Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

(ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR)

Dosen Pengampu : Dr. Tetty Mirwa, M.Sn

OLEH:

KELOMPOK VIII

Ainindia Hermiati (4193530007)

Angel Irma Deswani (4192530006)

Khairiyah Nurfalija Daulay (4193230001)

Michelle Natasya Margaretha Simbolon (4193230009)

Tenri Musdalifah (4193530001)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSIAS NEGERI MEDAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar tepat pada
waktunya.

Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah kami selanjutnya.

Kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
terkait. Semoga makalah ini bisa membantu siapa pun yang ingin memahami materi Manusia dan
Lingkungan.

Medan, 22 November 2020

Kelompok VIII
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia dan lingkungan hidup memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya saling
mempengaruhi satu sama lain. Manusia memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya
alam yang terkandung di dalamnya. Dan apa yang terjadi di alam, baik secara langsung mapun
tidak langsung akan terasa pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Pada dasarnya, Tuhan
menciptakan bumi dan isinya untuk kemakmuran bagi umat manusia. Pemanfaatan sumber daya
alam oleh manusia bertujuan untuk memanjukan kesejahteraan umat manusia. Dalam
pemanfaatan sumber daya alam, manusia harus memperhatikan pelestarian terhadap alam ini
sehingga lingkungan tetap seimbang untuk menunjang perkembangan yang berkesinambungan.

Perilaku manusia terhadap lingkungan dapat dilihat dari kehidupan manusia sebelum
peradaban hingga peradaban modern pada saat ini yang semakin didukung oleh teknologi yang
canggih. Akan tetapi, dengan peradaban yang semakin modern membuat umat manusia kurang
arif dalam menjaga lingkungannya. Kualitas lingkungan hidup sekarang dari tahun ke tahun
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pemanfaatan dan
penjagaan terhadap lingkungan tersebut. Peningkatan kendaraan dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang tinggi. Sehingga, menyebabkan penurunan kualitas udara segar terutama di
kota-kota besar.

1.2 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian manusia dan lingkungan


2.  Untuk mempelajari perubahan lingkungan dan dampaknya terhadap kehidupan
3. Untuk mengenal upaya pengelolaan lingkungan
4. Untuk menyadari seberapa pentingnya lingkungan terhadap kehidupan manusia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manusia dan lingkungannya


Manusia bersama sama dengan mahkluk hidup lainnya senantiasa berinteraksi dengan
lingkungannya. Kehidupan manusia sangat tergantung pada keadaan tumbuh – tumbuhan,
binatang, dan lingkungan fisik yang ada di sekitarnya.  Lingkungan hidup mencakup bentangan
alam yang sangat luas, termasuk juga yang tidak dapat di lihat.
Menurut UU No. 4 tahun 1997 , lingkungan hidup adalah suatu kesatuan ruang yang
terdiri dari benda, daya, keadaan, mahkluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan mahkluk
hidup lainnya. Kelompok benda dan daya di katagorikan kepada kelompok komponen fisik,
mahkluk hidup yang terdiri dari satwa dan tumbuhan termasuk komponen biotis, sedangkan
manusia termasuk komponen  sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat.
Demikian yang di maksud lingkungan hidup adalah mencakup semua benda hidup  dan
tidak hidup serta kondisi-kondisi yang ada dalam ruang yang ia tempati.
Manusia sebagai salah satu penghuni alam, dengan alam sekitarnya merupakan kesatuan yang
tidak dapat di pisahkan. Manusia hidup bersama lingkungannya, manusia di tutut memenuhi
kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Manusia selalu ingin meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran hidupnya dengan memanfaatkan lingkungan hidupnya. Manusia dengan akal budi
dan pengetahuannya menfaatkan lingkungan alam untuk kesejahteraan hidupnya.
Bahkan sekarang terjadi perubahan perilaku manusia terhadap lingkungan alam yaitu
manusia yang dahulu berada dalam hubungan “dikuasai” alam, sekarang berbalik menjadi
manusia “mengusai” alam. Dalam padangan manuisa, alam menjadi obyek dan manusia sebagai
subyek atau dengan kata lin muncul “manusia sentries”. Maksudnya ala menjadi obyek yang
harus dan dapat di eksploitasi untuk keperluan manusia. Pemikiran di atas sejalan dengan
pemikiran geografi, bahwa manusia secara aktif merupakan faktor dominan yang mampu
memanipulasi dan memodifikasi habitatnya (lingkungan sekitarnya). Walau demikian kita tidak
dapat terlepas dari pengaruh lingkungan alam.
Sebagai contoh dewasa ini banyak di ciptakan teknik-teknik baru yang di gunakan
manusia untuk mengontrol alam serta menigkatkan kesejahteraan hidupnya di masa mendatang.
Misalnya, penggunaan tenaga matahari atau nukli, penambangaan bahan tambang di dasar laut,
pembuatan hujan buatan , penyulingan air laut untuk irigrasi, dan berbagai penemuan laiinya
yang membedakan kita dari tirani kekuatan alam.
Nampaknya penaklukan manusia terhadap alam yang tidak memperhatikkan kelestarian
lingkungan akan menimbulkan malapetakabagi kelangsungan hidup manusia. Kita masih terikat
campur tangan if manusia yang tidak arif dalam mengelola lingkungan, sehingga mengakibatkan
erosi tanah, penipisan lapisan tanah, kelangkaan mineral, polusi (udara, tanah, air) yang tidak
terkontrol dan mengakibatkan kemerosotan bahkan kerusakan lingkungan di masa mendatang.
Hal ini sejalan dengan apa yang di katakana oleh Lester Brown ( seorang environmental),
bahwa persediaan yang ensesial dari sumber- sumber yang dapat di perbaharui telah merosot dan
teknologi yang adapun tidak akan maupun mengembalikan pada keadaan semula.
Selanjutnya ia menunjukkan bukti-bukti tentang terjadinya kemerosotan alam, bahwa di banyak
negara di dunia, hutan, padang rumput dan perikanan telah di anfaatkan secara berlebihan,
sehingga sulit untuk di kembalikan seperti keadaan semula, walaupun sudah ada revolusi
penghijauan namun kenyataan stok hasil padi-padian masih rendah.

2.2 Perubahan Lingkungan dan Dampak Terhadap Kehidupan Manusia


            Salah satu implikasi perubahan lingkungan atau langkah saumber daya adalah
meningkatkan konflik antar manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh Homer-Dixon ,dkk (bruce
Mitchell ,2003 :9-13), bahwa kegiatan manusia dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau
kelangkaan sumberdaya dalam tiga cara :
1.      Pertama, kegiatan manusia dapat menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas sumber daya ,
terutama jika sumber daya dieksploitasi dengan tingkat kecepatan yang melebihi daya pulihnya.
Dikatakan bahwa manusia hidup lebih banyak mengorbankan sumberdaya alam dari pada untuk
kepentingan sumberdaya tersebut. Dalam beberapa kasus terutama dalam pemanfaatan
sumberdaya yang tidak dapat diperbarui (non-renewable),seperti minyak bumi, gas, logam, dan
perak. Meskipun demikian sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable) seperti ,
permukaan tanah, hutan, atau satwa liar dapat juga mengalami penurunan, jika dalam
penggunannya melebihi kapasitas .
2.      Kedua, akses terhadap atau kelangkaan sumber daya disebabkan oleh pertumbuhan penduduk.
Dengan bertambahnya penduduk, tanah dan air yang jumlahnya tetap sama sudah barang tentu
dimanfaatkan oleh banyak orang , berarti jumlah  pemakaian air dan tanah per orang semakin
berkurang .
3.      Ketiga, akses terhadap lingkungan dan sumber daya alam yang tidak seimbang juga akan
menyebabkan berbagai persoalan. Akses yang tidak seimbang tersebut biasanya disebabkan oleh
pranata hokum atau hak kepemilikan yang terkonsentrasi kepada sekelompok kecil masyarakat ,
sehingga menyebabkan kelangkaan kelompokan lain.
Ketiga faktor kegiatan manusia tersebut dapat menyababkan kelangkaan atau penurunan
sumber daya, yang kemudian akan memicu banyak akibat lagi. Memburuknya kondisi
lingkungan dapat menyebabkan manusia pindah tempat atau terpaksa dipindahkan dapat disebut
“pengungsi lingkungan “.
Kejadian tersebut dapat memicu tumbuhnya konflik etnis, ketika satu kelompok beranggapan
bahwa kelompok lain mengontrol pemakaian sumber daya secara tidak proposional . konflik
tersebut mungkin akan menjadi semakin besar pada dekade mendatang, khususnya di negara
miskin, dimana kelangkaan sumber air, hutan, dan lahan yang subuh , dikombinasikan dengan
pertumbuhan penduduk yang cepat akan mengakibatkan situasi yang semakin buruk.
Seperti kasus “minamata” di jepang yang terjadi tahun 1956 ,bahwa dampak negative yang
ditimbulkan oleh pabrik pupuk chisso telah mencari teluk minamata. Peristiwa tragis yang terjadi
di Minamata tersebut baru diketahui setelah dilakukan penelitian selama dua tahun.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan yang merenggut nyawa manusia sebagai akibat
limbah beracun dari industry mengingatkan kita pada peristiwa tragedy love canal di Amerika
Serikat tahun 1976 atau tragedy Bhopal di India pada tahun 1984.
Tragedy minamata di jepang merupakan pelajaran berharga bagi Indonesia agar tidak
memperlakukan lingkungan seenaknya demi investasi , apalagi sekadar mengharapkan
keuntungan bagi kalangan elite. Dari tragedy minamata kita dapat memetik pelajaran bahwa
manusia tidak hanya pelaku kejahatan terhadap alam, tetapi sekaligus menjadikan manusia
sebagai korbannya.
Oleh karena itu seharusnya perusaha-perusahaan memperhatikan cara membuang limbah dari
produksinya. Mereka itu seharusnya memikirkan ketentuan triologi dan melakukannya secara
ramah lingkungan , yaitu produksi , penggunaan , dan pembuangan .
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat, pertumbuhan
ekonomi di berbagai negara mengakibatkan berbagai pemborosan sumberdaya alam yang
mengakibatkan kemerosotan kualitas  lingkungan . akibatnya biaya yang seharusnya dipikul oleh
suatu kegiatan tertentu atau institusi tertentu , ditimpakan kepada pihak lain yang tidak
mengambil keuntungan sedikitpun , tetapi justru harus menerimaa dampak negatifnya , seperti
pembangun pabrik kimia, otomotif, tekstil, dan sebagainya yang merupakan milik umum.
Menurut Nusrid Sumaadja (2006),  pada saat ini kemerosotan kualitas lingkungan sudah
menjangkau berbagai segi kehidupan , seperti terjadinya mutasi gen, mutasi terselubung , hujan
asam , dampak rumah kaca , dan peningkatan penitipan lapisan ozon.

2.3 Upaya Pengelolaan Lingkungan


            Pelestarian lingkungan perlu dilakukan karena kemampuan daya dukung lingkungan
hidup sangat terbatas baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Ada dua cara yang dapat
dilakukan untuk pelestarian lingkungan, yaitu dengan undang - undang No. 23 tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) dan dilakukan secara sukarela baik oleh individu
maupun kelompok masyarakat yang peduli terhadap pelestarian lingkungan. Adapun tujuan dari
PLH adalah agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh pengguna lingkungan tidak merusak
lingkungan, melainkan harus berwawasan lingkungan.
            Upaya pelestarian lingkungan seperti pemeliharaan, pengendalian, pengawasan,
pemulihan, dan pengembangan yang biasanya dikaitkan dengan upaya pencegahan dan
penaggulangan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan. Pemanfaatan lingkungan
oleh manusia dalam kehidupannya berpengaruh dalam kondisi lingkungan, misalnya dalam
proses pembangunan industri, komponen lingkungan tersebut akan mempunyai dampak negatif
dari pembangunan tersebut.
            Oleh karena itu dalam pengelolaan lingkungan hidup perlu dilakukan berbagai upaya
pengembangan yang berwawasan lingkungan dengan meningkatkan dampak positif
meminimalkan danpak negatif yang ditimbulkan.
            Pemanfaatan sumber daya secara arif dan bijaksana merupakan dinamisasi kehidupan
yang harus ditanamkan pada anak didik kita demi kelangsungan kehidupan selanjutnya. Selain
itu semua orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat oleh karena itu
setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan hidup dari kerusakan dan pencemaran yang
merugikan kehidupan di muka bumi.
            Agar pelaksanaan pengelolaan lingkungan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan
acuan/perangkat yang meliputi :
1.     Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL diberlakukan di Indonesia berdasar PP. No.51/Tahun 1993 (sebelumya PP.
No.29/Tahun 1986), sebagai realisasi pelaksanaan UU No.4/Tahun 1982 tentang “Lingkungan
Hidup” yang saat ini telah direvisi menjadi UU No.23/Tahun 1997. AMDAL merupakan
instrument pengeloalaan lingkungan yang diharapkan dapat mencegah kerusakan lingkungan dan
menjamin upaya – upaya konservasi.
AMDAL harus merupakan bagian dari proses perininan satu proyek. Dengan cara ini
proyek – proyek pembangunan dapat disaring seberapa jauh dampaknya terhadap lingkungan. Di
sisi lain, studi AMDAL juga dapat memberikan masukan bagi upaya – upaya untuk
meningkatkan dampak positif dari proyek tersebut.
Dalam PP No.51/Tahun 1993 ditetapkan 4 jenis AMDAL, yaitu :
a.      AMDAL Proyek, yaitu AMDAL yang berrlaku bagi satu kegiatan yang berada dalm satu
instansi sektoral.
b.      AMDAL Terpadu adalah AMDAL yang berlaku bagi suatu rencana kegiatan pembangunan
yang sifatnya terpadu, yaitu adanya keterkaitan dalam hal perencanaa, pengelolaan, dan proses
produksi, serta berada dalam satu kesatuan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu
instansi.
c.       AMDAL Kawasan yaitu AMDAL yang dirujukan pada satu rencana kegiatan pembangunan
yang berlokasi dalam satu instansi.
d.      AMDAL Regional adalah AMDAL yang diperuntukkan bagi rencana kegiatan pembangunan
yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal perencanaan dan waktu pelaksanaan kegiatannya.
AMDAL ini melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi, berada dalam satu kesatuan
ekosistem, satu perencanaan pengembangan wilayah sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang
Daerah.
Secara teknis instansi yang bertanggung jawab dalam merumuskan dan memantau
penyusunan AMDAL di Indonesia adalah Bapedal (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
Bapedal, dibentuk pada tahun 1990 dengan tujuan untuk melakukan pengendalian dampak
linmgkugan yang meliputi pencegahan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan,
serta pemulihan kualitas lingkungan.
Adapun tugas pokok Bapedal :
a.      Penetapan kebijakan teknik pengendalian dampak lingkungan.
b.      Pengembangan kelembagaan
