Anda di halaman 1dari 15

JUDUL

PERTAMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA


Guru Pengampu : Indah Aminah

Disusun Oleh :
Rijal Habib Hidayatullah
11 IPA 1

Yayasan Al-Ma’ruf, Jl. Raya Lap. Tembak - Cibubur No.3, RT.3/RW.4, Kelapa Dua
Wetan, Ciracas, East Jakarta City, Jakarta 13730. Tahun 2023.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis dapat
menyusun makalah tentang "PERTAMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA" dengan sebaik-
baiknya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran anak
bangsa dalam mempelajari sejarah Indonesia dan meningkatkan rasa nasionalisme sehingga
mereka mampu memajukan bangsa Indonesia.

Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya.
Semoga dibalas oleh Allah Swt. dengan ganjaran yang berlimpah. Meski penulis telah menyusun
makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian. Akhir kata,
saya berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan masyarakat.

Jakarta, 01 November 2023.

Penulis,
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
BAB 1 ........................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan masalah....................................................................................... 6
C. Tujuan penulisan ........................................................................................ 6
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................... 6
BAB 2 ........................................................................................................................ 7
LANDASAN TEORI ............................................................................................... 7
A. Pertambangan Batubara ............................................................................ 7
B. Manfaat Pertambangan Batubara ............................................................ 9
C. Dampak Negatif Pertambangan Batubara ............................................ 10
BAB 3 ...................................................................................................................... 13
PENUTUP .............................................................................................................. 13
A. Kesimpulan................................................................................................ 13
B. Saran .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 15
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang berperan penting dalam sektor batubara,
karena Indonesia menjadi salah satu pemasok batubara dikawasan asia, dan pertambangan juga
mewakili 11.54% dari PDB Indonesia, dan manfaat dari ekonomi pertambangan lebih besar dari
ekonomi kehutanan. Untuk itu pemerintah harus lebih mempertegas kebijakan-kebijakan yang
dapat mendukung perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan agar kedepannya
sektor pertambangan mampu mendukung pembangunan dan perekonomian nasional.
Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil berupa batuan sedimen organik (non-
klastik) yang dibentuk oleh sisa-sisa bagian tumbuhan dari vegetasi prasejarah yang terakumulasi
pada suatu area pengendapan yang mengalami proses pembatubaraan atau istilah lainnya
coalification. Batubara terdiri atas unsur-unsur utama, yaitu: karbon, hidrogen, oksigen, dan
unsur-unsur tambahan seperti belerang dan nitrogen (Muchjidin, 2006).
Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang
dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga
(memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan
baja, industri kimia, dan lain-lain. Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan batu
bara dunia. Namun, dilihat dari produksinya, cadangan batu bara Indonesia merupakan yang ke-
6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di
sejumlah pulau, seperti Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara di kedua pulau tersebut sangat
besar (Saputra et al., 2014).
Batu bara merupakan salah satu sumber energi di dunia. Bat bara adalah campuran yang
sangat kompleks dari zat kimia organic yang mengandung karbon, oksigen, dan hidrogen dalam
sebuah rantai karbon. Menurut UU No 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batu bara, batu bara
merupakan endapan senyawa organic karbonan yang berbentuk secara alamiah dari sisa tumbuhan
dan bisa terbakar. Dalam pengertian lain, Batu bara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat
terbakar, berasal dari tumbuhan, serta berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya
terkena proses fisika dan kimia yang menjadi kandungan karbonnya kaya (Sukandarrumidi,
1995).
Endapan batu bara Indonesia tersebar dari Sumatera sampai Papua. Menurut badan Geologi
(2011), jumlah sumberdaya batu bara mencapai 161 miliar ton dan cadangannya mencapai 28
miliar ton. Dengan jumlah itu, cadangan batu bara Indonesia hanya 0,6% dari jumlah cadangan
batu bara dunia. Dari total produksi batu bara di Indonesia, 25% digunakan untuk kepentingan
dalam negara, sedangkan 75% di ekspor keluar negeri. Pada tahun 2012, Indonesia menjadi
eksportir terbesar batu bara dunia dan menjadi produsen kedua terbesar batu bara di dunia (World
Coal Institute, 2013).
Kegiatan pertambangan batu bara diyakini masyarakat yang menjadi responden kami ikut
mendongkrak tingginya biaya hidup di wilayah mereka. Setidaknya 66 persen responden
menyatakan bahwa kehidupan sekarang lebih mahal dibandingkan sebelum adanya aktivitas
pertambangan batu bara. Hal yang menyebabkan kenaikan biaya hidup ini, akibatmulai ramainya
penduduk pendatang, baik yang menetap secara permanen maupun temporer.Ini membuat
peredaran uang melalui transaksi masyarakat semakin cepat dibandingkan sebelum adanya
tambang.
Namun demikian sarana yang terbatas terutama akses jalan dan transportasi ikut
menyebabkan tingginya biaya logistik barang sehingga harga-harga barang juga terdongkrak
menjadi mahal.Semakin tinggibiaya hidup menyebabkan masyarakat sekitar tambang beralih
mata pencaharian yang terkait dengan aktiftas tambang.Penghasilan yang diterima pun lebih
tinggi dibandingkan jika mereka sebelumnya hanya bekerja sebagai petani.Biaya hidup yang
semakin tinggi yang tidak dapat ditopang penduduk sekitar, menyebabkan mereka mengambil
jalan praktis dengan menjual lahan-lahan lama mereka.Kepemilikan lahan ini mereka miliki
karena status warga umumnya adalah transmigran yang telah menetap lama.
Dampak pertambangan batubara diyakini oleh 38 persen responden memberi kontribusi
terhadap terbukanya kesempatan kerja di wilayah mereka. Namun sebanyak 58 persen menjawab
tetap-tetap saja keadaannya.Responden yang merasakan adanya kontribusi sebenarnya bukan
berasal dari efek langsungnya seperti penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan, melainkan efek
tidak langsungnya. Seperti mulai ramainya penduduk yang berwirausaha, misalnya membuka
rumah-rumah sewaan, warung sembako, warung makan, kios pulsa, mendirikan bengkel,
pencucian kendaraan dan jasa-jasa musiman seperti jasa parkir sepeda
motor.Masyarakatmendirikan usaha-usaha tersebut karena mulai ramainya permintaan
terhadappelayanan tersebut, dibandingkan sebelum adanya operasi pertambanganbatu barayang
terjadi di wilayah mereka.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud pertambagan Batubara?
2. Apa manfaat dari adanya pertambangan Batubara?
3. Apa pengaruh negative dari pertambangan Batubara?
4. Dari mana saja Batubara dapat ditemukan?

