Anda di halaman 1dari 7

Nama : Maria Filea Mumu

Nim : 20602099

Dosen: Dr. Wenly R.J. Lolong, S.H., M.H., C.L.A.

MK : IUU

Ringkasan

Peristilahan Dan Ruang Lingkup

Latar Belakang

Landasan pertimbangan pentingnya kajian peraturan peruuan, sebagai bagian yang pertama
maka terdapat alasan bahwa pentingnya kajian peruuan ialah berkaitan dengan fakta bahwa
Indonesia adalah sebagai negara hukum. Dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 negara indonesia
adalah negara hukum.

Alasan kedua berkaitan dengan tugas negara yaitu :

-Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4

-Dalam rangka melaksanakan tugas menyelenggarakan kesejahteraan umum maka


pembentukan berbagai peraturan negara menjadi sangat penting

Dan yang berikutnya adalah fakta berkembangnya regulasi :

-Amandemen UUD 1945

-Perkembangan produk hukum pemerintahan daerah

-Perkembangan dibidang perundang-undangan

Dalam konteks pemerintahan daerah yaitu :

-UU No. 1/1957 -UU No. 32/2004

-UU No. 18/1965 -UU No. 23/2014

-UU No. 5/1974 -UU No. 2/2015

-UU No. 22/1999 -UU No. 9/2015


Terkait dengan regulasi yang kusus tentang pembentukan peruuan yaitu :

-UU 10/2004 ttg pembentukan peraturan peruuan

-UU 12/2011 ttg pembentukan peraturan peuuan

Aspek tujuan pengembangan ikmu dibarea perudang-undangan, titik fokus bukan lagi
kodifikasi perundang-undangan, sebagai penjelasan maka uu kodifikasi adalah UU yang
membakukan pendapat hukum yang berlaku (peruuan tradisional). UU modifikasi adalah UU
yang bertujuan untuk mengubah pendapat hukum yang berlaku. (menetapkan peruuan baru
dan hub. sosial baru)

Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan

-Ilmu pengetahuan peruuan merupakan terjemahan dari gesetzgebungswissenschaft sebagai


cabang ilmu baru yang mula-mula berkembang di eropa barat

-Istilah lainnya wetgevingswetenschap (krems dan maihofer) gesetzgebungslehre (noll dan


rodig) wetgevingsleer, wetgevingskunde (poelje) science of legislation ilmunpengetahuan
peruuan (hamid attamimi).

Peristilahan

-Legislation : Peruuan, pembuatan uu.

-Wetgeving : Membentuk uu, keseluruhan dari uu negara. Wetgeving diartikan dalam


konteks peruuan sebagai proses membentuk peraturan negara baik pusat dan daerah. Peruuan
sebagai segala peraturan negara hasil pembentukan peraturan baik pusat dan daerah.

Pendapat bagir manan

Peraturan peruuan adalah :

-Setiap keputusan tertulis yang dikeluarkan pejabat atau lingkungan jabatan yang berwenang
yang berisi aturan tingkah laku yang bersifat mengikat umum.

-Merupakan aturan-aturan yang berisi tentang tingkah laku mengenai hak, kewajiban fungsi,
status atau suatu tatanan.
-Merupakan peraturan yang mempunyai ciri-ciri umum abstrak atau abstrak umum, artinya
tidak mengatur atau ditujukan pada obyek, peristiwa atau gejala konkret tertentu.

Pembentukan peruuan menurut uu 10/2004 :

Pembentukan peraturan peruuan adalah proses pembuatan peraturan yang pada dasarnya
dimulai dari perencanaan, persiapan,nteknik penyusunan, perumusan pembahasan,
pengesahan, pengundangan dan penyebarluasan.

Pembentukan peruuan menurut uu 12/2011 :

Pembentukan peraturab peruuan adalah peraturan peruuan yang mencakup tahapan


perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan.

Pengertian peruuan :

UU 12/2011 perturan peruuan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peratura peruuan.

Norma hukum

Norma adalah aturan, standar, ukuran. Norma merupakan sesuatu yang sudah pasti yang
dapat kita pakai untuk membandingkan sesusatu yang lain, yang hakikatnya, kita ragu-ragu
(poespoprodjo, 1986).

Terdapat pembahasan terkait dengan 2 poin yaitu asal istilah dan konsep

Prof. Jimly Asshiddiqie :

Kaedah atau norma merupakan pelembagaan atau institutionalisasi nilai-nilai yang diidealkan
sebagai kebaikan, keluhuran, dan bahkan kemuliaan berhadapan dengan nilai-nilai yang
dipandang buruk, tidak luhur, atau tidak mulia.

Asal istilah :

Asal kata ‘norm’ yang berarti standar, patokan atau pedoman. (sudikno mertokusumo,
1996:99)
Dua arti norma :

1. Peraturan atau ketentuan yang mengikat semua warga masyarakat.


2. Aturan yang baku, ukuran (untuk) menentukan sesuatu

Dua sistem norma :

Hans kelsen menyebut terdapat dua sistem norma (maria farida indrati, 2007:20)

-Sistem norma yang statik

Menurut sistem norma sistem norma yang statik, adanya norma khusus yang ditarik dari
suatu norma umum.

-Sistem norma yang dinamik

Sistem norma yang dinakmik (nomodynamics) yaitu sistem norma yang melihat pada
berlakunya suatu norma dari cara pembentukannya atau penghapusannya. Misalnya teori
jenjang norma menurut hans kelsen.

Hukum sebagai sistem norma yang dinamik :

Sifat dinamis pada sistem norma hukum merujuk pada dapat dibentuk maupun dihapusnya
hukum oleh lembaga-lembaga yang berwenang. Hukum dalam hal ini semata dilihat dari segi
keberlakuan dan pembentukannya bukan dari isinya.

Dinamika norma hukum meliputi dua bentuk yakni :

-Dinamika norma hukum vertikal adalah dinamika yang berjenjang dari atas ke bawah atau
dari bawah ke atas. Pola norma bersumber dan berdasar dari norma diatas ke bawah.

-Dinamika norma hukum horizontal yakni dinamika yang dinilai dri gerakannya secara
kesamping. Dalam hal ini yakni dalam konteks dihadirkannya analogi.

Beda norma hukum dan norma lainnya

Hal-hal pokok yang menjadi perbedaan :

-Sifat heteronom dan otonom

Norma hukumbersifat heteronom. Dalam arti norma ini datang dari luar diri seseorang.

Contoh : dalam hal pembayaran pajak. Paksaan datang dari negara.


-Terkait sanksi

Norma hukum dapat (tidak mutlak) memiliki sanksi pidana atau pemaksa secara fisik. Norma
lainnya tidak.

-Institusi penegakan

Untuk norma hukum, pelaksana norma ialah aparat negara. Pelanggaran norma lain sanksi
datang dari diri sendiri misalnya perasaan bersalah atau misalnya dikucilkan dari masyarakat
dalam konteks norma adat.

Cakupan

Prof. Hazairin dalam assshidiqie :

Norma hukum meliputi

1. Kaedah kewajiban
2. Kaedah larangan
3. Kaedah kebolehan

Norma kesusilaan berisi tiga kaedah, yaitu :

1. Kaedah kebolehan
2. Kaedah anjuran untuk melakukan
3. Kaedah anjuran untuk tidak melakukan.

Norma hukum (bagian 2)

Norma hukum ummum dan norma hikum individual. Norma hukum dapat dilihat dari segi
addressat, atau untuk siapa norma itu dituju.

-Norma hukum umum yang ditujukan untuk orang banyak (addressatnya) umum dan tidak
tertentu. Kata ‘umum’ merujuk pada semua orang.

-Norma hukum individual yakni norma hukum yang ditujukan pada seseorang, atau beberapa
orang tertentu.

Norma hukum abstrak dan norma hukum konkret. Norma hukum yang dilihat dari hal yang
diatur atau perbuatan/tingkah lakunya dapat dibedakan antara norma hukum yang konkret.
-Norma hukum abstrak adalah suatu norma hukum yang melihat pada perbuatan seseorang
yang tidak ada batasnya dalam arti konkret.

-Norma hukum konkret yakni suatu norma hukum yang melihat perbuatan seseorang itu
secara lebih nyata (konkret)

-Varian norma

Ada 4 paduan kombinasi dari norma hukum abstrak dan norma hukum konkret

1. N.H. umum abstrak yaitu suatu norma hukumyang ditujukan untuk umum dan
perbuatannya masih bersifat abstrak (belum konkret)
2. N.H. umum konkret yaitu norma hukum yang ditujukan untuk umum dan
perbuatannya sudah tertentu (konkret)
3. N.H. individual abstrak yakni norma hukum yang ditujukan untuk seseorang atau
orang-orang tertentu dan perbuatannya bersifat abstrak (belum konkret)
4. N.H. individual konkret yaitu norma hukum yang ditunjukan untuk seseorang atau
orang-orang tertentu dan perbuatannya bersifat konkret.

Norma hukum yang terus menerus dan norma hukum yang sekali selesai. Norma hukum
dapat dibedakan juga dari segi daya lakunya. Yakni daya laku terus menerus (dauerhaftig)
dan sekali selesai (einmahlig).

-Norma hukum terus menerus

Yakni norma hukum yang berlakunya tidak dibatasi oleh waktu, jadi dapat berlaku kapan saja
secara terus menerus, sampai peraturan itu dicabut dan diganti yang baru.

-Normah hukum sekali selesai

Yakni norma yang berlakunya hanya sekali saja dan selesai. Jadi sifatnya hanya menetapkan
saja, sehingga setelahnya norma itu selesai.

-Norma hukum tunggal suatu norma yang berdiri sendiri dan tidak diikuti oleh suatu norma
hukum lainnya. Contoh, hendaknya engkau berprikemanusiaan
-Norma hukum berpasangan yaitu norma hukum yang terdiri atas dua norma hukum, yaitu
norma hukum primer dan norma hukum sekunder

1. Norma hukum primer yaitu norma hukum yang berisi aturan/patokan bagaimana cara
seseorang harus berperilaku di masyarakat.
2. Norma hukum sekunder yaitu norma yang berisi tata cara penanggulangannya bila
norma hukum primer tidak dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai