Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL SKRIPSI

MANAJEMEN STRATEGI HIMPUNAN MAHASISWA


BANYUASIN (HIMBA) KOMISARIAT UIN RADEN FATAH
PALEMBANG DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN
KEAGAMAAN ANGGOTA

Oleh :
META REZA
NIM : 1930504031

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI MANAJEMEN DAKWAH
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
Agama adalah sebuah realitas yang senantiasa melingkupi manusia.
Agama dalam bahasa Al- Qur’an di sebut dengan “din”, agama biasanya
melingkupi tiga persoalan pokok, yakni (keyakinan), (peribadatan),
(system nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya
atau alam semesta).1 Agama islam dalam arti terminology adalah agama
yang ajaran-ajarannya diberikan Allah kepada manusia melalui para
utusan-Nya (Rasul-rasul). Dengan demikian islam adalah agama Allah
yang dibawa oleh para Nabi pada setiap zamannya yang berakhir dengan
kenabian Muhammad SAW.2 Ajaran islam yang paling lengkap dan
berlaku secara universal bagi semua manusia sepanjang hayatnya adalah
ajaran yang dibawah langsung oleh nabi Muhammad SAW. Didalam
ajaran islam terdapat peribadatan yang mana arti dari peribadatan adalah
tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supernatural
tersebut sebagai konsekuensinya atau pengakuan dan ketundukannya.3
Didalam islam peribadatan yang dimaksud adalah shalat, puasa,
infak dan lain sebagainya. Gerakan dan bacaan shalat merupakan tata cara
peribadatan yang sifatnya ritual, shalat merupakan suatu ibadah yang
sangat istimewah karena perintahnya langsung Allah berikan kepada nabi
Muhammad SAW.4 Tetapi banyak sekarang para generasi milenial yang
lalai dan tidak mengetahui seberapa pentingnya shalat padahal shalat
merupakan sarana yang paling utama dalam hubungan manusia dengan
Allah swt, shalat merupakan sarana komunikasi bagi jiwa manusia dengan
Allah swt, selain shalat pengetahuan keagamaan juga meliputi
pengetahuan tentang cara pelaksanaan puasa, cara pelaksanaan infaq dan
lain sebagainya. Shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar.

1
M. Noor Matdawam, Pembinaan dan Pemantapan Dasar Agama ( Aqidah
Islamiyah ), Cetakan II, Bina Karier, Yogyakarta, 1989. Hlm.1
22
Rusyid Sulaiman, Pengantar Metodelogi Studi Sejarah Peradaban Islam,
Cetakan 1,Rajawali Press, Jakarta, 2014. Hlm. 242
3
Rohidin, Pendidikan Agama Islam, Cetakan I, FH UII Press, Yogyakarta, 2018,
Hlm. 46
4
Ahmad Sarwat, Seri Fiqih Kehidupan, Cetakan I, DU Publishing, Jakarta
Selatan,2011. Hlm. 23
Manajemen Strategi adalah sistem yang menghubungkan suatu proses
perencanaan strategi dan proses pengambilan keputusan dalam manajemen.5
Manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari suatu pembuatan
(formulating), Penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) tentang
keputusan keputusan strategi antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah
organisasi mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.6 Jadi
manajemen strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi
manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara
efektif dan efesien. Manajemen strtaegi solusi yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut. Manajemen Strategi merupakan serangkaian keputusan
yang mengarah pada penyusunan strategi jangka panjang dengan teknik
analisis SWOT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi “MANAJEMEN STRATEGI
HIMPUNAN MAHASISWA BANYUASIN (HIMBA) KOMISARIAT
UIN RADEN FATAH PALEMBANG DALAM MENINGKATKAN
PENGETAHUAN KEAGAMAAN ANGGOTA”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka didapat rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana manajemen strategi himpunan mahasiswa
banyuasin (HIMBA) komisariat UIN Raden Fatah Palembang dalam
meningkatkan pengetahuan keagamaan.

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka tujuannya : Untuk mengetahui
bagaimana manajemen strategi himpunan mahasiswa banyuasin (HIMBA)
komisariat UIN Raden Fatah Palembang dalam meningkatkan pengetahuan
keagamaan.

5
Kadasasmita, D. Manajemen Strategi Konsep dan Aplikasi. ( Bandung: Lembaga
Administrasi Negara RI Pusat Kajian dan Diklat Aparatur, 2005), hlm. 1
6
Wahyudi, Bambang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung:Sulita, 1995)
2

D. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dengan diadakanya penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoretis
Hasil Penelitian ini diharapkan menambah pembendaharaan

kata di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dalam

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan bisa

menjadi khazanah keilmuan peneliti tentang peran organisasi

Himpunan Mahasiswa Banyuasin dalam meningkatkan pengetahuan

keagamaan anggota.

2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi dan bisa
menambah khasanah keilmuan tentang manajemen strategi himpunan
mahasiswa banyuasin dalam meningkatkan pengetahuan keagamaan
anggota, dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa mendatangkan
manfaat kepada beberapa pihak diantaranya:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi rujukan awal bagi
penelitian selanjutnya serta bisa menjadi penambah wawasan baru
dalam bidang ilmu manajemen strategi himpunan mahasiswa
banyuasin dalam pengetahuan keagamaan.
b. Bagi Program Studi
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi basis data baru serta
menjadi penambah informasi dan ilmu bagi program studi dalam
bidang manajemen strategi himpunan mahasiswa banyuasin dalam
meningkatkan pengetahuan keagaamaan.
3

c. Bagi Himpunan Mahasiswa Banyuasin


Penelitian ini diharapkan bisa menjadi rujukan serta bisa
dijadikan bahan evaluasi bagi himpunan mahasiswa banyuasin
agar bisa efektif dalam menentukan strategi seperti apa yang tepat
dalam meningkatkan pengetahuaan keagamaan.
E. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Baharudin Lutfi “Manajemen Strategi Guru Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Di SMK N 1 Kaligondang” Penelitian ini membahas
bagaimana Manajemen Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa DI SMK N 1 Kaligondong yakni dengan cara meningkatkan strategi
menggunakan metode pembelajaran yang menarik, kunjungan
industri, memberikan reward bagi yang berprestasi, pembinaa dan
pemberdayaan peserta didik. Persamaan penelitian Baharudin Lutfi dengan
penelitian ini adalah tentang manajemen strategi yakni strategi agar dapat
meningkatkan kualitas dari suatu organisasi atau lembaga pendidikan agar
pengetahuan atau ilmu peserta didik atau kadernya bertambah dan penelitian
ini menggunakan metode kualitatif. Perbedaan penelitian Baharudin Lutfi
dengan penelitian ini adalah terletak di tempat dan objek penelitian yang
berbeda. Penelitian Baharudin Lutfiberfokus dalam meningkatkan motivasi
belajar sedangkan penelitian ini berfokus pada meningkatkan pengetahuan
keagamaan.7
2. Penelitian Sarung Ilham “Proses Pengkaderisasian Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Kota Banda Aceh Dalam Meningkatkan Pengetahuan
Keagamaan Anggota” Penelitian ini membahas bagaimana upaya yang di
lakukan ikatan mahasiswa muhammadiyah untuk membentuk setiap kadernya
memiliki jiwa-jiwa religius yang paham akan nilai-nilai agama dengan cara
melakukan kegiatan follow up setiap kader dengan suasana berbeda dari
proses pengkaderisasian kemudian mengimbaukan pada setiap diri kader agar

7
Baharudin Lutfi, Manajemen Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Di SMA N Kaligondang 2019, (Purwokerto : Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto :2019).Hlm. 85
4

lebih aktif dalam kegiatan Kantin yang dilaksanakan pada setiap malam Jumat
di mesjid Haji Jakfar Universitas Muhammadiyah Aceh. Persamaan penelitian
Sarung Ilham dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan
metode kualitatif dan sama-sama bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
keagamaan anggota. Perbedaan penelitian Sarung Ilham dengan penelitian
sekarang adalah terletak di tempat yang berbeda kemudian penelitian Sarung
Ilham berfokus pada proses pengkaderisasian sedangkan penelitian ini
berfokus pada manajemen strategi.8
3. Penelitian Emi Yusnita “Penerapan Manajemen Strategi Dalam Pembinaan
Santri Di Pondok Pesantren Daarul Ikrom Pesawaran” Penelitian ini
membahas tentang penerapan manajemen strategi dalam pembinaan santri di
pondok pesantren Daarul Ikrom Pesawaran yakni dengan diawali dengan
terciptanya visi yang ditunjang dengan misi dan strategi. Lalu
dilanjutkan dengan adanya menganalisis lingkungan dengan
menggunakan analisis SWOT Pondok Pesantren Daarul iIkrom yang
dirancang secara mendalam dan menyeluruh untuk meningkatkan pembinaan
santri. Persamaan penelitian Emi Yusnita dengan penelitian ini adalah
menggunakan metode kualitatif yakni memperoleh data dari wawancara,
observasi, kemudian perbedaan penelitian Emi Yusnita dan penelitian ini
adalah penelitian menfokuskan pada penerapan manajemen strategi sedangkan
penelitian ini fokus pada menciptakan strategi baru untuk meningkatkan
pengetahuan keagamaan anggota kemudian perbedaanya terletak di objek dan
tempat penelitian.9
4. Penelitian Sadarnis “ Peran Organisasi Kerohanian Islam (ROHIS) Dalam
Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh
Besar” Penelitian ini membahas tentang peran yang dilakukan Organisasi

8
Sarung Ilham, Skripsi Proses Pengkaderisasian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Keagamaan Anggota Tahun 2019 ( Banda Aceh , Universitas
Islam Negri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh 2019). Hlm. 73
9
Emi Yusnita, Skripsi Manajemen Strategi Dalam Pembinaan Santri Di Pondok Pesantren
Daarul Ikrom Pesawaran Tahun 2022, (Lampung : Universitas Raden Intan Lampung :
2022).Hlm. 66
5

Kerohanian Islam Dalam Membentuk Keagamaan Siswa di SMA 1 Peukan


Bada Aceh yaitu dengan cara membentuk perilaku keagamaan siswa di
SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar, melalui
pembiasaan dan keteladanan, serta pembentukan perilaku dalam
bentuk bimbingan baca tulis Al-Quran. baik secara kelompok
maupun secara individual. Melakukan pendekatan dengan cara
mendatangkan alumni rohis dalam memberikan penyuluhan dan
pembinaan kepada siswa pengurus dan bukan pengurus rohis. Persamaan
penelitian Sadarnis ini dengan penelitian ini adalah sama-sama bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan apabila pengetahuan keagamaan
sudah tertanam didalam diri seseorang maka perilaku keagamaan dapat
dibentuk. Perbedaan penelitian Sadarnis ini dengan penelitian ini adalah
penelitian Sadarnis berfokus pada peran rohis sedangkan penelitian ini
berfokus pada strategi kemudian objek dan tempat penelitian ini berbeda.10
5. Penelitian Junaidi “Manajemen Pengkaderan Organisasi Kepemudaan : Studi
Terhadap Strategi Kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang Tahun2010-2012
Dalam Meningkatkan Aktifitas Mahasiswa” Penelitian ini membahas
manajemen strategi pengkaderisasian organisasi kepemudaan terhadap strategi
kaderisasi PMII dalam meningkatkan aktifitas mahasiswa guna terbentuknya
Kader dan anggota sebagai pribadi muslim Indonesia yang berbudi luhur,
berilmu dan bertakwa kepada Allah SWT, cakap serta bertanggung jawab
mengamalkan ilmu pengetahuannya sesuai dengan tujuan dan cita-cita PMII
secara universal. Terutama dalam kegiatan proses pengkaderan yang
dilakukan pada pendidikan formal, informal dan non formal di PMII Cabang
Kota Semarang. Karena proses pendidikan formal, informal dan non formal
tersebut sangat mendukung dan berpengaruh besar dalam membentuk pribadi
kader dan anggota sesuai dengan tujuan PMII. Metode yang
digunakan dalam setiap proses kaderisasinya, MAPABA dengan metode
10
Sadarnis, Skripsi Peran Organisasi Kerohanian Islam Dalam Membentuk Perilaku
Keagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar 2019, (Banda Aceh :
Universitas Islam Negri AR-Raniry Darussalam Banda Aceh 2019). Hlm. 81
6

doktrinasi agar terbentuknya anggota yang yakin (mu’taqid) terhadap nilai-


nilai yang ditawarkan PMII Cabang KotaSemarang, sedangkan PKD
menggunakan metode Indoktrinasi yang diharapkan dapat terwujudnya kader
mujahid, PKL menggunakan metode Partisipatoris yang harapan besarnya
mampu terciptanya kader mujtahid. Persamaan penelitian ini adalah untuk
mencari strategi seperti apa yang bagus untuk digunakan agar dapat
meningkatkan pengetahuan atau pemahaman bagi kader. Perbedaan penelitian
ini adalah objek dan tempat yang di teliti berbeda kemudian penelitian Junaidi
ini berfokus pada meningkatkan aktifitas mahasiswa sedangkan penelitian ini
berfokus pada meningkatkan pengetahuan keagamaan anggota.11
F. Landasan Teori
1) Manajemen Strategi
Secara umum, pengertian manajemen merupakan suatu seni
dalam ilmu dan juga pengorganisasian seperti menyusun perencanaan,
membangun organisasi dan pengorganisasiannya, pergerakan serta
pengendalian atau pengawasan. Dalam pengertian ini, manajemen
sebagai seni karena seni berfungsi dalam mewujudkan tujuan yang
nyata dengan hasil ataupun manfaat sedangkan manajemen sebagai
ilmu yang berguna menerangkan fenomena-fenomena, kejadian
sehingga dapat memberikan penjelasan yang sebenarnya. Secara
etimologis, pengertian manajemen merupakan seni untuk
melaksanakan dan mengatur. Manajemen ini juga dilihat sebagai ilmu
yang mengajarkan proses mendapatkan tujuan dalam organisasi
sebagai usaha bersama dengan beberapa orang dalam organisasi
tersebut. Kata manajemen berasal dari bahasa ingris yakni “manage”
yang artinya mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan,

11
Junaidi, Skripsi Manajemen Pengkaderan Organisasi Kepemudaan : Studi Terhadap
Strategi Kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang Tahun2010-2012 Dalam Meningkatkan Aktifitas
Mahasiswa 2014,(Semarang : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2014). Hlm. 92
7

dan memimpin. Kata manajemen berasal dari bahasa prancis kuno


management, yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur”12
Menurut Geore. R Terry yang menjelaskan bahwa , manajemen
adalah suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan,
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditentukan melalui pemanfaatan SDM dan sumber-sumber
lainnya.13 Strategi sebagai perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan ia tidak hanya berfungsi
sebagai peta jalan yang harus ditempuh, tetapi juga berisi taktik
operasionalnya, ia harus didukung teori kerena teori merupakan
pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah di uji
kebenarannya.14 Strategi berasal dari bahasa yunani yakni strato yang
artinya pasukan dan agensi-agensi yang berarti memimpin. Pada
mulanya dahulu istilah strategi berasal dari peristiwa peperangan yaitu,
sebagai suatu siasat untuk mengalahkan lawan. Sehingga strategi
identik dengan peperangan strategi dapat diartikan sebagai siasat
perang, ilmu siasat. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya,
istilah strategi tidak hanya digunakan dalam istiah peperangan (militer)
saja akan tetapi semakin berkembang merambah pada berbagai bidang
ekonomi, bidang budaya dan bidang lainnya. Menurut Ali Yasir
strategi merupakan rencana yang cermat menenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus, Asmuni Syukir dalam bukunya “Dasar-
Dasar Strategi Dakwah Islam” menyebutkan bahwa strategi dakwah
adalah metode siasat, taktik, atau yang digunakan dalam kegiatan
berdakwah.

