Anda di halaman 1dari 5

HAM DAN PEMBERANTASAN KKB

KELOMPOK 3 :
1. MARSHEILA CARLA PILANDER
2. KRISALDY ANDILOLO
3. LUSIA M. OHOIRAT
4. M. ASRUL ADIANSYAH
5. MICHEL MAMAHIT
6. MARIA FILEA MUMU
7. NATALIA ZEFANYA PUNDOKO
APA ITU HAM ?
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak pokok yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan yang tidak dapat
diganggu gugat sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. HAM diatur dalam Undang-undang No, 39 tahun 1999, yakni
hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrat melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng.
Hak Asasi Manusia menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia (“UU Pengadilan HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Sedangkan pengertian pelanggaran HAM menurut Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia (“UU HAM”) adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk  aparat negara baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan
atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
Secara umum UU Pengadilan HAM memuat 2 jenis pelanggaran HAM berat, yaitu, kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan sebagaimana sesuai dengan Rome Statue of The International Criminal Court (ICC) atau Mahkamah Pidana
Internasional yaitu :

1.Kejahatan Genosida
Berdasarkan Pasal 8 UU Pengadilan HAM, kejahatan genosida dijelaskan sebagai berikut:Kejahatan genosida adalah setiap
perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa,
ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:-membunuh anggota kelompok;-mengakibatkan penderitaan fisik atau
mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok;-menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;-memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di
dalam kelompok; atau-memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

2. Kejahatan terhadap kemanusiaan


Mengenai kejahatan terhadap kemanusiaan, dapat dilihat dalam Pasal 9 UU Pengadilan HAM sebagai berikut:Kejahatan
Kemanusiaan merupakan perbuatan kejahatan yang ditujukan pada penduduk sipil guna kepentingan suatu kelompok atau
individu, kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil, berupa:-pembunuhan; pemusnahan; perbudakan; pengusiran atau pemindahan penduduk secara
paksa;-perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas)
ketentuan pokok hukum internasional;-penyiksaan;perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;-penganiayaan
terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya,
agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
internasional;-penghilangan orang secara paksa; atau kejahatan apartheid.
Negara akan dianggap melanggar HAM jika : dilihat dari pengertian HAM adalah
tindakan pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi
lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi
pijakanya.
Pemerintah dalam mengatasi KKB/memberantas kelompok kriminal bersenjata dari tanah Papua pemerintah
yang dalam hal ini TNI dan Polri bekerja sama untuk memberantas mereka di tanah Papua jika mengacu pada
UU tindak pemberantasan terorisme, aksi keji KKB di Papua ini sudah termasuk ke dalam definisi terorisme.
pemerintah mendorong agar KKB di Papua ini ditingkatkan statusnya ke dalam organisasi atau kelompok teroris,
sehingga pemberantasan terhadap mereka ini bisa lebih maksimal. juga apa yang dilakukan KKB sudah
termasuk dalam pelanggaran HAM berat yaitu kejahatan terhadap kemanusiaan (dilihat dari Rome Statue
International Criminal Court (ICC)).
Tindakan keinginan negara dalam menumpas KKB tidaklah melanggar HAM, karena negara mempunyai
dasar serta alasan yuridis mengapa KKB harus ditumpas mereka sudah memakan banyak sekali korban baik
warga sipil, maupun aparat. Juga menurut kami dengan melihat UU nomor 5 tahun 2018, KKB sudah
termasuk/dilabeli sebagai teroris yang harus diberantas. Karena apa yang dilakukan KKB sudah sangat
mengancam keamanan negara. Dan sudah menjadi tugas serta kewajiban negara untuk melindungi negara
beserta warga negaranya.
Oleh sebabnya atas banyak sekali kerugian yang ditimbulkan serta dapat merusak sistem NKRI tersebut, negara
berhak (dalam hal ini pihak yang berwenang) untuk menumpas siapa saja (dalam kasus ini KKB) yang
mengancam pertahanan, keamanan serta kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai