DAFTAR ISI
COVER................................................... ................................................... i
KATA PENGANTAR................................................... ............................ ii
DAFTAR ISI................................................... .......................................... iii
A. PENGERTIAN SUPERVISI
Permendikbud no 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini mengamanahkan lima (5) Kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang Kepala PAUD. Kelima kompetensi tersebut meliputi : 1. Kompetensi
Kepribadian, 2. Kompetensi Manajerial, 3.Kompetensi Kewirausahaan, 4.
Kompetensi Supervisi dan 5. Kompetensi Sosial. Bahan Ajar ini akan
menguraikan kompetensi Supervisi sebagai kompetensi ketiga bagi seorang
Kepala PAUD.
Supervisi terdiri dari dua kata yaitu “super”artinya lebih dan “visi”
artinya melihat; dalam Bahasa Inggris:Supervision artinya pengawasan di
bidang pendidikan (Jasmani. 2013: 25). Secara historis atau tradisional
supervisi diatikan sebagai pekerjaan untuk inspeksi, mengawasi kesalahan
dengan tujuan untuk diperbaiki (Sahertian 2010:16). Konsep ini telah
berkembang karena adanya perkembangan IPTEKS, maka pengertian tersebut
secara ilmiah menjadi sebuah pekerjaan yang sitematis, obyektif adanya alat
yang dipercaya sabagai pencatatan dan dapat dipertanggung jawabkan
Kimball Wiles yang dikutib oleh Sahertian dengan tegas menyatakan
bahwa Supervisi adalah bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi
pembelajaran. Lebih lanjut Kimball menuliskan bahwa Supervisor yang baik
harus memiliki lima keterampilan dasar. Kelima keterampilan tersebut meliputi
: 1. Keterampilan hubungan kemanusiaan, 2. Keterampilan dalam proses
kelompok, 3. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan, 4. Keterampilan
dan mengatur personalia sekolah dan 5. Keterampilan dalam evaluasi.
Hingga saat ini masih terkesan pekerjaan Supervisor adalah untuk
mencari kesalahan para guru, sehingga kedatangan supervisor sangat tidak
menyenangkan perasaan hati guru. Situasi seperti ini untuk saat sudah tidak
perlu terjadi, karena konsep lama seharusnya sudah terhapus bersama
kemajuan zaman
B. HAKEKAT SUPERVISI
Satu dari empat kompetensi yang dipersyaratkan bagi seorang Kepala
PAUD ialah Kompetensi Supervisi. Dengan demikian maka secara hakiki
supervisi menjadi bidang garapan dan sekaligus sebagai supervisor bagi Guru-
guru dan Tenaga Kependidikan dimana sekolah yang menjadi tanggung
jawabnya.
Otonomi Daerah (OTODA), melahirkan peraturan tentang pengelolaan
pendidikan dari Sentralisasi ke Desentralisasi. Dalam dunia pendidikan
selanjutnya dikenal dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Pemerintah
memberikan kebebasan/kewenangan kepada Sekolah untuk mengelola sekolah
sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah yang bersangkutan. Namun di
lapangan masih banyak lembaga yang tidak memanfaatkan kewenangan
tersebut. Masih banyak yang merasa takut salah/pakewuh dengan atasan yang
belum banyak tahu/memanfaatkan hal tersebut diatas, ini adalah kondisi yang
dapat menghambat kemajuan sebuah lembaga pendidikan di Indonesia.
Permendikbud no. 137 tahun 2014 lampiaran III dengan jelas dan tegas
bahwa Kepala Sekolah PAUD harus memiliki lima (5) kompetensi yang harus
dipenuhi dan sekali sebagai TUPOKSI. Satu dari kompetensi tersebut adalah
kompetensi Supervisi Akademik termasuk Supervisi Klinis dan Supervisi
Manajemen.
Dalam supervisi Akademik/Supervisi Pembelajaran tugas Kepala
Sekolah melakukan supervisi untuk menjawab lima hal yaitu :
1. Apa yang sebenarnya terjadi dalam kelas
2. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas,
3. Aktivitas-aktifitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang
berarti bagi keduanya
4. Apa yang dilakukan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan
D. PENTINGNYA SUPERVISI
Supervisi penting dilakukan oleh lembaga pendidikan mulai dari PAUD
hingga Perguruan Tinggi (PT). Supervisi terkait dengan persoalan
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Pranata pendidikan berurusan
dengan manusia baik terkait dengan Peserta Didik (Siswa), Guru (Pendidik)
maupun staff (Tenaga Kependidikan). Secara umum dapat dikatakan bahwa
Supervisi selain penting untuk SDM, juga berlaku untuk komponen-komponen
pendidikan lainnya.
Terkait dengan hal diatas terdapat empat (4) kompetensi yang harus
dipenuhi oleh Guru PAUD. Keempat kompetensi tersebut meliputi :
1. Kompeten Pedagogik dengan 11 unsur dan 34 Sub Kompetensi
2. Kompetensi Kepribadian dengan 5 unsur dan 12 Sub Kompetensi
3. Kompetensi Profesional dengan 3 unsur dan 8 Sub Kompetensi dan
4. Kompetensi Sosial dengan 4 unsur dan 7 Sub Kompetensi.
Terdapat empat (4) kompetensi yang harus dimiliki tenaga kependidikan
(TU/Staff)yaitu :
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Profesional
3. Kompetensi Sosial dan
4. Kompetensi Manajerial.
Kompetensi yang dipersyaratkan diatas harus terpenuhi agar SDM yang
dimaksud mendapat/dikatakan telah professional dalam pekerjaan/jabatannya
(Permendikbud no 137 tahun 2014 lampiran III).
F. LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI
Beberapa sumber penulisan Bahan Ajar ini belum ditemukan yang secara
implisit menjelaskan langkah bagaimana melaksanakan Supervisi baik internal
maupun eksternal. Hanya buku Supervisi Pembelajaran yang ditulis Daryanto
yang memberi istilah pelasanaan dan dilengkapi dengan instrument. Penulis
lain menyebutkan dengan istilah melaksanakan; juga ada point tentang
bagaimana membuat laporan hasil supervisi. Akhirnya penulis berinisiatif
untuk menggabungkan beberapa sumber yang bisa dikaitkan secara rasional.
Pedoman penulisan langkah-langkah tetap menggunakan acuan Standar
Nasional PAUD
Secara garis besar langkah-langkah pelaksanaan Supervisi meliputi
empat (4) langkah. Langkah tersebut meliputi : 1.Merencanakan SA-SK dan
SM, 2.Melaksanakan SA-SK dan SM, 3. Menyusun laporan hasil SA-SK dan
SM 4. Melakukan pembinaan atas hasil SA-SK dan SM . Langkah-langkah
diatas didasarkan pada Kompetensi dan Sub Kompetensi yang terdapat
padapermendikbud no. 137 tahun 2014 lampiran III. Bagian ini terdiri dari
empat (4) langkah yaitu
1. Merencanakan SA-SK dan SM
Yang paling utama dan penting dalam bagian ini, bahwa pelaksanaan
Supervisi sudah diprogramkan dalam Rencana Pengembangan Sekolah
(RPS), tujuannya agar telah tersosialisasi kepada seluruh warga sekolah
terutama pada Pendidik/Guru dan tenaga kependidikan.