12
Eny Pujiasri, Tuginem & Badrus Suryadi, Administrasi Umum, ( Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2018),Hlm.76
13
Roni Angger Aditama, Pengantar Manajemen Teori dan Aplikasi, (Malang: AE Publishing,
2020), Hlm.1.
14
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia Group, Cet ke-4, 2015), Hlm.351
8

2) Agama
agama berasal dari bahasa Sansakerta, yaitu “a’ yan berarti
tidak dan “gama” yang berarti kacau. Maka agama berarti tidak kacau
(teratur). Dengan demikian agama itu adalah peraturan, yaitu peraturan
yang mengatur keadaan manusia, maupun mengenai sesuatu yang
gaib, mengenai budi pekerti dan pergaulan hidup bersama.15 Menurut
Daradjat agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan
terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu lebih tinggi dari
pada manusia. Sedangkan Glock dan Stark mendefinisikan agama
sebagai sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem
perilaku yang terlembaga, yang kesemuannya terpusat pada persoalan-
persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (Ultiate Mean
Hipotetiking).16
Agama memiliki peranan penting dalam hidup dan kehidupan
manusia baik secara pribadi maupun secara kelompok. Secara umum
agama berfungsi sebagai jalan penuntun penganutnya untuk mencapai
ketenangan hidup dan kebahagian di dunia maupun di kehidupan
akhirat kelak. Ilmu pengetahuan dalam Islam dipandang sebagai
kebutuhan manusia dalam mencapai kesejahteraan hidup didunia dan
memberi kemudahan dalam mengenal Tuhan. Oleh karena itu Islam
memandang bahwa ilmu pengetahuan merupakan bagian dari
pelaksanaan kewajiban manusia sebagai mahluk Allah SWT yang
berakal.17 Menurut Imam Abu Hanifah ilmu agama merupakan
pengetahuan seseorang untuk mengenali mana yang baik untuk dirinya

15
Faisal Ismail. Paradigma Kebudayaan Islam : Studi Kritis dan Refleksi Historis,
(Jogjakarta: Titian Ilahi Press: 1997) Hlm. 28
16
Daradjat, Zakiyah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang. 2005. Hlm. 10
17
Eman Supriatna, Jurnal Islam dan Ilmu Pengetahuan, (Banten, STKIP Mutiara Banten,
2019). Hlm. 128
9

dan mana yang buruk untuk dijauhinya. Ayat tentang amar ma’ruf nahi
mungkar.18

‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْٓوا اِ ْن َتَّت ُقوا ال ٰلّهَ جَيْ َع ْل لَّ ُك ْم ُفْرقَانًا َّويُ َكف ِّْر َعْن ُك ْم َسيِّاٰتِ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ۗ ْم‬
‫ض ِل الْ َع ِظْي ِم‬ْ ‫َوال ٰلّهُ ذُو الْ َف‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan
membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus
segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki
karunia yang besar.” (Q,S Al-Anfal: 29)19

Tidak dinamakan ilmu agama kecuali untuk diamalkan, ilmu


agama  menjadi jembatan menuju ketakwaan yang akhirnya bermuara
pada kemuliaan dan keselamatan dunia akhirat. Dalam hubungan
dialogis agama dan pengetahuan, agama bisa mendukung segala
kegiatan ilmiah, sebaliknya sains bisa memperbaiki pemahaman
religius demi kesejahteraan umat manusia. Sebagaimana dinyatakan
Albert Einstein: ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa
ilmu pengetahuan buta.20
Pengetahuan agama adalah pengetahuan tentang ajaran
ketuhanan, ajaran ibadah yang vertikal dan horizontal lewat utusan
Allah SWT, yang pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang objek tertentu, termasuk didalamnya ilmu. Orang yang
memiliki pengetahuan keagamaan pasti akan mengerjakan perintah
Allah SWT dan menjauhi larangannya, orang yang telah mengerjakan
amar ma’ruf nahi mungkar akan disebut beriman.
Ayat tentang larangan berpaling dari perintah Allah dan Rosul-Nya.

‫ٰيٓاَُّي َها الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْٓوا اَ ِطْيعُوا ال ٰلّهَ َو َر ُس ْولَهٗ َواَل َت َولَّْوا َعْنهُ َواَْنتُ ْم تَ ْس َمعُ ْو َن‬
18
Syaikh Asy-Syanqithi. Tafsir Adhwa’ul Bayan. Jakarta: Pustaka Azzam. 2007. Hlm. 563
19
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 29
20
Zaprulkhan, Membangun Relasi Agama Dan ilmu Pengetahuan, Jurnal KALAM, Vol 7
Nomer 2, 2013. Hlm. 259
10

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan


Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu
mendengar (perintah-perintah-Nya” (Q,S Al-Anfal : 20)21

Ayat di atas menjelaskan kemenangan kaum muslim pada


perang badar adalah karena ketaatan mereka mengikuti petunjuk
Allah dan Rosul-Nya.di sisi lain, malapetaka yang di alami oleh kaum
musyrik adalah karena pembangkangan dan keberpalingan mereka dari
tuntunan-Nya. karena itu ayat ini mengingatkan “wahai orang-orang
yang beriman! Taatlah kepada Allah dan rosul-Nya, yakni buktikan
keimananmu dalam sikap dan tingkah laku, dan janganlah kamu
berpaling sedikit dan sesaat pun dari-Nya, padahal kamu mendengar
perintah-perintah-Nya yang disampaikan kepadamu.
Ayat tentang kewajiban menaati perintah Allah dan Rasul-Nya.

ٰ ۚ ِ ِ ِ ِ ِ ِٰ ِ ‫ٰيٓاَُّيها الَّ ِذين اٰمنوا‬


َ‫استَجْيُب ْوا للّه َول َّلر ُس ْول ا َذا َد َعا ُك ْم ل َما حُيْيِْي ُك ْم َو ْاعلَ ُْٓموا اَ َّن اللّه‬ ْ َُ َ ْ َ
‫حَيُ ْو ُل َبنْي َ الْ َم ْر ِء َو َق ْلبِهٖ َواَنَّهٗٓ اِلَْي ِه حُتْ َشُر ْو َن‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah
dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi
kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-
Nyalah kamu akan dikumpulkan.”(Q,S Al-Anfal: 24)22

Diayat 20 Allah menuntut orang-orang beriman untuk taat


kepada Allah dan Rasul-Nya, dan selanjutnya mengencam mereka
yang enggan mendengar dan menggunakan akalnya, maka sebagai
kesimpulannya Allah meminta orang beriman untuk memenuhi seruan
Allah dan Rosul-Nya. Wahai orang-orang beriman penuhila sebagai
bukti keimananmu kepada Allah dan Rasul Nabi Muhammad dengan
sepenuh hati. Apabila rasulmu menyerumu kepada sesuatu ajakan

21
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 20
22
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 24
11

apapun, karena seruan itu merupakan sesuatu yang memberi


kehidupan kepadamu, dengan mengerjakan perintah dan menegakkan
hukum Allah yang menjamin kehidupan jiwa, raga, pikiran, dan kalbu.
Memenuhi panggilan itu akan mendatangkan kebaikan dalam hidup di
dunia dan akhirat. Menyandang gelar orang beriman adalah predikat
yang mulia. Allah mensifati sifat orang-orang yang beriman sekaligus
dalam 2 ayat, yaitu ayat ke 2 dan ke 3 dari surah Al-Anfal. 23 Allah
menyebut ada 5 sifat di dalam ayat tersebut. Berikut adalah sifat-
sifatnya.

‫ت َعلَْي ِه ْم اٰ ٰيتُهٗ َز َاد ْت ُه ْم اِمْيَانًا‬ ِ ِ ِ ٰ ِ ِ ِ ِ


ْ َ‫امَّنَا الْ ُمْؤ مُن ْو َن الَّذيْ َن اذَا ذُكَر اللّهُ َوجل‬
ْ َ‫ت ُقلُ ْوبُ ُه ْم َواذَا تُلي‬
ِ
َ‫َّو َع ٰلى َرهِّبِ ْم َيَت َو َّكلُ ْو ۙن‬
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika
disebut nama Allah, gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-
Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada
Tuhannya mereka bertawakal (Q,S Al-Anfal : 2)24

َ‫ٰه ْم يُْن ِف ُق ْو ۗن‬ ‫الَّ ِذين ي ِقيمو َن َّ مِم‬


ُ ‫الص ٰلو َة َو َّا َر َز ْقن‬ ُْْ ُ َْ
(yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada
mereka. (Q,S Al-Anfal : 3)25

a) Memiliki Rasa Takut di Dalam Hatinya


“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka”
(QS. Al-Anfal: 2)26

Hanya orang yang beriman jika disebutkan nama Allah,


muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa takutnya sebagai bentuk
23
Rosihon Anwar, Tafsir Ringkas Al-Qur’an Karim, ( Jakarta : Lajnah Pentashian Mushaf Al-
Qur’an, 2015 )Hlm. 476
24
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 2
25
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 3
26
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 2
12

mengagungkan Allah. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang


berkeinginan melakukan maksiat, kemudian ia teringat Allah
atau ada yang mengingatkannya dengan mengatakan,
“bertakwalah anda kepada Allah”, maka dia adalah seorang
yang mukmin. Rasa takut tersebut adalah ciri-ciri orang yang
beriman. Pada saat itu timbul dalam jiwanya perasaan penuh
haru mengingat besarnya nikmat dan karunia-Nya. Mereka
merasa takut apabila mereka tidak memenuhi tugas kewajiban
sebagai hamba Allah, dan merasa berdosa apabila melanggar
larangan-larangan-Nya.27 Bergetarnya hati sebagai
perumpamaan dari perasaan takut, adalah sikap mental yang
besifat abstrak, yang hanya dapat dirasakan oleh yang
bersangkutan dan hanya Allah sendiri yang mengetahuinya.
Sedang orang lain dapat mengetahui dengan memperhatikan
tanda-tanda lahiriah dari orang yang merasakannya, yang
terlukis dalam perkataan atau gerak-gerik perbuatannya.

b) Adanya Tambahan Iman ketika Ayat Quran Dibacakan

“dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah


iman mereka (karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2)28

Hal ini terjadi karena ayat-ayat itu mengandung dalil-dalil yang


kuat, yang mempengaruhi jiwanya sedemikian rupa, sehingga
mereka bertambah yakin dan mantap serta dapat memahami
kandungan isinya, sedang anggota badannya tergerak untuk
melaksanakannya. menjadi bukti keimanan seseorang  ketika
Al Qur’an dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, ia dapat
mengambil manfaat dengan bertambahnya rasa iman.
27
Rosihon Anwar, Tafsir Ringkas Al-Qur’an Karim, ( Jakarta : Lajnah Pentashian Mushaf Al-
Qur’an, 2015 )Hlm. 476
28
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 2
13

Sebagaimana RasulullahShallallahu ‘alaihi Wasallam pernah


memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al Qur’an,
lantas Ibnu Mas’ud bertanya, “Bagaimana aku membacakan Al
Qur’an sedang Al Qur’an diturunkan untukmu?”. Potongan
ayat ke-2 surah Al-Anfal di atas menjadi dalil bahwa rasa iman
bisa bertambah dan bisa berkurang. Karena akidah ahlusunnah
adalah iman itu bertambah dengan melakukan ketaatan dan
berkurang dengan melakukan maksiat. Dicontohkan dalam ayat
di atas adalah melakukan ketaatan dengan mendengarkan
bacaan al quran. Adapun kelompok murji’ah yang memiliki
penyimpangan dalam akidah ini, mengatakan bahwa rasa iman
tidak dapat bertambah maupun berkurang, dan ini adalah
akidah yang keliru.

Hal ini terjadi karena ayat-ayat itu mengandung dalil-


dalil yang kuat, yang mempengaruhi jiwanya sedemikian rupa,
sehingga mereka bertambah yakin dan mantap serta dapat
memahami kandungan isinya, sedang anggota badannya
tergerak untuk melaksanakannya. menjadi bukti keimanan
seseorang  ketika Al Qur’an dibaca baik oleh dirinya ataupun
orang lain, ia dapat mengambil manfaat dengan bertambahnya
rasa iman. Sebagaimana RasulullahShallallahu ‘alaihi
Wasallam pernah memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk
membacakan Al Qur’an, lantas Ibnu Mas’ud bertanya,
“Bagaimana aku membacakan Al Qur’an sedang Al Qur’an
diturunkan untukmu?”. Potongan ayat ke-2 surah Al-Anfal di
atas menjadi dalil bahwa rasa iman bisa bertambah dan bisa
berkurang. Karena akidah ahlusunnah adalah iman itu
bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan
melakukan maksiat. Dicontohkan dalam ayat di atas adalah
14

melakukan ketaatan dengan mendengarkan bacaan al quran.


Adapun kelompok murji’ah yang memiliki penyimpangan
dalam akidah ini, mengatakan bahwa rasa iman tidak dapat
bertambah maupun berkurang, dan ini adalah akidah yang
keliru.

c) Tawakkal Hanya kepada Allah

“dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal”


(QS. Al-Anfal: 2).29

Tawakal merupakan senjata terakhir seseorang dalam


mewujudkan serangkaian amal setelah berbagai sarana dan
syarat-syarat yang diperlukan itu dipersiapkan. Hal ini dapat
dipahami, karena pada hakikatnya segala macam aktifitas dan
perbuatan, hanya terwujud menurut hukum-hukum yang
berlaku yang tunduk dibawah kekuasaan Allah. Maka tidak
benar apabila seseorang itu berserah diri kepada selain Allah.
Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya
hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain. Akan tetapi
mereka juga melakukan sebab agar terwujudnya suatu hal, di
samping tetap bertawakkal kepada Allah. Karena mereka yakin
bahwa tidak akan terwujud suatu hal kecuali atas kehendak
Allah.30

29
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 2

30
Rosihon Anwar, Tafsir Ringkas Al-Qur’an Karim, ( Jakarta : Lajnah Pentashian Mushaf Al-
Qur’an, 2015 )Hlm. 476
15

d) Mendirikan Shalat

“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-


Anfal: 3).31

Banyak ayat yang menunjukkan shalat adalah bukti


keimanan seseorang, salah satu dalam ayat ini. Orang yang
beriman akan mendirikan shalat secara sempurna, syarat-syarat
dan rukun-rukunnya, serta tepat pada waktunya, sedang
jiwanya khusyu’ mengikuti gerak lahiriyah dan tunduk semata
kepada Allah, baik shalat yang hukumnya wajib maupun yang
dianjurkan.

e) Senang Berinfak

“dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan


kepada mereka” (QS. Al-Anfal: 3).32

Menginfakkan sebagian dari harta yang diberikan


kepadanya. Yang dimaksud dengan membelanjakan harta
dalam ayat ini ialah meliputi pengeluaran zakat, memberi
nafkah kepada keluarga dekat ataupun jauh, atau membantu
kegiatan sosial dan kepentingan agama, serta kemaslahatan
umat. Seorang dikatakan beriman ketika ia menginfakkan
hartanya di jalan Allah. Sebagaimana yang dilakukan oleh Abu
Bakar radhiyallahu ‘anhu, beliau menginfakkan seluruh
hartanya di jalan Allah. Namun ada catatan penting, ketika ada
yang memiliki kebutuhan mendesak, baik dari keluarga
maupun orang lain, maka tidak sepatutnya menginfakkan
seluruh hartanya.

31
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 3
32
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 3
16

Demikianlah 5 sifat orang beriman yang Allah sebut


dalam surah Al-Anfal ayat ke-2 dan ke-3.33 Kemudian di awal
ayat ke 4 Allah sebut mereka itulah orang yang memiliki iman
dengan sebenar benar iman. Allah mengatakan:

٤ ‫ت ِعْن َد َرهِّبِ ْم َو َم ْغ ِفَرةٌ َّو ِر ْز ٌق َك ِرمْي ۚ ٌم‬ ۗ ِ ۤ


َ ‫اُو ٰل ِٕى‬
ٌ ‫ك ُه ُم الْ ُمْؤ مُن ْو َن َح ًّقا هَلُ ْم َد َر ٰج‬
“Mereka itulah orang-orang yang benar-benar
beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi
Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.”
(Q.S Al-Anfal : 4)34

Allah menegaskan bahwa orang-orang yang menghiasi


dirinya dengan sifat-sifat tersebut adalah orang-orang mukmin
yang sejati. Ibnu Hazm menjelaskan bahwa sifat-sifat ini
adalah sifat-sifat yang dapat diketahui orang lain dari dirinya,
maka apabila seseorang mengetahui bahwa dirinya telah
beriman kepada Allah, kepada Rasul-Nya Muhammad saw dan
meyakini bahwa apa yang dibawa Nabi itu benar, sedang orang
itu mengikrarkan semua pengakuannya itu dengan lisan, maka
ia wajib  mengatakan bahwa ia telah menjadi orang mukmin
yang benar. Di akhir ayat Allah menjelaskan imbalan yang
akan diterima oleh orang-orang mukmin yang benar-benar
beriman dan menghiasi dirinya dengan sifat-sifat yang telah
disebutkan, yaitu mereka akan memperoleh derajat yang tinggi
dan kedudukan yang mulia di sisi Allah, karena kuasa Allah
semata.

G. Kerangka Teori

MANAJEMEN
33
Rosihon Anwar, STRATEGI
Tafsir Ringkas Al-Qur’an Karim, ( Jakarta : Lajnah Pentashian Mushaf Al-
Qur’an, 2015 )Hlm. 476
34
Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro, 2010)
Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 4
17

PENGETAHUAN
KEAGAMAAN

 AMAR MA’RUF NAHI


MUNGKAR
 DAPAT
MEMBEDAKAN
YANG HAK DAN
YANG BATHIL

BERIMAN

H. Hipotesis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian atau
pendekatan kualitatif, dengan cara terjun langsung ke lapangan dan
18

melihat langsung yang terjadi pada anggota HIMBA Komisariat UIN


Raden Fatah Palembang. Penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriftif dianggap relevan untuk menganalisis permasalahan terkait
Strategi Manajemen Himpunan Mahasiswa Banyuasin Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Keagamaan.

2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini berpusat pada anggota himpunan
mahasiswa banyuasin (HIMBA) komisariat UIN raden fatah
Palembang.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data penelitian kualitatif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriftif kualitatif. Sumber
data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
disebut data utama dan Data sekunder di sebut data pendukung.
b. Sumber Data
1) Data Primer
Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer
antara lain observasi, wawancara dan diskusi.
2) Data Sekunder
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan teknik mempelajari melakukan wawancara
terhadap orang-orang yang sudah ditentukan untuk
melengkapi data. Kemudian profil sejarah himba yang
ada di Proposal Harla himba.
4. Teknik Pengumpulan Data
19

Tujuan utama dari penelitin adalah mendapatkan data oleh karena


itu Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan. Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini :
a. Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 2
November 2022 pukul 14.30 WIB. Peneliti meneliti bagaimana
kegiatan keagamaan yang dilakukan di sekret organisasi
Himpunan Mahasiswa Banyuasin. Dengan menggunakan
observasi partisipan yakni pengamatan pelaksanaan shalat ashar
terhadap objek penelitian dengan melibatkan diri secara langsung
terhadap kegiatan yang diteliti. Kemudian partisipasi terhadap
keluarga kader yang keluarganya mengalami musibah dengan
menginfakkan sebagian rezeki kepada kader yang membutuhkan.
b. Wawancara
Dalam teknik ini, peneliti melakukan wawancara langsung
terhadap narasumber, yaitu ketua umum pengurus pusat himpunan
mahasiswa banyuasin kakanda Deri Anggara, sekretaris jendral
pengurus pusat kakanda ROhmat Agus P dan pengurus pusat
lainnya, wawancara dilakukan dengan cara sistematis dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait strategi dalam
meningkatkan pemahaman keagamaan anggota pada tanggal 15
November 2022 pukul 13.00 WIB sampai selesai.

c. Dokumentasi
Proses dokumentasi berupa poto-poto yang akan langsung
peneliti kumpulkan pada saat melakukan penelitian di Organisasi
20

Himpunan Mahasiswa Banyuasin Komisariat UIN Raden Fatah


Palembang.
5. Lokasi Penelitian
Lorong Cengkeh, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota
Palembang, Sumatera Selatan.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil observasi wawancara, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang
lain.35 Nasution dalam buku Sugiyono menyatakan bahwa analisis data
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian.36 Analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu untuk
menyederhanakan bahasa yang didapatkan dilapangan dan juga untuk
memudahkan semua pembaca. Adapun langkahlangkah untuk
menyederhanakan bahasa diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting. Reduksi data adalah suatu bentuk
analisis yang menajamkan, menggolongan, mengarahkan,
membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasi data

35
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. IX, hal 329.
36
Sugiono, Metode Peneltian Kuantitatif Dan Kualitatif, (Bandung: CV
Alfabeta, 2013), hal 236
21

dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat


ditarik dan diverifikasi.37
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan kegiatan terpenting yang kedua
dalam penelitian kualitatif. Penyajian data yaitu sebagai
sekumpulan informasi yang tersusun member kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.79
Penyajian data yang sering digunakan untuk data kualitatif
pada masa yang lalu adalah dalam bentuk teks naratif dalam
puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan halaman. Akan tetapi,
teks naratif dalam jumlah yang besar melebihi beban
kemampuan manusia dalam memproses informasi. Penyajian
data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.38
c. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan. Ketika
kegiatan pengumpullan data dilakukan, seorang penganalisis
kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat
keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan
yang mula-mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih
terperinci. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari sutu
kegiatan konfigurasi yang utuh.39

I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini, maka peneliti
memaparkan beberapa hal yang akan dibahas terdiri dari lima bab, yaitu :
37
Miles Matthew B, A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UIP Prees,
2007), hal 16
38
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hal 340
39
Miles Matthew B dan A. Michael Huberman Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UIP Prees,
2007), hal 18
22

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tujuan Pustaka, Kerangka Teori, Landasan
Teori, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI


Bab ini mengkaji teori yan digunakan dalam penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan hipotesis dan menjelaskan fenomena hasil
penelitian sebelumnya, hipotesis yang ada dapat dikembangkan.

BAB III : METODE PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian dan
kondisi lapangan berupa sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi,
tuas dan fungsi, serta gambaran umum lainnya yang berkaitan dengan lokasi
penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian dan
pembahasan

BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang menunjukkan keberhasilan tujuan
dari penelitian. Kesimpulan yang menunjukan hipotesis mana yang didukung
dan hipotesis mana yang tidak didukung oleh data dan saran-saran yang berisi
keterbatasan dari peneliti yang sudah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI, (Bandung: CV> Diponegoro,


2010)
23

Angger, Roni, Pengantar Manajemen Teori dan Aplikasi, (Malang: AE Publishing,


2020).

Anwar, Rosihon. Tafsir Ringkas Al-Qur’an Karim, (Jakarta : Lajnah Pentashian


Mushaf Al-Qur’an, 2015)

Asy-Syanqithi, Syaikh. Tafsir Adhwa’ul Bayan. Jakarta: Pustaka Azzam. 2007.

Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia Group, Cet ke-4, 2015).

Bambang, Wahyudi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung:Sulita, 1995)

Emi Yusnita, Skripsi Manajemen Strategi Dalam Pembinaan Santri Di Pondok


Pesantren Daarul Ikrom Pesawaran Tahun 2022, (Lampung : Universitas
Raden Intan Lampung : 2022).

Ilham,Sarung. Skripsi Proses Pengkaderisasian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


Dalam Meningkatkan Pengetahuan Keagamaan Anggota Tahun 2019 ( Banda
Aceh , Universitas Islam Negri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh 2019).

Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam : Studi Kritis dan Refleksi Historis,
(Jogjakarta: Titian Ilahi Press: 1997).

Junaidi, Skripsi Manajemen Pengkaderan Organisasi Kepemudaan : Studi Terhadap


Strategi Kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang Tahun2010-2012 Dalam
Meningkatkan Aktifitas Mahasiswa 2014,(Semarang : Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang, 2014).

Kadasasmita, D. Manajemen Strategi Konsep dan Aplikasi. ( Bandung: Lembaga


Administrasi Negara RI Pusat Kajian dan Diklat Aparatur, 2005).

Lutfi, Baharudin, Manajemen Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar


Siswa Di SMA N Kaligondang 2019, (Purwokerto : Institut Agama Islam
Negeri Purwokerto :2019).

Matdawam, M.Noor, Pembinaan dan Pemantapan Dasar Agama (Aqidah Islamiyah),


Cetakan II, Bina Karier, Yogyakarta, 1989.

Mattew B, Miles dan A. Michael Huberman Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UIP
Prees, 2007).

Pujiasri, Eny, dkk, Administrasi Umum, ( Jakarta: PT Gramedia Widiasarana


Indonesia, 2018).

Rohidin, Pendidikan Agama Islam, Cetakan I, FH UII Press, Yogyakarta, 2018.


24

Sadarnis, Skripsi Peran Organisasi Kerohanian Islam Dalam Membentuk Perilaku


Keagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar 2019, (Banda
Aceh : Universitas Islam Negri AR-Raniry Darussalam Banda Aceh 2019).

Sarwat, Ahmad, Seri Fiqih Kehidupan, Cetakan I, DU Publishing, Jakarta


Selatan,2011.

Silalahi,Ulber . Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009).

Sugiono, Metode Peneltian Kuantitatif Dan Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta,


2013).

Sulaiman, Rusyid, Pengantar Metodelogi Studi Sejarah Peradaban Islam, Cetakan


1,Rajawali Press, Jakarta, 2014.

Supriatna, Eman, Jurnal Islam dan Ilmu Pengetahuan, (Banten, STKIP Mutiara
Banten, 2019).

Zakiyah, Daradjat, Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang. 2005.

Zaprulkhan. Membangun Relasi Agama Dan ilmu Pengetahuan, Jurnal KALAM, Vol
7 Nomer 2, 2013.

Anda mungkin juga menyukai