Disusun oleh :
NIM: 1404618027
JAKARTA
2021
Daftar Isi
Daftar Isi
Daftar Isi...................................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................7
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................8
D. Perumusan Masalah......................................................................................8
E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan.............................................................8
F. Tujuan Pengembangan..................................................................................8
G. Kegunaan Pengembangan.............................................................................9
BAB II....................................................................................................................11
KAJIAN TEORI....................................................................................................11
A. Deskripsi Teoritik.......................................................................................11
1. Media Pembelajaran Poster Berbasis Pictorial Riddle............................11
2. Hasil Belajar............................................................................................21
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Materi “Mawaris”....................22
B. Model Pengembangan Media Pembelajaran...............................................29
C. Hasil Penelitian yang Relevan....................................................................30
D. Kerangka Berpikir.......................................................................................31
BAB III..................................................................................................................32
METODE PENELITIAN.......................................................................................32
A. Strategi Pengembangan...............................................................................32
1. Jenis Penelitian........................................................................................32
2. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................32
3. Sumber Data............................................................................................32
4. Teknik Pengumpulan Data......................................................................33
B. Prosedur Pengembangan.............................................................................33
1. Tahap Analisis Kebutuhan (Analysis).....................................................34
2. Tahap Perancangan (Design)...................................................................35
3. Tahap Pengembangan (Develop)............................................................36
4. Tahap Implementasi (Implementation)...................................................36
i
5. Tahap Evaluasi (Evaluation)...................................................................37
C. Instrumen Pengumpulan Data.....................................................................37
1. Lembar Penilaian atau Validasi...............................................................37
2. Angket Respon Peserta Didik..................................................................37
3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran...................................37
4. Soal Pretest dan Posttest..........................................................................38
D. Teknik Analisis Data...................................................................................38
1. Simpangan baku ideal (SBI)...................................................................38
2. Analisis reliabilitas..................................................................................39
3. Kelayakan media pembelajaran poster berbasis Pictorial Riddle...........40
4. Kelayakan soal pretest dan posttest........................................................40
5. Kelayakan angket respon peserta diik.....................................................42
E. Analisis Hasil Penelitian.............................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
profesionalitas dalam penyelenggaraan proses pembelajaran pendidikan
agama.
2
keliru dalam pemilihan media sehingga membuat para peserta didik
atau siswa merasa bosan, bahkan tidak memberikan kesan apapun pada
pesan yang disampaikan melalui media yang digunakan. Oleh karena
itu, sangat penting bagi pendidik ketika memilih media hendaknya
mampu merencanakan penggunaan kebutuhan media yang akan
diimplementasikan dalam proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik (Husein, Umarella, and Saimima 2018).
3
dimiliki. Tidak sedikit guru pendidikan agama Islam yang masih
mengandalkan media pembelajaran konvensional atau non-elektronik
seperti papan tulis. Pendidik juga cenderung lebih menitik beratkan pada
sistem hafalan, proses pembelajaran hanya berkutat dalam persoalan
menghafal definisi, konsep-konsep, teori dan sebagainya sehingga tidak
banyak ruang gerak bagi peserta didik untuk melahirkan konsep dan ide
sendiri. Akibatnya, peserta didik menjadi jenuh. Kejenuhan ini membuat
peserta didik semakin kurang memiliki perhatian dalam pembelajaran,
bercerita, mengantuk dan sebagainya.
4
Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran ialah
media dan metode pembelajaran. Media dan metode pembelajaran
merupakan unsur yang saling berkaitan. Penggunaan media pembelajaran
yang efektif itu tergantung pada metode pembelajaran yang digunakan.
Selain sebagai alat bantu mengajar, peran dan fungsi media pembelajaran
juga sebagai sumber belajar yang harus dimanfaatkan semaksimal
mungkin sehingga dapat terciptanya suasana belajar yang kondusif,
efektif, efisien dan menyenangkan (Umar 2014). Media pembelajaran
dapat meningkatkan proses belajar peserta dalam pengajaran yang
selanjutnya diharapkan juga dapat meningkatkani hasil belajar yang
hendak dicapai.
5
kesulitan dalam menentukan siapa saja pihak yang dapat menerima
warisan (8 siswa SMAN 3 Cibinong, wawancara, 4 Juni 2021). Hasil
wawancara pembelajaran pendidikan agama Islam kelas XII bab 8 materi
meraih berkah dengan mawaris dilihat dari RPS pendidikan agama Islam
di SMAN 3 Cibinong guru masih menggunakan media pembelajaran
berupa papan tulis, power point, dan buku yang dinilai kurang interaktif.
6
pendidik seperti guru juga dimudahkan dengan dikembangkannya media
sesuai dengan kebutuhan materi tersebut, sehingga perannya sebagai
fasilitator dalam pembelajaran menjadi maksimal.
B. Identifikasi Masalah
1. Mawaris menjadi salah satu materi yang sulit untuk diajarkan dalam
ruang kelas karena materinya yang sangat kompleks
7
4. Hasil belajar materi mawaris peserta didik masih tergolong rendah
karena peserta didik dituntut untuk mengikuti metode pembelajaran
yang diterapkan guru.
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
8
diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar mawaris peserta
didik.
F. Tujuan Pengembangan
G. Kegunaan Pengembangan
1. Kegunaan Teoritis
9
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
c. Bagi Masyarakat
d. Bagi Peneliti
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Media Pembelajaran Poster Berbasis Pictorial Riddle
Berikut ini akan dijawabarkan mengenai pengertian media
pembelajaran, poster, dan Pictorial Riddle.
a. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu
“media” dan “pembelajaran”. Kata “media” berasal dari
bahasa Latin, yaitu medius yang berarti perantara. Dalam
bahasa Inggris media adalah bentuk jamak dari kata medium
yang berarti pengantar dan saluran (Batubara 2020).
Menurut briggs dalam (Wibawanto, 2017), media
pembelajaran adalah segala bentuk fisik yang dapat
menyajikan pesan dan merangsang peserta didik untuk
terlibat dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut
asosiasi Pendidikan Nasional (Nation Education
Association/NEA) media yaitu bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audi visual serta bebagai peralatannya.
Media pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat
diartikan sebagia manusia dan benda atau peristiwa yang
memungkinkan kondisi peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Selain berupa benda,
pendidikan sebagai figur sentral atau model dalam proses
interaksi edukatif merupakan alat pendidikan yang juga harus
di perhitungkan untuk menyalurkan pesan dalam proses
pendidikan (Wibawanto, 2017, p. 5)
11
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan alat, sarana, perantara, dan penyalur yang kreatif
untuk mengantarkan, membawa atau menyampaikan suatu
pesan (message) dan gagasan, sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perbuatan, minat serta perhatian peserta
didik sehingga proses kegiatan belajar mengajar lebih efektif,
efisien dan menyenangkan.
Menurut (Indrawan, Wiguna, and Wijoyo 2020) secara
umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan
sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan dan gagasan agar tidak
terlalu bersifat verbal atau hanya dalam bentuk tulisan
atau lisan belaka.
2) Mengatasi keterbatasn ruang, waktu dan daya indera
peserta didik.
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
4) Setiap peserta didik memiliki sifat yang unik,
lingkungan serta pengalaman yang berbeda-beda,
sedangkan kurikulum dan materi pembelajaran
ditentukan sama untuk setiap peserta didik, oleh karena
itu banyak pendidik yang merasa kesulitan jika harus
diatasi sendiri. Permasalahan ini dapat diatasi dengan
media pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya
dalam memberikan perangsang yang sama, memper-
samakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang
sama.
Menurut (Ramli, 2012) media pembelajaran bila
digunakan secara tepat dapat membantu mengatasi
kelemahan dan kekurangan guru dalam pembelajaran, baik
penguasaan materi maupun metodologi pembelajarannya.
Media pembelajaran yang dipilih secara tepat dan berdaya
12
guna dapat membantu peserta didik lebih mudah
memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. Penggunaan berbagai media pembelajaran yang
dipilih secara tepat dan berdaya guna dapat membantu
dalam memperbaiki pembelajaran dan dapat meningkatkan
efektifitas dalam pembelajaran.
Media pembelajaran diharapkan mampu mengubah
suasana pembelajaran yang pasif menjadi lebih aktif dalam
berdiskusi dan berpikir kritis sehingga menciptakan
pengalaman yang lebih bermakna bagi peserta didik.
Tersedianya berbagai macam media pembelajaran bukan
hanya difungsikan untuk pendidik, melainkan juga untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan belajarnya dan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang
diharapkan.
Menurut (Ramli , M.Pd 2012) ada lima macam
klasifikasi media pembelajaran, yaitu:
1) Media tanpa proyeksi dua dimensi (hanya memiliki
ukuran panjang dan lebar), seperti: gambar, bagan,
grafik, poster, peta dasar dan sebagainya.
2) Media tanpa proyeksi tiga dimensi (punya ukuran
panjang, lebar, dan tebal/ tinggi, seperti: benda
sebenarnya, model, boneka, dan sebagainya.
3) Media audio (media dengar), seperti: radio dan tape
recorder
4) Media dengan proyeksi (media yang diproyeksikan),
seperti: film, slide, filmstrip, overhead projektor, dan
sebagainya.
5) Televisi (TV) dan Video Tape Recorder (VTR). TV
adalah alat untuk melihat gambar dan mendengarkan
suara dari jarak yang jauh. VTR’adalah alat untuk
13
merekam, menyimpan dan menampilkan kembali secara
serempak suara dan gambar dari suatu objek.
14
abstrak dan realistik) memberikan pengaruh yang tinggi
terhadap prestasi belajar siswa.
15
informasi (Kusuma, 2009: 9). Menurut yaszak (2015:4),
poster’adalah media gambar yang menampilkan suatu persoalan
yang menimbulkan perasaan ingin tahu yang kuat dari khalayak
sehingga memiliki sifat persuasif tinggi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa poster adalah lembaran
berupa gambar berwarna dan kata yang berisikan informasi atau
pesan dengan tujuan untuk mendorong adanya tanggapan atau
respon dari khalayak dan digunakan sebagai media diskusi.
Media pembelajaran poster diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik karena memberikan perpaduan antara isi
materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik dalam
berdiskusi. Poster memiliki kedudukan sebagai media dari proses
komunikasi antara peserta didik dan pendidik.
Menurut (Ramli , M.Pd 2012) sebagai media pembelajaran
visual, poster memiliki kegunaan sebegai berikut:
1) Memotivasi peserta didik dalam melakukan diskusi. Poster
dapat merangsang peserta didik untuk memiliki rasa ingin
tahu sehingga ingin mempelajari lebih jauh hakikat dari
pesan yabg disampaikan melalui poster.
2) Menjadi bahan peringatan untuk menyadarkan peserta didik
melalui pesan yang disampaikan di poster.
3) Memberikan pengalaman yang kreatif dan partisipasi aktif
peserta didik.
16
1) Tingkat keterbacaan (readability)
2) Mudah dilihat (visibility
3) Mudah dimengerti (legibility)
4) Serta komposisi yang baik.
1) Kelebihan poster
Poster memiliki kelebihan, yaitu harganya terjangkau oleh
seorang guru atau tenaga pengajar. Dalam media poster
memvisualisasikan pesan, informasi atau konsep yang ingin
disampaikan kepada siswa. Poster menghadirkan ilustrasi
melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu
objek atau situasi .
2) Kekurangan poster
Kekurangan poster adalah media ini tetap, diperlukan
dalam keahlian bahasa dan ilustrasi dalam membuat poster,
17
dapat menimbulkan salah tafsir, dari kata/kata simbol yang
singkat, membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang
komplek dan membutuhkan waktu yang relatif lama dan jenis
bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan
mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
1) Kelebihan
a) Dapat menarik perhatian khalayak
b) Dapat digunakan sebagai media diskusi kelompok maupun
pleno
c) Dapat dipasang dimanapun dan mudah ditemui
2) Kekurangan
a) Pesan yang disampaikan terbatas
b) Perlu keahlian untuk menafsirkan
c) Beberapa poster perlu keterampilan membaca dan
menulis
18
bahwa proses belajar merupakan prosen komunikasi antara
peserta didik dan pendidik.
19
2) Melalui teka-teki bergambar, materi yang diberikan dapat
lebih lama terekam dalam ingatan siswa.
3) Mendorong siswa untuk berpikir kritis sehingga siswa
mampu mengeluarkan inisiatifnya sendiri.
4) Mendorong siswa untuk dapat berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri.
5) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
6) Siswa tidak hanya belajar tentang konsep-konsep dan
prinsip- prinsip, tetapi ia juga mengalami proses belajar
tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi
sosial.
7) Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri
siswa.
8) Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari
sehingga materi dapat bertahan lama di dalam ingatan.
20
6) Penggunaan model pembelajaran ini pada kelas besar serta
jumlah guru yang terbatas membuat tidak optimalnya
pembelajaran.
7) Pemecahan masalah dapat bersifat mekanistis, formalitas,
dan membosankan Dari uraian tersebut dapat dipahami
bahwa kelebihan model
2. Hasil Belajar
Menurut (Melvin and Surdin 2017) hasil belajar adalah perubahan
yang terjadi pada diri individu yang belajar, bukan saja perubahan
mengenai pengetahuan tetapi kemampuan untuk pembentukan
kecakapan, kebiasaan sikap, pengertian penguasaan dan
penghargaan dalam diri individu yang belajar. Hasil belajar
merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa setelah
pembelajaran dalam selang waktu tertentu yang diukur dengan
menggunakan alat evaluasi tes. Depdiknas (2003) menjelaskan
bahwa
“hasil belajar siswa yang diharapkan adalah kemampuan
lulusan yang utuh yang mencakup kemampuan kognitif,
kemampuan psikomotor dan kemampuan afektif atau
perilaku”.
21
Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir secara hirarki
yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi. Kemampuan psikomotor berkaitan dengan
kemampuan gerak dan banyak terdapat dalam pelajaran praktik.
Sedangkan kemampuan afektif siswa meliputi perilaku sosial,
sikap, minat disiplin dan sejenisnya.
Bloom mengelompokkan hasil belajar atas tiga aspek yaitu aspek
kognitif (berhubungan dengan pengetahuan), aspek afektif
(berhubungan dengan perkembangan atau perubahan sikap), dan
aspek psikomotor (berhubungan dengan penguasaan keterampilan
motorik). Aspek kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu ingatan,
pemahman, sistesis dan evaluasi. Ke enam aspek ini dapat
dinyatakan dalam bentuk perilaku akhir yang mengisyaratkan
kinerja siswa yang akan didemonstrasikan.
Kingsley dalam (Sudjana 2014) membagi tiga macam hasil
belajar yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan
keterampilan, sikap dan cita-cita. sedangkan Gagne dan Brigs
dalam (Melvin and Surdin 2017) membagi hasil belajar menjadi
lima bagian yaitu keterampilan, intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap.
Menurut Ahmadi dalam (Melvin and Surdin 2017) menjelaskan
hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Adapun faktor internal yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawahan maupun
yang diperoleh misalnya penglihatan, pendengaran, dan
struktur tubuh.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawahan maupun yang
diperoleh dari lingkungan adalah yang meliputi:
a) Faktor internal yang terdiri atas :
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan atau pun bakat.
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu hasil yang telah
dimiliki.
22
b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi dan pengusaan diri.
3) Faktor kemampuan fisik maupun psikis.
Sedangkan yang tergolong dalam faktor eksternal, adalah sebagai
berikut :
1) Faktor sosial yang terdiri dari keluarga, sekolah masyarakat dan
kelompok.
2) Faktor budaya faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu
pengetahuan teknologi dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti rumah, fasilitas belajar, sarana
dan prasarana serta iklim.
23
irtsan-miratsan yang semakna dengan yang berarti harta
peninggalan; yaitu harta peninggalan dari orang yang meninggal.
Arti mirâts menurut bahasa adalah ketentuanketentuan tentang
pembagian harta pusaka yang meliputi ketentuan tentang siapa
yang berhak dan tidak berhak menerima warisan dan berapa
jumlah masing-masing harta yang diterima. Adapula yang
mengartikan berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang
lain atau dari suatu kaum kepada kaum yang lain. Sesuatu itu
lebih umum dari pada sekedar harta, yang meliputi ilmu,
kemuliaan dan sebagainya.
Adapun pengertian hukum waris menurut Kompilasi
Hukum Islam (KHI) Pasal 171 ayat (a) adalah hukum yang
mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan
(tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi
ahli waris dan berapa besar bagiannya masing-masing. Dari
definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa ilmu waris atau
biasa dikenal dengan ilmu farâidh adalah ilmu yang digunakan
untuk mengetahui tata cara pembagian dan untuk mengetahui
siapa-siapa saja yang berhak mendapat bagian, siapa yang tidak
mendapat bagian dan berapa besar masing-masing ahli waris
mendaptkan bagian dari harta waris si mayyit. Mawaris
merupakan serangkaian kejadian mengenai pengalihan pemilikan
harta benda dari seorang yang meninggal dunia kepada seseorang
yang masih hidup.
Dengan demikian, untuk terwujudnya kewarisan harus ada
tiga unsur, yaitu:
a. orang mati, yang disebut pewaris atau yang mewariskan,
b. harta milik orang yangmati atau orang yang mati
meninggalkan harta waris,
c. satu atau beberapa orang hidup sebagai keluarga dari orang
yang mati, yang disebut sebagai ahli waris.
24
Sumber hukum ilmu mawaris yang paling utama adalah al-
Qur’an, kemudian As-Sunnah/hadis dan setelah itu ijma’ para
ulama serta sebagian kecil hasil ijtihad para mujtahid.
a. Al-Qur’an
Dalam Islam saling mewarisi di antara kaum muslimin
hukumnya adalah wajib berdasarkan al-Qur’an dan Hadis
Rasulullah saw. Banyak ayat al-Qur’an yang mengisyaratkan
tentang ketentuan pembagian harta warisan ini. Diantaranya
firman Allah Swt. dalam Q.S. an-Nis a’/4:7:
Artinya: “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta
peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi orang
wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-
bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut
bahagian yang telah ditetapkan”.
Ayat-ayat lain tentang mawaris terdapat dalam berbagai surat,
seperti dalam Q.S. an-Nisa’/4:7 sampai dengan 12 dan ayat 176,
Q.S an-Nahl/16:75 dan Q.S al-Ahzab/33: ayat 4, sedangkan
permasalahan yang muncul banyak diterangkan oleh As-Sunnah,
dan sebagian sebagai hasil ijma’ dan ijtihad.
b. As-Sunnah
1) Hadis dari Ibnu Mas’ud berikut.
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud, katanya: Bersabda
Rasulullah saw..: “Pelajarilah al-Qur’an dan ajarkanlah
ia kepada manusia, dan pelajarilah al faraidh dan
ajarkanlah ia kepada manusia. Maka sesungguhnya aku
ini manusia yang akan mati, dan ilmu pun akan
diangkat. Hampir saja nanti akan terjadi dua orang yang
berselisih tentang pembagian harta warisan dan
masalahnya; maka mereka berdua pun tidak
menemukan seseorang yang memberitahukan
pemecahan masalahnya kepada mereka”. (H.R.
Ahmad).
25
2) Hadis dari Abdullah bin ‘Amr, bahwa Nabi saw.
bersabda:
Artinya: “Ilmu itu ada tiga macam dan yang selain yang
tiga macam itu sebagai tambahan saja: ayat muhkamat,
sunnah yang datang dari Nabi dan faraidh yang adil”.
(H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah).
26
serta paman-paman dari jalur bapak beserta anak-anak mereka.
Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nis a’/4:33:
“Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang
ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan
pewaris-pewarisnya...”
b. Pernikahan, yaitu akad yang sah untuk menghalalkan
berhubungan suami isteri, walaupun suaminya belum
menggaulinya serta belum berduaan dengannya. Allah Swt.
berfirman dalam Q.S. an-Nis a’/4:12:
“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak
mempunyai anak.”
Suami istri dapat saling mewarisi dalam talak raj’i selama
dalam masa idah dan ba’in, jika suami menalak istrinya ketika
sedang sakit dan meninggal dunia karena sakitnya tersebut.
c. Wala’, yaitu seseorang yang memerdekakan budak laki-laki
atau budak wanita. Jika budak yang dimerdekakan meninggal
dunia sedang ia tidak meninggalkan ahli waris, maka hartanya
diwarisi oleh yang memerdekakannya itu. Rasulullah saw.
bersabda,
“. . . Wala’ itu milik orang yang memerdekakannya . . .”
(HR. al-Bukhari dan Muslim). (Sumber: shahih Bukhari,
No. Hadist: 6254, Kitab: Fara’idl, Bab: Wala` bagi yang
memerdekakan dan warisan anak temuan)
27
b. Perbudakan. Seorang budak tidak dapat mewarisi ataupun diwarisi,
baik budak secara utuh ataupun sebagiannya, misalnya jika seorang
majikan menggauli budaknya hingga melahirkan anak, maka ibu
dari anak majikan tersebut tidak dapat diwarisi ataupun mewarisi.
Demikian juga mukatab (budak yang dalam proses pemerdekaan
dirinya dengan cara membayar sejumlah uang kepada pemiliknya),
karena mereka semua tercakup dalam perbudakan. Namun
demikian, sebagian ulama mengecualikan budak yang hanya
sebagiannya dapat mewarisi dan diwarisi sesuai dengan tingkat
kemerdekaan yang dimilikinya.
c. Perzinaan. Seorang anak yang terlahir dari hasil perzinaan tidak
dapat diwarisi dan mewarisi bapaknya. Ia hanya dapat mewarisi
dan diwarisi ibunya.
d. Li’an. Anak suami isteri yang melakukan li’an tidak dapat
mewarisi dan diwarisi bapak yang tidak mengakuinya sebagai
anaknya. Hal ini diqiyaskan dengan anak dari hasil perzinaan.
28
2/3 jika anak perempuan dua orang atau lebih dan tidak ada
6 Anak Perempuan anak
laki-laki.
Asoba Jika ada anak laki-laki
h
Asoba Jika tidak ada anak laki-laki
7 Cucu laki-laki h
Mahju Jika ada anak laki-laki
b
jika cucu perempuan hanya seorang dan
½ tidak bersamaan dengan cucu laki-laki dari
anak laki-laki yang menariknya
8 Cucu Prmpuan menjadi ‘ashobah
dari Anak Lk2
2/3 ,jika cucu perempuan dua orang atau lebih dan tidak
ada anak serta tidak ada cucu laki-laki dari anak laki-
laki
1/6 jika bersamaam dengan anak perempuan tunggal sebagai
pelengkap 2/3 harta warisan
Asoba jika ada cucu laki-laki dari anak laki-laki
h
9 Saudara Lk2 Asoba Jika tidak ada anak laki-laki, tidak ada bapak dan kakek
Sekandung h
10 Saudara Lk2 Asoba Jika tidak ada anak laki-laki, tidak ada bapak, kakek
Sebapak h dan sdr lk-lk sekndg
1/6 Sendirian, tidak ada anak, cucu dan ayah
11 Saudara Lk2 Seibu
1/3 dua orang atau lebih, tidak ada anak, cucu dan ayah
½ sendirian dan tidak ada anak atau ayah
12 Saudara Pr
Sekandung 2/3 dua orang atau lebih dan tidak ada anak atau ayah
29
Januszewski dan Molenda dalam Nunuk Suryani (Suryani,
Setiawan, and Putria 2018) mengemukakan bahwa model ADDIE
merupakan komponen utama dari pendekatan sistem untuk pengembangan
pembelajaran yang berfokus pada tujuan pembelajaran. Model ADDIE
dapat menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan
instruksional. ADDIE merupakan akronim dari langkah-langkah dalam
pengembangan media pembelajaran yaitu analisis, desain, pengembangan,
implementasi, dan evaluasi. Keunggulannya yaitu dapat dilihat dari
prosedur kerja yang sistematis juga efektif. Tahap pengembangan media
pembelajaran poster berbasis pictorial riddle model ADDIE (Suryani et al.
2018) secara umum adalah sebagai berikut:
1. Analysis (Analisis)
Analisis adalah melakukan studi pendahuluan dengan cara
mengumpulkan data terkait permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam pembelajaran serta kebutuhan guru dan siswa
terhadap media pembelajaran. Setelah diperoleh hasil studi
pendahuluan, selanjutnya dilakukan tahap analisis untuk
mendeskripsikan penyebab timbulnya kesenjangan antara kondisi
yang diharapkan dengan kenyataan dalam pembelajaran
2. Design (Desain)
30
d. Melihat kembali produk
e. Produk diimplementasikan
Adapun prinsip dasar dalam implementasi (penerapan)
adalah mempersiapkan lingkungan belajar dan
keterlibatan siswa, mempersiapkan guru dan
mempersiapkan siswa sebagai bahan uji coba
penerapan (Suryani et al. 2018).
4. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi merupakan tahapan proses validasi atau penialaian
produk oleh pakar media dan materi. Perbaikan saran dan
masukan harus disertakan dalam media agar media sesuai dan
lebih menarik lagi.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Salimahtun (2015), hasil
yang diperoleh yaitu terdapat pengaruh positif dan cukup
signnifikan metode pembelajaran Pictorial Riddle terhadap
pemahaman konsep fisika siswa SMP Negeri 1 Sigaluh
Kabupaten Banjarnegara.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Atika Ayu Pramesti (2017), hasil
penelitian menunjukkan bahwa LKPD berbasis Pictorial Riddle
layak digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta.
D. Kerangka Berpikir
31
Media pembelajaran poster berbasis Pictorial Riddle menyajikan
materi dalam bentuk gambar-gambar yang dapat menarik perhatian
peserta didik serta adanya kegiatan diskusi dapat mengasah
keingintahuan dan keterlibatan peserta didik, materi yang disajikan
lebih ringkas dan lebih mudah dipahami oleh peserta didik, serta
peserta didik akan terlatih untuk menemukan suatu konsep secara
mandiri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Strategi Pengembangan
1. Jenis Penelitian
3. Sumber Data
Data yang dijadikan sumber pada penelitian ini adalah hasil wawancara
dan hasil uji validitas serta penilaian guru SMAN 3 Cibinong. Uji
validitas terdiri dari tiga yaitu uji validitas media, uji validitas bahasa
dan uji validitas materi. Validasi media melibatkan dosen Teknologi
Pendidikan, validasi bahasa melibatkan dosen pendidikan bahasa
Jerman, kemudian validasi ahli materi melibatkan dosen Pendidikan
33
Agama Islam.
B. Prosedur Pengembangan
34
Menurut Alasan penggunaan model ADDIE karena model penelitian ini
terfokus pada penelitian pengembangan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran yaitu media pembelajaran. Model ini dapat digunakan
untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model,
strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Model
ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) untuk merancang
sistem pembelajaran.
Gambar : Langkah-langkah ADDIE
35
c. Analisis terhadap media pembelajaran yang telah atau sedang
digunakan, analisis dalam hal ini bermaksud untuk memastikan dan
menhetahui media pembelajaran yang tepat untuk dikembangkan di
SMAN 3 Cibinong khususnya pada materi mawaris kelas XII.
d. Analisis terhadap materi pembelajaran, analisis ini dilakukan dengan
cara mengenali dan menelaah materi mawaris yang termuat dalam RPP
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada kurikulum 2013 yang
digunakan di SMAN 3 Cibinong. Materi tersebut kemudian dirancang
secara terorganisasi untuk dipaparkan dalam media pembelajaran
(menjadi konten). Hasil dari analisis kebutuhan ini akan ditindaklanjuti
dalam tahap pengembangan selanjutnya.
2. Tahap Perancangan (Design)
36
evaluasi setelah implementasi kegiatan. Tes acuan disusun
berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis peserta
didik. Kemudian selanjutnya disusun kisi-kisi tes hasil belajar.
Tes yang dikembangkan sesuai dengan jenjang kemampuan
kognitif. Penskoran hasil tes menggunakan panduan evaluasi yang
memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal.
37
selanjutnya adalah uji implementasi media pembelajaran poster berbasis
Pictorial Riddle.
Uji implementasi dilakukan kepada peserta didik dengan
mengerjakan soal pretest sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan
media pembelajaran poster berbasis Pictorial Riddle. Setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan media pembelajaran poster berbasis Pictorial
Riddle peserta didik mengerjakan soal posttest. Data hasil belajar peserta
didik diperoleh dari hasil pengerjaan soal pretest dan posttest.
5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Tahap akhir dari serangkaian tahapan yang ada pada model
ADDIE yaitu tahap evaluasi. Tahapan ini dilakukan dengan cara
mengevaluasi dari hasil pada tahapan-tahapan yang telah dilalui serta
melakukan revisi terhadap media berdasarkan hasil dan masukan yang
diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari lembar penilaian
atau validasi, angket respon peserta didik, lembar observasi keterlaksanaan,
dan soal pretest dan posttest.
1. Lembar Penilaian atau Validasi
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang penilaian
dari dosen atau ahli untuk memvalidasi produk yang dirancang. Data
hasil penilaian ahli dijadikan dasar untuk memperbaiki produk yang
dirancang. Jenis data pada lembar validasi ini adalah data kualitatif
berupa saran dan komentar serta data kuantitatif berupa skor penilaian
validator yang nantinya akan dianalisis dengan menggunakan simpangan
baku ideal (SBI) untuk validasi soal pretest dan posttest, media
pembelajaran poster berbasis Pictorial Riddle, dan angket respon peserta
didik.
2. Angket Respon Peserta Didik
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh tanggapan atau respon dari
peserta didik mengenai kualitas media pembelajaran poster berbasis
Pictorial Riddle. Berdasarkan penilaian menggunakan instrumen ini
38
peneliti dapat memperbaiki produk agar layak digunakan.
3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dan
peserta didik dalam pembelajaran. Instrumen ini digunkaan untuk
mengukur keterlaksanaan pembelajaran menggunakan poster berbasis
Pictorial Riddle.
4. Soal Pretest dan Posttest
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar peserta didik pada ranah kognitif. Pretest digunakan sebelum
pembelajaran menggunakan media pembelajaran poster berbasis Pictorial
Riddle, sedangkan posttest digunakan setelah peserta didik mengikuti
pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran poster berbasis
Pictorial Riddle. Soal pretest dan posttest berupa pilihan ganda dengan
indikator ketercapaian sama.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif yaitu dengan mendiskripsikan dan memaknai data yang bersifat
kualitatif. Data kualitatif berupa komentar dan saran oleh validator ahli,
validator praktisi, dan peserta didik. Data kuantitatif perolehan instrumen
sebelumnya dianalisis secara kuantitaif dan selanjutnya dilakukan analisis
kualitatif.
1. Simpangan baku ideal (SBI)
SBI digunakan untuk menentukan kelayakan instrumen maupun
produk yang dilakukan penilaian validator dan mengategorikan hasil
perolehan data dari instrumen berdasarkan standar deviasi penilaian oleh
validator. Teknik menganalisisnya adalah sebagai berikut.
X́ =
∑x
n
dengan,
39
∑x : Jumlah total jawaban nilai validator
n : Jumlah validator
1
X́ i = (skor tertinggi−skor terendah)
2
2. Analisis reliabilitas
Menurut Djaali (2008: 55) reliabilitas berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya
apabila dalam beberapa kali hasil yang diperoleh relative sama.
Analisis reliabilitas digunakan untuk menentukan tingkat reliabilitas
antar validator. Dalam penelitian ini pengukuran reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan Percentage of Agreement (PA) untuk angket
respon peserta didik. Sedangkan untuk RPP dan media pembelajaran
poster berbasis Pictorial Riddle, Percentage of Agreement (PA)
digunakan untuk kecocokan hasil penilaian antara validator ahli dan
praktisi. Selain itu untuk mengestimasi reliabilitas instrumen soal
Pretest dan posttest peserta didik dilakukan dengan mengetahui nilai
Alpha Cronbach.
Menurut Borich (1994: 385) reliabilitas dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan berikut.
40
A−B
(
PA = 1−
A+ B )
× 100 %
Keterangan:
PA : percentage of agreement
Tingkat Reliabilitas
41
Aspek Penilaian Media Pembelajaran Poster Berbasis Pictorial Riddle
Jumlah Butir
No. Aspek Penilaian
Aspek Penilaian
1. Isi 4
2. Desain Grafis-Layout 5
3. Gambar 5
4. Pengorganisasian 2
5. Bahasa 2
Jumlah Butir
No. Aspek Penilaian
Aspek Penilaian
1. Konstruksi 5
2. Bahasa 4
3. Konten 2
42
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta
didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya,
soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Butir soal yang baik adalah butir soal yang memiliki daya
pembeda pada rentang 0,41 sampai 0,70 (Arikunto, 1988: 221).
Reliabilitas soal Pretest dan posttest diperoleh menggunakan
analisis Alpha Cronbach dengan bantuan program spss 20.
43
5. Kelayakan angket respon peserta diik
Angket respon peserta didik yang telah disusun selanjutnya
dilakukan penilaian oleh ahli melalui lembar validasi angket respon
peserta didik. Hasil penilaian validator selanjutnya dianalisis
validitasnya menggunakan SBI. Selain itu, hasil penilaian validator juga
digunakan untuk mengetahui reliabilitas angket respon peserta didik
melalui perhitungan Percentage of Agreement (PA).
Jumlah Butir
No. Aspek Penilaian
Aspek Penilaian
1. Kesesuaian pernyataan dengan aspek 4
yang diukur
2. Konstruksi 3
3. Kebahasaan 3
normalized gain ¿
44
Analizing Change/Gain Score (Hake, 1998: 3)
DAFTAR PUSTAKA
45
Ilham, Ilham. 2019. “SINERGISITAS PENDIDIKAN ISLAM: Model
Sinergisitas Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia.” TAJDID: Jurnal
Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan 3(2):236–58. doi:
10.52266/tadjid.v3i2.298.
Indrawan, Irjus, I. Made Arsa Wiguna, and Hadion Wijoyo. 2020. Media
Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif.Pdf. Vol. 1.
Melvin, Tria, and Surdin. 2017. “Hubungan Antara Disiplin Belajar Di Sekolah
Dengan Hasil Belajar Geografi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 10
Kendari.” Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi 1(1):1–14.
46
Pembelajaran Inovatif Dan Pengembangannya. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
47