Anda di halaman 1dari 92

PROPOSAL PENELITIAN

HALAMAN JUDUL

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT


INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA
SISWA KELAS IV SDN 10 BALANGLOE TAROWANG
KABUPATEN JENEPONTO

A. MUSRY MAGHFIRA
1747042049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................8
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN...................................................................................................9
A. Tinjauan Pustaka.................................................................................................9
1. Media Pembelajaran..........................................................................................9
a. Pengertian Media Pembelajaran................................................................9
b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran..............................................................11
c. Manfaat Media Pembelajaran..................................................................12
2. Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif....................................................13
a. Pengertian Powerpoint Interaktif.............................................................13
b. Kelebihan dan Kelemahan Media Power Point.......................................14
3. Minat Belajar..................................................................................................17
a. Jenis-Jenis Minat.....................................................................................18
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar..................................19
c. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa.............................................20
d. Indikator Minat Belajar...........................................................................22
4. Konsep Pembelajaran IPA..............................................................................23
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)..............................................23
b. Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar........................24
c. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD................................25
d. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD...................27
5. Penelitian Terdahulu.......................................................................................28
B. Kerangka Pikir...................................................................................................29
C. Hipotesis Tindakan............................................................................................32
III. METODE PENELITIAN................................................................................33
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................................33

iii
1. Pendekatan Penelitian.................................................................................33
2.Jenis Penelitian.............................................................................................33
B. Fokus Penelitian................................................................................................33
1.Implementasi Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif..........................34
2.Minat Belajar...............................................................................................34
C. Setting dan Subjek Penelitian............................................................................34
1.Setting Penelitian.........................................................................................34
2Subjek Penelitian..........................................................................................34
D. Prosedur Pelaksanaan Tindakan........................................................................35
1.Perencanaan.................................................................................................36
2.Pelaksanaan..................................................................................................36
3.Observasi......................................................................................................36
4.Refleksi........................................................................................................37
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data..........................................................37
1.Observasi......................................................................................................37
2.Dokumentasi................................................................................................38
F. Instrumen Penelitian..........................................................................................38
G. Teknik Analisis Data.........................................................................................39
H. Indikator Keberhasilan......................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................41

iv
JUDUL: IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV
SDN 10 BALANGLOE TAROWANG KABUPATEN JENEPONTO

I. PENDAHULUAN

II. Latar Belakang

Pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-

potensi bawaan baik hasmani maupun rohani untuk memperoleh hasil dan

prestasi, sehingga ia mencapau kedewasaan dan menjadi manusia yang utuh.

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mewujudkan sumber daya manusia

yang berkualitas. Untuk mencapai hal ini, diperlukan suatu pendukung yaitu kiat

dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan juga dikatakan sebagai proses

pembentukan pribadi (Erma Suryani, 2020).

Pendidikan sampai saat ini masih menjadi media ampuh untuk

meningkatkan kecerdasan manusia serta mampu mencetak sumber daya manusia

yang berkualitas tinggi. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan

manusia, yaitu suatu upaya dalam rangka membantu manusia agar mampu hidup

sesuai dengan martabat kemanusiaannya (Darmadi, 2019). Pendidikan merupakan

upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu

mengembangkan tugas yang dibebankan kepadanya, karena hanya manusia yang

dapat mendidik. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung

dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup Maunah (2017, hal. 1).Menurut

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab I pasal 1 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa:

1
2

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu pembelajaran yang

pada umumnya dilaksanakan di sekolah atau madrasah yang membantu anak

untuk mempunyai pengetahuan serta memunculkan bakat atau kemampuan yang

dimiliki oleh setiap anak. Pada dasarnya pendidikan adalah proses interaksi antara

dua belah pihak yakni pihak pendidik dan pihak yang dididik. Pembelajaran yang

menarik biasanya dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa serta hasil

belajar siswa akan meningkat.

Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang efektif. Interaksi

yang baik antara guru dan peserta didik sesuatu yang harus terjadi, interaksi yang

dimaksud adalah hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik, peserta

didik dengan guru dan peserta didik dengan peserta didik lainnya. pemilihan

metode mengajar dan media pembelajaran yang tepat adalah hal penting yang

harus ada dalam suatu proses belajar mengajar. Peserta didik dapat belajar

menggunakan berbagai media yang tepat. Media pembelajaran pada saat ini

sangat beragam, ini menguji ketepatan guru dan inovasi dari guru dalam

menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai (Ririn Indriyanti, 2017).

Namun Susanto (2013: 166) mengatakan bahwa para guru belum

sepenuhnya melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif dalam


3

melibatkan peserta didik. Peserta didik akan termotivasi belajar jika guru

melibatkan mereka dan menyampaikan materi dengan menarik. Guru harus

mampu belajar dari berbagai macam sumber bacaan, belajar dari sumber yang

terbaru pada masa sekarang, karena sudah banyak inovasi yang ada dalam

pembelajaran di dunia pendidikan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan

sudah sangat maju. Di sekolah dasar biasanya disediakan alat bantu mengajar

berupa media pembelajaran, baik media konvensional maupun media berbasis

teknologi. Pengajar atau guru diharapkan dapat menggunakan teknologi-teknologi

yang ada sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya alat

bantu mengajar akan terjadi pembaharuan saat proses belajar dan pesan yang akan

di sampaikan kepada peserta didik akan sampai, serta peserta didik merasa tertarik

dengan adanya media yang digunakan

Sanjaya (2012: 57) menuliskan bahwa alat bantu pendidikan atau media

merupakan perantara dari sumber informasi kepenerima informasi. dengan

demikian media pembelajaran merupakan alat yang mengandung pesan

pendidikan. Sanjaya (2012: 70) memaparkan perolehan pengetahuan peserta didik

menunjukkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya

disampaikan secara lisan, ini dikarenakan bahasa lisan biasanya dapat

menimbulkan kesalahan presepsi peserta didik. Jenis mata pelajaran seperti ilmu

pengetahuan alam (IPA) sangat baik jika menggunakan media dalam mengajar

karena mata pelajaran IPA bersifat abstrak. Samatowa (2011: 1) mengatakan

bahwa IPA berupaya meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam

seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak ada habisnya, peserta didik harus
4

diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan memahami

berbagai penjelasan yang logis. Pembelajaran IPA yang ideal perlu memahami

aspek dari IPA yang perlu diajarkan dengan menggunakan cara yang tepat supaya

peserta didik mampu memahami konsep pada pengalaman kesehariannya dengan

memahami alam sekitar secara ilmiah.

Multimemdia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan

alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat

memilih apa yang dikehendaksi untuk proses selanjutnya. Daryanto (2015, hal.

53). Adapun pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar. Multimedia pembelajaran interaktif

sangat dapat digunakan untuk segala muatan pelajaran. Apalagi digunakan di

muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mana merupakan suatu mata

pelajaran untuk mengetahui alam semesta secara sistematis, sehingga materi yang

kurang maksimal jika dijelaskan hanya melalui metode ceramah. Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) sendiri merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari

gejala-gejala alam melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah

yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya berwujud sebagai produk

ilmiah yang terdiri dari tiga komponen penting yaitu konsep, prinsip dan teori.

Alfiatuz (2019, hal. 34).

Minat belajar terjadi apabila siswa sudah dengan baik memperhatikan

kegiatan pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Minat sendiri merupakan

kecenderungan sesorang yang tetap untuk mengenang dan memperhatikan

beberapa kegiatan. Sedangkan untuk minat belajar sendiri adalah suatu rasa lebih
5

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Daryanto (2015, hal. 30). Jadi dari penjelasan mengenai minat belajar diatas dapat

diartikan bahwa minat belajar adalah rasa ketertarikan siswa terhadap

pembelajaran baik ketertarikannya terhadap belajar atau cara pandang atau

perhatian siswa terhadap apa yang sedang diajarkan sehingga ada perasaan senang

dalam melakukannya. Dampak yang ditimbulkan jika dalam suatu pembelajaran

minat siswa telah tumbuh dengan baik dengan diterapkannya suatu multimedia

pembelajaran interaktif adalah pada hasil atau prestasi belajar dari siswa itu

sendiri.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SDN 10 Balangloe

Tarowang Kabupaten Jeneponto, cara guru dalam melaksanakan pembelajaran

masih menggunakan metode lama dan media seadanya yang ada di sekitar

lingkungan saja. Guru kurang inovatif dalam penggunaan media pembelajaran

untuk penunjang materi pembelajaran. Apalagi dalam menjelaskan materi mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mana membutuhkan sebuah

multimedia pembelajaran interaktif yang bertujuan untuk membuat siswa lebih

memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti akan mengembangkan media

pembelajaran berbasis TIK yaitu Powerpoint Interaktif sebagai alat bantu guru

dalam mengajarkan materi penyesuaian mahluk hidup terhadap lingkungan.

Penggunaan media Powerpoint Interaktif memberikan gambaran konkrit

mengenai pembelajaran IPA yang bersifat abstrak. Media Powerpoint Interaktif

dapat menampilkan berbagai menu yang berisi materi, kuis, video gambar yang
6

berifat interaktif. Interaktif merupakan hubungan timbal balik dari pengirim pesan

ke penerima pesan. Sehingga media Powerpoint Interaktif ini diharapkan dapat

lebih menarik perhatian peserta didik dan mengatasi kebosanan

Penelitian yang relevan dengan masalah tersebut yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Asep Munawar (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh Media

Power Point Interaktif Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Etika

Profesi Kelas X AK 3 Di SMKN 3 Bandung .” Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan media pembelajaran power point interaktif berpengaruh

terhadap minat belajar siswa senilai 0,555 dalam derajat kepercayaan 55,5% dan

korelasi antara variable dependent (X) dan variable independent (Y) sebesar 0745

itu berarti korelasi tersebut sangat kuat, arti H1 dapat diterima dan H0 ditolak.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif media pembelajaran

power point interaktif terhadap minat beajar siswa pada mata pelajaran etika

profesi kelas X AK 3 SMKN 3 Bandung.

Selain itu, penelitian relevan juga dilakukan oleh Febriana Khaerunnisa

(2018) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Power Point Terhadap Minat

Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bumiayu Tahun Ajaran 2017/2018”

hasil penelitian menunjukkan bahwa tes pertama (pre-test) dengan jumlah rata-

rata 52%, tes kedua (post test) rata-rata 68%. Selain dilihat dari pencapaian rata-

rata persentase skor minat, didalam uji t juga menjelaskan bahwa nilai t hitung -8,479

berdasarkan tabel distribusi t, nilai ttabel, dapat disimpulkan bahwa Ha dapat

diterima dan H0 di tolak, artinya terdapat pengaruh penggunaan media power

point terhadap minat belajar siswa di SMA Negeri Bumiayu.


7

Kondisi tersebut perlu adanya perubahan yang mendukung dalam proses

pembelajaran di kelas dengan dipergunakannya sebuah multimedia pembelajaran

interaktif guna menunjang pembelajaran sehingga diharapkan minat belajar siswa

akan bertambah khusunya di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Penggunaan multimedia pembelajaran interaktif berbasis PPT ini juga akan

mempengaruhi hasil belajar siswa karena tingkat minat belajar siswa yang

semakin baik akan berefek terhadap hasil belajarnya. Berdasarkan uraian diatas

peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Media

Pembelajaran Powerpoint Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPA

Siswa Kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang Kabupaten Jeneponto”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimana Implementasi Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif dapat

Meningkatkan Minat Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN 10 Balangloe

Tarowang Kabupaten Jeneponto ? ”

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Implementasi Media

Pembelajaran Powerpoint Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPA Pada

Siswa Kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang Kabupaten Jeneponto.


8

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan khasanah ilmu

pengetahuan serta menambah acuan atau landasan teoritis bagi penelitian yang

relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, sebagai upaya konstribusi positif untuk meningkatkan mutu

pendidikan di SDN 10 Balangloe Tarowang Kabupaten Jeneponto.

b. Bagi guru, Diharapkan hasil penelitian ini menambah wawasan dalam

melaksanakan tugas di kelas, terutama dalam memilih dan menciptakan media

pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran.

c. Bagi siswa, Hasil penelitian ini diharapkan berdampak positif terhadap

peningkatan minat belajar IPA siswa kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang

Kabupaten Jeneponto, sehingga memiliki kompetensi yang baik untuk belajar

pada level yang lebih tinggi.


9

III. Bagi peneliti, Dapat menambah pengetahuan tentang penggunaan media

pembelajaran powerpoint interaktif serta menambah wawasan dan

memberikan pengalaman secara langsung yang dapat dijadikan bekal

untuk menghadapi tugas dilapangan sebagai calon guru dalam proses

pembelajaran.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Tinjauan Pustaka

B. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata

medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub)

atau suatu alat. Dalam Webster Dictonary, media atau medium adalah segala

sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja saja yang

digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Media

pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan

pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Sri Anitah (2012, hal.

4)

Media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan

keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan

sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses

belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau


10

elektronis untuk menangkap memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal. Cecep & Bambang (2011, hal. 9)

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajran

adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk

memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan

pembelajaran dengan baik dan sempurna. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk

media pembelajaran, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga

dapat digunakan dengan tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula

pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah seperti:

bahan pembelajaran (instructional material), komunikasi pandang-dengar (audio-

visual communication), alat peraga pandang (visual education), alat peraga dan

media penjelas.

Menurut Ibid, beberapa kesimpulan dari peristilahan media pembelajaran.

1) Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru

dan siswa dalam proses pembelajaran.

2) Media pembelajaran memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa

pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

3) Media memiliki pengertian fisik yang dikenal sebagai hardware (perangkat

keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan

pancaindera.
11

4) Media pembelajaran dapat digunakan secara massa (misalnya: radio,

televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video,

OHP), atau perorangan (misalnya buku, computer, radio tape, kaset, video

recorder).

Kontribusi media pembelajaran sendiri telah didefinisikan oleh Kemp and

Dayton. diantaranya adalah disebutkan pada rincian sebagai berikut:

1) Penyamapaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.

2) Pembelajaran menjadi lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan.

7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran

dapat ditingkatkan.

8) Peran guru mengalami perubahan kearah positif.

9) Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran menurut Syaiful Bahri Djamarah (2013, hal 117-118)

adalah sebagai berikut :

1) Media Berbasis Media


Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk mengirim

dan mengkomunikasikan peran atau informasi.

2) Media Berbasis Cetakan


12

Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenala adalah

berupa buku teks, buku penuntun, buku kerja atau latihan, jurnal, majalah,

dan lembar lepas

3) Media Berbasis Visual

Media berbasis visual (image) dalam hal ini memegang peran yang sangat

penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlencar pemahaman

dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan

dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

4) Media Berbasis Audiovisual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan

tambahan untuk memproduksinya. Salah satu peekrjaan penting yang

diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard

yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan dan penelitian.

5) Media berbasis Komputer

Komputer memilih fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan

latihan komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang

dikenal dengan nama Computer Managed Instruction (CMI). Modus ini

dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung

pembelajaran dan pelatihan, akan tetapi bukanlah penyampaian utama materi

pelajaran.
13

b. Manfaat Media Pembelajaran

Syaiful Bahri Djamarah (2013, hal 128-130) mengemukakan bahwa

terdapat beberapa manfaat media pengajaran dalam proses belajar mengajar

sebagai berikut :

1) Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga

dapat memperlanca dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung

antara siswa dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar

sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4) Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan

terjadinya interkasi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungan.

5) Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif

a. Pengertian Powerpoint Interaktif

Arsyad (2014: 164) mengungkapkan bahwa Microsoft Powerpoint

merupakan program aplikasi presentasi yang banyak digunakan orang untuk

mempresentasikan slidenya. Microsoft Powerpoint juga digunakan untuk

membantu merancang dan membuat presentasi yang baik, menampilkan slide

secara menarik dan professional, menambah berbagai macam efek khusus pada

slide, mencetak slide ke kertas, mengemas presentasi ke dalam sebuah CD yang


14

siap digunakan di mana saja, serta bila perlu menempatkannya sebagai halaman

Web di server internet atau intranet.

Darmawan (2011: 162) juga menambahkan bahwa Microsoft Powerpoint

merupakan programer pembelajaran komputer yang sangat menguntungkan, hal

ini dapat dilihat pada beberapa versi Microsoft Powerpoint yang semakin maju

dengan kelengkapan fitur-fitur yang semakin lengkap. Fasilitas Microsoft

Powerpoint dapat digunakan untuk memprogram model pembelajaran interaktif.

Adapun peranan media Powerpoint:

1) Penggunaan media ini akan lebih efektif untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2) Dapat digunakan sebagai penyaji dan penyalur pesan, dapat mewakili

pengajar untuk menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas, dan

menarik.

3) Merangsang proses belajar. Desain yang menarik dan menyenangkan

akan mendorong motivasi pembelajar untuk belajar.

4) Menciptakan lingkungan belajar yang tidak monoton.

5) Menyajikan materi pelajaran yang sistematis dan logis.

6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten.

Berdasarkan pemaparan di atas, media Powerpoint merupakan program

aplikasi presentasi yang banyak digunakan orang untuk mempresentasikan

slidenya, programer pembelajaran komputer yang sangat menguntungkan, fasilitas

Microsoft Powerpoint dapat digunakan untuk memprogram model pembelajaran

interaktif yang dapat diterapkan pada sekolah dasar.


15

b. Kelebihan dan Kelemahan Media Power Point

Murti (2013: 4) mengungkapkan kelebihan serta kelemahan dari media

Powerpoint adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan media Powerpoint yaitu (a) guru atau pengajar bebas

menulis apa saja, (b) menampilkan gambar apa saja, (c) menampilkan

animasi (gambar bergerak) dan video (film) sesuai kebutuhan, (d) bisa

disimpan dan digunakan kembali kapan saja, sedangkan papan tulis

hanya sekali pakai karena apa yang ditulis pada papan tulis hari ini

tidak bisa digunakan lagi saat mengajar berikutnya, (e) media

powerpoint juga mampu menyajikan teks, gambar, animasi, dan video

yang tidak mungkin dibuat di papan tulis. Itulah beberapa keunggulan

media digital dibandingkan media papan tulis.

2) Kelemahan ini dapat teratasi, yaitu bagi sekolah-sekolah yang mampu

mengadakan alat-alat tersebut dengan pengajar- pengajarnya yang

telah mahir menggunakan dan mampu mendesain pesan melalui

program komputer Microsoft Powerpoint. Tidak memerlukan

bantuan operator, dan dapat mengoperasikan sendiri.

Sanaky (2013: 155) menjelaskan bahwa dalam penggunaan media

Powerpoint memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari

penggunaan media yaitu meliputi :

1) Praktis, dapat digunakan untuk semua ukuran kelas.

2) Memberikan kemungkinan tatap muka dan pemberi pesan dapat

mengamati respons dari penerima pesan atau pembelajar.


16

3) Memberikan kemungkinan pada penerima pesan mencatat.

4) Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak

membosankan.

5) Memungkinkan penyajian dengan berbagai kombinasi warna.

6) Dapat disusun kembali berdasarkan urutan materi atau sekuens belajar

dan dapat dipergunakan berulang-ulang.

7) Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar yang dikehendaki karena

Kontron sepenuhnya pada komunikator.

8) Lebih sehat bila dibandingkan dengan papan tulis.

9) Tidak memerlukan penggelapan ruangan.

10) Mendorong motivasi pembelajar untuk belajar.

Sanaky (2013: 21) menguraikan bahwa kelemahan dari penggunakan

media Powerpoint interaktif, meliputi :

1) Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki

2) Media ini memerlukan perangkat keras (hardware) yang khusus untuk

memproyeksikan pesan yaitu komputer dan LCD.

3) Memerlukan persiapan yang matang dan terencana, terutama bila

menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi) yang kompleks.

4) Diperlukan keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk

menggunakannya.

5) Menuntut keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk

menggunakannya.
17

6) Menuntut keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide

yang baik pada disain program komputer Powerpoint, sehingga mudah

dicerna oleh penerima pesan.

7) Bagi pemberi pesan yang tidak memiliki keterampilan menggunakan,

dapat memerlukan operator atau pembantu khusus.

8) Selalu saja terjadi kerusakan hardisk, padat dan diserang virus.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kelebihan

dan kelemahan Powerpoint yaitu praktis karena dapat memuat materi dalam

bentuk tulisan, gambar, video, bahkan animasi serta dapat disimpan dengan

mudah serta dapat menarik minat dari peserta didik untuk belajar. Kelemahan dari

Powerpoint yaitu alat-alat tidak tersedia disemua sekolah, memerlukan pengajar

yang bisa dalam menggunakan media TIK

1. Minat Belajar

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat

atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Mengembangkan minat

terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana

hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya

sendiri sebagai individu (Rahmad, 2019).

Kegiatan yang diminati siswa diperhatikan terus-menerus yang disertai

rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah

suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
18

menyuruh. Menurut Syah, (2013, hal. 133) minat (interest) berarti kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut

Djaali (2012, hal. 99) minat yang besar (keinginan yang kuat) terhadap sesuatu

merupkan modal besar untuk mencapai tujuan.

“Menurut Khodijah (2016, hal. 59) bahwa adanya minat terhadap objek yang
dipelajari akan mendorong orang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai
hasil belajar yang maksimal. Karena minat merupakan komponen psikis yang
berperan mendorong seseorang untuk meraih tujuan yang diinginkan,
sehingga ia bersedia melakukan kegiatan berkisar objek yang diminati.”

Proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar apabila ada minat. Oleh

karena itu guru harus mampu membangkitkan minat siswa dalam menerima

pembelajaran (Rahmad, 2019). Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa minat adalah dorongan yang muncul dari dalam diri

seseoarang terhadap suatu kegiatan yang membuat seseorang tersebut merasa

tertarik dengan kesadaran diri tanpa ada yang menyuruh.

a. Jenis-Jenis Minat

Djaali (2012, hal. 132) mengemukakan bahwa minat memiliki unsur

afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi, dan

kecenderungan hati. Kemudian berdasarkan orang dan pilihan kerjanya, minat

dibagi ke dalam enam jenis, yaitu: a) realistis, b) investigatif, c) artistik, d) sosial,

e) enterprising, dan f) konvensional.

1) Realistis

Orang dengan minat realistis biasanya lebih menyukai masalah konkret

dibandingkan masalah abstrak.

2) Investigasi
19

Minat ini cenderung berorientasi keilmuan. Orang dengan minat

investigatif umumnya berorientasi pada tugas, instropeksi, dan asosial,

mereka lebih menyukai memikirkan sesuatu daripada melaksanakannya.

3) Artistik

Minat artistik membuat orang cenderung menyukai hal-hal yang bersifat

terstruktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi, kreatif dalam bidang

seni dan musik, dan sangat membutuhkan suasana yang dapat

mengekpresikan sesuatu secara individual.

4) Sosial

Orang yang memiliki minat ini memiliki kemampuan verbal yang baik,

terampil dalam bergaul, bertanggung jawab, suka bekerja secara

kelompok, menyukai kegiatan yang sifatnya berbagi seperti mengajar,

melatih, dan memberi informasi.

5) Enterprising

Orang dengan minat ini memiliki kemampuan memimpin, percaya diri,

agresif, dan umumnya aktif.

6) Konvensional

Orang dengan minat konvensional biasanya memiliki komunikasi verbal

yang bagus, ketertiban.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu :


20

1) Faktor dorongan dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri, sehingga

timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk

memenuhinya. Misalnya, dorongan untuk belajar dan menimbulkan minat

untuk belajar.

2) Faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktivitas agar

dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan

semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya.

Misalnya, minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari

orangtuanya.

3) Faktor emosional, yakni minat erat hubungannya dengan emosi karena

faktor emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan

objek minatnya. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan

karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas,

sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak senang dan

mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang bersangkutan

(Rahmad, 2019).

c. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Menurut Aritonang dalam Rahmad (2019), bahwa faktor-faktor yang

membuat siswa berminat belajar yaitu 1) cara mengajar guru, 2) karakter guru, 3)

suasana kelas tenang dan nyaman, dan 4) fasilitas belajar yang digunakan. Untuk

membangkitkan minat belajar siswa, upaya yang harus dilakukan oleh guru yaitu :

1) Faktor cara mengajar guru, yaitu peran yang harus dimiliki dalam hal cara

mengajar guru yaitu guru sebagai demonstrator dan guru sebagai


21

evaluator. Adapun langkah-langkah membangkitkan minat belajar siswa

sesuai dengan peran tersebut adalah :

a) Menarik perhatian siswa, perhatian siswa muncul karena didorong

oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat dirangsang melalui hal- hal

yang baru.

b) Membuat tujuan yang jelas.

c) Mengakhiri pelajaran dengan berkesan, agar materi pelajaran yang

telah disampaikan akan teringat terus serta siswa akan

mempelajarinya, guru harus mengakhiri pelajaran dengan berkesan.

2) Faktor karakter guru, yaitu karakter guru yang dapat membangkitkan

minat belajar siswa yaitu sabar, memiliki 3S (senyum, sapa, santun),

menghargai kekurangan siswa, adil, baik, disiplin, tidak menakuti atau

mengancam siswa, dan memiliki semangat.

3) Faktor suasana kelas yang nyaman dan tenang, yaitu lingkungan kelas

yang tenang dan nyaman sangat merangsang siswa untuk melakukan

kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Karena

itu guru harus mengelola kelas dengan baik.

4) Faktor fasilitas belajar, yaitu belajar yang efektif harus dimulai dengan

pengalaman langsung dan menuju ke pengalaman yang lebih abstrak.

Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran

daripada siswa belajar tanpa dibantu dengan alat pengajaran. Fasilitas

belajar misalnya menggunakan kaset, televisi, papan tulis, OHP, dan

projector.
22

Sedangkan Sujanto (2012, hal. 94), berpendapat: Bahwa usaha yang dapat

dilakukan untuk membina minat anak agar menjadi lebih produktif dan efektif

antara lain sebagai berikut :

1) Memperkaya ide atau gagasan.

2) Memberikan hadiah yang merangsang.

3) Berkenalan dengan orang-orang yang kreatif.

4) Petualangan dalam arti berpetualangan ke alam sekeliling secara sehat.

5) Mengembangkan fantasi.

6) Melatih sikap positif.

d. Indikator Minat Belajar

Menurut Safari (2015, hal. 152) ketika seorang siswa memiliki minat

belajar, ia akan menunjukkan pada beberapa indikator yaitu :

1) Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu

mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang

disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari

bidang tersebut.

2) Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung

merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman

afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.


23

3) Perhatian Siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan

dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa

yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan

memperhatiakan objek tersebut.

4) Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang

tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan

dari objek tersebut.

2. Konsep Pembelajaran IPA

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Muhammad Chusnul (2015, hal. 10) berpendapat bahwa :

“Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah,
dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai
produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan
ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam dan
menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil
dari proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah maupun
luar sekolah. Sebagai prosedur dimaksudkan cara yang dipakai untuk
mengetahui sesuatu riset yang biasa disebut metode ilmiah. IPA juga
merupakan suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara IPA
mengamati dunia ini lebih bersifat analisis, lengkap, cermat serta
menghubungkan antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu persfektif yang baru tentang objek
yang diamatinya”.
Nuril Nuzuria (2012, hal. 40) mengemukakan bahwa :

“Ilmu Pengetahuan Alam disefinisikan sebagai pengetahuan yang


diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan,
deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang
dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu: (1) Kemampuan
untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi
24

apa yang belum diamati, dan kemampuan menguji tindak lanjut hasil
eksperimen, (3) dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran
IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan
pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan
jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam
maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan
diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal
dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa IPA yaitu pengetahuan yang bersifat

rasional dan objektif tentang alam sekitar dan segala isinya yang diperoleh dengan

menggunakan langkah-langkah berupa metode ilmiah dan hasil observasi atau

eksperimen sehingga akan terus disempurnakan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar

Fungsi pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah membantu siswa

memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan (life skill) essensial sebagai

warga negara.

Menurut Nuril Nuzuria (2012, hal. 41) mengemukakan bahwa :

“Keterampilan yang perlu dimiliki siswa adalah kemampuan menggunakan


alat tertentu, kemampuan mengamati benda dan lingkungan sekitarnya,
kemampuan mendengarkan kemampuan berkomunikasi secara efektif,
menanggapi dan memecahkan masalah secara efektif. Keterampilan proses
IPA untuk anak-anak didefinisikan sebagai berikut: a) Mengamati, b)
mencoba memahami apa yang diamati, c) mempergunakan pengetahuan baru
untuk meramalkan apa yang terjadi, d) menguji ramalan-ramalan di bawah
kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Dalam IPA
coba- coba dan melakukan kesalahan, gagal dan mencoba lagi. Ilmu
Pengetahuan Alam tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah
yang kita ajukan”.
25

Selain materi IPA harus dimodifikasi, keterampilan-keterampilan proses

IPA yang akan dilatihkan juga harus disesuaikan dengan perkembangan anak.

Setiap guru harus memahami akan alasan mengapa suatu pelajaran yang diajarkan

perlu diajarkan di sekolahnya. Demikian pula halnya dengan guru IPA, baik

sebagai guru mata pelajaran maupun sebagai guru kelas. Ia harus tahu benar

kegunaan-kegunaan apa saja yang dapat diperoleh dari pelajaran IPA.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan

pembelajaran yang mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan melatihkan

keterampilan-keterampilan proses yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan

anak (Dina Fitriana, 2014).

Menurut Ahmad Nasution (2013, hal. 171) fungsi pembelajaran IPA

sebagai berikut:

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan
teknologi.
4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai alat
pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka
pendidikan IPA sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, antara lain
sebagai berikut:
a) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup
dan bagaimana bersikap.
b) Menanamkan sikap hidup ilmiah.
c) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.
d) Mendidik siswa untuk mengenal dan mengetahui cara kerja serta
menghargai para ilmuan penemunya.
e) Menggunakan dan menerapkan metodeilmiah dalam
memecahkan permasalahan.
26

c. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Pembelajaran

pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan materi kepada siswa, akan

tetapi merupakan aktifitas professional yang menuntut guru untuk dapat

menggunakan keterampilan dasar mengajar secara terpadu, serta menciptakan

sistem lingkungan yang memungkinkan peserta didik agar dapat belajar secara

efektif dan efisien.

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreatifitas berpikir siswa. Dengan kreatifitas berpikir, siswa

dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa itu sendiri, serta dapat

meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran (Handayani, 2019).

Pembelajaran tersebut dapat mengubah masukan siswa yang belum

terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan

tentang sesuatu menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa

yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan

eksistensi dirinya sebagai pribadi baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki

sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik.

Muhammad Chusnul (2015, hal. 14) berpendapat bahwa IPA sebagai

disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA

menjadi penting. Setiap guru harus paham akan mengapa IPA diajarkan disekolah

dasar. Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran ini

dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah.


27

Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yaitu :

1) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kesejateraan materi suatu bangsa

bergantung pada kemampuan bangsa tersebut dalam bidang IPA, sebab

IPA merupakan dasar teknologi, sebagai tulang punggung pembangunan.

2) Apabila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan

suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis dan

objektif.

3) Apabila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan

sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang

bersifat hafalan belaka.

4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai

potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

d. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu

pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang

masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran

kimia, biologi, dan fisika (Handayani, 2019).

Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional

Standar Pendidikan, yang dimaksud untuk :

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan- Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


28

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi.

8) Penelitian Terdahulu

Penelitian Wahidah, Miftahul (2017) dengan judul penelitian “Penerapan

Media Power Point Interaktif untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa

Kelas 1 SDN Genukwatu IV Ngoro Jombang”. Hasil Penelitian menunjukkan

bahwa penerapan media powerpoint interaktif dapat meningkatkan keterampilan

berbicara siswa kelas I SDN Genukwatu IV Ngoro Jombang. Bukti secara

kualitatif dapat diketahui dari hasil pengamatan proses pembelajaran yang

mengalami peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu siswa lebih aktif dan antusias

dalam pembelajaran, lebih percaya diri, lancar dalam berbicara, dan mampu

menggunakan kata secara tepat. Peningkatan hasil pengamatan pada pra-siklus

rata-rata 19,14, sedangkan pada siklus I mengalami peningkatan yaitu 36,

sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan 51,6. Sedangkan bukti secara


29

kuntitatif siswa mengalami peningkatan rata-rata, yaitu pada pra-siklus nilai rata-

rata 51,1, siklus I adalah 61,9, dan siklus II adalah 80,9.

Penelitian Atik Mardhiyah (2013) dengan judul penelitian “ Penerapan

Multimedia Power Point Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar PKN

Siswa Kelas IV SD ISLAM PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN

Tahun 2012/2013”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa “media powerpoint

dapat meningkatkan minat dan hasil belajar PKn siswa klas IV Jabal Uhud SD

Islam PK Muhammadiyah Delanggu. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari

peningkatan minat siswa di setiap siklusnya, yaitu pada siklus I terdapat 7 siswa

yang menunjukkan minat rendah, 10 siswa menunjukkan minat yang cukup dan 3

siswa menunjukkan minat yang tinggi. Sedangkan pada siklus II, terlihat 2 siswa

menunjukkan minat yang rendah, 11 siswa menunjukkan minat yang cukup dan 7

siswa menunjukkan minat yang tinggi. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa

pada siklus I menunjukkan 11 dari 20 siswa telah mencapai KKM dan pada siklus

II menunjukkan 17 dari 20 siswa telah mencapai KKM. Dari hasil tersebut

menunjukkan bahwa media powerpoint dapat meningkatkan minat dan hasil

belajar PKn siswa klas IV Jabal Uhud SD Islam PK Muhammadiyah Delanggu,

Klaten”

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada mata pelajaran IPA

pada kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang Kabupaten Jeneponto, berbagai

permasalahan yang disebabkan oleh aspek guru dan siswa. Berdasarkan aspek

guru yaitu (1) Proses pembelajaran berpusat pada buku (2) Kurangnya kegiatan
30

yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran (3) Kurangnya inovasi

pada media pembelajaran sehingga membuat siswa merasa bosan. Dan aspek

siswa yaitu (1) Kurang menguasai materi (2) siswa cenderung hanya

mendengarkan sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran (3)

siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan dasar inilah sehingga peneliti menjadikan sebagai landasan

berpikir bahwa dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint interaktif

dapat membantu siswa dalam memahami materi IPA yang akan diajarkan

sehingga akan meningkatkan minat belajar siswa.


31

Berikut adalah bagan yang menggambarkan kerangka pikir penelitian :

Pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN


10 Balangloe Tarowang Kabupaten
Jeneponto

Aspek Guru: Aspek Siswa:


1) Proses pembelajaran berpusat pada 1) Kurang menguasai materi
buku 2) siswa cenderung hanya mendengarkan
2) Kurangnya kegiatan yang melibatkan penjelasan guru sehingga siswa merasa
siswa untuk aktif dalam bosan dalam proses pembelajaran
pembelajaran 3) siswa kurang aktif dalam proses
3) Kurangnya inovasi pada media pembelajaran.
pembelajaran

Rendahnya minat belajar IPA pada


siswa kelas IV

Penggunaan Media Pembelajaran


Powerpoint Interaktif

Minat belajar IPA pada siswa kelas IV


meningkat

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian


32

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, kajian pustaka, dan

kerangka pikir maka hipotesis penelitian ini adalah “ Jika media pembelajaran

powerpoint interaktif digunakan dalam proses pembelajaran, maka minat belajar

IPA siswa kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang Kabupaten Jeneponto akan

meningkat.
33

IV. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang mengkaji

tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan

gambar, serta lebih menekankan makna pada menarik kesimpulan yang ada.

Disebut sebagai kualitatif karena dalam pendekatan ini, peneliti menggunakan

observasi untuk melihat gambaran seluruh aktivitas guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung dimana guru tidak harus menonjolkan analisis data

namun lebih kepada proses.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Reasearch) atau biasa disingkat PTK yang

terdiri dari beberapa tahap pelaksanaan meliputi: perencanaan, pelaksanaan

penelitian, observasi dan refleksi secara berulang yang disebut dengan siklus.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus atau lebih dengan

menerapkan penggunaan media pembelajaran powerpoint interaktif.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang

Kabupaten Jeneponto, yang di fokuskan pada dua aspek, yaitu:


34

1. Implementasi Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif

Powerpoint Interaktif merupakan media yang dapat menampilkan berbagai

menu yang berisi materi, kuis, video gambar yang berifat interaktif. Interaktif

merupakan hubungan timbal balik dari pengirim pesan ke penerima pesan.

Sehingga media Powerpoint Interaktif ini diharapkan dapat lebih menarik

perhatian peserta didik dan mengatasi kebosanan.

3. Minat Belajar

c. Minat belajar adalah keinginan atau dorongan dalam diri sendiri

untuk melakukan sesuatu yang dapat membuatnya menarik dan senag

C. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 10 Balangloe Tarowang Kabupaten

Jeneponto pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Peneliti memilih SD

tersebut berdasarkan pertimbangan 1) Tempatnya masih bisa di jangkau oleh

peneliti; 2) Adanya dukungan dari pihak sekolah dan; 3) Ditemukan masalah yaitu

rendahnya minat belajar IPA pada siswa kelas IV, serta media pembelajaran yang

kurang bervariasi sehingga hal ini dapat mengakibatkan rendahnya minat belajar

siswa.
35

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang

Kabupaten Jeneponto sebanyak 29 orang, terdiri atas siswa 16 laki – laki dan 13

siswa perempuan.

D. Prosedur Pelaksanaan Tindakan

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu

siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu planning

(perencanaan), action (tindakan), observation (observasi) dan reflection (refleksi).


36

Gambar 3.1 Desain Penelitian menurut (Arikunto dkk, 2006, h. 16)

Tahapan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti pada siklus pertama

yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:

a. Melakukan analisis kurikulum, silabus, buku guru dan buku siswa untuk

mengetahui kompetensi dasar dan indikator yang akan disampaikan kepada

siswa.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta instrumennya

yang akan diterapkan.

c. Membuat media pembelajaran powerpoint interaktif yang diperlukan dalam

proses pembelajaran untuk membantu peserta didik memahami materi

pembelajaran.

d. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru selama kegiatan proses

pembelajaran berlangsung.

e. Membuat dan menyusun angket minat belajar untuk tes minat belajar siklus

pertama.
37

f. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yaitu menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang telah disusun sebelumnya pada proses pembelajaran di kelas.

5. Observasi

Tahap observasi dilaksanakan dengan fokus pada aktifitas guru dan siswa

selama penggunaan media pembelajaran powerpoint interaktif.. Pada tahap

observasi ini, akan dikumpulkan data yang akurat untuk menentukan tindakan

yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Observasi aktifitas guru dan siswa

dapat diamati selama pembelajaran berlangsung mencakup dari awal sampai akhir

proses pembelajaran.

6. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan untuk mengkaji kembali kekurangan yang terjadi

dalam pelaksanaan siklus 1. Hasil refleksi dijadikan sebagai bahan pertimbangan

bagi peneliti untuk menentukan langkah yang akan dilakukan selanjutnya pada

penelitian, kemudian akan dibuat perencanaan perbaikan untuk diterapkan pada

siklus selanjutnya yaitu siklus 2.

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Adapun teknik dan prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan saat proses pembelajaran sedang berlangsung melalui

pengamatan dan pencatatan secara sistematis dengan menggunakan format

observasi guru dan observasi siswa. Guru kelas bertindak sebagai pengamat atau
38

observer yang bertugas mengobservasi pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Sedangkan untuk observasi siwa peneliti yang bertugas

mengobservasi siswa saat proses pembelajaran berlangung.

a. Angket (Kuesioner)

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini diisi langsung

oleh responden atau siswa dengan cara memberikan tanda ceklis (ü) pada tabel

yang disediakan untuk memperoleh data dari subjek penelitian tentang

peningkatan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA. Angket minat

belajar memiliki alternatif jawaban (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak

Setuju dan (STS) Sangat Tidak Setuju).

Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Instrument Penelitian

SKOR

Alternatif Jawaban Positif Negatif


Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Sumber: Sugiyono, 2016

7. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik yang dilakukan pada saat proses kegiatan

belajar mengajar berupa gambar kegiatan siswa selama melakukan proses

pembelajaran, hasil angket minat belajar siswa, dan dokumen-dokumen lain yang

berkaitan dengan penelitian.


39

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam peneliti ini berupa (1) Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP); (2) bahan ajar; (3) lembar kerja peserta didik (LKPD) (4)

lembar observasi guru; (5) lembar observasi siswa; (6) lembar angket minat

belajar siswa menggunakan media powerpoint interaktif dan; (7) kisi-kisi angket

minat belajar siswa. semua instrumen penilaian terdapat dilampiran.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data kualitatif

dan kuantitatif. Data kualitatif penelitian diperoleh melalui hasil observasi.

Observasi dilakukan terhadap ketelaksanaan pembelajaran menggunakan media

pembelajaran powerpoint interaktif pada pembelajaran IPA siswa kelas IV. Hasil

observasi guru dan siswa yang diperoleh kemudian akan di distribusikan dalam

bentuk tabel rentangan nilai yaitu nilai 68-100 kategori sangat baik, nilai 34-67

kategori cukup, dan nilai 0-35 kategori kurang.

Data hasil angket akan dianalisis secara statistik deskriptif untuk melihat

peningkatan minat belajar siswa melalu penggunaan media pembelajaran

powerpoint interaktif pada pembelajaran ipa siswa kelas IV. Hasil analisis tersebut

kemduian diklasifikasikan menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan

sangat rendah.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek, yaitu

keberhasilan dari segi proses pembelajaran dan hasil belajar. Indikator

keberhasillan dapat diuraikan sebagai berikut:


40

a. Hasil observasi yang terangkum dalam lembar aktivitas guru dan siswa akan

menggambarkan bagaimana aktivitas guru dan siswa. Data yang telah ada

kemudian akan dianalisis dengan menghitung banyaknya frekuensi suatu

kejadian dibandingkan dengan seluruh kejadian dan kemudian dikalikan

100%. Untuk mengukur aktivitas mengajar guru dan belajar siswa, maka akan

dikategorikan dengan skala 3 yang mengacu pada standar Arikunto (Sunardin,

2018,h.120 ) yaitu:

Tabel 3.2 Taraf Keberhasilan Proses Dalam Menggunakan Media

Powerpoint Interaktif

Nilai Kategori
68%-100% Baik
34%-67% Cukup
0%-35% Kurang

b. Hasil angket. Penelitian ini dianggap berhasil apabila rata-rata hasil angket

minat belajar siswa menggunakan media pembelajaran powerpoint interaktif

pada mata pelajaran IPA dalam kategori baik. Kriteria tersebut berarti

penghentian pada siklus penelitian, dan penelitian dinyatakan berhasil

Tabel 3.3 Taraf Keberhasilan Angket Minat Belajar IPA Siswa kelas IV

Tingkat Persentase Kriteria


80%-100% Sangat Baik
70% - 79% Baik
60% - 69% Cukup
50% - 59 % Kurang
0% - 49% Sangat Kurang
41

DAFTAR PUSTAKA
Abadian, H., & Safari, Z. (2015). Women Social and Cultural Demands from
Constitution Period to Reza Shah Reign. Historical Studies, 5(2), 1-19
Alfizatus Zakiyah, Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Minat Belajar Siswa di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tulungagung, (Tulungagung : Skripsi Tidak
Diterbitkan, 2019).
Anitah ,Sri. 2012. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Arsyad, A. (2014). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Bahri, Syaiful. Djamarah. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Chusnul, Al Fasyi. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Ngoto Bantul Yogyakarta Tahun
Ajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Darmadi, D. H., & PD, M. (2019). Pengantar Pendidikan Era Globalisasi:
Konsep Dasar, Teori, Strategi dan Implementasi dalam Pendidikan
Globalisasi.
Darmawan, D. (2011). Teknologi pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Darmawan, D. (2011). Teknologi pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Daryanto. 2015. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.
Dina, Fitriana. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Animasi
Interaktif Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Di MI Raudatul
Ulum Ngijo Karangploso Malang. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Erma Suryani, Amrah Sahabuddin, Rezki Dwi. 2020. Pengaruh Penggunaan
Media Video Pembelajaran Matematika Terhadap Minat dan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV SDN 24 Kalibone Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
42

Herdiyanto, Rahmad. 2019. Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar


Siswa Mata Pelajaran IPS SD Negeri 2 Badransari Tahun Ajaran 2019/2020.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro.
Hswen, Y., Murti, V., Vormawor, A. A., Bhattacharjee, R., & Naslund, J. A.
(2013). Virtual avatars, gaming, and social media: Designing a mobile
health app to help children choose healthier food options. Journal of mobile
technology in medicine, 2(2), 8.
Indriyani, V. R. (2017). Pengungkapan diri siswa di media sosial instagram.
Khodijah, D. N., & Hendri, M. (2016). UPAYA MENINGKATKAN
PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
DI KELAS XI MIA7 SMAN 1 MUARO JAMBI. Edufisika: Jurnal
Pendidikan Fisika, 1(2).
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjibto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan
Digital. Bogor:Ghalia Indonesia.
Mardhiyah, A. (2013). Penerapan Multimedia Powerpoint Untuk Meningkatkan
Minat Dan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas IV SD Islam PK Muhammadiyah
Delanggu Klaten Tahun 2012/2013 (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Nasution, S. 2013. Metode Research. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nuzuria, Nuril. 2012. Pengembangan Buku Panduan Praktikum IPA Untuk
Meningkatkan prestasi Belajar Siswa Kelas V Pada Materi Sifat Cahaya
Dan Alat Optik Di MI Negeri Gedog Kota Blitar, Skripsi. Program Studi
PGMI. UIN Malang.
Ratnasari, L., Surarso, B., Harjito, H., & Maunah, U. (2017). Bilangan Dominasi
Persekitaran Pada Graf Lengkap Dan Graf Bipartit Lengkap. Jurnal
Matematika Undip, 20(1), 20-26.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran ipa di sekolah dasar. Jakarta: PT Indeks

Sanaky, H. (2013). Media pembelajaran interaktif-inovatif. Yogyakarta: Kaukaba


Dipantara
Sanjaya, W. (2012).Media komunikasi pembelajaran.Jakarta:PT Fajar
Interpratama Mandiri
43

Sri Handayani. 2019. Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar IPA Pada
Siswa kelas V SDN 01 Tanjung Sakti Pumu Kabupaten Lahat. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujanto, A. (2012). Psikologi umum.
Suprijanto, E., & Arikunto, S. (2016). Efektivitas pengelolaan kegiatan kelompok
kerja guru (KKG) di Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa
Tengah. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 9(2), 141-151.
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


UU No. 20 Tahun 2003.
Wahidah, Miftahul. "Penerapan media power point interaktif untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas I SDN Genukwatu IV Ngoro Jombang."
PhD diss., Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2017.
44

LAMPIRAN
45

-Kisi Pengembangan Instrument Angket Minat Belajar Ilmu Pengetahuan


Alam (IPA) Kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang Kabupaten Jeneponto
No. Item
Variabel Aspek Indikator Pernyataan Jumlah
Positif Negatif
Belajar tanpa paksaan 9 15 2
Merasa senang saat 17 28 2
Perasaan belajar
Senang Perasaan bila tidak 3,24 22,27 4
mengikuti pelajaran
IPA
Bertanya pada guru 18 29 2
bila tidak memahami
Keterlibatan pelajaran IPA
Siswa Aktif dalam proses 20 23,32 2
pembelajaran
Minat Mengerjakan PR atau 5 30,25, 4
Belajar tugas dengan baik dan 31
IPA mengumpulkan tepat
waktu
Mendengarkan dan 21 11 2
memperhatikan
Perhatian penjelasan guru
siswa terhadap Mencatat penjelasan 12 16,6 3
mata pelajaran guru
Tertarik pada 2,14, 4,19 5
bahan/media 13
Ketertarikan pembelajaran
siswa terhadap Tertarik pada guru 1 7 2
mata pelajaran IPA
Tertarik untuk 10,26 8 3
mengerjakan soal-soal
IPA
Jumlah 15 17 32
46

Angket Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang Kabupaten Jeneponto
Hari/Tanggal :
Nama Siswa :
Petunjuk Pengisian Angket
1. Angket terdiri atas 32 pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pertanyaan dalam kaitannya dengan pembelajaran IPA
2. Pilihlah jawaban dengan sejujurnya dan benar-benar sesuai dengan
keadaan kalian
3. Berilah tanda centang pada jawaban yang kalian pilih (ü)
NO Pernyataan Sangat Setuju Tidak Sangat
Setuju (S) Setuju Tidak
(ST) (TS) Setuju
(STS)
1. Guru membuat kami
bersemangat belajar IPA
2. Hal yang saya pelajari dalam
pembelajaran IPA bermanfaat
bagi saya
3. Saya yakin berhasil dalam
pembelajaran IPA
4. Saya kurang tertarik pada
pembelajaran IPA
5. Saya senang mengerjakan tugas
mata pelajaran IPA
6. Saya senang menggambar pada
buku catatan IPA saya
7. Saya menjadi tegang jika tiba
jam pelajaran IPA
8. Materi pembelajaran IPA terlalu
sulit untuk saya
9. Saya membaca materi IPA
meskipun tidak disuruh
10. Saya merasa bahwa
pembelajaran IPA memberikan
kepuasan/manfaat kepada saya
47

11. Saya cepat bosan jika belajar


materi pelajaran IPA
12. Saya senang mencatat hal-hal
baru tentang pelajaran IPA
13. Rasa ingin tahu saya tinggi
terhadap pelajaran IPA
14. Saya senang membaca buku
pelajaran IPA
15. Saya mengikuti pelajaran IPA
karena keharusan
16. Buku catatan IPA saya tidak
lengkap
17. Saya merasa senang dengan apa
yang saya peroleh dari
pembelajaran
18. Saya berani bertanya kepada
guru saat tidak mengerti materi
IPA
19. Pelajaran IPA tidak memberikan
pengetahuan baru bagi saya
20. Saya bertanya atau menjawab
pertanyaan saat pelajaran IPA
21. Saya tertarik pada pembelajaran
IPA karena guru telah
menggunakan media
pembelajaran yang menarik
22. Saya merasa tidak apa-apa jika
tidak sempat mengikuti
pelajaran IPA
23. Saya melamun di dalam kelas
saat pembelajaran IPA
24. Pada saat megikuti
pembelajaran IPA, saya percaya
bahwa saya bisa memahami
dengan baik
25. Saya malas menyelesaikan soal-
soal IPA sesuai dengan waktu
yang ditentukan
26. Pembelajaran IPA tidak
membutuhkan buku bacaan
27. Manfaat bagi saya pribadi dari
pembelajaran IPA sangat jelas
28. Saya merasa kecewa dengan
pembelajaran IPA
48

29. Saya malu bertanya jika ada hal


yang tidak saya mengerti dalam
pembelajaran IPA
30. Saya lebih senang duduk
dibelakang ketika pelajaran IPA
31. Saya mengerjakan PR pada
mata pelajaran IPA di sekolah
32. Saya mengantuk pada saat
pembelajaran IPA
Pedoman Penskoran Angket Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

ALTERNATIF SKOR
JAWABAN
POSITIF (+) NEGATIF (-)
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
49

LEMBAR OBSERVASI GURU


Implementasi Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang

No Aspek yang Indikator Penilaian Skor


diamati 1 2 3
1. Pra a. Guru menyiapkan ruang, alat
Pembelajaran dan media pembelajaran
b. Guru memeriksa kesiapan
siswa
c. Guru menarik perhatian siswa
agar fokus sebelum memulai
pembelajaran
2. Kegiatan a. Guru memeriksa kehadiran
pendahuluan siswa dan membuka kegiatan
pembelajaran dikelas
b. Guru melakukan apersepsi
c. Guru menyampaikan sub-
materi dan tujuan
pembelajaran
3. Kegiatan Inti a. Guru menampilkan media
pembelajaran powerpoint
yang akan disajikan melalui
proyektor
b. Guru menjelaskan langkah-
langkah penggunaan media
pembelajaran powerpoint
interktif
c. Guru menjelaskan materi
50

yang disajikan pada media


pembelajaran powerpoint
interaktif
4. Umpan Balik a. Guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa mengenai materi
yang disajikan pada media
powerpoint interaktif
b. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab
atau memberi tanggapan
c. Guru memberikan reward atau
penghargaan kepada siswa
5. Penutup a. Guru bersama siswa
memberikan kesimpulan
mengenai materi pada media
pembelajaran powerpoint
interaktif
b. Guru memberi pesan moral
dan motivasi
c. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran selanjutnya
Jumlah
Total
Presentasi pencapaian Kategori

skor indikator yang dicapai


Persentase Pelaksanaan = X 100%
skor maksimal indikator

Keterangan :
3 = jika melakukan tiga indikator
2 = jika melakukan dua indikator
1 + jika melakukan satu indikator
51

LEMBAR OBSERVASI SISWA


Implementasi Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Balangloe Tarowang

No Aspek yang Indikator Penilaian Skor


diamati 1 2 3
1. Pra a. Siswa menyiapkan alat tulis
Pembelajaran dan buku sebelum
pembelajaran dimulai
b. Siswa siap dan tertib
mengikuti pembelajaran
c. Perhatian siswa terfokus pada
guru
2. Kegiatan a. siswa tertib saat di absen
pendahuluan b. Siswa antusias saat guru
melakukan apersepsi
c. Siwa memperhatikan guru
menyampaikan sub-materi dan
tujuan pembelajaran
3. Kegitan Inti a. Siswa antusias menyimak
media powerpoint interaktif
yang disediakan oleh guru
b. Siswa mempehatikan guru saat
menjelaskan langkah-langkah
penggunaan media
pembelajaran powerpoint
interaktif
c. Siswa antusias mendengarkan
penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru melalui
media pembelajaran
52

powerpoint interaktif
4. Umpan Balik a. Siswa aktif dalam bertanya

b. Siswa aktif dalam menjawab


pertanyaan guru
c. Siswa aktif dalam
mengemukakan pendapat atau
memberikan kritik
5. Penutup a. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi
pembelajaran
b. Siswa menyampaikan
kesimpulan hasil pembelajaran
c. Siswa aktif memperhatikan
guru menyampaikan motivasi
dan pesan moral dalam
pembelajaran
Jumlah
Total
Presentasi pencapaian Kategori

skor indikator yang dicapai


Persentase Pelaksanaan = X 100%
skor maksimal indikator

Keterangan :
3 = jika melakukan tiga indikator
2 = jika melakukan dua indikator
1 + jika melakukan satu indikator
53

(RPP SIKLUS I PERTEMUAN I)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah : SDN 10 Balangloe Tarowang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1
Tema : 2. Selalu Berhemat Energi
Subtema : 1. Sumber Energi
Pembelajaran :1

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat dan membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
54

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.5 Mengidentifikasi berbagai 3.3.1 Menjelaskan pemanfaatan
sumber energi, perubahan energi matahari.
bentuk energi, dan sumbe
energi alternatif (angin, air, 3.3.2 Mengemukakan perubahan
matahari, panas bumi, bahan energi matahari dalam
bakar organik dan nuklir). kehidupan sehari-hari.

4.5 Menyajikan laporan hasil 4.3.1 Membuat laporan percobaan


pengamatan dan penelusuran perubahan bentuk energi
infomasi tentang berbagai (matahari).
perubahan bentuk energi.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan mengamati media powerpoint interaktif didalam
kelas, siswa mampu menjelaskan pemanfaatan energi matahari dalam
kehidupan sehari-hari
2. Melalui kegiatan, mengamati media powerpoint interaktif didalam
kelas siswa mampu mendeskripsikan perubahan energi matahari dalam
kehidupan sehari-hari
3. Melalui percobaan siswa mampu membuat laporan mengenai
perubahan energi matahari.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Powerpoint interaktif tentang pengertian energi matahari, pemanfaatan
energi matahari serta perubahan energi matahari dalam kehidupan
sehari-hari
2. Gambar pada buku siswa
3. Teks bacaan jenis-jenis sumber daya alam

E. METODE PEMBELAJARAN
55

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik


Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, penugasan, percobaan

F. MEDIA/ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : 1. Powerpoint Interaktif
2. Laptop
3. proyektor

Bahan : 1. Kertas, tissue dan kain untuk percobaan

Sumber belajar : Buku guru dan buku siswa kelas IV, Tema 2:
Selalu Berhemat Energi. Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 (Revisi 2016. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan mengucapkan
salam, menanyakan kabar siswa serta
mengatur jarak duduk siswa.
2. Dilanjutkan dengan membaca doa
yang dipimpin oleh salah seorang
siswa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai
5. Memberikan motivasi agar siswa
semangat saat pembelajaran
berlangsung
6. Melakukan apersepsi: “Bagaimana
cuaca hari ini? Matahari bersinar
terang yah, hari ini kita akan belajar
mengenai manfaat energi matahari”

Kegiatan Inti 1. Guru mengajak siswa untuk melihat


gambar pada buku siswa halaman 1
secara bersama-sama
2. Siswa digiring untuk dapat berpikir
secara luas, dalam dan kritis untuk
56

dapat memahami apa yang ada dalam


gambar yang disajikan kemudian guru
melakukan tanya jawab mengenai
gambar tersebut
3. Guru mempersiapkan untuk
menampilkan media powerpoint
interaktif sumber-sumber energi dan
pemanfaatannya (energi matahari)
4. Siswa mengamati powerpoint
interaktif yang disajikan oleh guru
5. Siswa dapat membuat catatan kecil
mengenai powerpoint yang disajikan
6. Guru memberikan pertanyaan
mengenai materi yang disajikan
7. Siswa menjawab pertanyaan guru
8. Guru memberikan penjelasan
mengenai materi yang belum dipahami
oleh siswa
9. Kelas dibagi menajdi beberapa
kelompok
10. Tiap kelompok melakukan percobaan
untuk membuktikan penguapan zat
cair oleh panas matahari berdasarkan
intruksi yang terdapat pada buku.
11. Saat menunggu proses percobaan
siswa mengerjakan tugas membaca
senyap teks pendek “Sumber Daya
Alam” yang terdapat pada buku
12. Siswa menjawab pertanyaan
berdasarkan teks dan menuliskannya
di buku
13. Siswa mencatat hasil percobaan pada
buku dan menyajikannya dalam
bentuk laporan

Penutup 1. Guru bersama siswa membuat


kesimpulan materi yang telah
dipelajari
2. Guru memberikan pesan moral dan
motivasi
3. Guru menyampaikan materi yang akan
di pelajari pada pertemuan selanjutnya
4. Guru menutup pembelajaran, berdoa
57

dan mengucapkan salam.

H. PENILAIAN
1. Penilaian proses : Non Tes (Observasi Guru dan Siswa)
2. Penilaian Hasil : Angket Minat Belajar Siswa

Jeneponto, 2021
Guru Kelas IV Peneliti

(Diana, S.Pd ) (A. Musry Maghfira)


NIP. NIM. 1747042049

Menyetujui,
Kepala Sekolah SDN 10 Balang Loe Tarowang

(Hj. Suhaeni, S.Pd)


NIP.19611005198203201

BAHAN AJAR
(SIKLUS I PERTEMUAN I)
58
59

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(SIKLUS I PERTEMUAN I)

Setelah membaca dan memahami teks sumber daya alam, jawablah pertanyaan
berikut dengan benar!

1. Berdasarkan teks, berikanlah masing-masing 3 contoh sumber daya alam yang


dapat di perbarui dan yang tidak dapat diperbarui
60

2. Berikanlah 3 contoh lain (diluar teks) sumber daya alam yang dapat diperbaui
dan yang tidak dapat di perbarui

3. Berikanlah contoh kegiatan ekonomi yang memanfaatka kedua jenis sumber


daya tersebut.

4. Tulislah pendapatmu tentang kegiatan ekonomi tersebut. Apa saja dampaknya


bagi kelestarian sumber daya alam tersebut? Apa saja yang harus dilakukan
agar sumber daya alam tetap lestari?
61
62

(RPP SIKLUS I PERTEMUAN II)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah : SDN 10 Balangloe Tarowang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1
Tema : 2. Selalu Berhemat Energi
Subtema : 1. Sumber Energi
Pembelajaran :2

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
63

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan


percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat dan membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak berimandan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.5 Mengidentifikasi berbagai 3.5.1 Menjelaskan pemanfaatan
sumber energi, perubahan energi angin dan air
bentuk energi, dan sumbe
energi alternatif (angin, air, 3.5.2 Mengemukakan perubahan
matahari, panas bumi, bahan bentuk energi angin dan air
bakar organik dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari

4.5 Menyajikan laporan hasil 4.5.1 Membuat laporan percobaan


pengamatan dan penelusuran membuat kincir angin dan kincir
infomasi tentang berbagai air
perubahan bentuk energi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan mengamati media powerpoint interaktif didalam kelas,
siswa mampu menjelaskan pemanfaatan energi angin dan air dalam
kehidupan sehari-hari
2. Melalui kegiatan, mengamati media powerpoint interaktif didalam kelas
siswa mampu mendeskripsikan perubahan energi angin dan air dalam
kehidupan sehari-hari
3. Melalui percobaan siswa mampu membuat laporan percobaan mengenai
pembuatan kincir angin dan kincir air.

D. MATERI PEMBELAJARAN
64

1. Powerpoint interaktif tentang pengertian energi angin dan air, pemanfaatan


energi angin dan air, serta perubahan energi angin dan airdalam kehidupan
sehari-hari
2. Alat, bahan dan cara membuat kincir angin dan kincir air

E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, penugasan, percobaan

F. MEDIA/ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : 1. Powerpoint Interaktif
2. Laptop
3. proyektor

Bahan : Kertas, karton, kardus, gelas pelastik lem, gabua,


tutup boto lidi, jarum/paku, gunting

Sumber belajar : Buku guru dan buku siswa kelas IV, Tema 2:
Selalu Berhemat Energi. Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 (Revisi 2016. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan mengucapkan
salam, menanyakan kabar siswa serta
mengatur jarak duduk siswa.
2. Dilanjutkan dengan membaca doa
yang dipimpin oleh salah seorang
siswa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai
5. Memberikan motivasi agar siswa
semangat saat pembelajaran
berlangsung
6. Melakukan apersepsi: “Apa yang
65

menggerakkan rambut atau jilbab


kalian pada saat diluar ruangan?
Apakah kalian mengetahui bagaimana
bentuk angin? Nah kali ini kita akan
mempelajari tentang apa itu energi
angin dan apa manfatnya dalam
kehidupan sehari-hari”

Kegiatan Inti 1. Guru mempersiapkan untuk


menampilkan media powerpoint
interaktif sumber-sumber energi dan
pemanfaatannya (energi matahari)
2. Siswa menyimak powerpoint interaktif
yang disajikan oleh guru
3. Siswa dapat membuat catatan kecil
mengenai powerpoint yang disajikan
4. Guru memberikan pertanyaan
mengenai materi yang disajikan
5. Siswa menjawab pertanyaan guru
6. Guru memberikan penjelasan
mengenai materi yang belum dipahami
oleh siswa
7. Kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok
8. Tiap kelompok melakukan percobaan
untuk membuat kincir angin dan kincir
air
9. Siswa mencatat hasil percobaan pada
buku dan menyajikannya dalam
bentuk laporan
10. Berdasarkan hasil percobaan siswa
diminta untuk berdiskusi dengan
kelompok masing-masing dan menjawab
pertanyaan yang ada pada buku siswa
bersama dengan teman kelompoknya.

Penutup 1. Guru bersama siswa membuat


kesimpulan materi yang tealah
dipelajari
2. Guru memberikan pesan moral dan
motivasi
3. Guru menyampaikan materi yang akan
di pelajari pada pertemuan selanjutnya
66

4. Guru memberikan tugas dirumah


untuk membuat kinci angin
menggunakan berbagai macam kertas
bersama orang tua dan memasang
kincir di halaman rumah.
5. Guru menutup pembelajaran, berdoa
dan mengucapkan salam.

H. PENILAIAN
3. Penilaian proses : Non Tes (Observasi Guru dan Siswa)
4. Penilaian Hasil : Angket Minat Belajar Siswa

Jeneponto, 2021

Guru Kelas IV Peneliti

(Diana, S.Pd ) (A. Musry Maghfira)


NIP. NIM. 1747042049

Menyetujui,
Kepala Sekolah SDN 10 Balang Loe Tarowang

(Hj. Suhaeni, S.Pd)


NIP.19611005198203201

BAHAN AJAR
(SIKLUS I PERTEMUAN II)

Siti memiliki kincir yang terbuat dari kertas. Ia senang memainkannya.


Kincirnya berputar jika tertiup angin.
Siti belajar membua kincir angin dari ayahnya. Menurut ayahnya, kincir angin
yang sebenarnya bisa digunakan untuk menggerakkan alat penumbuk padi atau
67

gandum. Selain itu juga bisa digunakan untuk menggerakkan alat untuk
memompa air
Maukah kamu memiliki kinci r seperti siti?
Ayo kita membuat kincir sederhana dari bahan kertas
Ikuti langkah-langkah pembuatannya dibawah ini!

ALAT DAN BAHAN SERTA CARA MEMBUAT KINCIR ANGIN

LANGKAH PEMBUATAN:
ALAT DAN BAHAN
Ambil kertas lalu ikuti instruksi pada gambar
LIDI/ SUMPIT KAYU
Setelah baling-baling kertas siap, tempelkan ke ujung lidi/sumpit menggunakan jarum/paku, pastikan bali
GUNTING
berputar.
LEM
KERTAS, KARTON DAN KARDUS YANG BERBENTUK
PERSEGI
JARUM
PAKU PAYUNG

ALAT DAN BAHAN SERTA CARA MEMBUAT KINCIR ANGIN


68

LANGKAH PEMBUATAN

Gunting gelas pelastik menjadi 4 bentuj persegi baling-baling


ALAT DAN BAHAN Buatlah 4 sayaran sepanjang baling-baling pelastik, atur agar jaraknya
sama
LIDI/ SUMPIT KAYU Masukkan baling-baling kedalam setiap sayatan tersebut
GUNTING Pasang sumpit/lidi dibagian tengah gabus
GELAS PELASTIK
BEKAS
GABUS BEKAS
TUTUP BOTOL

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(SIKLUS I PERTEMUAN II)

Laporan
Kegiatan Percobaan

Nama Percobaan:
69

Tujuan Percobaan:

Alat dan Bahan:

Langkah Kerja:

Hasil Percobaan:

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil percobaanmu, diskusikanlah pertanyaan berikut bersama teman


kelompokmu.

1. Apa sumber energi kincir angin dan kincir air?


70

2. Bagaimana kincir angin dan kincir air bisa berputar?

3. Apa manfaat kincir angin dan kincir air dalam kehidupan sehari-hari?

4. Apakah persamaan dan perbedaan kedua kincir?

(RPP SIKLUS II Pertemuan I)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
71

Sekolah : SDN 10 Balangloe Tarowang


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1
Tema : 2. Selalu Berhemat Energi
Subtema : 3. Energi Alternatif
Pembelajaran :1

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat
dan membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak berimandan berakhlak
mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.4 Membandingkan teks petunjuk 3.5.1 Menentukan langkah-
penggunaan dua alat yang langkah pembuatan layang-
sama dan berbeda layang

4.4 Menyajikan petunjuk


penggunaan alat dalam bentuk 4.5.1 Menyajikan petunjuk
teks tulis dan visual membuat layang-layang dalam
menggunakan kosa kata baku bentuk teks tulis dan visual
dan kalimat efektif menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif
72

IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.5 Mengidentifikasi berbagai 3.5.1 Menyebutkan macam-macam
sumber energi, perubahan sumber energi alternatif
bentuk energi, dan sumbe
energi alternatif (angin, air, 3.5.2 Mengidentifikasi manfaat
matahari, panas bumi, bahan energi alternatif dalam
bakar organik dan nuklir) kehidupan sehari-hari

4.5.1 Menyajikan laporan dalam


4.5 Menyajikan laporan hasil bentuk peta pikiran hasil
pengamatan dan penelusuran pengamatan tentang energi
infomasi tentang berbagai alternatif dalam kehidupan
perubahan bentuk energi sehari-hari

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar petunjuk membuat layang-layang siswa
mampu menentukan langkah-langkah pembuatan layang-layang dengan
benar
2. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menyajikan petunjuk membuat
layang-layang dalam bentuk teks tulis dan visual menggunakan kosakata
baku dan kalimat efektif teks tulis dan visual menggunakan kosakata baku
dan kalimat efektif dengan percaya diri
3. Melalui kegiatan mengamati video pada media powerpoint interaktif
didalam kelas, siswa mampu menyebutkan sumber energi alternatif dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
4. Melalui kegiatan, berdiskusi siswa mampu menyajikan laporan dalam
bentuk peta pikiran hasil pengamatan tentang energi alternatif dalam
kehidupan sehari-hari dengan tepat.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Petunjuk langkah-langkah membuat layang-layang
2. Powerpoint interaktif tentang macam-macam energi alternatif dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, penugasan

F. MEDIA/ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : 1. Powerpoint Interaktif
73

2. Laptop
3. proyektor
4. Kantong Ajaib

Bahan :-

Sumber belajar : Buku guru dan buku siswa kelas IV, Tema 2:
Selalu Berhemat Energi. Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 (Revisi 2016. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan mengucapkan
salam, menanyakan kabar siswa serta
mengatur jarak duduk siswa.
2. Dilanjutkan dengan membaca doa yang
dipimpin oleh salah seorang siswa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai
5. Memberikan motivasi agar siswa
semangat saat pembelajaran
berlangsung
6. Melakukan apersepsi: “Siapa yang
pernah bermain layang-layang? Ada
yang tau bagaimana cara membuat
layang-layang? Apa yang membuat
layang-layang dapat terbang? Nah hari
ini kita akan belajar tentang energi
alternatif”

Kegiatan Inti 1. Guru mengajak siswa untuk melihat


gambar langkah-langkah pembuatan
layang-layang
2. Guru mengarahkan siswa membaca
teks bacaan tentang langkah-langkah
pembuatan layang-layang
3. Peserta didik secara acak mencoba
memasangkan gambar dengan teks
74

petunjuk membuat layang-layang


4. Melalui bimbingan guru, peserta didik
membentuk kelompok.
5. Siswa diarahkan untuk membuat
layang-layang dengan terlebih dahulu
menyediakan alat dan bahan lalu
mengikuti langkah-langkah
pembuatannya
6. Setelah melakukan percobaan siswa
diarahkan untuk membuat laporan
percobaan membuat layang-layang
7. Guru menampilkan materi tentang
energi alternatif menggunakan media
powerpoint interaktif
8. Siswa bertanya jawab dengan guru
mengenai energi alternatif
9. Guru memberikan penguatan melalui
tanya jawab
10. Guru mengarahkan siswa untuk
membaca teks tentang energi alternatif
11. Masih dengan kelompok yang sama,
siswa ditugaskan untuk berdiskusi
mengenai teks yang telah dibaca lalu
menuliskan energi alternatif dan
manfaatnya dalam bentuk peta pikiran
sesuai dengan LKPD
12. Guru mendampingi dan membimbing
selama diskusi berlangsung
13. Masing-masing kelompok
menyampaikan hasil diskusinya didepan
kelas dan kelompok lain memberikan
tanggapan
14. Kelompok yang tampil dengan baik
berhak mendapatkan sesuatu dari
kantong ajaib
Penutup 1. Guru bersama siswa membuat
kesimpulan materi yang tealah
dipelajari
2. Guru memberikan pesan moral dan
motivasi
3. Guru menyampaikan materi yang akan
di pelajari pada pertemuan selanjutnya
4. Guru menutup pembelajaran, berdoa
75

dan mengucapkan salam.

H. PENILAIAN
5. Penilaian proses : Non Tes (Observasi Guru dan Siswa)
6. Penilaian Hasil : Angket Minat Belajar Siswa

Jeneponto, 2021

Guru Kelas IV Peneliti

(Diana ) (A. Musry Maghfira)


NIP. NIM.
1747042049

Menyetujui,
Kepala Sekolah SDN 10 Balang Loe Tarowang

(Hj. Suhaeni, S.Pd)


NIP.19611005198203201
76

BAHAN AJAR
(SIKLUS II PERTEMUAN I)
77
78

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(SIKLUS II PERTEMUAN I)

Laporan
Kegiatan Percobaan

Nama Percobaan:

Tujuan Percobaan:

Alat dan Bahan:

Langkah Kerja:

Hasil Percobaan:

Kesimpulan:
79
80

(RPP SIKLUS II PERTEMUAN II)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah : SDN 10 Balangloe Tarowang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/1
Tema : 2. Selalu Berhemat Energi
Subtema : 3. Energi Alternatif
Pembelajaran :2

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat dan membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak berimandan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
81

IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.5 Mengidentifikasi berbagai 3.5.1 Menjelaskan perubahan
sumber energi, perubahan bentuk energi alternatif
bentuk energi, dan sumber
energi alternatif (angin, air, 3.5.2 Menentukan manfaat
matahari, panas bumi, bahan kentang sebagai sumber
bakar organik dan nuklir) energi alternatif

4.5 Menyajikan laporan hasil 4.5.1 Menyajikan laporan hasil


pengamatan dan penelusuran pengamatan tentang
infomasi tentang berbagai perubahan bentuk energfi
perubahan bentuk energi alternatif

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
4. Dengan mengamati media powerpoint interaktif siswa dapat
menjelaskan perubahan bentuk energi alternatif
5. Melalui teks bacaan “Kentang, si sayur ajaib” siswa dapat menentukan
manfaat kentang sebagai sumber energi alternatif
6. Melalui percobaan, siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan
tentang perubahan bentuk energi kentang

D. Materi Pembelajaran
4. Powerpoint interaktif tentang perubahan bentuk energi alternatif
5. Teks bacaan “Kentang, si sayur ajaib”
6. Teks petunjuk percobaan perubahan bentuk energi kentang

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, penugasan

F. MEDIA/ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : 1. Powerpoint Interaktif
2. Laptop
3. proyektor
4. Kantong Ajaib

Bahan : 1. Kentang, kabel, bola lampu, paku, uang logam


82

Sumber belajar : Buku guru dan buku siswa kelas IV, Tema 2:
Selalu Berhemat Energi. Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 (Revisi 2016. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan mengucapkan
salam, menanyakan kabar siswa serta
mengatur jarak duduk siswa.
2. Dilanjutkan dengan membaca doa yang
dipimpin oleh salah seorang siswa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai
5. Memberikan motivasi agar siswa
semangat saat pembelajaran
berlangsung
6. Melakukan apersepsi: “Siapa yang suka
makan sayur? Ada yang pernah makan
kentang? Apa kalian suka kentang?
Kentang mempunyai banyak manfaat
loh. Nah hari ini kita akan belajar
tentang perubahan energi alternatif”

Kegiatan Inti 1. Guru mengajak siswa untuk menyimak


media powerpoint interaktif tentang
perubahan bentuk energi
2. Guru bersama siswa melakukan tanya
jawab mengenai materi perubahan
bentuk energi
3. Guru memberikan penguatan
4. Siswa membaca teks “Kentang, si sayur
ajaib”
5. Guru dan siswa melakukan tanya jawab
tentang manfaat kentang sebagai
83

sumber energi alternatif


6. Siswa menyimak penjelasan guru
mengenai manfaat kentang sebagai
sumber energi alternatif
7. Melalui bimbingan guru, peserta didik
membentuk kelompok.
8. Siswa diarahkan untuk melakukan
percobaan dan pengamatan dengan
terlebih dahulu menyediakan alat dan
bahan lalu mengikuti langkah-langkah
pembuatannya
9. Setelah melakukan percobaan siswa
diarahkan untuk membuat laporan
percobaan dan mendiskusikan hasil
laporan perubahan bentuk energi
alternatif kentang
10. Siswa menyampaikan hasil
percobaannya didepan kelas
11. Kelompok lain menanggapi hasil
percobaan salah satu kelompok yang
tampil
12. Siswa diberi penguatan tentang hasil
percobaan yang telah mereka lakukan.
13. Kelompok terbaik mendapatkan
penghargaan berupa kantong ajaib
Penutup 1. Guru bersama siswa membuat
kesimpulan materi yang tealah
dipelajari
2. Guru memberikan pesan moral dan
motivasi
3. Siswa bersama guru menyanyikan lagu
nasional
4. Guru menutup pembelajaran, berdoa
dan mengucapkan salam.
H. PENILAIAN
1. Penilaian proses : Non Tes (Observasi Guru dan Siswa)
Penilaian Hasil : Angket Minat Belajar Siswa

Jeneponto, 2021

Guru Kelas IV Peneliti


84

(Diana ) (A. Musry Maghfira)


NIP. NIM. 1747042049

Menyetujui,
Kepala Sekolah SDN 10 Balang Loe Tarowang

(Hj. Suhaeni, S.Pd)


NIP.19611005198203201
BAHAN AJAR
(SIKLUS II PERTEMUAN II)

Teks Bacaan
Perubahan Bentuk Energi Alternatif
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat digunakan
yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak
diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi
penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat
emisi karbon dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global
berdasarkan Intergovernmental Panel on Climate Change. Selama beberapa tahun, apa
yang sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah berubah akibat banyaknya
pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang berbeda dalam penggunaannya.Istilah
"alternatif" merujuk kepada suatu teknologi selain teknologi yang digunakan pada bahan
bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi alternatif yang digunakan untuk
menghasilkan energi dengan mengatasi masalah dan tidak menghasilkan masalah seperti
penggunaan bahan bakar fosil.
Oxford Dictionary mendefinisikan energi alternatif sebagai energi yang
digunakan bertujuan untuk menghentikan penggunaan sumber daya alam atau
pengrusakan lingkungan. Keuntungan penggunaan energi alternatif, yaitu : (a) Sumber
energi alternatif dapat terus digunakan karena tidak akan habis (matahari, air, angin, dan
panas bumi) akan memberikan energinya sepanjang masa. (b) Energi yang dihasilkan
oleh sumber bunyi alternatif sangat besar. (c) Energi alternatif tidak menimbulkan polusi/
pencemaran.Kesulitan pemanfaatan energi alternatif, yaitu : (a) Energi alternatif
dipengaruhi oleh musim. (b) Membutuhkan biaya yang besar untuk membangkitkan
energi alternatif. (c) Membutuhkan teknologi tinggi untuk mengubah energi alternatif
menjadi bentuk energi lain.
85

Teks Bacaan
“Kentang, Si Sayur Ajaib”
Ibarat manusia, kentang adalah tokoh inspirasi. Kehidupannya unik dan berliku
untuk bisa diterima sebagai makanan pokok dan layak. Tak hanya sehat dan
mengenyangkan bagi perut manusia, kentang juga bisa menghasilkan energi listrik.
Benar-benar menginspirasi bukan, ciptaan Tuhan yang satu ini.Kentang mengandung
karbohidrat yang tinggi dibandingkan jagung, beras, dan gandum. Sehingga kentang
memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai pangan alternatif. Dimana sebelumnya
kentang hanya digunakan sebagai pelengkap sayur atau lauk pauk.
Selain mengandung karbohidrat, kentang juga mengandung kadar air yang cukup
tinggi, sumber vitamin C, sumber vitamin B1, garam dapur, dan air, serta beberapa
mineral seperti fosfor, kalium, dan zat besi. Dimana sebuah larutan elektrolit itu
mempunyai tiga komponen, yaitu asam, basa, dan garam
Untuk menghasilkan energi listrik dari kentang, kamu membutuhkan dua batang
logam, yaitu anoda (elektroda negatif) seperti seng dan katoda (elektroda positif) seperti
tembaga. Kamu bisa menggunakan koin logam dan paku berwarna kuning dan putih
sebagai pengganti seng dan tembaga. Asam di dalam kentang membentuk reaksi kimia
dengan seng dan tembaga, dan ketika elektron mengalir dari satu bahan ke bahan lainnya,
maka energi dilepaskan.

ALAT, BAHAN DAN LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN PERUBAHAN ENERGI


ALTERNATIF PADA KENTANG

ALAT

1. KABEL PENJEPIT
2. PAKU
3. UANG KOIN
86

4. BOLA LAMPU

BAHAN

1. KENTANG

LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan
2. Potong kentang menjadi dua bagian sama besar
3. Tancapkan lempengan tembaga (uang koin) kedalam kentang dengan jarak
beberapa senti meter
4. Hubungkan lempengan tembaga menggunakan rangkaian kabel yang telah
dipasang pada penjepit kabel dan hubungkan dengan lampu
5. Catat hasil pengamatanmu pada tabel kegiatan percobaan

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(SIKLUS II PERTEMUAN II)
87

Laporan
Kegiatan Percobaan

Nama Percobaan:

Tujuan Percobaan:

Alat dan Bahan:

Langkah Kerja:

Hasil Percobaan:

Kesimpulan:

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!


1. Jelaskan pengertian energi alternatif!
2. Sebutkan 2 keuntungan menggunakan energi alternatif!
88

3. Sebutkan 2 kesulitan menggunakan energi alternatif!


4. Sebutkan 5 kandungan kentang!
5. Uraikan alasan jeruk dapat menghasilkan energi listrik!
6. Uraikan alasan apel dapat menghasilkan energi listrik!
7. Korelasikan antara kentang, jeruk, dan apel dalam percobaan perubahan
bentuk energi alternatif!
8. Urutkan penulisan laporan hasil percobaan perubahan bentuk energi alternatif!
9. Sebutkan alat dan bahan dalam percobaan perubahan bentuk energi alternatif!
10. Urutkan langkah-langkah percobaan perubahan bentuk energi alternatif!

Anda mungkin juga menyukai