Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Sosiologi
Lingkungan
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
NIM : L1C018065
Prodi/Kelas : Sosiologi B
UNIVERSITAS MATARAM
2021
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan Artikel yang membahas tentang tiga tema
berbeda yaitu: “Kontradiksi dan Titik Temu Antara Ekosentrisme dan
Antroposentrisme, Peran Sosiologi Lingkungan dan Ekologi Manusia di Dalam Konsep
dan Implementasi Sustainable Development, dan Determinisme Karakteristik
Lingkungan Alam Terhadap Corak Interaksi Komunitas”.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Taufiq Ramdani,
S.Th.I., M.Sos. Penulis menyadari ada kekurangan pada artikel ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga
berharap semoga artikel ini mampu memberikan pengetahuan dan menambah wawasan
pembaca.
Penulis
ii
Daftar Isi
Cover artikel……………………………………………………………………….i
Kata Pengantar…………………………………………………………………….ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………..iii
Latar Belakang…………………………………………………………………….1
Pembahasan……………………………………………………………......……...4
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….21
iii
LATAR BELAKANG
1
Aktifitas penduduk untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sosialnya dapat
meningkatkan laju pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan. Pemanfaatan
sumber daya alam yang tidak terkendali dapat mengancam kelangsungan ekosistem dan
lingkungannya yang mesti dapat mendukung kehidupan manusia dan pembangunan.
Karena itu perilaku pembangunan yang mengeksploitasi sumber daya alam hendaknya
diubah menjadi perilaku pembangunan yang memperkaya sumber daya alam dan
menaikkan nilai tambahnya.
Sumber daya alam tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan generasi yang akan datang. Perencanaan pembagunan yang
berorientasi jangka pendek hendaknya diubah dengan pola jangka panjang dan dinamis.
Kegiatan penduduk dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup dan kegiatan
sosialnya diharapkan tidak melampaui kapasitas toleransi ekologis dari lingkungan
dengan sumber daya alamnya.
Saat ini bisa terlihat adanya tiga krisis yang terjadi di dalam biosfir yaitu krisis
sumber daya alam krisis ini meliputi lingkungan, perairan, tanah serta udara. Kehidupan
dan segala perosesnya sangat tergantung pada tiga komponen biosfir tersebut. Krisis
sumber daya alam ini timbul terutama sebagai akibat “eksplotasi yang dilakukan oleh
manusia terhadap tiga sumber daya alam tersebut. Sebagai contoh misalnya, pembuatan
jalanjalan, gedung-gedung dan lain-lain instansi sangat mengurangi areal vegetasi.
2
Sebagai hasilnya adalah pengurangan jumlah gas oksigen yang dibebaskan ke
udara oleh tumbuhan hijau. Jumlah oksigen ini juga semakin kurang lagi. Manakala kita
melakukan pembakaran bahan-bahan fosil untuk mendapatkan sumber energi, krisis
kependudukan dan kemiskinan. Sudah menjadi hukum alam bahwa semakin kompleks
susunan tubuh organisme semakin besar pula energi yang dipergunakan untuk
pemeliharaan sistem-sistemnya. Manusia sebagai organisme yang kompleks susunan
tubuhnya, tentu membutuhkan banyak energi guna menjamin kelangsungan hidupnya.
3
PEMBAHASAN
Manusia dengan alam adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan saling
mempengaruhi. Manusia membutuhkan sumber daya yang dihasilkan oleh alam untuk
melakukan banyak hal, manusia juga hidup dari apa yang dihasilkan oleh alam. Begitu
pula sebaliknya, alam akan terbantu kelestariannya oleh manusia karena setiap tindakan
manusia akan berpengaruh terhadap alam sekitarnya. Apapun tindakan yang dilakukan
oleh manusia terhadap alam pada saatnya akan berbalik pada manusia itu lagi.
Jika manusia dapat mengolah dan menggunakan alam dengan baik, lalu
melestarikannya kembali maka kelangsungan hidup baik manusia maupun alam akan
berdampingan baik juga. Sedangkan jika manusia menggunakan alam untuk
kepentingannya dan mengeksploitasi secara berlebihan, lalu tidak melestarikannya lagi
maka alam juga tidak dapat memberikan hasilnya dengan baik karena akan terjadi
kerusakan lingkungan, dan sumber kehidupan manusia akan terganggu. Oleh karena itu
sebaiknya manusia menggunakan alam dengan sebaik mungkin agar tetap bisa saling
memberi manfaat, dan menjaga keberlangsungan hidup.
