Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN TERHADAP

KEGIATAN PENAMBANGAN TANAH MERAH ILEGAL DI DESA


CARIU

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia yang diampu oleh Nurhasanah, S.S.,
M.Hum

Disusun oleh

INDRIANI ALFI ROSA

1233010138

JURUSAN HUKUM KELUARGA-D

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Analisis Dampak Kerusakan
Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Tanah Merah Ilegal di Desa Cariu.

Penulis mengangkat judul makalah ini atas dasar keadaan lingkungan kita yang
semakin memprihatinkan yang jauh dari kesadaran masyarakat membuat masa depan bumi
semakin kelam, dan mungkin melalui ini penulis menginformasikan kepada pembaca
tentang hal-hal yang mencakup kerusakan lingkungan.

Dalam makalah ini, akan dibahas secara mendalam mengenai kerusakan alam yang
disebabkan oleh kegiatan penambangan, serta implikasinya terhadap kehidupan di bumi
ini. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang masalah in, diharapkan kita dapat
menemukan solusi yang berkelanjutan untuk melindungi alam dan mencegah kerusakan
lebih lanjut.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca dan mendorong tindakan postif dalam menjaga kelestarian alam
bagi generasi mendatang. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 17 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................... 2
1.5 Metode Penelitian................................................................................................ 2
1.5.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 2
1.5.2 Data dan Sumber Data................................................................................. 3
1.5.3 Teknik Pengambilan Data ........................................................................... 3
1.5.4 Teknik Pengolahan Data ............................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
2.1 Landasan Teori .................................................................................................... 6
2.2 Temuan ................................................................................................................ 8
2.2.1 Dampak Penambangan Tanah Merah Terhadap Lingkungan ..................... 8
2.2.2 Persepsi Masyarakat Terkait Kegiatan Penambangan Tanah Merah ........ 10
2.2.3 Dampak Positif dan Negatif Sosial dan Ekonomi Masyarakat ................. 10
BAB III.............................................................................................................................. 13
PENUTUP ......................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 13
3.2 Saran.................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

ii
ANALISIS DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN TERHADAP
KEGIATAN PENAMBANGAN TANAH MERAH ILEGAL DI DESA
CARIU

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring bertambahnya jumlah penduduk suatu daerah kerap mendorong


peningkatan kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Hal ini menyebabkan
eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan dan aspek kelestarian lingkungan
cenderung diabaikan (Purnama, 2013). Lingkungan sangat menderita akibat
eksploitasi sumber daya alam melebihi daya dukungnya (Salim, 2010). Adanya
anggapan bahwa lingkungan hidup merupakan milik umum membuat masyarakat
pada umumnya tidak merasa bersalah dalam melakukan eksploitasi sumber daya
alam (Hadi, 2006).
Penambangan yang dilakukan oleh manusia merupakan usaha untuk
maksud pemenuhan kebutuhan hidupnya. Namun, proses penambangan yang
dilakukan ini cenderung mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan,
yang pada akhirnya berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia itu
sendiri. Salah satu yang marak saat ini adalah pertambangan tanpa izin.
Kegiatan pertambangan menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan,
antara lain perubahan habitat flora dan fauna, perubahan struktur tanah, serta
perubahan aliran air. Selain perubahan pada lingkungan fisik pertambangan juga
mengakibatkan perubahan kehidupan sosial, dan ekonomi.
Pada awalnya disebagian besar wilayah Indonesia, pertambangan tanpa
izin dilakukan oleh perorangan atau kelompok sebagai usaha sampingan.
Meningkatnya minat ekonomi dan janji kehidupan yang kebih baik di
pertambangan tanah merah membuat para penambang menjadikan pekerjaan
sampingan ini sebagai bisnis utama mereka (Herman, 2006).

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja dampak langsung dari kegiatan penambangan tanah merah


terhadap lingkungan di Desa Cariu?
2. Bagaimana persepsi masyarakat terkait kegiatan penambangan tanah
merah?
3. Bagaimana dampak positif dan negatif dari sosial dan ekonomi
masyarakat?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengindentifikasi secara jelas dampak langsung terhadap lingkungan


yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan tanah merah.
2. Mengatahui persepsi masyarakat terkait lingkungan yang sedang terjadi.
3. Mengetahui terkait dampak positif dan negatif sosial ekonomi masyarakat.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman mendalam tentang dampak


kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan penambangan tanah merah.
Hasil penelitian ini juga dapat menjadi dasar untuk merancang kebijakan
perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih
berkelanjutan di wilayah tersebut.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang saya gunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut


(Mulyana, 2008) mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang
menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu fenomena dengan cara
mendeskripsikan data dan fakta melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap
subjek penelitian.

1.5.1 Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah


menggunakan penelitian deskriptif.

2
1.5.2 Data dan Sumber Data

Terdapat dua jenis data dalam penelitian yaitu data primer dan data
sekunder. Menurut (Narimawati, 2008) data primer adalah data yang
berasal dari sumber asli atau pertama. Sedangkan data sekunder menurut
(Sugiyono, 2008) ialah data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, seperti dari dokumen jurnal dan buku.
Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Data Primer, data yang penulis kumpulkan langsung dari
responden dalam penelitian ini penulis mengambil data dalam
bentuk pendapat responden dengan menggunakan metode
kuesioner dan observasi
b. Data Sekunder, data yang diperoleh dari kegiatan menelaah jurnal,
dan buku-buku maupun informasi-informasi lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti dan diambil dari
lembaga atau instansi yang berkaitan.

1.5.3 Teknik Pengambilan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan sebagai landasan dalam


penelitian maka penulis melakukan pengambilan data dari lapangan
dengan menggunakan 2 metode yaitu:
a. Observasi adalah suatu proses pengamatan langsung tentang apa
yang terjadi di lapangan, sehingga penulis dapat memperkuat data
yang ada.
b. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara
meyediakan daftar pertanyaan yang akan penulis ajukan pada
responden.

3
Tabel 1 Karakteristik Responden Dilihat dari Usia

No Usia Persentase
1 18-25 tahun 69,2%
2 26-35 tahun 7,7%
3 36-45 tahun 7,7%
4 46-55 tahun 15,4%

Tabel 2 Karakteristik Responden Dilihat dari Pekerjaan

No Pekerjaan Persentase
1 Pedagang 7,7%
2 Wiraswasta 15,4%
3 Buruh 15,4%
4 Pelajar 15,4%
5 Ibu Rumah Tangga 7,7%
6 Mahasiswa 23,1%
7 Karyawan 15,4%

Grafik Responden Kuesioner

GRAFIK JAWABAN KUESIONER


YA TIDAK SS SEDIKIT CUKUP
SB MUNGKIN Sangat Aktif AKTIF Tidak Aktif
Sangat Efektif Kurang Efektif
120,00% 100%
100,00%84,60% 84,60% 84,60%
80,00% 61,50% 61,50% 61,50%
60,00%
40,00% 15,40% 30,80% 30,80%
15,40% 15,40%
7,70% 7,70% 7,70% 7,70%
20,00% 15,40% 7,70%
0,00%

4
Dari grafik responder kuesioner di atas dapat penulis simpulkan
bahwa sebanyak 84,6% masyarakat telah mengetahui adanya kegiatan
penambangan tanah merah ilegal yang beroperasi di Desa Cariu. Sehingga
dari kegiatan tersebut berdampak kepada lingkungan yang dimana sesuai
grafik di atas 61,5% setuju akan hal tersebut yang dapat menimbulkan
kerugian bagi lingkungan sekitar. Persepsi masyarakat terkait kegiatan ini
sebanyak 84,6% menyampaikan bahwa penambangan tanah merah ini
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan baik secara fisik
maupun sosial ekonomi. Tetapi dari kegiatan tersebut terdapat 61,5%
menyatakan bahwa adanya keterlibatan masyarakat lokal mengenai
pengelolaan tambang ini sebagai tenaga kerja. Namun 100% masyarakat
menyatakan perlu adanya peraturan yang lebih ketat terkait penambangan
ini dikarnakan jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan akan ada
penanggung jawabnya. Tetapi jika dilihat dari persentase efektivitas
penegakan hukum setempat terkait kegiatan ini masih kurang efektif yang
jika dilihat dari respon kuesioner sebanyak 84,6% menjawab kurangnya
keefektifan di daerah tersebut. Sangat disayangkan terkait penegakan
hukum yang kurang efektif, jika dilihat dari grafik sebanyak 61,5%
masyarakat sudah mulai aktif akan hal keterlibatan dalam restorasi
lingkungan.

