Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS REKRUTMEN DAN SELEKSI

DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIK


DI PERGURUAN TINGGI IAIN MADURA
PROPOSAL TESIS

OLEH

ABDULLAH LESTALUHU
NIM 18710048

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

DAFTAR TABEL ................................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 4

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 5

A. Konteks Penelitian ...................................................................................... 5

B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

E. Orisinalitas Penelitian .................................................................................. 9

F. Definisi Istilah ............................................................................................ 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 31


DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Dalam mempersiapkan lembaga pendidikan yang dapat bersaing tinggi tentu
tidaklah mudah, mengingat hal tersebut merupakan salah satu tugas dari Institusi
di berbagai jenjang lembaga pendidikan secara keseluruhan, yang di dalamnya
mencakup Perguruan Tingggi.
H. John Bernardin dan Joice E.A mengatakan bahwa, manajemen sumber
daya manusia merupakan kumpulan kegiatan yang dimulai dari rekrutmen,
seleksi, pengembangan, pemeliharaan, mempertahankan, pemberian imbalan,
penilaian, dan promosi personel sumber daya manusia yang di lakukan oleh suatu
organisasi/satuan lembaga pendidikan.1 Sedangkan berdasarkan fungsinya
manajemen sumber daya manusia mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja.2
Dari pengertian manajemen sumber daya manusia beserta fungsinya
diatas, maka jelas kiranya bahwa Manusia merupakan salah satu sumber daya
organisasi yang paling banyak memainkan peran dan fungsinya dalam mencapai
tujuan suatu organisasi/satuan lembaga pendidikan. Maka dari itu, sumber daya
manusia dalam organisasi harus dikelola dengan baik, benar dan sistematis mulai
dari perekrutan sampai dengan pemberhentian.
Apabila merujuk pada pandangan Islam, tentang besarnya konstribusi
sumber daya manusia pendidik dalam suatu organisasi/satuan lembaga
pendidikan, tentunya perspektif yang sedemikian itu sesungguhnya dapat
mengukuhkan hakikat dan tujuan keberadaan manusia sebagai khalifah di muka
Bumi. Hal ini sesuai sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 30: 3

ِ ‫َو ِإذ قَا َل َرب َُّك ِلل َم ََل ِئ َك ِة ِإ ِني َجا ِعل فِي اْلَر‬
‫ض َخ ِليفَة‬
1
Meldona, Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integratif (Malang: UIN-Malang
Press, 2009) 19.
2
Justine T. Sirait, Memahami Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi
(Jakarta: PT. Grasindo, 2006) 5-7.
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah (Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005) 64.
Yang artinya: Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Ayat di atas menjelaskan tentang rencana Allah SWT menciptakan manusia
yang diberi mandat sebagai khalifah atau wakil Allah dimuka bumi, yang dari
padanya melekat tanggung jawab untuk mengolola, mengatur, dan melestarikan
bumi dengan segala potensi akal yang dimilikinya.4
Daya saing yang tinggi dalam instansi pendidikan menuntut adanya sumber
daya manusia yang berkemampuan baik dan berkualitas dalam sebuah lembaga
pendidikan. Kemampuan tersebut bisa didapat dengan menguasi IPTEK dan sikap
profesionalisme dalam menjalankan tugasnya. Untuk mencapai tujuan dan sasaran
tersebut maka perlu penyusunan strategi yang tepat yaitu: mengadopsi dan
penerapan IPTEK, meningkatkan kemampuan dan kemandirian IPTEK,
pengembangan teknologi berbasis maritim, pengembangan dana inovasi,
pelembagaan model Triple Helix yang dapat dikembangkan menjadi N-helix dan
pengembangan IPTEK berbasis budaya.5 Dengan memperhatikan enam strategi
diatas, diharapkan dapat memberikan konstribusinya terhadap ketercapaian tujuan
sebuah institusi lembaga pendidikan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
pendidikan secara Nasional.
Negara Indonesia telah memiliki landasan yang kuat dalam menata
pendidikan secara Nasional. Hal ini berdasarkan pada UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa, Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulai, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
masyarakat, bangsa dan negara.6

4
M. Q. Shihab, Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an (vol. 1) (Jakarta:
Lentera Hati, 2007) 142.
5
Bambang Brodjonegoro, IPTEK dinilai dapat menciptakan SDM yang berkualitas, Tribun
News.com, Jum’at, 6 Juli 2018. Jam 17.15 WIB.
6
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2013) 3.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional diatas, maka lembaga
pendidikan harus berlandaskan dan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
pada Pasal 35 Ayat 1 yang terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. 7
Untuk itu, lembaga pendidikan harus selalu memperbaiki kualitas lembaga
pendidikannya dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan yang telah di
tetapkan oleh pemerintah agar pendidikan menjadi lebih baik dan berkualitas
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan mudah.
Perguruan Tinggi merupakan jenjang pendidikan yang berkelanjutan dari
MA, SMA, maupun SMK. Dengan adanya perguruan tinggi ini, di harapan dapat
memfasilitasi peserta didik untuk memperdalam keilmuannya sehingga dapat
menekuni bidang yang di inginkannya dengan memilih jurusan sebagaimana yang
telah disediakan oleh Perguruan Tinggi.
Institut Agama Islam Negri Madura merupakan salah satu kampus ternama
dan paling diminati diatara sederet kampus tetangga lainnya. Pada mulanya IAIN
Madura merupakan peralihan STAIN Pamekasan yang di dirikan pada tanggal 21
Maret 1997 dan kini sudah beralih status menjadi IAIN Madura berdasarkan
Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2018 yang di resmikan oleh Menteri Agama RI
Lukman Hakim Saifuddin pada tanggal 5 Juli 2018. 8 Peralihan status ini tentu
tidaklah mudah, banyak hal yang harus dipersiapkan, di penuhi dan di
perjuangankan baik dari segi materi dan non materi.
Dalam dua Tahun terakhir ini, semenjak IAIN Madura di resmikan
setidaknya mengalami beberapa kemajuan diantaranya: mampu membuka
program study dan jurusan baru, peresmian gedung baru, dan pendaftar
mahasiswa baru paling banyak di antara kampus tetangga lainnya. 9 Dari sekian
kemajuan yang di alami oleh IAIN Madura Tentunya semua ini memerlukan

7
Ibid, 17.
8
Dr. H. Mohammad Kosim, M. Ag. Rektor IAIN Madura, Wawancara Langsung (03
September 2019).
9
Obserfasi, Kampus IAIN Madura (03 September 2019).
beberapa penambahan personil khususnya terkait sumber daya manusia pendidik
baru yang di sesuaiakan dengan jumlah kebutuhan yang Ideal.
Peenerimaan dosen baru
Terlepas dari perihal diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh
lagi dalam rangka melihat langsung kebijakan yang berlaku terkait rekrutmen dan
seleksi Pendidik dalam upaya meningkatkan kualitas SDM di Perguruan Tinggi
IAIN Madura dengan melihat dan memperhatikan apakah kebijakan tersebut
sudah sesuai dengan peraturan yang ada, baik dalam standarisasinya maupun
pengaplikasiannya atau masih perlu di Kroscek atau bahkan perlu perbaikan yang
berelanjutan.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan dari konteks penelitian diatas, maka fokus yang dapat diajukan
peneliti dalam penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses rekrutmen dan seleksi pendidik di Perguruan Tinggi
IAIN Madura?
2. Bagaimana upaya Perguruan Tinggi IAIN Madura dalam meningkatkan
kualitas SDM pendidik?
3. Bagaimana evaluasi Perguruan Tinggi IAIN Madura dalam meningkatkan
kualitas SDM pendidik?

C. Tujuan Penelitian
Melihat fokus Penelitian yang telah di rumuskan diatas, maka dengan
demikian tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa proses rekrutmen dan seleksi pendidik di Perguruan
Tinggi IAIN Madura.
2. Untuk mengetahui upaya Perguruan Tinggi IAIN Madura dalam
meningkatkan kualitas SDM pendidik.
3. Untuk mengetahui evaluasi Perguruan Tinggi IAIN Madura dalam
meningkatkan kualitas SDM pendidik.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan memberikan konstribusi khususnya
dalam hal yang berakaitan dengan Rekrutmen dan Seleksi SDM pendidik di
Perguruan Tinggi secara umum. Adapaun manfaat yang dapat diambil dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
menambah wawasan keilmuan khususnya mengenai Rekrutmen dan
Seleksi pendidik dalam Meningkatkan Kualitas SDM di Perguruan
Tinggi IAIN Madura.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan
tambahan referensi bagi peneliti lainnya khususnya yang berhubungan
dengan Rekrutmen dan Seleksi pendidik.
2. Secara Praktis
a. Bagi Perguruan Tinggi IAIN Madura, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan evaluasi tambahan khususnya yang berhubungan dengan
Rekrutmen dan Seleksi pendidik.
b. Bagi Rektor dan Tim Dosen pengadaan rekrutmen dan seleksi, agar
selalu memperhatikan dan mengembangkan diri dalam rangka
mempersiapkan SDM pendidik yang handal dan profesional.
c. Bagi calon pendidik, dapat mempersiapkan diri sehingga dapat
meningkatkan kinerja secara profesonal sesuai dengan keadaan zaman
yang semakin berkembang.

E. Orisinalitas Penelitian
Pada bagian ini peneliti menjelaskan tentang perbedaan dan persamaan
dalam bidang kajian yang diteliti dengan penelitian sebelumnya. Langkah ini
bermaksud untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal yang
sama. Selain itu juga dapat diketahui sisi mana saja yang membedakan fokus
permasalahan antara peneliti dan peneliti terdahulu. Berdasarkan hasil eksplorasi
yang dilakukan peneliti, ditemukan lima hasil penelitian terdahulu terkait dengan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Ika Nur Syafiyana, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis proses
rekrutmen dan pengembangan profesionalitas dosen dan tenaga kependidikan
di perguruan tinggi STAIYO. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah
field research (study lapangan) dengan melalui tiga teknik pengumpulan data
yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1) proses rekrutmen dosen dan tenaga kependidikan di
STAIYO dilakukan melalui langkah berikut: menganalisa kebutuhan dosen dan
tenaga kependidikan, menentukan kreteria yang diharapkan, mengumumkan
informasi lowongan dan syarat yang harus dipenuhi, melakukan seleksi
administrasi yang dilanjutkan tes wawancaara bagi yang lolos seleksi
administrasi, menentukan hasil seleksi yang dilakukan ketua dan dosen senior,
dan mengumumkan hasil seleksi melalui surat. 2) upaya pengembangan
profesionalitas dosen dan tenaga kependidikan di STAIYO dilakukan dengan
cara berikut: setiap dosen diwajiibkan membuat jurnal/karya
ilmiah/handout/diklat, mengadakan program stadium general disetiap awal
semester yang sekaligus sebagai pembukaan kuliah, mengadakan workshop
dosen dan tenaga kependidikan, mengikut sertakan dosen dan tenaga
kependidikan dalam diklat kependidikan yang diadakan oleh lembaga
eksternal, memberikan kesempatan dan dukungan bagi para dosen dan tenaga
kependidikan untu melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, baik
dengan biaya mandiri maupun beasiswa. 3) faktor yang mempengaruhi upaya
pengembangan profesionalitas dosen dan tenaga kependidikan terdiri dari dua
faktor yaitu faktor pendukung dan penghambat. a) Faktor pendukung meliputi:
adanya kesamaan dan kejelasan visi dan misi, adanya pemimpin yang
bijaksana, adanya hubungan kerja dengan lembaga lain, adanya dukungan dari
imasyarakat luas, adanya kebijakan yang bersifat desentralisasi pendidikan,
tersedianya jumlah dosen dan tenaga kependidikan yang cukup ideal. b) faktor
penghambat meliputi: minimnya dana, terdapat dosen dan tenaga kependidikan
yang belum sepenuhnya mau mengembangkan kompetensi yang dimiliki,
sebagian dosen dan tenaga kependidikan yang dimiliki kurang produktif.10
2. Mahyuni Anshari, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses
rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan di SDIT Bina Amal Semarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah case studies (study kasus) dengan
melalui tiga teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) proses
rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan di SDIT Bina Amal Semarang
meliputi: perencanaan ketenagaan, penerimaan, perekrutan, seleksi, masa
orientasi, masa percobaan kerja hingga diangkat menjadi guru tidak tetap
yayasan (GTTY) dan guru tetap yayasan (GTY) dengan sistem penggajian dan
perkembangan karir yang sudah ditetapkan oleh yayasan. 2) sistem pembinaan
pendidik dan tenaga kependidikan di SDIT Bina Amal Semarang di
selenggarakan melalui: peran yayasan, pimpinan unit sekolah, guru sejawat dan
jaringan sekolah Islam terpadu, pihak Dinas kependidikan, Kementrian Agama,
para praktisi dan sejumlah organisasi dan perusahaan yang peduli terhadap
perkembangan pendidikan. Pembinaan di titik beratan pada kompetensi
pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial dengan penguatan di bidang
pendidikan Islam dan Al-Qur’an. 3) faktor pembinaan pendidik dan tenaga
kependidikan di SDIT Bina Amal Semarang terdiri dari dua faktor yaitu faktor
pendukung dan penghambat. a) faktor pendukung meliputi: peran optimal
pengurus yayasan, kemampuan manajemen unit sekolah, pembinaan oleh JSIT,
dukungan masyarakat dan organisasi di luar yayasan. b) faktor penghambat
meliputi: keberagaman latar belakang pendidikan guru, padatnya mata
pelajaran yang dibebankan oleh kurikulum nasional sehingga dapat

10
Ika Nur Syafiyana, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidik dan Tenaga
Kependidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta, Tesis (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2015).
menyulitkan untuk memfokuskan pembinaan karena banyaknya guru dan mata
pelajaran yang harus dibina.11
3. Etika Pujanti, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi
rekrutmen dan seleksi tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Al-Mahdhuri
Pesisir Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah field research (study
lapangan) dengan melalui tiga teknik pengumpulan data yaitu: observasi,
wawancara dan dokumentasi. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa:
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi tenaga pendidik dan kependidikan di SDIIT
Al-Mahdhuri dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu: 1) tahapan
rekrutmen dan seleksi meliputi: melakukan penentuan jumlah kebutuhan
tenaga pendidik, menyebarkan informasi melalui media massa. 2) seleksi
administrasi yang di lakukan oleh sekolah meliputi: seleksi berkas surat
lamaran calon tenaga pendidik dan kependidik untuk menentukan kesuaian
persyaratan, pelaksanaan test wawancara, dan praktik mengajar.12
4. Wilya Murti, Murniati AR, Niswanto, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kebijakan pemerintah Kabupaten Aceh selatan dalam Rekrutmen
calon Guru tingkat Sekolah Menengah Tahun 2014. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Jenis penelitian
yang digunakan adalah field research (study lapangan) dengan melalui tiga
teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) program kebijakan Pemda dalam
pererutan guru di Kabupaten Aceh selatan Tahun 2014 merupakan program
tindak lanjut kebijakan yang telah ditetapkan oleh pusat yaitu, perekrutan
CPNS yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang telah ada, baik
sistem perekrutan dan formasi yang dibutuhkan. 2) mekanisme perekrutan
meliputi: melalui tahapan pengumuman, pengumpulan berkas, penyeleksian
berkas, pengumuman kesiapan berkas, test dan pengumuman kelulusan, serta

11
Mahyuni Anshari, Sistem Rekrutmen dan Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
di SDIT Bina Amal Semarang, Tesis (Banjarmasin: IAIN Antasari, 2017).
12
Etika Pujanti, Strategi Rekrutmen dan Seleksi Tenaga Pendidik di SDIT Al-Mahdhuri
Pesisir Barat, Tesis (Lampung: UIN Raden Intan, 2017).
pemberian SK. Sedangkan strategi yang dilakukan adalah menentukan
kualifikasi lulusan PTK yang terakreditasi dengan menggunakan sistem
computer assisted test (CAT). 3) kendala yang dihadapi dalam penentuan
perekrutan calon guru yaitu kurangnya sarana pendukung untuk mengikuti test
dengan sistem komputerisasi, sinyal internet yang lemah yang tidak menentu,
kurang dan rendahnya kemampuan sumber daya personil dalam
mengoperasikan komputer.13
5. Endang Dwi Hastutiningsih, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
manajemen sumber daya manusia Kepala Madrasah pada tenaga pendidik
dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTS Negri Manyaran Tahun ajaran
2015/2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah field research (study
lapangan) dengan melalui tiga teknik pengumpulan data yaitu: observasi,
wawancara dan dokumentasi. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa:
1) manajemen sumber daya manusia Kepala Madrasah pada tenaga pendidik
dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTS Negri Manyaran dilakukan
melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, proses
rekrutmen, pelatihan dan pemberian kompensasi dan evaluasi. 2) hambatan
manajemen sumber daya manusia Kepala Madrasah pada tenaga pendidik
dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTS Negri Manyaran meliputi
pengelolaan SDM, pengembangan pelatihan tenaga pendidik dan tingkat
kompleksitas kerja guru yang terlalu tinggi. 3) solusi manajemen sumber daya
manusia Kepala Madrasah pada tenaga pendidik dalam meningkatkan mutu
pendidikan di MTS Negri Manyaran adalah dengan meningkatkan dukungan
dari luar dan bekerjasama dengan berbagai pihak dalam meningkatkan mutu
pendidikan serta memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik.14

13
Wilya Murti, Murniati AR, Niswanto, Studi Evaluatif Tentang Kebijakan Pemerintah
Kabupaten Aceh selatan dalam Rekrutmen calon Guru tingkat Sekolah Menengah Tahun 2014,
Jurnal volume 5, No. 3, Agustus 2017.
14
Endang Dwi Hastutiningsih, Manajemen Sumber Daya Manusia Kepala Madrasah pada
Tenaga Pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTS Negri Manyaran Tahun ajaran
2015/2016, Tesis (Surakarta: IAIN Surakarta, 2017).
Tabel 1.1
Nama peneliti, Persamaan, Perbedaan dan Orisinalitas Penelitian

No Nama Pesamaan Perbedaan Orisinalitas penelitian


1. Ika Nur 1. Meneliti proses 1. Kontesk Penelitian. 1. Penelitian ini
Syafiyana rekrutmen. 2. Tujuan penelitan di bertujuan untuk
(Tesis, 2015) 2. Objek penelitian fokuskan pada menganalisis
tingkat (pengembangan rekrutmen dan seleksi
Perguruan profesionalitas pendidik dalam
Tinggi. dosen dan tenaga meningkatkan kualitas
3. Metodelogi kependidikan serta SDM di Perguruan
penelitian sama fator pendukung dan Tinggi IAIN Madura.
dengan jenis penghambat). 2. Terdapat tiga fokus
penelitian field 3. Cakupannya lebih penelitian yang akan
research (study lebih luas (dosen dibahas, yaitu :1)
lapangan). dan tenaga Bagaimana proses
kependidikan. rekrutmen dan seleksi
4. Tidak membahas Pendidik di Perguruan
secara kuhusus Tinggi IAIN Madura.
mengenai seleksi 2) Bagaimana upaya
2. Mahyuni 1. Meneliti proses 1. Kontesk Penelitian. Perguruan Tinggi
Anshari rekrutmen. 2. Tujuan penelitan di IAIN Madura dalam
(Tesis, 2017) 2. Metodelogi fokuskan pada meningkatkan kualitas
penelitian sama. (pembinaan SDM Pendidik. 3)
pendidik dan tenaga Bagaimana evaluasi
kependidikan serta Perguruan Tinggi
fator pendukung dan IAIN Madura dalam
penghambat). meningkatkan kualitas
3. Objek penelitian SDM Pendidik.
tingkat Sekolah
Dasar.
4. Jenis penelitiannya
berbeda case studies
(study kasus).
5. Cakupannya lebih
lebih luas (pendidik
dan tenaga
kependidikan.
6. Tidak membahas
secara kuhusus
mengenai seleksi
3. Etika Pujanti 1. Meneliti proses 1. Kontesk Penelitian.
(Tesis, 2017) rekrutmen dan 2. Tujuan penelitian di
seleksi. fokusakan pada
2. Metodelogi (strategi rekrutmen
penelitian sama dan seleksi
dengan jenis administrasi).
penelitian field 3. Objek penelitian
research (study tingkat Sekola
lapangan). Dasar.
4. Cakupannya lebih
lebih luas (tenaga
pendidik dan
kependidikan.
4. Wilya Murti, 1. Meneliti proses 1. Kontesk Penelitian.
Murniati AR, rekrutmen. 2. Tujuan penelitan di
Niswanto 2. Metodelogi fokuskan pada
(Jurnal, 2017) penelitian sama (program kebijakan
dengan jenis Pemda dalam
penelitian field pererutan guru,
research (study mekanisme
lapangan). perekrutan dan
kendala dalam
menentukan
perekrutan calon
guru).
3. Objek penelitian
tingkat Pemerintah
Kabupaten Kota.
4. Tidak membahas
secara kuhusus
mengenai seleksi.
5. Endang Dwi 1. Meneliti 1. Kontesk Penelitian.
Hastutiningsih peningkatan 2. Tujuan penelitan di
(Tesis, 2017) kualitas mutu fokuskan pada
tenaga pendidik. (MSDM kepala
2. Metodelogi sekolah dalam
penelitian sama meningkatkan
dengan jenis mutu tenaga
penelitian field pendidik).
research (study 3. Objek penelitian
lapangan). tingkat Madrasah
Tsanawiyah.
4. Tidak membahas
secara kuhusus
mengenai proses
rekrutmen dan
seleksi.

F. Definisi Istilah
Secara sederhana dalam penelitian perlu adanya definisi istilah sebagai
kunci untuk menyampaikan persepsi dan menghindari perbedaan pemahaman
dalam penelitian ini, istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Proses rekrutmen dan seleksi pendidik
Merupakan aktifitas terkait penambahan pendidik baru di suatu lembaga
yang dimulai dari menganalisa kebutuhan dosen, menentukan kreteria yang
diharapkan, mengumumkan informasi lowongan dan syarat yang harus dipenuhi,
melakukan seleksi administrasi yang dilanjutkan tes wawancaara bagi yang lolos
seleksi administrasi, menentukan hasil seleksi, dan mengumumkan hasil seleksi.
2. Upaya dalam meningkatkan kualitas SDM pendidik
Merupakan usaha rektor sebagai pemegang kekuasaaan tertinggi lembaga
pendidikan tinggi untuk menopang dan memfasilitasi pendidik untuk
meningkatkan empat kompetensi inti pendidik yaitu: kompetensi pedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial.
3. Eluasi dalam meningkatkan kualitas SDM pendidik
Merupakan tindak lanjut rektor untuk memperhatikan, mengecek dan
melihat kinerja pendidik dalam proses kegiatan belajar mengajar.

G. Sistematika Penulisan
Tata urutan dalam penulisan dimaksudkan untuk mempermudah bagi
pembaca untuk mempelajari dan memahami isi dari tesis ini dengan judul
‘‘Analisis Rekrutmen dan Seleksi Dosen dalam Meningkatkan Kualitas SDM Di
Perguruan Tinggi IAIN Madura’’. Kerangka yang dimaksud sebagai berikut:
1. Bagian awal meliputi: halaman judul, halaman pengajuan, halaman
persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran dan abstrak.
2. Bagian teks, terdiri dari:
- BAB I : Pada bagian ini, terdapat sub bab pendahulan yang
meliputi konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, orisiinalitas penelitian, defiinisi istilah dan sistematika
penulisan.
- BAB II : Pada bagian ini, terdapat sub bab pembahasan yang
membahas tentang teori yang dapat mendukung dalam penelitian
ini yang meliputi .. F) kerangka berfikir
- BAB III : Pada bagian ini, terdapat sub bab metode penelitian yang
akan menentukan langkah penelitian yang meliputi A) pendekatan dan
jenis penelitian, B) kehadiran peneliti, C) lokasi penelitian, D) sumber
data, E) prosedur/tenknik pengumpulan data, F) analisis data, G)
pengecekan keabsahan data, dan H) tahapan penelitian.
- BAB IV : Pada bagian ini, merupakan paparan hasil penelitian yang
meliputi A) paparan data dan B) temuan penelitian.
- BAB V : pembahasan.
- BAB VI : penutup, A) kesimpulan, dan B) saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Rerutmen Dan Seleksi Pendidik


1. Rekrutmen
a. Proses Rekrutmen
b. Kendala dalam proses rekrutmen
c. Sumber dan metode rekrutmen
2. Seleksi
a. Proses seleksi
b. Kendala dalam proses seleksi
c. Sumber dan metode seleksi
B. Peningkatan Mutu Pendidik
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan kualitas (dalam bahasa
Inggris quality) memiliki arti tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, derajat, tarap,
atau mutu dari sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 1996 : 533). Jadi
kualitas adalah tingkatan atau baik buruknya sesuatu baik yang berupa benda atau
manusia.
Menurut Hensler dan Bruneel (dalam Husaini Usman, 2006 : 463-466) ada
empat prinsip utama mutu pendidikan, diantaranya:
1. Kepuasan Pelanggan,
Dalam mutu pendidikan, konsep mengenai mutu dan pelanggan diperluas.
Mutu tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi- spesifikasi tertentu,
tetapi mutu tersebut ditentukan oleh pelanggan.Sekolah harus memberikan
pelayanan jasa sebaik-baiknya kepada pelanggannya. Pelanggan sekolah meliputi
pelanggan internal dan pelanggan eksternal sekolah. Pelanggan eksternal sekolah
adalah orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.
Pelanggan internal sekolah adalah siswa, guru dan staf tata usaha. Kebutuhan
pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk harga,
keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, aktifitasnya harus
dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.
2. Respek Terhadap Setiap Orang
Pendidikan yang bermutu memandang setiap orang di sekolah mempunyai
potensi. Orang yang ada dalam organisasi dipandang sebagai sumber daya
organisasi yang paling bernilai dan dipandang sebagai aset organisasi. Oleh
karena itu, setiap orang diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan
untuk berprestasi, berkarier, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
3. Manajemen Berdasarkan Fakta
Pendidikan yang bermutu berorientasi pada fakta, maksudnya setiap
keputusan selalu didasarkan pada fakta, bukan pada perasaan atau ingatan semata,
ada dua konsep yang berkaitan dengan hal ini:
a. Prioritasisasi, yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan
pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan
sumber daya yang ada. Dengan menggunakan data manajemen dan tim
dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu
b. Variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat
memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang
wajar dari setiap sistem organisasi.
4. Perbaikan Terus Menerus
Agar dapat sukses setiap sekolah perlu melakukan proses sitematis dalam
melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku adalah langkah
perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan rencana, dan
melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
Sekolah sebagai unit layanan jasa, keberhasilannya dapat diukur dari tingkat
kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Sekolah dikatakan berhasil
jika mampu memberikan layanan sama atau melebihi harapan pelanggan. Menurut
MukhlasSamani (2000 : 193) dilihat dari jenis pelanggannya, maka sekolah
dikatakan berhasil jika:
a. Siswa puas dengan layanan sekolah, antara lain puas dengan pelajarannya
yang diterima, puas dengan perlakuan oleh guru maupun pimpinan, puas
dengan fasilitas yang disediakan sekolah dan sebagainya.
b. Orang tua siswa puas dengan layanan terhadap anaknya maupun layanan
kepada orang tua. Misalnya puas karena menerima laporanperiodik
tentang perkembangan siswa maupun program-program sekolah.
c. Perguruan tinggi, perusahaan dan masyarakat puas karena menerima
lulusan dengan kualitas yang sesuai dengan harapan.
d. Guru dan karyawan puas dengan layanan sekolah, misalnya pembagian
kerja, hubungan antar guru/ karyawan/ pimpinan, gaji atau honorarium,
dan sebagainya.
1. Mutu Guru
Pengertian/devinisi Mutu adalah bersal dari Latin yakni “Qualis” yang
berarti what kind of (tergantung kata apa yang mengikutinya). Mutu menurut
Deming ialah kesesuaian dengan kebutuhan. Mutu menurut Juran ialah kecocokan
dengan kebutuhan. (Usman, 2006 : 407).
Pengertian guru dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai orang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar (KBBI, 1996 : 533). Dalam
kamus Bahasa Inggris dijumpai kata teacheryang berarti pengajar (John M. Echols
dan Hasan Shadily, 1996 : 581). Selain itu, terdapat kata tutor yang berarti guru
pribadi yang mengajar dirumah, mengajar extra, memberi les tambahan pelajaran.
Dalam istilah Bahasa Arab banyak kata yang mengacu kepada pengertian guru
dan sangatlah beragam mulai dari kata mu’allim (al-a’lim jamaknya ulama’)
yang berarti orang yang mengetahui dan banyak digunakan para ulama/ahli
pendidikan untuk menunjuk kepada hati guru, (Abudinata, 2001 : 41), selain itu
ada pula yang menggunakan istilah al-mudarris untuk arti orang yang mengajar
atau orang yang memberi pelajaran, dan ada juga yang menggunakan istilah al-
muaddibyang merujuk kepada guru yang secara khusus mengajar di istana.
Pengertian-pengertian di atas masih bersifat umum, dan oleh karenanya
dapat mengundang berbagai macam interpretasi dan bahkan juga konotasi:
Pertama, kata seseorang (a person) bisa mengacu pada siapa saja asal
pekerjaan sehari-harinya (profesinya) mengajar. Dalam hal ini berarti bukan
hanya dia seorang yang sehari-harinya mengajar di sekolah yang dapat disebut
guru, melainkan juga “dia-dia” lainnya yang berposisi sebagai: kyai di pesantren,
pendeta di gereja, instruktur di pusat pendidikan dan pelatihan dan bahkan juga
sebagai pesilat di padepokan.
Kedua, kata mengajar dapat pula ditafsirkan bermacam-
macam, misalnya:
a. Menularkan pengetahuan dan keebudayaan kepada orang lain
b. Melatih keterampilan jasmani kepada orang lain
c. Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (Muhibbin, 2003 :
223).
Terlepas dari aneka ragam interprestasi di atas, guru yang dimaksud dalam
pembahasan ini ialah tenaga pendidik yang pekerjaan utamanya mengajar, hal ini
sesuai dengan yang tertera dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat. Selanjutnya, kegiatan mengajar yang dilakukan
guru tidak hanya berorientasi kepada kecakapan-kecakapan berdimensi ranah
cipta saja tetapi yang berorientasi kepada kecakapan yang berdimensi ranah rasa
dan karsa.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memberikan definisi sebagai
berikut, guru adalah seseorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan
untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya
dengan anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan
menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan
(Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, 2002 : 8).
Ametembun mendefinisikan bahwa guru adalah semua orang yang
berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan muridmurid, baik secara
individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000 : 32).
Ace Suryadi seorang pengamat pendidikan dan pengembangan SDM,
berpendapat bahwa guru yang berkualitas (bermutu) adalah guru yang memiliki
kemampuan profesional dengan berbagai kapasitas sebagai pendidik (Kompas, 9
Maret 2001).
Kata profesional adalah pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan
beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian
diaplikasikan bagi kepentingan umum. Pengertian dasar di atas, teryata pekerjaan
profesional berbeda dengan pekerjaan lainyakarena suatu profesi memerlukan
kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya (Uzer Usman,
2006 : 14).
Guru yang bermutu adalah guru yang benar-benar menguasai apa-apa yang
harus dimiliki seseorang dalam menekuni pekerjaannya, dalam hal ini ilmu-ilmu
pendidikan yang dapat memenuhi kriteria dia sebagai guru yang profesional dan
mencintai pekerjaannya, selain itu seorang guru harus memiliki kompetensi dan
kemampuan-kemampuan yang dapat menunjang pekerjaan tersebut.
2. Standar Mutu Guru
Undang undang Guru dan Dosen , yaitu UU. No 14.tahun 2005 dan Dalam
PP No 19 Tahun 2005 pasal 2 (1) bahwa: “Standar Nasional pendidikan terdiri
atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang
harus ditingkatkan secara berencana dan berkala”.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan dalam Standar Nasional
Pendidikan pasal 28 menunjukkan:
a. Ayat (1) bahwa: “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
b. Ayat (2) menjelaskan bahwa:“kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh
seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku”.
c. Ayat (3) menjelaskan bahwa:“kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah sertapendidikan anak usia dini
meliputi: kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial”.
Kompetensi dan profesionalisme seorang guru sangat dituntut, karena
perkembangan ilmu semakin pesat. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 42 ayat 1 menyatakan
bahwa:“Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Pasal di atas menggambarkan persyaratan kemampuan guru sebagai
pendidik, sedangkan pasal 43 ayat 1 yang menjelaskan bahwa: “Promosi dan
penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan
latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan dan prestasi kerja dalam
bidang pendidikan” (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU
SISDIKNAS), 2003 : 30). Inipun menggambarkan bahwa promosi seorang guru
juga didasarkan pada kualitas dan kompetensinya.
Profesionalisme dan kompetensi merupakan dua hal yang menentukan
parameter seseorang yang bermutu atau tidak bermutu. Keduanya merupakan
kedua hal yang tidak terpisah satu sama lainnya, saling melengkapi diantara
keduanya.
1) Profesionalisme Guru
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam
bentuk komitmen anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas prfesionalnya. Seorang guru yang memiliki
profesionalisme tinggi akan tercerimin dalam sikap mental serta komitmennya
terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas profesional melalui berbagai cara
dan strategi. Ia akan selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan
perkembangan jaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna
profesional.
Dalam konteks guru, makna profesionalisme sangat penting karena
profesionalisme akan melahirkan sikap terbaik bagi seorang guru dalam melayani
kebutuhan pendidikan siswa, sehingga kelak sikap ini tidak hanya memberikan
manfaat bagi siswa, tetapi juga memberikan manfaat bagi orang tua, masyarakat
dan institusi sekolah itu sendiri (Suyanto dan Jihad, 2013: 21).
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir (1994 : 107) profesionalisme berarti
paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang
yang profesional, yaitu orang yang memiliki profesi. Dengan bertitik tolak dari
pengertian di atas, maka pengertian guru yang profesioal adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia
mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal.
Keahlian yang harus dimiliki seorang tenaga pendidik untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah diamanatkannya, karena tugas mengajar
harus dilakukan oleh seorang guru yang benar- benar mempunyai ilmu
dibidangkependidikan
Untuk menjadi guru profesional, guru dituntut memiliki lima kemampuan
yaitu:
1) Penguasaan terhadap landasankependidikan
2) Menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus memahami dengan baik
materi pokok yang ada pada kurikulum maupun bahan pengayaan
3) Kemampuan menyusun program pengajaran, mencakup kemampuan
menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan bahan pelajaran dan
mengembangkan strategi pembelajaran
4) Kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses
pembelajaran, dan
5) Mereka merupakan bagian dari masyarakat, belajar dalam lingkungan
profesinya (Syaiful Sagala, 2013 : 41).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kemampuan profesional guru pada
hakekatnya adalah bermuara pada ketrampilan dasar dan pemahaman yang
mendalam tentang anak sebagai peserta didik, obyek belajar dan situasi kondusif
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Guru dalam arti yang sebenarnya adalah profesi yang hanya dapat
dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan
pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang tidak dapat melakukan pekerjaan itu
atau bukan ahlinya. Dengan demikian seorang profesional menjalankan
pekerjaannya sesuai tuntutan profesinya. Seorang profesional menjalankan
kegiatannya berdasarkan profesionalisme dan bukan secara amatir (Oemar
Hamalik, 2004 : 47).
Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 1 (4) menyebutkan pengertian
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memperlukan pendidikan profesi (Undang-Undangan Republik Indonesia Guru
dan Dosen (UUGD), 2006 : 1127)
Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 8, menyebutkan bahwa seorang
guru profesional wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional (UUGD, 2006 : 1131).
Profesionalisme mengandung makna yang lebih luas dari hanya
berkualitas tinggi dalam hal teknis, profesionalisme memiliki makna ahli,
tanggung jawab, baik intelektual, moral dan memiliki kesejawatan.
2) Kompetensi Guru
Kompetensi pada dasarnya merupakan deskripsi tentang apa yang dapat
dilakukan seseorang dalam bekerja, serta apa wujud pekerjaan tersebut yang dapat
terlihat. Untuk dapat melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus memiliki
kemampuan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang relevan
dengan bidang pekerjaannya.
Mengacu pada pengertian kompetensi di atas, kompetensi guru dapat
dimaknai sebagai gambaran tentang apa yang harus dilakukan seorang guru dalam
melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, perilaku maupun hasil yang
dapat ditunjukkan dalam proses belajar mengajar.
Menurut Suyanto dan Jihad (2013: 40) ada tiga jenis kompetensi guru,
berikut ini penjelasannya:
a) Kompetensi Profesional, yaitu memiliki pengetahuan yang luas pada
bidang studi yang diajarkan, memilih dan menggunakan berbagai metode
mengajar di dalam proses belajar-mengajar yang diselenggarakan.
b) Kompetensi Kemasyarakatan,yaitu mampu berkomunikasi dengan siswa,
sesame guru dan masyarakat.
c) Kompetensi Personal, yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut
diteladani.
Berdasarkan kompetensi tersebut, ada 4 hal yang harus dimiliki guru,
yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik secara substantif merupakan kemampuan
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci
(Rohmat, 2012 : 111-112) masing-masing elemen kompetensi pedagogik
tersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial
sebagai berikut:
a) Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator
esesnsial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip; dan mengidentifikasi bekal ajar awal
peserta didik.
b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memilikindikator
esesnsial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan
strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
(1). Melaksanakan pembelajaran. Sub kompetensi ini memiliki
indikator esensial: menatalatar pembelajaran;dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
(2). Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Subkompetensi ini hasil belajar secara berkesinambungan dengan
berbagai metode; menganalisis hasil penilaian proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery
level); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas pro gram pembelajaran secara umum.
(3). Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik
untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.
Menurut Slamet PH (dalam Syaiful Sagala, 2013 : 31-32) mengatakan
kompetensi pedagogik terdiri dari sub-kompetensi:
a. Berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan mata
pelajaran yang diajarkan.
b. Mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
c. Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan
silabus yang telah dikembangkan.
d. Merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas.
e. Melaksanakan pembelajaran pro-perubahan (aktif, kreatif, inovatif,
eksperimentatif, efektif dan menyenangkan).
f. Menilai hasil belajar peserta didik secara otentik
g. Membimbing peserta didik dalam berbagai aspek, misalnya: pelajaran,
kepribadian, bakat, minat dan karir.
h. Mengembangkan profesionalisme sebagai guru.
Kaitannya dengan kompetensi pedagogik seorang guru, islam memberikan
posisi yang mulia. Posisi ini menyebabkan mengapa Islam menempatkan
orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi
derajatnya bila dibanding dengan lainnya, sebagaimana firman Allah
SWT. Artinya:“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antara kalian dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat" (Al- Mujaadilah: 11).
2. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas danmendalam yang
mencakup penguasaan substansi keilmuan yang menaungi meteri kurikulum
tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Secara rinci menurut Rohmat (2012:113) masing-masing elemen
kompetensi tersebut memiliki subkompetensi dan indikator esensial sebagai
berikut:
a. Menguasai substansi keilmuan yang terikat dengan bidang studi.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan
metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsepkeilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah
wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan
indikator esensial sebagai berikut:
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik.Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi
secara efektif dengan peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektof dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar (Rohmat, 2012 :114).
Seorang guru tidak hanya bertanggung jawab didalam kelas saja, tetapi
harus mewarnai perkembangan anak didik diluar kelas. Dengan kata lain, guru
tidak sekedar orang yang hadir didepan kelas unntuk menyampaikan materi
pengetahuan tertentu, tetapi juga anggota masyarakat yang harus ikut aktif dalam
mengarahkan perkembangan anak didik menjadi anggota masyarakat.
4. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan begi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci setiap
elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan
indikator esensial sebagai berikut:
a. Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bangga sebagai
pendidik; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma,
b. Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
dan memiliki etos kerja sebagai pendidik.
c. Memiliki kepribadian yang arif.S ubkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.
d. Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius
(imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik (NgainunNaim, 2009 : 36).
Standar Nasional Pendidikan (SNP), penjelasan pasal 28 (3) butir b,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan
dan perkembangan pribadi peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki
peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak,
guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia serta
mensejahterakanmasyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa standar kompetensi
guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk
penguasaan pengetahuan dan berperilaku layaknya seorang guru untuk menduduki
jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan supaya
mutu guru dapat diketahui.
Standar kompetensi guru bertujuan untuk memperoleh acuan baku dalam
pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Dengan demikian, kompetensi yang
dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar.
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan
profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru

C. Standart Pendidik/Dosen Profesional


1. Standar dosen
2. Kompetensi dosen
D. Rekrutmen dan Seleksi Pendidik dalam Meningkatkan Kualitas SDM
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Fungsi dari adanya pendekatan penelitian ini bertujuan untuk
mempermudah analisis, memperjelas pemahaman terhadap objek, memberikan
nilai objektivitas sekaligus membatasi wilayah dalam penelitian.15Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Dengan menggunakan metode kualitatif ini, diharapkan data yang diperoleh dapat
diamati dan dianalisis dengan mudah mengenai rekrutmen dan seleksi penddik
dalam meningkatkan kualitas SDM di perguruan tinggi IAIN Madura.
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Field
Research (penelitian lapangan), yakni jenis penelitian yang mana peneliti terjun
langsung dalam mencari data-data yang benar dan dapat dipercaya sebagai bahan
untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian.16

B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangat berperan penting karena
peneliti sebagai subjek dan instrumen dalam penelitian ini, yang tujuannya untuk
membentuk sebuah penelitian. Hal ini dilakukan melalui proses pengumpulan,
pemilihan, dan interpretasi data.17
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrument atau pengumpul data
dengan melakukan obserfasi non partisipan. Peneliti hadir dangan berperan
sebagai instrumen ke Perguruan Tinggi IAIN Madura untuk mengumpulkan data,
menganalisis data. Berikut hal yang sudah dilakukan oleh peneliti:
1. Pada tanggal 3 September 2019, peneliti melakukan observasi awal untuk
melihat lokasi secara kesluruhan di perguruan tinggi IAIN Madura.

15
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 180-181.
16
Lexy J. Moleong, Meodologi Penelitian Kualitatif, cet. 32 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 26.
17
Imam Gunawan, metode Penelitian KualitatifTeori & Praktik (Jakarta: PT Bumi Aksar, 2014),
hlm. 91.
2. Pada tanggal yang sama setidaknya peneliti sudah melakukan wawancara
terkait peresmian IAIN dan dampaknya bagi kampus kepada Rektor IAIN
Madura, Waka 1 dan 2 dan Ketua Mahasiswa.

C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana dilakukannya penelitian atau
tempat untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan peneliti. Oleh karena itu
sangat penting bagi peneliti untuk menentukan terlebih dahulu dimana lokasi
penelitian itu dilangsungkan dengan memperhatikan keterbatasan geografis dan
praktis seperti waktu, biaya, tenaga, perlu dipertimbangkan dalam penentuan
Lokasi penelitian.18
Dalam hal ini, peneliti memilih PT IAIN Madura, yang terletak di
Kabupaten Pamekasan. Berikut beberapa alasan peneliti memilih lokasi tersebut:
1. Peneliti merupakan Alumni PT IAIN Madura.
2. Lokasi penelitian mudah diakses.
3. Adanya peresmian pengalihan status STAIN ke IAIN Madura dua Tahun
lalu.
4. Kampus yang paling diminati di bandingkan kampus tetanggga lainnya di
Madura.
Dengan adanya beberapa alasan diatas, peneliti ingin memberikan
sumbangan berupa karya tulis ilmiah guna memastikan bahwa PT IAIN Madura
tidak hanya terkenal dengan biaya yang terjangkau, tetapi juga kualitas SDM di
dalamnya sangat di jaga dan perhatikan.

D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data itu
diperoleh.19Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: 1) data
primer dalam penelitian ini merupakan hasil observasi dan wawancara terkait:
proses rekrutmen dan seleksi pendidik, upaya peningkatan kualitas SDM dan

18
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm.128.
19
Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 129.
evaluasi. 2) data sekunder dalam penelitian ini merupakan kumpulan dokumen
penting meliputi: profil IAIN Madura, visi, misi, dan tujuan, data pendidik, data
mahasiswa dan mahasiswi, sarana dan prasarana serta struktural perguruan tinggi
IAIN Madura.

E. Prosedur/Teknik Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data merupakan hal yang paling penting dalam
sebuah penelitian, karena tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data.20
Secara umum, terdapat tiga prosedur pengumpulan data, yang pertama adalah
observasi, yang kedua wawancara, yang ketiga adalah dokumentasi. 21Prosedur
pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Observasi
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan observasi non partisipan. Dalam
hal ini, peneliti tidak terlibat langsung hanya sebagai pengamat
independen.22Adapun observasi yang digunakan oleh peneliti dalam proses
penelitian ini sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1.2
Observasi

Konteks Data Fenomena Observasi


Semua data observasi yang dapat 1. Proses rekrutmen dan seleksi Dosen di
mendukung dalam penelitian ini Perguruan Tinggi IAIN Madura
terkait analisis rekrutmen dan 2. Upaya Perguruan Tinggi IAIN Madura
seleksi pendidik dalam dalam meningkatkan kualitas SDM.
meningkatkan kualitas SDM di 3. Evaluasi Perguruan Tinggi IAIN
Perguruan Tinggi IAIN Madura Madura dalam meningkatkan kualitas
SDM

2. Wawancara
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan wawancara semiterstruktur
(semistructure interview). Dalam hal ini, peneliti menyiapkan beberapa
pertanyaan untuk diajukan kepada terwawancara dan selanjutnya peneliti
mengajukan pertanyaan bebas guna memperoleh informasi yang lebih mendalam

20
Ibid., SuharsimiArikunto, hlm. 60.
21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung: CV. Alfabeta, 2009),
hlm. 225.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif kualitatif dan R&D, hlm. 145.
mengenai masalah yang sedang diteliti.23 Adapun wawancara yang digunakan
oleh peneliti dalam proses penelitian ini sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1.3
Wawancara

No Konteks Data Pertanyaan Wawancara


1. Proses rekrutmen dan seleksi Aktifitas terkait penambahan pendidik
Dosen di Perguruan Tinggi baru di suatu lembaga yang dimulai dari:
IAIN Madura menganalisa kebutuhan dosen,
menentukan kreteria yang diharapkan,
mengumumkan informasi lowongan dan
syarat yang harus dipenuhi, melakukan
seleksi administrasi yang dilanjutkan tes
wawancaara bagi yang lolos seleksi
administrasi, menentukan hasil seleksi, dan
mengumumkan hasil seleksi.
2. Upaya Perguruan Tinggi Aktifitas terkait empat kompetensi inti
IAIN Madura dalam pendidik yaitu: kompetensi pedagogik,
meningkatkan kualitas SDM profesional, kepribadian, dan sosial.
3. Evaluasi Perguruan Tinggi Aktifitas terkait kinerja pendidik dalam
IAIN Madura dalam kegiatan proses belajar mengajar.
meningkatkan kualitas SDM

3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti menyelidiki benda tertulis seperti arsip dan
dokumen yang berhubungan dengan fokus penelitian.24Adapun dokumentasi yang
digunakan oleh peneliti dalam proses penelitian ini sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1.4
Dokumentasi

Konteks Data Fenomena Observasi


Semua data dokumentsi yang dapat 1. Proses rekrutmen dan seleksi Dosen di
mendukung dalam penelitian ini Perguruan Tinggi IAIN Madura.
terkait analisis rekrutmen dan 2. Upaya Perguruan Tinggi IAIN Madura
seleksi pendidik dalam dalam meningkatkan kualitas SDM.
meningkatkan kualitas SDM di 3. Evaluasi Perguruan Tinggi IAIN
Perguruan Tinggi IAIN Madura Madura dalam meningkatkan kualitas
SDM

23
Ibid., 157
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitia Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 158.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan proses pencarian dan pengaturan secara sistematik
mengenai hasil wawancara, catatan, dan bahan yang dikumpulkan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan
meningkatkan menyajikan apa yang ditemukan.25Adapun tahapan yang dikerjakan
dalam menganalisis data penelitian ini dintaranya:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Display data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dann sejenisnya.
3. Conclusion Drawing (Verifikasi)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau
teori.26
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis non
statistik. Dalam penelitian ini data yang dianalisis adalah data yang terhimpun
dalam transkip wawancara, catatan lapangan, dan dokumen.

G. Pengecekan Keabsahan Data


Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabitas) menurut versi positivisme dan

25
Imam Gunawan, Metode Penelitian KualitatifTeori & Praktik, hlm. 210.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, hlm.247-253
disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri.27
Untuk mengetahui apakah data-data yang diperoleh dari penelitian ini benar-benar
falid, maka peneliti berusaha mengeceknya kembali secara cermat serta teliti agar
peneltian yang dilakukan tidak terkesan sia-sia.
Untuk dapat mengecek keabsahan dari data-data yang diperoleh dilapangan
maka peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menetukan dalam pengumpulan data.
Keikutsertaan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan
perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian. Perpanjangan
keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data
yang dikumpulkan.Perpanjangan keikutsertaan dilakukan apabila waktu penelitian
yang ditentukan sebelumnya telah habis sedangkan prsoses penelitian masih
belum selesai.
2. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan
dalam memahami suatu gejala. sehingga bisa memahami dan menfokuskan
kepada aspek yang relevan dengan judul.
Jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup maka ketekunan
pengamatan menyediakan kedalaman.
3. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data dengan
menggunakan sesuatu di luar data itu, kegunaan data lain tersebut adalah untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding.28

27
Buna’i, Penelitian Kualitatif, hlm. 100.
28
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 219.
Mengacu pada pendapat Denzim yang dikutip oleh Burhan Bugin
menjelaskan bahwa pelaksanaan pengujian keabsahan data dengan metode
triangulasi terbagi menjadi empat, yaitu sumber, metode, peneliti, dan teori.29
Penaliti menggunaan teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah
menggali, memandingkan, dan mengecek balik derajat kepercaan sustu informasi
yang melalui waktu dan alat yang berbeda dan kebenaran informasi dari berbagai
sumber yang digunakan sebagai teknik pengumpul data.
Mengetahui alasan dalam perbandingan data tersebut merupakan hal
terpenting dalam evaluasi ini. Dengan demikian triangulasi sumber memiliki arti
membandingkan atau mengecek ulang kevalidan informasi yang didapatkan.
4. Uraian rinci
Dalam penelitian kualitaif membangun keteralihan dilakukan dengan cara
uraian rinci (thick description). Dalam teknik ini peneliti menguraikan
penelitianya dengan seteliti dan secermatmungkin yang menggambarkan konteks
tempat penelitian diselenggaakan.30Jadi uraian rinci merupakan data yang
diperoleh dan dipaparankan secara rinci. Sehingga peneliti mudah untuk mengerti
temuan-temuan yang dihasilkan selama peneliti. Uraian rinci disini lebih
memfokuskan pada fokus penelitian yang ada.

H. Tahapan Penelitian
1. Tahap pra lapangan
Dalam tahap ini ada empat kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti
yaitu: Membuat judul penelitian, Membuat dan menentukan konteks penelitian,
Menyusun proposal, Mengurus perijinan penelitian
2. Tahap pekerjaan lapangan
Memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan
diantaranya membangun keakraban dengan subjek yang akan diteliti, berperan
serta sambil mengumpulkan data, baik data primer ataupun data sekunder.

29
Burhan Bugin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Putra Grafika, 2007), hlm. 264.
30
Lexy J. Moleng, Metode Penelitian Kualitatif. hlm. 337.
3. Tahap analisis data dan Penyusunan laporan
Tahap analisis data, setelah peneliti berhasil mendapatkan data atau
informasi dari objek yang diteliti, langkah yang diambil adalah menganalisis data
yang diperoleh dan kemudian menyajikannya secara utuh tanpa melakukan
penambahan maupun pengurangan informasi yang peneliti peroleh dari lokasi
penelitian dalam bentuk karya ilmiah.31 Sedangkan penyusunan laporan ini berisi
tentang kerangka dan isi laporan penelitian. Adapun mekanisme yang diambil dari
penyusunan laporan ini disesuaikan dengan buku panduan tentang penulisan karya
ilmiah yang diatur oleh Pasca Sarjana UIN Ibrahim Malang
4. Pengecekan dan pemeriksaan keabsahan data
5. Menyimpulkan hasil penelitian

31
Burhan Bugi, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 148.

Anda mungkin juga menyukai