Anda di halaman 1dari 51

PROPOSAL ARTIKEL

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA TIMAH DUNIA, EKSPOR TIMAH,


DAN INFLASI DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Disusun oleh:

1. Nechsa Joely Dwi Putri (3032011031)

2. Nindy Artha Della (3032011032)

3. Nur Azizah (3032011019)

4. Putri Afrida Prsasti (3032011020)

5. Rahayu Zakiah (3032011021)

Dosen pengampu:

M. Afdal. S, S.E., M.E

PROGRAM STUDI EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proposal artikel yang berjudul Analisis
Kausalitas Antara Harga Timah Dunia, Ekspor Timah, Dan Inflasi Di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung

ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Ekonomi Moneter. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak M. Afdal. S, S.E., M.E. selaku
dosen mata kuliah Ekonomi Moneter yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuam yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan, bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Untuk itu, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Bangka, 20 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 9
C. TUJUAN MASALAH ........................................................................................ 9
D. MANFAAT PENELITIAN ................................................................................ 9
E. SISTEMATIKA PENULISAN .......................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 11

A. LANDASAN TEORI ......................................................................................... 11


B. PENELITIAN TERDAHULU ........................................................................... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 42

A. METODE PENGUMPULAN DATA ................................................................ 42


B. METODE ANALISIS DATA ............................................................................ 42

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... iv

LAMPIRAN ................................................................................................................... v

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sumber daya adalah berkah yang dimiliki suatu negara. Berdasarkan Undang-
Undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dalam pada Bab I
Pasal 1 menjelaskan bahwa sumber daya adalah faktor lingkungan yang meliputi sumber
daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun nonhayati dan sumber daya alam
buatan. Sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan atau digunakan secaa optimal
tergantung bagaimana pemaanfaatannya, baik digunakan dalam skala besar tanpa
memperhatikan kondisi lingkungan di masa yang akan datang. Ataupun, digunakan
dengan benar dan memperhatikan kondisi yang akan datang. Dalam proses pemanfaatan
sumber daya alam diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan teknologi yang
handal.
Yakin (2004) berpendapat bahwa sumber daya alam merupakan masukan dari
alam bumi berupa benda hidup dan mati yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai
sember pangan, baik berupa bahan mentah maupun berupa energi. Kemudian menurut
Fauzi (2004) sumber daya alam adalah faktor produksi alam yang dapat digunakan
untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi.
Yakin (2004) mengklasifikasikan sumber daya menjadi 3 kategori yaitu sumber
daya terbarukan, sumber daya tidak terbarukan dan sumber daya potensial terbarukan.
Sumber daya terbarukann (renewable perpectual resources) merupakan sumber daya
yang dapat memperbaharui dirinya sendiri sehingga bisa digunakan terus menerus dan
tersedia misalnya, lahan pertanian, sinar matahari, angin dan ombak. Sumber daya tidak
terbarukan (non renewable resources) adalah sumber daya dengan jumlah terbatas atau
penggunaan terbatas karena tidak dapat diperbarui atau memperbaharui dirinya sendiri
karena perlu waktu jutaan tahun dala proses pembentukannya dan bisa digunakan
sebagai bahan bakar energi seperti logam mulia, timah, besi, belerang, gas alam, dan
minyak bumi. Kemudian terakhir yaitu sumber daya yang potensial untuk diperbaharui
(potentially renewable resources).

1
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan perekonomian negara, baik yang terbarukan maupun yang
tidak terbarukan. Hal ini terlihat pada daerah-daerah yang kaya akan berbagai sumber
daya alam, seperti Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Namun, ada juga daerah yang
hanya memiliki satu jenis sumber daya alam yang dominan, seperti Provinsi Bangka
Belitung yaitu timah. Provinsi Bangka Belitung merupakan daerah yang terkenal kaya
akan sumber daya timah (Kusmanto di Bangka,tribunnews.co m, 2015), Timah
merupakan sumber daya tidak terbarukan dan salah satu sumber daya alam yang di
gunakan di sektor pertambangan. Indonesia sendiri merupakan produsen terbesar kedua
dunia setelah China (Investasi.kontan.co.id, 2018 dan Timah.com). pemasok timah
terbesar di Indonesia adalah pulau Bangka Belitung, Singkep, Karimun, dan Kundur
dengan perusahaan bernama PT. Timah (Persero) Tbk. Namun, penambangan timah
paling banyak dilakukan di pulau bangka dan Belitung (PT Timah Tbk, 2008). Kegiatan
penambangan timah di pulau-pulau tersebut berlangsung sejak zaman penjajahan
Belanda hingga saat ini. Diantara sekian banyak pulau penghasil timah, Bangka
Belitung merupakan pulau pengahasil timah terbesar di Indonesia (PT Timah Tbk,
2008).
Pemanfaatan timah di dunia cukup umum, biji timah biasanya digunakan untuk
pembuatan senjata api, pakaian tahan api, produk elektronik, dan komponen pesawat
terbang. Selain itu, timah dapat digunakan sebagai pelapis untuk produk baja, makanan
kaleng, produk aluminium, sambungan logam las, bahkan struktur logam ringan.
Sehingga seiiring dengan banyaknya manfaat penggunaan timah, menjadikan timah
sebagai salah satu bahan galian yang dibutuhkan dunia. Namun pada akhir tahun 2022,
berdasarkan transaksi perdagangan yang di monitor oleh westmell harga timah
mengalami penurunan. Perdagangan produk timah turun 37,47% dibandingkan awal
tahun dan telah mengalami penurunan hingga 0,63% dalam tahunan. Adapun titik
tertinggi harga timah selama tahun 2022 diperdagangkan pada harga USD 49.500 per
ton yang terjadi pada bulan maret. Harga rata-rata di tahun 2022 adalah USD 31,3 per
ton periode data Januari-Desember 2022. Harga ini naik sebesar 0,33% atau terjadi
kenaikan USD 102,89 per ton dari harga rata-rata tahun sebelumnya. Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menghentikan ekspor timah dalam

2
bentuk batangan. Akan tetapi, ekspor timah murni batangan dengan kadungan stannum
(SN) 99,9% masih bisa diekspor.
Kebutuhan timah dunia sekitar 360.000 ton/tahun dan terus meningkat seiiring
dengan perkembangan teknologi industri dan gaya hidup manusia. Timah putih
dihgunakan sebagai bahan pelapis logam. Selain itu, timah juga dapat meningkatkan
kinerja material, mencegah korosi dan memperindah tampilan logam lainnya. Proses
pelapisan logam dengan menggunakan timah putih disebut tinning (Sutrisno, 2013).
Selain itu, Kettle (2014) juga berpendapat bahwa pasokan timah global menurun dan
permintaan pasar menghadapi kekurangan pasokan, yang menyebabkan kenaikan harga
timah selama 3-4 bulan ke depan dengan perkiraan kisaran harga dari USD 30.000
hingga USD 35.000 atau lebih per ton. Naiknya harga dapat mendukung pengembangan
proyek penambangan timah baru di Afrika Selatan, Bolivia, dan Brazil sehingga
pasokan dan permintaan timah diharapkan kembali balance.

Tabel 1.1 Data 10 Negara Pemasok Timah Dunia

Urutan Negara Nama Perusahaan

1 China Yunnan Tin


2 Peru Minsur

3 China Yunnan Chengfeng

4 Indonesia PT Timah Tbk

5 Malaysia Malaysia Smelting Corp

6 China Guangxi China Tin

7 China Jiangxi New Nanshan

8 Bolivia EM Vinto

9 Thailand Thaisarco

10 Belgium Aurubis Beerse

Sumber : Annual Report PT Timah, Tbk, 2022

3
Indonesia sebagai negara keempat pemasok timah terbesar di dunia, tentu
merasakan dampak dari menurunnya nilai timah dunia PT. Timah (Persero) Tbk sebagai
perusahaan utama Indonesia yang bergerak di bidang timah, merasakan kepaitan dari
turunnya nilai timah dunia.menurunnya nilai timah di bursa timah London Metal
Exchange (LME) membuat harga timah nasional ikut mengalami penurunan, hal ini
mengacu kepada data pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.2 Harga Rata-rata Timah Tahun 2017-2022 (USD/ton)


Harga Rata-rata Harga rata-rata
Tahun
Timah Dunia Timah Lokal
2017 20.018,75 20.000,00
2018 20.063,75 17.959,25
2019 18.399,33 19.450,25
2020 17.022,25 29.450,38
2021 31.681,71 32.400,75
2022 30.530,92 31.300,75

Sumber : PT.Timah,Tbk tahun 2017-2022 (diolah)

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa harga rata-rata timah, baik dunia maupun
lokal mengalami fluktuasi. Harga timah mengalami peningkatan yang cukup jauh dari
USD 19.450,25/matriks ton (Mton) menjadi USD 29.450,38/Mton. Hal ini disebabkan
oleh kenaikan harga timah di ICDX/BKDI dan didorong oleh rencana pemerintah China
membelanjakan 1,8 triliun yuan untuk membiayai berbagai kebutuhan infrastuktur
negara-negara logam utama dunia. Pembiayaan beberapa proyek di China merupakan
kebijakan nasional untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi yang melambat
akibat pandemi Covid-19. Selain mendanai proyek infrastruktur untuk memacu
pertumbuhan ekonomi, pemerintah China juga menghapus aturan lama dengan
mengeluarkan utang untuk membiayai proyek pekerjaan umum besar.

4
Grafik 1.1 Harga Rata-rata Timah Tahun 2017-2022 (USD/ton)

Grafik Harga Rata-rata Timah Tahun 2017-2022


35.000,00
30.000,00
25.000,00
20.000,00 Harga Rata-rata
Timah Dunia
15.000,00
Harga Rata-rata
10.000,00 Timah Lokal

5.000,00
0,00
2017 2018 2019 2020 2021 2022

Tabel 1.3 Data Ekspor Timah Provinsi Bangka Belitung Tahun 2017-2022

Tahun Ekspor Timah Persentase (%)

2017 1.390.937.094,86 13,91

2018 1.361.126.210,54 13,61

2019 1.076.752.300,00 10,77

2020 1.029.658.713,04 10,30

2021 2.320.759.494,74 23,21

2022 2.293.295.480,00 22,93

Sumber : PT. Timah, Tbk (diolah)

Pada tabel diatas ekspor timah di Bangka Belitung setiap tahunnya periode tahun
2017-2022 mengalami fluktuasi. Persentase ekspor timah yang tertinggi terjadi pada
tahun 2021 dengan nilai ekspor timahnya sebesar 2.320.759.494,74, yang persentasenya
sebesar 23,21%. Sedangkan untuk persentase ekspor timah yang terendah terjadi pada
tahun 2020 dengan nilai ekspor timahnya sebesar 1.029.658.713,04 yang persentasenya
sebesar 10,30%.

5
Presentase Pemasaran Timah

Pemasaran
5%

Ekspor
Domestik

95%

Sumber : PT. Timah, Tbk

Pemasaran dan distribusi timah yang dilakukan oleh PT Timah, Tbk hampir 95%
dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri (ekspor0 dan sekitar 5% untuk
memenuhi pasar domestik. Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor timah antara lain
Asia meliputi Singapura, China, India, Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang. Selain itu
untuk negara Eropa meliputi, Amerika, Belanda, Italia, Inggris, Kanada, Perancis, dan
Spanyol.(timah.com). Sedangkan Negara Belanda, Italia, Perancis, dan Spanyol masuk
ke dalam Euro Area. Dengan krisis yang terjadi di wilayah tersebut,maka akan memberi
dampak pada kegiatan ekspor timah Indonesia. Dalam melakukan ekspor timahharus
sesuai dengan pasokan bijih timah yang tersedia.

Tabel 1.4 Produksi Bijih Timah Provinsi Bangka Belitung


Tahun 2017-2022 (MTon)
Tahun Total Produksi Bijih Timah/Ton
2017 31.178
2018 35.500
2019 82.460
2020 39.757
2021 24.670
2022 20.079

6
Sumber : BPS Babel dan PT. Timah, Tbk

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa produksi timah selama periode
2017-2022 mengalami fluktuasi. Produksi bijih timah tertinggi terjadi pada tahun 2019
yaitu sebesar 39.797 Mton dan produksi bijih terendah terjadi pada tahun 2022 yaitu
sebesar 20.079 Mton. Produksi bijih timah mengalami penurunan yang cukup jauh di
tahun 2020, yang awalnya 82.460 Mton di tahun 2019 tetapi kemudian turun tajam
hingga menjadi 39.757 Mton. Hal ini disebabkan karena terjadinya pandemi covid-19
dan krisis yang terjadi di Eropa misalnya masalah antara Negara Rusia dengan Negara
Ukraina, sehingga memberikan dampak yang jelas terhadap produksi timah.

Grafik 1.2 Total Produksi Biji Timah/Ton

Total Produksi Bijih Timah/ton


90.000
80.000 82.460
70.000
60.000
50.000
Total Produksi Bijih
40.000 39.757
35.500 Timah/ton
30.000 31.178
24.670
20.000
10.000
0
2017 2018 2019 2020 2021

Berkaitan dengan permintaan harga timah yang setiap tahunnya mengalami


fluktuasi ini salah satu faktornya adalah terjadinya inflasi.Dalam ilmu ekonomi, inflasi
adalah suatu proses apresiasi harga yang bersifat umum dan terus menerus (continue)
yang berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh banyak faktor
antara lain peningkatan konsumsi masyarakat, kelebihan likuiditas di pasar yang
menimbulkan spekulasi termasuk sebagai akibat dari distribusi barang yang tidak
merata. Dengan kata lain, inflasi berarti harga barang dan jasa mengalami kenaikan.

7
Tabel 1.5 Inflasi Di Provinsi Bangka Belitung Tahun 2017-2022

Tahun Inflasi (%)


2017 3.13
2018 3.18
2019 2.62
2020 1.08
2021 3.75
2022 5.38
Sumber : BPS Prov. Babel

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa inflasi Provinsi Bangka Belitung
dari tahun 2017-2022 mengalami fluktuasi. Inflasi tertinggi terjadi di tahun 2022 dengan
persentasenya sebesar 5.38% dan untuk inflasi terendah terjadi di tahun 2020 yaitu
sebesar 1.08%.

Grafik 1.3 Inflasi di Provinsi Bangka Belitung Tahun 2017-2022

Grafik Inflasi di Provinsi Bangka Belitung Tahun


2017-2022
6,00%
5,38%
5,00%
4,00% 3,75%
3,00% 3,13% 3,18%
2,62% Inflasi (%)
2,00%
1,00% 1,08%
0,00%
2017 2018 2019 2020 2021 2022

Kenaikan harga barang dan jasa telah menurunkan daya beli rill penduduk.
Penurunan daya beli masyarakat akan berdampak pada berkurangnya konsumsi mereka
terhadap barang dan jasa (Ermon, 2012). Selain itu, inflasi adalah indikator untuk
melihat tingkat perubahan dan dianggap terjadi jika kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus yang saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan suatu barang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur inflasi

8
adalah menggunakan indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI),
adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh
konsumen (Milton & Friedman, 2006:202).

Berdasarkan data yang dipaparkan sebelumnya, penurunan harga timah dunia


berdampak pada produksi bijih timah yang berkaitan langsung dengan inflasi di Provinsi
Bangka Belitung. Dengan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis tertarik
membuat penelitian tentang ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA TIMAH
DUNIA, EKSPOR TIMAH, DAN INFLASI DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah di jabarkan, maka identifikasi masalah yang
dapat diambil yaitu :
1. Apakah harga timah, ekspor timah, dan inflasi di kepulauan Bangka Belitung
memiliki hubungan kausalitas?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mnegetahui dan menganalisis hubungan kausalitas antara harga timah,
ekspor timah, dan inflasi di kepulauan Bangka Belitung

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Sebagai masukan kepada pemerintah Provinsi Bangka Belitung, tempat enelitian
tentang bagaimana mengambil keputusan dalam permasalahan timah.
2. Bagi peneliti, maju dan terlatih dalam penerapan ilmu yang diperoleh.
3. Bagi civitas akademik, dapat memberikan referensi dalam menyumbangkan ide
penelitian dan makalah, khususnya pada bidang penelitian yang sejenis
4. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sebagai acuan dan lebih memahami situasi serta
kondisi di wilayahnya terkait sumber daya timah.

9
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan proposal ini terdiri dari lima bab, yang masing-
masing akan menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan judul
proposal. Adapun sistematika penulisan pada proposal ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan pada
penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan Eksor, Permintaan, dan
Inflasi Uang yang didukung dengan kerangka berfikir, penelitian terdahulu, dan
hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan mengenai bagaimana penelitian akan dilaksanakan secara
operasional dengan sub-sub yang meliputi metode penelitian yang digunakan,
seperti metode pengumpulan data dan metode analisis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan dan menganalisis hasil penelitian tentang deskripsi objek
penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil serta pembahasan masalah pada
penelitian.
BAB V PENUTUP
Membahas mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Hasil penelitian tersebut menggunakan Regresi Uji VAR.
DAFTAR PUSTKA
LAMPIRAN

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Ekspor
Menurut bea cukai, ekspor merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan barang
dari daerah pabean. Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona
Ekonomi Ekslusif dan Landas Kontinen yang didalamnya berlaku UndangUndang
Kepabeanan.
Ekspor merupakan total produk barang yang dijual oleh sebuah negara ke negara
lain, pada suatu tahun tertentu. Ekspor memiliki peranan penting dalam perekonomian
suatu negara, karena ekspor dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
menghasilkan devisa bagi negara, dengan begitu perekonomian akan menjadi lebih baik
Secara teoritis terjadinya ekspor dapat dijelaskan dengan teori perdagangan
internasional. Teori perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua
kelompok, yakni teori klasik dan teori modern
 Teori Perdagangan Internasional

Menurut Faizal Kamil (2006) “teori perdagangan internasional merupakan salah


satu bagian kajian ilmu ekonomi internasional yang menitik beratkan pada transaksi–
transaksi rill antar penduduk suatu negara dengan negara lain meliputi pergerakan
barang secara fisik atau suatu komitmen atas sumberdaya ekonomi yang tampak (a
tangible commitment of economic resource). Setiap negara telah mengakui bahwa
perdagangan internasional telah memberikan keuntungan dan meningkatkan
pembangunan nasional melalui proses peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Teori Keunggulan Komparatif (theory of comparative advantage) Pada tahun 1817


David Ricardo mengemukakan teori keunggulan komparatif didalam bukunya yang
berjudul “Principle of Political Economy and Taxation”. Yang menyatakan bahwa
walaupun suatu negara tidak memiliki keunggulan absolut dalam menghasilkan kedua

11
jenis komoditi namun masih dapat melakukan perdagangan internasional yang
menguntungkan kedua belah pihak.

2. Teori Permintaan
Hukum permintaan (the law of demand) berbunyi kerika harga suatu barang
turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. Dan sebaliknya ketika harga
suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut akan turun (Ceteris Paribus).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah barang yang diminta berhubungan terbalik
(inverse) dengan harga barang tersebut dengan anggapan hal-hal lain dianggap konstan
(Iswardono, 1994, 39). Namun Iswardono menyatakan “ada satu hal yang penting yaitu
non-price yang mempengaruhi permintaan adalah pendapatan. Misalnya, jika harga
suatu barang meningkat, tetapi pendapatan juga meningkat tidak dapat diketahui
bagaimana perubahan jumlah barang yang akan diminta”.
Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang yaitu:
1. Harga barang itu sendiri.
2. Tingkat pendapatan.
3. Harga barang pengganti (subtitusi).
4. Harga barang pelengkap (komplementer).
5. Perkiraan harga dimasa depan.
6. Selera masyarakat.
7. Musim/iklim.
8. Distribusi pendapatan
Secara sederhana fungsi permintaan adalah perubahan jumlah barang yang
diminta (Qd) akan berhubungan negatif dengan perubahan harga (P). Secara matematis
dihasilkan persamaan linier sebagai berikut:
Qd = α –β P
Keterangan:
Qd = Jumlah Barang Yang Diminta.
α = Konstanta.
β = Koefisien.
P = Harga.

12
Kita contohkan Ardi biasanya membeli mie 10 pada harga 1000 ketika harga mie
naik menjadi 1500 maka dapat ditulis sebagai berikut: 10 Qd = 1000 – 1500P.

3. Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu


perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya.yang menjadi salah satu indikator
stabilitas perekonomian. Jika tingkat inflasi rendah dan stabil akan menjadi stimulator
pertumbuhan ekonomi. (Mankiw dalam Meita dan Wardoyo, 2016)

Inflasi tidak akan menjadi permasalahan ekonomi apabila diiringi oleh


tersedianya komoditi yang diperlukan secara cukup dan diikuti dengan naiknya tingkat
pendapatan yang lebih besar dari tingkat inflasi tersebut. Apabila biaya produksi untuk
menghasilkan komoditi semakin tinggi, maka menyebabkan harga jual relatif tinggi.
Sementara disisi lain tingkat pendapatan masyarakat relatif tetap tidak ada perubahan,
maka inflasi akan menjadi masalah ekonomi bila berlangsung dalam waktu yang relative
lama dengan porsi berbanding terbalik antara tingkat inflasi terhadap tingkat
pendapatan.

Sementara definisi lain menegaskan bahwa inflasi terjadi pada saat kondisi
ketidakseimbangan (disequilibrium) antara permintaan dan penawaran agregat, yaitu
lebih besarnya permintaan agregat daripada penawaran agregat. Dalam hal ini tingkat
harga umum mencerminkan keterkaitan antara arus barang atau jasa dan arus uang. Bila
arus barang lebih besar dari arus uang maka akan timbul deflasi, sebaliknya bila arus
uang lebih besar dari arus barang maka tingkat harga akan naik dan terjadi inflasi.

 Sumber-Sumber Penyebab Inflasi

Demand Pull Inflation Demand pull inflation adalah kenaikan harga-harga yang
disebabkan oleh adanya gangguan (shock) pada sisi permintaan barang dan jasa.
Kenaikan permintaan barang yang tidak seimbang dengan kenaikan penawaran
akanmendorong harga naik sehingga terjadi inflasi. Dalam demand pull inflation,
kenaikan harga barang akhir (output) mendahului kenaikan harga barang input dan harga

13
faktor produksi (misalnya tingkat upah). Secara grafis, demand pull inflation ini bias
digambarkan sebagai berikut :

P AS

Inflationary Gap

E1

P1
Eo AD1
ADo
Po

Gambar 2.1. Kurva Demand Pull Inflation

Sumber : Mankiw (2000)

Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (aggregate demand),
sedangkan produksi sudah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir
mendekati keadaan kesempatan kerja penuh (full employment). Dalam keadaan hampir
mendekati full employment, kenaikan permintaan total disamping menaikkan harga juga
dapat menaikkan hasil produksi atau output. Akan tetapi, bila keadaan full employment
telah tercapai, penambahan permintaan tidak akan menambah jumlah produksi
melainkan hanya akan menaikkan harga saja sehingga sering disebut dengan inflasi
murni
 Supply Side Inflation

Berbeda dengan demand pull inflation, cost push inflation adalah inflasi yang
disebabkan oleh adanya gangguan (shock) dari sisi penawaran barang dan jasa atau
yang biasa juga disebut dengan supply shock inflation, biasanya ditandai dengan
kenaikan harga yang disertai oleh turunnya produksi atau output. Jadi, inflasi yang
dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan
penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.

14
Perubahan ini digambarkan dari pergeseran kurva penawaran ke kiri, sehingga
dengan aggregate demand yang tetap, maka keseimbangan pasar berubah (E0 ke E1)
dengan disertai peningkatan harga (P0 ke P1) dan tingkat output (Y) yang lebih rendah
daripada tingkat full employment. Faktor lain yang menyebabkan perubahan aggregate
supply antara lain dapat berupa terjadinya kenaikan tingkat upah (wage cost-push
inflation), harga barang di dalam negeri dan harga barang impor atau karena kekakuan
struktural.
P

AS1 AS0
P
1
E1
Po E0

AD
0 Y1 Yf Y

Gambar 2.2. Kurva Supply Side Inflation

Sumber: Mankiw (2000)

Kekakuan struktural sendiri terjadi karena anggapan bahwa sumber daya


ekonomi tidak dapat dengan cepat diubah pemanfaatannya dan juga bahwa upah dan
tingkat harga mudah naik tapi sukar untuk turun kembali (rigidity of price). Dengan
asumsi ini, bila terjadi perubahan pola permintaan dan biaya, maka mobilitas sumber
daya dari sektor yang kurang berkembang ke sektor yang berkembang akan sulit sekali,
sehingga suatu sektor yang kurang berkembang akan terjadi idle capacity, sedangkan
sektor yang berkembang akan kekurangan sumber daya. Dan hal ini justru mendorong
meningkatnya harga pada sektor yang berkembang. Kekakuan di sektor yang lemah dan
kenaikan harga di sektor yang berkembang menyebabkan inflasi

 Demand Supply Inflation

Peningkatan permintaan total (aggregate demand) menyebabkan kenaikan harga

15
yang selanjutnya diikuti oleh penurunan penawaran total (aggregate supply) sehingga
menyebabkan kenaikan harga yang lebih tinggi lagi. Interaksi antara bertambahnya
permintaan total dan berkurangnya penawaran total yang mendorong kenaikan harga ini
merupakan akibat adanya ekspektasi bahwa tingkat harga dan tingkat upah akan
meningkat atau dapat juga karena adanya inertia dari inflasi di masa lalu.
 Jenis Inflasi menurut asal usulnya

Berdasarkan asal-usulnya, maka inflasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,


yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) dan inflasi yang berasal
dari luar negeri (imported inflation), (Nopirin, 1994).
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)

Inflasi ini disebabkan oleh adanya shock dari dalam negeri, baik karena
tindakan masyarakat maupun tindakan pemerintah dalam melakukan
kebijakan-kebijakan perekonomian.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)

Imported inflation adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya
pengaruh kenaikan harga dari luar negeri, terutama kenaikan harga barang-
barang impor yang selanjutnya juga berdampak pada kenaikan harga barang-
barang input produksi yang masih belum bisa diproduksi secara domestik

B. Penelitian Terdahulu
ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA TIMAH, EKSPOR TIMAH, DAN
INFLASI DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Judul Tujuan Metode Penemuan/Hasil Data


Penelitian
“ANALISIS Penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian Data yang
HUBUNGAN bertujuan menggunakan dengan digunakan
HARGA untuk metode regresi menggunakan merupakan
TIMAH BKDI menganalisis linear metode Granger data sekunder

16
DAN LME hubungan berganda dan Causality dari BKDI,
SERTA antara harga analisis menunjukkan LME, Asian
KEBIJAKAN timah, BKDI deskriptif. Alat bahwa setelah Metal dan
EKSPOR dan timah analisnya uji tahun penerapan BPS.
TERHADAP Indonesia. Granger ekspor timah
KINERJA Causality melalui BKDI,
EKSPOR harga timah
TIMAH BKDI dpengaruhi
INDONESIA ( oleh harga timah
Causality LME pada
Analysis of rentang waktu
Tin Prices in satu hari kerja.
BKDI and Dari sisi
LME and penerimaan
Export Policy ekspor, kebjikan
on the ekspor melalui
Indonesian Tin BKDIdapat
Export meningkatkan
Performance)”. nilai ekspor timah
bulanan ke
Hasni (2015) Singapura.
Pemerintah haus
melanjutkan
kebijakan ekspor
timah yakni
ekspor melalui
Bursa Komoditi
dan Derivatif
Indonesia untuk
mencegah ekspor
timah illegal dan

17
meningkatkan
daya saing serta
nilai tambah
produk timah
ekspor Indonesia.

“ ANALISIS Penelitian ini Metode Hasil penelitian Data dalam


KAUSALITA bertujuan analisisnya dengan penelitiam ini
S ANTARA untuk melihat yaitu metode menggunakan uji menggunaka
INFLASI kausalitas kuantitatif. kausalitas n data
DAN antara inflasi Estimasi menujukkan sekunder
KONSUMSI dan konsumsi dilakukan bahwa terdapat dengan
DI di Indonesia. dengan hubungan rentang
INDONESIA”. menggunakan kausalitas satu waktu selama
model ECM arah antara 21 tahun
Niki Ermija (Error variabel inflasi (1994-2014).
Oktavia dan Correction terhadap variabel
Amri (2017) Model) dan konsumsi, artinya
Model Engel- setiap
Granger. peningkatan atau
penurunan inflasi
akan berpengaruh
terhadap
konsumsi rumah
tangga. Temuan
lain dari
penelitian ini
adalah dalam
jangka panjang
dan jangka
pendek konsumsi

18
berpengaruh
negatif terhadap
inflasi di
Indonesia, artinya
ketika konsumsi
meningkat makan
inflasi akan
menurun.

Penelitian ini Metode . Hasil penelitian Data yang


“ANALISIS bertujuan analisis yang menunjukkan digunakan
HUBUNGAN untuk digunakan bahwa terdapat adalah data
KAUSALITA mengetahui dalam hubungan satu sekunder
S hubungan penelitian ini arah antara inflasi yang di
PENGANGG sebab akibat bersifat dengan peroleh dari
URAN, antara inflasi kuantitatif pertumbuhan Badan Pusat
INFLASI dan dengan ekonomi, dimana Statistik.
DAN pertumbuhan menggunakan hanya inflasi yang
PERTUMBU ekonomi uji VAR mempengaruhi
HAN Indonesia dengan metode pertumbuhan
EKONOMI DI periode 2010 – Kuasalitas ekonomi. Maka
INDONESIA 2019. Granger. terdapat
(DATA TIME hubungan
SERIES 2010 kausalitas satu
– 2019) ” arah antara inflasi
dan inflasi,
Wahyuni, dimana hanya
Ririn Tri, inflasi yang
Fahmi, Pakri, berpengaruh
Revollina, signifikan
Ellya (2022) terhadap

19
pertumbuhan
ekonomi.
“ ANALISIS Penelitian ini Model analisis Hasil penelitian Data yang
KAUSALITA bertujuan yang menunjukkan digunakan
S ANTARA untuk digunakan bahwa variabel adalah data
INFLASI menganalisis dalam inflasi secara dalam bentuk
DAN hubungan penelitian ini signifikan semesteran
PENGANGG kausalitas adalah model mempengaruhi dari tahun
URAN DI antara inflasi VAR ( Vector pengangguran dan 2005 hingga
INDONESIA dan Auto begiu juga 2016 dari
“. pengangguran Regression). sebaliknya BPS dan situs
di Indonesia. variabel lainnya yang
Nabella, pengangguaran berkaitan
Annisa dan mempengaruhi dengan
Aliasuddin variabel inflasi. penelitian
(2017) Hasil uji
kausalitas
menunjukkan
bahwa adanya
hubungan dua
arah antara inflasi
dan pengangguran
di Indonesia pada
tahun 2005
sampai tahun
2016.

“ Analisis Tujuan Metode Hasil uji akar unit Data yang


Kausalitas penelitian ini analissnya menunjukkan digunakan
Inflasi dan adalah untuk menggunakan bahwa data tidak adalah data
Jumlah Uang menganalisis uji Kausalitas stationer, setelah sekunder

20
Beredar di kausalitas, dengan teknik uji stationer data kuartalan
Indonesia apakah jumlah Granger dilanjutkan pada pada kurun
Periode Tahun uang beredar Casuality. Alat level 1 (first waktu tahun
2000.1 – mempengaruhi analisis yang difference). Hasil 2000.1-
2014.4 “. inflasi atau digunakan uji kausalitas 2014.4 yang
sebaliknya. adalah uji akar granger dengan bersumber
Afrizal (2017/ unit, uji derajat lag 12 dari Statistik
integrasi, uji menunjukkan Ekonomi
kausalitas bahwa jumlah Keuangan
dengan teknik uang beredar Bank
kausalitas dan berpengaruh Indonesia.
pendekatan terhadap inflasi di
kointegrasi. Indonesia, begitu
juga sebaliknya
artinya terdapat
hubungan timbale
balik. Dan
berdasarkan hasil
uji Kointegrasi
Johansen
menunjukkan
bahwa saling
kointegrasi yang
berarti bahwa
memiliki
hubungan
keseimbangan
jangka panjang
seperti yang
diinginkan teori.

