Oleh :
Muh.feriyanto : 20511012
BAB I
PENDAHULUAN
1
manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai pembudayaan dan peningkatan kualitasnya,
sekalipun dalam kelompok masyarakat primitif. Hanya sistem dan metodenya yang berbeda-beda
sesuai taraf hidup dan budaya masyarakat masing-masing. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan
dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik
agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan agama Islam
itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun
diakhirat kelak.1
Islam sebagai agama wahyu menuntut umat manusia yang berakal sehat walafiat untuk berusaha
keras mendapatkan kesejahteraan hidup didunia dan diakhirat sesuai dengan petunjuk wahyu
Tuhan. Pendidikan bertujuan untuk membina manusia yang memiliki pengetahuan serta sikap
keterampilan, yang terpenting dari segalanya ialah membekali anak didik agar dapat mengontrol
dirinya sendiri, melalui pendidikan akhlak dan pencerdasan keilmuan. Inilah pendidikan yang
وْ ا ِم ْن ُك ۙ ْمAُع هّٰللا ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنA هّٰللاAحُوْ ا ي ْفسAحُوْ ا فى ْالم ٰجلس فَا ْفسAل لَ ُكم تَفَ َّسAْوا ا َذا قيAْٓ ُٰيٓاَيُّها الَّذ ْينَ ٰامن
ِ َ ُزوْ ا يَرْ فA ُزوْ ا فَا ْن ُشA َل ا ْن ُشAْح ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِي ِ َ َ َ ِ ِ َ ِ ْ َ ِ ِ َ ِ َ
1
Zakiyah Darajat dkk, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara), Hlm. 86.
2
3
Dengan merujuk kepada tingginya peran agama bagi aura kehidupan hingga arah dan fungsi
pendidikan rakyat Indonesia, maka pendidikan agama, khususnya Pendidikan Agama Islam di sekolah
menempati posisi yang paling strategis, mengingat para siswa sekolah umum secara kuantitas
jumlahnya demikian besar dan dengan identitas peserta didik mayoritas beragama Islam. melalui
pendidikan agama, fungsi pendidikan sebagai sarana transformasi pengetahuan mengenai aspek
keagamaan dapat terpenuhi (dalam ranah kognitif) dan pendidikan agama yang berfungsi sebagai
sarana transformasi norma serta nilai moral yang bisa membentuk sikap (dalam ranah afektif) yang
berperan dalam mengendalikan perilaku (dalam ranah psikomotorik) sehingga berwujud kepribadian
manusia Indonesia seutuhnya.3
Sesuai dengan Undang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, memuat
Tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut: Pendidikan Nasional bertujuan berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Perwujudan akhlak mulia terhadap peserta didik bukanlah pekerjaan ringan.
Maka dari itu, sistem pendidikan perlu diperhatikan secara intensif dan harus dikerjakan oleh ahlinya
yang penuh amanat (bertanggung jawab). Apabila akhlak mulia teraplikasi dalam keseharian manusia,
maka seluruh aspek kehidupannya akan baik dan terhindar dari segala musibah dan malapetaka.
Namun betapapun idealnya tujuan pendidikan agama Islam tersebut diatas, kenyataan yang terjadi di
masyarakat Indonesia tidak terkecuali di Kabupaten Grobogan selama ini belum mampu
memperlihatkan hasil yang memuaskan dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Hal ini dapat
diindikasikan dengan tindak kriminal, perilaku kekerasan, penyalahgunaan narkoba, dan perilaku
abnormal serta perilaku kekerasan lainnya di lingkungan generasi muda, di lingkungan sekolah atau
diluar sekolah yang dilakukan oleh kebanyakan dari kalangan pelajar. Dengan demikian, tugas guru
pendidikan agama Islam disekolah adalah mendidik peserta didiknya melalui pendidikan agama Islam
yang dapat membina akhlak peserta didik dan memperaktekkannya
4
2
Ahmad. Mustafa, al-Maraghi. 1993, Terjermah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Karya Toha Putra Semarang), Hlm. 187. 3 Imam, Tholkhah. 2009, Mereka
Bicara Pendidikan Islam (Sebuah Bunga Rampai), (Jakarta: Raja Grafindo Persada),Hlm. 111.
dalam kehidupan sehari-hari.4 Papar Bapak AMRULLAH selaku guru PAI di PONDOK
PESANTREN DDI ENTROP JAYAPURA, waktu di wawancarai penulis. Berdasarkan uraian latar
belakang di atas, maka penulis tertarik dengan penilitian yang berjudul “Strategi Pembelajaran Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Akhlakul Karimah Peserta Didik Di PONDOK
PESANTREN DDI ENTROP JAYAPURA Tahun 2022”
B. Fokus Penilitian
Dalam penelitian ini, peneliti perlu membatasi fokus penelitian dan deskripsi fokus untuk menjaga
agar penelitian ini tetap terarah. Adapun fokus penelitian dan deskripsi fokus tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Strategi pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan akhlakul karimah peserta
didik di PONDOK PESANTREN DDI ENTROP JAYAPURA.
2. Dampak strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap akhlakul karimah peserta didik di
PONDOK PESANTREN DDI ENTROP JAYAPURA.
Alasan melakukan penelitian ini
Alasan calon peneliti melakukan penelitian ini adalah penelitian ini belim pernah diteliti oleh penbeliti
sebelumnya sehingga calon peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian ini karena masalah
penelitian ini sangat penting untuk dilakukan dalam perkembangan ilmu penegtahuan selanjutnya.
Selanjutnya alasan kedua, penelitian ini lakukan untuk sebagai laporan kepada pihak-pihak yang
terkait, agar supaya dapat mengambil suatu keputusan atau kebijakan di dalam mengatasi
permasalahan yang muncul kaitannya dengan peranan guru Pendidikan agama Islam dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran agama Islam.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut di atas, penulis menarik beberapa permasalahan yang akan dijadikan inti
pembahasan sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pembelajaran PAI dan gambaran akhlak peserta didik di PONDOK
PESANTREN DDI ENTROP JAYAPURA?
2. Bagaimana dampak strategi pembelajaran guru PAI dalam meningkatkan akhlak peserta didik di
PONDOK PESANTREN DDI ENTROP JAYAPURA?
D. Tujuan dan Manfaat Penilitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui strategi pembelajaran PAI dan Mendeskripsikan akhlak peserta didik di PONDOK
PESANTREN DDI ENTROP JAYAPURA.
b. Menganalisis dampak strategi pembelajaran guru PAI dalam meningkatkan akhlak peserta didik di
PONDOK PESANTREN DDI ENTROP JAYAPURA.
2. Kegunaan Penilitian
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Pembelajaran
Pengertian Strategi Pembelajaran PAI adalah taktik yang digunakan guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat mempengaruhi peserta didik untuk
mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sedangkan pembelajaran merupakan
suatu proses membelajarkan peserta didik agar dapat mempelajari sesuatu yang relevan dan
bermakna bagi diri mereka, disamping itu, juga untuk mengembangkan pengalaman belajar
dimana peserta didik dapat secara aktif menciptakan apa yang sudah diketahuinya dengan
pengalaman yang diperoleh. Kegiatan ini akan mengakibatkan peserta didik mempelajari
sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien. 5
5
Muhaimin dkk. 1996, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media,), Hlm. 157. 6Wina, Sanjaya. 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana,), Hm. 126. 7
Wina, Sanjaya. 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana), Hlm.186. 8 Hadi, Supeno. 1995, Potret Guru, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan), Hlm. 26.
B.Akhlakul karimah
1.Pengertian Akhlakul Karimah
7
Akhlakul Karimah adalah Akhlak yang baik dan terpuji yaitu suatu aturan atau norma
yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan tuhan dan alam semesta.
Akhlak mahmudah (akhlak terpuji) atau disebut pula dengan akhlak al karimah
(akhlak yang mulia).8 i
Dalam hal ini, Menurut Abdurrahman an-Nahlawi sifat-sifat guru PAI antara lain sebagai berikut:
1. Guru hendaknya robbani dalam segala tujuan, tingkah laku dan pola pikirnya.
Maksudnya, dalam mendidik guru harus memiliki dali sebagai pedoman terhadap materi yang
bersangkutan. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT. dalam surat Ali Imran/3:79, yaitu:
Artinya: “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, Hikmah
dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-
penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi
orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu tetap
mempelajarinya.”11
2. Guru hendaknya ikhlas dalam pekerjaannya.
3. Guru hendaknya mempunyai sifat sabar dalam mendidik.
4. Guru hendaknya bersifat jujur dalam menyampaikan apa yang diserukan kepada anak didik.
5. Guru hendaknya selalu membekali diri dengan berbagai macam ilmu dan terus menerus
mengadakan pengkajian.dll.
9
Zainuddin, dkk. 1991, Seluk Beluk Pendidikan al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara), Hlm. 50. 10
Chabib,
Thoha. 1996, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), Hlm. 11. 11
Ibid.,
Hlm.12.
