Anda di halaman 1dari 38

Tugas Makakah

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU LINGKUNGAN

OLEH:

Kelompok I

1. Reksi Setiawandika (M1A1 13 050)


2. Aslan Jusman (M1A1 13 156)
3. Dendi Setiadi (M1A1 17 001)
4. Dewi Reski Ramadanty (M1A1 17 002)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ilmiah tentang Sejarah Perkembangan Ilmu Lingkungan.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan sebaik mungkin dan

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar

pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi

susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka

kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat

memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Sejarah

Perkembangan Ilmu Lingkungan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi

terhadap pembaca.

Kendari, 14 Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................iv

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batasan dan Pengertian Ilmu Lingkungan .......................................................... 4


2.2 Permasalahan Lingkungan .................................................................................. 6
2.3 Sejarah Perkembangan Lingkungan Hidup Dunia .............................................. 7
2.4 Pentingnya Undang-Undang dan Asas-Asas dalam mempelajari
Ilmu lingkung. ............................................................................................................... 11
2.5 Asas-Asas Ilmu Lingkungan………………………………………………………………………………….13

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Ilmu lingkungan .............................................................................. 21


3.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Lingkungan .......................................................... 22
3.3 Permasalahan Lingkungan…………………………………………………………………………….27
3.4 Penyelesaian Masalah Lingkungan…………….……………………..28
BAB IVPENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 30
4.2 Saran ................................................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.

Gambar 1.Rachel Carson menulis buku Silent Spring tahun 1962………...........14

Gambar 2.United Nation Conference on Human Environment, Stockholm

Swedia pada tanggal 5-16 Juni 1972…………………………...........16

Gambar 3.Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Rio de Janeiro, Brasil. 1992…..17

Gambar 4.Kerusakan Lingkungan…………………………………………………..…………………19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan adalah ruang dengan semua benda dan kondisi yang ada serta

mempengaruhi kehidupan (Nasrullah, 2015).Lingkungan Hidup menurut (UUPLH

No. 23 tahun 1997)Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan

mahkluk, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi

kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup

lainnya.

Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai asas dan

konsepnya kepada masalah yang lebih luas.Ilmu lingkungan (environmental

science) merupakan metode ilmiah untuk mengatur kehidupan manusia yang

kompleks di alam semesta, sehingga merupakan kombinasi hukum manusia dan

hukum alam berdasarkan teori, perangkat dan penerapannya mengacu pada nilai

kemanusiaan melalui keterampilan dan sistematika ilmiah.

Ekologi adalah dasar ilmu lingkungan yang menghubungkan biosains.

Lingkungan hidup terutama dikaji dalam ilmu lingkungan merupakan ekologi

terapan (applied ecology) bertujuan agar manusia dapat menerapkan konsep

pokok dan prinsip ekologi dalam lingkungan hidup. Dalam ilmu lingkungan

manusia berbeda dengan makhluk hidup yang lain. Hubungan manusia dengan

lingkungan bersifat subyektif (Salmani, 2011).

Dengan demikian ilmu lingkungan merupakan ilmu pengetahuan murni

yang dalam penerapannya ilmu lingkungan yang mengatur sikap atau perilaku

1
terhadap persoalan lingkungan yang dihadapi (Ramli dan Dewi, 2009). Lebih

lanjut Salmani (2011), Hubungan antara manusia dan lingkungan bersifat

subjektif, dalam ilmu lingkungan manusia dibedakan dengan makhluk hidup lain,

(ekologi= environmental biology dan ilmu lingkungan= environmental science).

Penurunan kualitas lingkungan hidup dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu

jumlah individu manusia, jumlah sumberdaya alam yang dimanfaatkan oleh setiap

individu, serta dampak yang ditimbulkan akibat dari pemanfaatan sumberdaya

(Hartono, 2016).Dalam kurun waktu dua ratus tahun yang lalu perkembangan

sejarah manusia terjadi sangat cepat telah menjadi perubahan global yang

dipercepat oleh teknologi. Manusia Kini lebih menguasai alam dan merubah

posisinya dalam berinteraksi dengan alam dengan mengeksploitasinya untuk

kepentingan pribadi (Baiquni, 2009).

Peran negara sangat dibutuhkan dalam pengelolaan ilmu lingkungan dalam

menunjang pembangunan berkelanjutan.Dalam konteks lingkungan, kasus untuk

kepentingan bersama yang diartikulasikan dan ditegakkan oleh negara dapat

dilihat dari krisis ekologi yang ada memerlukan tindakan negara. Negara telah

merusak lingkungan atas nama pembangunan. Negara juga menjadi faktor kunci

yang berperan dalam menangani masalah-masalah lingkungan (Yulian, 2016).

Sejak tahun 1970 sudah mulai berkembang kajian-kajian baru tentang

sejarah lingkungan, berdasarkan kajian tersebut terdapat terdapat sejarah dan

masalah-masalah lingkungan. Manfaat mempelajari sejarah ilmu lingkungan yaitu

mengajarkan kita bahwa manusia tidak bias terlepas dari lingkungan. Dengan

2
mempelajari sejarah ilmu lingkungan akan muncul pengetahuan tentang interaksi

manusia dengan alam (Ahmad, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana sejarah

perkembangan ilmu lingkungan

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan

ilmu lingkungan

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini yaitu agar dapat mengetahui sejarah

perkembangan ilmu lingkungan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batasan dan Pengertian Ilmu Lingkungan

Lingkungan adalah ruang dengan semua benda dan kondisi yang ada serta

mempengaruhi kehidupan (Nasrullah, 2015). Sedangkan lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,

termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,

kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan

fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,

pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian

lingkungan hidup (Undang-undang No. 32 Thn 2009).

Salmani (2011) Ekologi adalah dasar ilmu lingkungan yang

menghubungkan biosains.Lingkungan hidup terutama dikaji dalam ilmu

lingkungan merupakan ekologi terapan (applied ecology) bertujuan agar manusia

dapat menerapkan konsep pokok dan prinsip ekologi dalam lingkungan hidup.

Dalam ilmu lingkungan manusia berbeda dengan makhluk hidup yang lain.

Hubungan manusia dengan lingkungan bersifat subyektif (ekologi=

environmental biology dan ilmu lingkungan= environmental science) Dalam

ilmu lingkungan manusia berbeda dengan makhluk hidup yang lain.

Lingkungan hidup (live environment) tersusun oleh tiga komponen atau

abc environment yang meliputi:

4
1. A (Abiotic environment) yaitu lingkungan fisik yang terdiri atas air,

udara, lahan dan energi serta bahan mineral yang terkandung

didalamnya.

2. B (Biotic environment) yaitu lingkungan hayati terdiri dari hewan,

tumbuhan dan margasatwa lainnya serta bahan baku industry.

3. C (Cultural environment) atau lingkungan cultural SOSEKBUD /

Social Ekonomi Budaya serta kesejahteraan.

Ilmu lingkungan (environmental science) merupakan metode ilmiah untuk

mengatur kehidupan manusia yang kompleks di alam semesta, sehingga

merupakan kombinasi hukum manusia dan hukum alam berdasarkan teori,

perangkat dan penerapannya mengacu pada nilai kemanusiaan melalui

keterampilan dan sistematika ilmiah. Dengan demikian ilmu lingkungan

merupakan ilmu pengetahuan murni yang dalam penerapannya ilmu lingkungan

yang mengatur sikap atau perilaku terhadap persoalan lingkungan yang dihadapi

(Ramli dan Dewi, 2009).

Ilmu Lingkungan merupakan suatu pengkajian yang terstruktur mengenai

lingkungan hidup dan keberadaan manusia yang pantas di dalamnya.Ilmu

Lingkungan mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya secara terpadu, seperti

ekologi, geologi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan ilmu politik, secara

holistik/menyeluruh dan berpandangan terbuka (Nugraheni, 2013).

Peran negara sangat dibutuhkan dalam pengelolaan ilmu lingkungan dalam

menunjang pembangunan berkelanjutan.Dalam konteks lingkungan, kasus untuk

kepentingan bersama yang diartikulasikan dan ditegakkan oleh negara dapat

5
dilihat dari krisis ekologi yang ada memerlukan tindakan negara. Negara telah

merusak lingkungan atas nama pembangunan. Negara juga menjadi faktor kunci

yang berperan dalam menangani masalah-masalah lingkungan. Di sisi lain,

negara-negara di Dunia telah tumbuh keadaran untuk melakukan perubahan

dalam proses dan praktek pembangunannya. Negara merupakan aktor utama

dalam inovasi lingkungan, bahkan di seluruh dunia (Yulian, 2016).

2.2 Permasalahan Lingkungan

Penurunan kualitas lingkungan hidup berkaitan denganpeningkatan jumlah

penduduk(manusia).Penurunan kualitas lingkungan hidup dipengaruhi oleh 3

faktor yaitu jumlah individu manusia, jumlahsumberdaya alam yang dimanfaatkan

oleh setiap individu, serta dampak yang ditimbulkan akibat dari pemanfaatan

sumberdaya (Hartono, 2016).

Masalah lingkungan pada umumnya disebabkan oleh meningkatnya

jumlah penduduk perkembangan IPTEK. Masalah lingkungan dinegara

berkembang pada dasarnya disebabkan oleh faktor kemiskinan, eksploitasi

sumber daya alam yang berlebihan, penyusutan hutan, dan polusi udara.

Sedangkan masalah lingkungan dinegara maju disebabkan oleh industrialisasi,

yang mengakibatkan polusi udara, kebisingan, menipisnya lapisan ozon, global

warming, pencemaran air, udara. (Nasrullah, 2015).

Perubahan peripaku manusia yang semakin berambisi menguasai alam.

Dengan perkembangan Industri, ekspansi manusia semakin jelas meningkatnya

kuantitas jumlah penduduk tetapi juga kualitas gaya kehidupan yang semakin

6
boros dan tidak terkendali. Seiring berjalannya waktu waktu ke waktu sumberdaya

terus dieksploitasi dan polusi terus meningkat yang mengakibatkan lingkungan

semakin rusak karena ulah manusia. Pengelolaan yang tidak tepat membuat

kesejahteraan tidak membaik, justru muncul konflik ditengan-tengah masyarakat,

dengan munculnya peradaban dan peperangan semakin sering terjadi, kemaksiatan

dan kerusakan moralterjadi dimana-mana. Lingkungan sebagai tempat terjadinya

peradaban banyak mengalami tekanan dan kerusakan terus meningkat akibat

pengelolaan yang tidak terkendali.

Permasalahan lingkungan dan bencana yang akhir-akhir ini sering terjadi

tidak lepas dari campur tangan manusia. Dalam kurun waktu dua ratus tahun

yang lalu perkembangan sejarah manusia terjadi sangat cepat telah menjadi

perubahan global yang dipercepat oleh teknologi. Manusia Kini lebih menguasai

alam dan merubah posisinya dalam berinteraksi dengan alamdengan

mengeksploitasinya untuk kepentingan pribadi (Baiquni, 2009).

2.3 Sejarah Perkembangan Lingkungan Hidup Dunia

Pada 4 abad sebelum Masehi, Plato telah mengamati perlakuan yang salah

terhadap lingkungan hidup tersebut.Tanah Yunani yang tadinya subur dan ditutupi

hutan luas dengan pohon yang sangat bernilai, menjadi rusak karena pohon-pohon

ditebangi untuk pembuatan rumah dan kapal.Sehingga pada saat hujan deras

menyapu habis zat hara tanah ke arah laut dan meninggalkan sisa tanah yang

berbatu dan tak subur karena sudah terkikis oleh hujan.

7
Pada tahun 1962, Rachel Carson menulis buku Silent Spring yang

memberi gambaran tentang rusaknya lingkungan, punahnya berbagai jenis hewan,

karena penggunaan pestisida yang berlebihan.Sejak itu pandangan tentang

pentingnya pelestarian lingkungan terus berkembang.

Sejak tahun 1970 sudah mulai berkembang kajian-kajian baru tentang

sejarah lingkungan, berdasarkan kajian tersebut terdapat terdapat sejarah dan

masalah-masalah lingkungan. Manfaat mempelajari sejarah ilmu lingkungan yaitu

mengajarkan kita bahwa manusia tidak bias terlepas dari lingkungan. Dengan

mempelajari sejarah ilmu lingkungan akan muncul pengetahuan tentang interaksi

manusia dengan alam (Ahmad, 2013).

Isu lingkungan hidup menjadi meluas, dan timbul kesadaran bahwa

masalah lingkungan hidup tak bisa diselesaikan secara sektoral.Permasalahan

lingkungan dipandang sebagai permasalahan global, sehingga dibutuhkan

kesadaran global untuk mengatasi permasalahan lingkungan akibat kegiatan

manusia yang salah.Pada tahun 1972 berlangsung konvensi internasional tentang

lingkungan hidup di Stockholm.Dengan demikian seluruh negara dan

pemerintahan di bumi harus ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah

lingkungan hidup (Nugraheni, 2013).

Sejarah perhatian terhadap masalah lingkungan pertama kali dimulai di

kalangan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB pada saat kegiatan peninjauan terhadap

hasil gerakan “ Dasawarsa Pembangunan (PD)1, pada dekade 1960-1970, untuk

merumuskan strategi Dasawarsa Pembangunan Dunia ke–2 (1970-

1980).selanjutnya Laporan Sekreatris Jendral PBB yang diajukan dalam sidang

8
umum PBB, dan disahkandengan resolusi PBB No 2581 (XXIV) tanggal 15

Desember 1969. Dalam agenda tersebut dibentuklah Panitia Persiapan yang

bersama sekjen PBB yang bertujuan untuk memancing perhatian dunia terkait

masalah-masalah lingkungan.Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup

Manusia (United Nation Conference on Human Environment) berlangsung di

Stockholm Swedia pada tanggal 5-16 Juni 1972.Dari hasil konferensi tersebut

munculah perumusan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Deklarasi tentang Lingkungan Hidup Manusia

2. Rencana Aksi Lingkungan Hidup Manusia, terdiri dari 109

rekomendasi

3. Rekomendasi tentang kelembagaan dan keuangan yang menunjang

pelaksanaan antara lain:

a. Dewan Pengurus (UN Environmental Program, UNEP)

b. Sekretariat

c. Dana Lingkungan Hidup

d. Badan Koordinasi Lingkungan Hidup

4. Menetapkan tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia

(Raharjo, 2007).

Pertemuan internasional dalam bidang hukum lingkungan pertama kali

diadakan pada tgl 28Oktober – 6 November 1981 di Montevideo,Uruguay = Ad

Hoc Meeting of SeniorGovernment Officials Expert in Environmental Law. Dari

pertemuan tersebut menghasilkan kesimpulandan rekomendasi bagiperkembangan

9
Hukum Lingkungan, yaiu kerangka, metoda dan program gunapengembangan

serta peninjauan berkala hukum lingkungan.

UNCHED (the United Nations Conference on Human Environment and

Development) 3 – 14 Juni 1992.KTT Rio, Konperensi Akbar: 114 Kepala Negara,

lebih dari 1000 anggota delegasi dari hampir semua negara di dunia (178 negara),

perwakilan dari 1400 LSM, dan diliput oleh sekitar 9000 wakil dari media masa.

Munculnya sejarah lingkungan tidak terlepas dari perkembangan di

Amerika yaitu pada tahun 1977 di Amerika berdiri American Society of

Environmental History dengan momen ini menjadi sejarah lingkungan secara

resmi. Munculnya sejarah lingkungan merupakan perpaduan dari berbagai

persoalan tentang manusia dan lingkungan.Kajian tentang sejarah lingkungan di

Indonesia mulai berkembang pada akhir tahun 1980-an. Sejumlah pakar ikut

berperan penting dalam sejarah lingkungan Indonesia seperti Peter Boomgaard,

David Henley, Robert Crib dan Nancy Lee Peluso.Boomgaard merupakan

pimpinan proyek EDEN (Ecology, Demography, and Economy in

Nusantara).Dibiayai oleh KTLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-en

Volkenkunde), merupakan organisasi bergerak dibidang budaya serta sejarah

lingkungan (Ahmad, 2013).

Pada tahun 1992, diselenggarakan lagi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

di Rio de Janeiro, Brasil, yang dikenal dengan sebutan earth summit.Pada KTT

Rio tersebut dunia mulai menyadari bahwa perlindungan lingkungan hidup dan

pengelolaan sumber daya alam harus dikaitkan dengan masalah sosial ekonomi

dan keadilan, seperti masalah kemiskinan. Pada KTT Rio telah disepakatilah

10
konsep monumental “Pembangunan Berkelanjutan”, yang berarti pembangunan

untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa yang akan dating. Dalam

rancangan tersebut terintegrasi masalah pembangunan ekonomi dan konservasi

lingkungan (Nugraheni, 2013).

2.4 Pentingnya Undang-Undang dan Asas-Asas dalam mempelajari Ilmu

lingkungan

Sejak dimulainya Revolusi Industri pada tahun 1750an telah terjadi

banyak perubahan dimana manusia dengan teknologinya semakin menguasai

alam.Manusia mengembangkan teknologi dan berbagai peralatan mesin yang

banyak memakai energi dan sumberdaya dengan jumlah yang banyak, sehingga

mengakibatkan polusi dan kerusakan lingkungan (Baiquni, 2009).

Hukum lingkungan adalah peraturan yang mengatur tentang tindakan

seseorang tentang sikapnya terhadap lingkungan, pelaksanaan peraturan tersebut

terdapat sanksi yang diberikan oleh pihak yang berwenang apabila ada yang

melanggar peraturan.Hukum lingkungan merupakan hukum yang mendasari tata

pengelolan serta peningkatan ketahanan lingkungan dan perlindungan.Dalam

pengelolaan lingkungan hidup diperlukan hukum yg disebut Hukum Lingkungan

untuk pengendalian yang berupa pencegahan dan penanggulangan yang

melibatkan pengaturan atau penetapan nilai-nilai sebagai sarana untuk mencapai

ketertiban.

Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah sebagai basis

yuridis (basic law) untuk menilai dan menyesuaikan semua produk yang

11
mengandung ketentuan lingkungan hidup, baik yang sudah ada maupun yang

akan berlaku Undang-undang Pengelolaan Lingkungan mempunyai fungsi vital

dan strategis yuridis di bidang Pengelolaan Lingkungan (Nasrullah, 2015).

Asas pengelolaan lingkungan dalam pasal 3 UU No. 23 tahun 1997 asas

tanggung jawab Negara dan asas manfaat berarti:

1. Negara menjamin bahwa pemanfaatan sumberdaya alam akan

memberikanmanfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan & mutu

hiduprakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan;

2. Negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam

dalam wilayah yurisdiksinya yang menimbulkan kerugian terhadap

wilayahyurisdiksi negara lain, serta melindungi negara terhadap

dampakkegiatan di luar wilayah negara.

Asas keberlanjutan: yaitu setiap orang memikul kewajiban & tanggung

jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanyadalam satu generasi

Hukum lingkungan Bertujuan untuk menangulangi masalah pemanfaatan

masalah lingkungan yang tidak bertanggung jawab, pencemaran, serta perusakan

lingkungan.Penegakan hukum lingkungan di Indonesia melibatkan berbagai

instansi pemerintah diantaranya polisi, jaksa, pemerintah daerah, pemerintah

pusat, dan swasta.Dalam penegakan hukum lingkungan dapat ditegakkan berbagai

instrument diantaranya instrument administrasi, pedata atau pidana (Herliana,

2010).

12
2.5 Asas-Asas Ilmu Lingkungan

Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai

landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti

pada ilmu lingkungan. Untuk menyajikan asas dasar ini dilakukan dengan

mengemukakan kerangka teorinya terlebih dahulu, kemudian setelah dipahami

pola dan organisasi pemikirannya baru dikemukakan fakta-fakta yang mendukung

dan didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnya merupakan satu kesatuan

yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan

urutan logikanya).

Asas 1 Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi

atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.

Energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat

hilang, dihancurkan atau diciptakan.ini disebut juga dengan hukum konservasi

energi, dalam ilmu fisika sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama.

Asas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan energi yang memasuki

jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan

ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan

sebagai pengubah energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat

ditemukan berbagai strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan

“pembukuan masukan dan keluaran kalori dalam sistem kehidupan” .

Keberhasilan dalam melawan lingkungan dapat diukur dengan peningkatan

jumlah populasinya.

13
Asas 2. Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien .Asas

ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti

meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan

diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet

kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke

angkasa.

Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup,

populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat

dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada

piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan

energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan

sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara

efisien (banyak terbuang).

Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan

dsb., Itu termasuk kategori sumber alam, Sumber alam adalah segala sesuatu yang

diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya

hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya

pengubahan energi.

Asas 3. Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya

termasuk kategori sumber alam. Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam

sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup,

berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena

14
dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula

dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori

sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk

mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori

sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan

mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan

mampu “survive”. Asas ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan

manusia untuk mencapai kesejahteraannya

Asas 4. Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah

optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan dengan

penambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui

batas maksimum ini tak ada pengaruh yang menguntungkan lagi. Untuk semua

kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan

pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh

merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak

gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh

pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.

Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai

batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber

alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu

arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam

untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada

pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.

15
Asas 5. Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang

pengadaannya dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tidak

mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut.Pada asas ini ada dua hal

penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan

untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat

menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.

Asas 6. Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan

daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu.Pada asas

ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi

baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak

dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu

menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga

individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak

Asas 7. Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di

alam lingkungan yang mudah diramal. Pada asas ini arti kata “mudah diramal”

ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu

periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan,

besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk

semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran

spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan

sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang

16
sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu

spesies tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang

mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan

penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan

lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang

jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar

laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat

yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh

Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal

(stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang

stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai

akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang

stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies

yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran

kesatuan populasi.

Asas 8. Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman

takson, bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat

memisahkan takson tersebut. Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies

mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan

satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan

dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang

terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan

17
yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya

akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.

Asas 9. Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa

dibagi produktivitas. Pada asas ini menurut Morowitz (1968) mengatakan bahwa

adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu

sistem biologi.

Asas 10. Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa

dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah

asimptut. Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami

evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam

lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya

keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum

sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan

keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu,

maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk

menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat

diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses

suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan

komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab

spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh

stratifikasi.

Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda

dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas

18
buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan

hewan.

Asas 11. Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang

belum mantap (belum dewasa). Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi

yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat

organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan

keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi

yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya

ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya.

Asas 12. Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada

kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan. Asas ini merupakan

kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi

keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam

perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat

adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam

habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor

alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi

peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu.

Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung

memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan

yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan

kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam

perubahan.

19
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi

evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan

fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang

bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan

populasi pada ekosistem yang sudah mantap.

Asas 13.Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya

penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang

kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi. Asas ini

merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah

jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi

suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih,

dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila

kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman

biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi

dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-

balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem

dengan efisiensi penggunaan energi.

Asas 14. Derajat pola keteraturan turun-naiknya populasi bergantung

kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan

mempengaruhi populasi itu. Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak

adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang

belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.

20
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Ilmu lingkungan

Lingkungan adalah ruang dengan berbagai macam hal yang berada dalam

suatu tempat, jika salah satunya terganggu maka yang lain ikut terganggu.

Pengetahuan lingkungan adalah Iptek yang mempelajaritentang proteksi

lingkungan dari penyebab potensi aktifitas manusia, proteksi masyarakat dari

pengaruh yang merugikan dan peningkatan kualitas lingkungan untuk kesehatan

serta kehidupan yang layak bagi manusia.

lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup yang

diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas berkelanjutan, dan asas

manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai asas dan

konsepnya kepada masalah yang lebih luas.Ilmu lingkungan (environmental

science) merupakan metode ilmiah untuk mengatur kehidupan manusia yang

kompleks di alam semesta, sehingga merupakan kombinasi hukum manusia dan

hukum alam berdasarkan teori, perangkat dan penerapannya mengacu pada nilai

21
kemanusiaan melalui keterampilan dan sistematika ilmiah. Dengan demikian ilmu

lingkungan merupakan ilmu pengetahuan murni yang dalam penerapannya ilmu

lingkungan yang mengatur sikap atau perilaku terhadap persoalan lingkungan

yang dihadapi (Ramli dan Dewi, 2009).

Ilmu Lingkungan merupakan suatu pengkajian yang terstruktur mengenai

lingkungan hidup dan keberadaan manusia yang pantas di dalamnya.Ilmu

Lingkungan mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya secara terpadu, seperti

ekologi, geologi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan ilmu politik, secara

holistik/menyeluruh dan berpandangan terbuka (Nugraheni, 2013).

3.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Lingkungan

Pada 4 abad sebelum Masehi, Plato telah mengamati perlakuan yang salah

terhadap lingkungan hidup tersebut.Tanah Yunani yang tadinya subur dan ditutupi

hutan luas dengan pohon yang sangat bernilai, menjadi rusak karena pohon-pohon

ditebangi untuk pembuatan rumah dan kapal.

Pada tahun 1962, Rachel Carson menulis buku Silent Spring yang

memberi gambaran tentang rusaknya lingkungan, punahnya berbagai jenis hewan,

karena penggunaan pestisida yang berlebihan.Sejak itu pandangan tentang

pentingnya pelestarian lingkungan terus berkembang.

Gambar 1.Rachel
Carson menulis buku
Silent Spring tahun
1962

22
Sejak tahun 1970 sudah mulai berkembang kajian-kajian baru tentang

sejarah lingkungan, berdasarkan kajian tersebut terdapat terdapat sejarah dan

masalah-masalah lingkungan. Manfaat mempelajari sejarah ilmu lingkungan yaitu

mengajarkan kita bahwa manusia tidak bias terlepas dari lingkungan. Dengan

mempelajari sejarah ilmu lingkungan akan muncul pengetahuan tentang interaksi

manusia dengan alam

Masalah lingkungan pertama kali dimulai di kalangan Dewan Ekonomi

dan Sosial PBB pada saat kegiatan peninjauan terhadap hasil gerakan “ Dasawarsa

Pembangunan (PD)1, pada dekade 1960-1970, untuk merumuskan strategi

Dasawarsa Pembangunan Dunia ke–2 (1970-1980). selanjutnya Laporan

Sekreatris Jendral PBB yang diajukan dalam sidang umum PBB, dan disahkan

dengan resolusi PBB No 2581 (XXIV) tanggal 15 Desember 1969. Dalam agenda

tersebut dibentuklah Panitia Persiapan yang bersama sekjen PBB yang bertujuan

untuk memancing perhatian dunia terkait masalah-masalah lingkungan.

Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia (United Nation Conference

on Human Environment) berlangsung di Stockholm Swedia pada tanggal 5-16

Juni 1972. Dari hasil konferensi tersebut munculah perumusan diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Deklarasi tentang Lingkungan Hidup ManusiaRencana Aksi

Lingkungan Hidup Manusia, terdiri dari 109 rekomendasi

2. Rekomendasi tentang kelembagaan dan keuangan yang menunjang

pelaksanaan antara lain:

a. Dewan Pengurus (UN Environmental Program, UNEP)

23
b. Sekretariat

e. Dana Lingkungan Hidup

f. Badan Koordinasi Lingkungan Hidup

3. Menetapkan tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia

4.

Gambar 2.United Nation Conference on Human Environment, Stockholm


Swedia pada tanggal 5-16 Juni 1972

UNCHED (the United Nations Conference on Human Environment and

Development) 3 – 14 Juni 1992.KTT Rio, Konperensi Akbar: 114 Kepala Negara,

lebih dari 1000 anggota delegasi dari hampir semua negara di dunia (178 negara),

perwakilan dari 1400 LSM, dan diliput oleh sekitar 9000 wakil dari media masa.

Pada tahun 1992, diselenggarakan lagi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

di Rio de Janeiro, Brasil, yang dikenal dengan sebutan earth summit.Pada KTT

Rio tersebut dunia mulai menyadari bahwa perlindungan lingkungan hidup dan

pengelolaan sumber daya alam harus dikaitkan dengan masalah sosial ekonomi

dan keadilan, seperti masalah kemiskinan. Pada KTT Rio telah disepakatilah

konsep monumental “Pembangunan Berkelanjutan”, yang berarti pembangunan

untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa yang akan dating. Dalam

24
rancangan tersebut terintegrasi masalah pembangunan ekonomi dan konservasi

lingkungan.

Gambar 3.Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)


di Rio de Janeiro, Brasil. 1992

Pada abad 21 di seluruh dunia diharapkan pembangunan dilakukan secara

berkelanjutan. Selain Agenda 21, hasil lainnya adalah: Deklarasi Rio; Kerangka

Konvensi mengenai Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on

Climate Change); Konvensi Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention

on Biological Diversity); dan Prinsip Rio mengenai Hutan (Rio Forestry

Principles).

Pada tnggal 26 Agustus sampai 4 September 2002, diadakan kembali KTT

di Johannesburg, Afrika Selatan, yaitu World Summit on Sustainable Development

(WSSD). WSSD bertujuan memberikan dorongan baru atas berlangsungnya

proses pembangunan berkelanjutan secara internasional. Hasil utama pertemuan

tersebut terdiri dari 2 dokumen, yaitu:

1. Type-I-Outcomes, yang terdiri dari Deklarasi Politik (Political

Declaration) dan Rencana Implementasi (Plan of Implementation).

Deklarasi politik menunjukkan komitmen dan arahan dalam

25
mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan. Sedangkan Rencana

Implementasi merupakan program kegiatan yang telah dinegosiasikan

yang akan menjadi pedoman bagi kegiatan pemerintahan.

2. Type-II-Outcomes yang berupa Partnership Initiatives, yaitu perjanjian

sukarela dan tidak mengikat antara pemerintahan, bisnis, atau masyarakat

sipil, yang mencakup program-program yang berorientasi tindakan nyata

Perhatian tentang lingkungan di Indonesiadimulai sejak tahun 1960-an

Perbincangan lingkungan pada saat itu mengenai pencemaran. Selanjutnya pada

tahun 1970-an. kemudian Pada tahun 1972 sebelum konferensi Stockholm, di

Bandung terjadi penyelenggaraan Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

Pembangunan. Pada konferensi di Stockholm, Indonesia juga menjadi salah satu

peserta diantara Negara-negara yang lain.

Perkembangan dan berpartisipasi Indonesia terus mengikuti aktif dalam

kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup, antara lain dengan

ditugaskannya menteri yang khusus melakukan koordinasi dan menangani

masalah lingkungan hidup. Kemudian pada tahun 1992 Indonesia mengambil

bagian pula dalam KTT Rio de Janeiro.Emil Salim yang mewakili Indonesia Pada

KTT Johannesburg tahun 2002, menjadi Ketua Panitia Persiapan (Preparatory

Committee Chairman), yang mempresentasikan ringkasan topik kunci yang

dibahas pada WSSD, dan kemudian sukses berkembang menjadi Draft Plan for

Implementation.

26
3.3 Permasalahan Lingkungan

Perubahan peripaku manusia yang semakin berambisi menguasai alam.

Dengan perkembangan Industri, ekspansi manusia semakin jelas meningkatnya

kuantitas jumlah penduduk tetapi juga kualitas gaya kehidupan yang semakin

boros dan tidak terkendali. Seiring berjalannya waktu waktu ke waktu sumberdaya

terus dieksploitasi dan polusi terus meningkat yang mengakibatkan lingkungan

semakin rusak karena ulah manusia. Pengelolaan yang tidak tepat membuat

kesejahteraan tidak membaik, justru muncul konflik ditengan-tengah masyarakat,

dengan munculnya peradaban dan peperangan semakin sering terjadi, kemaksiatan

dan kerusakan moralterjadi dimana-mana. Lingkungan sebagai tempat terjadinya

peradaban banyak mengalami tekanan dan kerusakan terus meningkat akibat

pengelolaan yang tidak terkendali.

Gambar 4. Kerusakan Lingkungan

Penurunan kualitas lingkungan hidup berkaitan dengan peningkatan

jumlah penduduk (manusia).Penurunan kualitas lingkungan hidup dipengaruhi

oleh 3 faktor yaitu jumlah individu manusia, jumlah sumberdaya alam yang

27
dimanfaatkan oleh setiap individu, serta dampak yang ditimbulkan akibat dari

pemanfaatan sumberdaya. Masalah lingkungan pada umumnya disebabkan oleh

meningkatnya jumlah penduduk perkembangan IPTEK. Masalah lingkungan

dinegara berkembang pada dasarnya disebabkan oleh faktor kemiskinan,

eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, penyusutan hutan, dan polusi

udara. Sedangkan masalah lingkungan dinegara maju disebabkan oleh

industrialisasi, yang mengakibatkan polusi udara, kebisingan, menipisnya lapisan

ozon, global warming, pencemaran air, udara.

Permasalahan lingkungan dan bencana yang akhir-akhir ini sering terjadi

tidak lepas dari campur tangan manusia. Dalam kurun waktu dua ratus tahun

yang lalu perkembangan sejarah manusia terjadi sangat cepat telah menjadi

perubahan global yang dipercepat oleh teknologi. Manusia Kini lebih menguasai

alam dan merubah posisinya dalam berinteraksi dengan alam dengan

mengeksploitasinya untuk kepentingan pribadi.

Negara juga menjadi faktor kunci yang berperan dalam menangani

masalah-masalah lingkungan. Di sisi lain, negara-negara di Dunia telah tumbuh

keadaran untuk melakukan perubahan dalam proses dan praktek

pembangunannya. Negara merupakan aktor utama dalam inovasi lingkungan,

bahkan di seluruh dunia.

3.4 Penyelesaian Masalah Lingkungan

Pengelolaan sumber daya alam yang lestari (berkelanjutan) dapat

dilakukan berbagai cara diantaranya yaitu, Menjaga kawasan tangkapan hujan

28
seperti kawasan pegunungan yang harus selalu hijau karena daerah pegunungan

merupakan sumber bagi perairan di darat. Untuk mengurangi aliran permukaan

serta untuk meningkatkan resapan air sebagia air tanah, maka diperlukan

pembuatan lahan dan sumur resapan.

Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai

reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.Melakukan

reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk untuk mendapatkan nilai

ekonomi bagi masyarakat.

Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah

penggalian.Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dikurangi

dengan cara melakukan pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan

Pelestarian Flora dan Fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah

mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus yaitu

Hutan Suaka Alam,Suaka Marga Satwa, Taman Nasional,dan Cagar alam.

29
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada 4 abad sebelum Masehi, Plato telah mengamati perlakuan yang salah

terhadap lingkungan hidup tersebut.Tanah Yunani yang tadinya subur dan ditutupi

hutan luas dengan pohon yang sangat bernilai, menjadi rusak karena pohon-pohon

ditebangi untuk pembuatan rumah dan kapal.

Pada tahun 1962, Rachel Carson menulis buku Silent Spring yang

memberi gambaran tentang rusaknya lingkungan, punahnya berbagai jenis hewan,

karena penggunaan pestisida yang berlebihan.Sejak itu pandangan tentang

pentingnya pelestarian lingkungan terus berkembang.

Sejak tahun 1970 sudah mulai berkembang kajian-kajian baru tentang

sejarah lingkungan, berdasarkan kajian tersebut terdapat terdapat sejarah dan

masalah-masalah lingkungan. Manfaat mempelajari sejarah ilmu lingkungan yaitu

mengajarkan kita bahwa manusia tidak bias terlepas dari lingkungan. Dengan

mempelajari sejarah ilmu lingkungan akan muncul pengetahuan tentang interaksi

manusia dengan alam

Masalah lingkungan pertama kali dimulai di kalangan Dewan Ekonomi

dan Sosial PBB pada saat kegiatan peninjauan terhadap hasil gerakan “ Dasawarsa

Pembangunan (PD)1, pada dekade 1960-1970, untuk merumuskan strategi

Dasawarsa Pembangunan Dunia ke–2 (1970-1980). selanjutnya Laporan

Sekreatris Jendral PBB yang diajukan dalam sidang umum PBB, dan disahkan

dengan resolusi PBB No 2581 (XXIV) tanggal 15 Desember 1969. Dalam agenda

30
tersebut dibentuklah Panitia Persiapan yang bersama sekjen PBB yang bertujuan

untuk memancing perhatian dunia terkait masalah-masalah lingkungan.

Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia (United Nation Conference

on Human Environment) berlangsung di Stockholm Swedia pada tanggal 5-16

Juni 1972. Dari hasil konferensi tersebut munculah perumusan diantaranya adalah

sebagai berikut:

4. Deklarasi tentang Lingkungan Hidup ManusiaRencana Aksi

Lingkungan Hidup Manusia, terdiri dari 109 rekomendasi

5. Rekomendasi tentang kelembagaan dan keuangan yang menunjang

pelaksanaan antara lain:

c. Dewan Pengurus (UN Environmental Program, UNEP)

d. Sekretariat

g. Dana Lingkungan Hidup

h. Badan Koordinasi Lingkungan Hidup

6. Menetapkan tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia

UNCHED (the United Nations Conference on Human Environment and

Development) 3 – 14 Juni 1992.KTT Rio, Konperensi Akbar: 114 Kepala Negara,

lebih dari 1000 anggota delegasi dari hampir semua negara di dunia (178 negara),

perwakilan dari 1400 LSM, dan diliput oleh sekitar 9000 wakil dari media masa.

Pada tahun 1992, diselenggarakan lagi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

di Rio de Janeiro, Brasil, yang dikenal dengan sebutan earth summit.Pada KTT

Rio tersebut dunia mulai menyadari bahwa perlindungan lingkungan hidup dan

pengelolaan sumber daya alam harus dikaitkan dengan masalah sosial ekonomi

31
dan keadilan, seperti masalah kemiskinan. Pada KTT Rio telah disepakatilah

konsep monumental “Pembangunan Berkelanjutan”, yang berarti pembangunan

untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa yang akan dating. Dalam

rancangan tersebut terintegrasi masalah pembangunan ekonomi dan konservasi

lingkungan.

Pada abad 21 di seluruh dunia diharapkan pembangunan dilakukan secara

berkelanjutan. Selain Agenda 21, hasil lainnya adalah: Deklarasi Rio; Kerangka

Konvensi mengenai Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on

Climate Change); Konvensi Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention

on Biological Diversity); dan Prinsip Rio mengenai Hutan (Rio Forestry

Principles).

Pada tnggal 26 Agustus sampai 4 September 2002, diadakan kembali KTT

di Johannesburg, Afrika Selatan, yaitu World Summit on Sustainable Development

(WSSD). WSSD bertujuan memberikan dorongan baru atas berlangsungnya

proses pembangunan berkelanjutan secara internasional. Hasil utama pertemuan

tersebut terdiri dari 2 dokumen, yaitu:

3. Type-I-Outcomes, yang terdiri dari Deklarasi Politik (Political

Declaration) dan Rencana Implementasi (Plan of Implementation).

Deklarasi politik menunjukkan komitmen dan arahan dalam

mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan. Sedangkan Rencana

Implementasi merupakan program kegiatan yang telah dinegosiasikan

yang akan menjadi pedoman bagi kegiatan pemerintahan.

32
4. Type-II-Outcomes yang berupa Partnership Initiatives, yaitu perjanjian

sukarela dan tidak mengikat antara pemerintahan, bisnis, atau masyarakat

sipil, yang mencakup program-program yang berorientasi tindakan nyata

Perhatian tentang lingkungan di Indonesia dimulai sejak tahun 1960-an

Perbincangan lingkungan pada saat itu mengenai pencemaran. Selanjutnya pada

tahun 1970-an. kemudian Pada tahun 1972 sebelum konferensi Stockholm, di

Bandung terjadi penyelenggaraan Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

Pembangunan. Pada konferensi di Stockholm, Indonesia juga menjadi salah satu

peserta diantara Negara-negara yang lain.

Perkembangan dan berpartisipasi Indonesia terus mengikuti aktif dalam

kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup, antara lain dengan

ditugaskannya menteri yang khusus melakukan koordinasi dan menangani

masalah lingkungan hidup. Kemudian pada tahun 1992 Indonesia mengambil

bagian pula dalam KTT Rio de Janeiro. Emil Salim yang mewakili Indonesia

Pada KTT Johannesburg tahun 2002, menjadi Ketua Panitia Persiapan

(Preparatory Committee Chairman), yang mempresentasikan ringkasan topik

kunci yang dibahas pada WSSD, dan kemudian sukses berkembang menjadi Draft

Plan for Implementation.

4.2 Saran

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.

33
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Erwin. 2008, Hukum Lingkungan dalam Sistem Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Indonesia.PT. Refika Aditama.
Bandung

Yulian, B.E. dan Setiawan, T. 2016. Negara dan Peran Ilmu Lingkungan dalam
MenunjangPembangunan Berkelanjutan.Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor. Bogor

Salmani. 2011. Diktat Ilmu Lingkungan.Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri


Banjarmasin. Banjarmasin

Ramli, U., dan Dewi, W.K.B. 2009. Ekologi dan Lingkungan Hidup. Gorontalo

Ahmad, T.A. 2013.Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin.Fakultas


Ilmu Sosial.Universitas Negeri Semarang. Semarang

Undang Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997

Baiquni, M. 2009. Revolusi Industri, Ledakan Penduduk Dan Masalah


Lingkungan. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Raharjo, M. 2007. Memahami Amdal. Graha Ilmu. Yogyakarta

Hartono, D., Puspita, I. Ibrahim, L. 2016. Pengaruh Perilaku Masyarakat Yang


Bermukim Di Kawasan Bantaran Sungai Terhadap Penurunan Kualitas
Air Sungai Karang Anyar Kota Tarakan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Indonesia. Depok

Nasrullah, 2015.Hukum Lingkungan.Fakultas Hukum. Universitas Muhammadiah


Yogyakarta. Yogyakarta

Herliana 2010.Peranan Kordinasi Penyelesaian Permasalahan Lingkungan Hidup


Dalam Menyelesaikan Sengketa Lingkungan Hidup di DIY. Fakultas
Hukum. Universitas Gadjah Madah. Yogyakarta

Nugraheni, E. 2013.Pengantar Ilmu Lingkungan.

34

Anda mungkin juga menyukai