21
“ ANALISIS Penelitian ini Jenis Hasil penelitian . Data yang
KAUSALITA bertujuan penelitian ini menujukkan digunakan
S INFLASI, untuk adalah bahwa (1.) tidak dalam
KETIMPANG menganalisis asosiatif dan ada kausalitas penelitian ini
AN hubungan analisis antara inflasi adalah data
PENDAPATA antara inflasi, deskriptif. berpengaruh time series
N, DAN ketimpangan Model analisis terhadap dari tahun
PERTUMBU pendapatam, menggunakan ketimpangan 1986 hingga
HAN dam Vector pendapatan, (2.) 2016 yang
EKONOMI DI pertumbuhan Autoregression tidak ada diperoleh
INDONESIA ekonomi di (VAR) karena kausalitas antara dari Word
“. Indonesia. variabel inflasi Bank.
stationer pada berpengaruh
Ihsan, Rifki, range pertama terhadap
Aimon, Hasdi, berbeda, maka pertumbuhan
Satrianto, penelitian ini ekonomi, (3.) ada
Alpon (2018) dilanjutkan hubungan
dengan Vector kausalitas dua
Error Model arah pengaruh
Corection ketimpangan
(VECM) dan pendapatan
Granger terhadap
Causality Test. pertumbuhan
ekonomi, karena
prevalensi
pendapatan di
Indonesia akan
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi di
Indonesia.

22
“ ANALISIS Penelitian ini Penelitian ini Hasil pengujian Penelitian ini
VECTOR bertujuan menggunakan menunjukkan menggunaka
AUTO untuk teknik analisis bahwa jika inflasi n jenis data
REGRESSIVE mengetahui data Vector tidak berpengaruh sekunder .
TERHADAP kuasalitas Auto terhadap inflasi di
KAUSALITA (hubungan Regressive Indonesia,
S INFLASI timbal balik ) (VAR). Tahap sehingga tidak
DAN diantara inflasi pengujiannya terdapat
JUMLAH dan jumlah yaitu uji unit hubungan
UANG uang beredar root, uji lag kausalitas
BEREDAR di Indonesia. optimum, uji diantara inflasi
INDONESIA”. granger dan jumlah uang
causality, dan beredar di
Putra, I uji VAR. Indonesia dalam
Komang dan periode penelitian
Meydianawati, ini. Pengujian
Luh gede ( yang terakhir
2015) yang dilakukan
adalah uji VAR
dengan hasil
bahwa dalam
melakukan
proyeksi inflasi,
sebaiknya
memperhitungkan
inflasi pada
periode t-1 serta
jumlah uang
beredar pada
periode t-1 dan t-

23
2. Untuk proyeksi
jumlah uang
beredar,
sebaiknya
memperhitungkan
jumlah uang
beredar pada
periode t-1 dan t-
2.

“ PENGARUH Penelitian ini Data dianalisis Hasil penelitian Jenis sampel


HARGA bertujuan dengan ini menunjukkan yang
MINYAK menjelaskan menggunakan bahwa adanya digunakan
DUNIA, pengaruh teknik analisis hubungan negatif adalah
NILAI harga minyak linear yang signifikan sampel
TUKAR, dunia, nilai berganda dan antara inflasi dan saturasi
INFLASI, tukar, inflasi, menggunakan nilai tukar sehingga
SUKU suku bunga software terhadap indeks terdapat 84
BUNGA SBI, SBI, Indeks analisis SPSS pertambangan. data yang
INDEKS Dow Jokes, 24. Variabel lainnya diambil
DOW JONES, dan Indeks harga minyak setiap bulan
DAN INDEKS Nikkei 225 dunia, suku bunga dari tahun
NIKKEI 225 terhadap SBI, dan Indeks 2011 hingga
TERHADAP Indeks Sektor Nikkei 225 tidak 2017.
INDEKS Pertambangan memiliki
SEKTOR di Bursa Efek hubungan yang
PERTAMBA Indonesia signifikan
NGAN DI (BEI) periode terhadap indeks
BURSA EFEK 2011 – 2017. pertambangan.
INDONESIA Implikasi dari
(BEI) penelitian ini

24
PERIODE adalah sebaiknya
2011-2017 “. investor lebih
memperhatikan
Maulinda, Tita nilai tukar, inflasi,
Shabrina dan Indeks Dow
(2018) Jokes sebelum
berinvestasi pada
saham sektor
pertambangan.
“ Analisis Penelitian ini Metode Hasil penelitian Data
Hubungan bertujuan penelitiannya ini menunjukkan penelitiannya
Kurs Terhadap untuk yaitu metode bahwa dalam yaitu data
Inflasi “. menganalisis kuantitatif jangka pendek sekunder
Faizin, Moh, hubungan dengan tidak terdapat berupa data
(2020) jangka pendek menggunakan pengaruh kurs kurs dan data
dan panjang aplikasi E- terhadap inflasi, inflasi
kurs dan inflasi views 9 untuk sebaliknya inflasi bulanan
inflasi untuk melakukan uji berpengaruh Indonesia.
periode Kausalitas terhadap kurs.
pengamatan Granger dan Dalam jangka
Januari 2010 – uji panjang kedua
Desember Kointegrasi. variabel kurs dan
2019. inflasi terdapat
kausalitas.

“ ANALISIS Penelitian ini Teknik analisis Hasil penelitian Data


PERBANDIN bertujuan yang menunjukkan penelitian
GAN untuk digunakan bahwa rata- rata yang
INFLASI membahas adalah uji beda laju inflasi untuk digunakan
PERKOTAAN mengenai laju rata-rata dan daerah perkotaan adalah data
DAN inflasi secara analisis regresi relative lebih inflasi time

25
PEDESAAN umum., linear tinggi series
PADA perbandingan berganda. dibandingkan bulanan dari
GABUNGAN laju inflasi di pedesaan. Rata- tahun 2014-
DUA KOTA perkotaan dan rata tahunan 2018
DI PROVINSI pedesaan di inflasi kota
KEPULAUAN Provinsi Pangkalpinang
BANGKA Kepulauan hamper dua kali
BELITUNG “ Bangka lipat lebih besar
Belitung. dibandingkan
Nurhamidah, inflasi pedesaan.
Rahma (2022) Pola fluktuasi
yang sama
ditunjukkan oleh
laju inflasi di
daerha Kota
Pangkalpinang
yang diikuti oleh
pergerakan laju
inflasi di daerah
pedesaan.
Berdasarkan hasil
penelitian semua
kelompok
pengeluaran
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap inflasi
umum perkotaan
maupun
pedesaan. Hanya

26
pengeluaran dari
sisi pendidikan
yang tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap laju
inflasi pedesaan.
Meskipun inflasi
Babel masih
tergolong ringan,
masih
diperlukannya
pemantauan
terhadap inflasi
karena
fluktuasinya tidak
menentu
khususnya pada
kelompok bahan
makanan.

“ ANALISIS Penelitian ini “.Metode Hasil penelitian Penelitian ini


HUBUNGAN bertujuan analisisnya menunjukkan mengunakan
ANTARA untuk mencari menggunakan bahwa baik inflasi data tahun
INFLASI korelasi dan Granger dan pertumbuhan 1968- 2012.
DAN hubungan Casuality ekonomi memiliki Data IHK
PERTUMBU jangka pendek antara Indeks korelasi. berasal dari
HAN dan jangka Harga Ditemukan IMF
EKONOMI DI panjang antara Konsumen hubungan jangka menggunaka
INDONESIA” inflasi dan (IHK) dan panjang yang n tahun dasar
pertumbuhan Produk signifikan melalui 2005=100,

27
Lubis, Ismail ekonomi di Domestik nilai probabilitas data PDB
Fahmi Indonesia Bruto (PDB). residualnya dam berasal dari
tahun 1968- Tahap hubungan jangka Word Bank
2012. pengujiannya pendek melalui dan Bank
yaitu uji unit- niali probabilitas Indonesia
root dengan inflasi dan dengan tahun
Augmented pertumbuhan dasar 2000.
Dickey Fuller ekonomi dalam
dan uji Dickey diferensiasinya.
Fuller, Kemudian dengan
kemudian Granger Causality
dilakukan uji bahwa signifakan
kointegrasi satu arah GDP
dengan uji menyebabkan CPI
kointegrasi tetapi tidak
Johansen dan ditemukan satu
hubungan arah CPI
sebab-akibat menyebabkan
dengan uji GDP.
Granger
Causality serta
dibuat
mekanisme
Error
Correction
Model (ECM).
“FAKTOR Penenlitian ini Metode Hasil penelitian Data yang
PENYEBAB bertujuan penelitiannya menunjukkan digunakan
FLUKTUASI untuk yaitu bahwa adanya adalah data
EKSPOR menganalisis kualitatif- faktor yang sekunder
TIMAH faktor deskriptif. menyebabkan yang

28
BANGKA penyebab fluktuasi ekspor diperoleh
BELITUNG fluktuasi timah Bangka dari Badan
KE ekspor timah Belitung ke Pusat
SINGAPURA Bangka Singapura pada Statistik
TAHUN 2017- Belitung ke tahun 2017-2019 (BPS),
2019” Singapura adalah penerapan website resmi
tahun 2017- instruksi harga Timah, dan
Rahmawati, 2019. dan regulasi yang website
Riza (2022) ditetapkan dalam kementerian
melakukan ekspor yang
timah ke luar menyediakan
negeri. informasi
Persayaratan yang ekspor dan
tidak mudah fenomenana
dilakukan fluktuasi
menjadi salah yang muncul
satu faktor pada tahun
fluktuasi ekspor 2017-2019.
timah tahun 2017
ke tahun 2019.
Kenaikan yang
terjadi pada tahun
2017 sebesar
4456 Mton
sedangkan
penurunan yang
terjadi pada tahun
2018 sebesar
3488
Mton,kemudian
meningkat pada

29
tahun 2019
dengan nilai
ekspor sebesar
5328 Mton.
Bukan hanya
tentang label
harga dan
persayaratan
kegiatan ekspor
yang diatut oleh
pemerintah
Indonesia yang
dikategorikan
sebagai faktor
fluktuasi tetapi
juga faktor
eksternal yaitu
pertukaran logam,
pertumbuhan
ekonomi
universal dan
pertukaran dolar
juga
dikategorikan
sebagai faktor
ekspor timah
Bangka Belitung
ke Singapura.
“ ANALISIS Penelitian ini Metode yang Hasil penelitian
PENGARUH bertujuan digunakan menunjukkan
FLUKTUASI untuk untuk bahwa

30
HARGA mengetahui pengolahan berdasarkan uji F
TIMAH DAN fluktuasi harga data yaitu dapat dilihat
INFLASI timah dan analisis regresi fluktuasi harga
TERHADAP inflasi linear timah dan inflasi
PERTUMBU terhadap berganda berpengaruh
HAN Pertumbuhan dengan secara simultan
EKONOMI DI Ekonomi di pengujian terhadap
PROVINSI Kepulauan hipotesis pertumbuhan
KEPULAUAN Bangka menggunankan ekonomi dengan
BANGKA Belitung. uji T statistic, tingkat
BELITUNG’ uji F statistic signifikansi
dengan taraf 0,007. Secara uji
Velati, signifikansi T membuktikan
Marsanda, 5%, serta uji bahwa fluktuasi
Lestari, Deara asumsi klasik harga timah tidak
Shinta, Astuti, dan berpengaruh
Nelly (2022) determinasi terhadap
Adjusted R . pertumbuhan
ekonomi. Inflasi
berpengaruh dan
signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi. Pada
penelitian ini
dinyatakan tidak
ada masalah dari
uji asumsi klasik
yang terdiri dari
uji normalitas,
multikolinearitas,

31
uji
heterokedastisitas,
dan Adjusted R
dengan nilai
0,987, 98%
membuktikan
bahwa fluktuasi
harga timah dan
inflasi
mempengaruhi
pertumbuhan
ekonomi di
Provinsi
Kepulauan
Bangka Belitung,
sedangkan
sisanya 1,3%
hanya di
pengaruhi oleh
variabel lain yang
tidak termasukke
dalam hal ini.
Dengan nilai
Adjusted R yang
besar maka uji F
berpengaruh
signifikan
terhadap tidak
adanya masalah
dari hasil uji
asumsi klasik.

32
Oleh karena itu,
penelitian ini
dikatakan baik
dan layak untuk
dilakukan
sehingga
menghasilkan
kesimpulan uang
diakui secara
statistic.
“Analisa Penelitian ini Metode yang Hasil penelitian Data yang
Hubungan bertujuan digunakan menunjukkan digunakan
Antara untuk dalam bahwa adalah data
Konsumsi mengetahui penelitian ini berdasarkan hasil sekunder
Rumah Tangga hubungan adalah analisis pengujian statistic yang
dan Tingkat antara inflasi kuantitatif disimpulkan menggunaka
Inflasi dan konsumsi dengan bahwa data yang n data
Indonesia (Uji rumah tangga menggunakan digunakan triwulan dari
Kausalitas di Indonesia. uji Unit Root, stasioner pada 2 tahun 2010
Granger) uji perbedaan dan hinga 2019 di
Kointegrasi, memiliki E-views 10.
Hutagalung, dan uji kointegrasi satu
Debora Silvia, Granger. arah dengan nilai
Simbolon, trace statistic
Henri Abdiel, tidak ada, lebih
Fachrezy, besar dari nilai
Rifky (2020) kritis
(22,86612>15,49
4471) pada selang
kepercayaan
dibawah 0,05.

33
Hasil tes Granger
menunjukkan
bahwa konsumsi
rumah tangga
mempengaruhi
tingkat inflasi di
Indonesia.
“ Penelitian ini Metode Hasil penelitian Data yang
HUBUNGAN bertujuan penelitian yang menunjukkan digunakan
KAUSALITA untuk digunakan bahwa : (1) yaitu data
S NILAI mengetahui adalah uji terdapat runtun waktu
TUKAR hubungan Kausalitas hubungan dari tahun
RUPIAH kausalitas Granger . kausalitas satu 2003 sampai
TERHDAP antara nilai Kemudian arah pada jumlah dengan tahun
DOLAR tukar (kurs) untuk uang beredar, 2018.
AMERIKA terhadap mendapatkan dengan tingkat
SERIKAT, dolarAmerika hasil estimasi, inflasi serta pada
JUMLAH Serikat, jumlah dilakukan nilai tukar rupiah
UANG uang beredar, pengujian terhadap dolar
BEREDAR, dan tingkat stasioneritas Amerika Serikat
DAN inflasi. dengan dengan tingkat
TINGKAT menggunakan inflasi. (2)
INFLASI uji Augmented terdapat
Dickey- Fuller hubungan
(Putri, Nadya (ADF) dan kausalitas dua
Risna, Yozza, transformasi arah pada nilai
Hazmira, Box-Cox. tukar rupiah
Devianto, Dodi terhadap dolar
(2019) Amerika Serikat
dengan jumlah
uang beredar.

34
“ Penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian Data yang
KAUSALITA bertujuan dilakukan menunjukkan digunakan
S E-MONEY untuk melihat dengan bahwa adanya adalah data
DAN hubungan pendekatan hubungan sekunder
INFLASI DI kausalitas model VAR kausalitas antara dengan
INDONESIA antara E- yang kemudian E-Money dan bentuk
PERIODE Money dan dilakukan tes Inflasi di runtun waktu
2009-2019 Inflasi di dengan Indonesia. Jumlah yag diperoleh
Indonesia pada menggunakan E-money yang dari Badan
Wahyuingsih, tahun 2009 Granger meningkat akan pusat
Dwi dan hingga 2019. Causality. meningkatkan Statistik dari
Sasongko, inflasi dan tahun 2009-
Gatot (2021) sebaliknya, jika 2019 yang
terjadi inflasi berbentuk
maka jumlah bulanan.
uang beredar juga
meningkat. Dari
sisi kebijakan,
pengendalian
inflasi dapat
dilakukan dengan
pengendalian
jumlah E-Money.
‘’The Penelitian ini Metode Hasil penelitian Data yang
Relationship bertujuan analisisnya menunjukkan digunakan
between untuk menggunakan bahwa terdapat adalah data
Unemploymen mengkaji kausalitas tiga hubungan deret waktu .
t , Inflation and hubungan granger. kointegrasi antar
Crime : An kasualitas variabel.
Application of antara Kausalitas
Cointegration pengangguran, Granger

35
and Casualty inflasi, dan menunjukkan
Analysis in kejahatan di bahwa terdapat
Nigeria Nigeria tahun kausalitas searah
(Hubungan 1980-2021. mulai dari
antara pengangguran ,
Pengangguran inflasi dan
, Inflasi dan kejahatan di
Kejahatan : Nigeria. Studi
Sebuah tersebut
Aplikasi menyimpulkan
Kointegrasi bahwa
dan Analisis pengangguran di
Kausalitas di Nigeria
Nigeria” menyebabkan
kejahatan.
Torruam , Alasannya adalah
Japeth Terande tingkat
dan Abur, pengangguran di
Cyprian Nigeria
Clement merupakan
(2014) indikator
pelengkap
peluang
pendapatan di
pasar tenaga kerja
legal. Oleh karena
itu, ketika tingkat
pengangguran
meningkat,
peluang
pendapatan kerja

36
berkurang dan
banyak yang
menganggur.
Hasil kausalitas
mendukung
proporsi bahwa
pengangguran
menyebabkan
kejahatan.
‘Unemployme Penelitian ini Metode yang Hasil penelitian Data yang
nt, Poverty, bertujuan digunakan menunjukkan digunakan
Inflation and untuk melihat adalah uji bahwa dari tes diperoleh
Crime Nexus : hubungan kointegrasi dan kointegrasi terjadi dari Pakistan
Cointegration kausalitas dan kausalitas keberadaan Economic
and Casualty kointegrasi granger jangka panjang Survey,
Analysis of antara melalui antara kejahatan, Paskistan
Pakistan ( pengangguran, prosedur Toda pengangguran, Statistical
Pengangguran, kemiskinan, Yamamoto. kemiskinan dan Yearbook
Kemiskinan, inflasi dan inflasi. Hasil 2008 dan
Inflasi dan kejahatan kausalitas granger Seventh
Kejahatan Nexus di menunjukkan United
Nexus : Pakistan. bahwa kejahatan Nations
Analisis di Pakistan Survey of
Kointegrasi disebabkan oleh Crime Trends
dan Kausalitas pengangguran, and
di Pakistan) kemiskinan dan Operations of
inflasi. Criminal
Rehman, Syed Justice
Yasir Sistems.
Mahmood
Gillani Hafeez

37
Ur dan Gill,
Abid Rasheed
( 2009)
“The Penenlitian ini Metode Hasil penelitian Data
Relationship bertujuan penelitiannya menunjukkan penelitiannya
between untuk yaitu dengan bahwa yaitu data
Inflation, menganalisis Uji berdasarkan uji sekunder dari
Money Suply hubungan Kointegrasi kointegrasi tahun
and Economic kasualitas Johansen. Johansen 1970/71
Growth in antara inflasi, menunjukkan hingga
Ethiopia : jumlah uang adanya satu 2010/11 yang
Cointegration beredar dan kointegrasi vector diperoleh
and Casulty pertumbuhan dan VECM dari
Analysis ekonomi di menunjukkan Kementerian
(Hubungan Ethiopia. adanya kausalitas Keuangan
antara Inflasi, dua arah jangka dan
Uang Beredar panjang antara Pembanguna
dan inflasi dan uang n Ekonomi
Pertumbuhan beredar. Dalam (MoFED)
Ekonomi di jangka pendek dan National
Ethiopia: kausalitas satu Bank of
Analisis arah ditemukan Ethiopia
Kointegrasi dari jumlah uang (NBE).
dan beredar dan
Kasualitas)” pertumbuhan
ekonomi terhadap
Denbel, Fitsum inflasi. Oleh
Sharew dan karena itu,
Ayen, Yilkal temuan utama
Wassic penelitian ini
( 2016) adalah inflasi

38
merupakan
fenomena
moneter di
Ethiopia dan
inflasi dipengaruh
secara negative
dan signifikan
oelh pertumbuhan
ekonomi.
‘Model Vector Peneitian ini Model Hasil penelitian Data yang
Auto bertujuan penelitian yang menunjukkan digunakan
Regression untuk digunakan bahwa adalah data
(VAR) and menganalisis adalah model berdasarkan dengan
Vector Error hubungan time series pengujian, model time
Correction kausalitas dengan metode estimasi dan series.
Model inflasi, Produk pendekatan pengujian model,
(VECM) Domestik Vector diperoleh VECM
Approach for Regional Autoregressive (1) sebagai model
inflation Bruto, Kurs (VAR) dan terbaik untuk
Relations BI, Nilai Tukar Vector Error menjelaskan
Analysis, Rupiah dunia Correction kausalitas inflasi,
Gross terhadap dolar Model BI rate, nilai tukar
Regional AS dan harga (VECM). rupiah terhadap
Domestic timah dunia dolar AS dan
Product (GDP) sebagai salah harga timah
World Tin satu komoditas dunia, sedangkan
Price, BI Rate unggulan VAR (2) adalah
and rupiah Provisi model terbaik
Exchange Rate Kepulauan untuk
(Pendekatan Bangka menjelaskan
Model Vector Belitung. sebab akibat.

39
Auto hubungan Produk
Regression Domestik
(VAR) dan Regional Bruto,
Vector Error kurs Bl, nilai
Correction tukar rupiah
Model terhadap dolar AS
(VECM) untuk dan harga timah
Analisis dunia. Hasil
Hubungan model
Inflasi, Produk menjelaskan
Domestik bahwa ada
Regional Bruto hubungan
(PDB), harga kausalitas jangka
timah dunia, panjang antara.
Kurs BI dan sedangkan
Nilai Tukar hubungan
Rupiah” kausalitas jangka
pendek pada
Sulistiana, VECM (1)
Ineu, Hidayati, melalui uji
Sumar (2017) kausalitas
Granger
menunjukkan
bahwa variabel
granger
menyebabkan
inflasi
menyebabkan BI
rate, sedangkan
pada VAR (2)
kausalitas antara

40
PDRB dengan
variabel makro
lainnya. Analisis
struktural pada
VECM (1)
melalui analisis
variance
decomposition
diperoleh hasil
bahwa BI rate
merupakan
variabel dominan
yang
berkontribusi
terhadap fluktuasi
inflasi, sedangkan
pada VAR (2),
harga timah dunia
merupakan
variabel dominan
yang
berkontribusi
terhadap fluktuasi
inflasi. Produk
Domestik
Regional Bruto.

41
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bangka Belitung.

B. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Metode kuantitatif dilakukan menggunakan analisis data time series dengan model
analisis VECM (Vector Error Correction Model) dan Uji Granger Causality dengan
pengolahan data menggunakan software Eviews 9.

Model analisis VECM merupakan metode turunan dari VAR. VAR digunakan
untuk mengetahui keterkaitan antar variabel dan kontribusi dari tiap variabel terhadap
perubahan dari variabel lainnya. Model VECM merupakan model VAR yang teristriksi
(restricted VAR) karena bentuk data yang tidak stasioner namun terkointegrasi. Data
yang memiliki hubungan kointegrasi menunjukkan adanya hubungan jangka panjang
antar variabel.

Langkah pertama dari pembentukan model VAR/VECM adalah melakukan uji


stasioneritas data. Jika data stasioner pada tingkat level, maka ddidapatkan model VAR
biasa (unrestricted var). Namun, jika data tidak stasioner pada level tetapi stasioner pada
proses diferensi data, maka dilakukan pengujian untuk melihat apakah data mempunyai
hubungan dalam jangka panjang atau tidak dengan melakukan uji kointegrasi. Apabila
terdapat kointegrasi maka modelnya adalah Vector Error Correction Model (VECM).

1. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam


pembentukan model VAR yang bertujuan untuk mengetahui apakah data stasioner pada
level atau stasioner pada pembedaan (in differences). Jika data stasioner pada level,

42
maka model yang digunakan adalah model VAR biasa, namun jika salah satu variabel
dari data tidak ada yang stasioner pada level, maka wajib dilakukan uji kointegrasi untuk
melihat model apa yang sebaiknya digunakan.

Uji stasioneritas dapat dilakukan dengan menggunakan uji unit root Augmented
Dickey-Fuller (ADF) maupun Phillips-Perron (PP). Pengujian unit root ADF dapat
dilakukan dengan menggunakan software Eviews, dan hasil dari t-statistic dibandingkan
dengan nilai t MacKinnon Critical Value atau nilai krisis absolut pada tabel MacKinnon.
Jika dalam uji stasioneritas menunjukkan nilai ADF ststistik yang lebih besar dari pada
MacKinnon, maka data tersebut stasioner karena tidak mengandung unit root.
Begitupula sebaliknya, jika nilai ADF statistik lebih kecil dari pada MacKinnon, maka
data tersebut tidak stasioner pada tingkat level. Dengan demikian, differensing data
untuk memperoleh data yang stasioner pada tingkat yang sama di first difference atau
second difference harus dilakukan, yaitu mengurangi data tersebut dengan data period
sebelumnya.

2. Uji Lag Length

Setelah melakukan uji ADF selanjutnya adalah penentuan lag. Lag length
bertujuan untuk menunjukkan berapa lama reaksi suatu variabel terhadap variabel
lainnya serta menghilangkan masalah autokorelasi dalam sebuah sisitem VAR.
Pengujian panjang lag diidentifikasi berdasarkan criteria Akaike Information Criterion
(AIC), Schwarz Criterion (SC) dan Hanan-Quinn (HQ) yang terkecil.

3. Uji Kausalitas Granger

Analisis kausalitas granger dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel


endogen dapat diperlakukan sebagai variabel eksogen. Jika ada dua variabel x dan y,
maka apakah x menyebabkan y atau y menyebabkan x atau berlaku keduanya atau tidak
ada hubungan keduanya. Variabel x menyebabkan variabel y artinya berapa banyak nilai
x pada periode sekarang dapat dijelaskan oleh nilai y pada periode sebelumnya. Uji ini
dapat mengidentifikasi apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua arah atau hanya
satu arah saja.

43
4. Uji Kointegrasi

Dalam analisis VAR/VECM, kointegrasi digunakan untuk mengetahui


keberadaan hubungan jangka panjang antar variabel-variabel yang tidak stasioner.
Kointegrasi berarti, walaupun secara individu tidak stasioner, namun kombinasi dari dua
atau lebih variabel-variabel yang tidak stasioner akan menghasilkan residual stasioner.

5. Uji Analisis VECM

VECM adalah bentuk Vector Autoregression yang terestriksi. Retriksi tambahan


ini harus diberikan karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner namun
terkointegrasi tersebut kedalam spesifikasi modelnya. Ketika data tidak stasioner pada
level, maka data akan ditransformasikan kedalam bentuk first difference atau second
difference yang berakibat hilangnya informasi jangka panjang. Untuk menghindari hal
tersebut, digunakanlah Vector Error Correction Model (VECM).

6. Uji Impulse Response Function (IRF)

Impulse Response Function (IRF) adalah metode yang digunakan untuk


menentukan bagaimana respon suatu variabel endogen terhadap guncangan variabel
tertentu. IRF juga digunakan untuk melihat guncangan dari satu variabel lain berapa
lama pengaruh tersebut terjadi.

7. Uji Forecast Error Variance Decomposition

Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) atau dekomposisi ragam


kesalahan peramalan menguraikan inovasi pada suatu variabel terhadap komponen-
komponen variabel yang lain dalam VAR. FEVD menyampaikan informasi proporsi
pergerakan secara berurutan yang diakibatkan oleh guncangan sendiri dan vaiabel
lainnya.

44
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, A. (2017). Analisis Kausalitas Inflasi dan Jumlah Uang Beredar di Indonesia
Periode Tahun 2000.1–2014.4. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, 6(3),
236. https://doi.org/10.26418/jebik.v6i3.23263

Annual Report PT. Timah Tbk Tahun 2017

.Annual Report PT. Timah Tbk Tahun 2018.

Annual Report PT. Timah Tbk Tahun 2019.

Annual Report PT. Timah Tbk Tahun 2020.

Annual Report PT. Timah Tbk Tahun 2021.

Annual Report PT. Timah Tbk Tahun 2022.

Ermija Oktavia, N. (2017). Analisis Kausalitas Antara Inflasi Dan Konsumsi Di


Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), 2(1), 164–175.

Faizin, M. (2020). Analisis hubungan kurs terhadap inflasi. Akuntabel, 17(2), 314–319.

Hasni, H. (2015). Analisis Hubungan Harga Timah Bkdi Dan Lme Serta Kebijakan
Ekspor Terhadap Kinerja Ekspor Timah Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang
Perdagangan, 9(2), 201–220. https://doi.org/10.30908/bilp.v9i2.8

Hutagalung, D. S., Enre, A., Simbolon, H. A., & Fachrezy, R. (2020). Analisa Hubungan
antara Konsumsi Rumah Tangga dan Tingkat Inflasi Indonesia (Uji Kausalitas
Granger). Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah, 3(1), 235–240.

Kettle, Peter. (2014). Back from the doldrums? Tin is back on a path to recovery and
higher prices may stimulate new project start-ups. Mining Journal 21 Maret 2014
pp. 18 - 21.

Lubis, I. F. (n.d.). ANALISIS HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN


PERTUMBUHAN EKONOMI: KASUS INDONESIA. QE Jurnal, 13(1), 104–
116.

iv
Maulinda, T. S., & Purwohandoko. (2018). Pengaruh harga minyak dunia, nilai tukar,
inflasi, suku bunga sbi, indeks dow jones, dan indeks nikkei 225 terhadap indeks
sektor pertambangan di bursa efek indonesia (bei) periode 2011-2017.
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negerei Surabaya, 6, 314–322.

Meydianawati, L. G. (2014). Analisis Vector Auto Regressive Terhadap Kausalitas


Indonesia. E-Jurnal EP Unud, 4 [3], 180–189.

Nabella, A., & Aliasuddin. (2017). Analisis Kausalitas Antara Inflasi dan Pengangguran
di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), 2(3), 423–430.
http://www.jim.unsyiah.ac.id/EKP/article/view/5714/2399

Nurhamidah, R. (2022). ANALISIS PERBANDINGAN INFLASI PERKOTAAN DAN


PEDESAAN PADA GABUNGAN DUA KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG Rahma. Journal of Empowerment Community and
Education, 2(December 2021), 423–443.

Putri, N. R., Yozza, H., & Devianto, D. (2019). Hubungan Kausalitas Nilai Tukar
Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar, dan Tingkat
Inflasi. Jurnal Matematika UNAND, 8(1), 232.
https://doi.org/10.25077/jmu.8.1.232-241.2019

Rahmawati, R. (2022). FAKTOR PENYEBAB FLUKTUASI EKSPOR TIMAH


BANGKA BELITUNG KE SINGAPURA TAHUN 2017-2019. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 9, 12–26.

Rifki Ihsan, Hasdi Aimon, A. S. (2018). ANALISIS KAUSALITAS INFLASI,


KETIMPANGAN PENDAPATAN, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI
INDONESIA. Journal of Materials Processing Technology, 1(1), 1–8.
http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powt
ec.2016.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://do
i.org/10.1016/j.matlet.2019.04.024%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.2019.127
252%0Ahttp://dx.doi.o

v
Sutrisno. (2013). Kajian Tinning (Sn Plating) Dalam Dunia Industri. Jurnal Foundry Vol.
3 No. 1 April 2013 pp. 19-24.

Sharew Denbel, F., Wassie Ayen, Y., & Adugna Regasa, T. (2016). The Relationship
between Inflation, Money Supply and Economic Growth in Ethiopia: Co
integration and Causality Analysis. International Journal of Scientific and
Research Publications, 6(1), 556. www.ijsrp.org

Sulistiana, I. (2017). Model Vector Auto Regression (Var) and Vector Error Correction
Model (Vecm) Approach for Inflation Relations Analysis, Gross Regional
Domestic Product (Gdp), World Tin Price, Bi Rate and Rupiah Exchange Rate.
Integrated Journal of Business and Economics, 1(2), 17–32.
https://doi.org/https://doi.org/10.5281/zenodo.1147673

Torruam, J. T., & Abur, C. (2014). The Relationship between Unemployment, Inflation
and Crime: An Application of Cointegration and Causality Analysis in Nigeria.
Journal of Economics and Sustainable Development, 5(4), 131–137.

Tri, R., Pakri, W., & Ellya, F. (2022). ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS
PENGANGGURAN , INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI
INDONESIA ( DATA TIME SERIES 2010-2019 ). 5.

VELATI, M., LESTARI, D. S., & ASTUTI, N. (2022). ANALISIS PENGARUH


FLUKTUASI HARGA TIMAH DAN INFLASI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisinis (JIPMB) STIE-IBEK,
9(2), 83–89.

Wahyuningsih, D., & Sasongko, G. (2021). Kausalitas E-Money Dan Inflasi Di


Indonesia Periode 2009-2019. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 23(2), 1–10.

Yakin, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Teori dan Kebijakan
Pembangunan Berkelanjutan. Akademika Presindo: Jakarta.

vi
Yasir, S., Gillani, M., Rehman, H. U., & Gill, A. R. (2009). Unemployment, Poverty,
Inflation and Crime Nexus: Cointegration and Causality Analysis of Pakistan.
Pakistan Economic and Social Review, 47(1), 79–98.

vii

Anda mungkin juga menyukai