Proposal Skripsi
Oleh:
Memo Valentino Hutagaol
NIM: 19110324
Proposal skripsi oleh Memo Valentino Hutagaol, mahasiswa Program Studi S1-
Pendidikan Agama Islam, dengan judul proposal skripsi “Internalisasi Nilai-Nilai
Kemuhammadiyahan Dalam Meningkatkan Spiritualitas Siswa Di Smp
Muhammadiyah 2 Ponorogo ”
telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Dosen Pengampu Mata Kuliah Seminar Proposal Kelas E
( Angkatan 2019 )
Ponorogo, 30 Agustus 2022
Menyetujui,
K
a
.
P
r
o
d
i
1
NIK. 19880113 201709 13
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................3
A. Konteks Penelitian....................................................................3
A. Fokus Penelitian........................................................................6
B. Tujuan Penelitian......................................................................7
C. Manfaat Penelitian....................................................................7
D. Definisi Istilah...........................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................12
A. Hasil Penelitian Terdahulu........................................................12
B. Konsep Internalisasi..................................................................14
C. Konsep Kemuhammadiyahan...................................................16
D. Kerangka Konseptual Penelitian...............................................17
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................18
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian...............................................19
B. Kehadiran peneliti di lapangan..................................................19
C. Lokasi Penelitian.......................................................................19
D. Data dan Sumber Data..............................................................20
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................20
F. Teknik Analisis Data.................................................................21
2
G. Pengecekan Keabsahan Data.....................................................23
Gambar 3.1 Triangulasi Teknik....................................................................23
Gambar 3.2 Triangulasi Sumber...................................................................24
H. Tahap – Tahap Penelitian..........................................................24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Oleh setiap manusia yang hidup dimuka bumi ini tanpa terkecuali, dengan
yang berpendidikan tinggi supaya bisa bersaing di era moderen ini, Apabila
Negara Indonesia ingin berkiprah atau bersaing di dunia global maka harus
adanya program ini generasi muda yang ada di Indonesia Memiliki karakter
3
yang mulia seperti yang tercantum Pada pasal 3 UU Tentang sistem
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kapada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
2015: 69).
dalam pendidikan dapat diberikan oleh guru terhadap siswa sebagai sasaran
4
dakwah Muhammadiyah pada Amal usahanya dalam bidang pendidikan.
terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan
Transaksi nilai, komunikasi dua arah antara pendidik dan mahasiswa dengan
5
tentang akademik saja, akan tetapi juga harus terjadi keseimbangan antara
nilai spiritual yang diajarkan oleh Islam. Jika terjadi keseimbangan antara
orang yang berkualitas dari aspek keimanan, ilmu pengetahuan dan juga
akhlak. Untuk itu perlu dilakukan kontribusi lain selain belajar mengajar di
nilai spiritual.
bertujuan untuk membentuk karakter moral dan akhlak yang baik bagi
peserta didik untuk menjadi manusia yang spiritual yaitu menusia yang
2020 : 2)
Dari konteks penelitian yang sudah dijelaskan diatas maka peneliti ingin
menindak lanjuti hal tersebut peneliti akan mengkaji dan meneliti didalam
6
MUHAMMADIYAH 2 PONOROGO ”
A. Fokus Penelitian
Muhammadiyah 2 Ponorogo?
Muhammadiyah 2 Ponorogo?
Muhammadiyah 2 Ponorogo ?
B. Tujuan Penelitian
Muhammadiyah 2 Ponorogo
Muhammadiyah 2 Ponorogo
Muhammadiyah 2 Ponorogo
C. Manfaat Penelitian
7
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Muhammadiyah 2 Ponorogo.
b. Bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan motivasi bagi para guru
D. Definisi Istilah
1. Internalisasi Nilai-nilai
8
Secara etimologis, internalisasi menunjukan suatu proses. Dalam
2. Kemuhammadiyahan
9
purifikasi(pemurnian)pemahaman KeIslaman, gerakan pemurnian
Islam telah dilakukan sejak 1 abad yang lalu ketika Kyai Haji
ilmu dalam berbuat) dan amaliyah yang ilmiyah (yang berbuat atas
3. Spiritualitas
10
berada dalam konteks yang dianggap sakral dan transenden. Nelson
lepas dari agama dan Allah SWT, seperti halnya manusia melakukan
E. Sistematika Penulisan
Penelitian,
Bab III Metode Penelitian, bab ini yang berisikan jenis penelitian,
data,
Hasil
11
Penelitian dan Saran-saran Penulisan terhadap Hasil Penelitian.
Daftar Pustaka
Lampiran
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali banyak informasi dari beberapa
mengenai kekurangan maupun kelebihan yang sudah ada. Selain itu peneliti juga
suatu informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam rangka mendapatkan suatu
informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang
iman pada hari pembalasan di SMP DDI Mangkoso dalam rangka pembentukan
pembalasan tersebut, sehingga mereka tidak salah persepsi akan adanya hari
aqidah peserta didik di SMP DDI Mangkoso dapat memahami dan meyakinin
bahwa hari pembalasan benar-benar ada. Semua akan mengalami atau melalui hari
demikian, peserta didik lebih kuat lagi keimanannya dan dapat menjadi anak yang
13
b. INTERNALISASI PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM PROSES
madrasah dan guru Pendidikan Agama Islam. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi dan wawancara. Teknik pengolahan dan analisis data
melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
pembentukan 8 karakter, yaitu bertanggung jawab, cinta tanah air, peduli sosial,
berjamaah, salah sunnah dhuha, istighasah, pembacaan yasin, tahlil dan shalawat,
14
Program-program tersebut dipantau dan dibimbing langsung oleh guru yang
Dari ketiga penelitian diatas terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan
metode yang sama juga yaitu metode kualitatif. Sedangkan perbedaan penelitian
yang akan peneliti lakukan terletak pada subyek dan obyeknya. Dimana peneliti
pertama membahas konsep adab dalam pembentukan sikap seorang anak, peneliti
kedua membahas tentang adan komunikasi antara siswa dengan guru, peneliti
B. Konsep Internalisasi
1. Teori Internalisasi
Tahap ini terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan peserta didik yang
15
b) Tahap Transaksi Nilai Tahapan pendidikan dengan melakukan komunikasi
dua arah, atau komunikasi antara peserta didik dengan pendidik yang bersifat
untuk menentukan nilai sesuai yang telah dijalankan oleh peserta didik
tersebut.
sebagai suatu proses memasukkan nilai-nilai karakter religius secara utuh, dan
dilanjutkan dengan kesadaran diri mengenai pentingnya sifat religius pada diri
internalisasi nilai. Dalam hal ini Aan Hasanah (2013) menawarkan kerangka
konseptual model yang berintikan empat basic teaching model. Keempat basic
teaching model itu ialah (1) tujuan, (2) program, (3) proses, dan (4) evaluasi.
mengarahkan seluruh program dan proses pada satu arah yang jelas. Tujuan
memberi makna pada program dan proses berikutnya. Kedua, program yang
C. Konsep Kemuhammadiyahan
1. Definisi Kemuhammadiyahan
dari bahasa Arab “Muhammad”, yaitu nama Nabi dan Rasul Allah yang
gerakan Islam berupa dakwah Amar Makruf Nahi Munkar. Mengacu kepada
Muhammad SAW”, yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini
bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir
17
Pembelajaran Kemuhammadiyah mempunyai dua makna, yaitu
makna secara bahasa dan makna secara istilah. Secara bahasa, pem belajaran
Ma’ruf Nahi Mungkar (AMNM) sesuai dengan AlQur’an dan As- Sunnah.
kehidupan sehari-hari.
18
Gambar 2.1
Kerangka konseptual penelitian
BAB III
19
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian field reseach atau penelitian lapangan, yaitu
formal maupun non formal. Jenis penelitian lapangan antara lain penelitian kualitatif,
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yakni penelitian yang sering disebut metode
naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (Sugiyono 2012:
15). Data ini dikumpulkan dengan sumber data langsung. Penelitian ini diharapkan
dapat menemukan data secara menyeluruh dan utuh mengenai Internalisasi Nilai-Nilai
Muhammadiyah 2 Ponorogo.
C. Lokasi Penelitian
satu lembaga pendidikan formal yang ada di Kota Ponorogo. SMP Muhammadiyah 2
Ponorogo.
Teknik pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatanya dalam mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
1. Pengamatan (Observasi)
untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dalam observasi ini peneliti terlibat secara
2. Wawancara (Interview)
umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan
harus dibahas. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terbuka. Wawancara terbuka yaitu wawancara yang para subjeknya tahu
bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan
wawancara itu.
3. Dokumentasi
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Analisis data
catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, laporan, biografi,
1. Pengumpulan Data
22
seperangkat instrumen yang telah disiapkan, guna memperoleh informasi data
2. Reduksi Data
penulisan catatan lapangan. Reduksi data bukan merupakan sesuatu yang terpisah
dari analisis.
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus,
membuang data yang tidak penting dan mengorganisasikan data sebagai cara
3. Display Data
data, kreasi penggunaan display juga bukan merupakan suatu yang terpisah dari
23
teknik triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Dalam penelitian ini, analisis keabsahan data dilakukan dalam
1. Triangulasi Data
wawancara, hasil observasi, atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek
yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda (Afifuddin dan Beni
Saebani:143).
wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara bersamaan
Gambar 3.1
Triangulasi
Teknik
Observasi
Dokumentasi
24
3. Triangulasi Sumber
Gambar 3.2
Triangulasi Sumber
Sumber A
Wawancara Sumber B
Sumber C
1. Tahap Pralapangan
Menurut Moleong (2014: 127-136) terdapat enam tahap kegiatan yang harus dilakukan
oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu
Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik
dalam bentuk hipotesis kerja, walaupun masih tentatif sifatnya. Hipotesis kerja itu
baru akan dirumuskan secara tetap setelah dikonfirmasikan dengan data yang
25
Setiap situasi merupakan laboratorium di dalam lapangan penelitian kualitatif
Beberapa aspek kehidupan sosial dapat diteliti karena hal itu menjadi lebih jelas (Hughes
dalam Bogdan, 1972: 12). Namun, satu hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti
seperti yang diingatkan, oleh Bogdan (1972: 12) dan yang perlu dipahami dan
disadari oleh peneliti ialah barangkali baik apabila tidak secara teguh berpegang
c. Mengurus Perizinan
Pertama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berwenang
Mereka memiliki kewenangan secara formal. Disamping itu, masih ada jalur
memperoleh izin, yaitu mereka yang memegang kunci kehidupan komunitas, seperti
kepala adat.
Selain, itu peneliti juga perlu memperhatikan tentang syarat lain yang diperlukan,
seperti: (1) surat tugas, (2) surat izin instansi di atasnya, (3) identitas diri, (4)
perlengkapan penelitian.
Tahap ini merupakan orientasi lapangan, namun dalam hal-hal tertentu telah menilai
keadaan lapangan. penjajakan dan penilaian lapangan akan terlaksana dengan baik
apabila peneliti sudah membaca kepustakaan atau mengetahui melalui orang dalam
tentang situasi dan kondisi daerah tempat penelitian dilakukan. Sebaiknya, sebelum
lingkunga sosial, fisik, dan keadaan alam. Jika peneliti telah mengenalnya, tujuan
lainnya ialah untuk membuat peneliti menyiapkan diri, mental maupun fisik, serta
untuk menilai keadaan, situasi, latar, dan konteksnya, apakah sesuai dengan
masalah, hipotesis kerja teori substantif seperti yang digambarkan dan dipikirkan
Kirk & Miller (1986: 59-70) merumuskan segi-segi yang perlu diketahui pada tahap invensi
ke dalam tiga aspek. Pemahaman atas petunjuk dan cara hidup Upaya ini berawal dari usaha
memahami jaringan sistem sosial dan berakhir pada kebudayaan yang dipelajari. Hal itu
tokoh yang dapat berperan sebagai perantara dalam memahami cara hidup masyarakat
setempat.
Cara masyarakat memandang sesuatu seperti objek, orang lain, kepercayaan atau
agama lain, merupakan satu segi yang terpatri dalam kehidupannya. Waktu pertama
hidupnya. Jika hal itu yang dilakukan, maka hal tersebut merupakan kesalahan fatal
Pemahaman ini terjadi pada saat peneliti pertama kali mengenal dan mempelajari
27
kegembiraan, dan kesenangan yang mencerminkan motivasi dan citra rasa dalam
kebudayaannya tanpa peneliti menonjolkan diri. Pada saat ini peneliti membina
terencana.
situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman
penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim, ia dapat memberikan
pandangan dari segi orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan
kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut. Persyaratan dalam memilih dan
menentukan seorang informan ia harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan,
suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam
latar penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.
Kegunaan informan bagi peneliti ialah membantu agar secepatnya dan tetap seteliti
mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat terutama bagi peneliti
yang belum mengalami latihan etnografi, Lincoln dan Guba (1985: 258). Di
samping itu, pemanfaatan informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif
singkat banyak informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal karena
suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya (Bogdan dan Biklen, 1982: 65).
28
diperlukan. Sebelum penelitian dimulai, peneliti memerlukan izin mengadakan
perjalanan terutama jika lapangan penelitian itu jauh letaknya. Perlu pula
dipersiapkan kotak kesehatan. Alat tulis seperti pensil atau bolpoint, kertas, buku
catatan, map, klip, kartu, karet dan lain-lain jangan dilupakan pula. Jika tersedia,
juga alat perekam seperti tape recorder video-cassete recorder, dan kamera foto.
Persiapan penelitian lainnya yang perlu pula dipersiapkan ialah jadwal yang
mencakup waktu, kegiatan yang dijabarkan secara rinci. Yang lebih penting lagi
ialah rancangan biaya karena tanpa biaya penelitian tidak akan dapat terlaksana.
Pada tahap analisis data diperlukan perlengkapan berupa alat-alat seperti komputer,
kartu untuk kategorisasi, kertas manila, map, folder, kertas folio ganda, dan kertas
bergaris.
Salah satu ciri utama penelitian kualitatif ialah orang sebagai alat atau sebagai
instrumen yang mengumpulkan data. Hal itu dilakukan dalam pengamatan berperanserta,
kelompok atau masyarakat, akan bergaul hidup, dan merasakan serta menghayati
bersama tata cara dan tata hidup dalam suatu latar penelitian.
Orang yang hidup dalam masyarakat tentu ada sejumlah peraturan, norma agama,
nilai sosial, hak dan pribadi, adat, kebiasaan, tabu, dan semacamnya.
Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi,
penelitian dilakukan. Jika tidak, maka terjadilah benturan nilai, konflik, frustrasi,
dan semacamnya. Hal ini akan berakibat besar pada kemurnian pengumpulan data.
29
diri baik secara fisik, psikologis maupun mental. Secara fisik sebaiknya peneliti
memahami peraturan norma nilai sosial masyarakat melalui (a) kepustakaan, (b)
orang, kenalan, teman yang berasal dari latar belakang tersebut, dan (c) orientasi latar
semacamnya agar dicatat dalam satu buku catatan khusus yang dapat dinamakan
Hendaknya diusahakan agar peneliti tahu menahan diri, menahan emosi dan
perasaan terhadap hal-hal yang pertama kali dilihatnya sebagai sesuatu yang aneh
Peneliti hendaknya jangan memberikan reaksi yang mencolok dan yang tidak
kesadaran dalam dirinya bahwa pada latar penelitiannya terdapat banyak segi nilai,
kebiasaan, adat, kebudayaan yang berbeda dengan latar belakang nya dan dia
kekayaan yang justru akan dikumpulkannya sebagai informasi. Oleh karena itu,
peneliti hendaknya menerimanya dengan jujur, dengan tangan terbuka dan dengan
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian
dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Uraian tentang tahap pekerjaan
Memahami latar penelitian dan persiapan diri dalam tahap pekerjaan lapangan masih
30
diuraikan menjadi beberapa tahapan, yaitu: a) pembatasan latar dan peneliti, b)
Peneliti harus memahami latar penelitian untuk bisa masuk ke tahap pekerjaan
lapangan. Selain itu, peneliti harus mempersiapkan fisik dan mental, serta etika
sebelum memasuki tahap ini. Dalam pembatasan latar, peneliti harus memahami
latar terbuka dan latar tertutup, serta memahami posisi peneliti sebagai peneliti yang
Menurut Lofland dan Lofland (1984: 21-24), latar terbuka pada lapangan penelitian
dapat berupa tempat pidato, orang yang berkumpul di taman, toko, bioskop, dan
ruang tunggu rumah sakit, di mana peneliti hanya menggunakan teknik pengamatan
Peneliti harus memperhitungkan latar terbuka untuk pengumpulan data agar efektif.
Pada latar terbuka, hubungan peneliti dengan subjek tidak terlalu dekat.
Sedangkan, pada latar tertutup hubungan peneliti dengan subjek cukup dekat, karena
peneliti akan mengumpulkan data dengan teliti dan wawancara secara mendalam.
Oleh sebab itu, peran peneliti dalam latar tertutup sangat diperlukan, karena peneliti
c. Penampilan
Dalam tahap memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri, peneliti harus
kebiasaan, adat, tata cara, dan budaya latar penelitian. Penampilan peneliti secara
fisik juga harus diperhatikan, karena sebaiknya saat melakukan penelitian, peneliti
tidak menggunakan pakaian yang mencolok dan lebih baik jika peneliti
31
menggunakan pakaian yang sama seperti subjek penelitian. Dengan demikian,
peneliti dianggap memiliki derajat yang sama dengan subjek penelitian, yang
2014: 137-138).
Penampilan fisik yang terlihat bukan hanya sekedar cara berpakaian peneliti, namun
juga sikap yang diperlihatkan. Sikap peneliti dapat meliputi tata cara, tindakan,
gerak tubuh, cara menegur, dan lain sebagainya yang dapat dipelihatkan peneliti
ketika berada di lapangan untuk mengumpulkan data. Sama halnya dengan cara
kepercayaan, peraturan, dan lain sebagainya. Peneliti harus menjaga sikap di depan
subjek penelitian, agar mereka tidak merasa terganggu, tidak senang, atau bahkan
Untuk penampilan fisik yang harus ditunjukkan peneliti, perlu adanya persiapan
secara fisik maupun mental. Peneliti yang memasuki lapangan mungkin akan
kemampuannya menahan segala perasaan dan emosi. Hal-hal tersebut perlu dilatih
Selain cara berpakaian dan sikap yang harus diperlihatkan, memahami etika dalam
melakukan penelitian juga perlu dilakukan oleh peneliti. Memahami situasi dan
kondisi dari subjek yang akan diteliti, serta menyadari posisi dan kedudukan
peneliti, maka diharapkan proses pengumpulan data dapat berjalan sesuai dengan
hubungan yang dekat dengan subjek penelitian, sehingga keduanya dapat bekerja
sama dan saling memberikan informasi. Peneliti harus bersikap netral saat berada di
32
tengah-tengah subjek penelitian. Peneliti juga diharapkan jangan sampai mengubah
situasi pada latar penelitian. Peneliti harus aktif mengumpulkan informasi, tetapi
tidak boleh ikut campur dalam peristiwa yang terjadi di dalam latar penelitian.
Peneliti juga tidak boleh menampakkan dan memperlihatkan diri sebagai seseorang
yang sangat berilmu, pandai, dan lain sebagainya (Moleong, 2014: 139).
Jika peneliti sudah lama berada di lapangan, biasanya subjek penelitian ingin
mengenal lebih dalam sosok peneliti yang ada di lingkungannya. Saat tersebut
merupakan saat yang penting bagi peneliti untuk bisa saling bertukar informasi
dengan subjek penelitian mengenai pribadi mereka. Saat hal tersebut dapat terjadi,
maka kemungkinan akan tercipta kepercayaan dan tidak ada kecurigaan. Namun,
peneliti harus tetap selektif untuk memilih informasi yang diperlukan dan
Peneliti memiliki tugas untuk mengumpulkan data yang relevan sebanyak mungkin
dari sudut pandang subjek penelitian, tanpa mempengaruhi mereka. Di lain pihak,
peneliti juga menganggap pengumpulan data, baik dari tingakatan atas, bawah,
Peneliti harus memperhatikan waktu dalam melakukan penelitian. Jika peneliti tidak
memperhatikan waktu, kemungkinan peneliti akan terlalu asyik dan masuk terlalu
menjadi berantakan. Peneliti harus mengingat bahwa masih banyak hal yang harus
dikumpulkan. Peneliti yang harus menentukan sendiri pembagian waktu, agar waktu
yang digunakan di lapangan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Peneliti
33
harus tetap berpegang pada tujuan, masalah, dan pembagian waktu yang telah
disusun. Jika penelitian yang dilakukan peneliti semakin panjang, maka tanggungan
yang harus dihadapi oleh peneliti adalah penambahan biaya (Moleong, 2014: 139-
140).
Tahap ini merupakan tahap di mana peneliti melakukan analisis data yang telah
secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengn pengamatan yang dilakukan
secara terus menerus, maka data yang diperolpeh memiliki variasi yang sangat
tinggi.
Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif, meskipun tidak menolak
data kuantitatif sehingga teknik analisis data yang akan digunakan belum ada
Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen 1982) adalah upaya yang dilakukan
pola,menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data kualitatif menurut Seiddel
a. Mencatat yang mengasilkan catatan lapamgan, dengan hal itu diberi kode agar sumber
34
datanya tetap dapat ditelusuri,
c. Berpikir, dengan jalam membuat agar kategoriu data itu mrmpunyai makna,mencari
umum.
Dalam analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data analysis is the
fieldnotes, and other mterials that you accumulate to increase your own
understanding of them and to enable you to present what you have discovered to
others”, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan tentunya dapat diinformasikan kepada orang
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan (Silalahi, 2010: 244).
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu sutau analisis berdasarkan pada data
hipotesis yang dirumuskan dari data tesebut, selanjutnya dicarikan lagi data secara
35
triangulasi, ternyata hipotesisnya diterima, maka hipotesis tersebut berkembang
and concept in your data that hypotheses and assertions can be developed and
evaluated”, yang berarti bahwa analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses
dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan
memilih mana yang penting dan membuat sebuah kesimpulan (Silalahi, 2010:
244).
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu dari wawancara, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar
foto, dan sebagianya. Data tersebut banyak sekali, sekitar segudang. Setelah
membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga
sambal melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan
36
pemeriksaan keabsahan data.setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap
penafsiran data dalam mengolah hasil sementra menjadi toeri substantif dengan
b. Analisis Data
pengumpulan data. Ada empat tahap analisis data yang diselingi dengan
d. Analisis Domain
Setelah peneliti memasuki obyek penelitian yang berupa situasi sosial yang terdiri
situasi sosial yang diteliti atau obyek penelitian. Data diperoleh dari grand tour dan
minitour question. Hasilnya berupa gambaran umum tentang obyek yang diteliti,
yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini informasi yang
meliputi Sembilan tipe.Tipe hubungan ini bersifat universal, yang dapat digunakan
untuk berbagai jenis situasi sosial. Ke sembilan hubungan semantik tersebut, adalah
(rasional), location for action (lokasi untuk melakukan sesuatu), function (fungsi),
e. Analisis Taksonomi
37
Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul
berdasarkan domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat
diurai secara lebih rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini. Hasil analisis
taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak (box diagram), diagram
garis dan simpul (lines and node diagram) dan out line.
f. Analisis Komponensial
bukalah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang
kontrak. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang
sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat
jenjang dan jenis pendidikan. Berdasarkan jenjang dan jenis pendidikan tersebut,
selanjutnya dicari elemen yang spesifik dan kontras pada tujuan sekolah, kurikulum,
g. Analisis Tema
mencari “benang merah” yang mengintegrasikan lintas domain yang ada. Dengan
ditemukan benag merah dari hasil analisis domain, taksonomi, dan komponen sial
tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu “konstruksi bangunan” situasi
38
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang
akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian, namun fokus penelitian ini
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk ke lapangan.
Jika fokus penelitian yang dirumuskan pada proposal tidak ada di lapangan, maka
dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data
aktivitas analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh.
Kegiatan dalam analisis data adalah reduksi data, display data dan kesimpulan atau
verifikasi.
39
Data reduction (Reduksi Data)
pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.
Tujuan utama dari peneili kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalua
asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru hal itulah yang harus dijadikan
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan
keluesan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru,
dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau ahli.
mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang
signifikan.
Contohnya dalam mereduksi catatan lapangan yang kompleks, rumit dan belum
bermakna. Catatan lapangan berupa huruf besar, huruf kecil, angka, dan symbol-simbol
yang masih berantakan yang tidak dapat dipahami. Dengan reduksi data, maka
peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, membuat kategorisasi
berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data yang tidak penting yang
40
Data display (penyajian data)
data. Dalam penelitian kualitatif proses penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, huubungan antar kategori, flowcharti, dan sebagainya.
Tetapi yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks yang
bersifat naratif. Dengan melakukan display data, maka akan memudahkan peneliti
yang telah dipahami tersebut. Disarankan dalam melakukan display data, selain
menggunakan teks naratif juga dapat menggunakan grafik, matrik, jejaring kerja dan
chart.
Setelah peneiliti berhasil mereduksi data ke dalam huruf besar, huruf kecil dan ngka,
huruf besar, huruf kecil dan angka disusun ke dalam urutan sehingga strukturnya
dapat dipahami. Setelah itu dilakukan analisis secara mendalam apakah ada
Dalam praktiknya tidak semudah seperti apa yang dipaparkan dalam contoh, karena
fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, apa yang
ditemukan saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama di lapangan
akan mengalami sebuah perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu
menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih
bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak.bila setelah lama memasuki lapangan
ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat
41
dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan berkembang
menjadi teori yang grounded. Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara
Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka
pola tersebut sudah mennjadi pola baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalaoh
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena
seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
yang sebeumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau
teori.
42
DAFTAR PUSTAKA
Perss.
Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, FTT IAIN
43
Alfabeta.
Komunika.
Kalijogo Malang, Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Tadris. Malang: UIN Maulana
Malik Ibrahm.
Kirk, J., Miller, M. L., & Miller, M. L. (1986). Reliability and validity in qualitative
research. Sage.
Kirk, J. & Miller, M. L. (1986). Reliability and Validity in Qualitative Research. Beverly
Qualitative
44
Miles, M. B. & Huberman, M. (1992). Qualitative Data Analysisis. Terjemahan Tjejep
R&D.
Mafruhah, Izzatin 2016. Internalisasi Nilai Religius Pada Pembelajaran PAI Dan
45