Anda di halaman 1dari 17

Supervisi Pendidikan PAUD | ii

DAFTAR ISI
COVER................................................... ................................................... i
KATA PENGANTAR................................................... ............................ ii
DAFTAR ISI................................................... .......................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................... .............. 1


A. PENGERTIAN SUPERVISI........................................ 1
B. HAKEKAT SUPERVISI............................................. 4
C. FUNGSI, TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT 5
SUPERVISI.................................................................
D. PENTINGNYA SUPERVISI...................................... 8
E. PRINSIP SUPERVISI................................................ 9
F. LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 14

Supervisi Pendidikan PAUD | iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN SUPERVISI
Permendikbud no 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini mengamanahkan lima (5) Kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang Kepala PAUD. Kelima kompetensi tersebut meliputi : 1. Kompetensi
Kepribadian, 2. Kompetensi Manajerial, 3.Kompetensi Kewirausahaan, 4.
Kompetensi Supervisi dan 5. Kompetensi Sosial. Bahan Ajar ini akan
menguraikan kompetensi Supervisi sebagai kompetensi ketiga bagi seorang
Kepala PAUD.
Supervisi terdiri dari dua kata yaitu “super”artinya lebih dan “visi”
artinya melihat; dalam Bahasa Inggris:Supervision artinya pengawasan di
bidang pendidikan (Jasmani. 2013: 25). Secara historis atau tradisional
supervisi diatikan sebagai pekerjaan untuk inspeksi, mengawasi kesalahan
dengan tujuan untuk diperbaiki (Sahertian 2010:16). Konsep ini telah
berkembang karena adanya perkembangan IPTEKS, maka pengertian tersebut
secara ilmiah menjadi sebuah pekerjaan yang sitematis, obyektif adanya alat
yang dipercaya sabagai pencatatan dan dapat dipertanggung jawabkan
Kimball Wiles yang dikutib oleh Sahertian dengan tegas menyatakan
bahwa Supervisi adalah bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi
pembelajaran. Lebih lanjut Kimball menuliskan bahwa Supervisor yang baik
harus memiliki lima keterampilan dasar. Kelima keterampilan tersebut meliputi
: 1. Keterampilan hubungan kemanusiaan, 2. Keterampilan dalam proses
kelompok, 3. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan, 4. Keterampilan
dan mengatur personalia sekolah dan 5. Keterampilan dalam evaluasi.
Hingga saat ini masih terkesan pekerjaan Supervisor adalah untuk
mencari kesalahan para guru, sehingga kedatangan supervisor sangat tidak
menyenangkan perasaan hati guru. Situasi seperti ini untuk saat sudah tidak
perlu terjadi, karena konsep lama seharusnya sudah terhapus bersama
kemajuan zaman

Supervisi Pendidikan PAUD | 1


Disisi lain harus dipertimbangkan bahwa pekerjaan tersebut bisa
dilakukan oleh pimpinan sekolah yang dalam hal ini adalah Kepala Sekolah
masing-masing sekolah, selajutnya bisa kita sebut sebagai supervisor internal
sedangkanpengawas atau sejenis yang lainnya kita sebut sebagai supervisor
eksternal.Masih banyak lembaga khususnya lembaga PAUD yang belum
mengetrapkan hal diatas, karena dihantui ketakutan disalahkan Dinas terkait.
Padahal jika lembaga tersebut telah melakukannya maka Guru telah biasa
berhadapan dengan situasi seperti itu.Jika ada Lembaga PAUD mau mencoba
gagasan ini, Guru telah biasa dengan keadaan pengalaman di supervisi oleh
Kepala Sekolah.Besar kemungkinan masih dihitung jari Kepala Sekolah yang
melakukan supervisi kepada Guru-gurunya.
Keuntungan yang jelas tampak, Kepala Sekolah (KS) mendapat data
authentik tentang kondisi kompetensi para guru yang menjadi tanggung
jawabnya. Untuk masa yang akan datang sebaiknya atau seharusnya ada
lembaga PAUD yang mencobanya sehingga kesalahan Guru dalam mengajar
dapat diatasi sedini mungkin dan tidak mendatangkan mall pracktek. Atau ada
kemungkinan adanya ketidak tahuan bahwa KS dibenarkan untuk melakukan
supervisi bagi guru-gurunya. Salah satu harapan dari Bahan Ajar dan
dilanjutkan dengan DIKLAT Pengelola, memungkinkan para KS mendapat
informasi yang memadai untuk melakukan supervisi bagi guru yang
selanjutnya akan dikenal dengan Supervisi Internal.
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini telah memberikan peluang
dan kesempatan bagi Kepala Sekolah untuk melakukan supervisi kepada guru
yang menjadi tanggung jawabnya sekaligus sebagai implementasi atas
kompetensinya. Faktor Guru adalah tokoh sentral/utama untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal. Dalam pencapaian tujuan tersebut setiap guru
memerlukan bimbingan dari orang-orang yang lebih tua/senior dalam
pengalaman mengajar. Diperlukan contoh konkrit secara terus menerus dari
mereka melalui percobaan. Untuk melakukan hal tersebut perlu ada orang lain
dengan alat yang terstandar untuk mengamati bagaimana Gurumelaksanakan
tugas pembelajaran.

Supervisi Pendidikan PAUD | 2


Oleh karena itu supervisi untuk pembelajaran sering disebut dengan
Supervisi Akademik (SA); termasuk supervisi bagi Guru yang mengalami
hambatan dalam mengajar selanjutnya dilakukan Supervisi Klinis. Supervisi
Klinis akan diberikan kepada Guru yang sangat membutuhkannya.Supervisi
Manajerial adalah pemantauan dan pembinaan terhadap pengelolaan dan
administrasi sekolah (Daryanto. 2015:105).
Fokus pelaksanaan Supervisi Manajemen (SM) meliputi : 1. Manajemen
Kurikulum dan Pembelajaran, 2. Kesiswaan, 3. Sarana dan prasarana, 4.
Ketenagaan, 5. Keuangan, 6. HUMAS dan 6. Layanan Khusus.
Beriringan dengan tugas diatas, seorang Supervisor (KS maupun
Pengawas/Penilik) dituntut untuk mengarahkan tugas-tugasnya berpedoman
pada persaratan untuk pemenuhan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
delapan (8) Standar : 1. Standar Isi, 2. Standar Kompetensi Lulusan, 3. Standar
Proses, 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5. Standar Sarana dan
Prasarana, 6. Standar Pengelolaan, 7. Standar Pembiayaan dan 8. Standar
Penilaian. (Instrumen 1 dan 2- terlampir).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Kinerja KS dalam
melaksanakan Supervisi antara lain : 1. Kondisi pribadi KS yaitu : kemampuan
intelektual, fisiologis, psikologis, motivasi, personalitas, waktu dan nilai,
penghargaan, kwalifikasi yang bersangkutan (penulis). 2. Organisasi sekolah
artinya : system sekolah, peran organisasi, kelompok-kelompok yang ada
dalam organisasi seperti Komite Sekolah (penulis), perilaku yang berhubungan
dengan pengawasan dan iklim organisasiyang ada di lembaga/sekolah. 3.
Lingkungan eksternal yang meliputi : keluarga, kondisi ekonomi, hukum, nilai-
nilai sosial, peranan kerja, perubahan teknologi dan perkumpulan-
perkumpulan/organisasi masyarakat sekitar (Euis Karwati,2013: 220)
Tantangan KS untuk melaksanakan Supervisi mengharapi tantangan yang
cukup berat, namun karena hal itu adalah TUPOKSInya, maka seberat apapun
pekerjaan itu tetap harus dilaksanakan. Hal lain yang tidak kalah pentingnya
adalah dengan Supervisi Akademik-Supervisi Klinis dan Supervisi Manajerial
akan memperoleh gambaran tentang kompetensi Guru dan membantu guru

Supervisi Pendidikan PAUD | 3


yang belum memenuhi/bermasalah dalam pemenuhan kompetensinya melalui
Supervisi Klinis.

B. HAKEKAT SUPERVISI
Satu dari empat kompetensi yang dipersyaratkan bagi seorang Kepala
PAUD ialah Kompetensi Supervisi. Dengan demikian maka secara hakiki
supervisi menjadi bidang garapan dan sekaligus sebagai supervisor bagi Guru-
guru dan Tenaga Kependidikan dimana sekolah yang menjadi tanggung
jawabnya.
Otonomi Daerah (OTODA), melahirkan peraturan tentang pengelolaan
pendidikan dari Sentralisasi ke Desentralisasi. Dalam dunia pendidikan
selanjutnya dikenal dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Pemerintah
memberikan kebebasan/kewenangan kepada Sekolah untuk mengelola sekolah
sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah yang bersangkutan. Namun di
lapangan masih banyak lembaga yang tidak memanfaatkan kewenangan
tersebut. Masih banyak yang merasa takut salah/pakewuh dengan atasan yang
belum banyak tahu/memanfaatkan hal tersebut diatas, ini adalah kondisi yang
dapat menghambat kemajuan sebuah lembaga pendidikan di Indonesia.
Permendikbud no. 137 tahun 2014 lampiaran III dengan jelas dan tegas
bahwa Kepala Sekolah PAUD harus memiliki lima (5) kompetensi yang harus
dipenuhi dan sekali sebagai TUPOKSI. Satu dari kompetensi tersebut adalah
kompetensi Supervisi Akademik termasuk Supervisi Klinis dan Supervisi
Manajemen.
Dalam supervisi Akademik/Supervisi Pembelajaran tugas Kepala
Sekolah melakukan supervisi untuk menjawab lima hal yaitu :
1. Apa yang sebenarnya terjadi dalam kelas
2. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas,
3. Aktivitas-aktifitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang
berarti bagi keduanya
4. Apa yang dilakukan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan

Supervisi Pendidikan PAUD | 4


5. Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara pengembangannya
(dolung.blogspot.co.id 2011)
Jadi secara hakekat dari supervisi, khususnya supervisi Akademik adalah
mengamati guru mengajar dalam kelas. Dengan harapan diperoleh informasi
cara mengajar guru sesuai dengan kaidah-kaidah mengajar khususnya pada
anak Usia Dini yang berpusat pada anak melalui bermain.

C. FUNGSI, TUJUAN, SASARAN dan MANFAAT SUPERVISI


Fungsi yang harus dilakukan seorang Kepala Sekolah sebagai seorang
supervisor; fungsi utama pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas pengajaran-pembelajaran.
Beberapa ahli mengemukakan tentang fungsi supervisi, antara lain :
1. Fungsi utama supervisi adalah membina program pengajaran-pembelajaran
yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan,
2.Menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang memperbaiki proses
pembelajaran peserta didik,
3. Fungsi supervisi menurut Swearingen yang dikutip oleh Sahertian dalam
Supervisi Pendidikan 2010 halaman 21 mengemukakan delapan (8) fungsi
yaitu :
a. mengkoordinasi semua usaha sekolah
b. memperlengkapi kepemimpinan sekolah
c. memperluas pengalaman guru
d. menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
e. memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f. menganalisis situasi belajar-mengajar/pembelajaran
g. memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf dan
memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan
tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar
guru-guru.

Supervisi Pendidikan PAUD | 5


Said Suhi Ahmad, dalam bukunya yang berjudul “Profesi Kependidikan,
Kegiatan", mengutip beberapa ahli yang meliputi :
a. Rifai tahun 1982: 48-54 terdiri atas :
1) sebagai kepemimpinan
2) inspeksi
3) penelitian
4) latihan dan bimbingan
5) sumber dan pelayanan
6) koodinasi dan
7) evaluasi.
b. Ametembun tahun 1981: 33-37, fungsi supervisi yaitu :
1) penelitian
2) penilaian
3) perbaikan dan
4) peningkatan
c. Sutisna tahun 1983:235-248, fungsi supervise terdiri atas :
1) sebagai penggerak perubahan
2) program pelayanan untuk memajukan pengajaran
3) keterampilan dalam hubungan manusia dan
4) kepemimpinan kooperatif
Dari beberapa tokoh diatas yang paling banyak di kutip dalam penulisan
tentang supervisi adalah : (Ametembun dalam Jasmani 2013: 41-42) yaitu :
a. Penelitian, untuk memperoleh data yang akurat tentang kompetensi guru,
seorang KS melakukan penelitian dengan langkah langkah yaitu :
1. Merumuskan pokok masalah yang akan diselidiki atau observasi
2. Mengumpulkan data dapat melalui instrument (terlampir)
3. Pengolahan data dan
4. Kesimpulan sebagai hasil penelitian
b. Penilaian, menganalisis hasil kesimpulan penelitian diatas terutama pada
point 4. Supervisor tidak melihat kekurangan, tetapi menekankan pada sisi
kelebihannya.

Supervisi Pendidikan PAUD | 6


c. Perbaikan, supervisor/KS dapat mengetahui bagaimana keadaan pada
umumnya para guru dalam melaksanakan pembelajaran, juga masalah
khusus yang dihadapi para guru dengan melihat kemampuan
sekolah/lembaga
d. Peningkatan, langkah terakhir ini, KS dapat merencanakan hal apa saja yang
bias/mungkin ditingkatkan sesuai dengan kemampuan guru dan
sekolah/lembaga
Tujuan supervisi secara umum adalah memberikan layanan dan
bantuan kepada guru guru khusus dalam pembelajaran. Lebih lanjut dari
layanan dan bantuan tersebut diarahkan untuk meningkatkan kualitas
mengajar guru, berarti kualitas belajar peserta didik diharapkan juga
meningkat.
Sasaran supervisi menurut Olive yang dikutip oleh Sahertian
menyatakan bahwa sasaran supervisi meliputi:
1. Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah. Saat
ini diberlakukan K.13 PAUD yang sebelumnya menggunakan KBK.
Setiap sekolah dianjurkan/diwajibkan untuk membuat kurikulum yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Kurikulum tersebut
selanjutnya diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Meningkatkan proses belajar-mengajar/pembelajaran di sekolah. Dalam
pengembanganya seorang KS harus memiliki keilmuan atas
pembaharuan dalam pembelajaran seperti pembelajaran Sentra ,
pembelajaran kelompok dan model pembelajaran yang berpusat pada
anak lainnya.
3. Mengembangkan seluruh staff di Sekolah. Pengembangan staff/tenaga
kependidikan seimbang dengan pengembangan guru. Tuntutan saat ini
semua staff maupun guru harus menguasai teknologi, oleh sebab itu
sekolah bertanggung jawab untuk pemenuhan hal tersebut.
Manfaat dilakukan kegiatan/program Supervisi internal maupun
ekternal untuk: pengembangan personal sekolah/lembaga, untuk lembaga
sendiri dan untuk kepentingan masyarakat (Ibrahim Bafadal 2004:74).

Supervisi Pendidikan PAUD | 7


Pengembangan yang dimaksud diatas meliputi : Guru, siswa maupun
tenaga administrasi. Informasi tersebut untuk pendataan dan juga untuk
kepentingan Akreditasi. Kepentingan lembaga sangat penting terkait
dengan pendataan maupun untuk kepentingan Akreditasi. Terakhir,
manfaat supervisi bagi masyarakat adalah: untuk diketahui oleh
stakeholders atau promosi dan diperlukan dalam pengisian instrument
Akreditasi

D. PENTINGNYA SUPERVISI
Supervisi penting dilakukan oleh lembaga pendidikan mulai dari PAUD
hingga Perguruan Tinggi (PT). Supervisi terkait dengan persoalan
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Pranata pendidikan berurusan
dengan manusia baik terkait dengan Peserta Didik (Siswa), Guru (Pendidik)
maupun staff (Tenaga Kependidikan). Secara umum dapat dikatakan bahwa
Supervisi selain penting untuk SDM, juga berlaku untuk komponen-komponen
pendidikan lainnya.
Terkait dengan hal diatas terdapat empat (4) kompetensi yang harus
dipenuhi oleh Guru PAUD. Keempat kompetensi tersebut meliputi :
1. Kompeten Pedagogik dengan 11 unsur dan 34 Sub Kompetensi
2. Kompetensi Kepribadian dengan 5 unsur dan 12 Sub Kompetensi
3. Kompetensi Profesional dengan 3 unsur dan 8 Sub Kompetensi dan
4. Kompetensi Sosial dengan 4 unsur dan 7 Sub Kompetensi.
Terdapat empat (4) kompetensi yang harus dimiliki tenaga kependidikan
(TU/Staff)yaitu :
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Profesional
3. Kompetensi Sosial dan
4. Kompetensi Manajerial.
Kompetensi yang dipersyaratkan diatas harus terpenuhi agar SDM yang
dimaksud mendapat/dikatakan telah professional dalam pekerjaan/jabatannya
(Permendikbud no 137 tahun 2014 lampiran III).

Supervisi Pendidikan PAUD | 8


E. PRINSIP SUPERVISI
Agar supervisi berjalan secara obyektif berdasarkan fakta dan data yang
akurat, humanis(Sahertian.2010: 20) diperlukan prinsip-prinsip pelaksanaannya
mengacu pada empat (4) hal yaitu:
1. Prinsip Ilmiah dengan ciri : berdasarkan data, adanya alat perekam yang
terstandar dan dilaksanakan secra berencana, sistematis dan kontinyu.
2. Prinsip Demokratis: supervisi dilaksanakan secra humanis, akrab, hangat
sehingga guru-guru merasa aman dan nyaman. Menjunjung tinggi harga diri
dan martabat Guru tidak didasarkan atasan dan bawahan, tetapi didasarkan
pada kesejawatan..Hendiyat Soetopo 2001, yang dikutip oleh
(Jasmani,2013:44-45, Euis Karwati 2013: 211, Daryanto, 2015: 147-148) :
prinsip pelaksanaan didasarkan pada :
1. Organisasional
2. Perbaikan
3. Komunikasi
4. Pencegahan
5. Pengendalian
6. Obyektif dan
7. Kontinuitas.
Sumber lain menuliskan bahwa prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi
meliputi :
1. Mencerminkan sifat dari apa yang dicapai
2. Dapat diketahui dengan segera penyimpangan yang terjadi
3. Luwes
4. Mencerminkan pola organisasi
5. Ekonomis
6. Mudah dipahami
7. Dapat segera diadakan perbaikan, (Simbolon 2004: 69 dikutip oleh
Ahmad Susanto, 2016 : 229).
Ada tiga kata yang harus dipergunakan KS dalam melaksanakan tugas
Supervisi, baik SA-SK maupun SM yaitu : obyektif artinya apa adanya, tidak

Supervisi Pendidikan PAUD | 9


ada unsur rekayasa, fakta dan data diperlukan alat/instrument yang telah teruji,
agar hasil Supervisi kebenarannya akurat atau dapat dipercaya. Humanis,
maknanya sangat dalam karena orang yang akan di Supervisi tidak merasa di
Supervisi. Tindakan mengajarnya berjalan wajar, apa adanya seperti
kebiasaanya yang dilakukan kesehariannya. Jika ketiga hal diatas dapat
terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa prinsip Supervisi yang dilakukan
Supervisor/KS adalah berhasil karena prinsip utamanya dilakukan dengan
benar.

F. LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI
Beberapa sumber penulisan Bahan Ajar ini belum ditemukan yang secara
implisit menjelaskan langkah bagaimana melaksanakan Supervisi baik internal
maupun eksternal. Hanya buku Supervisi Pembelajaran yang ditulis Daryanto
yang memberi istilah pelasanaan dan dilengkapi dengan instrument. Penulis
lain menyebutkan dengan istilah melaksanakan; juga ada point tentang
bagaimana membuat laporan hasil supervisi. Akhirnya penulis berinisiatif
untuk menggabungkan beberapa sumber yang bisa dikaitkan secara rasional.
Pedoman penulisan langkah-langkah tetap menggunakan acuan Standar
Nasional PAUD
Secara garis besar langkah-langkah pelaksanaan Supervisi meliputi
empat (4) langkah. Langkah tersebut meliputi : 1.Merencanakan SA-SK dan
SM, 2.Melaksanakan SA-SK dan SM, 3. Menyusun laporan hasil SA-SK dan
SM 4. Melakukan pembinaan atas hasil SA-SK dan SM . Langkah-langkah
diatas didasarkan pada Kompetensi dan Sub Kompetensi yang terdapat
padapermendikbud no. 137 tahun 2014 lampiran III. Bagian ini terdiri dari
empat (4) langkah yaitu
1. Merencanakan SA-SK dan SM
Yang paling utama dan penting dalam bagian ini, bahwa pelaksanaan
Supervisi sudah diprogramkan dalam Rencana Pengembangan Sekolah
(RPS), tujuannya agar telah tersosialisasi kepada seluruh warga sekolah
terutama pada Pendidik/Guru dan tenaga kependidikan.