1.5.4 Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data yang terkumpul dari kuesioner


dapat diolah secara deskriptif untuk memberikan tanggapan responden
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Peradaban manusia awalnya ditandai dengan usaha di bidang pertanian,


kemudian diikuti oleh usaha di bidang pertambangan. Sejak zaman prasejarah
pertambangan sudah menyatu dan menjadi bagian penting kehidupan manusia.
Pertambangan telah ada sejak 450 tahun yang lalu. Manusia dari zaman purba
(paleolitik) telah menggunakan batu yang digali dari tanah, kemudian dibentuk
dengan teknik sederhana menjadi perlatan yang mereka perlukan (Haryanto,
2008).
Penambangan tanah merah biasanya melibatkan ekstraksi tanah merah dari
lokasi tambang menggunakan berbagai metode, seperti penambangan terbuka atau
tambang bawah tanah. Proses ini sering melibatkan penggunaan alat berat dan
bahan kimia. Damapk lingkungan yang mungkin dihasilkan termasuk erosi tanah,
hilangnya biodiversitas, dan perubahan tata air.
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan
pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain itu industri
pertambangan juga menciptakan lapangan kerja dan menjadi sumber pendapatan
asli daerah utama bagi kabupaten dan kota. Pertambangan tidak hanya
mendatangkan devisa dan menciptakan lapangan kerja, namun juga rentan
terhadap degradasi lingkungan. Banyak kegiatan penambangan yang mengundang
sorotan masyarakat sekitarnya karena pengrusakan lingkungan, apalagi
penambangan tanpa izin yan selain merusak lingkungan, juga membahayakan
jiwa penambang, karena keterbatasan pengetahuan si penambang dan juga karena
tidak adanya pengawasan dari dinas instansi terkait.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan, pengrusakan lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik atau hayatinya yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan.

6
Industri pertambangan adalah serangkaian kegiatan dalam rangka kegiatan
penggalian, pengolahan, pemanfaatan, dan penjualan bahan galian. Usaha
pertambangan adalah suatu yang memanfaatkan tanah, air, dan sumber daya alam
termasuk eksplorasi, eksploitasi, pengangkutan dan penjualan (Salim, 2007).
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia telah
mengeluarkan Undang-Undang tentang Batuan (Batu Gunung) yaitu Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2009, yang sebelumnya datur dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1967 tentang Peraturan Pokok-Pokok Pertambangan. Menurut
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara, pertambangan batuan gunung termasuk dalam golongan kelima yaitu
golongan batuan dan pengelolaannya memerlukan izin.
Pertambangan yang dilakukan di Indonesia didasarkan pada tuntutan pasal
33 UUD 1945, yang menyatakan bahwa negara memiliki kendali atas
pertambangan. Oleh karena itu, pihak lain yang ingin mengelola dan
memanfaatkannya harus bekerja sama dengan pemerintah (Faried, 1997). Dalam
hal ini, izin usah pertambangan (IUP) diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kegiatan penambangan tanah merah atau batu gunung. Namun, disayangkan
bahwa kegiatan penambangan tanah merah atau batu gunung yang sedang
dilakukan di Desa Cariu tidak memiliki izin dari pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Bogor tidak memberikan izin pertambangan ini
karena selain merusak lingkungan, juga sangat membahayakan masyarakat sekitar
karena penambangan ini berada dekat tepi jalan alternatif Cariu-Cianjur. Namun,
pihak penambang di Desa tersebut tetap melanjutkan aktivitas penambangan itu
tanpa izin. Jika kegiatan penambangan ini dibiarkan akan menyebabkan kerusakan
lingkungan dan berpotensi menyebabkan bencana alam lainnya, seperti longsor
tanah sehingga akan dapat berdampak menghambat transportasi dan
membahayakan nyawa manusia. Mayoritas penambang ini adalah masyarakat
sekitar, mereka memiliki penambangan ini sebagai sumber penghidupan dan
penopang ekonomi keluarga.

7
2.2 Temuan

2.2.1 Dampak Penambangan Tanah Merah Terhadap Lingkungan

Kegiatan pertambangan tanah merah merupakan kegiatan


eksploitasi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, dimana di
dalam kegiatan penambangan dapat berdampak pada rusaknya ekosistem.
Ekosistem yang rusak dapat diartikan suatu ekosistem yang tidak dapat
lagi menjalankan fungsinya secara optimal, seperti perlindungan tanah,
tata air, pengatur cuaca, dan fungsi lainnya dalam mengatur perlindungan
alam lingkungan (Dwi, 2015). Mekanisasi peralatan dan teknologi
pertambangan telah menyebabkan skala pertambangan semakin besar, ini
menyebabkan kegiatan tambang tanah merah menimbulkan dampak bagi
lingkungan seperti berikut (Raden et al., 2010).

1) Perubahan Struktur Tanah

Lahan penambangan secara nyata memperlihatkan kondisi tanah


yang mengalami pemadatan dan kerusakan struktur tanah sehingga
menyebabkan tanah kurang mampu menyimpan dan menyerap air
pada musim hujan dan pada musim kemarau tanah menjadi keras dan
padat, mengakibatkan tanah terkikis dan tanaman sulit tumbuh
(Sembiring & Simon, 2008).
Penambangan tanah tanpa sistem berteras dapat merubah
morfologi alamiah bukit, membuat sudut lerengnya terjal. Akibatnya,
struktur tanah yang semula tabil menjadi tidak seimbang.

2) Potensi Terjadinya Longsor

Penggalian tanah merah dapat meningkatkan risiko terjadinya


longsor karena tanah yang terganggu strukturnya menjadi lebih tidak
stabil. Penggalian dapat mengubah tekstur tanah, mengurangi daya
dukungnya, dan menyebabkan air meresap lebih cepat, meningkatkan
tekanan air tanah. Ini dapat menyebabkan kegagalan lereng dan potensi
longsor, terutama jika terjadi hujan berlebih atau ada beban tambahan
pada lereng tersebut.

8
3) Penurunan Kapasitas Infiltrasi dan Penyerapan Air Tanah

Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air tanah melalui permukaan


tanah secara vertical (Suripin, 2002). Sedangkan banyaknya air yang
masuk melalui permukaan tanah persatuan waktu dikenal sebagai laju
infiltrasi.
Rusaknya struktur tanah oleh erosi di daerah lokasi
penambangan, akan menyebabkan mengecilnya pori-pori tanah,
sehingga kapasitas infiltrasi menurun, dan aliran permukaan menjadi
lancar. Hal ini dapat menyebabkan banjir dan longsor.

4) Rusaknya Jalan Raya

Akibat dari aktivitas tersebut dapat mengakibatkan intensitas lalu


lintas yang tinggi dapat meningkatkan abrasi dan erosi jalan desa.
Disebabkan oleh gesekan ban kendaraan yang terus-menerus
menyebabkan permukaan jalan menjadi lebih rentan terhadap
kerusakan. Selain itu kendaraan yang berat dapat menyebabkan
deformasi structural pada jalan yang mengakibatkan pembentukan
lubang atau retak pada permukaan jalan.

5) Terjadinya Polusi Udara

Adanya penggalian tanah merah bisa menghasilkan partikel debu


yang dapat terbawa udara. Partikel-partikel ini, terutama partikel kecil,
dapat terhirup oleh manusia yang akan bisa menyebabkan kerusakan
pernafasan. Selain itu penggalian tanah sering kali melibatkan
penggunaan alat berat seperti eskavator yang menggunakan mesin
pembakaran internal. Pembakaran bahan bakar dapat menghasilkan
gas beracun dan materi partikulat yang berkontribusi terhadap polusi
udara.

Dampak lingkungan kegiatan penambangan ini tidak hanya


memberikan keuntungan dan manfaat tetapi juga menimbulkan
permasalahan. Kegiatan penambangan tanah yang mengunakan alat berat
yang berfungsi untuk mengeruk material yang berada di dataran maupun

9
di dinding tebing menimbulkan permasalahan ekologis dan sosial bagi
lingkungan sekitar.

2.2.2 Persepsi Masyarakat Terkait Kegiatan Penambangan Tanah Merah

Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap


lingkungan, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat sadar
akan terhadap lingkungan, terlihat bahwa mayoritas dari masyarakat
memahami pentingnya lingkungan hidup yang terpelihara secara lestari.
Hasil penelitian terkait pertambangan golongan C menunjukkan
bahwa masyarakat memiliki pandangan dan penilaian yang beragam
terkait aktivitas ini. Beberapa masyarakat melihatnya sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi, sementara yang lain mengkhawatirkan
dampak buruknya terhadap lingkungan dan kehidupan sosial. Banyak dari
mereka juga menyoroti masalah ilegalitas dalam aktivitas pertambangan
ini.
Ketidaktahuan masyarakat dalam mengelola aset daerah dan
ketidakhadiran izin dari pemerintah menjadi faktor yang memengaruhi
persepsi masyarakat terkait aktivitas pertambangan ini. Selain itu,
penegakan hukum terhadap pelaku pertambangan illegal juga menjadi
perhatian utama, dan masyarakat mendukung tindakan tegas terhadap
pelaku kejahatan lingkungan ini.

2.2.3 Dampak Positif dan Negatif Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Setiap aktivitas ataupun pekerjaan pasti mempunyai dampak yang


ditimbulkan apalagi aktivitas penambangan, selain memberikan dampak
pada lingkungan pertambangan juga bisa menimbulkan dampak negatif
dan positif bagi masyarakat.

1) Dampak Positif

Dampak positif dari segi sosial ekonomi dari kegiatan penggalian


tanah merah ini dirasakan oleh sebagian warga, khususnya yang
bekerja di lokasi penggalian.
Dampak yang dirasakan yaitu berkurangnya jumlah pengangguran
karena sebagian masyarakat bekerja menjadi tenaga kerja di

10
penambangan tanah merah, baik menjadi buruh tambang atau penjual
makanan. Potensi penggangguran yang berkurang adalah tenaga kerja
laki-laki. Adanya kegiatan penambangan ini telah menciptakan
lapangan kerja yang cukup bagi masyarakat dan bisa membantu
keadaan ekonomi mereka.
Adapun bagi sebagian kepala keluarga tenang karena dengan
bekerja di penambangan ada penghasilan yang mereka peroleh untuk
menghidupi keluarga mereka. Dikarnakan sebelumnya mereka adalah
pengangguran.

2) Dampak Negatif

Pada aspek ini dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar dan
masyarakat umum di luar lokasi penambangan, yaitu sebagai berikut:
a. Dampak pada Masyarakat Penambang
Dari segi ekonomi dampak yang dapat dirasakan
masyarakat yang terlibat dalam pertambangan ilegal mungkin
menghadapi ketidakpastian pekerjaan, kondisi kerja yang
berbahaya, serta eksploitasi oleh pihak-pihak yang
mengendalikan kegiatan tersebut. Sedangkan jika dilihat dari
segi sosial kegiatan pertambangan ini dapat menyebabkan
pergeseran nilai-nilai sosial dalam masyarakat yang
sebelumnya hidup harmonis dapat terpecah belah oleh ambisi
dan persaingan ekonomi, selain itu kondisi kerja yang buruk,
kurangnya akses terhadap layanan kesehatan dapat
mengakibatkan masalah kesehatan serius bagi masyarakat
yang terlibat.
b. Dampak pada Masyarakat bukan Penambang
Sebagian masyarakat yang mengerti tentang arti
lingkungan merasa kecewa dan sedih dengan adanya
penambangan ilegal ini. Mereka tidak berani membayangkan
akan menjadi seperti apa bila kegiatan ini semakin meluas.
Selain dari permasalahan tersebut bisa juga menyebabkan
berkurangnya kenyamanan para pengguna jalan akibat polusi
udara, mereka harus menutup muka supaya terhindar dari debu

11
yang mengenai mata dan hidung, terlebih jika kondisi sedang
hujan aspal jalan selalu dilapisi oleh tanah merah yang
diakibatkan keluar masuknya kendaraan muatan atau tanah
yang terbawa oleh air sehingga jalan pun menjadi sangat licin
dan rentan menyebabkan kecelakaan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian Analisis Dampak Kerusakan


Lingkungan Terhadap Kegiatan Penambangan Tanah Merah Ilegal di Desa
Cariu, yaitu kegiatan penambangan tanah merah menikmbulkan dampak
terhadap lingkungan yaitu dampak fisik dan dan dampak sosial ekonomi.
Dampak fisik lingkungan yaitu adanya tebing-tebing yang rawan longsor,
penurunan resapan air, struktur tanah berubah, rusaknya jalan, adanya polusi
udara. Sedangkan dampak dari sosial ekonomi mempunyai dampak positif dan
negatif, dampak postifnya penyerapan tenaga kerja karena sebagian
masyarakat bekerja menjadi tenaga kerja di penambangan, sedangkan
negatifnya kerusakan lingkungan dan adanya ketakutan sebagian masyarakat
karena penambangan tanah merah yang berpotensi sewatu-waktu bisa
mengenai lahan dan pemukiman apalagi bila turun hujan.

3.2 Saran

Adapun saran yang penulis berikan adalah kepada pemerintah dan


masyarakat sebaiknya bekerjasama untuk mengatasi kerusakan lingkungan
akibat dari kegiatan penambangan ini, perlu adanya pengawasan oleh instansi
terkait yang dilakukan secara periodic untuk mengembalikan keadaan
lingkungan yang baik dan juga perlu mereklamasi daerah yang sudah digali
sehingga lahan tersebut kembali menjadi produktif. Serta kepada masyarakat
agar menyampaikan kritik dan saran kepada pengelola penambangan tanah
merah terkait dari msalah dampak yang ditimbulkan oleh usaha tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, P. R. (2015). Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Penambangan


Batubara Ilegal. Universitas Sriwijaya.

Faried, A. (1997). Tata Pemerintahan dan Proses Legislatif Indonesia. Raja


Grafindo Persada.

Hadi. (2006). Resolusi Konflik Lingkungan. In Jurnal Lingkungan. Badan


Penerbit Universitas Diponegoro.

Haryanto. (2008). Pertambangan Berkah atau Tulah. Citra Aji Parama.

Herman. (2006). Pertambangan Tanpa Izin (PETI) Dan Kemungkinan Alih Status
Menjadi Pertambangan Skala Rakyat. Jurnal PSDG – Badan Geologi.

Mulyana. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif (R. Rosdakarya (ed.)).

Narimawati, U. (2008). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan


Aplikasi. Agung Media.

Purnama. (2013). Dampak Penambangan Pasir Mekanis Brantas Di Kediri. Jurnal


Universitas Negeri Malang.

Raden, Soleh, M.Dahllan, & Thamrin. (2010). Kajian Dampak Pertambangan


Batubara terhadap Pengembangan Sosial Ekonomi dan Lingkungan.
Kementrian Dalam Negeri Jakarta.

Salim. (2007). Hukum Pertambangan di Indonesia. Raja Grafindo Persada.

Salim. (2010). RatusanBangsa Merusak Satu Bumi. Kompas.

Sembiring, & Simon. (2008). Sifat Kimia dan Fisik Tanah Pada Areal Bekas
Tambang Bauksit di Pulau Bintan. 5(2), 123–134.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Suripin. (2002). Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi Offset
Yogayakarta.

14
15

Anda mungkin juga menyukai