8
Jadi, kepribadian guru agama merupakan faktor terpenting dalam melaksanakan kepribadian,
bahkan kepribadian yang dimiliki oleh guru agama itu menentukan segala langkah dan
perbuatannya. Selain itu, kepribadian juga memiliki tiga aspek, yaitu: aspek jasmaniah, aspek
kejiwaan dan aspek kerohanian.
Artinya: “Dari Abu Hurairah ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW Apabila suatu perkara
diserahkan kepada yang tidak ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”. (HR. Bukhari)
2. Tugas Bidang Kemanusiaan
Dalam hal ini guru dalam sekolah dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus
mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya. Pelajaran apapun yang
diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar.
3. Tugas Bidang Kemasyarakatan
12
Wawancara kepada Bpk. Shodikin. S. Ag. Selasa, 22 Mei 2018. Jam 16.00
13
Moh. Uzer, Utsman. 1992, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya),Hlm. 6-7
9
seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban
Pancasila. Tugas guru agama tidak hanya memberikan pembinaan pribadi anak supaya menjadi taat
padaa gama sesuai dengan ajaran Islam yang telah diterima. Adapun yang dijadikan suri tauladan
dalam pembinaan pribadi anak adalah Nabi SAW. sebagaimana Firman Allah SWT. dalam surat
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.”
Prof. Dr. Ahmad Amin mengemukakan pendapat bahwa Akhlak adalah ilmu untuk
menetapkan segala perbuatan manusia yang baik atau yang buruk, yang benar atau yang salah,
yang hak atau yang batil.15
Perbuatan yang lahir dari akhlakul karimah siswa pada dasarnya mempunyai tujuan
langsung yang dekat, yaitu harga diri, dan tujuan jauh adalah ridha Allah melalui amal shaleh dan
jaminan kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud tujuan tersebut adalah agar manusia berada dalam
kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT.
Inilah yang menghantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Akhlak mulia
merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam ini. Akhlak seseorang akan dianggap
mulia jika perbuatannya mencerminkan niai-nilai yang tekandung dalam Al-Qur’an. 16
14
Asmaran. 2002, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), Hlm. 5 15
Ahmad,
dalam pembinaan akhlak al-karimah siswa di sman marga baru kabupaten musi rawas”
10
tingkah laku. Oleh karena itu, meskipun secara teoritis hal itu terjadi tetapi
dipandang dari sudut ajaran Islam itu termasuk iman yang rendah. Adapun bentuk-bentuk
akhlak terbagi 2 macam, yaitu akhlak mahmudah (akhlakul karimah) dan akhlak
mazmumah.
1. Akhlak Mahmudah
memengaruhi perbuatannya sehingga menjadi perilaku utama, benar, cinta kebajikan, suka
berbuat baik, sehingga menjadi watak pribadinya dan mudah baginya melakukan sebuah
perbuatan itu tanpa ada paksaan. Adapun diantara bentuk-bentuk akhlak mahmudah antara
lain:
3) Zikrullah.
8) Tawadhu
’ 9) Pemaaf.
11
berbuat syirik terhadap-Nya. Tak heran bila sebagian ulama menyimpulkan bahwa
keimanan seseorang tidak akan berarti selama dia tidak berbakti kepada kedua
orang tuanya dan tidak ada bakti kepada keduanya selama dia tidak beriman kepada
Allah.
2) menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna, dan flora
2. Akhlak Mazmumah
d. Takabbur
e. Sombong
karimah peserta didik tidak terlepas dari landasan teologis yakni alQur’an dan al-
Hadis. Selain itu, juga didasarkan pada landasan yuridis yakni Undang-Undang RI
Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, peraturan pemerintah
12
antara sesama guru atau antara guru dan pimpinannya dan/atau peserta didik
dengan guru dan pimpinannya untuk saling berdiskusi, asah dan asuh, tukar-
sekolah, professional guru dan antar kualitas layanan terhadap peserta didik.
Dengan perkataan lain, perbincangan antara guru dan antar peserta didik, juga
antara guru dengan peserta didik lebih banyak berorientasi pada pengembangan
melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga hubungan tersebut perlu
didudukan secara professional dengan dilandasi oleh kode etik tertentu untuk
17
Achmad , Asrori. 2014, Pembentukan akhlaqul karimah berbasis pemaduan sekolah dan
pesantren, ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman, Volume 14, Nomor 2, Desember 2014.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati. dapat dikatakan bahwa penelitian ini bersifat deskriptif
objektif dan mendetail untuk mendapatkan hasil yang akurat. Secara teoritis,
informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa
menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan, sehingga hanya merupakan
Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu :
macam, yaitu :
1. Data primer Dalam penelitian lapangan sumber data primer merupakan data utama yang diambil
14
2. Data sekunder Sumber data sekunder merupakan data yang tidak langsung diambil dari para
informan akan tetapi melalui dokumen Sumber data sekunder dalam hal ini adalah data yang berupa
dokumentasi penting adalah majalah sekolah dan dokumen-dokumen sekolah lainnya yng menunjang
pendidikan sekolah.
Berdasakan pada petunjuk tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan memilih dan menentukan
sumber data sebagai kunci informan yang dianggap paling mengetahui permaslahan. Kemudian
peneliti menfokuskan pada strategi pembelajaran guru pendidikan agama Islam, akhlak peserta didik
di sekolah dan dampak dari strategi pembelajaran terhadap akhlak peserta didik.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
data yang digunakan oleh peneliti, karena dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara
peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar, peneliti ikut melakukan yng dilakukan oleh
2. Teknik Wawancara
Yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode wawancara mendalam.
Wawancara mendalam adalh proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang
pewawancara dengan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
15
3. Teknik Dokumentasi
Peneliti memakai teknik pengumpulan data dengan dokumentasi karena hasil penelitian dari
observasi dan wawancara, akan lebih kredibel/ dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah
Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yakni penyusunan data untuk
kemudian dijelaskan dan dianalisi serta dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.
Analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk menemukan dan mendeskriptifkan tntang strategi
pembelajaran guru pendidikan agama Islam terhadap peningkatan akhlakul karimah peserta
yang ada. Kemudian proses pengolahan data mengikuti teori Miles dan Huberman,
sebagaimana dikutip oleh Sugiyono, bahwa proses pengolahan data melalui tiga tahap, yaitu
reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data, yaitu penulis merangkum dan memilih beberapa data yang penting yang
berkaitan dengan judul proposal ini. Kemudian data yang telah direduksi kemudian disajikan
dalam bentuk teks yang bersifat naratif dalam laporan penelitian. Dengan begitu, gambaran
penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori
dan sejenisnya. Selanjutnya penyajian data, yaitu data yang sudah diorganisir secara
keseluruhan. Data yang sifatnya kualitatif seperti jumlah guru, peserta didik, sarana dan
prasarana.
yaitu penulis membuktikan kebenaran data yang dapat diukur melalui informan yang
16
memahami masalah yang diajukan secara mendalam dengan tujuan menghindari adanya
dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pengecekan keabsahan data
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang ada untuk kepentingan keabsahan
data atau bahan perbandingan data yang ada. Triangulasi dilakukan dan digunakan untuk
mengecek keabsahan data yang terdiri dari Empat uji. Adapun penjelasannya, penulis akan
1. Uji Kredibilitas
menyatakan bahwa uji kredibilitas ini memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pertama
penemuan kita dapat dicapai, dan fungsi yang kedua untuk mempertunjukkan
penelitian kualitatif. Uji ini dapat menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
apabila penelitian ini telah disepakati oleh orang banyak. Prastowo (2012: 275)
DAFTAR PUSTAKA
Darajat, Zakiyah, dkk. 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara. al-Maraghi, Ahmad.
Mustafa,. 1993, Terjermah Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Karya Toha Putra Semarang. Tholkhah,
Imam. 2009, Mereka Bicara Pendidikan Islam (Sebuah Bunga Rampai), Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Muhaimin, dkk. 1996, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Citra Media. Sanjaya, Wina.
2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana. Sanjaya,
Wina. 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana Supeno, Hadi. 1995,
Potret Guru, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Zainuddin, dkk. 1991, Seluk Beluk Pendidikan al-
Ghazali, Jakarta: Bumi Aksara Thoha, Chabib. 1996, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Utsman, Moh. Uzer. 1992, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Asmaran. 2002, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada Amin, Ahmad. 1991, Ilmu
Akhlak Terjemahan, Jakarta: Bulan Bintang. Arikunto, Suharsimi. 2007, Manajemen Penelitian,
Jakarta: Rineka Cipta. M. Arifin. 2000, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara. Farhan, 2016
“Strategi guru pai dalam pembinaan akhlak al-karimah siswa di SMAN marga baru Kabupaten Musi
Rawas” An-Nizom. Vol. 2, No. 2, Agustus 2017. Asrori, Achmad. 2014, Pembentukan akhlaqul
karimah berbasis pemaduan sekolah dan pesantren, ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman, Volume 14,
Nomor 2, Desember 2014.