Supervisi Pendidikan PAUD | 10


Sebagai langkah awal dalam merencanakan supervisi ( setelah langkah
diatas) maka seorang KS melakukan :
a. menghubungi atau mengkomunikasikan kepada pihak yang akan
disupervisi yang dalam hal ini Guru; untuk menentukan kapan waktu
diadakan supervise, sudah selayaknya Guru menyiapkan diri seperti RPP.
b. Kepala Sekolah /KS menyiapkan instrument terkait dengan Supervisi
Akademik (lampiran ke 3) atau mungkin akan dilanjutkan ke Supervisi
Klinis.
c. Membawa buku catatan dan alat tulis menulis. Jika diperlukan membawa
alat rekaman bisa Handycame atau Handphone.
d. Jika diperlukan membawa rekam jejak hasil Supervisi sebelumnya.
2. Melaksanakan SA-SK dan SM
Kepala Sekolah sebagai Supervisor melaksanakan Supervisi
sebagaimana kesepakan antara KS dan Guru. Dalam beberapa literatur
pelasanaan Supervisi tesebut bias dilaksanakan secara langsung meliputi :
a. Kunjungan kelas
b. Pertemuan individual dan
c. Kunjungan sekolah dan tidak langsung meliputi :
1) Rapat Guru
2) Penataran
3) Penerbitan Bulletin Professional dan
4) Kunjungan antar kelas.
Euis berpendapat adanya Teknik Supervisi Kelompok yang meliputi :
1) Pertemuan orientasi
2) Rapat Guru
3) Studi Kelompok Antar Guru
4) Diskusi
5) Lokakarya.
Sedangkan Supervisi individual meliputi :
1) Kunjungan Kelas
2) Observasi Kelas

Supervisi Pendidikan PAUD | 11


3) Percakapan Pribadi
4) Intervisitasi
5) Menyeleksi berbagai sumber untuk mengajar dan
6) Menilai diri sendiri (Ara Hidayat, 2012:117 dan Euis Karwati, 2013:
221).
Sebagai informasi terkini di beberapa sekolah telah melaksanakan
Lession Study disingkat LS. Sepintas dalam kegiatan LS dapat
diintegrasikan dengan kegiatan Supervisi Akademik (SA).
1. Menyusun laporan hasil SA-SK dan SM
Kegiatan penyusunan laporan hasil SA-SK dibuat berdasarkan hasil
pengamatan atau observasi dan wawancara, di dalam kelas. Point – point
laporan didasarkan pada point yang tertera dalam instrument. Laporan ini
dibuat untuk dua kepentingan yaitu : untuk guru dan untuk Pengawas
sebagai Supervisor eksternal. (terlampir)
2. Melakukan pembinaan hasil SA-SA dan SM
Pembinaan adalah kegiatan akhir dari kegiatan Supervisi yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah sebagai Supervisor internal. Buku
Supervisi memberikan istilah pembinaan tersebut sebagai kegiatan tindak
lanjut.

Supervisi Pendidikan PAUD | 12


1. Instrument Pemantauan 8 Standar
Nasional Pendidikan
2. Instrumen Supervisi Manajerial
3. Instrumen Supervisi Pembelajaran
4. Daftar Periksa Observasi
5. Contoh Instrumen yang Digunakan

Supervisi Pendidikan PAUD | 13


Ahmad Susanto, 2016, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Jakarta: Kencana
Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012. Pengelolaan Pendidikan. Yokyakarta :
Kaukaba
Tutik Rahmawati,2015. Supervisi Pembelajaran,Yokyakarta : Gava Media
Euis Karwati, 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah. Bandung :
Alfabeta
Ibrahim Bafadal, 2004. Dasar-dasaar Manajemen dan Supervisi TK. Jakarta :
Bumi Aksara
Jasmani, 2013. Supervisi Pendidikan. Yokyakarta : AR-RUZZ Media
Lantip Diat Prasojo, 2015. Supervisi Pendidikan. Yokyakarta : Gava Media
Made Pidarta, 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta
Piet Sahertian, 2019. Konsep Dasara dan Superviasi Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta
Setyo Adi Nugroho, 2014, Skripsi Pelaksanaan Supervisi Akademik
KepalaSekolah SMA dan SMK se Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.
Yokyakarta : UNY
W. Mantja, 2005. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang :
Wineka Media

Supervisi Pendidikan PAUD | 14

Anda mungkin juga menyukai