Anda di halaman 1dari 120

PANDUAN PENGENALAN BUDAYA AKADEMIK

DAN KEMAHASISWAAN (PBAK)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITITNGGI
TAHUN 2020

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

DAFTAR ISI

A. KEPUTUSAN DIRJEN TENTANG PBAK


1. Keputusan Dirjen Tentang PBAK ..................................... 1
2. Latar Belakang ........................................................................ 5
3. Ketentuan Umum .................................................................. 7
4. Visi dan Misi ........................................................................... 8
5. Nama dan Status .................................................................... 8
6. Fungsi dan Tujuan ................................................................. 9
7. Waktu dan Tempat ................................................................ 9
8. Penyelenggaraan ................................................................... 10
9. Kewajiban, Hak, Larangan dan Sanksi ............................. 13
10. Evaluasi dan Kriteria Penilaian .......................................... 17
11. Penutup ................................................................................. 18

B. PROFIL IAIN
1. Sejarah IAIN Bukittinggi .................................................... 19
2. Visi, Misi, Tujuan dan Motto ............................................. 22
3. Profil Fakultas dan Pascasarjana ........................................ 23
4. Struktur Organisasi .............................................................. 27
5. Contact Person ..................................................................... 28

C. PEDOMAN AKADEMIK
1. Ketentuan Umum Akademik ............................................. 29
2. Sistem Akademik ................................................................. 31
3. Sistem Administrasi Akademik .......................................... 50

D. KEPUTUSAN DIRJEN TENTANG ORGANISASI


MAHASISWA
Keputusan Dirjen Tentang Organisasi Mahasiswa ........ 67
1. Pendahuluan ......................................................................... 70
2. Dasar Organisasi .................................................................. 72
3. Tujuan Organisasi ................................................................ 72
4. Bentuk Organisasi Kemahasiswaan .................................. 72
5. Struktur Organisasi Mahasiswa ......................................... 73
6. Kedudukan, Fungsi dan Tanggung Jawab ....................... 74
7. Tugas dan Wewenang Organisasi Kemahasiswaan ........ 75

Daftar Isi i
Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

8. Kepengurusan, Anggota dan Masa Bakti ......................... 84


9. Syarat dan Tata Cara Pemilihan ........................................ 85
10. Sanksi Ormawa .................................................................... 89
11. Yang Berwenang Memberikan Sanksi .............................. 90
12. Penutup ................................................................................. 90

E. KODE ETIK MAHASISWA


1. Ketentuan Umum ................................................................ 91
2. Maksud dan Tujuan ............................................................. 93
3. Hak dan Kewajiban ............................................................. 94
4. Busana, Penampilan Dan Pergaulan ............................ 96
5. Penegakan Kode Etik ....................................................... 104
6. Jenis - Jenis Pelanggaran ................................................... 105
7. Jenis - Jenis Sanksi ............................................................. 107
8. Tata Cara dan Prosedur Penjatuhan Sanksi ................... 108
9. Penjatuhan Sanksi .............................................................. 109
10. Hak Pembelaan Mahasiswa .............................................. 111
11. Ketentuan Penutup ........................................................... 112

ii Daftar Isi
KEPUTUSAN DIRJEN
Tentang
PENGENALAN
BUDAYA AKADEMIK
DAN KEMAHASISWAAN
Keputusan Dirjen Pendis tentang PBAK

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


NOMOR 4962 TAHUN 2016

TENTANG
PEDOMAN UMUM
PENGENALAN BUDAYA AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN PADA
PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang : a. bahwa Sistem Pendidikan Nasional


menuntut Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam (PTKI) untuk melakukan
penyesuaian dan pemantapan tugas dan
peranannya, agar mampu menjawab dan
mengantisipasi tantangan zaman,
perkembangan masyarakat, globalisasi
serta arus informasi;
b. bahwa mahasiswa sebagai warga sivitas
akademika Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam memerlukan pengenalan dan
pengetahuan akademik dalam segala
aspeknya, agar proses pendidikan dan
pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif, efisien, dan berhasil guna;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana yang dimaksud dalam

KepDirjen tentang PBAK 1


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan


Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Islam tentang Pedoman Umum
Pengenalan Budaya Akademik dan
Kemahasiswaan Pada Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
4. Peraturan Presiden Nomor 83
Tahun 2015 tentang Kementerian
Agama;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 10
Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama
sebagaimana telah beberapa kali diubah
terkahir dengan Peraturan Menteri

2 KepDirjen tentang PBAK


Keputusan Dirjen Pendis tentang PBAK
Agama Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM TENTANG PEDOMAN
UMUM PENGENALAN BUDAYA AKADEMIK
DAN KEMAHASISWAAN PADA PERGURUAN
TINGGI KEAGAMAAN ISLAM.
KESATU : Menetapkan Pedoman Umum Pengenalan
Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Pada
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.
KEDUA Pada saat Keputusan ini mulai
berlaku, ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai pengenalan
akademik dan kemahasiswaan perguruan
tinggi keagamaan Islam yang ada
sebelumnya dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku
KETIGA : Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan
ini akan diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Pimpinan Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam masing-masing.
KEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

KepDirjen tentang PBAK 3


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 September 2016

DIREKTUR JENDERAL,

TTD

KAMARUDDIN AMIN

4 KepDirjen tentang PBAK


Keputusan Dirjen Pendis tentang PBAK
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 4962 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN UMUM PENGENALAN BUDAYA AKADEMIK
DAN KEMAHASISWAAN PADA PERGURUAN TINGGI
KEAGAMAAN ISLAM

A. LATAR BELAKANG
Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan formal
yang mengemban amanah untuk menciptakan masyarakat
akademik yang cukup ilmu dan menjadi agen perubahan sosial
(agent of social change). Perguruan Tinggi mengembangkan
budaya akademik yang berpangkal pada Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yakni , pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Nilai-nilai inilah yang akhirnya membedakan
masyarakat akademik di kampus dengan masyarakat
akademik pada pendidikan menengah dan tingkat di bawahnya.
Kekhasan perguruan tinggi dibanding dengan tingkat satuan
pendidikan sebelumnya, mencakup banyak aspek di antaranya
aspek sosial, aspek pembelajaran, aspek kompetensi dan aspek
kepribadian. Aspek-aspek tersebut menjadi inspirasi terwujudnya
sebuah masyarakat akademik dengan nalar keilmuan yang lebih
dewasa lahir di perguruan tinggi.
Mempertimbangkan kekhasan masyarakat akademik di
perguruan tinggi, kiranya diperlukan suatu proses adaptasi bagi
mahasiswa baru yang akan bergabung dalam masyarakat kampus.
Gelombang besar masuknya mahasiswa baru dalam masyarakat,
lazimnya terjadi pada masa penerimaan mahasiswa baru di
perguruan tinggi. Dan sebagaimana anggota baru dalam setiap
masyarakat, kiranya diperlukan program yang membantu
kelancaran sosialisasi mereka ke dalam masyarakat kampus yang
telah ada sebelumnya. Hal ini diperlukan, mengingat perguruan
tinggi selain memuat budaya akademik, juga memiliki sistem baku

KepDirjen tentang PBAK 5


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

yang menjalankan segala bentuk pelayanan di perguruan tinggi.


Dengan demikian para mahasiswa baru membutuhkan
ketuntasan bersosialisasi, baik dari segi budaya akademik
maupun pengenalan sistem lainnya di perguruan tinggi.
Instrumen pertama yang diselenggarakan oleh PTKI dalam
rangka membantu proses sosialisasi mahasiswa baru ke dalam
budaya akademik dan system yang berlaku di PTKI adalah
Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) PTKI
yang bertujuan mengintegrasikan dan menginterkoneksikan ilmu
dan agama, memiliki tanggung jawab besar mengembangkan
disiplin keilmuan yang apresiatif terhadap kondisi
masyarakat dengan menjunjung tinggi norma-norma Islam sebagai
landasan universal bagi peradaban manusia.

PBAK di lingkungan PTKI merupakan langkah awal bagi


mahasiswa baru untuk mengenal sejarah kampus, lembaga-
lembaga kampus, jenis-jenis kegiatan akademik, sistem
kurikulum, model pembelajaran, pimpinan PTKI dan lain-lainnya.
Selain itu, diharapkan PBAK bisa menjadi wahana awal antar
sesama mahasiswa baru untuk saling mengenal, menjalin
komunikasi dan mempererat silaturahmi, di samping fungsi
utamanya sebagai orientasi penyadaran mahasiswa sebagai
insane akademik yang memiliki tanggungjawab sosial dan
akademik sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
Oleh karena itu, kesuksesan PBAK menjadi gerbang yang
mengantarkan mahasiswa baru ke dalam proses sosialisasi dan
orientasi akademik yang lebih luas. Guna menjamin ketuntasan
proses sosialisasi dan orientasi akademik mahasiswa, maka
penyelenggaraan kegiatan PBAK PTKI dilaksanakan pada beberapa
tingkat, yakni Universitas, Institut, dan tingkat Sekolah Tinggi,
Fakultas dan Jurusan/Prodi. PTKI membentuk kepanitiaan PBAK
yang terdiri dari unsur Pimpinan, Dosen, Karyawan, dan

6 KepDirjen tentang PBAK


Keputusan Dirjen Pendis tentang PBAK
mahasiswa. Partisipasi dari beberapa unsur ini dimaksudkan agar
PBAK mampu memperkenalkan nilai- nilai demokrasi yang telah
berkembang subur di lingkungan PTKI.

B. KETENTUAN UMUM
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
a. PTKI adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam se-Indonesia
b. Rektor/Ketua adalah pimpinan tertinggi PTKI.
c. Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan adalah
pimpinan bidang kemahasiswaan pada PTKI, yang
melaksanakan tugas-tugas pengarahan, pembinaan,
pemantauan dan koordinasi dengan berbagai pihak yang
secara struktural bertanggungjawab kepada Pimpinan PTKI.
d. Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)
PTKI adalah serangkaian kegiatan bagi mahasiswa baru
untuk memberikan pengenalan proses pendidikan dan
pembelajaran serta kegiatan kemahasiswaan di lingkungan
PTKI.
e. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar
pada PTKI.
f. Peserta adalah mahasiswa baru dan atau mahasiswa lama
yang belum mengikuti PBAK.
g. Panitia adalah penyelenggara PBAK yang terdiri unsur
pimpinan, dosen, karyawan, dan mahasiswa yang ditunjuk
oleh pimpinan PBAK.
h. Pemantau adalah petugas yang memantau,
melaporkan dan mendokumentasikan kejadian-kejadian
penting yang terkait dengan tata tertib dan etika
pembelajaran selama berlangsungnya PBAK.
i. Kewajiban adalah segala sesuatu yang mengikat dan harus
dipatuhi oleh panitia, peserta, dan pemantau.

KepDirjen tentang PBAK 7


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

j. Hak adalah segala kewenangan yang dimiliki oleh panitia,


peserta dan pemantau PBAK sesuai dengan aturan yang
berlaku.
k. Sanksi adalah akibat hukum yang dikenakan terhadap
panitia, peserta dan/atau pemantau yang melanggar
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
l. Larangan adalah segala sesuatu yang tidak boleh dilakukan
oleh panitia, peserta, dan pemantau PBAK.

C. VISI DAN MISI


1. Visi
Terwujudanya mahasiswa berakhlaqul karimah,
berkepribadian unggul, kreatif, inovatif, dan mandiri menuju
integritas sosial dan akademik serta berwawasan global.
2. Misi
a. Membentuk dan mengembangkan mahasiswa agar
menjadi manusia yang berakhlaqul karimah,
berkepribadian unggul, kreatif, inovatif, dan mandiri.
b. Memupuk integritas sosial dan akademik serta
berwawasan global.

D. NAMA DAN STATUS


1. Nama

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan yang


selanjutnya disebut PBAK adalah serangkaian kegiatan bagi
mahasiswa baru dan mahasiswa lama yang belum mengikuti
PBAK dan kegiatan yang sejenis.

2. Status

PBAK merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap


mahasiswa baru dan mahasiswa lama yang belum
mengikutinya, dan menjadi persyaratan penyelesaian studi

8 KepDirjen tentang PBAK


Keputusan Dirjen Pendis tentang PBAK
serta persyaratan menjadi pengurus lembaga
kemahasiswaan.

E. FUNGSI DAN TUJUAN


1. Fungsi

Mendidik, membimbing, dan mengarahkan peserta untuk


mengenali dan memahami sistem pendidikan di lingkungan
PTKI.

2. Tujuan
a. Mengembangkan pemahaman dan penghayatan
peserta terhadap sistem pendidikan di PTKI;
b. Mengembangkan kecerdasan spiritual, emosional,
intelektual, dan sosial.
c. Memupuk semangat solidaritas dan toleransi di
antara civitas akademika;
d. Mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab
akademik sosial terhadap pilihan disiplin ilmu;
e. Mengembangkan sikap kritis dan kreatif mahasiswa.

F. WAKTU DAN TEMPAT


1. Waktu

Waktu pelaksanaan kegiatan Pengenalan Budaya


Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) selama-lamanya 4
(empat) hari.

2. Tempat

Tempat penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan di kampus


PTKI masing- masing.

KepDirjen tentang PBAK 9


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

G. PENYELENGGARAAN
1. Panitia.

Pelaksanaan PBAK diselenggarakan oleh suatu


kepanitiaan yang ditetapkan dan bertanggungjawab kepada
pimpinan PTKI di bawah kordinasi Wakil Rektor/Wakil Ketua
Bidang Kemahasiswaan.Kepanitiaan PBAK PTKI disusun
dengan melibatkan unsur-unsur pimpinan, dosen, karyawan,
dan mahasiswa. Pengusulan nama-nama calon panitia
dari
unsur dosen, karyawan diajukan oleh Wakil Rektor/Ketua
Bidang Kemahasiswaan. Adapun nama-nama calon panitia
dari unsur mahasiswa diusulkan oleh Dewan Eksekutif
Mahasiswa (DEMA) kepada Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan.

Struktur kepanitiaan secara garis besar meliputi:


a. Pelindung: Rektor/Ketua PTKI
b. Penanggungjawab: Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan.
c. Panitia Pengarah terdiri atas unsur pimpinan PTKI, dosen,
dan Ketua DEMA.
d. Panitia pelaksana berasal dari unsur Dosen,
Karyawan, dan mahasiswa. Panitia Pelaksana sekurang-
kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan
seksi-seksi.
e. Syarat panitia PBAK dari unsur mahasiswa:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif minimal pada
semester IV dan maksimal semester VIII.
2. IPK minimal 3,00 (tiga koma nol nol)
dibuktikan dengan menunjukkan KHS yang sah.
3. Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi kepada
almamater.

10 KepDirjen tentang PBAK


Keputusan Dirjen Pendis tentang PBAK
4. Memiliki sifat jujur, amanah, dan bertanggung jawab.
5. Tidak pernah menerima sanksi akademik karena
melanggar kode etik/tata tertib mahasiswa.
6. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus PBAK dengan
menunjukkan sertifikat.
Bersedia menaati peraturan yang berlaku di PTKI dan Tata
Tertib PBAK masing-masing PTKI.

2. Pemantau

a. Tim Pemantau PBAK ditetapkan oleh Rektor/Ketua terdiri


atas unsur pimpinan, dosen, karyawan, dan pengurus
lembaga ormawa.
b. Tim pemantau berkewajiban memantau pelaksanaan
PBAK dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada
pimpinan PTKI.

3. Materi

a. Materi PBAK terdiri atas empat hal; yaitunilai akademis


PTKI, nilai akademis Fakultas/Jurusan/Prodi, pengenalan
lembaga kemahasiswaan, dan pengembangan kepribadian.
Pokok-pokok pikiran masing-masing aspek materi adalah:
1. Nilai Akademis PTKI.
 Profil PTKI
 Pedoman akademik
 Kelembagaan dan administrasi
 Pola pembinaan dan Tata tertib mahasiswa
 Materi lain yang dianggap perlu
2. Nilai Akademis Fakultas/Jurusan/Prodi
 Pedoman akademik
 Laboratorium
 Kegiatan Praktikum

KepDirjen tentang PBAK 11


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

3. Pengenalan Lembaga Kemahasiswaan


 Tata Kelola Kegiatan Ormawa (SEMA,
DEMA, UKM/UKK, HMJ/HM-PS)
 Pengenalan Pengurus lembaga kemahasiswaan
4. Kompetensi Pengembangan Kepribadian
 Pembentukan akhlakul karimah (character
building)
 Dasar-dasar Kecakapan Hidup (Basic of Life Skill)
 Budaya Akademik (Academic cultural)
 Metode belajar efektif di perguruan tinggi.

4. Pemateri/Narasumber

Pemateri atau nara sumber ditetapkan oleh Panitia PBAK


dengan mempertimbangkan kompetensi keilmuan dan
otoritas kelembagaan yang diakui di PTKI. Pemateri
diwajibkan menyampaikan materi sesuai kisi-kisi yang telah
ditentukan oleh panitia dengan menjunjung tinggi etika
keilmuan dan sopan santun.
otoritas kelembagaan yang dimaksud antara lain:
1. Unsur Pimpinan PTKI
2. Unsur Pimpinan Fakultas/Jurusan/Prodi
3. Unsur Dosen dan Karyawan
4. Unsur Pengurus Ormawa
5. Unsur lain (Praktisi dan pakar di bidangnya bila
diperlukan)

5. Metode

Metode yang digunakan dalam penyajian materi PBAK dapat


dilakukan dengan menggunakan metode:
 Ceramah
 Diskusi dan dialog c. Penugasan

12 KepDirjen tentang PBAK


Keputusan Dirjen Pendis tentang PBAK
 Mentoring (pembimbingan teman sebaya)
 Atraksi (penampilan), uji kemampuan bakat dan
kreatifitas.

6. Pembiayaan

Biaya pelaksanaan PBAK dibebankan kepada PNPB/BLU dan


atau sumber lain yang besarnya ditentukan dengan Surat
Keputusan Pimpinan PTKI yang bersangkutan. Panitia pada
tingkat PTKI berkewajiban memberikan laporan
pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah
pelaksanaan kegiatan PBAK
2. Laporan pertanggungjawaban keuangan dibuat secara
benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Laporan pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan
harus diketahui pimpinan, yaitu Wakil rektor/Wakil Ketua
Bidang Kemahasiswaan.

H. KEWAJIBAN, HAK, LARANGAN, DAN SANKSI


1. Kewajiban

a. Panitia berkewajiban:
1. Memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta
sesuai dengan tujuan PBAK;
2. Menyusun Term of Reference (TOR);
3. Memenuhi hak-hak peserta sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
4. Memakai jas alamamater selama kegiatan PBAK
berlangsung;
5. Melaksanakan kegiatan sesuai rencana yang telah
ditetapkan dengan memperhatikan waktu-waktu
sholat; dan ketika dikumandangkan adzan segala
KepDirjen tentang PBAK 13
Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

kegiatan dihentikan dan bergegas menuju masjid


untuk sholat berjamaah;
6. Berpakaian sopan, rapi, dan bersepatu sesuai dengan
tata tertib mahasiswa PTKI dan tata tertib PBAK;
7. Menampilkan perilaku/akhlak yang baik;
8. Menjunjung tinggi harkat martabat kemanusiaan;
9. Memberi contoh yang baik kepada peserta PBAK;
10. Memberikan sertifikat kepada peserta PBAK yang
dinyatakan lulus;
11. Melaporkan seluruh kegiatan PBAK baik dari segi
kegiatan maupun keuangan kepada Rektor/Ketua
melalui Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan secara tertulis.

b. Peserta berkewajiban:
1. Memenuhi persyaratan administratif sesuai
peraturan yang berlaku;
2. Mentataati tata tertib PBAK dan tata tertib mahasiswa;
3. Mengikuti semua kegiatan yang telah ditentukan oleh
panitia;
4. Mengenakan kemeja putih lengan panjang, celana
panjang hitam, dan bersepatu selama PBAK
berlangsung;
5. Berbusana muslimah (atas putih, bawah hitam,
berkerudung, berkerudung, berkaos kaki dan
bersepatu) bagi peserta putri selama PBAK
berlangsung.

c. Pemantau berkewajiban:
1. Melaksanakan fungsi pemantauan dengan
mencatat dan melaporkan hal-hal penting selama
PBAK berlangsung;
2. Berpakaian sopan, rapi, dan bersepatu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;

14 KepDirjen tentang PBAK


Keputusan Dirjen Pendis tentang PBAK
3. Memakai tanda pengenal selama melakukan fungsi
pemantauan;
4. Mencatat kegiatan dan materi apakah berlangsung
sesuai dengan aturan (perincian kegiatan PBAK) yang
ada;
5. Mencatat panitia dan pemateri apakah sesuai dengan
jadwal dan aturan (perincian kegiatan PBAK) yang
telah ditetapkan;
6. Melaporkan secara tertulis kepada Rektor/Ketua
melalui Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan tentang kepuasan peserta PBAK
(melalui angket);
7. Melaporkan secara tertulis pelaksanaan tugasnya
kepada pimpinan PTKI.

2. Hak
a. Panitia berhak:
1. Memberikan sanksi edukatif kepada peserta sesuai
dengan tingkat kesalahan yang dilaksnakan;
2. Melakukan penilaian terhadap semua perilaku
dan kegiatan peserta;

b. Peserta berhak:
1. Memperoleh penjelasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan pendidikan di lingkungan PTKI;
2. Mendapatkan fasilitas-fasilitas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
3. Mendapatkan bimbingan dan atau arahan dari
panitia sesuai dengan tata tertib yang berlaku;
4. Memperoleh sertifikat apabila dinyatakan lulus dalam
PBAK.

c. Pemantau berhak:
1. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan Panitia
dan Peserta PBAK;
2. Memberikan kesaksian apabila dibutuhkan;
KepDirjen tentang PBAK 15
Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

3. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan PTKI


tentang hasil pemantauannya mengenai kegiatan
PBAK.

3. Larangan
a. Panitia dilarang :
1. Melakukan perbuatan dan tindakan yang
dapat menganggu jalannya PBAK;
2. Melakukan tindakan atau perbuatan yang tidak
menyenangkan;
3. Membawa barang yang dapat membahayakan
keselamatan diri sendiri dan orang lain;
4. Melakukan tindakan yang mengarah pada
pencideraan fisik dan gangguan psikis terhadap
peserta;
5. Menggunakan atribut-atribut tambahan;
6. Mengumandangkan yel-yel yang bernuansa SARA;
7. Melakukan kegiatan tambahan di luar
agenda/jadwal yang ditetapkan.
8. Melakukan kegiatan malam hari di luar ketentuan.
b. Peserta dilarang:
1. Melakukan perbuatan dan tindakan yang
dapat menganggu jalannya PBAK;
2. Membawa barang yang dapat membahayakan
keselamatan diri sendiri dan orang lain;
3. Melakukan tindakan yang mengarah pada
pencideraan fisik dan gangguan psikis;
4. Menggunakan atribut-atribut tambahan selain
yang telah ditetapkan panitia;
5. Mengumandangkan yel-yel bernuansa SARA.
c. Pemantau dilarang:
1. Melakukan intervensi terhadap kinerja panitia dan
peserta;

16 KepDirjen tentang PBAK


Keputusan Dirjen Pendis tentang PBAK
2. Memberikan penilaian langsung kepada panitia dan
peserta;
3. Memberikan sanksi kepada panitia dan peserta.

4. Sanksi
Sanksi terhadap peserta PBAK diberikan oleh panitia,
sedangkan sanksi terhadap panitia PBAK diberikan oleh
pimpinan PTKI dengan mempertimbangkan masukan dari tim
pemantau.
Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan di atas baik yang
dilakukan oleh panitia maupun peserta dapat dikenakan
sanksi berupa:
a. Teguran dan peringatan lisan atau tulisan;
b. Hukuman yang bersifat edukatif;
c. Dikeluarkan dari kegiatan PBAK;
d. Panitia yang melakukan pelanggaran Tata tertib PBAK
dikeluarkan dari kepanitiaan;
e. Peserta yang dinyatakan tidak lulus, tidak berhak
mendapatkan sertifikat.

I. EVALUASI DAN KRITERIA PENILAIAN


1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setiap hari terhadap semua rangkaian


kegiatan PBAK sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Penilaian menjadi tanggung jawab Panitia PBAK yang
disahkan oleh Ketua PTKI

2. Kriteria Penilaian

Adapun kriteria kelulusan ditentukan dengan


mempertimbangkan beberapa hal berikut:

KepDirjen tentang PBAK 17


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

a. Mengikuti semua kegiatan PBAK dibuktikan


dengan presentasi kehadiran dari seluruh sesi kegiatan
minimal 95%;
b. Membuat laporan berupa review dari para narasumber;
c. Melaksanakan Tata Tertib PBAK.

J. PENUTUP
Buku Panduan Umum PBAK PTKI ini memuat landasan,
fungsi, dan tujuan serta ketentuan-ketentuan yang sedianya
dipedomani dalam pelaksanaan PBAK bagi mahasiswa Strata-1
PTKI. Diharapkan, buku ini bisa menjadi acuan kerja bagi
panitia, pemateri, pemantau dan peserta PBAK di PTKI. Dengan
berlakunya buku panduan PBAK ini, maka semua ketentuan yang
tidak mengacu buku pedoman ini, dinyatakan tidak berlaku
lagi. Adapun ketentuan operasional yang bersifat tekhnis dan
prosedural yang belum terakomodir dalam buku panduan umum
ini akan diatur lebih lanjut melalui keputusan panitia PBAK
setelah mendapat rekomendasi dari pimpinan PTKI Bidang
Kemahasiswaan.

Perubahan yang terjadi di lapangan diharapkan tidak keluar


dari ketentuan- ketentuan yang dirumuskan dalam buku panduan
ini. Segala bentuk kegiatan yang bertentangan dengan ketentuan
dalam buku panduan ini, berada di luar tanggung jawab pimpinan
PTKI. Dalam aktualisasi tekhnisnya, tidak menutup kemungkinan
bagi pelaksana untuk melakukan kreasi dan inovasi yang cerdas
sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi, setelah mendapat
persetujuan panitia pengarah.
DIREKTUR JENDERAL,

TTD

KAMARUDDIN AMIN

18 KepDirjen tentang PBAK


PROFIL
IAIN BUKITTINGGI
Profil IAIN Bukittinggi

BAB I

SEJARAH IAIN BUKITTINGGI

I. Sejarah IAIN Bukittinggi

Kehadiran IAIN Bukittinggi tidak terlepas dari


keberadaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Bukittinggi. Di sisi lain, sejarah STAIN Bukittinggi sendiri
terkait dengan perjalanan sejarah Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Imam Bonjol Padang, karena STAIN lahir dari adanya
IAIN Imam Bonjol Padang yang awalnya merupakan Fakultas
Syari’ah (lokal jauh) dari IAIN Imam Bonjol Padang.

IAIN merupakan perwujudan dari gagasan dan hasrat


umat Islam yang merupakan mayoritas bangsa Indonesia
untuk mencetak kader pemimpin Islam bagi keperluan
perjuangan bangsa Indonesia. Gagasan tersebut sudah
tumbuh sejak zaman penjajahan Belanda. Almarhum Dr.
Satiman Wirjosandjojo berusaha mendirikan pesantren luhur
sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Agama. Akan tetapi
usaha itu belum berhasil karena hambatan dari pihak Belanda.
Pada tahun 1940 Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di
Padang mendirikan Sekolah Islam Tinggi (SIT), tapi hanya
berjalan sampai tahun 1942 karena pendudukan Jepang di
Indonesia. Di zaman pendudukan Jepang, usaha mendirikan
perguruan tinggi Islam terus dilakukan, hingga akhirnya
pemerintah Jepang menjanjikan kepada umat Islam Indonesia
untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di
Jakarta kemudian beberapa tokoh Islam segera mendirikan
satu yayasan yang diketuai oleh Muhammad Hatta dan
sekretarisnya Muhammad Natsir. Pada tanggal 8 Juli 1945 (27
Rajab 1364 H) yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi

Profil IAIN Bukittinggi (PBAK). 19


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Islam (STI) berkedudukan di Jakarta dengan pimpinannya


Abdul Kahar Mudzakkir.

Akibat pindahnya pusat pemerintahan RI ke


Yogyakarta, setelah merdeka (tahun 1946), maka STI pun ikut
pindah dan berganti nama menjadi Universitas Islam
Indonesia (UII) terhitung mulai tanggal 22 maret 1948, dan
diadakan penambahan-penambahan fakultas baru. Sehingga
UII mempunyai empat fakultas, yaitu: 1) Fakultas Agama, 2)
Fakultas Hukum, 3) Fakultas Ekonomi dan 4) Fakultas
Pendidikan. Fakultas Agama UII kemudian ditingkatkan dan
dinegerikan menjadi PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam
Negeri), berdasarkan peraturan pemerintah No. 34 tahun
1950 dengan tujuan memberikan pengajaran tingkat tinggi
(Islam) dan menjadi pusat pengembangan serta pendalaman
ilmu pengetahuan agama Islam.

STAIN Bukittinggi adalah Perguruan tinggi Islam


Negeri yang berada di Bukittinggi-Sumatera Barat. STAIN
Bukittinggi didirikan berdasarkan surat keputusan Presiden
Nomor 11 tanggal 21 Maret 1997 bertepatan dengan tanggal
12 Dzulqaedah 1417 H. Setelah menjalani proses panjang
selama delapan tahun, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Bukittinggi berubah status menjadi Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Perubahan status ini
tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81
Tahun 2014 tentang perubahan STAIN Bukittinggi menjadi
IAIN Bukittinggi, tertanggal 18 Desember 2014.

Dalam prosesnya menjadi IAIN Bukittinggi, STAIN


Bukittinggi telah merencanakannya pada tahun 2006 lalu, yang
dimulai dengan pengembangan Program Studi (Prodi) pada
tahun 2017. Selama dua periode masa kepemimpinan Dr. H.
Ismail, M.Ag, yakni periode 2006-2010 dan periode 2010-
2014 dengan membentuk tim pengembangan lembaga yang
diketuai oleh Dr. Nunu Burhanuddin, M.Ag.

20 Profil IAIN Bukittinggi


Profil IAIN Bukittinggi

Dengan perubahan itu, IAIN Bukittinggi merupakan Perguruan


Tinggi di lingkungan Kementerian Agama yang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Menteri Agama. IAIN Bukittinggi
merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri yang ada di Kota
Bukittinggi. Dalam proses peralihan itu juga disebutkan bahwa
semua kekayaan, pegawai, hak dan kewajiban STAIN Bukittinggi
dialihkan menjadi kekayaan, pegawai, hak dan kewajiban IAIN
Bukittinggi, dan semua mahasiswa dari STAIN Bukittinggi
dialihkan menjadi mahasiswa IAIN Bukittinggi. Peralihan ini
membawa IAIN Bukittinggi menjadi sebuah institut dengan empat
fakultas yaitu Fakultas Syari’ah, Fakultas Tarbiyah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam serta Fakultas Ushuluddin Adab dan
Dakwah.

Profil IAIN Bukittinggi (PBAK). 21


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

II. VISI, MISI, TUJUAN DAN MOTTO

Visi
Terdepan dalam Integrasi Keilmuan dan Keislaman Tahun 2025.

Misi.
 Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas.
 Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang transparan dan
akuntabel
 Mengembangkan networking dalam bentuk kerjasama
kelembagaan.

Tujuan
 Menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan
akademis, profesional, akuntabel dan berdaya saing
ditingkat nasional dan internasional.
 Menghasilkan lulusan yang beriman, berakhlak mulia,
memiliki kecakapan sosial, manajerial, dan berjiwa
kewirausahaan serta rasa kecakapan sosial
kemasyarakatan.
 Membangun jaringan yang kokoh dan fungsional dengan
para alumni.

Motto
Religius, Berbudaya dan Profesional

22 Profil IAIN Bukittinggi


Profil IAIN Bukittinggi

III. PROFIL FAKULTAS DAN PASCASARJANA

I. IAIN Bukittinggi

A. Visi
Terdepan dalam integrasi keilmuan dan keislaman tahun 2025
B. Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas
2. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang transparan
dan akuntabel
3. Mengembangkan networking dalam bentuk kerjasama
kelembagaan.

II. Fakultas

A. Fakultas Syariah
1. Visi:
Unggul dan terkemuka dalam Pengembangan Hukum Islam
pada Tahun 2025
2. Misi:
a. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pengajaran
Hukum Islam yang berwawasan Humanisme dan
Kebangsaan.
b. Mengembangkan tradisi ijtihad dalam penggalian
Hukum Islam untuk kepentingan Akademis dan
Masyarakat.
c. Meningkatkan Peran serta Fakultas Syari’ah dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pengintegrasian
Hukum Islam dengan Hukum Positif.
d. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam
bidang hukum Islam.

Profil IAIN Bukittinggi (PBAK). 23


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

B. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

1. Visi
Menjadi Pusat pendidikan terkemuka di kawasan Sumatera
pada tahun 2025 dalam memajukan, mengembangkan, dan
menciptakan sumberdaya profesional yang berkualitas
keilmuan, keislaman serta mampu mengintegrasikan sains
dan agama.
2. Misi
a. Melaksanakan pendidikan dan pembelajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat yang
berbasis mutu.
b. Mengembangkan ilmu-ilmu kependidikan dan
keguruan yang integratif dan holistik.
c. Meningkatkan SDM kependidikan yang kompeten,
berkualitas.
d. Mengembangkan jaringan kemitraan dengan
lembaga-lembaga terkait, baik regional, nasional
dan internasional.
e. Meningkatkan mutu layanan administrasi
akademik dan kemahasiswaan berbasis IT.
f. Meningkatkan mutu dan citra mahasiswa sebagai
manusia akademis yang berkepribadian Islami dan
berprestasi.

C. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

1. Visi
Menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
Terkemuka dengan Mengedepankan Nilai-Nilai Islami pada
tahun 2025 di Tingkat Nasional.
2. Misi
a. Mempersiapkan sumber daya insani yang memiliki
kompetensi ekonomi dan bisnis Islam;

24 Profil IAIN Bukittinggi


Profil IAIN Bukittinggi

b. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang


terbaik dengan mengedepankan nilai-nilai Islami;
c. Menjadi pusat penelitian dan pengembangan
ekonomi dan bisnis Islam;

D. Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah

1. Visi:
Menjadikan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
sebagai pusat pembelajaran dan penegembangan ilmu-ilmu
Ushuluddin, Adab dan Dakwah yang berkontribusi pada
kemajuan masyarakat, baik di tingkat nasional, regional, dan
internasional

2. Misi:
a. Mengembangkan pola pengajaran dan
pembelajaran yang memacu daya kreatif dan
inovatif
b. Menciptakan budaya meniliti dan menyulis sebagai
media pengembangan intelektual dan pemecaham
problem sosial
c. Menanamkan prinsip etika religius dan akhlak
mulia sebagai dasar pembangunan manusia unggul
d. Menggalang kerjasama dengan pihak laindalam
rangka perbaikan kualitas pelaksanaan tri dharma
perguruan tinggi di lingkungan fakultas
e. Menyelenggarakan Prodi al-Qur’an dan Ilmu tafsir,
hadis Ilmu hadis, Filsafat Agama, Sosiologi
Agama, Komunikasi Penyiaran Islam dan Sejarah
Kebudayaan Islam

Profil IAIN Bukittinggi (PBAK). 25


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

E. Pasca Sarjana

1. Visi
Program Pascasarjana IAIN Bukittinggi merupakan
Lembaga Pendidikan Tinggi Islam yang menjadi Pusat kajian
Studi Islam, sekaligus Pusat Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan Islam (Center Of Knowledge and Islamic Culture)
dalam rangka membangun manusia yang memiliki kedalaman
Spiritual, Keagungan Akhlak, Keluasan Ilmu dan
Kematangan Profesional.
2. Misi
a. Mengembangkan Ilmu pengetahuan dalam
kerangka pendidikan nasional dan turut serta
menciptakan masyarakat Indonesia baru yang
berpendidikan dan berkesadaran hukum.
b. Meningkatkan kegiatan dan layanan pada
masyarakat berdasarkan tanggung jawab sosial, dan
selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
dan budaya bangsa.
c. Memberikan keteladanan dalam kehidupan atas
dasar nilai-nilai Islam dan budaya Indonesia.

26 Profil IAIN Bukittinggi


Profil IAIN Bukittinggi

IV. STRUKTUR ORGANISASI

Silfasia, SE

REKTOR : Dr. Ridha Ahida, M.Hum.


Wakil Rektor Bidang Akademik
: Dr. Asyari, S.Ag, M.Si.
dan Pengembangan Lembaga
Wakil Rektor Bidang
Administrasi Umum, : Dr. Novi Hendri, M.Ag
Perencanaan dan Keuangan :
Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan : Dr. Miswardi, M.Hum
dan Kerjasama :
Dekan Fakultas Tarbiyah &
: Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd.
Ilmu Keguruan
Dekan Fakultas Syari’ah : Dr. H. Ismail, M.Ag
Dekan Fakultas Ekonomi &
: Dr. Iiz Izmuddin, M.A
Bisnis Islam
Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. H. Nunu Burhanuddin,
:
Adab dan Dakwah Lc., M.Ag
Direktur Pascasarjana IAIN
: Dr. Gazali, M.Ag.
Bukittinggi
Kepala BIRO AUAK : : Drs. Syahrul Wirda, M.M.
Ketua Lembaga Penjamin
: Dr. Linda Yarni, M.Pd
Mutu:
Kepala Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat : Afrinaldi, MA., Ph.D
(LP2MP)

Profil IAIN Bukittinggi (PBAK). 27


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

V. Contact Person IAIN Bukittinggi

28 Profil IAIN Bukittinggi


PEDOMAN
AKADMEIK
MAHASISWA
IAIN BUKITTINGGI
BAB I

KETENTUAN UMUM AKADEMIK

I. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah


pendidikan menengah yang mencakup program diploma,
program sarjana, program magister, program doctor, program
profesi, program spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia
II. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi.
III. Kerangka kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya
disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan
di berbagai sector.
IV. Institut adalah Institut Agama Islam Negeri Bukitinggi yang
selanjutnya disebut Institut adalah perguruan tinggi keagamaan
Islam negeri di bawah Kementerian Agama.
V. Fakultas adalah fakultas adalah himpunan sumber daya
pendukung yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan,
akademik dalam satu rumpun ilmu disiplin ilmupengetahuan,
teknologi, dan/atau seni
VI. Program studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan
pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode
pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik,
pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.
VII. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses
dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan program studi
VIII. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 29


IX. Satuan Kredit Semester, yang selanjutnya disingkat SKS adalah
takaran waktu kegiatan belajar yang dibebankan pada
mahasiswa per minggu per semester dalam proses pembelajaran
melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan
atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan
kurikuler di suatu program studi.
X. Semester adalah satuan waktu proses pembelajaran efektif
selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian
tengah semester dan ujian akhir semester.
XI. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas
utama mentrasnformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
XII. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain, pustakawan,
tenaga administrasi, laboran dan teknisi, serta pranata teknik
informasi.
XIII. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.

30 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


BAB II
SISTEM AKADEMIK

I. Kurikulum

A. Penyelenggaraan Pendidikan di Perguruan Tinggi


dilaksanakan dalam program-program studi/Prodi atas
dasar kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)
B. Isi kurikulum merupakan seperangkat mata kuliah, kajian
ilmiah, dan pengalaman belajar tertentu yang disusun
sedemikian rupa sehingga menjamin tercapainya tujuan
Pendidikan Nasional, Institut, Fakultas, dan Program studi
C. Kurikulum KKNI mengacu kepada Capaian Pembelajaran
(CP) yang memiliki 4 unsur, yaitu: Sikap dan Tata Nilai;
Kemampuan Kerja; Penguasaan Pengetahuan; Wewenang
dan Tanggung jawab
D. Pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), rumusan
Capaian Pembelajaran (CP) pada KKNI, dinyatakan dalam
3 (tiga) Unsur, yaitu Sikap; Pengetahuan; Keterampilan;
dengan deskripsi sebagai berikut:
1. Sikap merupakan perilaku benar dan berbudaya
sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai
dan norma yang tercermin dalam kehidupan
spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran,
pengalaman kerja mahasiswa, penelitian,
dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang
terkait pembelajaran.
2. Pengetahuan merupakan penguasaan konsep, teori,
metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu
secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran
dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja
mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada
masyarakat yang terkait pembelajaran. Maksud
dengan pengalaman kerja mahasiswa adalah

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 31


pengalaman dalam kegiatan di bidang tertentu
pada jangka waktu tertentu yang berbentuk
pelatihan kerja, kerja praktik, praktik kerja lapangan
atau bentuk kegiatan lain yang sejenis

3. Keterampilan merupakan kemampuan melakukan


unjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori,
metode, bahan, dan/atau instrumen, yang
diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja
mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian
kepada masya rakat yang terkait pembelajaran.
Unsur ketrampilan dibagi menjadi dua yakni
keterampilan umum dan keterampilan khusus yang
diartikan sebagai berikut:
a. Keterampilan umum merupakan kemampuan
kerja umum yang wajib dimiliki oleh setiap
lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan
kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan
jenis pendidikan tinggi; dan
b. Keterampilan khusus merupakan kemampuan
kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap
lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program
studi.
4. Setiap mata kuliah yang diselenggarakan oleh Institut/
fakultas/ Prodi diberi kode matakuliah.

II. Sistem Kredit Semester (SKS)

Tujuan Sistem Kredit Semester


A. Tujuan Umum
Sistem Kredit Semester diterapkan agar setiap
Perguruan Tinggi dapat melaksanakan penyajian program
pendidikan yang fleksibel agar dapat memberikan
kesempatan yang lebih luas kepada mahasiswa untuk
memilih dan melaksanakan program pendidikan sesuai
dengan kemampuan dan kesempatan yang dimilikinya.
32 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi
B. Tujuan Khusus
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar
dapat mengambil mata kuliah yang sesuai dengan
minat, bakat, dan kemampuannya.
2. Memberikan peluang kepada input yang bervariasi agar
dapat mengikuti proses pendidikan dengan baik.
3. Memberi peluang agar sistem evaluasi kemajuan
belajar mahasiswa dapat dilaksanakan dengan baik.
4. Memberikan peluang pindah antar Program studi
dalam Perguruan Tinggi dan antar Perguruan Tinggi.

III. Satuan Kredit Semester

A. Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib


dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui
berbagai matakuliah dan dengan beban belajar yang
terukur
B. Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib
menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai
dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai
kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah
dalam rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
C. Bentuk pembelajaran dapat berupa:
1. Kuliah
2. Responsi dan tutorial
3. Seminar
4. Praktikum, praktek studio, praktek bengkel atau
praktek lapangan
D. 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa kuliah,
responsi atau tutorial terdiri atas:
a. Kegiatan tatap muka 50 (lima puluh) menit per
minggu per sks
b. Kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh)
menit per minggu per sks
c. Kegiatan mandiri 60 (enam puluh)menit per minggu
per sks
Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 33
E. 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa seminar atau
bentuk lain yang sejenis, terdiri atas:
a. kegiatan tatap muka 100 (seratus) menit per minggu
per sks
b. kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu
per sks
F. 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa praktikum,
praktik studio, praktek bengkel, praktik lapangan,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan/atau
proses pembelajaran lain yang sejenis, 170 menit per
minggu per semester

G. Kegiatan Mengajar Dosen dalam Sistem SKS


Bagi Dosen yang memegang satu mata kuliah wajib
memenuhi standar proses pembelajaran yang merupakan
kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada
program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran
yang mencakup:
1. Memahami karakteristik proses pembelajaran yang
terdiri dari sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik,
kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat
pada mahasiswa
2. Merencanakan proses pembelajaran yang disusun
untuk setiap mata kuliah dan ditulis dalam rencana
pembelajaran semester (RPS)
3. Rencana pembelajaran semester (RPS) ditetapkan dan
dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau
bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi
4. Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung dalam
bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa dan sumber
belajar dalam lingkungan belajar tertentu
5. Proses pembelajaran disetiap mata kuliah
dilaksanakan sesuai Rencana Pembelajaran Semester
(RPS)

34 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


6. Memberikan bimbingan mahasiswa baik secara
kelompok maupun perorangan, memberi tugas-tugas,
dan mengkoreksi tugas-tugas yang telah mereka
kerjakan secara terstruktur selama 60 menit per sks
per matakuliah per semester.
7. Memberikan penilaian terhadap hasil belajar
mahasiswa.
8. Matakuliah yang memiliki bobot 1 sks
diselenggarakan oleh dosen selama satu semester (16
minggu), dengan kegiatan:
a. Kegiatan akademik tatap muka 50 menit;
b. Kegiatan akademik terstruktur 60 menit;
c. Kegiatan akademik mandiri 60 menit.

IV. Beban Studi

Beban studi dibedakan sesuai dengan jenjang pendidikan:


A. Program Sarjana (SI) memiliki beban studi paling sedikit
144 SKS, dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan
dapat ditempuh kurang dari 8 (delapan) semester dan
selama-lamanya 14 (empat belas) semester atau 7 (tujuh)
tahun diluar cuti.
B. Program Diploma (DIII) memiliki beban studi paling
sedikit 108 SKS, dijadwalkan untuk 6 (enam) semester dan
dapat ditempuh kurang dari 6 (enam) semester dan
selama-lamanya 10 (sepuluh) semester atau 5 (lima) tahun.
C. Beban Studi mahasiswa pada semester satu dan dua
ditetapkan sebanyak 22 sks oleh masing-masing program
studi.
D. Pengambilan mata kuliah pada semester ketiga dan
seterusnya mempertimbangkan;
1. Matakuliah yang ditawarkan Fakultas dan program
studi.
2. Indeks prestasi yang diperoleh pada semester
sebelumnya.
3. Lulus mata kuliah prasyarat.
Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 35
4. Pengarahan Penasehat Akademik.
5. Memenuhi etika akademik
E. Beban studi pada semester ketiga dan seterusnya
diperhitungkan berdasarkan indeks prestasi pada semester
sebelumnya dengan ketentuan sebagai berikut:

Beban SKS per Semester


No Indeks Prestasi Beban sks
1 3,00 – 4,00 24
2 2,50 – 2,99 22
3 2,00 – 2,49 20
4 < 2,00 18

V. Evaluasi Hasil Belajar

A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian yang dilakukan
untuk mengukur kemampuan dan kecakapan mahasiswa
dalam menerima, memahami, dan menalar bahan studi
yang diberikan sesuai dengan kurikulum dan RPS yang
telah ditetapkan serta untuk mengetahui perubahan sikap
dan keterampilan mahasiswa.

B. Tujuan Evaluasi :
1. Untuk Dosen
a. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan seorang
dosen dalam membina mata kuliah tertentu.
b. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi
kegiatan pembelajaran.
c. Untuk memberikan penilaian hasil belajar.
2. Untuk Mahasiswa
a. Untuk mengetahui kemampuan, perubahan
sikap, dan keterampilan mahasiswa setelah
mempelajari materi yang disajikan dalam waktu
tertentu.
36 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi
b. Agar termotivasi untuk memperbaiki
perencanaan dan cara belajar; dan mampu meraih
capaian pembelajaran lulusan.
c. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan remedial bagi
mahasiswa yang memerlukannya.

C. Jenis Evaluasi
Evaluasi terdiri dari observasi, partisipasi, unjuk
kerja, tes tertulis, tes lisan dan angket. Instrumen
penilaian terdiri atas penilaian proses dalam bentuk
rubrik, portofolio atau karya desain. Penilain sikap
mengunakan teknik observasi. Penilaian penguasaan
pengetehuan, keterampilan umum dan khusus dilakukan
dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagai
teknik di atas.

1. Test (Ujian)
a. Ujian Tengah Semester
b. Ujian Akhir Semester
c. Ujian Praktikum
d. Ujian Komprehensif
e. Ujian Skripsi

2. Non-Test ( Bukan Ujian)


a. Observasi
b. Wawancara
c. Penilaian Kompetensi Sikap

3. Ujian komprehensif
Ujian komprehensif adalah ujian yang
dilaksanakan untuk menguji pemahaman dan
kemampuan teoritik mahasiswa dalam bidang
keilmuan sesuai dengan prodi yang diatur sebagai
berikut:

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 37


a. Ujian komprehensif dapat diikuti oleh mahasiswa
yang telah lulus semua mata kuliah dan
praktikum.
b. Ujian komprehensif dilaksanakan dalam satu
majelis.
c. Peserta ujian komprehensif terdiri dari maksimal
empat orang mahasiswa untuk setiap kelompok.
d. Materi ujian komprehensif ditetapkan oleh
masing-masing fakultas sesuai dengan capaian
pembelajaran dan profil lulusan.
e. Mahasiswa yang tidak lulus ujian komprehensif
harus mengikuti ujian ulangan sesuai dengan
jadwal
f. Mahasiswa yang tidak lulus ujian komprehensif
tidak diperkenankan mengikuti ujian skripsi.

4. Ujian skripsi
a. Ujian skripsi dilaksanakan setelah mahasiswa
dinyatakan lulus dalam ujian komprehensif.
b. Ujian skripsi dilaksanakan di hadapan majelis
penguji yang terdiri dari dua orang penguji utama
dan dua orang penguji pendamping. Pembimbing
1 bertindak sebagai ketua sidang dan sebagai
sekretaris adalah salah seorang staf fakultas .
c. Majelis penguji diusulkan oleh Ketua Prodi
masing-masing dan ditetapkan oleh Dekan.
d. Penilaian skripsi dari penguji pendamping
meliputi aspek metodologi, isi, aktualitas, dan
urgensi masalah sesuai dengan prodi masing-
masing.
e. Penilaian skripsi dari penguji utama meliputi
presentasi, penguasaan materi, dan kemampuan
berargumentasi.
f. Ujian skripsi dapat dilaksanakan apabila telah
dijadwalkan oleh Prodi dan dikeluarkan oleh
fakultas.
38 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi
g. Nilai ujian skripsi digabungkan dengan nilai
seminar proposal dan diumumkan setelah selesai
munaqasah. Adapun Bobot penilaian diserahkan
ke masing-masing fakultas.
h. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus ujian
skripsi diberi kesempatan untuk mengulang
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan program
studi.

5. Penilaian Kompetensi Sikap


Sikap sebagaimana dimaksud dalam pedoman
KKNI Pasal 5 ayat (1) merupakan perilaku benar dan
berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan
aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam
kehidupan spiritual dan sosial melalui proses
pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa,
penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat
yang terkait pembelajaran

VI. Hasil Studi Mahasiswa:

A. Komponen Penilaian Hasil Studi Mahasiswa


Sehubungan dengan capaian KKNI, komposisi
penilaian hasil studi per semester adalah sebagai berikut:
Presensi Bobotnya = 10%
Sikap Bobotnya = 20%
Tugas Bobotnya = 20%
Ujian Tengah Semester Bobotnya = 20%
Ujian Akhir Semester Bobotnya = 30%
Jumlah = 100%

B. Teknik Penilaian
a. Teknik penilaian dapat berupa observasi, partisipasi,
unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket
b. Penilaian sikap dapat menggunakan teknik observasi

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 39


c. Penilaian presensi, Tugas, UTS dan UAS dapat melalui
salah satu dan atau kombinasi teknik tersebut pada poin
(a)

C. Bentuk Penilaian
Penilaian hasil belajar diberikan berupa nilai angka
yang dikonversikan ke nilai huruf dengan ketentuan
sebagai berikut:
Tabel 1
Konversi Nilai Mata Kuliah

Rentangan Nilai Nilai


No Kategori
Skor Huruf Angka
1 85 - 100 A 4,00 Sangat Baik
2 70 - 84 B 3,00 Baik
3 55 - 69 C 2,00 Cukup
4 40 - 54 D 1,00 Kurang
5 0 - 39 E 0,00 Sangat Kurang

Nilai mata kuliah yang dinyatakan dengan huruf E


statusnya tidak lulus dan mahasiswa yang bersangkutan
harus menempuh kembali mata kuliah yang tidak lulus
tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku. Adapun
nilai yang dinyatakan dengan huruf C dan D adalah lulus
namun yang bersangkutan dapat menempuh perbaikan
nilai.
Untuk mata kuliah yang diperbaiki, nilai yang
dipakai adalah nilai yang terakhir.

VII. Kuliah Kerja Nyata (Kukerta)

A. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan intra


kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa program S1.
Mahasiswa berhak mengikuti Kuliah Kerja Nyata apabila
telah menyelesaikan perkuliahan sebanyak 5 semester

40 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


dengan tabungan 100 sks. Bobot nilai Kuliah Kerja Nyata
sebanyak 4 SKS.
B. Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata diatur
RektorIAIN Bukittinggi.

VIII. Skripsi

Skripsi adalah laporan penelitian yang ditulis dalam


bentuk karya ilmiah sebagai syarat menyelesaikan program
Strata Satu (S1) sesuai dengan bidang keahlian pada Program
Studi.

A. Standar mutu hasil penelitian:


1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan daya saing bangsa.
2. Semua luaran yang dihasilkan harus memenuhi kaidah
dan metode ilmiah.
3. Harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), capaian pembelajaran lulusan, dan
ketentuan peraturan diperguruan tinggi.
4. Tidak bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau
tidak membahayakan kepentingan umum atau
nasional wajib disebarluaskan dengan cara
diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkandan/atau
cara lain yang dapat digunakan untuk menyampaikan
hasil penelitian kepada masyarakat.

B. Pengajuan Judul proposal

Mahasiswa yang telah mengumpulkan 75 % dari


beban studi program S1 diperkenankan mengajukan
proposal skripsi. Proposal tersebut disusun sesuai dengan
pedoman penulisan skripsi yang berlaku di lingkungan
IAIN Bukittinggi. Adapun prosedurnya sebagai berikut:

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 41


1. Dikonsultasikan dengan Dosen Penasehat Akademik;
2. Ditelaah dan disetujui oleh Ketua Prodi untuk
selanjutnya diteruskan kepada Dekan. Dekan akan
menunjuk 2 orang pembimbing dan setelah disetujui
kemudian dilanjutkan untuk diseminarkan.

C. Seminar Proposal
Seminar proposal dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut;
1. Mahasiswa yang akan seminar telah mengikuti
seminar proposal minimal 10 kali;
2. Dihadiri oleh 4 orang narasumber dan minimal 5
orang mahasiswa;
3. Seminar dipimpin oleh Dosen Senior yang ditunjuk
dan didampingi oleh sekretaris, yang ditunjuk oleh
Dekan/Kaprodi. Seminar proposal membahas
proposal permahasiswa.
4. Draf proposal paling sedikit terdiri dari:
a. Latar belakang Masalah
b. Identifikasi Masalah (jika perlu)
c. Batasan Masalah
d. Rumusan Maslah
e. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
f. Penjelasan Judul (jika perlu)
g. Kajian Terdahulu (untuk menghindari plagiat)
h. Landasa teoritis (dalam penulisan TA/Skripsi
masuk BAB II)
i. Metode Penelitian (dalam penulisan Skripsi
masuk BAB III)
j. Sistematika Penulisan
k. Seminar proposal dinilai sebagaimana berikut:

42 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


Nila Nilai Akhir
No Aspek Penilaian Bobot
Angka Angka Huruf
1 Permasalahan 20%
2 Landasan teori 30%
3 Metode penelitian 50%
TOTAL 100%

l. Mahasiswa yang telah mengikuti seminar


proposal, memiliki waktu paling lama 1 bulan
sesudah seminar untuk memperbaiki proposal
sesuai masukan narasumber.
D. Pengesahan Proposal dan Penetapan Pembimbing
Proposal
Pembimbing proposal ditetapkan berdasarkan
keahliannya yang sesuai dengan proposal skripsi. Proposal
skripsi yang telah dibimbing oleh pembimbing selanjutnya
disahkan dan diseminarkan.

E. Bimbingan Skripsi
Bimbingan skripsi dilakukan secara
berkesinambungan dan integral. Adapun yang dimaksud
dengan berkesinambungan adalah dilakukan secara terus
menerus, mulai dari penyusunan rencana penelitian sampai
dengan pengagendaan skripsi. Sedangkan yang dimaksud
dengan integral adalah skripsi itu dipandang satu kesatuan,
sehingga proses bimbingan itu dilakukan terhadap
pembuatan skripsi secara keseluruhan. Lama
pembimbingan skripsi minimal 4 bulan semenjak
ditetapkan SK pembimbing dan 3 bulan bagi TA
program DIII.
Syarat Pembimbing skripsi minimal Asisten Ahli;
penentuan dosen Pembimbing I dan Pembimbing II
didasarkan senioritas dalam jabatan fungsional/ gelar
akademik/ Kepangkatan dan Bidang Keahlian. Penentuan
dosen Pembimbing sesuai bidang keilmuan dan dilakukan

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 43


secara proporsional. Ketentuan lainnya akan ditentukan
dan ditetapkan oleh Rektor.

F. Pengagendaan Skripsi
Skripsi yang telah disetujui dan ditanda tangani
oleh para pembimbing diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan ujian. Skripsi tersebut diagendakan melalui sub
bagian administrasi umum Fakultas, kemudian Dekan
mendisposisikan kepada Ketua Prodi untuk menetapkan
jadwal dan tim penguji ujian.

G. Ujian Skripsi
Ujian Skripsi dilakukan pada waktu yang telah
dijadwalkandan diselenggarakan oleh pimpinan Fakultas di
lingkungan IAIN Bukittinggi. Untuk Dosen Penguji
minimal dalam Jabatan Lektor; penentuan dosen Penguji I
dan Penguji II didasarkan senioritas dalam jabatan
fungsional/ gelar akademik/ Kepangkatan dan Bidang
Keahlian. Penentuan dosen Penguji sesuai bidang
keilmuan dan dilakukan secara proporsional. Ketentuan
lainnya akan ditetapkan oleh Rektor.
Sedangkan mekanisme penyelenggaraan ujian
skripsi ditentukan oleh Ketua Prodi. Pelaksanaan ujian
skripsi dilakukan secara kolektif, dipimpin oleh
Dekan/Ketua Prodi/ atau dosen senior yang ditunjuk
sebagai penguji, ditambah empat orang penguji lain
termasuk sekretaris sidang. Pembagian tugas di antara
anggota penguji berkenaan dengan unsur-unsur
metodologi dan materi yang diujikan. Waktu ujian skripsi
untuk tiap-tiap mahasiswa yang diuji maksimal satu
setengah jam (90 Menit). Setiap mahasiswa diberikan
kesempatan untuk menyampaikan abstrak skripsinya
sebelum menerima pertanyaan-pertanyaan penguji
maksimal 15 menit. Penguji menilai jawaban dan
pertanggungjawaban yang disampaikan oleh mahasiswa
yang diuji.
44 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi
H. Penjilidan Skripsi
Skripsi yang telah diujikan dan disahkan dalam
ujian skripsi ditandatangani oleh para penguji skripsi,
kemudian diagendakan sekurang-kurangnya 5 eksemplar.
Didistribusikan untuk dua orang pembimbing, Prodi,
perpustakaan IAIN Bukittinggi serta untuk mahasiswa
penulis skripsi.

Untuk penyeragaman dan menjadi tanda Fakultas,


warna cover skripsi ditetapkan sebagai berikut:
1. Fakultas Syariah Warna Hijau tua
2. Fakultas Tarbiyah Warna kuning
3. Fakultas Ekonomi dan bisnis Islam Warna Biru
4. Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah Warna Putih

IX. Tugas Akhir


Tugas Akhir adalah laporan penelitian yang ditulis
dalam bentuk karya ilmiah sebagai syarat menyelesaikan
program Diploma Tiga ( DIII). Tugas akhir ini dibuat dalam
bentuk karya ilmiah yang berdasarkan kaidah ilmiah sedangkan
datanya berasal dan diperoleh dari hasil kerjadi waktu magang.
Tujuan penyusunan tugas akhir adalah untuk melatih
mengumpulkan data dan memahami data lapangan di lembaga
bisnis serta membuat laporan sesuai denagan kaidah ilmiah.
Bimbingan dalam tugas akhir ini dilakukan oleh satu orang
pembimbing yang ditunjuk oleh Rektor program DIII, dan
setiap dosen dapat membimbing lebih dari satu mahasiswa.

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 45


A. Ujian Tugas Akhir
Ujian Tugas Akhir dilaksanakan dalam suatu sidang
ujian tugas akhir. Sidang ujian tersebut dipimpin oleh
seorang Dekan/Kajur dan seorang sekretaris dengan tiga
penguji. Jika mahasiswa dinyatakan tidak lulus ujian tugas
akhir, dapat dilaksanakan ujian tugas akhir berikutnya
dengan menanggung seluruh biaya yang muncul dari
pelaksanaan ujian dimaksud.

B. Masa Kadaluarsa Tugas Akhir


Masa Kadaluarsa tugas akhira dalah12 bulan sejak
tugas akhir disetujui oleh program DIII. Jika selama12
bulan tersebut tugas akhir tidak dan belum diselesaikan
serta dibawa ke sidang tugas akhir maka tugas akhir
dinyatakan kadarluasa.

C. Cover
Warna cover tugas akhir D3 Perbankan Syari’ah
adalah biru muda.

X. Wisuda
Wisuda sarjana adalah pelantikan kesarjanaan sebagai
kegiatan terakhir dalam proses akademik seorang mahasiswa.
Setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya dan
dinyatakan lulus, harus mengikuti wisuda sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku. Mahasiswa yang
lulus/wisuda dengan masa kuliah selama 3,5 tahun, disyaratkan
mempunyai IPK minimal 3,5 dan nilai minimal dalam transkrip
Nilai ‘B‘; dan, sesuai dengan ketentuan yang ada.
Wisuda dilaksanakan dalam bentuk acara rapat senat
terbuka IAIN Bukittinggi yang dihadiri oleh seluruh civitas
akademika, keluarga wisudawan/wisudawati, dan undangan
lainnya. Pada kesempatan tersebut dinobatkan sarjana terbaik
untuk tahun akademik yang bersangkutan, berdasarkan
Ketetapan Rektor atas usul dari tiap-tiap Prodi dengan syarat
IPK minimal 3,51 dengan Yudisium Sangat Memuaskan.
46 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi
XI. Yudisium
Predikat Yudisum yang berlaku di IAIN Bukittinggi
sebagai berikut:
A. Dengan Pujian:
1. IPK 3,51 – 4,00;
2. Masa studi paling lama 3 (tiga) tahun untuk Program
Diploma III dan 4 (empat) tahun untuk Program S1;
3. Nilai terendah adalah B.
B. Sangat Memuaskan :
1. IPK 3,01 – 3,50;
2. Masa Studi paling lama 4 (empat) tahun untuk
Program Diploma III dan 5 (lima) tahun untuk
Program S1;
3. Nilai terendah adalah C.
C. Memuaskan :
1. IPK 2,76-3,00;
2. Masa studi paling lama 5 (lima) tahun untuk program
Diploma III dan 7 (tujuh) tahun untuk Program S1.

XII. Pelanggaran dan Sanksi


A. Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang
(herregistrasi) tidak diperkenankan memperoleh pelayanan
akademik dan administrasi, dan dapat mengajukan istirahat
(cuti kuliah);
B. Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang dan
tidak mengajukan istirahat (cuti kuliah) disebut dengan
Tidak Mendaftar Kembali (TMK); ketika akan mendaftar
kembali diwajibkan membayar SPP selama TMK;
C. Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang dua
semester berturut-turut dianggap telah memutuskan studi
berdasarkan surat keputusan RektorIAINBukittinggi;
D. Mahasiswa yang tidak mengajukan kartu rencana studi
sampai batas waktu yang telah ditentukan, tidak berhak
mengikuti perkuliahan, dan apabila mahasiswa yang

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 47


bersangkutan mengikuti perkuliahan dan ujian, maka
nilainya tidak diakui;
E. Mahasiswa yang tidak melakukan perubahan rencana studi
dalam waktu yang telah ditentukan, maka mata kuliah yang
diakui secara sah adalah yang tertulis dalam Kartu Rencana
Studi (KRS);
F. Mahasiswa yang kehadirannya dalam mengikuti kuliah
tatap muka kurang dari 75% tanpa alasan yang sah, tidak
berhak dan tidak dibenarkan mengikuti ujian untuk mata
kuliah yang bersangkutan;
G. Mahasiswa yang Indeks Prestasinya (IP) kurang dari 2,00
pada semester pertama diberi peringatan oleh dosen
Penasehat Akademik (PA), pada semester kedua
peringatan lisan oleh Ketua Prodi, pada semester ketiga
diberi peringatan tertulis oleh Dekan. Apabila pada
semester keempat, IP Komulatif mahasiswa yang
bersangkutan tetap kurang dari 2,00, maka mahasiswa
tersebut diberhentikandengan Keputusan dari Rektor
IAIN Bukittinggi;
H. Mahasiswa yang telah menghabiskan masa studi maksimal
14 semester (program S1) dan 10 semester (program D3),
dan belum menyelesaikan 90% beban studi, diberhentikan
dengan Surat Keputusan dari Rektor IAIN Bukittinggi;
I. Mahasiswa yang telah menempuh ujian skripsi diwajibkan
memperbaiki skripsinya dan jika tidak menyelesaikan
perbaikan skripsi dalam batas waktu 3 minggu, mahasiswa
yang bersangkutan wajib mengikuti ujian skripsi ulang;
J. Mahasiswa yang melakukan penjiplakan (plagiat) dalam
pembuatan skripsi, baik sebagian apalagi keseluruhan,
maka skripsi yang bersangkutan dinyatakan batal dengan
keputusan Dekan, dan kepada yang bersangkutan
diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku;
K. Mahasiswa yang melakukan kecurangan dalam ujian, hasil
ujiannya batal dan harus mengikuti kuliah kembali;

48 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


L. Mahasiswa yang melakukan perubahan nilai secara tidak
sah dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 49


BAB III

SISTEM ADMINISTRASI AKADEMIK

I. Registrasi Mahasiswa Baru

A. Penerimaan calon mahasiswa baru semuanya dilakukan


secara online melalui 3 tahap yaitu :
1. Seleksi Prestasi Akademik dan Non Akademik
Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri
(SPAN PTKIN);
2. Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Negeri (UM-PTKIN), materi testing meliputi:
a. Tes Potensi Akademik
b. Tes Bidang Studi Dasar
c. Tes Wawasan Keislaman
d. Tes Bidang Studi IPA
e. Tes Bidang Studi IPS
3. Ujian Masuk IAIN Bukittinggi (UM IAIN), materi
testing meliputi:
a. Tes Potensi Akademik
b. Tes Bidang Studi Dasar
c. Tes Wawasan Keislaman
d. Tes Bidang Studi IPA
e. Tes Bidang Studi IPS
f. Tes wancara (kemampuan Ibadah dan Qiraat serta
pemahaman keislaman dan kebangsaan)

B. Calon mahasiswa baru yang dinyatakan lulus seleksi dan


testing melalui jalan SPAN dan UM PTKIN harus
mengikuti tes kemampuan ibadah dan qiraat serta
wawasan kebangsaan;
C. Calon mahasiswa baru yang telah dinyatakan lulus seleksi
dan testing tetapi tidak registrasi pada waktu yang
ditentukan dinyatakan gugur;

50 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


D. Biaya pendidikan dan semua persyaratan yang telah
diserahkan tidak dapat ditarik kembali, jika calon
mahasiswa baru mengundurkan diri;
E. Tanda lulus seleksi dan testing tidak berlaku untuk tahun
berikutnya;
F. Pencatatan mahasiswa dilakukan menurut tahun
pendaftaran.

II. Nomor Induk Mahasiswa (NIM)

A. Nomor Induk Mahasiswa (NIM) diberikan kepada setiap


mahasiswa yang telah melakukan registrasi baik mahasiswa
baru dari hasil seleksi dan testing; maupun mahasiswa
pindahan dari perguruan tinggi lain;
B. Sistem penomoran Nomor Induk Mahasiswa (NIM) di
IAIN Bukittinggi terdiri dari 7 digit/angka;
C. Sistim penomoran Nomor Induk Mahasiswa (NIM) di
IAIN Bukittinggi berfungsi sebagai nomor identitas
mahasiswa yang mengandung unsur sebagai berikut :
1. Digit pertama dan digit kedua menunjukan nomor
kode Fakultas dan Prodi dimana mahasiswa mengikuti
studinya;
2. Digit ketiga dan keempat menunjukkan tahun
pendaftaran pada saat pertama kali melakukan
registrasi;
3. Digit kelima, keenam dan ketujuh nomor registrasi
mahasiswa sebagai mana yang tercatat pada buku
registrasi;

1 2 3 4 5 6 7
Urutan Registrasi
Fakultas Prodi Tahun Masuk
Mahasiswa

D. Tahun pendaftaran merupakan tahun angkatan untuk


mahasiswa pertama kali registrasi sebagai mahasiswa di
IAIN Bukittinggi;

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 51


E. Nomor kode Prodi pada IAIN Bukittinggi adalah :
Nomor
Fakultas Prodi
Kode
Syariah Hukum Keluarga Islam (HKI)/ 11
Ahwal al-Syakhshiyyah
Hukum Ekonomi Syariah (HES)/ 12
Muamalah 13
Hukum Tata Negara / Siyasah 14
Hukum Pidana Islam/ Jinayah

Tarbiyah Pendidikan Agama Islam (PAI) 21


Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 22
Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 23
Pendidikan Matematika (PMTK) 24
Pendidikan Teknik Informatika 25
(PTIK) 26
Pendidikan Bimbingan dan
Konseling (PBK)

Ekonomi D III Perbankan Syariah 31


dan Bisnis Ekonomi Islam 32
Islam Perbankan Syariah 33
Akuntansi Syariah 34
Manajemen Pariwisata Syariah 35
Manajemen Bisnis Syariah 36
Manajemen Haji dan Umrah 37

Ushuluddin Al-Quran dan Ilmu Tafsir 41


, Adab dan Hadits dan Ilmu Hadits 42
Dakwah Akidah dan Filsafat Islam 43
Sosiologi Agama 44
Sejarah Kebudayaan Islam 45
Komunikasi Penyiaran Islam 46

F. Nomor registrasi mahasiswa ialah nomor urut pencatatan


identitas mahasiswa pada database register mahasiswa yang

52 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


bersangkutan (tata cara pindah mahasiswa diatur pada
bagian lain).

III. Herregistrasi Mahasiswa Lama


A. Setiap mahasiswa lama harus melakukan herregistrasi
(daftar ulang) pada setiap awal semester;
B. Mahasiswa yang telah habis masa istirahat kuliah harus
herregistrasi pada awal semester; masa istirahat kuliah tidak
diperhitungkan dalam batas waktu maksimal penyelesaian
studi (Istirahat kuliah diatur pada bagian lain);
C. Mahasiswa yang diskorsing harus herregistrasi pada setiap
awal semester; masa skorsing diperhitungkan dalam batas
waktu maksimal studi yaitu 7 tahun atau 14 semester untuk
S1 dan 5 tahun untuk Program Diploma III;
D. Mahasiswa yang tidak melakukan herregistrasi dan yang
terlambat herregistrasi pada waktu yang telah ditentukan
tidak terdaftar pada semester yang bersangkutan dan wajib
mengajukan cuti kuliah.

IV. Perencanaan Studi Mahasiswa


A. Perencanaan studi mahasiswa diawali dengan pengisian
Kartu Rencana Studi (KRS) secara online di web e-
campus.iainbukittinggi.ac.id;
B. Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) bertujuan untuk
memberi kesempatan kapada mahasiswa dalam
merencanakan studinya agar berjalan dengan baik;
C. Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) dilakukan setelah
penetapan Jadwal oleh Prodi;
D. Pemograman mata kuliah yang akan diambil oleh
mahasiswa harus memperhatikan jumlah Satuan Kredit
Semester (SKS) yang diperkenankan dalam mata kuliah
yang berprasyarat;
E. Pengisian Kartu Rencana Studi harus disetujui (approved)
oleh Dosen Penasehat Akademik melalui akunnya masing-
masing;

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 53


F. KRS dapat diubah dalam jangka waktu yang ditetapkan
sesuai dengan Kalender Akademik;
G. Alat bukti bahwa mahasiswa telah melakukan
pemograman studi adalah mahasiswa yang bersangkutan
telah mencetak KRS yang diisi tersebut;
H. Mahasiswa yang telah menyelesaikan pemograman studi
berhak untuk mengikuti perkuliahan sesuai dengan mata
kuliah yang diprogramkan;
I. Pembayaran SPP tidak terkait dengan hasil studi
sebelumnya.

V. Pemberian Kode Mata Kuliah


Pemberian kode mata kuliah dimaksudkan untuk
memperlancar pelaksanaan administrasi akademik dan
mendukung pelaksanaan komputerisasi. Kode yang
dipergunakan untuk setiap mata kuliah terdiri dari 8 digit,
dengan keterangan sebagai berikut:
A. Digit pertama dan kedua menunjukkan kode fakultas dan
Prodi:

Nomor
Fakultas Prodi
Kode
Syariah Hukum Keluarga Islam (HKI)( Ahwal 11
al-Syakhshiyyah)
Hukum Ekonomi Syariah 12
(HES)(Muamalah) 13
Hukum Tata Negara (Siyasah) 14
Hukum Pidana Islam (Jinayah)
Tarbiyah Pendidikan Agama Islam (PAI) 21
Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 22
Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 23
Pendidikan Matematika (PMTK) 24
Pendidikan Teknik Informatika (PTIK) 25
Pendidikan Bimbingan dan Konseling 26
(PBK)

54 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


Ekonomi D III Perbankan Syariah 31
dan Bisnis Ekonomi Islam 32
Islam Perbankan Syariah 33
Akuntansi Syariah 34
Pariwisata Syariah 35
Manajemen Haji dan Umrah 36
Manajemen Bisnis Islam 37
Ushuludd Ilmu Al-Quran dan Tafsir 41
in, Adab Ilmu Hadits 42
dan Filsafat Agama 43
Dakwah Sosiologi Agama 44
Sejarah Peradaban Islam 45
Komunikasi dan Penyiaran Islam 46
Pasca Hukum Islam 51
Sarjana PAI 52
Ekonomi Syariah 53

B. Digit ketiga menunjukkan kode semester


C. Digit keempat dan kelima menunjukkan kode nomor urut
mata kuliah
D. Digit keenam menunjukkan kode Capaian
Pembelajaran(CP)
1 2 3 4 5 6
Fakultas/ Prodi Semester Nomor Urut Capaian
Pasca Mata Kuliah Pembelajaran
(CP)

E. Digit selanjutnya disesuaikan dengan Panduan Rumusan


CP berdasarkan SN PT No. 44 Tahun 2015
F. Untuk mata kuliah Institut di kasih kode 00

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 55


Kode Mata Kuliah Institut
Mata Kuliah Institut Dan Capaian Pembelajarannya

Capaian
No Mata Kuliah
Pembelajaran
1 Fiqih Ibadah 00401CP1.08
2 Pancasila dan 00302CP1.07
Kewarganegaraan
3 Keminangkabauan 00103CP1.08
4 Bahasa Indonesia 00204CP2.04
5 Bahasa Inggris 00105CP2.04
6 Bahasa Arab 00206CP2.04
7 Filsafat umum 00307CP1.08
8 Metode Penelitian 00408CP2.11
9 Praktek Ibadah dan Qiraat 00509CP2.10
10 Ilmu Tafsir 00310CP1.08
11 Ilmu Hadits 00311CP1.08
12 Kewirausahaan 00312CP1.09
13 Akhlak Tasauf 00213CP1.02
14 Ilmu Tauhid 00314CP1.01

Contoh :
Fiqih Ibadah Kode Mata kuliah 00401CP1.08

Keterangan:
00 = Kode Institut
4 = semester mata kuliah yang muncul
01 =Kode urutan mata kuliah
CP1 =Jenis capaian Pembelajaran sikap
08 = Urutan CP sikap

VI. Pembetulan Nama, NIM, dan Nilai yang Salah


A. Mahasiswa yang telah memprogram mata kuliah tetapi
terdapat kesalahan nama, atau nomor induk mahasiswanya
atau namanya tidak tercantum dalam daftar presensi

56 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


kuliah, mahasiswa tersebut dapat mengkonfirmasikannya
ke sub bagian Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama
Fakultas untuk diadakan perbaikan;
B. Jika terjadi kesalahan pada Kartu Hasil Studi, seperti : nilai
tidak keluar, nilai salah, atau indeks prestasi salah, dapat
dilakukan perbaikan langsung oleh dosen yang
bersangkutan secara online;

C. Perbaikan kesalahan nilai atau nilai tidak keluar dapat


dilakukan setelah:

1.Berkonsultasi dengan dosen pengasuh mata kuliah;


2.Mendapatkan pembetulan langsung oleh dosen
pengampu mata kuliah melalui web online.
D. Mahasiswa yang melakukan pemalsuan pembetulan nilai
yang salah atau yang tidak keluar, dikenai sanksi
sebagaimana peraturan yang berlaku.

VII. Penyelenggaraan dan Tata Tertib Perkuliahan


A. Mahasiswa yang telah memprogram studi dan memperoleh
kartu kuliah, berhak mengikuti perkuliahan sesuai dengan
mata kuliah yang diprogramkan.
B. Mahasiswa diwajibkan mengikuti perkuliahan, seminar,
praktek, dan kegiatan akademik lainnya sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan oleh Prodi.
C. Mahasiswa diwajibkan mengikuti perkuliahan minimal 75
% dari jumlah pertemuan. Ketentuan ini berlaku untuk
semua mahasiswa termasuk mahasiswa yang mengulang
atau memperbaiki nilai.
D. Perkuliahan dalam satu semester dilaksanakan 16 kali
pertemuan termasuk Ujian Tengah Semester dan Ujian
Akhir Semester.
E. Jika jadwal perkuliahan terjadi benturan antar satu mata
kuliah dengan mata kuliah lainnya yang sudah diprogram,
mahasiswa dapat pindah ke kelas lain pada mata kuliah
yang sama dalam satu Prodi dengan syarat:
Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 57
1. Perkuliahan baru berjalan tidak lebih dari 3 kali
pertemuan.
2. Mahasiswa yang bersangkutan melapor pada dosen
pengasuh mata kuliah di kelas asal dan pengasuh mata
kuliah yang dituju.
3. Mahasiswa menyerahkan surat keterangan kehadiran
dari dosen pengasuh mata kuliah di kelas asal yang
sudah disyahkan Prodi kepada dosen pengasuh mata
kuliah di kelas yang dituju.
4. Mahasiswa melaporkan perpindahan kelas tersebut ke
bagian AKAMA.
F. Mahasiswa yang tidak lulus dalam satu mata kuliah
diwajibkan mengambil kembali mata kuliah yang
bersangkutan.
G. Mahasiswa yang mendapat nilai dibawah ‘B‘dalam satu
mata kuliah, diperbolehkan memprogram kembali mata
kuliah yang bersangkutan pada semester dimana mata
kuliah itu ditawarkan.
H. Jika nilai mata kuliah yang diulang tidak lebih baik dari
nilai yang sebelumnya, maka nilai yang dipakai dalam kartu
hasil studi adalah nilai terakhir.
I. Mahasiswa yang hadir dalam suatu kegiatan akademik
wajib menandatangani daftar hadir.
J. Mahasiswa yang tidak hadir dalam kegiatan akademik
harus menyampaikan surat pemberitahuan tentang alasan
ketidakhadirannya (surat izin).
K. Jika kegiatan perkuliahan tatap muka tidak dilaksanakan
sesuai jadwal yang ditentukan, dosen harus
memberitahukan kepada Prodi dan mengusahakan waktu
lain untuk menggantikannya dengan kesepakatan bersama
mahasiswa.

58 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


VIII. Penasehat Akademik
Untuk membantu kelancaran studi mahasiswa dan
penyelenggaraan pendidikan berdasarkan SKS, Prodi menunjuk
Penasehat Akademik (Academic Advisor) untuk melakukan
kepansehatan akademik terhadap mahasiswa. Setiap Penasehat
akademik adalah dosen tetap dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Rektor IAIN atas usulan Ketua Prodi.

A. Tujuan diselenggarakannya Kepenasehatan Akademik :


1. Membantu mahasiswa dalam menyesuaikan diri
dengan kehidupan kampus dalam bersikap, berpikir,
dan bertindak;
2. Membantu mahasiswa dalam melaksanakan cara-cara
belajar yang efektif dan efisien di perguruan tinggi;
3. Membantu mahasiswa dalam memahami dan
menghayati tradisi sikap ilmiah di perguruan tinggi;
4. Membantu mahasiswa dalam menentukan alternatif
pemecahan masalah yang menghambat program
studinya;
5. Membantu dan mengarahkan mahasiswa dalam
proses perencanaan studi baik secara menyeluruh
maupun pada setiap semesternya;
6. Membantu dan mengarahkan mahasiswa dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler dan mengevaluasinya.

B. Tugas penasehat akademik adalah:


1. Bimbingan dan konseling kepada mahasiswa yang
bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam
mencapai prestasi belajar yang optimal secara periodik
yang waktunya disepakati bersama;
2. Memberikan alternatif pemecahan kepada mahasiswa
yang nilainya rendah;
3. Mengikuti dan memperhatikan segi-segi perilaku
mahasiswa demi tercapainya moralIslami dan pribadi
yang baik;
Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 59
4. Memberikan pengarahan kepada mahasiswa bila ada
mahasiswa mengajukan berhenti sementara (cuti
kuliah);
5. Menyetujui (approved) Kartu Rencana Studi mahasiswa
melalui akunnya masing-masing;
6. Membaca, mengarahkan, mengoreksi, dan menyetujui
proposal skripsi mahasiswa yang akan diajukan
kepada Ketua Prodi;
7. Membimbing mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan
akademis lain yang berkaitan dengan studinya dan
mengarahkan mahasiswa dalam menyusun dan
memilih mata kuliah pada setiap awal semester;
8. Membantu mahasiswa dalam menyusun strategi
belajar dalam studi selama satu semester sesuai
dengan beban studi yang diambil;
9. Mengikuti perkembangan mahasiswa yang
dibimbingnya dan membantu memecahkan berbagai
masalah studi dan kegiatan akademik.

C. Kewajiban Mahasiswa terhadap Dosen Penasehat


Akademik
1. Memahami dan menghayati pentingnya
kepenasehatan akademik dalam rangka kelancaran
studinya di perguruan tinggi;
2. Mengadakan komunikasi dan konsultasi secara aktif
dengan penasehat akademik tentang kegiatan studi
dan permasalahannya;
3. Mentaati hasil konsultasi kepenasehatan akademik
dan bersedia menerima sanksi akademik apabila
melanggarnya;
4. Merencanakan topik/judul skripsi dan
mengkonsultasikannya kepada Dosen Penasehat
Akademik.

60 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


IX. Cuti Studi
Cuti studi adalah hak khusus bagi mahasiswa untuk
tidak melakukan studi pada saat program studi sedang
berlangsung. Cuti studi diberikan kepada mahasiswa yang
mengalami hambatan studi, seperti tidak dapat membayar SPP,
atau karena adanya keperluan/kepentingan yang tidak
memungkinkan untuk mengikuti kegiatan akademik pada
semester yang akan berlangsung.

Izin cuti studi dapat diberikan dengan ketentuan


sebagai berikut:
A. Mengajukan surat permohonan cuti studi kepada Rektor
yang diketahui oleh Dosen Penasehat Akademik;
B. Permohonan izin cuti studi dilayani jika mahasiswa yang
bersangkutan telah mengikuti perkuliahan sedikitnya 2
(dua) semester;
C. Surat izin cuti diajukan kepada Rektor selambat-lambatnya
7 hari setelah pembayaran SPP berakhir;
D. Izincuti studi diberikan kepada mahasiswa paling banyak 2
semester berturut-turut;
E. Mahasiswa yang sedang menjalani cuti dibebaskan dari
pembayaran SPP.
F. Mahasiswa yang sedang menjalani cuti tidak mendapat
pelayanan akademik.
G. Apabila sudah habis masa cuti studinya, mahasiswa yang
bersangkutan harus melakukan herregistrasi.
H. Mahasiswa yang tidak melakukan herregistrasi, terbukti
mengikuti proses pelayanan akademik, akan dikenai sanksi
sesuai peraturan yang berlaku.

X. Gugur dan Putus Studi


A. Gugur studi adalah pernyataan RektorIAINBukittinggi
bahwa mahasiswa tidakmampu meneruskan studi.
Mahasiswa yang dinyatakan gugur studi jika:

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 61


1. Mahasiswa memperoleh Indeks Prestasi Semester
kurang dari 2.00, pada empat semester pertama secara
berturut-turut;
2. Mahasiswa telah menghabiskan masa studi 12 (dua
belas) semester dan belum menyelesaikan 80 % beban
studi;
3. Mahasiswa menempuh studi pada semester 14 (empat
belas) namun belum menyelesaikan 90% beban studi.

B. Pemutusan studi adalah keputusan RektorIAINBukittinggi


berupa pemberhentian studi bagi:
1. Mahasiswa telah memperoleh peringatan keras secara
tertulis dari Rektor selama 2 (dua) semester berturut-
turut dikenai sanksi akademik berupa pemutusan
studi;
2. Mahasiswa tidak melakukan herregistrasi dua semester
berturut-turut dan tidak memberikan
keterangan/alasan yang jelas dikenai sanksi akademik
berupa pemutusan studi;
3. Mahasiswa dapat diberhentikan selama-lamanya atau
sementara apabila melanggar ketentuan tata tertib
kehidupan kampus, pelecehan terhadap dosen dan
ketentuan lain yang dianggap relevan di
IAINBukittinggi.

C. Terhadap mahasiswa yang terkena sanksi akademik berupa


gugur studi dan pemutusan studi diberikan Surat
Keputusan Rektor Bukittinggi.
D. Bagi mahasiswa yang menerima surat keputusan
pemberhentian studi, berhak memperoleh surat keterangan
mengenai jumlah mata kuliah yang telah diselesaikan
beserta nilainya.
E. Mahasiswa yang dinyatakan gugur atau putus studi tidak
berhak mendapat pelayanan akademik pada semua
program studi dilingkungan IAINBukittinggi.

62 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


XI. Mutasi Studi
A. Mutasi studi adalah perubahan status mahasiswa dalam
menjalani studi yang meliputi perubahan status program,
status administrasi, status akademik dan status lainnya;
B. Permohonan izin mutasi studi dapat dilakukan pada saat
melakukan herregistrasi;
C. Mutasi studi yang dapat dilayani oleh IAIN Bukittinggi
adalah:
1. Mutasi mahasiswa antar perguruan Tinggi;
2. Mutasi mahasiswa antar Fakultas dan prodi;
3. Alih program Diploma ke program Strata satu (S1);

D. Ketentuan mutasi mahasiswa dari perguruan tinggi lain ke


IAIN Bukittinggi sebagai berikut:
1. Mengajukan surat permohonan menerima studi ke
IAIN Bukittinggi dan bukti telah disetujuipindah oleh
PerguruanTinggi asal;
2. Mahasiswa bersangkutan berasal dari Perguruan
Tinggi Negeri;
3. Mahasiswa yang bersangkutan harus mengikuti materi
matrikulasi bahasa Arab dan Inggris apabila dianggap
belum memenuhi standar kemampuan bahasa Arab
dan Inggris, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
IAIN Bukittinggi;
4. Mahasiswa bersangkutan telah mengikuti proses
perkuliahan secara terus menerus sekurang-kurangnya
2 (dua) semester dan setinggi-tingginya 4 semester
serta telah mengumpulkan Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) sebagai berikut:
a. Untuk 2 semester, 36 sks dengan IPK sekurang-
kurangnya 2,50.
b. Untuk 3 semester, 48 sks dengan IPK sekurang-
kurangnya 2,50.
c. Untuk 4 semester, 60 sks dengan IPK sekurang-
kurangnya 2,50.

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 63


5. Mahasiswa bersangkutan bukan putus atau gugur
studi karena sanksi dari perguruan tinggi asal;
6. Mahasiswa bersangkutan diuji terlebih dahulu
kemampuan membaca al-Qur’an;
7. Mahasiswa bersangkutan bersedia mengikuti dan
mematuhi segala peraturan yang berlaku di
IAINBukittinggi.

E. Ketentuan mutasi mahasiswa IAIN Bukittinggi ke


perguruan tinggi lain sebagai berikut:
1. Mahasiswa bersangkutan harus mengajukan
permohonan mutasi kepada Rektor;
2. Mahasiswa yang telah pindah ke perguruan tinggi lain
tidak dapat diterima kembali sebagai mahasiswa IAIN
Bukittinggi.

F. Ketentuan mutasi mahasiswa antar Prodi di lingkungan


IAIN Bukittinggi sebagai berikut:

1. Mahasiswa bersangkutan telah mengikuti proses


perkuliahan secara terus menerus sekurang-kurangnya
2 (dua) semester dan setinggi-tingginya 4 semester
serta telah mengumpulkan Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) sebagai berikut:
a. Untuk 2 semester, 36 sks dengan IPKsekurang-
kurangnya 2,50;
b. Untuk 3 semester, 48 sks dengan IPKsekurang-
kurangnya 2,50;
c. Untuk 4 semester, 60 sks dengan IPKsekurang-
kurangnya 2,50;
2. Mahasiswa bersangkutan bukan putus studi atau
gugur studi karena sanksi dari Prodi asal;
3. Mahasiswa bersangkutan memperoleh persetujuan
pindah dari Ketua Prodi asal yang diketahui oleh
Dekan;

64 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


4. Ketua Prodi yang dituju menyatakan secara tertulis
kesediaannya untuk menerima mahasiswa mutasi;
5. Mutasi mahasiswa antar Prodi hanya boleh 1 (satu)
kali selama yang bersangkutan menjadi mahasiswa
IAIN Bukittinggi.

G. Pengajuan permohonan pindah antar Prodi dilingkungan


IAIN Bukittinggi adalah sebagai berikut:

1. Permohonan pindah diajukan secara tertulis kepada


Rektor, dengan ditembuskan kepada Dekan.
2. Permohonan pindah tersebut harus disertai lampiran-
lampiran berikut:
a. Kartu Hasil Studi asli yang diperoleh dari Prodi
asal;
b. Surat pindah dari Prodi asal;
c. Persetujuan orangtua/wali mahasiswa;
d. Surat Keterangan bahwa yang bersangkutan tidak
pernah melakukan pelanggaran peraturan
akademik di Prodi asal.
e. Persetuan dari Dosen Penasehat Akademik (PA)
3. Permohonan pindah harus diterima Rektor paling
lambat 1 bulansebelum kuliah tahun akademik baru
dimulai;
4. Permohonan pindah tidak akan dipertimbangkan
apabila batas waktu seperti tersebut dilampaui.

H. Ketentuan melanjutkan dari Program Diploma ke


Program Sarjana (S-1) sebagai berikut:

1. Mahasiswa yang dipertimbangkan untuk dapat alih


Program Diploma ke Program Sarjana (S-1) adalah
Lulusan Diploma Perguruan Tinggi Negeri;
2. Alih Program hanya dapat dilakukan untuk program
studi yang relevan;

Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi 65


3. Mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
sekurang-kurangnya 2,75 untuk luar IAIN Bukittinggi;
4. Prosedur alih program Diploma ke Program Sarjana
(S-1) adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan surat permohonan alih program studi
kepada Rektor;
b. Surat permohonan dilengkapi dengan foto copy
ijazah dan transkrip nilai yang telah dilegalisir;
c. Permohonan alih program diterima di
Administrasi Akademik paling lambat 1 (satu)
bulan sebelum kuliah tahun akademik baru
dimulai.
5. Penerimaan sebagai mahasiswa alih program studi
ditetapkan oleh Dekan, dengan pertimbangan Ketua
Prodi;
6. Dalam memberikan pertimbangkan, Ketua Prodi
harus memperhati-kan daya tampung yang ada,
kesesuaian program studi dan hasil uji penjajakan;
7. Mahasiswa yang diterima diwajibkan memenuhi
persyaratan administrasi yang ditentukan oleh Insitut;
8. Mahasiswa yang telah diterima harus memenuhi
beban studi sesuai dengan ketetapan Prodi dikurangi
dengan besarnya sks yang diakui untuk dikonversi;
9. Beban studi yang dapat dialihkan/dikonversi adalah
sebesar satuan kredit semester yang diperoleh dari
program Diploma;
10. Evaluasi alih kredit dilakukan oleh Prodi yang dituju.

66 Pedoman Akademik IAIN Bukittinggi


KEPUTUSAN DIRJEN
Tentang
ORGANISASI
MAHASISWA
Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


NOMOR 4961 TAHUN 2016

TENTANG
PEDOMAN UMUM
PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN
PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,
Menimbang : a. bahwa pengembangan organisasi
kemahasiswaan perlu disesuaikan
dengan pelaksanaan reformasi di
bidang pendidikan serta tuntutan
perubahan lokal, nasional, dan global
pada masa mendatang;
b. bahwa dalam pengaturan terhadap
organisasi kemahasiswaan perguruan
tinggi keagamaan Islam, perlu adanya
pedoman umum;
c. bahwa bahwa berdasarkan
pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan ditetapkan Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Islam
tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan Pada Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional

KepDirjen tentang Ormawa 67


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

(Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2012Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
4. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun
2015 tentang Kementerian Agama;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 10
Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata KerjaKementerian Agama
sebagaimana telah beberapa kali
diubah terkahir dengan Peraturan
Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 10
Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM TENTANG PEDOMAN
UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN

68 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN


ISLAM.
KESATU : Menetapkan Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan Pada Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Semua organisasi kemahasiswaan pada
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam harus
mengikuti ketentuan yang diatur dalam
Keputusan ini.
KETIGA : Pada saat Keputusan ini mulai
berlaku, ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai organisasi
kemahasiswaan perguruan tinggi
keagamaan Islam yang ada dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
KEMPAT : Hal-hal yang belum diatur dalam
Keputusan ini akan diatur lebih lanjut oleh
Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam masing-masing.
: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 September 2016
DIREKTUR JENDERAL,

TTD

KAMARUDDIN AMIN

KepDirjen tentang Ormawa 69


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERALPENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 4961 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN
PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN


PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

A. PENDAHULUAN
Kampus adalah lingkungan yang memiliki kekhasan dengan
masyarakatnya yang disebut sivitas akademika (masyarakat
akademis). Dikatakan demikian, karena warga kampus
melaksanakan kegiatan akademis yang bersifat kurikuler, ko-
kurikuler dan ekstra kurikuler.Masyarakat akademis merupakan
kategori masyarakat yang warganya memiliki sifat-sifat ingin tahu
segala fenomena yang ada, dengan melakukan kegiatan secara
ilmiah, agar diperoleh kebenaran yang teruji sesuai dengan metode
ilmu pengetahuan. Untuk itulah masyarakat akademis memiliki
sistematika dan kerangka berpikir yang sistemik berdasarkan
fakta dan data, serta kemampuan menganalisis, sehingga
diperoleh kebenaran yang teruji. Kondisi yang demikian bukan
berarti ada kecenderungan bahwa masyarakat akademis bersifat
eksklusif, melainkan sebagai bentuk tindakan selektif untuk
memelihara karakter dan citra khasnya.Di samping adanya tradisi,
dalam masyarakat akademis diperlukan adanya peraturan-
peraturan bersama yang mengikat dan mengatur warganya.
Tradisi dan peraturan merupakan kesatuan yang secara sinergis
mengatur tertib masyarakat akademis di kampus. Jika tradisi
memberikan kemantapan pada kehidupan akademik di kampus,
maka peraturan digariskan bagi wadah penyesuaian dan
pembaharuan. Tertib masyarakat akademis di suatu kampus,
akan terpelihara secara baik bilamana tradisi akademik dan

70 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

peraturan yang berlaku dijadikan pedoman perilaku oleh sivitas


akademika dan elemen-elemen kampus lainnya.
Mahasiswa sebagai salah satu elemen kampus baik secara
individu maupun kelompok dalam organisasi kemahasiswaan,
memiliki dimensi yang luas. Di samping sebagai bagian sivitas
akademika (dimensi keilmuan) mereka juga sebagai bagian dari
komunitas pemuda (dimensi sosial) yang memiliki tugas dan
tantangan masa depan. Dengan kesadaran akan kewajiban dan
haknya maka mahasiswa akan dapat mengembangkan
potensinya dalam segala dimensi yang melekat
padanya.Organisasi kemahasiswaan PTKI sebagai salah satu
wahana pengembangan kepribadian dan peningkatan wawasan
dan intelektual, merupakan salah satu bagian dari keseluruhan
sistem akademis di PTKI. Kontribusinya ditujukan untuk membina
dan mengembangkan kepribadian dalam rangka mencapai fungsi
dan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermartabat,
dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang bertakwa, berilmu, dan beramal, serta mampu
“learning how to think (belajar bagaimana berpikir), learning how
to do (belajar bagaimana harus melakukan), learning how to be
(belajar menjadi dirinya sendiri), dan learning how to live together
(belajar bagaimana harus hidup bersama orang lain).” Jadi,
organisasi mahasiswa intra kampus pada dasarnya merupakan
wahana untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan
penalaran, serta menyalurkan minat dan kegemaran. Dalam
mencari pengalaman hidup dan mengembangkan potensi diri
melalui organisasi kemahasiswaan, mahasiswa selain dituntut
untuk mengedepankan kebenaran dan kejujuran, mereka juga
dituntut senantiasa mengedepankan nilai-nilai multikulturalisme
warga kampus. Sebagai warga masyarakat akademis, mahasiswa
dituntut eksis dengan kondisi mereka sendiri, dan tidak
dibenarkan memaksakan nilai-nilai, norma-norma dan etika
“masyarakat non- kampus” ke perguruan tinggi. Kondisi

KepDirjen tentang Ormawa 71


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

demikian dapat menimbulkan kerancuan karena adanya


ketidaksesuaian antar satu norma dengan norma lain.
Ketidaksesuaian itu pada batas tertentu bisa menimbulkan
konflik.

B. DASAR ORGANISASI
Organisasi kemahasiswaan di suatu kampus diselenggarakan
berdasarkan prinsip sebagai wahana proses pendidikan
kepada mahasiswa sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, terutama Undang-Undang nomor
12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

C. TUJUAN ORGANISASI
1. Mendorong mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional
yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian yang bernuansa Islami.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi dan/atau seni, bakat dan minat
serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan memperkaya
kebudayaan nasional yang bernuansa Islami dan
berwawasan kebangsaan.

D. BENTUK ORGANISASI KEMAHASISWAAN


1. Organisasi kemahasiswaan di tingkat PTKI dapat dibedakan
ke dalam tiga jenis, yaitu:
a. Senat Mahasiswa (SEMA) sebagai lembaga normative atau
legislatif
b. Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA)sebagai lembaga
eksekutif.

72 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

c. Unit Kegiatan Mahasiswa/Uni Kegiatan Khusus


(UKM/UKK) hanya berada di tingkat
Universitas/Institut/Sekolah Tinggi
2. Organisasi kemahasiswaan di tingkat Fakultas dapat
dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:
a. Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F),
b. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F),
c. Himpunan Mahasiswa Jurusan/Prodi (HMJ/HM-PS).
3. Bentuk atau badan kelengkapan organisasi kemahasiswaan
yang lain dapat ditetapkan berdasarkan kesepakatan antar
mahasiswa selama tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan statuta PTKI yang
bersangkutan.
4. Organisasi kemahasiswaan antar-PTKI yang sejenis
menyesuaikan dengan bentuk kelembagaan di bawah
pembinaan dan tanggungjawab Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam.

E. STRUKTUR ORGANISASI MAHASISWA


1. Struktur Organisasi Mahasiswa Universitas dan Institut.

KepDirjen tentang Ormawa 73


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

2. Struktur Organisasi Mahasiswa Sekolah Tinggi .

F. KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB


1. Kedudukan organisasi kemahasiswaan adalah sebagai
kelengkapan non-struktural pada PTKI yang
bersangkutan.
2. Organisasi kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam mempunyai fungsi sebagai:
a. Perwakilan mahasiswa PTKI untuk menampung
dan menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan
garis-garis besar program dan kegiatan mahasiswa;
b. Wahana komunikasi antar sivitas akademika;
c. Wahana pengembangan potensi mahasiswa sebagai
insan akademis, calon ilmuwan dan intelektual yang
berguna bagi masyarakat;
d. Wahana pengembangan intelektual, bakat dan minat,
pelatihan keterampilan, organisasi, manajemen, dan
kepemimpinan mahasiswa;
e. Sarana pembinaan dan pengembangan kader-kader
agama dan bangsa yang berpotensi dalam

74 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

melanjutkan kesinambungan pembangunan


nasional;
f. Sarana pemeliharaan dan pengembangan ilmu yang
dilandasi oleh norma akademis, etika, moral, dan
wawasan kebangsaan.
3. Mekanisme tanggung jawab organisasi kemahasiswaan
ditetapkan melalui kesepakatan antara mahasiswa dengan
pimpinan PTKI dengan tetap berpedoman bahwa pimpinan
PTKI merupakan penanggungjawab segala kegiatan di
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam setempat
4. Pengurus organisasi kemahasiswaan disahkan dan
dilantik oleh pimpinan PTKI sesuai dengan
kedudukan/tingkat organisasi yang bersangkutan;
Rektor/Ketua untuk tingkat Perguruan Tinggi, dan
Dekan/Kajur untuk tingkat Fakultas/ Jurusan.
5. Pengurus organisasi kemahasiswaan bertanggungjawab
kepada pimpinan PTKI sesuai dengan kedudukan tingkat
oraganisasinya

G. TUGAS DAN WEWENANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN


1. Senat Mahasiswa (SEMA)
SEMA adalah lembaga dalam struktur organisasi
kemahasiswaan yang memegang fungsi kontrol
terhadap pelaksanaan Garis Besar Haluan Program
(GBHP) lembaga kemahasiswaan PTKI. SEMA sekaligus
sebagai lembaga normatif atau legislatif dan perwakilan
tertinggi di lingkungan mahasiswa PTKI, yang memiliki
fungsi menampung dan menyalurkan aspirasi
mahasiswa, dan memiliki peran legislasi sebagai
subsistem kelembagaan non-struktural di tingkat PTKI.
Sistem kerjanya adalah “kolektif-kolegial”. Kolektif berarti
bahwa dalam mengambil ketetapan dan keputusan yang

KepDirjen tentang Ormawa 75


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

mengatasnamakan SEMA harus dilakukan melalui


sebuah persidangan yang melibatkan anggota-
anggotanya. Sedangkan yang dimaksud dengan kolegial
adalah tidak adanya stratifikasi antar anggota, tidak ada
perbedaan hak dan kewajiban, kecuali pada tanggung
jawab fungsional administratif yang telah disepakati.
SEMA memiliki tugas:
a. Sebagai mitra kerja DEMA dalam melaksanakan
kebijakan organisasi kemahasiswaan PTKI.
b. Menyerap dan mengakomodir aspirasi mahasiswa
dan menyalurkannya pada pihak-pihak yang terkait.
c. Memperjuangkan hak-hak akademik dan
kemahasiswaan.
d. Merumuskan norma-norma dan aturan-aturan dalam
pelaksanakan kegiatan kemahasiswaan yang tidak
bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
e. Merumuskan AD/ART organisasi mahasiswa PTKI
dengan tetap berdasarkan pada peraturan dan
perundangan yang berlaku.
f. Menetapkan garis-garis besar program kerja SEMA.

Wewenang SEMA ialah:


a. Melakukan koordinasi dengan Senat Mahasiswa
Fakultas (SEMA-F)di tingkat universitas/institut.
b. Menyelenggarakan musyawarah sebagai wujud
kedaulatan tertinggi organisasi mahasiswa.
c. Meminta progress report DEMA atas pelaksanaan
program kerjanya.

Pertanggungjawaban SEMA:
a. Sebagai badan normatif dan perwakilan tertinggi
lembaga mahasiswa, SEMA wajib menyampaikan

76 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

pertanggungjawaban kepada mahasiswa dalam


sidang paripurna.
b. Mekanisme sidang paripurna diatur lebih lanjut oleh
mahasiswa dan disetujui melalui keputusan
Rektor/Ketua.
c. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural
tingkat Perguruan Tinggi, SEMA bertanggungjawab
kepada Rektor/Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
atau Ketua/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan.
SEMA Fakultasbertanggungjawab kepada
Dekan/Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA)


Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) adalah organisasi
yang berkewajiban untuk melaksanakan ketetapan Senat
Mahasiswa (SEMA). DEMA merupakan organisasi
eksekutif mahasiswa di tingkat PTKI.
Status Dewan Eksekutif Mahasiswa adalah:
a. Organisasi yang mengkoordinasikan kegiatan
kemahasiswaan tingkat PTKI.
b. Subsistem kelembagaan non-struktural tingkat PTKI.
Fungsinya adalah:
c. Sebagai pelaksana program organisasi
kemahasiswaan.
d. Sebagai lembaga yang mengkordinasikan dan
menginstruksikan pelaksanaan kegiatan
kemahasiswaan di tingkat PTKI.
e. Memberikan instruksi kepada UKM/UKK dalam
rangka pelaksanaan kegiatan kegiatan
kemahasiswaan di tingkat PTKI

Dalam melaksanakan fungsinya, DEMA bertugas:

KepDirjen tentang Ormawa 77


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

a. Menjabarkan dan melaksanakan program organisasi


dan ketetapan SEMA lainnya dalam bentuk program
kerja.
b. Mengkomunikasikan dan menginformasikan kegiatan
kemahasiswaan di tingkat PTKI.
c. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan
kemahasiswaan.

Pertanggungjawaban DEMA:
a. DEMA menyampaikan laporan kegiatan dalam sidang
paripurna SEMA.
b. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural
tingkat PTKI, DEMA bertanggung jawab kepada
Rektor/Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan atau
Ketua/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan. DEMA
Fakultasbertanggung jawab kepada Dekan/Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan

3. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)


UKM adalah organisasi wadah pengembangan kegiatan
minat, bakat, dan keterampilan mahasiswa di tingkat
PTKI. Keanggotaannya terdiri dari para mahasiswa lintas
fakultas dan jurusan/prodi. Unit kegiatan ini berfungsi
sebagai wadah bagi mahasiswa PTKI yang memiliki
kesamaan orientasi dalam pengembangan minat, bakat,
dan keterampilan. Kepengurusannya adalah otonom
masing-masing unit sesuai dengan AD/ART masing-
masing.
Status Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah:
a. Organisasi pengembangan kegiatan minat, bakat, dan
keterampilan mahasiswa di tingkat PTKI sesuai
dengan pengembangan bakat minat dan keahlian.

78 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

b. Subsistem kelembagaan non-struktural tingkat PTKI.


Fungsinya adalah:
c. Sebagai pelaksana program organisasi
kemahasiswaan secara spesifik untuk pengembangan
bakat, minat dan keahlian mahasiswa.
d. Berkordinasi dan mentaati perintah (instruksi) DEMA
untuk terlaksananya kegiatan kemahasiswaan di
tingkat Perguruan Tinggi.

Dalam melaksanakan fungsinya, UKM bertugas:


a. Menjabarkan dan melaksanakan program organisasi
dan ketetapan DEMA dalam bentuk program kerja.
b. Mengkomunikasikan dan menginformasikan kegiatan
kemahasiswaan di tingkat PTKI dengan DEMA.
Pertanggungjawaban UKM :
a. UKM/UKK sebagai unit kegiatan mahasiswa otonom,
maka bertanggungjawab kepada anggotanya sesuai
dengan AD/ART masing- masing.
b. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural
tingkat Perguruan Tinggi, UKM/UKK
bertanggungjawab kepada Rektor/Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan atau Ketua/Wakil Ketua
Bidang Kemahasiswaan dan Ketua DEMA.

4. Unit Kegiatan Khusus (UKK)


Secara fungsional wadah kegiatan kemahasiswaan ini
sama dengan UKM. Hanya saja unit kegiatan
kemahasiswaan yang berada di bawah unit ini secara
struktural juga memiliki jalur organisatoris di luar
kampus, seperti: Praja Muda Karana (PRAMUKA),
Resimen Mahasiswa (MENWA), Koperasi Mahasiswa
(KOPMA), Korp Suka Rela Remaja (KSR) –Palang

KepDirjen tentang Ormawa 79


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

Merah Indonesia (PMI), dan organisasi lain yang


mempunyai hubungan struktural di luar kampus.
Status Unit Kegiatan Khusus (UKK) adalah:
a. Organisasi pengembangan kegiatan minat, bakat,
dan keterampilan mahasiswa di tingkat PTKI yang
bersifat khusus.
b. Subsistem kelembagaan non-struktural tingkat PTKI.

Fungsinya adalah:
a. Sebagai pelaksana program organisasi
kemahasiswaan secara khusus yang tidak ditangani
secara spesifik oleh UKM.
b. Berkordinasi dan mentaati perintah (instruksi) DEMA
untuk terlaksananya kegiatan kemahasiswaan di
tingkat Perguruan Tinggi.

Dalam melaksanakan fungsinya, UKK bertugas:


a. Menjabarkan dan melaksanakan program organisasi
dan ketetapan DEMA dalam bentuk program kerja.
b. Mengkomunikasikan dan menginformasikan kegiatan
kemahasiswaan di tingkat PTKI dengan DEMA.

Pertanggungjawaban UKK :
a. UKM/UKK sebagai unit kegiatan mahasiswa otonom,
maka bertanggungjawab kepada anggotanya sesuai
dengan AD/ART masing- masing.
b. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural
tingkat Perguruan Tinggi, UKM/UKK
bertanggungjawab kepada Rektor/Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan atau Ketua/Wakil Ketua
Bidang Kemahasiswaan dan Ketua DEMA.

5. Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F)

80 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

SEMA-F sebagai organisasi normatif di tingkat fakultas


menampung dan menyalurkan aspirasi dalam bentuk
peran-peran legislasi yang merupakan subsistem
kelembagaan non-struktural di tingkat fakultas.
Status SEMA-F adalah:
a. Organisasi normatif mahasiswa tingkat fakultas.
b. Organisasi perwakilan tertinggi organisasi mahasiswa
di tingkat fakultas
c. Subsistem kelembagaan non-struktural di tingkat
fakultas.

Fungsi SEMA-F adalah:


a. Merumuskan norma-norma yang berlaku di
lingkungan lembaga kemahasiswaan tingkat fakultas.
b. Menetapkan kebijakan organisasi di tingkat fakultas.

Wewenang SEMA-F adalah:


a. Menyelenggarakan musyawarah organisasi
mahasiswa tingkat fakultas.
b. Mengontrol kinerja DEMA-F, HMJ/HM-PS dalam
melaksanakan kebijakan organisasi.
c. Menyelenggarakan musyawarah mahasiswa di tingkat
fakultas/jurusan
d. Meminta progress report DEMA-F, HMJ/HM-PS atas
pelaksanaan program kerjanya.
e. Menyelenggarakan musyawarah terkait dengan fungsi
normatif.

Pertanggungjawaban SEMA-F:
a. Sebagai organisasi perwakilan mahasiswa fakultas,
SEMA-F bertanggungjawab kepada mahasiswa dalam
sidang paripurna.

KepDirjen tentang Ormawa 81


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

b. Mekanisme sidang paripurna diatur lebih lanjut oleh


mahasiswa dan disetujui melalui keputusan
Dekan/Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
c. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural
tingkat fakultas, SEMA-F bertanggungjawab kepada
Dekan/Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

6. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F)


Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F)
berfungsi sebagai pelaksana harian kegiatan mahasiswa
di tingkat fakultas dan berkewajiban untuk
melaksanakan garis-garis besar program kerja
mahasiswa fakultas. Untuk kegiatan internal, DEMA-F
memiliki hak otonomi, sedangkan yang menyangkut
kegiatan eksternal yang membawa nama PTKI harus
berkoordinasi dengan DEMA. Dalam pelaksanaan
kegiatan-kegiatan terpusat yang dilaksanakan oleh
DEMA, DEMA-F berada di bawah koordinasi DEMA
universitas/institut/sekolah tinggi.
Pertanggungjawaban DEMA-F:
a. Sebagai lembaga eksekutif mahasiswa fakultas
dalam melaksanakan GBPK, DEMA-F
bertanggungjawab kepada mahasiswa dalam sidang
paripurna SEMA-F.
b. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural
tingkat fakultas, DEMA- F bertanggungjawab kepada
Dekan.

7. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan/atau


Himpunan Mahasiswa Program Studi (HM-PS)
Lembaga ini merupakan lembaga eksekutif di tingkat
jurusan/program studi. HMJ/HM-PS berfungsi sebagai
pelaksana kegiatan mahasiswa di tingkat

82 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

jurusan/program studi. HMJ/HM-PS memiliki jalur


koordinatif kegiatan dengan DEMA-F. Tata kerja
HMJ/HM-PS adalah otonom ke anggota di masing-masing
jurusan/program studi.
Status HMJ/HM-PS adalah:
a. Lembaga kemahasiswaan di tingkat jurusan/prodi
sebagai pelaksana program kerja kegiatan
kemahasiswaan sesuai dengan bidang
jurusan/prodinya.
b. Subsistem kelembagaan non-struktural tingkat
jurusan/program studi.

Fungsi HMJ/HM-PS adalah:


a. Sebagai wadah untuk menjabarkan, melaksanakan,
dan mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai
dengan jurusan atau prodinya.
b. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan
kemahasiswaan di tingkat jurusan/prodi

Tugas HMJ/HM-PS adalah menjabarkan, melaksanakan,


dan mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai
dengan jurusan atau prodinya sebagaimana digariskan
oleh GBPK.
Pertanggungjawaban HMJ/HM-PS:
a. Sebagai lembaga organisasi kemahasiswaan di tingkat
jurusan/prodi, HMJ/HM-PS bertanggungjawab
kepada mahasiswa yang disampaikan dalam
musyawarah mahasiswa jurusan/prodi.
b. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural
jurusan/prodi, HMJ/HM-PS bertanggungjawab
kepada Ketua Jurusan/Ketua Program Studi.

KepDirjen tentang Ormawa 83


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

H. KEPENGURUSAN, ANGGOTA DAN MASA BAKTI


1. Pengurus organisasi kemahasiswaan pada masing-masing
tingkatan sekurang-kurangnya terdiri atas: Ketua,
Sekretaris, Bendahara, dan Bidang- Bidang.
2. Jumlah anggota pengurus organisasi kemahasiswaan
ditetapkan berdasarkan kebutuhan dengan berpegang
pada prinsip efisiensi dan efektifitas.
3. Pengurus sebagaimana disebut pada poin 1 dipilih melalui
mekanisme pemilihan yang tata cara dan mekanismenya
ditetapkan oleh Senat Mahasiswa (SEMA) di tingkat PTKI
dan/atau Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F) di tingkat
fakultas sesuai dengan tata tertib mahasiswa.

4. Calon ketua di masing-masing tingkatan :


a. Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,25.
b. Minimal duduk di semester V dan maksimal duduk di
semester VII.
c. Sudah mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan
Kemahasiswaan yang dibuktikan dengan sertifikat
d. Mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.
e. Tidak pernah melanggar kode etik mahasiswa yang
dibuktikan dengan melampirkan Surat Keterangan
Berkelakuan Baik (SKBB) dari Fakultas untuk
SEMA/DEMA Universitas/Institut dan UKM/UKK, dan
dari Kajur/Kaprodi untuk SEMA /DEMA Fakultas.
f. Memperoleh rekomendasi dari Ketua Program Studi
untuk program studi, Ketua Jurusan untuk tingkat
jurusan, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama untuk tingkat fakultas, Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan untuk tingkat Sekolah Tinggi dan
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan untuk tingkat
Universitas/Institut.

84 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

5. Anggota organisasi kemahasiswaan pada masing-


masing tingkat adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar
dan masih aktif dalam kegiatan akademik.
6. Masa bakti pengurus organisasi kemahasiswaan adalah 1
(satu) tahun dan khusus untuk ketua tidak dapat dipilih
kembali untuk periode berikutnya di jenjang yang sama.

I. SYARAT DAN TATA CARA PEMILIHAN

1. SENAT MAHASISWA (SEMA)


a. Syarat-syarat Calon Pengurus/Perwakilan
1. Berstatus sebagai mahasiswa aktif.
2. Memiliki IPK minimal 3,25
3. Duduk pada semester V – VII.
4. Mampu membaca al-Qur’an.
5. Pernah menjadi pengurus Ormawa intra kampus
yang dibuktikan dengan Surat Keputusan (SK).
6. Sehat jasmani dan rohani.
7. Bersedia dicalonkan dan/atau mencalonkan diri
secara tertulis.
8. Menyatakan kesediaan secara tertulis untuk tidak
menjadi pengurus pada organisasi ekstra kampus
atau partai politik selama menjabat.
9. Tidak pernah melanggar tata tertib dan kode etik
mahasiswa.
10. Memiliki visi, misi, dan program yang jelas.
11. Mendapatkan rekomendasi tertulis dari Wakil
Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan
untuk tingkat universitas/institut/sekolah tinggi.

b. Anggota Senat Mahasiswa:


1. Anggota Senat Mahasiswa Universitas/Institut
berasal dari utusan Fakultas.

KepDirjen tentang Ormawa 85


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

2. Anggota Senat Mahasiswa Fakultas berasal dari


utusan HMJ.
3. AnggotaSenat Mahasiswa Sekolah Tinggi berasal
dari utusan HM-PS.
4. Pemilihan anggota Senat Mahasiswa dilaksanakan
melalui perwakilan dengan proporsi: 1
Jurusan/Prodi 1 wakil.

c. Tata cara pemilihan Ketua Senat Mahasiswa:


1. Ketua Senat Mahasiswa dipilih dari dan oleh
anggota SEMA
2. Pemilihan Ketua SEMA berdasarkan musyawarah
mufakat atau pemungutan suara.
3. Ketua terpilih menyusun komposisi pengurus
SEMA.
4. Pengurus SEMA ditetapkan oleh
Rektor/Ketua/Dekan.

2. DEWAN EKSEKUTIF MAHASISWA (DEMA) DAN HMJ/HM-


PS
a. Syarat-Syarat Calon Ketua
1. Berstatus sebagai mahasiswa aktif.
2. Memiliki IPK minimal 3,25.
3. Duduk pada semester V – VII.
4. Mampu membaca al-Qur’an.
5. Pernah menjadi pengurus Ormawa intra kampus
yang dibuktikan dengan SK.
6. Sehat jasmani dan rohani.
7. Bersedia dicalonkan dan atau mencalonkan diri
secara tertulis.

86 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

8. Menyatakan kesediaan secara tertulis untuk tidak


menjadi pengurus pada organisasi ekstra kampus
atau partai politik selama menjabat
9. Tidak pernah melanggar tata tertib dan kode etik
mahasiswa.
10. Memiliki visi, misi dan program yang jelas.
11. Mendapatkan rekomendasi tertulis dari Wakil
Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan
untuk tingkat universitas/institut/sekolah tinggi.

b. Tata Cara PemilihanKetua DEMA


1. Senat Mahasiswa membentuk panitia pemilihan
berdasarkan tata tertib pemilihan dan diusulkan
ke pimpinan PTKI untuk ditetapkan.
2. Tata tertib pencalonan ketua DEMA diatur oleh
Senat Mahasiswa tingkat perguruan tinggi.
3. Komposisi panitia terdiri atas Ketua, Sekretaris,
Bendahara, dan Anggota.
4. Tugas panitia melaksanakan penjaringan bakal
calon, penetapan calon, dan pelaksanaan
pemilihan ketua Dema.
5. Unsur panitia terdiri atas perwakilan lembaga-
lembaga kemahasiswaan.

6. Kriteria panitia:
a. Berstatus sebagai mahasiswa aktif yang
dibuktikan dengan menunjukkan slip
pembayaran SPP.
b. Pernah menjadi pengurus lembaga intra
kampus.
c. Bersedia menjadi panitia yang dibuktikan
dengan pernyataan tertulis.

KepDirjen tentang Ormawa 87


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

d. Tidak diperkenankan mencalonkan diri


sebagai kandidat/calon ketua DEMA.
e. Minimal menduduki semester IV dan
maksimal semester VIII.

7. Panitia menyampaikan hasil pemilihan kepada


Senat Mahasiswa untuk diteruskan kepada
pimpinan PTKI dengan melampirkan berita acara
pemilihan.
8. Penyampaian hasil pemilihan dilakukan paling
lambat 7 hari setelah pemilihan.
9. Pimpinan PT menetapkan dan melantik pengurus
DEMA terpilih.
10. Pemilihan Ketua DEMA dilaksanakan dengan
menggunakan sistem perwakilan. Yang dimaksud
dengan sistem perwakilan ialah:
a. Bahwa Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa
dipilih oleh wakil dari Jurusan atau Program
Studi.
b. Wakil dari masing-masing Jurusan atau
Program Studi diutus oleh HMJ atau HM-PS.

c. Tata Cara Pemilihan Ketua HMJ/HM-PS


1. Senat Mahasiswa Fakultas/Sekolah Tinggi
membentuk panitia pemilihan berdasarkan tata
tertib pemilihan dan diusulkan ke Dekan/Ketua
untuk ditetapkan.
2. Tata tertib pencalonan ketua HMJ/HM-PS diatur
oleh Senat Mahasiswa Fakultas/Sekolah Tinggi.
3. Komposisi panitia terdiri atas Ketua, Sekretaris,
Bendahara, dan Anggota.

88 KepDirjen tentang Ormawa


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

4. Tugas panitia melaksanakan penjaringan bakal


calon, penetapan calon, dan pelaksanaan
pemilihan ketua HMJ/HM-PS.
5. Unsur panitia berasal dari perwakilan Komisariat
Mahasiswa (kosma) pada masing-masing kelas.
6. Kriteria panitia:
a. Berstatus sebagai mahasiswa aktif yang
dibuktikan dengan menunjukkan slip
pembayaran SPP.
b. Bersedia menjadi panitia yang dibuktikan
dengan pernyataan tertulis
c. Tidak diperkenankan mencalonkan diri
sebagai kandidat/calon ketua HMJ/HM-PS
d. Minimal menduduki semester IV dan
maksimal semester VIII

J. SANKSI ORMAWA
1. Sanksi Ringan berupa peringatan tertulis diberikan
apabila:
a. Mengabaikan arahan pimpinan
b. Menyalahgunakan secretariat Ormawa untuk
kepentingan pribadi.
c. Tidak memelihara inventaris dan fasilitas kampus.
2. Saksi Sedang berupa pemblokiran anggaran diberikan
apabila:
a. Menyalahgunakan wewenang atas nama OrmawA.
b. Tidak membuat laporan kegiatan
c. Mengadakan kegiatan yang tidak sejalan dengan visi,
misi, dan tujuan PTKI.
3. Sanksi berat berupa pembekukan Ormawa apabila:
a. Melanggar Pedoman Umum Ormawa
b. Melanggar AD/ART Ormawa

KepDirjen tentang Ormawa 89


Panduan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)

c. Tidak beraktifitas selama 6 bulan atau tidak


berkembang atau tidak mempunyai anggota yang
signifikan
d. Mengalami konflik internal pengurus yang
berkepanjangan
e. Mengadakan kegiatan yang tidak sejalan dengan visi,
misi, dan tujuan Kementerian Agama RI.

K. YANG BERWENANG MEMBERIKAN SANKSI


Yang berwenang memberikan sanksi adalah Pimpinan PTKI,
Rektor/Ketua atau Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan PTKI.
L. PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akandiatur
oleh PTKI masing-masing.

DIREKTUR JENDERAL,

TTD

KAMARUDDIN AMIN

90 KepDirjen tentang Ormawa


KODE ETIK
MAHASISWA
IAIN BUKITTINGGI
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan Rektor ini, yang dimaksud dengan:


a. IAIN Bukittinggi adalah sebuah perguruan tinggi negeri dibawah
kementerian agama yang menyelenggarakan kegiatan tridrma
perguruan tinggi.
b. Fakultas adalah semua fakultas yang ada di lingkungan IAIN
Bukittinggi.
c. Program Studi adalah Pelaksana akademik dalam satu disiplin
ilmu di bawah fakultas dan pascasarjana
d. Rektor adalah rektor IAIN Bukittinggi
e. Dekan adalah dekan fakultas IAIN Bukittinggi
f. Direktur adalah Direktur Program Pascasarjana IAIN
Bukittinggi
g. Ketua Program Studi adalah ketua program studi pada IAIN
Bukittinggi
h. Dosen adalah tenaga pendidik professional dengan tugas utama
menjalankan tridharma perguruan tinggi.
i. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada IAIN
Bukittinggi
j. Masyarakat kampus adalah satuan yang terdiri dari dosen,
mahasiswa, dan tenaga kependidikan di IAIN Bukittinggi.
k. Kode Etik Mahasiswa adalah pedoman tertulis yang merupakan
standar prilaku mahasiswa IAIN Bukittinggi dalam berinteraksi
baik di dalam maupun luar kampus.
l. Pelanggaran kode etik adalah segala bentuk tulisan, ucapan, dan
perbuatan mahasiswa yang bertentangan dengan ketentuan yang
berlaku dalam keputusan ini;
m. Penegakan Kode Etik adalah usaha menjalankan dan mengawasi
agar tidak terjadi pelanggaran kode etik
n. Sanksi adalah hukuman akademik atau administratif yang
dijatuhkan kepada mahasiswa atas pelanggaran yang
dilakukannya;

Kode Etik Mahasiswa 91


o. Dewan Kehormatan adalah tim mempunyai wewenang untuk
memproses pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
mahasiswa yang ditunjuk dan di SK kan oleh Rektor;
p. Kegiatan akademik adalah kegiatan pembelajaran di dalam dan
atau diluar ruang kulia, studio dan atau laboratorium, pengerjaan
tugasa-tugas, evaluasi pembelajaran dan kegiatan administrasi
yang menyertainya.
q. Kegiatan Non akademik adalah kegiatan diluar pembelajaran di
luar kegiatan pembelajaran seperti kegiatan pramuka, olahraga
dan lain-lain.

92 Kode Etik Mahasiswa


BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
Maksud kode etik ini adalah :
1. Menjadi pedoman bagi seluruh mahasiswa IAIN Bukittinggi
sebagai civitas akademika tentang pola fikir, sikap dan perilaku
dalam tanggung jawabnya melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi IAIN Bukittinggi.
2. Menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam dan adat
istiadat yang berlaku baik di dalam maupun di luar kampus.

Pasal 3

Tujuan kode etik mahasiswa IAIN Bukittinggi adalah untuk:


a. Terbentuknya mahasiswa yang bertaqwa, berilmu dan
berakhlak mulia;
b. Terciptanya proses pendidikan yang tertib, teratur dalam
iklim akademik yang kondusif; berdisiplin dan beretika bagi
terlaksananya tridarma perguruan tinggi.
c. Terpeliharanya harkat, martabat dan wibawa Institusi sebagai
Perguruan Tinggi Islam;

Kode Etik Mahasiswa 93


BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA

Pasal 4

Mahasiswa IAIN Bukittinggi mempunyai kewajiban :


a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
b. Taat beribadah dan mengamalkan ajaran agama Islam.
c. Setia kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
d. Mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku,
baik di tingkat Institut, Fakultas maupun di tingkat program
studi.
e. Mentaati semua ketentuan Administrasi penyelenggaraan
pendidikan yang dibebankan kepada mahasiswa.
f. Saling menghargai sesama mahasiswa.
g. Bersikap sopan, santun dan hormat terhadap pimpinan, Dosen
dan tenaga kependidikan.
h. Memelihara hubungan social dengan baik dalam kehidupan
bermasyarakat baik di dalam maupun di luar kampus
i. Berpakaian dan bergaul secara Islami, baik di dalam maupun
diluar kampus;
j. Memelihara sarana dan prasarana serta menjaga kebersihan,
ketertiban dan keamanan kampus;
k. Menciptakan suasana perkuliahan yang kondusif.
l. Menjaga wibawa dan nama baik almamater.
m. Menghormati perkuliahan yang sedang berlansung.
n. Memelihara hubungan baik dalam pergaulan bermasyarakat di
dalam dan diluar kampus.

Pasal 5

Mahasiswa IAIN Bukittinggi mempunyai hak :


a. Memperoleh pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pengarahan
dari pimpinan dan dosen dalam pengkajian dan pengembangan
ilmu pengetahuan sesuai dengan kaidah keilmuan dan keislaman..
b. Menggunakan dan mengembangkan kebebasan akademik secara
bertanggungjawab guna mendalami Ilmu Agama Islam dan Ilmu

94 Kode Etik Mahasiswa


Pengetahuan Umum sesuai dengan peraturan yang berlaku di
IAIN Bukittinggi.
c. Memperoleh layanan akademik, administrasi dan
kemahasiswaan.
d. Mengikuti kegiatan akademik dan kemahasiswaan yang dilakukan
oleh civitas akadmika;
e. Memperoleh informasi akademik dan non akademik dengan
cepat dan transparan baik secara lisan maupun tulisan.
f. Memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapai sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
g. Menyampaikan aspirasi dan pendapat berupa usul, saran dan
kritik, baik secara lisan maupun tulisan secara santun, etis dan
bertanggungjawab.
h. Memanfaatkan sarana dan prasarana IAIN Bukittinggi dalam
rangka penyelenggraaan kegiatan akademik dan non akademik
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
i. Mengundurkan diri sebagai mahasiswa Institut.

Kode Etik Mahasiswa 95


BAB IV
BUSANA, PENAMPILAN DAN PERGAULAN

Pasal 6
Busana dan penampilan

Busana dan penampilan dalam layanan akademik dan non akademik


mahasiswa IAIN Bukittinggi adalah sebagai berikut:
1) Busana Mahasiswa
a. Berpakaian sopan, rapi, bersih dan menutup aurat,
dengan model kemeja, tidak kaos oblong.
b. Memakai celana panjang berbahan dasar dengan pola
standar, selain jeans dan sejenisnya.
c. Bersepatu dan berkaus kaki.
d. Berambut pendek, rapi, tidak jabrit, tidak diwarnai dan
tidak memakai aksesoris.
2) Busana Mahasiswi sebagai berikut :
a. Memakai baju kurung (bukan gamis), longgar, menutupi
pinggul, tidak tembus pandang.
b. Memakai rok, tidak berbelah, tidak kembang, dan tidak
transparan.
c. Memakai mudawarah, atau jilbab yang menutupi dada
tanpa kreasi dengan menampakkan wajah .
d. Tidak memakai perhiasan yang berlebihan.
e. Pakai sepatu dan kaus kaki yang menutupi betis.
3) Pakaian ujian :
a. Pria baju putih lengan panjang, celana warna gelap
terbuat dari bahan dasar, bersepatu dan kaus kaki.
b. Wanita, baju kurung warna putih, rok hitam, mudawarah
atau jilbab warna putih, sepatu dan kaus kaki yang
menutupi betis
4) Pakaian wisuda :
a. Wisudawan : memakai kemeja putih lengan panjang,
celana panjang warna hitam/gelap berbahan dasar,
bersepatu pakai kaus kaki, pakai dasi, rambut pendek dan
rapi, serta tidak diwarnai dan jabrit,

96 Kode Etik Mahasiswa


b. Wisudawati :
 Baju kurung dengan syarat : tidak transparan, tidak
sempit, minimal 10 cm di atas lutut dan tidak
melampaui betis, warna sesuai dengan kesepakatan
fakultas,
 Rok terbuat dari kain panjang atau songket yang tidak
berbelah dan tidak transparan.
 Memakai sepatu, highheels maksimal 5 cm dan pakai
kaus kaki yang menutupi betis.
 Memakai mudawarah tidak memakai aksesoris,
menampakan wajah, tidak memakai sanggul, ( make up
berlebihan ), seperti pakai bulu mata palsu, eyeshadow
dll.
c. Pakaian olah raga ; menutup aurat, sopan, longgar, dan
tidak transparan
d. Pakaian untuk acara-acara resmi dan praktek labor
memakai jaket almamater

Pasal 7
Pergaulan

1. Membudayakan salam, senyum, sapa, sopan dan santun;


2. Menjaga integritas pribadi sebagai warga IAIN Bukittinggi
3. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis sesuai dengan ajaran
Islam seperti tidak berdua-duaan dan tidak berboncengan di luar
kewajaran
4. Tidak merokok di sembarang ruangan yang mengganggu
kenyamanan orang lain;
5. Menghormati orang lain tanpa membedakan suku, ras dan status
sosial;
6. Menghargai pendapat orang lain;
7. Bertanggungjawab dalam perbuatannya; dan
8. Menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat dan/atau
bertentangan dengan nilai-nilai keislaman, norma adat dan norm
hokum.

Kode Etik Mahasiswa 97


Pasal 8
Keagamaan

1. Bertakwa kepada Allah SWT dan menjalankan kewajiban sebagai


umat Islam.
2. Membiasakan shalat berjamaah dan amalan-amalan Sunnat
3. Membudayakan membaca dan menghafal Alquran
4. Mengikuti kegitan keagamaan yang ditetapkan oleh institusi
5. Mengembangkan dan mengikuti paham keagamaan yang tidak
menyimpang dari syariat islam dan peraturan perundang undangan
yang berlaku
6. Melakukan kegiatan keagamaan tidak berkaitan dengan kegiatan
politik praktis.

Pasal 9

Standar perilaku dalam ruang kuliah dan/atau laboratorium adalah:


1. Hadir tepat waktu, atau sebelum dosen memasuki ruangan
perkuliahan atau laboratorium;
2. Memulai perkulaiahan dengan membaca basmalah dan ayat
alquran serta diakhir perkuliahan membaca doa;
3. Menghormati mahasiswa lain dengan tidak melakukan perbuatan
yang dapat mengganggu perkuliahan, misalnya menggunakan
hand phone atau alat elekronik lainnya pada saat perkuliahan
berlangsung;
4. Santun dalam mengeluarkan pendapat atau membantah
pendapat;
5. Jujur, tidak menandatangani absensi kehadiran mahasiswa lain
yang diketahuinya tidak hadir dalam perkuliahan;
6. Tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya
selama di laboraturium tanpa bimbingan dosen atau petugas
laboraturium; dan
7. Tidak merusak dan mengotori ruangan dan inventaris IAIN
Bukittinggi seperti membuang sampah sembarangan, mencoret
meja, kursi dan dinding ruangan.
8. Aturan tempat duduk dipisah antara mahasiswa laki-laki dan
perempuan
98 Kode Etik Mahasiswa
Pasal 10

Standar dalam membuat tugas adalah sebagai berikut:


1. Menyerahkan tugas/laporan tepat waktu;
2. Jujur dalam arti tidak melakukan plagiat atau mempergunakan
tugas/laporan mahasiswa lain;
3. Tidak mempengaruhi dosen agar yang bersangkutan tidak
menyerahkan tugas/laporan dengan janji imbalan baik dalam
bentuk dan nama apapun;
4. Mematuhi etika ilmiah dalam penulisan skripsi/tesis,
misalnya mematuhi ketentuan dan tata cara penulisan,
mengikuti bimbingan, tidak menjiplak karya orang lain (plagiat);
dan
5. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau
fasilitas lainnya kepada dosen atau pihak lainnya dengan tujuan
untuk mempengaruhi proses bimbingan tugas/laporan,
skripsi/tesis.

Pasal 11

Standar dalam mengikuti ujian adalah sebagai berikut:


1. Mematuhi tata tertib ujian yang ditetapkan IAIN Bukittinggi
2. Jujur dalam menjawab soal, tidak melihat buku atau sumber lain
yang tidak dibenarkan, kecuali untuk ujian yang secara tegas
membenarkan hal demikian
3. Tidak menggangu mahasiswa lain yang sedang mengikuti ujian;
4. Tidak mencoret inventaris IAIN Bukittinggi seperti meja, kursi,
dinding dengan itikad tidak baik untuk keperluan memudahkan
menjawab soal ujian;
5. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau fasilitas
lainnya kepada dosen atau pihak lainnya dengan tujuan untuk
mempengaruhi proses dan hasil ujian;
6. Percaya pada kemampuan sendiri, dalam arti tidak
menggunakan pengaruh orang lain untuk tujuan
mempengaruhi proses dan hasil ujian.
7. Memberikan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan ketika
tidak bisa mengikuti ujian

Kode Etik Mahasiswa 99


Pasal 12

Standar hubungan antara mahasiswa dengan dosen sebagai berikut:


1. Menghormati dan bersikap sopan terhadap semua dosen dalam
interaksi baik di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan
IAIN Bukittinggi tanpa adanya diskriminasi;
2. Menjaga nama baik dosen dan keluarganya;
3. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak baik dan belum
tentu benar mengenai seorang dosen kepada dosen atau pihak
lainnya, kecuali terhadap pelanggaran hukum dan etik yang
diwajibkan berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan di
lingkungan IAIN Bukittinggi;
4. Santun dalam mengemukakan pendapat atau
mengungkapkan ketidak sepahaman pendapat tentang
keilmuan yang disertai dengan argumentasi yang rasional;
5. Tidak mengeluarkan ancaman baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap dosen;
6. Menggunakan tata cara yang baik dan bertanggung jawab apabila
mengajukan keberatan atas sikap dosen kepad pimpinannya
disertai dengan bukti yang cukup;
7. Menghargai dan menghormati penilaian dosen;
8. Memtuhi perintah dan petunjuk dosen sepanjang tidak
bertentangan dengan norma hokum dan norm lainnya.

Pasal 13

Standar dalam hubungan antara sesama mahasiswa:


1. Bekerjasama dengan mahasiswa lain dalam menuntut ilmu
pengetahuan;
2. Memiliki solidaritas yang kuat dan saling membantu untuk
tujuan yang baik dan tidak bertentangan dengan norma hukum
atau norma lainnya yang hidup di dalam masyarakat;
3. Menghindari perkataan yang dapat menyakiti perasaan
mahasiswa lain.
4. Tidak melakukan ancaman atau tindakan kekerasan terhadap
sesama mahasiswa baik di dalam lingkungan maupun di luar
lingkungan IAIN Bukittinggi;

100 Kode Etik Mahasiswa


5. Menghormati perbedaan pendapat atau pandangan dengan
mahasiswa lain;
6. Tidak menggangu ketenangan mahasiswa lain yang sedang
mengikuti proses pembelajaran;
7. Tidak mengajak atau mempengaruhi mahasiswa lain untuk
melakukan tindakan tidak terpuji yang bertentangan dengan
norma hukum dan norma lainnya yang hidup di tengah
masyarakat.

Pasal 14

Standar dalam hubungan antara mahasiswa dan tenaga kependidikan:


1. Menghormati semua tenaga kependidikan tanpa diskriminasi
2. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau
fasilitas lainnya kepada tenaga kependidikan untuk
mendapatkan perlakuan istimewa atau untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan hukum dan peraturan di
lingkungan IAIN Bukittinggi;
3. Tidak mengeluarkan ancaman baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap tenaga kependidikan; dan
4. Tidak mengajak atau mempengaruhi tenaga kependidikan
untuk melakukan tindakan tidak terpuji yang bertentangan
dengan norma hukum dan norma lainnya yang hidup di tengah
masyarakat.

Pasal 15

Standar hubungan antara mahasiswa dan masyarakat :


1. Bersikap islami;
2. Melakukan perbuatan yang menjunjung tinggi citra baik IAIN
Bukittinggi di tengah masyarakat;
3. Suka menolong masyarakat sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki;
4. Menghindari perbuatan yang melanggar ajaran agama dan
norma yang ada di tengah masyarakat;
5. Mengajak dan memberikan contoh yang baik;

Kode Etik Mahasiswa 101


Pasal 16

Standar dalam pengembangan bidang minat dan bakat:


1. Menjunjung tinggi kejujuran dan sportifitas dalam setiap
kegiatan.
2. Menjaga sopan santun dalam tutur kata dan perbuatan dalam
setiap kegiatan
3. Mengindarkan diri dari tindakan-tindakan yang bersifat
anarkhis, merusak dan mengganggu ketertiban;
4. Bekerjasama dalam memperoleh prestasi dengan cara-cara yang
terpuji
5. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau
fasilitas lainnya kepada pihak-pihak pengambil Peraturan
dalam setiap kegiatan
6. Menghindari perbuatan yang merugikan atau mencelakai orang
lain;
7. Mematuhi aturan-aturan yang diwajibkan dalam setiap bidang
kegiatan

Pasal 17

Standar dalam menyampaikan pendapat di luar proses pembelajaran:


1. Tertib, dalam arti tidak dilakukan dengan tindakan-tindakan
anarkis;
2. Menjaga kesnatunan dengan tidak mengucapkan kata-kata yang
merendahkan martabat seseorang;
3. Tidak merusak barang-barang kepentingan pembelajaran atau
kepentingan umum lainnya yang terdapat di lingkungan IAIN
maupun di luar lingkungan IAIN;
4. Mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
terutama untuk penyampaian pendapat di luar lingkungan IAIN;
5. Mempersiapkan argumentasi yang rasional yang
mencerminkan citra diri seorang individu yang berpendidikan;
6. Didasarkan pada tujuan dan untuk kepentingan kebenaran;
7. Menghindari kepentingan lain diluar kepentingan kebenaran;
8. Tidak melakukan paksaan atau ancaman kepada pihak lain
selama melakukan penyampaian pendapat;

102 Kode Etik Mahasiswa


9. Tidak menimbulkan gangguan secara signifikan terhadap proses
pembelajaran;dan
10. Berani bertanggungjawab terhadap kebenaran fakta dan
pendapat yang disampaikan.

Kode Etik Mahasiswa 103


BAB V
PENEGAKAN KODE ETIK

1. Kode etik harus disosialisasikan kepada segenap mahasiswa baru


pada setiap tahun ajaran;
2. Sosialisasi dilakukan secara terus menerus melalui website,
pimpinan, dosen dan tenaga kependidikan
3. Pelaksanaan kode etik diawasi oleh mahasiswa, dosen dan tenaga
kependidikan
4. Dalam rangka pelaksanaan kode etik, dilakukan razia secara
berkala oleh pihak yang terkait
5. Dugaan pelanggaran kode etik disampaikan kepada ketua
program studi

104 Kode Etik Mahasiswa


BAB VI
JENIS-JENIS PELANGGARAN

Pasal 18
Pelanggaran Ringan

a. Melanggar tata tertib perkuliahan dan ujian yang berlaku


b. Melanggar aturan berbusana, penampilan dan pergaulan
c. Menggunakan fasilitas kampus secara tidak bertanggung jawab
yang mengakibatkan timbulnya kerugian.

Pasal 19
Pelanggaran Sedang

a. Mengundang atau membawa pihak luar ke dalam kampus IAIN


Bukittinggi yang dapat menimbulkan keonaran.
b. Mengganggu ketenangan proses pembelajaran atau ketenangan
civitas akademika di lingkungan kampus.
c. Melakukan perbuatan yang mengakibatkan kebisingan,
kegaduhan dan keributan yang mengganggu aktivitas proses
pembelajaran dan perkantoran.
d. Melakukan perkelahian atau tawuran.
e. Melakukan kecurangan akademik.
f. Membiarkan terjadinya pelanggaran kode etik.
g. Menolak jadi saksi dalam pelanggaran kode etik.
h. Berdua-duaan atau berkhalwat dengan lawan jenis yang bukan
mahram atau dengan pasangan yang tidak dihalalkan dalam Islam
baik di dalam maupun di luar kampus.
i. Berboncengan dengan lawan jenis diluar kewajaran.
j. Menampakkan aurat di media sosial dan atau diluar kampus.
k. Memfosting foto bermesraan dengan lawan jenis.
l. Bertato.

Kode Etik Mahasiswa 105


Pasal 20
Pelanggaran Berat

a. Membawa senjata tajam atau senjata api tanpa izin untuk


kejahatan
b. Memiliki, membawa, mengedarkan dan mempergunakan
narkotika, alcohol, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) atau
narkotika dan obat-obatan berbahaya (NARKOBA)
c. Membuat dan meminta orang lain membuatkan skripsi, dan tesis
atau melakukan plagiasi dan penjiplakan
d. Demonstrasi yang anarkis
e. Merusak dengan sengaja barang inventaris milik IAIN
f. Memiliki, membawa, menggandakan, meminjam, menjual dan
menyewakan media pornografi
g. Melakukan provokasi dan tindakan lain yang dapat
mencemarkan nama baik IAIN Bukittinggi, golongan, suku, ras
atau individu
h. Memalsukan nilai, tandatangan, stemple, ijazah dan surat-surat
berharga lainnya
i. Melakukan, pencurian, perampasan, pembegalan dan pemalakan
j. Melakukan pergaulan bebas, pemerkosaan, perzinahan, kumpul
kebo, dan LGBT
k. Terlibat dalam organisasi dan idiologi terlarang
l. Melakukan ancaman, menakut-nakuti dan terror atau terlibat
radikalisme/ terorisme
m. Menghina, dan melakukan aktifitas ujaran kebencian terhadap
orang lain
n. Membawa atau menggunakan bahan peledak
o. Menganiaya dan melakukan pembunuhan
p. Melakukan Aborsi atau membantu terjadinya aborsi
q. Melakukan kekerasan fisik dan mental
r. Berjudi
s. Terbukti memiliki kebiasaan mengunjungi tempat-tempat yang
mencemarkan nama baik IAIN Bukittinggi
t. Melakukan perbuatan pidana atau membantu terjadinya
perbuatan pidana.

106 Kode Etik Mahasiswa


BAB VII
JENIS-JENIS SANKSI

Pasal 21
Sanksi ringan

a. Nasehat dan teguran, baik secara lisan maupun tertulis


b. Sanksi material berupa ganti rugi atas barang yang rusak atau
hilang
c. Pengusiran dari ruang kuliah atau ujian
d. Tidak mendapat layanan akadmik, administrasi dan kegiatan
kemahasiswaan;
e. Bagi wisudawan/wisudawati yang melanggar aturan berbusana
tidak diperkenankan memasuki ruangan wisuda.

Pasal 22
Sanksi Menengah

a. Kehilangan hak mengikuti ujian dalam mata kuliah tertentu atau


seluruh mata kuliah selama satu semester
b. Penangguhan dan atau pembatalan hasil ujian untuk mata kuliah
tertentu atau untuk seluruh mata kuliah dalam satu semester
c. Penangguhan penyerahan ijazah dan transkirip nilai asli dalam
jangka waktu tertentu
d. Skorsing selama satu semester atau lebih dari kegiatan akademik
dan kemahasiswaan dan tetap membayar UKT serta terhitung
sebagai masa studi penuh.
e. Dilaporkan kepada pihak yang berwajib

Pasal 23
Sanksi Berat

a. Mengganti barang yang rusak, dirampas, dicuri dan dilakukan


skorsing dua semester atau lebih
b. Pemberhentian dengan hormat sebagai mahasiswa
c. Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai mahasiswa
d. Pencabutan gelar akademik dengan tidak hormat
e. Dilaporkan kepada pihak yang berwajib.
Kode Etik Mahasiswa 107
BAB VIII
TATA CARA DAN PROSEDUR PENJATUHAN SANKSI

Pasal 24

1. Dugaan pelanggaran kode etik diperoleh dari pengaduan baik


lisan maupun tulisan atau laporan dari masyarakat.
2. Setiap orang yang mengetahui dugaan pelanggaran kode etik
dapat melaporkan kepada ketua program studi.
3. Ketua Program studi melakukan Pemeriksaan dan pembuatan
Berita Acara.
4. Hasil berita acara pemeriksaan yang dilakukan Ketua proram
studi disampaikan kepada Dekan.
5. Dekan melanjutkan pemeriksaan berdasarkan laporan yang
disampaikan oleh ketua Program Studi yang tertuang dalam
berita acara pemeriksaan dengan menghadirkan mahasiswa yang
diduga melalukan pelanggaran.
6. Apabila dalam sidang tidak terbukti pelanggaran yang dilakukan,
maka mahasiswa yang bersangkutan dibebaskan.
7. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Dekan dituangkan dalam
Berita Acara pemeriksaan diserahkan kepada Rektor untuk
diproses.
8. Rektor menunjuk dewan kehormatan untuk menindaklanjuti
BAP yang diserahkan oleh Dekan.
9. Dewan Kehormatan melakukan sidang dengan menghadirkan
mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran.
10. Apabila dalam sidang Dewan kehormatan tidak bisa
membuktikan adanya pelanggaran, maka mahasiswa yang
bersangkutan dibebaskan dari tuntutan dan dituangkan dalam
berita acara persidangan.
11. Apabila Dewan kehormatan bisa membuktikan pelanggaran,
maka Dewan Kehormatan mengusulkan kepada rektor untuk
dijatuhi sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
12. Hasil rumusan dan berita acara pemeriksaan yang dilakukan
Dewan Kehormatan diserahkan kepada Rektor untuk ditindak
lanjuti.

108 Kode Etik Mahasiswa


BAB IX
PENJATUHAN SANKSI

Pasal 25
Pihak yang berhak menjatuhkan sanksi

1. Rektor berwenang menjatuhkan sanksi berat


2. Dekan berwenang menjatuhkan sanksi menengah
3. Ketua Prodi berwenang menjatuhkan sanksi ringan

Pasal 26
Tata cara penjatuhan sanksi

1. Penjatuhan sanksi dilakukan oleh Rektor


a. Rektor menjatuhkan sanksi berdasarkan usulan dewan
kehormatan yang tembusannya disampaikan kepada
mahasiswa yang bersangkutan dan orang tua atau walinya,
serta kepada lembaga atau organisasi yang melakukan
pelanggaran
b. Mahasiswa diberi hak mengajukan keberatan tertulis kepada
Dewan Kehormatan atas usul penjatuhan sanksi berat dari
Dewan Kehormatan dalam tenggang waktu 7 x 24 jam
semenjak surat keputusan tentang sanksi tersebut diterbitkan
c. Rektor menyampaikan keberatan mahasiswa, lembaga atau
organisasi kepada dewan kehormatan untuk mendapatkan
pertimbangan kembali
d. Penjatuhan sanksi berat ditetapkan dengan Surat Keputusan
Rektor atas pertimbangan Senat.

2. Penjatuhan sanksi oleh dekan


a. Dekan menjatuhkan sanksi berdasarkan hasil pemeriksaan
lanjutan yang dilakukan oleh Ketua program studi.
b. Dekan menyampaikan usulan Ketua program study dalam
rapat pimpinan fakultas, dengan menghadirkan mahasiswa
yang bersangkutan untuk didengar keterangannya.

Kode Etik Mahasiswa 109


c. Penjatuhan sanksi oleh Dekan ditetapkan dengan surat
keputusan Dekan.

3. Penjatuhan sanksi oleh Prodi


a. Ketua Prodi menjatuhkan sanksi berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan
oleh mahasiswa atau laporan sumber lain yang dapat
dipercaya dan dipertanggung jawabkan
b. Penjatuhan sanksi oleh ketua prodi ditetapkan secara tertulis
yang disetujui oleh Dekan.

110 Kode Etik Mahasiswa


BAB X
HAK PEMBELAAN MAHASISWA

Pasal 27

1. Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran, berhak


mengajukan pembelaan kepada Dewan kehormatan;
2. Pembelaan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) di atas
diajukan sendiri baik lisan maupun tulisan;
3. Mahasiswa yang karena tindakannya berada dalam tahanan
Kepolisian, atau Kejaksaan, atau Pengadilan, pemeriksaan yang
dilakukan Dewan Kehormatan cukup mengecek kebenaran
penahanan dan tuduhan atasnya, dan mahasiswa bersangkutan
kehilangan hak seperti diatur dalam pasal ini;

Kode Etik Mahasiswa 111


BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Rektor IAIN


Bukittinggi No: In.31/HK.00.8/5402015 Tentang Kode Etik
Mahasiswa, dinyatakan tidak berlaku;

Pasal 20

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
peraturan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bukittinggi
Tanggal, Agustus 2018
Rektor IAIN Bukittinggi,

Dr.Ridha Ahida, M.Hum

112 Kode Etik Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai