaluasi
KARAKTER pendidikan pembelajaran itu selesai
SISWA LEWAT KARAKTER dan menjelaskan materi
KEGIATAN SISWA LEWAT dikelas jika cukup
KEAGAMAAN? KEGIATAN waktunya apalagi kelas
KEAGAMAAN dibagi menjadi dua sesi
daya biasanya menyuruh
mereka bawa pulang atau
dijadi

30
DAFTAR PUSTAKA

Fatchul mu’in, pendidikan karakter konstruksi teorik dan praktik, yogyakarta; Ar-ruzz
Media, 2011, hal. 11.
Sutarjo Adisusilo, pembelajaran nilai karakter,jakarta: Rajawali pers, 2013. Hal. 76.
Ibid. Hal. 7.
Dzakiah Drajat, ilmu jiwa agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, hal. 125
Nanu Ahmad An-Nahidl, dkk, pendidikan agama indonesia gagasan dan realitas, Jakarta :
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010, Hal, 271.
Elizabeth B. Hurlock, pesikologi perkembangan, penerjemah : istiwidayanti dan Soedjarwo,
Jakarta : Erlangga, 1980, hal. 222.
Jamal Ma’mur Asmani, buku panduan internasional pendidikan karakter di sekolah (jogjakarta
: Diva Press, 2011), 36-41
Sukardi, Metodologi penelitian pendidikan : kopetensi dan praktiknya ( Jakarta: Bumi
Akasar, 2012), h. 157
Ali, “pengertian Analisis Data, Tujuan dan Teknik Analisisnya” (On-ine), tersedia
di: http://.informasiahli.com/2015/08/pengertian-analisis-data-tujuan-dan.html (20 februari
2016).

31

Anda mungkin juga menyukai