Semua kerusakan yang terjadi pada alam yang banyak terjadi di berbagai
wilayah, salah satu penyebabnya yaitu karena ulah tangan manusia. Dampak eksploitasi
alam dan lingkungan pun telah terlihat nyata. Seperti misalnya pembakaran lahan yang
mengakibatkan ratusan ribu orang terdampak asap dari kebakaran, demikian pula
puluhan ribu orang yang terpaksa kehilangan kenyamanan hidup akibat tanah longsor
yang terjadi karena pembabatan hutan dan tidak melakukan penghijauan kembali, banjir
yang terjadi karena banyaknya manusia yang membuang sampah mereka ke selokan
4
atau tempat pembuangan air yang mengakibatkan tersumbatnya aliran air, maupun
cemaran polutan dari debu batubara, cemaran sungai, hingga hilangnya biota di perairan
laut yang terjadi karena banyaknya nelayan yang menggunakan metode bom ikan dan
potasium.
5
Salah satu bentuk etika ekosentrisme ini adalah etika lingkungan yang sekarang
ini dikenal sebagai Deep Ecology. Sebagai istilah, Deep Ecology pertama kali
diperkenalkan oleh Arne Naess, seorang filsuf Norwegia, pada 1973, di mana prinsip
moral yang dikembangkan adalah menyangkut seluruh komunitas ekologis.
Oleh karena itu pandangan baru realitas yang didasarkan pada kesadaran
ekologis yang mendalam konsisten dengan apa yang disebut filsafat abadi yang berasal
dari tradisi-tradisi spiritual, baik spiritualitas para mistikus Kristen, Budhis atau filsafat
dan kosmologis yang mendasari tradisi-tradisi Amerika Pribumi.
Pada dasarnya, bumi juga akan mengalami perubahan pada sendirinya, yang
dimana itu termasuk perubahan alam yang dipengaruhi oleh perubahan iklim juga,
hingga nanti pada suatu titik dimana alam tidak akan mampu lagi menahan perubahan
yang terjadi oleh pergerakan bumi. Pergerakan bumi itu mempengaruhi seluruh
komponen yang ada di dalamnya, seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Namun
pergerakan bumi itu seharusnya memakan waktu yang cukup lama bahkan dapat hingga
jutaan tahun, jika itu terjadi secara alamiah. Namun karena adanya pengaruh ulah
6
tangan manusia, maka proses tersebut terjadi secaralebih cepat karena eksploitasi besar-
besaran yang dilakukan oleh manusia.
Jika alam tersebut sudah mulai rusak, tentu itu akan berpengaruh kembali juga
terhadap manusia. Sumber kehidupan perlahan hilang, perlahan rantai kehidupan mulai
punah, sehingga kepunahan seluruh spesies juga akan cepat terjadi jika pola kerakusan
manusia terus terjadi. Sebesar itu keterikatan manusia dengan alam, apapun yang
dilakukan oleh satu pihak maka akan berpengaruh juga pada pihak lainnya, oleh karena
itu manusia dengan alam tidak dapat dipisahkan dan harus saling seimbang sehingga
alam dapat terus berproduksi, manusia dapat terus memenuhi kebutuhannya dan
makhluk lain juga terjaga kehidupannya.
Titik temu antara dua teori yaitu Antroposentrisme dengan Ekosentrisme yaitu
ketika adanya kegiatan yang melibatkan kedua teori, seperti misalnya pertambangan.
Pada kegiatan pertambangan, manusia mengekplor alam untuk kepentingan manusia
seperti pada teori antroposentrisme, tetapi juga tetap menjaga kelestarian dan ketertiban
alam di sekitar areal pertambangan.
7
lingkungan, maka akan semakin tinggi pula kesadarannya akan menjaga kelestarian
lingkungan sekitar mereka. Begitupula sebaliknya, jika pemahamannya rendah terkait
ekologi manusia ataupun etika lingkungan, maka semakin rendah pula kesadaran
individu tersebut untuk menjaga kesehatan lingkungannya.
b. Sumber daya alam: air, tanah, hutan, mineral tambang, dan keanekaragaman hayati
Sumber daya bersifat terbatas sehingga harus digunakan secara cermat dan hati-hati.
8
manusia, dan ilmu pengetahuan dengan menyelaraskan ketiga komponen tersebut
sehingga berkesinambungan.
Adapun 8 (delapan) poin di dalam MDGs isu yang penting untuk dicermati
yakni :
9
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup; dan
10
Pembangunan berkelanjutan yang melibatkan generasi saat ini dan generasi
masa mendatang memerlukan upaya bersama untuk mencapai tujuan di atas, dengan
menyeimbangkan tiga aspek penting yaitu ekonomi, sosial, dan perlindungan
lingkungan. Tiga aspek tersebut sangat penting dan berpengaruh bagi kesejahteraan
masyarakat. Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup merupakan upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup,
sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
11
Model ekologi mencakup badan yang berkembang dari teori dan penelitian
berkaitan dengan proses dan kondisi yang mengatur jalannya perkembangan manusia
seumur hidup di lingkungan yang sebenarnya di mana manusia hidup. Dalam teori
ekologi memandang perkembangan manusia merupakan hasil interaksi atau transaksi
antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal. Interaksi merupakan dasar bagi
perkembangan manusia. Interaksi diartikan sebagai aktivitas saling mempengaruhi
antara kekuatan internal (organisme dengan berbagai atributnya) dan kekuatan eksternal
(lingkungan: fisik, psikologis, maupun sosial).
12
Dari refleksi kritis ini lalu ditawarkan cara pandang dan perilaku baru yang
dianggap lebih tepat dalam kerangka menyelamatkan krisis lingkungan hidup dari
perspektif folkloristik, yakni menggali dan mengeksplorasi etika lingkungan hidup yang
secara potensial termuat dalam folklor masyarakat. Etika lingkungan dalam suatu
masyarakat tertentu sangat berpengaruh pada kepribadian masyarakat tersebut.
Jadi, pada intinya peran sosiologi lingkungan yaitu dapat mengkaji faktor sosial,
yaitu yang mengakibatkan masalah lingkungan, dampak masyarakat terhadap masalah-
masalah tersebut, dan sekaligus usaha untuk menyelesaikan masalahnya juga. Atau
dapat mengkaji permasalahan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar manusia
sehingga dapat mewujudkan Sustainable development atau pembangunan berkelanjutan
dimana proses dalam pembangunan tersebut mempunyai prinsip memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi yang akan datang.
13
3. Determinisme karakteristik lingkungan alam terhadap corak interaksi
komunitas
Pada awalnya hubungan manusia dan lingkungan lebih bersifat alami dan
mencakup komponen-komponen seperti iklim, daratan, vegetasi, dan tanah. Dengan
berkembangnya peradaban, manusia dikelilingi oleh berbagai bentuk artefak atau
benda-benda hasil karyanya. Benda-benda tersebut kemudian menjadi bagian dari
lingkungan secara keseluruhan. Bahkan di daerah perkotaan seperti jalan, jembatan,
pemukiman, perkantoran, perhotelan, dan lain-lain. Lingkungan alam telah diganti atau
diubah secara radikal oleh lingkungan buatan atau binaan.
Hubungan manusia dengan lingkungan bekerja melalui dua cara. Pada satu sisi,
manusia dipengaruhi oleh lingkungan, tapi pada sisi lain manusia memiliki kemampuan
untuk mengubah lingkungan. Karakteristik hubungan tersebut berbeda antara satu
daerah dengan daerah lainnya atau satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Pada
daerah yang masyarakatnya memiliki tingkat peradaban yang maju, manusia cenderung
dominan, sehingga lingkungannya telah banyak berubah dari lingkungan alam menjadi
lingkungan binaan hasil karya manusia.
14
Contohnya seperti di kota-kota, sudah jarang dapat ditemukan area persawahan
ataupun perkebunan, karena disana lahan-lahan yang ada sudah digunakan untuk
membangun infrastruktur yang lebih modern untuk kebutuhan masyarakat yang lebih
banyak juga. Di kota lebih dominan dengan gedung-gedung besar, areal permukiman
seperti komplek-komplek, area belanja seperti mall, area perkotaan lebih membutuhkan
itu semua karena menjadi pusat ekonomi, pusat perputaran uang yang lebih besar, dan
pusat pemerintahan.
Lingkungan permukiman terbentuk bukan hanya dari hasil kekuatan fisik tetapi
juga terkait dengan faktor-faktor sosial budaya yang ada di dalamnya. Rapport (1969)
mengemukakan bahwa faktor utama dalam proses terjadinya bentuk adalah budaya
sedangkan faktor lain seperti iklim, letak dan kondisi geografis, politik dan ekonomi
merupakan faktor pengubah. Jadi dalam hal ini karakteristik lingkungan adalah salah
satu faktor yang sangat mempengaruhi terbentuknya tata ruang suatu permukiman dan
arsitektur permukiman. Kawasan permukiman juga akan memiliki keunikan tersendiri
yang terbentuk karena adanya kekhasan budaya masyarakatnya, kondisi iklimnya,
kondisi politik atau keamanan, dan pengaruh nilai-nilai spiritual yang di percaya oleh
masyarakatnya.
15
Argumen dasar dari penganut determinisme lingkungan adalah bahwa aspek dari
geografi fisik, khususnya iklim memengaruhi pemikiran individu, yang pada gilirannya
akan menentukan perilaku dan budaya yang dibangun oleh individu tersebut.
16
Secara umum, para ahli ini menyatakan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan
manusia tidak mungkin lepas dari pengaruh alam disekitarnya. Selain itu, manusia juga
tidak cukup kuat untuk mengalahkan alam, sehingga harus beradaptasi untuk bertahan
hidup.
Interaksi sosial dapat terjadi apabila antara dua individu atau kelompok terjadi
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya
hubungan sosial. Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian
tafsiran dari reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Interaksi sosial adalah satu
proses sosial yang melibatkan dua atau lebih individu atau kelompok. Interaksi sosial
melibatkan tindakan saling merespons perilaku seorang individu terhadap individu lain,
dan selanjutnya saling mempengaruhi satu sama lain. Interaksi manusia berbeda dengan
bentuk interaksi lain, karena interaksi ini melibatkan norma serta kewajiban yang
responsif.
Interaksi sosial juga melibatkan alat komunikasi seperti bahasa dan simbol, agar
antara individu dapat saling bertukar makna dan pemikiran satu sama lainnya. Interaksi
sosial di lingkungan masyarakat sangatlah penting untuk itu bersosialisasi sangatlah
diperlukan terlebih dengan masyarakat yang ada disekitar kita, melalui interaksi pula
kita bisa mengenal orang-orang yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal.
17
Pola interaksi di desa dan di kota dapat di kaji dengan menggunakan konsep
Gemeinschaft und Gesselschaft. Gemeinschaf atau bisa di sebut paguyuban adalah pola
asosiasi sosial di mana individu-individu cenderung ke arah komunitas sosial daripada
keinginan dan kebutuhan individu mereka. Paguyuban adalah bentuk kehidupan
bersama, anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alami dan kekal.
Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa persatuan yang telah dikodratkan. Biasanya
paguyuban lahir dari dalam diri individu ditandai dengan rasa solidaritas dan identitas
yang sama. Keinginan untuk berhubungan didasarkan atas kesamaan dalam keinginan
dan tindakan. Kesamaan individu merupakan faktor penguat hubungan sosial, yang
kemudian diperkuat dengan hubungan emosional serta interaksi antar individu.
18
Orang sering berinteraksi satu sama lain dan cenderung membangun hubungan
yang dalam dan jangka panjang. Kontrol sosial dalam Gemeinschaft dipertahankan
melalui cara-cara informal seperti persuasi moral, gosip dan bahkan gerak tubuh
(gestur).
19
pengetahuan ilmiah dalam pengorganisasian sosial lebih dominan. Hubungan sosial pada
masyarakat ini di dominasi oleh kompetisi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ica Wulansar & Ridzki R Sigit, 2017. “Ekosentris, Membangun Kesadaran Baru
Tentang Lingkungan”.
https://www.mongabay.co.id/2017/12/26/ekosentris-membangun-kesadaran-
baru-tentang-lingkungan/
Ferina Ardhi Cahyani, 2020. “Upaya Peningkatan Daya Dukung Lingkungan Melalui
Penerapan Prinsip Sustainable Development Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”
file:///C:/Users/user/Downloads/38472-Article%20Text-96887-1-10-
20200528.pdf
Iqbal Hakim, 2020. “Paham Fisis Determinis dan Possibilisme dalm Geografi”
https://insanpelajar.com/paham-fisis-determinis-dan-possibilisme-dalam-
geografi/
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_2_HUBU
NGAN_MANUSIA_DAN_LINGKUNGAN.pdf
21
N. Wulan, 2013. http://digilib.uinsgd.ac.id/1146/4/4_bab1.pdf
22