c.       Pengendalian kebijakan teknis pencegahan dan penanggulangan pencemaran
d.      Pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan
e.       Bimbingan teknis terhadap upaya – upaya pencegahan pencemaran
f.       Pengelolaan AMDAL
2.     Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
UKL merupakan perangkat preventif dalam pencegahan dan penanggulangan dampak
lingkungan yang merupakan dokumen yang dibuat pada tahap perencanaan suatu kegiatan
pembangunan/proyek, sebagai kelengkapan untuk memperoleh perizinan.
UKL dibuat untuk proyek – proyek pembangunan yang dampak penting sudah dapat diatasi
dengan teknologi yang ada, serta skala kegiatannya kecil dan tidak kompleks.
Selain itu ada perangkat perencanaan lingkungan yang bersifat sukarela, yaitu :
a.      Sistem pengelolaan lingkungan (Environmental Managemen System/EMS)
b.      Audit lingkungan (yang dituangkan dalam sautu keputusan menteri Kepmenlh No. 42/1992)
c.       Ekolabel
d.      Analisis daur hidup produk
e.       ISO 1400 (International Standard Organization), dan
f.       Evaluasi lingkungan.
Meskipun sifatnya sukarela tetapi dalam pelaksanaannya adalah semacam desakan atau
bahkan tekanan.
Sebagai contoh, jika ada salah satu produsen yang kedapatan tidak memiliki ISO 1400 atau
Ekolabel, maka konsekwensinya adalah beberapa negara tertentu akan menolak hasil produksi
dari produsen tersebut untuk dijual di negara yang bersangkutan.
Dengan demikian kesempatan untuk menjual produk ke negara maju menjadi tertutup,
sebab masalah lingkungan hidup sudahbukan persoalan satu negara saja melainkan sudah
menjadi masalah dunia internasional.
Pengelolaan lingkungan dengan perangkat sukarela merupakan kepeduliaan yang tinggi
dalam upaya pengelolaan lingkungan, karena datangnya dari kesadaran dan hati nurani yang
memikirkan dampak negatifnya.
Keuntungan dari perusahaan yang menjalani audit lingkungan dapat memperoleh
peringatan dini tentang kinerjanya jika terjadi hal – hal yang dapat menimbulkan permasalahan
lingkungan.
3.     Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan, baik yang direncanakan
maupun tidak direncanakan, tidak akan menurunkan atau menghapus kemampuan lingkungan
untuk mendukung kehidupan kita pada tingkat kualitas hidup yang lebih tinggi.
Rencan a pengelolaan lingkungan terdiri dari : rencana penanganan dampak dan rencana
pemantauan dampak.
Antara rencana penanganan dampak dengan rencana pemantauan dampak merupakan
bagian integral dalam pengelolaan lingkungan. Adapun tujuan penanganan adalah untuk
memperbesar dampak positif dan memperkecil dampak negatif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dampak lingkunngan :
1.      Penanganan dampak harus mempertimbangkan lingkungan. Banyak orang tidak menyadari
bahwa suatu hal yang diperoleh secara gratis, melainkan selalu ada biayanya.
2.      Beberapa jenis dampak hanya memerlukan cara penanganan yang sederhana dan dampaknya
sangatlah kecil terhadap lingkungan sehingga penanganannya dapat diabaikan dan dapat
dilakukan secara khusus.
3.      Penanganan dampak dimulai dari pemilihan alternatif proyek. Pemilihan alternatif perlu juga
memperhatikan ketidak pastian. Pada umumnya preferensi penelitian diberikan pada alternatif
yang tidak atau sedikit mempunyai dampak negatif dengan tingkat tinggi.
4.      Penanganan memerlukan biaya, yang harus diperhitungkan dalam anggaran belanja, sehingga
hasil akhir perhitungan biaya atau manfaat ekonomi masih tetap menguntungkan.
5.      Penanganan dampak positif.
Pemrakarsa sering tidak tertarik untuk memanfaatkan dampak postif. Hal ini disebabkan
karena terbatasnya anggaran belanja dan dampak positif itu terletak diluar bidang minat, usaha
atau tugas pemrakarsa; dan Dampak positif digunakan sebagai sarana untuk menangani dampak
negatif sehingga pemrakarsa akan berminat pada dampak positif tersebut
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya,  keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu
kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu
meningkatkan kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai