DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10 (SEPULUH)
MATEMATIKA
2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
BAB I : PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
3.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .36
(i)
BAB I
PENDAHULUAN
(1)
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kesamaan dan perbedaan penulisan konsep/ defenisi dari
kedua buku
2. Mengetahui penjelasan konsep/defenisi yang dibahas kedua buku
3. Mengetahui pendahuluan/ ilustrasi awal sebagai pengantar teorema/sifat
kedua buku
4. Mengetahui kesamaan dan prinsi- prinsip/teorema/dalil/sifat yang dibahas
kedua buku
5. Mengetahui penjelasan teorema/sifat yang dibahas kedua buku
6. Mengetahui kelengkapan/variasi soal latihan kedua buku
7. Mengetahui kekurangan/kelebihan kedua buku
(2)
BAB II
PEMBAHASAN
(3)
2.2 Ringkasan Buku
a. Buku 1
PERANCANGAN BASIS DATA
Pokok persoalan dalam perancangan adalah bagaimana merancang
struktur logikal dan fisikal dari satu atau lebih basis data untuk memenuhi
kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pemakai sesuai dengan
aplikasi-aplikasi yang telah ditentukan.
Dari problem di atas dapat dikatakan bahwa tujuan perancangan basis
data adalah:
a. memenuhi kebutuhan informasi sesuai dengan yang diperlukan oleh
pemakai untuk aplikasi tertentu;
b. mempermudah pemahaman terhadap struktur informasi yang tersedia
dalam basis data;
c. memberikan keterangan tentang persyaratan pemrosesan dan kemampuan
sistem, seperti lama pengaksesan data, kapasitas memori yang harus ada,
dan sebagainya.
Diperlukan tahapan proses perancangan basis data yang dapat
diharapkan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan, yaitu :
a. Koleksi dan analisis persyaratan
b. Perancangan konsepsual basis data
c. Pemilihan SMBD
d. Perancangan logikal basis data
e. Perancangan fisikal basis data (pemetaan model data)
f. Implementasi sistem basis data
Dalam pelaksanaan perancangan basis data terdapat dua kegiatan yang
secara paralel harus dilakukan, yaitu :
1. Perancangan struktur dan isi data, atau disebut juga analisis data.
(4)
b. Rancangan Logikal (tahap 4)
Rancangan logikal disebut juga pemetaan model data, yaitu
mentransformasikan model data yang telah dibuat pada tahap 2 ke dalam
model data yang sesuai dengan SMBD yang dipilih. Misalnya saja dalam
penyusunan basis data akan digunakan SMBD relasional, maka model data
konsepsual dibuat sesuai dengan konsep pemodelan data relasional. Pada
tahap ini juga dilakukan perancangan skema eksternal (jendela pemakai)
untuk aplikasi yang ditentukan.
c. Rancangan fisikal basis data (tahap 5)
Pada tahap ini dilakukan pendefinisian basis data yang akan disimpan
sesuai dengan SMBD yang digunakan, yang meliputi struktur
penyimpanan data, format data, dan jalur akses. Tahap ini disebut skema
internal pada istilah arsitektur SMBD.
(5)
Dalam melakukan analisis data dan persyaratan di atas biasanya
dilakukan dengan membuat diagram yang dapat berupa diagram hirarkhi
data masukan-keluaran, ataupun diagram alir data ("data flow diagram").
Teknik analisis spesifikasi persyaratan juga dapat dilakukan secara
otomatis dengan bantuan perangkat lunak yang khusus dirancang untuk
maksud tersebut, missal DESINGNER 2000 pada perangkat lunak
ORACLE.
(6)
Oleh karena itu, sebagai acuan dalam perancangan konsepsual dipakai
karakteristik sebagai berikut :
b. Rancangan transaksi.
Secara umum model transaksi dapat di kelompokkan menjadi tiga
fungsi, yaitu :
Pemilihan SMBD
Dalam hal ini juga diperhatikan tentang jenis model SMBD (hirarkhi,
jaringan, relasional, orientasi obyek atau yang lain), struktur penyimpanan
data dan alur akses data, jendela perantara untuk pemakai dan pemrogram,
jenis Bahasa tingkat tinggi untuk menyusun pertanyaan, dan sebagainya.
(7)
Faktor faktor ekonomi dan organisasi dalam penentuan SMBD yang
harus digunakan sebagai berikut:
a. Struktur data
c. Transaksi data
(Waljiyanto;2000)
(8)
b. Buku 2
1. Proses Perancangan Basis Data
Proses perancangan basis data, terlepas dari masalah yang ditangani,
dibagi menjadi 2 tahapan:
1. perancangan basis data secara konseptual,
2. perancangan basis data secara logis, dan
3. perancangan basis data secara fisis.
Perancangan basis data secara konseptual merupakan upaya untuk
membuat model yang masih bersifat konsep. Perancangan basis data
secara logis merupakan tahapan untuk memetakan model konseptual ke
model basis data yang akan dipakai (model relasional, hirarkis, atau
jaringan). Namun sebagaimana halnya perancangan basis data secara
konseptual, perancangan ini tidak tergantung pada DBMS yang akan
dipakai. Itulah sebabnya perancangan basis data secara logis terkadang
disebut pemetaan model data [17]. Perancangan basis data secara fisis
merupakan tahapan untuk menuangkan perancangan basis data yang
bersifat logis menjadi basis data fisis yang tersimpan pada media
penyimpan eksternal (yang spesifik terhadap DBMS yang dipakai).Untuk
memahami kedua tahapan perancangan basis data tersebut, perlu kiranya
mengenal daur hidup pengembangan sistem (biasa disebut SDLC/System
Development Life Cycle) secara utuh. Hal ini disebabkan perancangan
basis data hanya merupakan bagian dari tahapan perancangan sistem, dan
tahapan perancangan sistem itu sendiri merupakan salah satu dari sejumlah
tahapan pada daur hidup pengembangan sistem.
1. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem terdiri atas sederetan kegiatan yang dapat
dikelompokkan menjadi beberapa tahapan. Ada berbagai pembagian
tahapan dalam pengembangan sistem, yaitu: Metodologi yang disebut
waterfall atau air terjun [20, 22] yang membagi daur hidup pengembangan
sistem menjadi 6 tahapan: konsepsi, pendahuluan, analisis, perancangan,
implementasi,dan pengujian. McLeod[18] mengemukakan 4 tahapan:
perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi. Fabbri dan
Schwab[1] membaginya menjadi 5 tahapan: studi kelayakan, rencana
pendahuluan, analisis sistem, perancangan sistem dan implementasi
sistem.
(9)
1. Tahapan Studi Kelayakan
Pada tahapan studi kelayakan, identifikasi terhadap kebutuhan sistem
baru mulai dilakukan. Identifikasi tidak hanya didasarkan oleh kebutuhan-
kebutuhan baru yang dikehendaki olch manajemen (yang sclama ini belum
terpenuhi), tetapi juga harus memperhatikan kebutuhan pada sistem yang
sudah ada, baik sistem manual maupun sistem otomasi. Hasil tahapan ini
berupa daftar kebutuhan, perkiraan biaya untuk membuat sistem baru, dan
juga solusi yang dikchendaki. Perkiraan biaya antara lain didasarkan oleh
DBMS yang digunakan (Oracle, Visual FoxPro, dan sebagainya) dan juga
komputer yang dipakai (mainframe, minikomputer, atau mikrokom puter).
2. Tahapan Rencana Pendahuluan
Tahapan rencana pendahuluan menentukan lingkup proyek atau sistem
yang akan ditangani. Hal ini digunakan untuk menentukan jadwal proyek.
Adapun lingkup sistem yang ditangani dijabarkan dalam bentuk DFD
konteks (atau sering disebut juga diagram konteks). DFD (Data Flow
Diagram) sering diterjemahkan menjadi diagram aliran data. DAD
merupakan alat yang biasa dipakai untuk mendokumentasikan proses
dalam sistem. DAD menekankan pada fungsi-fungsi di dalam sistem, cara
menggunakan informasi yang tersimpan dan pemindahan informasi
antarfungsi di dalam sistem. DAD konteks adalah DAD yang
memperlihatkan sistem sebagai sebuah proses. Tujuannya adalah
memberikan pandangan umum sistem. DAD konteks memperlihatkan
sebuah proses yang berinteraksi dengan lingkungannya. Ada pihak luar
atau lingkungan yang memberi masukan dan ada pihak yang menerima
keluaran sistem. Dalam hal ini pihak luar (sering disebut terminator) dapat
berupa sistem lain. suatu perangkat keras, orang, atau organisasi.
Gambar 3.1 memperlihatkan contoh DAD konteks, yang menggambarkan
secara umum sistem yang dipakai untuk menangani pembayaran royalti
buku.
Gambar 3.1 DAD konteks sistem penanganan royalti buku.
Diagram konteks di atas memberikan gambaran bahwa sistem
berinteraksi dengan empat terminator: Bagian Penjualan, Manajer
Keuangan, Bank, dan Pengarang. Tanda panah menyatakan masukan dan
keluaran sistem. Sebagai contoh, sistem menerima masukan berupa
laporan penjualan dari Bagian Penjualan. Pada tahapan selanjutnya,
tahapan analisis sistem. DAD konteks akan dijabarkan ke pandangan yang
lebih detail. Dalam beberapa literatur, DAD yang lebih detail daripada
DAD konteks disebut DAD analisis dan DAD model, sedangkan pada
sejumlah literatur yang lain disebut sebagai DAD saja.
(10)
3. Tahapan Analisis Sistem
Pada tahapan analisis sistem, analis sistem (orang yang
bertanggungjawab terhadap pengembangan sistem secara menyeluruh)
sering berdialog dengan pengguna untuk memperoleh informasi detail
kebutuhan pengguna. Pengumpulan kebutuhan pengguna biasa dilakukan
melalui wawancara, observasi, dan kuesioner. Hasil yang didapatkan
dipakai sebagai bahan untuk menyusun DAD untuk sistem baru. Gambar
3.2 memperlihatkan sebuah contoh DAD yang merupakan penjabaran dari
DAD konteks di depan.
No. DAD :1
Mencatat Buku
Terjual
Data buku
terjual
Jadwal
pembayaran
Catatan
Waktu
Royalti
pembayaran
Royalti
2 terbayar
Membuat
laporan royalti
jatuuh tempo royalti
Belum
terbayar
Ringkasan
royalti royalti
belum
terbayar
Daftar
Rencana transfer
pembayaran
3
Memproses
persetujuan
pembayaran bukti transfer
alamat
Surat
pemberitahuan
Nomor
rekening Data
Pengarang pembayaran
Rekening bank
Pembayaran
(11)
Proses yang terdapat pada DAD Gambar 3.2 biasa dijabarkan lebih rinci
ke dalam DAD yang lain. Sebagai contoh, Gambar 3.3 memperlihatkan
DAD untuk proses dengan nomor identifikasi 3 (Memproses pembayaran).
Catatan
Royalti
Ringkasan royalti
3.1 Royalti
royalti Belum
terbayar
terbayar
Membuat
rincian royalti
Per pengarang
Daftar
pembayaran Daftar
Rincian Rencana
royalti pembayaran
persetujuan
Salinan
bukti 3.2
transfer transfer
3.3 Mentransfer
uang
Membuktikan
surat
bukti transfer
pemberitahuan Nomor
rekening
Surat
pemberitahuan
alamat
Data
pembayaran
Pengarang
Rekening bank
Pembayaran
Terminator
Proses Data
(12)
Aliran Data
Penyimpan Data
Model yang digunakan pada buku ini didasarkan atas Yourdon Systems
Method [26].
Kegunaan : untuk menjelaskan setiap aliran data pada diagaram aliran data
DARI Bank
Bank pentransfer
Pengirim
KOMENTAR
(13)
McLeod menyebut kamus data yang digunakan untuk menyatakan clemen-
elemen data pada aliran data DAD dengan istilah kamus aliran data dan kamus
data untuk penyimpan data sebagai kamus penyimpan data. Deskripsi setiap
elemen đinyatakan dengan kamus elemen data.
4. Tahapan Perancangan Sistem
Tahapan perancangan sistem dibagi menjadi dua bagian:
1. Perancangan basis data, dan
2. Perancangan proses.
Perancangan basis data merupakan langkah untuk menentukan basis
data yang diharapkan dapat mewakili seluruh kebutuhan pengguna.
Penyusunan basis data ini berlandaskan kamus aliran data yang telah
dibuat pada tahapan sebelumnya.
Perancangan basis data secara konseptual terdiri atas tiga langkah berikut:
Aribut Hubungan
Enitas Kekangan
Kunci
Alternatif
Kunci
Primer
Nama Tipe Format Panjang Nilai
(14)
1. Entitas
Entitas terkadang disebut tipe entitas atau kelas entitas. Entitas
menyatakan objek atau kejadian. PELANGGAN, PENGAWAL,
DEPARTEMEN, PENGARANG,BUKU, MATAKULIAH merupakan
contoh entitas. Pada model relasional, entitas akan menjadi tabel.
2. Atribut
Atribut adalah item data yang menjadi bagian dari suatu entitas. Istilah
lain atribut adalah properti. Nama Pegawai ataupun NIP adalah contoh
atribut yang terdapat pada entitas PEGAWAI. Jumlah SKS. Kode
Matakuliah merupakan contoh atribut pada entitas MATAKULIAH.
3. Hubungan
Hubungan adalah asosiasi atau kaitan antara dua entitas. Misalnya,
antara DOSEN WALI dan MAHASISWA terdapat hubungan berupa
bimbingan Pada model relasional. hubungan akan menjadi kunci tamu
(Definisi kunci tamu dibahas di belakang).
4. Kekangan
Kekangan digunakan untuk melindungi integritas data (misalnya,
melindungi kesalahan sewaktu pengisian data).
5. Domain
Domain adalah himpunan nilai yang berlaku bagi suatu atribut. Kekangan
domain mendefinisikan nama, tipe, format, panjang, dan nilai masing-
masing item data. Anda akan sering menemui tipe seperti CHAR, dan
NUMERIC pada berbagai perangkat lunak basis data. CHAR menyatakan
tipe alfanumerik atau karakter (dapat berupa gabungan huruf simbol dan
angka). NUMERIC menyatakan tipe bilangan.
Sebagai contoh:
a. Kode suku cadang dinyatakan dengan KD SUKU_CD. bertipe
alfanumerik,
panjang 5 karakter, dengan format AA99 (A-huruf. 9-Ddigit).
b. Agama dinyatakan dengan nama AGAMA, panjang 1 karakter. dengan
kemungkinan nilai berupa 1. K. P. H. dan B (masing-masing untuk
menyatakan Islam, Katolik. Kristen. Hindu. dan Budha).
(15)
6. Integritas referensial
Integritas referensial adalah aturan-aturan yang mengatur hubungan
antara kunci primer dengan kunci tamu milik tabel-tabel yang berada
dalam suatu basis data relasional untuk menjaga konsistensi data. Tujuan
integritas referensial adalah untuk menjamin agar elemen dalam suatu
tabel yang menunjuk ke suatu pengenal unik pada suatu baris pada tabel
lain benar-benar menunjuk ke suatu nilai yang memang ada. Sebagai
contoh. dapatlah didefinisikan suatu aturan yang tidak memperkenankan
data pelanggan pada tabel PELANGGAN dihapus kalau data pelanggan
tersebut dipakai pada tabel lain (disebut integritas referensial
penghapusan) Contoh lain, seorang mahasiswa tidak diizinkan mendaftar
matakuliah yang tidak ditawarkan pada semester ini (integritas referensial
penyisipan).
Macam integritas referensial ada tiga, yaitu :
a. penambahan (insert).
b. penghapusan (Delete). Dan
c. peremajaan (Update).
Pembagian ini didasarkan oleh operasi yang akan dilakukan. Integritas
referensial pada peremajaan memungkinkan pengubahan suatu kunci pada
suatu tabel menyebabkan semua niiai pada tabel lain yang tergantung pada
tabel tersebut juga akan diubah (dikenai dengan istilah cascade upadate).
Kunci kandidat, kunci utama, kunci altermatif, dan kunci tamu akan
dijelaskan di belakang.
Perancangan basis data secara konseptual bersifat tidak tergantung oleh
DBMS. Contoh pendefinisian entitas bernama MAHASISWA :
PEGAWAI
NOMOR_PEG KARAKTER(6)
NAMA_PEG KARAKTER(25)
(16)
Entitas : PEGAWAI
(17)
BULAN_PEMBAYARAN_2
(18)
Gambar 3.8 Daftar entitas sistem penanganan royalti buku pada keadaan
awal
BUKU
IDENTITAS_BUKU
JUDUL_BUKU
(19)
DOSEN
NAMA_DOSEN
GAJI_DOSEN
TELPON_DOSEN
KANTOR_DOSEN
BEBAN_AJAR
Pada contoh diatas, BEBAN_AJAR menyatakan matakuliah yang diampu
oleh seorang dosen. Oleh karena seorang dosen kemungkinan besar
mengajar lebih dari sebuah matakuliah, maka atribut ini menyatakan suatu
pengulangan.
Solusi persoalan ini adalah sebagai berikut:
DOSEN
NAMA_DOSEN
GAJI_DOSEN
TELPON_DOSEN
KANTOR_DOSEN
AJAR
MATA KULIAH
Pada contoh ini, item yang semula bernama BEBAN_AJAR sekarang
diwakili oleh MATA KULIAH, dan entitasnya diberi nama AJAR.
Berdasarkan pedoman diatas, entitas-entitas yang ada pada Gambar 3.8
akan menjadi sejumlah entitas sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
3.9.
BUKU
JADWAL_PEMBAYARAN
IDENTITAS_BUKU
BULAN_PEMBAYARAN_1
NAMA_BUKU
BULAN_PEMBAYARAN_2
(20)
CATATAN_ROYALTI REKENING_BANK
PERIODE
NAMA_BANK
TOTAL_BUKU_TERJUAL
ALAMAT_BANK
BESAR_ROYALTI
NO_REKENING
PENGARANG PEMBAYARAN
NAMA_PENGARANG
TANGGAL_TRANSFER
ALAMAT
NO_TRANSFER
TELPON
NILAI_TRANSFER
BANK_PENTRANSFER
NAMA_BANK_KIRIM
ALAMAT_BANK_KIRIM
Gambar 3.9 Daftar entitas hasil revisi
Entitas yang ada pada suatu sistem umumnya banyak. Antarentitas
memiliki hubungan. Hubungan antarentitas biasa dinyatakan dengan
diagram E-R (Entity-relationship) atau diagram entitas hubungan. Contoh
diagram E-R ditunjukan pada Gambar 3.10
Pelanggan
Menyewa
Mobil
(21)
Gambar 3.10 Hubungan antara entitas PELANGGAN dan MOBIL
dinyatakan dengan diagram E-R.
Pada gambar didepan, belah ketupat dengan tulisan “Menyewa”
menyatakan hubungan antara dua entitas (PELANGGAN dan MOBIL).
Tulisan 1 dan M pada hubungan diatas biasa dinyatakan dengan notasi
1:M. Notasi ini menyatakan hubungan antara PELANGGAN dan MOBL
bersifat “ satu ke banyak”. Artinya, seseorang pelanggan dapat menyewa
lebih dari satu mobil.
Model diagram E-R sangat bervariasi. Terkadang bentuk seperti di atas
dinyatakan sebagaimana terlihat dibawah ini.
Pelanggan
Selain diagram E-R, diagram lain yang sering dipakai adalah diagram
struktur data (disebut juga diagramBachman [8]). Diagram ini menyerupai
diagram E-R. Hubungan antar entitas didalam diagram struktur data
dinyatakan dengan garis dan panah. Dua panah identik dengan 1 pada
diagram E-R. Gambar 3.11 memperlihatkan contoh diagram struktur data
yang menyatakan hubungan antara entitas PELANGGAN dan MOBIL.
Pelanggan
Mobil
(22)
Kunci Primer
Kunci primer adalah kunci kandidat yang dipilih sebagai kunci utama
untuk mengidentifikasi baris dalam tabel.
Kunci Alternatif
Kunci alternatif adalah semua kunci kandidat yang tidak bertindak sebagai
kunci primer.
Kunci Tamu
Kunci tamu (kadang disebut kunci asing) adalah sembarang atribut yang
menunjuk ke kunci primer pada tabel lain.
PELANGGAN
KOTA
KODE_KOTA NAMA_KOTA
1101 SEMARANG
1201 YOGYA
1202 SLEMAN
1203 BANTUL
(23)
NAMA_BUKU
NAMA_BANK
CATATAN ROYALTI
ALAMAT_BANK
KODE ROYALTI
NO_REKENING
PERIODE
TOTAL_BUKU_TERJUAL
NILAI_ROYALTI PEMBAYARAN
KODE
PEMBAYARAN
PENGARANG
TANGGAL_TRANSFER
KODE PENGARANG
NO_TRANSFER
NAMA_PENGARANG
NILAI_TRANSFER
ALAMAT
TELPON BANK_PENTRANSFER
JADWAL PEMBAYARAN KODE BANK
KODE_JADWAL
NAMA_BANK_KIRIM
BULAN_PEMBAYARAN_1
ALAMAT_BANK_KIRIM
BULAN_PEMBAYARAN _2
Gambar 3.15 Tabel-tabel pada sistem penanganan royalti buku
dilengkapi dengan kunci (dinyatakan dengan garis bawah)
Hasil pada Gambar 3.15 merupakan contoh model konseptual. Model ini
dapat dituangkan ke model basis data yang akan digunakan (tahapan
perancangan basis data secara logis).
(24)
Pada perancangan basis data secara logis, hanya pemetaan ke
model relasional yang dibahas, mengingat model ini paling banyak dipakai
pada PC. Pemetaan ke model hirarkis dan jaringan dibahas oleh Atre[21].
Pada model relasional, setelah tabel dilengkapi dengan kunci yang
bersifat unik, langkah selanjutnya adalah menerjemahkan hubungan
antartabel ke dalam kunci tamu. Cara melakukan penerjemahan ditentukan
oleh jenis hubungan antartabel. Dalam hal ini ada tiga macam hubungan:
1. Hubungan satu ke satu (1:1),
2. Hubungan satu ke banyak (1:M), dan
3. Hubungan banyak ke banyak (M:N).
Hubungan satu ke satu ditangani dengan cara menyamakan kunci
primer masing-masing tabel. Penyamaan kunci ini dilakukan hanya untuk
memudahkan mengingat-ingat. Apabila nama kunci berbeda, gantilah
nama kunci pada salah satu tabel dengan nama kunci tabel lainnya.
Sebagai contoh, PENGARANG dan REKENING_BANK memiliki
hubungan satu ke satu. Setiap pengarang hanya mengajukan sebuah nomor
rekening. Pada keadaan seperti ini kunci pada PENGARANG, yaitu
KODE_PENGARANG, diberikan ke REKENING_BANK untuk
menggantikan KODE_REKENING. Dengan demikian tabel
REKENING_BANK berubah menjadi:
REKENING_BANK
KODE_PENGARANG
NAMA_BANK
ALAMAT_BANK
NO_REKENING
Contoh hubungan satu ke satu yang lain adalah PENGARANG dan
JADWAL_PEMBAYARAN. Hasilnya, KODE_PENGARANG
menggantikan KODE_JADWALpada JADWAL_PEMBAYARAN.
Hubungan satu ke banyak ditangani dengan cara menaruh kunci
tabel yang berada pada sisi “satu”ke tabel yang bersisi “banyak”, sebagai
contoh adalah hubungan antara tabel PENGARANG dan BUKU. Perlu
diketahui bahwa sebenarnya hubungan BUKU dan PENGARANG adalah
banyak ke banyak, tetapi ada penerbit yang membuat ketentuan bahwa bila
sebuah buku ditulis oleh beberapa orang, maka hanya satu orang yang
mewakili menerima royalti. Itulah sebabnya hubungan antara
PENGARANG dan BUKU pada sistem ini bersifat satu ke banyak.
Dengan demikian tabel BUKU akan berubah menjadi:
(25)
BUKU
IDENTITAS BUKU
NAMA_BUKU
KODE_PENGARANG
KODE_PENGARANG pada tabel BUKU bertindak sebagai kunci
tamu.
BUKU
IDENTITAS_B NAMA_BU KODE_PENGAR
UKU KU ANG
970001 Turbo A00001
970002 Pascal B00022
970003 C++ A00001
970004 Turbo A00001
Prolog
Visual C++
PENGARANG
KODE_PENGARAN NAMA_PENGARANG
G
A00001 Abdul Kadir
A00002 Ardiansyah
A00003 Avian Suwandi
(26)
(27)
Setelah semua hubungan diterjemahkan menjadi kunci tamu, perlu
dilakukan normalisasi terhadap tabel-tabel yang sudah terbentuk.
Normalisasi biasanya hanya dipakai untuk verifikasi, untuk meyakinkan
bahwa tidak perlu lagi ada perubahan-perubahan pada tabel.
Setelah semua tabel dinormalisasi (memenuhi kriteria normalisasi),
maka proses perancangan basis data secara fisik mulai dilakukan. Tahapan
ini bergantung kepada DBMS yang digunakan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan antara lain:
Mendefinisikan seluruh kolom untuk semua tabel,
Mendefinisikan kebutuhan integritas referensial,
Mendefinisikan view atau pandangan,
Mendefinisikan indeks.
Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan perintah-perintah
yang tersedia pada DBMS.
Perancangan proses biasanya menghasilkan dokumentasi
perancangan dalam bentuk Spesifikasi Program dan Bagan Struktur
Sistem. Spesifikasi Program dipakai sebagai petunjuk bagi pemrogram
agar dengan mudah dapat menuangkan proses ke dalam program. Bagan
Struktur Sistem memperlihatkan seluruh program dalam sistem baru dan
hirarki kontrol terhadap program-program tersebut.
Gambar 3.18 memperlihatkan contoh Bagan Struktur Sistem
Menampilkan
menu
sistem royalti
Memproses
Menu Menampilkan
pembayaran
sistem royalti menu laporan
royalti
Membuat laporan
Pemasukan data buku
royalti jatuh tempo
Pemasukan data
royalti
(28)
(Abdul Kadir;2002)
(29)
c. Buku 3
1. Langkah Awal Perancangan Basis Data
a. Mengidentifikasi tujuan sistem secara tepat
Programer di sini menentukan tujuan dari pembuatan aplikasi basis
data, penetuan format dari basis data dan sasaran pengguna data base
untuk siapa.
b. Berdiskusi dengan user untuk mengidentifikasi bentuk forms dan reports
Dalam merancang sebuah basis data programer harus menentukan
bentuk forms dan reports yang mudah dipakai dan dimengerti oleh user.
Dengan adanya ini memungkinkan aplikasi basis data sedikit mengalami
kerumian ketika akan dipakai oleh user.
c. Merancang classes (table) dan relationship
Sebelum membuat aplikasi program basis data, programmer harus
membuat gambaran mengani kemungkinan tabel-tabel yang akan
digunakan dan relationship diantara tabel-tabel tersebut, sehingga ketika
melakukan pembuatan aplikasi si programer sudah mempunyai gambaran
tentang sistem basis datanya.
d. Mengidentifikasi semua business constraint
Programer basis data harus mengetahui batasan-batasan dari semua
business constrain yan digunakan dalam aplikasi basis datanya, sehingga
tidak ada kesalahan dalam aplikasi basis data.
e. Memeriksa ulang kecocokan design dengan business rules yang ada
Setelah aplikasi basis data selesai programer harus memeriksa kembali
kecocokan design basis data dengan aturan bisnis, aplikasi yan dibuatt
sudah tepat, hal ini bertujuan meminimalisir kesalahan dikemudian hari.
2. Syarat Perlunya Normalisasi
a. Fleksibilitas
Terdapat struktur yang mendukung berbagai cara untuk menampilkan
data, sehingga ketika user menjalankan aplikasi dengan maksud yang di
inginkan aplikasi basis data berjalan memenuhi permintaan user.
Programer harus merancang semua kemungkinan yang akan terjadi dalam
aplikasi basis data ketika user menggunakan aplikasinya.
b. Integritas data
Semua data dalam basis data yang saling berkaitan harus terhubung
dalam suatu relationships, adanya modification anomalies yang
disebabkan oleh penghapusan, pengisian, pembaruan data harus dapat
dicegah, agar tidak membuat isi data berantakan. Masalah ini harus dapat
dicegah supaya ketika suatu data berubah maka semua data yang berkaitan
dengan data tersebut dapat berubah secara otomatis.
(30)
c. Efficiency
Dalam basis data kita harus meminimalisir terjadinya pengulangan
data dalam suatu tabel, hal ini akan memperbesar ukuran dari basis data
membengkak sehingga memerlukan ruang penyimpanan yang besar pula,
maka perlu dilakukan efisiensi untuk menghemat media penyimpanan.
d. Menghindari modification anomaly
Desain basis data yang baik meyakinkan bahwa user bisa mengubah isi
data tanpa efek yang tidak diharapkan. Modification anomaly adalah efek
yang tidak diharapkan saat kita melakukan modifikasi terhadap basis data.
1. Insertion anomaly : penambahan suatu fakta dalam suatu entity tidak dapat
dilakukan sampai dengan suatu fakta mengenai entity lain ditambahkan
pula.
2. Update anomaly : untuk mengubah suatu single row, kita harus mengubah
beberapa row yang lain.
3. Delection anomaly : penghapusan suatu row bisa menyebabkan data yang
lain ikut terhapus.
3. Definisi Normalisasi
(31)
4. Functional Dependency
Loan-number amount
Loan-number branch-name
Loan-number customer-name
(32)
Karena pada umumnya, loan diberikan kepada lebih dari satu customer.
(Widodo.A.W, Kurnianingtyas.D;2017)
(33)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem basis data merupakan sebuah sistem penyimpanan kumpulan
file-file yang saling berkaitan dengan file yang lainnya serta pengelolaan
data dengan menggunakan komputer membentuk suatu bangunan data
untuk memberikan informasi, sehingga informasi yang disediakan cepat
dan akurat.
Form digunakan untuk merepresentasikan ke user atau menerima inputan
dari user data-data dalam tabel/query dalam bentuk interface grid, tombol dan
lain-lain. Form dalam Accessdapat dimasukkan ke dalam form lain sebagai
control sub form, biasanya jika kita bekerja dalam transaksi master detail.
Report merupakan fasilitas dalam Microsoft Access yang berfungsi untuk
mencetak data dalam bentuk laporan, dapat berasal dari tabel maupun query.
Cara yang mudah untuk membuat report adalah dengan Create report by using
wizard
3.2 Saran
1. Buku 1 dan buku 3 seharusnya cakupan point materinya lebih luas seperti
pada buku 2
2. Buku 2 lebih cocok digunakan sebagai referensi dibandingkan buku 1 dan
buku 3
(34)
DAFTAR PUSTAKA
(35)
LAMPIRAN
(36)