Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“SEJARAH ADAPTASI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM


DENGAN MENGANALISIS UNTUK MENGHUBUNGKAN KEJADIAN
KRISIS EKOLOGIS YANG TERJADI”

DISUSUN OLEH :
FILEA MARIA MUMU (20602099)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
saya untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas oleh
dosen. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh atas bimbingan dan motivasi.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni saya.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................
Latar Belakang ...............................................................................................................
Perumusan Masalah ........................................................................................................
Tujuan .............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.Apa Itu Ekologi
B.Konsep Ekologi Dan Penggolongannya
C.Tujuan Ekologi
D.Dampak Ekologi (Air, tanah, dan udara)
E.Dampak Ekologi Terhadap Lingkungan
F.Dampak Ekologi Terhadap Alam
BAB III PENUTUP .............................................................................................................
KESIMPULAN .............................................................................................................
SARAN ...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di
dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia
berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad
hidup lainnya. Rumusan pengertian lingkungan hidup menurut seorang akademisi itu sama
dengan rumusan normative dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LN Tahun 2009 No. 140, yang
untuk seterusnya dalam disertasi ini disebut dengan singkatan UUPPLH) yaitu “kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya yang memengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”. Rumusan dalam UUPPLH tersebut juga
sama dengan rumusan undang-undang lingkungan hidup sebelumnya yaitu Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 sebagaimana ditelaah oleh seorang sarjana hukum pemerhati
lingkungan.
Dengan demikian, terdapat keajegan atau kesinambungan pengertian lingkungan hidup dari
masa ke masa. Permasalahan lingkungan hidup pada hakikatnya adalah permasalahan
ekologi. Inti permasalahan lingkungan hidup ialah hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Apabila hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya berjalan secara teratur dan merupakan satu kesatuan yang saling
mempengaruhi, maka terbentuklah suatu sistem ekologi yang lazim disebut ekosistem.
Karena lingkungan terdiri dari komponen hidup dan tak hidup, maka ekosistem pun terbentuk
oleh komponen hidup dan tak hidup yang berinteraksi secara teratur sebagai suatu kesatuan
dan saling mempengaruhi satu sama lain (interdependence).
Secara umum, lingkungan dapat dibagi dalam 3 bentuk yang dominan, yaitu: (1) Lingkungan
alam; (2) Lingkungan buatan; dan (3) Lingkungan sosial budaya. Ketiga jenis lingkungan
tersebut berada dalam suatu ekosistem besar yang disebut bumi, yang merupakan pendukung
kehidupan manusia (life support system) di planet bumi yang merupakan bagian dari sistem
planet jagat raya yang berpusat pada matahari sebagai sumber energi dan daya gerak sistem.
Di antara komponen-komponen ekosistem, manusia adalah komponen yang paling dominan
dan menentukan. Manusia dengan segala kelebihannya dibandingkan makhluk hidup lainnya,
dengan akal dan budinya mempunyai kemampuan yang besar untuk mengubah atau
mempengaruhi lingkungan. Hanya saja lingkungan mempunyai kemampuan yang terbatas
untuk menerima perubahan-perubahan tersebut.

Kelangkaan sumber daya alam menjadi sumber permasalahan dalam kehidupan manusia.
Manusia mengandalkan sumber daya alam untuk dapat memenuhi semua keinginan manusia.
Oleh sebab itu, perlu ada kebijakan dari pemerintah tentang alokasi pemanfaatan sumber
daya alam. Karena masyarakat terdiri dari berbagai kelompok orang yang memiliki
kepentingan yang berbeda, maka alokasi pemanfaatan sumber daya alam harus didasarkan
pada kriteria Pareto optimal, yaitu sebuah kebijakan pemanfaatan sumber daya alam yang
dapat meningkatkan kesejahteraan sejumlah orang, tetapi tanpa memperburuk kesejahteran
kelompok lainnya.
Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal lingkungannya, apalagi
perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang berubah, begitu pula
berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan. Dengan merenungkan
munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang
mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri yang
semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan ekologi semakin menonjol.

B. Perumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan Ekologi?
2.Sebutkan Penggolongan Ekologi?
3.Bagaimana cara penanggulangan krisis Ekologi?
4.Apa kaitan Ekologi dengan Lingkungan?

C. Tujuan
1. Pengertian Ekologi,konsep Ekologi, dan hubungan Ekologi terhadap lingkungan.
2. Dapat membedakan penggolongan Ekologi.
3. Dapat mengetahui cara penanggulangan krisis Ekologi.
4. Dapat mengetahui dampak bencana alam yang disebabkan krisis Ekologi

BAB II
PEMBAHASAN
( KRISIS EKOLOGI, DAMPAK, & PENANGGULANGAN )

A. Apa itu Ekologi ?


Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang memperlajari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungan. Ekologi biasanya dapat dimengerti sebagai hal-hal
yang saling mempengaruihi segala jenis makhluk hidup (tumbuhan,binatang, manusia) dan
lingkunganya (cahaya,suhu,curah hujan, kelembaban, topografi), demikian juga proses
kelahiran, kehidupan, pergantian generasi, dan kematian yang semuanya terjadi sebagian dari
pengetahuan manusia, proses yang berlangsung terus menerus dan kita namakan “Hukum
alam”.

B. Konsep Ekologi dan penggolonganya.


Konsep Ekologi merupakan komponen atau unsur-unusr lingkungan hidup yang
terikat dalam hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi atau berinteraksi, hubungan
tersebut bersifat tetap dan teratur yang membentuk suatu system.
Ekologi dapat dibagi menjadi :
1. Auteknologi
Yang membahas pengkajian individu organisme atau individu spesies yang
penekananya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungann.
2. Sinekologi
Yang membahas tentang pengkajian golongan atau kumpulan organisme yang
beasosiasi bersama sebagai satuan.
Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang
kompleks, kegiatan-kegiatan deperti perkembangan pendidikan, industry pembangunan jalan-
jalan dan pembangunan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan unsur-unsur radio aktif,
pembuatan pelabuhan udaara, pembangunan permikiman, pembangunan gedung-gedung
lainnya atau pembangunan terminal bus merupakan beberapa contoh yang dapat
mempercepat proses perubahan lingkungan dari bumi ini.
C. Tujuan Ekologi.
Tujuan utama Ekologi adalah mengamati interaksi bentuk kehidupan ada disekeliling
kita, serta memahami proses yang mengatur adanya bentuk kehidupan didalam suatu
lingkungan, salah satu pendekatan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mempelajari alam
sebagai suatu Ekologi atau alam ini merupakan suatu Ekosistem yang sangat luas.
D. Dampak Ekologi (Air, tanah, dan udara).
Ekologi berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Perkembangan ekologi tak lepas dari perkembangan ilmu yang lain. Misalnya,
berkembangnya ilmu komputer sangat membantu perkembangan Ekologi. Penggunaan
model-model matematika dalam Ekologi misalnya, tidak lepas dari perkembangan
matematika dan ilmu kornputer. Maraknya bencana lingkungan hidup selama ini tak dapat
dipisahkan dari ketiadaan strategi Pemerintah dalam pengelolaan pembangunan
berkelanjutan. Fakta ini mengakibatkan 2bencana lingkungan yang kian parah. Tidak adanya
upaya sigap dari pemerintah untuk memecah kebuntuan akibat mandeknya penanganan
kasus-kasus lingkungan, seperti kasus pencemaran Teluk Buyat, Kasus Import Limbah B-3,
kasus PT FI di Papua, kasus pencemaran sumber air minum di hampir semua Sungai sumber
mata air di Jawa, kasus perusakan dan kebakaran hutan sampai pada kasus Sampah di
beberapa kota Metropolitan semakin nyata terbukti. Fakta bencana lingkungan, terlihat dari
besarnya peluang krisis energi, buruknya pengelolaan tata ruang, terjadinya bencana alam,
rusaknya hutan indonesia serta sekelumit masalah peracunan lingkungan lainnya yang tidak
pernah terselesaikan. Krisis energi saat ini telah mengancam masyarakat yang lemah secara
ekonomi, untuk mendapatkan akses energi yang layak, hal ini terbukti dengan semakin
mahalnya harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ) dan listrik akhir-akhir ini. Kebijaksanaan
penggunaan Batubara yang dicanangkan pemerintah pada akhir-akhir ini nyata juga tidak
didasari oleh hasil kajian kondisi sosial masyarakat dan ekologi, justru melahirkan
kebingungan dan potensi pencemaran dan perusakan lingkungan dimasa mendatang. Fakta
lain, soal deforestasi hutan yang tidak kunjung dapat teratasi, mengisyaratkan gagalnya
penanganan pemerintah terhadap aktivitas yang merusak hutan baik illegal logging maupun
konversi hutan dan lahan. Terbitnya kebijakan pro lingkungan dianggap lambat akibatnya
selama ini harus berbenturan dengan kebijakan yang justru memfasilitasi proses ekploitasi
lingkungan. Sebut saja, kebijakan pemberantasan Illegal Logging ternyata dibenturkan
dengan kebijaksanaan perijinan tambang di hutan lindung, serta kebijaksanaan
pengembangan wilayah perbatasan. Salah satu permasalahan kebijaksanaan yang belum
dikedepankan oleh pemerintah selama ini adalah bahwa dalam penyusunan kebijaksanaan
pengelolaan lingkungan, Pemerintah tidak memiliki dan menerapkan asas-asas umum
kebijakan lingkungan ( General Principles of Environmental Policy ) yang secara umum telah
dipergunakan di negara-negara yang memiliki komitmen tinggi dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan. Namun sama halnya dengan fenomena alam, seperti cuaca
buruk tingginya intensitas curah hujan, sering kali menjadi kambing hitam atas sumber dari
segala sumber malapetaka ini. Padahal, bangsa yang tak pernah punya visi ekologi
merupakan pangkal sebab menurunnya daya dukung lingkungan dan hadirnya bencana
ekologi di sekitar kita. Kawasan hutan yang terus beralih fungsi menjadi permukiman,
industri, lahan pertanian, dan perkebunan; pembalakan liar yang marak; gaya hidup hedonis
yang tak ramah lingkungan juga pangkal sebab ketidakseimbangan ekosistem dan daya
dukung lingkungan. Di lain pihak, dana-dana rehabilitasi hutan dan penanggulangan bencana
justru bergulir tidak tepat sasaran, dikorupsi mafia-mafia anggaran.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia mencatat, hingga 2011, 42,96 juta hektar—
setara 21 persen dari total luas daratan Indonesia—telah diizinkan negara untuk kegiatan
eksplorasi pertambangan. Untuk kelapa sawit, dari rencana 26.710.800 ha telah terealisasi
9.091.277 ha. Sementara alih fungsi ekosistem rawa gambut mencapai 3.145.182 ha.
Berdasarkan data Forest Watch Indonesia (2009), dalam kurun waktu 60 tahun terakhir,
tutupan hutan di Indonesia berkurang dari 162 juta ha menjadi hanya 88,17 juta ha pada 2009
atau setara dengan sekitar 46,3 persen dari luas total daratan Indonesia.Bersamaan
musnahnya puluhan juta hektar tutupan hutan itu, punah pula jutaan keanekaragaman hayati
di dalamnya. Padahal, keanekaragaman hayati berfungsi sebagai penyedia sumber air dan
kebutuhan nyata jutaan penduduk, penyedia tanaman obat, sumber stok genetik, regulasi
iklim, pencegah bencana alam, serta penjaga keseimbangan ekosistem.
E. Dampak Ekologi terhadap Lingkungan
Manusia merupakan penentu kualitas lingkungan,oleh karna itu dalam pemanfaatan sumber
daya lingkungan hihup, manusia dapat melakukan aktifitas yang berdampak positif atau
negative terhadap lingkungan, jadi kesejahteraan manusia dilingkungannya tergantung pada
perbuatan manusianya sendiri.
Untuk memenuhi kebutuan air yang selalu meningkat, perlu peningkatan jumlah
aliran mantap yang dapat dlaksanakan antara lain dengan reboisasi dan penghijauan,
pengaturan keseimbangan ekosistem lahan pertanian, lahan permukiman dan tata ruang,
pembangunan waduk dan lain-lain. Pengamanan terhadap timbulnya berbagai masalah
pencemaran air, baik terhadap fisik dan kimiawi maupun organic perlu dicari upaya,
termasuk upaya teknologi dan Ekologi pemanfaatan dan pengembangan sumber daya air
yang terbatas jumlahnya, perlu upaya dan mendapatkan teknologi bagi pemakaian air yang
hemat dan berdaur ulang. Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di dalam
lingkungan, banjir biasanya terjadi didaerah dataran rendah, biasanya pusat aktifitas manusia
terletak didaerah renndah oleh karna itu bencana banjir dapat mengganggu kegiatan sehari-
hari penduduk. Penyebab banjir dapat diketahui tetapi untuk menanggulangi atau paling tidak
mengurangi bukan suatu pekerjan yang mudah, cukup banyak system dan pihak yang terkait
dalam menangani bencana banjir, perlu kerjasama yang baik antara sector dalam mengurangi
dan mencegah banjir.
F. Dampak Ekologi terhadap Alam.
Krisis dan kerusakan lingkungan hidup (ekologis) sepanjang tahun 2012 terus
berlangsung dan semakin memprihatinkan. Seperti tahun sebelumnya, krisis ekologis
merebak dan melintas batas di perdesaan dan perkotaan. Selama kurun waktu 2012 WALHI
Jabar sudah mendapatkan sekitar 40 pengaduan masyarakat atas kasus ruang dan lingkungan
hidup yang terjadi di Jawa Barat. Begitupun kasus-kasus yang muncul di harian satu media
massa yang setiap hari rata-rata mempublikasikan sekitar 2-3 kasus lingkungan hidup.
Artinya, dalam 1 tahun sekitar 360an kasus linmgkungan hidup terjadi di Bumi Jawa Barat.
Sementara kasus-kasus sebelumnya pun belum terjawab dan terselesaikan secara nyata oleh
pemerintah pusat dan daerah (propinsi dan kabupaten/kota di Jawa Barat).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan adanya pembuatan makalah ini kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa
Krisi Ekologi telah merambat sangat pesat dan mempengaruhi lingkungan Alam semesta dan
menyebabkan banyaknya lingkungan yang telah rusak dan hancur akibat dari tindakan-
tindakan manusia yang mengelola Alam hanya berdasarkan kebutuhan personal sana, bukan
berdasarkan kebutuhan yang telah di pertimbangkan sebelumnya terkait dampak dan
penanggulangan yang akan terjadi sebelumnya.

SARAN
Krisis Ekologi dapat dicegah dan ditanggulangi sebelum akibatnya makin memburuk,
dengan cara menanamkan jiwa cinta akan alam sejak dini, dan kita juga harus mampu
menjaga dan melestarian lingkungan alam, selain itu kita juga harus mampu mengolah dan
menggunakan bahan alam sesuai dengan kebutuhan kita, agar alam yang ada saat ini tetap
lestari dan dapat dinikmati untuk generasi-generasi sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/29025/2/BAB%20I-%20PENDAHULUAN.pdf

Suratmo, Gunawan F. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta :


Gajah Mada University, Erlangga

Pakde sofa 2008, Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem.Jakarta PT BPK
Gunung Mulia

M.T.Zen. 1980, Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup. Jakarta Cet. II


PT. Djaya Pirusa

Drs. Daryanto 1995, Ekologi dan Sumber Daya Alam. Bandung,


Edisi pertama,”TARSITO”

(Editor) J.B.Banawiratma 2000, SJ, dkk. Iman Ekonomi & Ekologi. Jakarta Cet. V
KASINUS

Anda mungkin juga menyukai