Anda di halaman 1dari 18

MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN PAI SMA

Makalah Dipersembahkan Pada Mata Kuliah Pembelajaran PAI SMA


Dosen Pengampu: Sa’diyah, M.A

Disusun oleh:

NIDA NADHIFATUL JANNAH

(2019510126)

KHOLIS AQILA

(2019510095)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020 M / 1442 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang selalu menberikan segala
kenikmatan kepada setiap hamba-Nya, Yang berkehendak atas segala sesuatu, Maha
Pembolak-Balik Hati, Maha Memberi, Maha Penguasa dan Maha dari Segala Maha.

Sholawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Nabi besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW, beliau adalah panutan yang baik bagi seluruh umatnya.

Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah salah satu tugas dari mata kuliah
Pembelajaran PAI SMA, yang berjudul “Macam-macam Metode Pembelajaran PAI SMA”.
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, pemakalah memohon maaf atas segala kekurangan dan
kekeliruan dari makalah ini. Dan pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Dari pemakalah berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk
kita semua. Aamiin...

Tangerang Selatan, Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka
internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan,
yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman,
dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada
akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan
kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT
dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi
pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun
sosial.
Mengingat betapa urgennya pendidikan agama bagi umatnya, maka peran guru yang
profesional sebagai ujung tombak di dunia pendidikan sangat diharapkan untuk dapat
mentransfer ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan agama kepada peserta didiknya dengan
berbagai metode.
Metode pembelajaran atau strategi mengajar adalah suatu cara menyampaikan pesan yang
terkandung dalam kurikulum. Metode harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Metode pembelajaran ini, menjawab pertanyaan “how” yaitu bagaimana menyampaikan
materi atau isi kurikulum kepada siswa secara efektif. Oleh karenanya, walaupun metode
pembelajaran adalah komponen yang kecil dari perencanaan pengajaran (instructional plan),
tetapi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam proses belajar itu sendiri.Dalam
pembelajaran juga diguanakan model-model pembelajaran yang yang bermacam dan akan
dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam?
2. Apa pengertian dari metode pembelajaran?
3. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran PAI?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Pendidikan Agama Islam.
2. Untuk mengetahui pengertian metode pembelajaran.
3. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan pada mata pelajaran PAI.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang bisa digunakan dalam pengertian
pendidikan, yaitu ta’lim (mengajar), ta’dib (mendidik), dan tarbiyah (mendidik). Namun
menurut al-Attas (1980) dalam Hasan Langgulung, bahwa kata ta’dib yang lebih tepat
digunakan dalam pendidikan agama Islam, karena tidak terlalu sempit sekedar mengajar
saja, dan tidak terlalu luas, sebagaimana kata terbiyah juga digunakan untuk hewan dan
tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara. Dalam perkembangan selanjutnya,
bidang speliasisai dalam ilmu pengetahuan, kata adab dipakai untuk kesusastraan, dan
tarbiyah digunakan dalam pendidikan Islam hingga populer sampai sekarang. Dengan
demikian, Pendidikan Agama Islam di sekolah diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam.

Nazarudin Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran PAI, yaitu sebagai berikut:

 Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
membimbing, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana dan
sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
 Peserta didik harus disiapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama
Islam.
 Pendidik atau Guru Agama Islam (GPAI) harus disiapkan untuk bisa
menjalankan tugasnnya, yakni merencanakan bimbingan, pangajaran dan
pelatihan.
 Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam.
Dalam konteks tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, Departemen
Pendidikan Nasional merumuskan sebagai berikut :

 Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan


pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang
terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
berdisiplin, bertoleran (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Lebih lanjut, menurut Arifin, ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan
pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode, yaitu : pertama,
membentuk peserta didik menjadi hamba Allah yang mengabdi kepadaNya semata.
Kedua, bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk Al-Qur’an dan Al-hadist.
Ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai dengan ajaran al-Qur’an yang
disebut pahala dan siksaan.

Berangkat dari beberapa penjelasan tersebut, dapat dikemukan bahwa Pendidikan


Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan membimbing, pengajaran
dan / atau latihan yang dilakukan guru pendidikan agama Islam secara berencana dan
sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa menumbuh kembangkan akidahnya melalui
pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT yang
pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia.

Agar hal di atas tercapai, maka guru pendidikan agama Islam dituntut mampu
mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, disinilah
pentingnya mempelajari metode pembelajaran pendidikan agama Islam.
B. Pengertian Metode Pembelajaran
Secara etimologi, metode dalam bahasa arab di kenal dengan istilah thariqah yang
berarti langkah-langkah strategi yang di persiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Bila dihubungkan dengan pekerjaan atau pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan
dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian
agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan
baik. Sedangkan secara terminologi, para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut:

1. Hasan Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang
harus di lalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Abd. Al-Rahman Ghunaimah, mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara
yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
3. Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang penting
tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat di simpulkan bahwa metode adalah
seperangkat cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai
kompetensi tertentu yang di rumuskan dalam silabi mata pelajaran.

Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan


untuk mencapai tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi ganda, yaitu bersifat
polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis, bilamana metode mengandung
kegunaan yang serba ganda (multypurpose), misalnya suatu metode tertentu pada suatu
situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk membangun atau memperbaiki sesuatu.
Kegunaannya dapat tergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk, dan
kemampuan metode  sebagai alat. sedangkan monopragmatis, bilamana metode
mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.

Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu proses
belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.
Oleh karena itu, metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi,
kondisi lingkungan (setting) dimana pengajaran berlangsung. Penggunaan atau pemilihan
suatu metode mengajar di sebabkan oleh adanya beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi, kondisi, kemampuan
pribadi guru, sarana dan prasarana.
Secara garis besar metode mengajar dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Metode mengajar konvensional, yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh
guru atau disebut metode tradisional
2. Metode mengajar inkonvesional, yaitu suatu teknik mengajar yang baru
berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti mengajar dengan
modul, pengajaran berprogram,machine unit, masih merupakan metode yang baru
dikembangkan dan diterapkan di sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan
media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya.
Dalam mengajar guru harus mengetahui tentang kriteria dalam menggunakan metode
mengajar sehingga ia akan lebih mudah dalam memilih metode. Pemilihan metode
mengajar ini disesuaikan dengan bahan pelajaran, situasi dan kondisi dan lainnya.
Seorang guru yang menggunakan metode mengajar secara bervariasi hendaknya dapat
mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih mudah
memahami pelejaran tersebut.

Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau


keberhasilan pengajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar, bila dengan
metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi serta memancing daya dan
gairah belajar murid-muridnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan metode yaitu :

1. Metode hanyalah salah satu jalan atau cara yang digunakan oleh guru dalam
mengajar dan bukan tujuan.
2. Tidak ada satu metode yang paling baik.
3. Metode yang sesuaipun belum menjamin hasil yang baik secara otomatis.
4. Suatu metode yang baik bagi seorang guru belum tentu baik bagi guru lain.
Dengan demikian metode pengajaran bersifat dinamis, agar dapat memilih dan
memakai metode yang tepat, harus selalu di adakan penelitian dan evaluasi secara terus
menerus.

Faktor-faktor yang mendasari pemilihan dan penggunaan metode yaitu :

1. Metode sesuai dengan tujuan pengajaran.


2. Metode sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang tercakup dalam pengajaran.
3. Metode menarik perhatian murid.
4. Sesuai dengan kecakapan guru.
Di samping itu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan
metode yaitu: tujuan intruksional, keadaan murid, situasi dan kondisi, fasilitas yang
tersedia dan kebaikan atau kelemahan suatu metode.

Metode berhubungan erat dengan tujuan pengajaran dan situasi pembelajaran, dalam
pemilihan metode harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :

 Metode dapat membangkitkan motifasi, Minat dan gairah belajar murid


 Metode menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid.
 Metode memberikan kesempatan bagi ekspresi yang kreatif bagi murid.
 Metode merangsang keinginan murid belajar lebih lanjut.
 Mendidik murid dalam teknik belajar sendiri.
 Menanamkan nilai-nilai dan sikap utama.

C. Macam-macam Metode Pembelajaran PAI


Dalam proses belajar mengajar, tentulah harus menggunakan berbagai metode yang
sesuai dengan kondisi yang ada, agar tercipta suatu lingkungan belajar (class orcestra)
yang efektif dan efisien, yang membuat peserta didik menjadi fun dan senang
melakukannya. Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran
agama islam, diantaranya:

1) Metode ceramah

Ceramah dari aspek bahasa adalah penuturan atau penerangan secara lisan
oleh guru pendidikan agama Islam terhadap peserta didiknya di dalam kelas. Alat
interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara”. Dalam ceramahnya
kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
materi pendidikan agama Islam yang diajarkan. Sementara kegiatan belajar
peserta didik yang paling utama adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat
pokok pokok penting yang dikemukakan oleh guru. Guru pun dalam hal ini bisa
saja mengabaikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, karena metode ceramah
bukanlah tanya jawab walau kadang muncul pertanyaan dari peserta didik, namun
bukan itu pelaksanaan yang sebenarnya.

Metode ceramah dari aspek istilah, menurut Armai Arif, adalah cara
menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada
peserta didik atau khalayak ramai. Pengertian ini meng arahkan bahwa metode
ceramah menekankan pada sebuah pemberian materi pembelajaran dengan cara
penuturan lisan. Lisan dijadikan sebagai alat utama dalam menggunakan metode
ceramah untuk mengajarkan sebuah materi pembelajaran PAI pada peserta didik.
Bila proses penyampaian itu yang diandalkan oleh guru adalah penuturan lisan,
maka guru PAI harus betul-betul memperhatikan kemampuan suara dan tekniknya
dalam penggunaan metode ceramah ini.

Metode ceramah tidaklah dapat dipergunakan untuk semua situasi


pembelajaran akan tetapi harus memperhatikan situasi tertentu. Metode ceramah
dapat dipergunakan dalam situasi:

 Kalau guru akan menyampaikan fakta atau pendapat dimana tidak


terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta yang dimaksud.
 Jika guru pendidikan agama Islam akan menyampaikan pengajaran
kepada sejumlah peserta didik yang besar (misalnya sekitar 75 orang
atau lebih).
 Kalau guru pendidikan agama Islam adalah pembicara yang
bersemangat sehingga dapat memberi motivasi kepada peserta didik
untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
 Jika guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah
diajarkan, sehingga memungkinkan peserta didik untuk melihat lebih
jelas hubungan antara pokok yang satu dengan lainnya.
 Kalau guru akan memperkenalkan pokok bahasan baru. Dalam sebuah
kelas, peserta didik telah sampai pada bagian tata bahasa yang
membicarakan tata kata.

Metode ceramah memiliki kelebihan yang memungkinkan dapat


dipergunakan oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengajarkan
materi pendidikan agama Islam di setiap kegiatan pembelajaran.
Mengetahui kelebihan metode ini menjadi langkah awal bagi seorang guru
pendidikan agama Islam dalam mempertimbangkan penggunaannya
sekaligus mempersiapkan bahan-bahan terkait. Ada beberapa kelebihan
metode ceramah dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu:
a) Guru pendidikan agama Islam menguasai arah pembicaraan seluruh
peserta didik di dalam kelas.
b) Organisasi kelas sederhana.
c) Guru mudah menggorganisasikan tempat duduk peserta didik/kelas.
d) Dapat diikuti oleh jumlah murid yang banyak/besar.
e) Lebih mudah mempersiapkan dan melakspeserta didikan kegiatan
metode ini.
f) Biaya lebih murah dan dapat sekaligus untuk murid yang banyak.

Di samping kelebihan terdapat pula kekurangan metode ceramah


dalam bidang studi pendidikan agama Islam. Terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan guru dalam penggunaan metode ceramah dalam
pengajaran pendidikan agama Islam. Hal yang harus diperhatikan ini
merupakan bagian terpenting untuk dihindari sekaligus sebagai kelemahan
dari metode ceramah. Terdapat beberapa kelemahan metode ceramah ini
dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu:

a) Guru pendidikan agama Islam tak dapat mengetahui sampai


dimana peserta didik telah mengerti pembicaraannya.
b) Kata-kata yang diucapkan guru, ditafsirkan lain oleh peserta
didik
c) Cenderung membuat peserta didik kurang kreatif, meateri yang
disampaikan hanya mengandalkan ingatan guru, kemungkinan
adanya materi pelajaran yang kurang sempurna diterima oleh
peserta didik, serta kesulitan dalam mengetahui sebarapa
banyak meteri yang telah dipahami oleh peserta didik, dan
pembelajaran cenderung verbalistik dan kurang merangsang.
2) Metode Drill

Metode drill dalam pembelajaran pendidikan agama Islam adalah “suatu cara
penyajian bahan pelajaran pendidikan agama Islam dengan jalan melatih peserta
didik secara berulang-ulang dan sungguhsungguh dalam bentuk lisan, tulisan,
maupun aktivitas fisik agar peserta didik memiliki ketangkasan atau keterampilan
yang tinggi dalam menguasai bahan pelajaran, memperkuat suatu asosiasi atau
menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen”.
Secara spesifik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari metode drill ini
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI), yaitu: Pertama, cara
penyajian bahan pelajaran pendidikan agama Islam dengan jalan melatih peserta
didik secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh. Hal yang pertama ini
menekankan adanya penyajian dengan latihan yang berulang-ulang dalam
mengajarkan materi pendidikan agama Islam pada peserta didik di dalam kelas.
Latihan yang dilakukan guru PAI dengan cara berulang-ulang ini menunjukkan
sebuah proses bahwa materi yang diajarkan dapat dipahami oleh peserta didik
dengan jalan latihan yang dilakukannya secara berulangulang. Kedua, dalam
bentuk lisan, tulisan, maupun aktivitas fisik. Latihan berulang-ulang tersebut di
atas yang dilakukan oleh guru dapat dilaksanakan dalam bentuk lisan, tulisan,
maupun aktivitas fisik. Latihan berulang-ulang dengan lisan dapat dilakukan oleh
guru PAI dengan mengeluarkan suaranya untuk mengucapkan sebuah kata atau
apapun itu di depan kelas, lalu peserta didik mengikutinya, hingga mereka dapat
memiliki pemahaman dan asosiasi terhadap materi yang diajarkan. Latihan
berulang dalam bentuk tulisan dapat berupa dengan menyuruh peserta didik
menuliskan materi pelajaran PAI baik di kertas maupun di papan tulis yang
memungkinkan semua peserta didik dapat mengetahuinya dengan jelas. Ketiga,
agar peserta didik memiliki ketangkasan atau keterampilan yang tinggi dalam
menguasai bahan pelajaran, memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan
suatu keterampilan supaya menjadi permanen. Hal ketiga ini merupakan tujuan
dari penggunaan metode drill tersebut di mana peserta didik memiliki
ketangkasan, keterampilan, dan memiliki asosiasi supaya dapat pengetahuan
tersebut menjadi dapat diketahui secara permanen oleh peserta didik.

Metode drill wajar digunakan untuk: Pertama, disaat mengajarkan kecakapan


motoris. Metode drill tidaklah secara serta merta dapat digunakan untuk semua
jenis dan karakter materi pembelajaran, akan tetapi dapat dipergunakan untuk
kecakapan motoris. Kecakapan motoris secara sederhana merupakan kemampuan
seorang peserta didik dalam hal menggunakan seluruh aspek tubuh yang
dimilikinya dalam mengolah sesuatu. Kecakapan motoris ini dapat dilihat berupa
kecakapan menggunakan alat-alat musik, olahraga, menari, pertukangan, menulis,
menggambar, permainan, membuat grafik, dan seluruh kegiatan yang
membutuhkan penggunaan fisik. Kedua, di saat mengajarkan kecakapan mental.
Kecakapan mental merupakan kemampuan yang signifikaan yang dimiliki oleh
sesorang berkaitan dengan aspek psikis. Kecakapan aspek ini secara material
kurang dapat dilihat dalam diri inidividu namun akan tampak pada saat melakukan
sesuatu. Kecakapan mental ini dapat dilhat misalnya menghafal, menjumlah,
mengalikan, membagi dan sebagainya.

Kelebihan metode drill adalah sebagai berikut:

a) Pengertian peserta didik lebih luas melalui latihan berulang-ulang.


b) peserta didik siap menggunakan keterampilannya karena sudah
dibiasakan.
c) peserta didik memperoleh kecakapan motoris.
d) peserta didik memperoleh kecakapan mental
e) dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
f) peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam
melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
g) dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang
berhasil dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang
berguna kelak dikemudian hari.

Terdapat beberapa kelemahan metode drill ini dalam proses pembelajaran


pendidikan agama Islam, yaitu:

a) peserta didik cenderung belajar secara mekanis.


b) dapat menyebabkan kebosanan.
c) dapat mematikan kreasi peserta didik.
d) menimbulkan verbalisme.
e) menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
3) Metode Cerita

Metode bercerita dalam pembelajaran PAI adalah cara penyajian materi


pembelajaran secara lisan dengan menceritakan peristiwa sejarah hidup manusia
di masa lampau yang menyangkut ketaatan untuk diteladani atau kemungkaran
untuk ditinggalkan yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadits menggunakan
alat peraga pendidikan untuk meningkatkan pemahaman dan pembinaan
kepribadian peserta didik.
Cerita mempunyai daya tarik yang dapat menyentuh perasaan anak. Sebab
cerita itu pula kenyataannya dapat merajut hati manusia dan dapat mempengaruhi
perasaan dan pula kehidupan mereka. Cerita tentang kisah-kisah yang
mengandung hikmah sangat efektif untuk menarik perhatian anak dan merangsang
otaknya agar bekerja dengan baik, bahkan metode ini dianggap baik dalam
merangsang pola pikir anak. Karena dengan mendengar cerita, pemikiran dan
emosional anak terangsang sehingga tertarik menyerap pesan yang disampaikan
tanpa dipaksakan. Cara seperti ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sejak
dahulu, “beliau sering bercerita tentang kisah-kisah kaum terdahulu kepada
sahabatnya dengan tujuan dapat mengambil hikmah dan pelajaran”.

Terdapat beberapaa situasi penggunaan metode bercerita dalam pembelajaran


PAI, yaitu:

 di saat mendidikan keteladanan


 di saat ingin menarik perhatian dan merangsang otak anak.
 di saat untuk menanamkan nilai akhlak dan emosional
 pada anak usia pra-sekolah.
 pada peserta didik yang memiliki kecerdasan verballinguistik.

Kelebihan metode cerita adalah sebagai berikut:

a) dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat peserta didik


b) mengarahkan emosi menyatu pada kesimpulamemikat
c) mempengaruhi emosi dan membekas dalam jiwa dan menarik
perhatian.

Terdapat beberapa kelemahan metode cerita ini dalam proses


pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu:

a) Pemahaman peserta didik menjadi sulit ketika cerita itu telah


terakumulasi oleh masalah lain
b) Bersifat monolog dan menjenuhkan peserta didik
c) Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang
dimaksud sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan
d) dan waktu banyak terbuang bila cerita kurang tepat.
4) Metode Diskusi
Metode diskusi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu
cara penguasaan bahan pelajaran melalui tukar menukar pendapat antar peserta
didik sesuai pengetahuan dan pengalaman didasarkan pada suasana demokratis
dan humanis dalam memecahkan suatu masalah di bawah bimbingan guru untuk
memperoleh keputusan bersama sesuai indikator pembelajaran yang telah
ditetapkan.

Terdapat beberapaa situasi penggunaan metode bercerita dalam pembelajaran


PAI, yaitu:

 saat guru PAI akan mengajarkan materi pembelajaran yang


mengandung persoalan yang memungkinkan untuk diberikan kajian
mendalam.
 materi yang berkaitan dengan persoalanpersoalan duniawi yang belum
ditentukan petunjuknya di dalam alQur’an dan Sunnah Rasul SAW.
 metode diskusi tepat digunakan apabila para peserta didik memiliki
kecakapan dan sifat percaya diri dalam proses pembelajaran terkait
dengan materi yang akan diajarkan.

Kelebihan metode diskusi adalah:

a) Dapat memperluas wawasan peserta didik


b) Merangsang kreativitas peserta didik dalam memunculkan ide
dalam memecahkan suatu masalah.
c) Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
d) Dapat menumbuhkan partisipasi peserta didik menjadi lebih aktif.
e) Merangsang peserta didik berfikir dan mengeluarkan pendapat
sendiri.

Sementera kelemahan metode diskusi tersebut adalah:

a) Kemungkin besar diskusi akan dikuasai oleh peserta didik yang


suka berbicara atau ingin menonjolkan diri
b) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
c) Peserta mendapat informasi yang terbatas. Metode diskusi yang
dipergunakan dalam pembelajaran PAI akan membuat
informasi hanya terbatas sesuai dengan tema diskusi.
d) Menyerap waktu yang cukup banyak
e) Tidak semua guru memahami cara peserta didik melakukan
diskusi.
5) Metode cooperative learning

Metode cooperative learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam


adalah cara menyajikan pembelajaran dengan belajar bersama berbentuk
kelompok kecil yang terstruktur di dalamnya peserta didik melakukan aktivitas
belajar saling membantu guna meningkatkan kemampuan kognitif, apektif, dan
psikomotorik dalam memahami materi pelajaran dan memecahkan masalah secara
kolektif untuk mencapai tujuan yang sama sesuai dengan indikator pembelajaran
yang telah ditetapkan.

Metode pembelajaran cooperative learning memiliki beberapa kelebihan yang


diperoleh baik oleh guru maupun peserta didik di dalam pelaksanaan
pembelajaran yaitu:

a) melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru dalam


pembelajaran.
b) membantu guru PAI dalam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dan mencarikan alternatif pemecahannya
c) penggunaan cooperative learning merupakan suatu metode yang efektif
untuk mengembangkan program pembelajaran terpadu.
d) dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
reflektif.
e) mampu mengembangkan kesadaran pada diri peserta didik terhadap
permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan
sekitarya.
f) metode cooperative learning mampu melatih peserta didik dalam
berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat, berani dikritik,
maupun menghargai pendapat orang lain.

Di samping kelebihan, metode cooperative learning juga memiliki


kelemahan yaitu:

a) kemungkinan akan terjadi ketidakstabilan peserta didik di kelas.


b) banyak peserta didik tidak senang apabila disuruh bekerja sama
dengan yang lain
c) perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya
karakteristik atau keunikan pribadi peserta didik karena harus
menyesuaikan diri dengan kelompok
d) banyak peserta didik takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata
atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh
pekerjaan tersebut.
6) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah “cara penyampaian bahan materi pembelajaran


pendidikan agama Islam melalui bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh
peserta didik baik berasal dari guru pendidikan agama Islam maupun dari peserta
didik itu sendiri untuk mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan
secara maksimal”.

Secara umum terdapat beberapa kelebihan dari metode ini, yaitu:

a) pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik,


sekalipun ketika itu peserta didik sedang rebut, yang mengantuk
kembali tegar dan hilang kantuknya.
b) merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya
pikir termasuk daya ingatan.
c) mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
d) pemberian banyak pertanyaan untuk tujuan membantu peserta didik
menemukan kebenaran.
e) tanya jawab dapat membantu guru untuk menganilisis perbedaan-
perbedaan kemampuan peserta didik di kelas.

Di samping kelebihan, terdapat pula kelemahan yang menyelimuti


penggunaan metode tanya jawab dalam proses pembelajaran pendidikan
agama Islam. Adapun kelemahan metode tanya jawab ini dalam proses
pembelajaran pendidikan agama Islam adalah:

a) mudah menyimpang dari pokok persoalan.


b) dapat menimbul kan beberapa masalah baru.
c) peserta didik terkadang merasa takut memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan kepadanya.
d) sukar membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir
pemahaman peserta didik.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan
membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan guru pendidikan agama
Islam secara berencana dan sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa menumbuh
kembangkan akidahnya melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan
ketakwaannya kepada Allah SWT yang pada akhirnya mewujudkan manusia
Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia.

Agar hal di atas tercapai, maka guru pendidikan agama Islam dituntut mampu
mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam,
disinilah pentingnya mempelajari metode pembelajaran pendidikan agama Islam.

metode adalah seperangkat cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh pendidik
dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran
atau menguasai kompetensi tertentu yang di rumuskan dalam silabi mata pelajaran.
Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu proses
belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.
Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran agama islam,
diantaranya:
1) Ceramah
2) Drill
3) Cerita
4) Cooperative learning
5) Diskusi
6) Tanya jawab

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PAI SMA
dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambha ilmu pengetahuan bagi
yang mmembacanya.

DAFTAR PUSTAKA
https://joharcom.wordpress.com/2012/11/26/macam-macam-metode-pengajaran-pai/
http://acengideng.blogspot.com/2014/01/makalah-metode-pembelajaran-sd-atau-mi.html

Moedjiono, Moh. dan Dimyati. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar.


Depdikbud Diektorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
http://repository.uir.ac.id/2033/1/22-PAI-%206%20Metode%20Komunikatif%20dalam
%20%20Pembelajaran%20PAI.pdf

Anda mungkin juga menyukai