C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan pertambangan Batubara.
2. Memaparkan manfaat dari adanya pertambangan Batubara.
3. Memaparkan pengaruh negative dari adanya pertambangan Batubara.
4. Menjelaskan darimana Batubara dapat ditemukan.

D. Manfaat Penulisan
1. Bahan penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan wawasan bagi para generasi
muda agar dapat mewujudkan Indonesia maju.
2. Bagi peneliti, makala diharapkan bisa dijadikan dan dikembangkan menjadi skripsi yang
lebih berkualitas sehingga jadi jalan peneliti untuk lulus.
3. Bagi peneliti selanjutnya, makalah diharapkan bisa jadi referensi yang baik dan diperbaiki
agar lebih sempurna.
BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Pertambangan Batubara

Indonesia merupakan salah satu negara yang berperan penting dalam sektor batubara,
karena Indonesia menjadi salah satu pemasok batubara dikawasan asia, dan pertambangan
juga mewakili 11.54% dari PDB Indonesia, dan manfaat dari ekonomi pertambangan lebih
besar dari ekonomi kehutanan. Untuk itu pemerintah harus lebih mempertegas kebijakan-
kebijakan yang dapat mendukung perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor
pertambangan agar kedepannya sektor pertambangan mampu mendukung pembangunan dan
perekonomian nasional.

Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil berupa batuan sedimen organik (non-
klastik) yang dibentuk oleh sisa-sisa bagian tumbuhan dari vegetasi prasejarah yang
terakumulasi pada suatu area pengendapan yang mengalami proses pembatubaraan atau
istilah lainnya coalification. Batubara terdiri atas unsur-unsur utama, yaitu: karbon, hidrogen,
oksigen, dan unsur-unsur tambahan seperti belerang dan nitrogen (Muchjidin, 2006).

Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang
dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga
(memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi
dan baja, industri kimia, dan lain-lain. Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5% dari
cadangan batu bara dunia. Namun, dilihat dari produksinya, cadangan batu bara Indonesia
merupakan yang ke-6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Batu
bara dapat dijumpai di sejumlah pulau, seperti Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara di
kedua pulau tersebut sangat besar (Saputra et al., 2014).

Batu bara merupakan salah satu sumber energi di dunia. Bat bara adalah campuran
yang sangat kompleks dari zat kimia organic yang mengandung karbon, oksigen, dan
hidrogen dalam sebuah rantai karbon. Menurut UU No 4 Tahun 2009 tentang mineral dan
batu bara, batu bara merupakan endapan senyawa organic karbonan yang berbentuk secara
alamiah dari sisa tumbuhan dan bisa terbakar. Dalam pengertian lain, Batu bara adalah batuan
sedimen (padatan) yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhan, serta berwarna coklat sampai
hitam, yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia yang menjadi kandungan
karbonnya kaya (Sukandarrumidi, 1995).

Endapan batu bara Indonesia tersebar dari Sumatera sampai Papua. Menurut badan
Geologi (2011), jumlah sumberdaya batu bara mencapai 161 miliar ton dan cadangannya
mencapai 28 miliar ton. Dengan jumlah itu, cadangan batu bara Indonesia hanya 0,6% dari
jumlah cadangan batu bara dunia. Dari total produksi batu bara di Indonesia, 25% digunakan
untuk kepentingan dalam negara, sedangkan 75% di ekspor keluar negeri. Pada tahun 2012,
Indonesia menjadi eksportir terbesar batu bara dunia dan menjadi produsen kedua terbesar
batu bara di dunia (World Coal Institute, 2013).

Kegiatan pertambangan batu bara diyakini masyarakat yang menjadi responden kami
ikut mendongkrak tingginya biaya hidup di wilayah mereka. Setidaknya 66 persen responden
menyatakan bahwa kehidupan sekarang lebih mahal dibandingkan sebelum adanya aktivitas
pertambangan batu bara. Hal yang menyebabkan kenaikan biaya hidup ini, akibatmulai
ramainya penduduk pendatang, baik yang menetap secara permanen maupun temporer.Ini
membuat peredaran uang melalui transaksi masyarakat semakin cepat dibandingkan sebelum
adanya tambang.

Namun demikian sarana yang terbatas terutama akses jalan dan transportasi ikut
menyebabkan tingginya biaya logistik barang sehingga harga-harga barang juga terdongkrak
menjadi mahal.Semakin tinggibiaya hidup menyebabkan masyarakat sekitar tambang beralih
mata pencaharian yang terkait dengan aktiftas tambang.Penghasilan yang diterima pun lebih
tinggi dibandingkan jika mereka sebelumnya hanya bekerja sebagai petani.Biaya hidup yang
semakin tinggi yang tidak dapat ditopang penduduk sekitar, menyebabkan mereka mengambil
jalan praktis dengan menjual lahan-lahan lama mereka.Kepemilikan lahan ini mereka miliki
karena status warga umumnya adalah transmigran yang telah menetap lama.

Dampak pertambangan batubara diyakini oleh 38 persen responden memberi


kontribusi terhadap terbukanya kesempatan kerja di wilayah mereka. Namun sebanyak 58
persen menjawab tetap-tetap saja keadaannya.Responden yang merasakan adanya kontribusi
sebenarnya bukan berasal dari efek langsungnya seperti penyerapan tenaga kerja oleh
perusahaan, melainkan efek tidak langsungnya. Seperti mulai ramainya penduduk yang
berwirausaha, misalnya membuka rumah-rumah sewaan, warung sembako, warung makan,
kios pulsa, mendirikan bengkel, pencucian kendaraan dan jasa-jasa musiman seperti jasa
parkir sepeda motor.Masyarakatmendirikan usaha-usaha tersebut karena mulai ramainya
permintaan terhadappelayanan tersebut, dibandingkan sebelum adanya operasi
pertambanganbatu barayang terjadi di wilayah mereka.

B. Manfaat Pertambangan Batubara

Irwandy Arif yang dikutip oleh Salim (2012:70-71), mengemukakan manfaat ekonomi
kegiatan pertambangan. Manfaat ekomoni kegiatan pertambangan dibagi menjadi dua
manfaat yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.

1. Manfaat langsung merupakan faedah atau kegunaan yang terus dirasakan, baik oleh
pemerintah, pemerintah daerah maupun masyarakat akibat adanya kegiatan pertambangan
batu bara manfaat langsung itu, meliputi :
a. Penerimaan pajak dan royalty sumber dana pembangunan untuk kesejahteraan
Masyarakat.
b. Penciptaan lapangan kerja Rekruitmen masyarakat lokal dan daerah akan meningkatkan
pendapan perkapita, kualitas hidup, serta keterampilan Masyarakat.
c. Bahan tambang untuk industry pengolahan Tambang yang dihasilkan dalam bentuk ore,
menjadi bahan mentah yang bias digunakan oleh industri-industri pengolahan hingga
menjadi akhir yang baik (final good).

2. Manfaat tidak langsung merupakan manfaat tidak dinikmati secara langsung oleh masyarakat,
namun masyarakat dapat menikmati dan meraskan akibat adanya kegiatan pertambangan batu
bara. Manfaat tidak langsung dari kegiatan pertambangan itu, disajikan berikut ini :
a. Sirkulasi barang dan jasa belanja kebutuhan operasi dan karyawan akan menjadi
penggerak ekonomi masyarakat lokal, regional dan nasional.
b. Pembangunan infrastruktur Keberadaan kegiatan tambang akan diikuti dengan
pembangunan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, dan infrastruktur lain, rumah sakit,
sekolah, sarana ibadah dan lainnya. Keberadaan infrastruktur akan dinikmati oleh
masyarakat yang berada di lingkar tambang maupun di luar wilayah pertambangan.
c. Munculnya usaha pendukung Lokasi tambang akan melahirkan usaha pendukung untuk
memasok kebutuhan pangan, sandang, dan pangan karyawan.
d. Industri pengolahan tambang Keberadaan tambang akan melahirkan industri-industri
pengolahan hasil tambang, yang juga memiliki manfaat langsung dan tidak langsung, dan
rantai nilai tambah yang sangat panjang dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan,
produk-produk turunan, dan sebagainya. Walaupun batu bara mempunyai kegunaan yang
sangat strategis, namun keberadaan industry pertambangan batu bara menimbulkan
dampak, baik positif dan neegatif.

3. Dampak positif merupakan pengaruh dari adanya pertambangan batu bara terhadap
hal-hal yang bersifat nyata (praktis) dan membangun (konstrukstif). Dampak positif
dari industri pertambangan batu bara di Indonesia adalah :
a. Membuka daerah terisolasi dengan dibangunnya jalan pertambangan dan pelabuhan.
b. Sumber devisa Negara.
c. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
d. Sumber energy alternatif, untuk masyarakat lokal.
e. Menampung tenaga kerja (Asis Djajadiningrat, 2003).

C. Dampak Negatif Pertambangan Batubara

Dampak negatif penambangan batu bara merupakan pengaruh yang kurang baik dari
adanya industri penambangan batu bara. Dampak negatif pertambangan batubara di
Indonesia, yaitu :
1. Sebagai perusahaan yang di tuding tidak memerhatikan kelestarian lingkungan.
2. Penebangan hutan untuk kegiatan pertambangan.
3. Limbah kegiatan pertambangan yang mencemari lingkunagan.
4. Area bekas penambangan yang dibiarkan menganga.
5. Membahayakan masyarakat sekitar.
6. Sengketa lahan pertambangan dengan masyarakat sekitar.
7. Kontribusi bagi masyarakat sekitar yang dirasakan masih kurang.
8. Hubungan dan keterlibatan pemerintah daerah dalam kegiatan pertambangan masih
kurang. (Asis Djajadiningrat, 2003).
Berbagai polusi yang yang dihasilkan oleh kegiatan industri seperti polusi udara
merupakan eksternalitas negative suatu industri. Demikian juga kegiatan industri
pertambangan batubara, menimbulkan dampak pencemaran udara atau polusi udara. Udara
yang tercemar menyebabkan udara menjadi kotor atau tidak bersih. Lebih lanjut udara yang
kotor ini dapat menimbulkan dampak yaitu adanya gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
Jika gangguan kesehatan masyarakat yang paling banyak dialami responden adalah batuk-
batuk (ISPA), kemudian diikuti pilek. Responden terbanyak yang mengalami jenis gangguan
kesehatan berupa batuk-batuk berasal dari kelompok wiraswasta kemudian dikuti responden
karyawan non PTBA dan responden karyawan PTBA .

Selain ke dua penyakit tersebut ASMA merupakan salah satu jenis gangguan yang
timbul di masyarakat yang bermukim di sekitar pertambangan batubara TAL PTBA Indonesia.
Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian Halliday, et, al (1993) menemukan asma
(penyakit gangguan pernafasan) sebagai jenis gangguan kesehatan masyarakat yang timbul
sebagai eksternalitas kegiatan pertambangan batubara akibat polusi udara dan gangguan
kesehatan masyarakat. Michel & Ahem (2010) menemukan kanker sebagai dampak
pertambangan batubara Mountaintop terhadap masyarakat yang bermukim sekitar
pertambangan batubara Mountaintop di Appalachia West Virginia. Michel, et, al, (2011)
menemukan adanya hubungan antara kualitas hidup dengan gangguan kesehatan.

Pertambangan mengancam kesehatan dengan berbagai cara:


1. Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam- logam berat dan radiasi
dapat meracuni penambang dan menyebabkan gangguan Kesehatan sepanjang hidup
mereka, seperti terkena penyakit kulit, penyakit kanker dsb.
2. Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal dapat
menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung.
3. Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkan kerusakan pada urat
syaraf serta peredaran darah, dan dapat menimbulkan kehilangan rasa, kemudian jika ada
infeksi yang sangat berbahaya seperti gangrene, bisa mengakibatkan kematian.
4. Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkan masalahpendengaran,
termasuk kehilangan pendengaran,
5. Jam kerja yang lama di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapat merusak
penglihatan.
6. Bekerja di kondisi yang panas Terik tanpa minum air yang cukup dapat menyebabkan
stress, kepanasan. Gejala- gejala dari stress, kepanasan berupa pusing-pusing, lemah, dan
detak jantung yang cepat, kehausan yang sangat, dan jatuh pingsan.
7. Pencemaran air dan penggunaan sumberdaya air berlebihan dapat menyebabkan banyak
masalah-masalah kesehatan.
8. Lahan dan tanah menjadi rusak menyebabkan kesulitan pangan dan kelaparan.
9. Pencemaran udara dari pembangkit listrik dan pabrik-pabrik peleburan yang dibangun
dekat dengan daerah pertambangan dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang serius.

Terlihat di atas bahwa dengan berbagai cara kegiatan pertambangan dapat mengancam
kesehatan. Tentunya untuk mengatasi atau mengurangi ancaman tersebut dapat dilakukan,
salah satunyaadalah saat bekerja di bawah panas matahari, minum air bersih sebanyak
mungkin dan beristirahatlah di tempat teduh.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan salah satu negara yang berperan penting dalam sektor batubara,
karena Indonesia menjadi salah satu pemasok batubara dikawasan asia, dan pertambangan
juga mewakili 11.54% dari PDB Indonesia, dan manfaat dari ekonomi pertambangan lebih
besar dari ekonomi kehutanan. Untuk itu pemerintah harus lebih mempertegas kebijakan-
kebijakan yang dapat mendukung perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor
pertambangan agar kedepannya sektor pertambangan mampu mendukung pembangunan dan
perekonomian nasional.
Dampak pertambangan batubara diyakini oleh 38 persen responden memberi
kontribusi terhadap terbukanya kesempatan kerja di wilayah mereka. Namun sebanyak 58
persen menjawab tetap-tetap saja keadaannya. Responden yang merasakan adanya kontribusi
sebenarnya bukan berasal dari efek langsungnya seperti penyerapan tenaga kerja oleh
perusahaan, melainkan efek tidak langsungnya. Seperti mulai ramainya penduduk yang
berwirausaha, misalnya membuka rumah-rumah sewaan, warung sembako, warung makan,
kios pulsa, mendirikan bengkel, pencucian kendaraan dan jasa-jasa musiman seperti jasa
parkir sepeda motor.Masyarakatmendirikan usaha-usaha tersebut karena mulai ramainya
permintaan terhadappelayanan tersebut, dibandingkan sebelum adanya operasi
pertambanganbatu barayang terjadi di wilayah mereka.

B. Saran

Berikut beberapa saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Saran untuk Karyawan
a. Karyawan berupaya untuk selalu memperhatikan kualitas pekerjaan agar hasil kerja
maksimal dan tujuan perusahaan tercapai.
b. Karyawan diharapkan lebih menjaga hubungan yang harmonis dengan rekan kerja,
saling membantu dan memberi masukan ketika ada rekan kerja yang mengalami
kesulitan.
2. Saran untuk Pimpinan
a. Pimpinan hendaknya meningkatkan pengawasan terhadap kinerja karyawan.
b. Pimpinan diharapkan agar memperhatikan keluhan dari karyawan mengenai kondisi
kerja yang dihadapi untuk perbaikan situasi kerja.
3. Saran untuk Perusahaan
a. Perusahaan sebaiknya rutin memberikan pelatihan terhadap karyawan agar karyawan
dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki.
b. Perusahaan diharapkan memberikan fasilitas yang memadai untuk menunjang
aktivitas karyawan serta memberi bekal ketrampilan dalam penggunannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, E.F., Sari, L.P. (2017). PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGANYANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Perbanas Surabaya.

Prof. Dr. Ir. Irwandy Arif, M.Sc. (2014). BATUBARA INDONESIA. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Juniah, R., Dalimi, R., Suparmoko, M., Moersidik, S.S. (2013). DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA
TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT SEKITAR PERTAMBANGAN BATUBARA (KAJIAN JASA
LINGKUNGAN SEBAGAI PENYERAP KARBON).

Nur Mansyah. (2013). STUDI TENTANG DAMPAK PERTAMBANGAN BATU BARA BAGI KEHIDUPAN
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN JAWAKECAMATAN SANGASANGA. eJournal
Administrasi Negara, 1 (3): 843-857.

Anda mungkin juga menyukai